Anda di halaman 1dari 12

Fitriani, dkk, Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Sains Sederhana 153

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui


Kegiatan Sains Sederhana Kelompok B TK Ananda
Makassar
Fitriani1, Herman2, Isnawati Zainuddin3
1TK Ananda Makassar, 2,3Universitas Negeri Makassar

fradieth.rsk@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan kemampuan kognitif
anak belum berkembang secara optimal. Untuk merespon hal itu, maka peneliti melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan kognitif anak kelompok B TK
Ananda Makassar melalui kegiatan sains sederhana. Adapun jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan subjek
penelitian adalah anak didik kelompok B TK Ananda Makassar pada semester II 2020/2021
yang berjumlah 6 anak. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan observasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif. Dari penelitian yang
dilakukan, didapatkan hasil kemampuan kognitif berkembang sesuai harapan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa melalui kegiatan sains sederhana dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak kelompok B TK Ananda Makassar.

Kata kunci : kegiatan sains sederhana, kemampuan kognitif

1. PENDAHULUAN upaya pembinaan yang di tujukan kepada


anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.
Anak dilahirkan dengan bakat untuk Maka meningkatkan kemampuan meneliti
menjadi ilmuwan. Ia dilahirkan dengan sains sederhana pada anak, termasuk peranan
membawa sesuatu keajaiban yaitu dorongan yang sangat penting dalam membantu
rasa ingin tahu atau mencari tahu tentang apa meletakkan dasar kemampuan dan
yang ia lihat, dengar dan rasakan di pembentukan sumber daya manusia yang
lingkungan sekitarnya. Orang dewasa yang diharapkan.
ada disekeliling anak seperti orang tua di Salah satu bentuk pendidikan pada
rumah, atau guru di sekolah atau tempat anak Taman Kanak-kanak yang menunjang
pendidikan anak usia dini berperan penting perkembangan kognitifnya yaitu melalui
dalam membantu anak untuk bermain sains. Perkembangan kognitif masa
mengembangkan rasa keingintahuannya. kanak-kanak merupakan masa bermain
Melalui berbagai stimulasi yang diberikan, sehingga hal-hal yang diajarkan kepada
anak akan mulai mengerti dan memahami mereka lebih mudah untuk dipahami dan
dunia sekeliling mereka. diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan UU RI Nomor.20 Tahun Peningkatan kemampuan sains (ilmu
2003 tentang sistem pendidikan Nasional bab pengetahuan) merupakan sebagai suatu
1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa pengetahuan yang sistemis dan tangguh
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu dalam arti merupakan suatu hasil atau
154 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2021

kesimpulan yang didapat dari berbagai rangsangan. Masa peka merupakan kondisi
peristiwa. Kemampuan sains sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan
penerapan metode ilmiah adalah teknik atau agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
cara yang dilakukan oleh imuwan dengan bahasa, serta sosial emosional. Montessori
cara mempelajari dan melakukan eksperimen (Sujiono, 2008: 54) menyatakan bahwa
atau percobaan melalui observasi “masa tersebut merupakan periode sensitive
(pengamatan), penelitian (penyelidikan) dan (sensitive period), di mana anak secara
eksperimen (percobaan). Dengan perkataan khusus mudah menerima stimulus-stimulus
lain, merupakan suatu perangkat aturan untuk dari lingkungannya”. Dengan demikian masa
memecahkan masalah, untuk mendapatkan usia dini adalah masa yang paling tepat dan
atau mengetahui penyebab dari suatu sangat menentukan bagaimana anak
kejadian, dan untuk mendapatkan teori-teori kedepannya. Salah satu aspek perkembangan
dari objek yang di amati di sekeliling kita. anak usia dini yang sangat penting adalah
Hakikat pengembangan sains di TK aspek kognitif. Perkembangan kognitif
merupakan kegiatan belajar melalui bermain menggambarkan bagaimana pikiran anak
yang menyenangkan dan menarik melalui berkembang dan berfungsi, sehingga dapat
pengamatan, penyelidikan dan percobaan berfikir. Perkembangan kognitif adalah
untuk mencari tahu atau menemukan proses dimana individu dapat meningkatkan
jawaban tentang segala sesuatu yang ada di kemampuan dalam menggunakan
dunia sekitar. Sesuai dengan pengembangan pengetahuannya. Kognisi adalah fungsi
program pembelajaran yaitu tanggap mental yang meliputi persepsi, pikiran,
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan simbol, penalaran, dan pemecahan masalah.
dan teknologi serta seni berkembang secara Istilah kognisi (cognition) dimaknai sebagai
dinamis, dan mendorong semangat peserta setrategi untuk mereduksi kompleksitas
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan dunia. kognisi juga dimaknai sebagai cara
secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan bagaimana manusia menggambarkan
dan teknologi tersebut. pengalaman mengenai dunia dan bagaimana
Anak adalah ilmuwan alamiah, mengorganisasi pengalaman mereka. Aspek
karena melalui panca inderanya anak mampu yang dipantau dari Perkembangan aspek
mengamati fenomena alam di sekelilingnya. Kognitif yaitu :
Untuk mendorong hal ini banyak cara yang 1)Informasi/pengetahuan figurative
dapat dilakukan orang dewasa dalam 2)Pengetahuan prosedur/operatif
membantu anak agar dapat tumbuh menjadi 3)Pengetahuan temporal dan special
anak ilmuwan muda yang kreatif dan 4)Pengetahuan dan pengingat memori
inovatif. Seiring dengan perkembangan ilmu Secara analitis, beberapa ahli
pengetahuan dan teknologi yang semakin mencoba memberikan batasan sains dengan
canggih saat ini, maka diperlukan kegiatan mencoba membagi sains berdasarkan
yang dapat dilakukan untuk memahami dimensi pengkajiannya. Sumaji (1988: 4)
gejala alam agar memiliki kebermaknaan menyatakan bahwa secara sempit “sains
bagi anak didik. Tidak dapat dipungkiri adalah ilmu pengetahuan alam (IPA)”.
bahwa kegiatan sains belum sepenuhnya Terdiri atas psikal dan life sciences.
dapat dilakukan dan belum sepenuhnya Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu
memperoleh dukungan baik dari orang tua astronomi ,kimia, biologi, memeriologi,
maupun pendidik (Yuliani Nuraini Sujiono, meteorologi dan fisika, sedangkan life
2008). sciences meliputi biologi, zoologi, dan
Masa usia dini adalah masa anak fisiologi, sedangkan Ements hagel
sedang mengalami masa pekanya, pada masa (Indrawati, 1995: 4) memandang sains dari
ini anak sangat sensitif menerima tiga aspek sebagai berikut:
Fitriani, dkk, Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Sains Sederhana 155

Pertama, dari aspek tujuan, sains Berdasarkan defenisi-defenisi yang


adalah sebagai alat untuk menguasai telah disajikan, dapat di simpulkan bahwa
alam dan untuk memberikan sains adalah kemampuan kreatif anak dalam
sumbangan kepada kesejahteraan melakukan kegiatan, dan dapat di pandang
manusia. Kedua, sains sebagai suatu baik sebagai suatu proses, maupun hasil atau
pengetahuan yang sitimatis dan produk, serta sebagai sikap. Dengan kata lain
tangguh dalam arti merupakan suatu sains dapat dipandang sebagai satu kesatuan
hasil atau kesimpulan yang di dapat dari proses, sikap dan hasil.
dari berbagai peristiwa. Ketiga, sains Aktivitas percobaan sederhana dapat
sebagai metode, yaitu merupakan suatu juga disebut sebagai metode eksperimen atau
perangkat aturan untuk memecahkan metode percobaan. Sutikno (2014:51)
masalah, untuk mendapatkan atau menyatakan bahwa “metode eksperimen
mengetahui penyebab dari suatu adalah metode pembelajaran yang
kejadian, dan untuk mendapatkan memungkinkan peserta didik melakukan
hukum-hukum atau teori-teori dari percobaan untuk membuktikan sendiri suatu
objek yang diamati. pernyataan atau hipotesis yang
Berdasarkan defenisi di atas, bahwa dipelajari”.Metode ini menekankan pada
sains dapat di pandang sebagai suatu dimensi pembangunan pengetahuan dengan
yang terdiri suatu proses, maupun produk melibatkan anak secara langsung dalam
atau hasil serta sebagai sikap. Apabila membangun pengetahuan mereka sendiri.
pembelajaran sains yang dapat di Selajan dengan pendapat di atas,
kembangkan meliputi tiga subtansi mendasar, Djamarah (2006:84) menyebutkan bahwa
yaitu pendidikan dan pembelajaran sains “metode eksperimen adalah cara penyajian
berisi program yang memfasilitasi pelajaran dimana siswa melakukan
penguasaan proses sains, penguasaan produk percobaan dengan mengalami dan
sains serta program yang memfasilitasi membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
pengembangan-pengembangan sikap sains. Menurut Arey Nei (Modul IGTKI,
Sains sebagai suatu sikap, atau 2001: 25) menyatakan bahwa dalam
dikenal dengan istilah sikap keilmuan, menerapkan kegiatan sains di taman kanak-
maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini kanak diperlukan teknik-teknik yang dapat
dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh mendukung kegiatan sains seperti berikut:
seorang ilmuwan khususnya ketika mencari 1) Observasi menggunakan seluruh panca
atau mengembangkan pengetahuan baru. Di indera dalam melakukan pengamatan; 2)
antara sikap tersebut adalah rasa tanggung prediksi, membuat prediksi yang logis
jawab yang tinggi, rasa ingin tahu, disiplin, berdasarkan pengamatan dan pertanyaan
tekun, jujur dan terbuka terhadap pendapat yang ingin dijawab; 3) Investigasi
orang lain. menyelidiki lebih lanjut dengan melakukan
Sehubungan dengan hal tersebut di eksperimen; 4) Komparasi, membandingkan
atas, yang menjadi pertanyaan adalah dengan baik persamaan maupun perbedaan
“Bagaimanakah cara seorang ilmuan mencari objek atau ide; 5) Klarifikasi,
tahu tentang dunia?”. Tentu saja jawabannya mengelompokkan dan memilih berdasarkan
adalah dengan menggunakan metode ilmiah. kategori; 6) Eksplarasi, menerangkan dengan
Metode ilmiah adalah teknik atau cara yang menggunakan kata-kata secara verbal melalui
dilakukan oleh ilmuan dengan cara gambar yang kemudian melalui tulisan
mempelajari dan melakukan eksperimen atau mendeskripsikan apa yang terjadi; 7)
percobaan melalui observasi (pengamatan), Mencatat, baik menggunakan gambar
penelitian (penyelidikan), dan eksperimen maupun dengan tulisan.
(percobaan).
156 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2021

Menurut Sujiono (2008: 128) “ Pada (2008: 105) menyatakan bahwa “pusat ini
setiap perkembangan anak memiliki terutama menarik dan manfaat bagi anak
karakteristik yang berbeda dalam melakukan dengan kecerdasan yang lebih kuat pada
kegiatan sains”. Kegiatan sains hendaknya naturalis dan logis matematis”.
dapat menstimulasi kegiatan belajar kognitif Menurut Suyanto (2005: 12) dalam
anak. Selain itu, kegiatan sains juga harus pembelajaan di Taman Kanak-Kanak,
juga dapat merangsang aspek perkembangan khususnya yang terkait dengan sains
lainnya sosio-emosional, fisik dan kreatifitas sebaiknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
dimana hal ini akan ikut terbangun dalam 1. Kongkret dan dapat dilihat langsung
segala aktifitas sains yang dilakukan anak 2. Bersifat pengalaman
bersama dengan guru dan atau orang tua. 3. Seimbang antara kegiatan fisik dan mental
Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan 4. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
belajar sains pada anak sangat tergantung 5. Sesuai dengan kebutuhan individual anak
pada pengalaman, usia dan tingkat 6. Mengembangkan kecerdasan anak
perkembangannya. Menurut Sujiono (2008: 7. Sesuai dengan model belajar anak
132) berdasarkan kelompok atau usia seperti 8. Terpadu
dibawah ini: 9. Kontekstual dan multi konteks
Usia 5-6 tahun Sesuai pendapat di atas akan di
a. Anak mampu merencanakan penelitian jelaskan sebagai berikut:
yang berhubungan dengan pemecahan 1. Kongkrit dan dapat dilihat langsung
masalah; Anak dapat dilatih untuk membuat
b. Dapat mengikuti tiga tahap tujuan dan hubungan sebab akibatjika dapat dilihat
menikmati beberapa penelitian langsung secara langsung. Untuk itu gutu TK
pada guru. hendaknya menggunakan berbagai benda-
c. Memiliki perhatian yang intens untuk benda nyata untuk belajar anak. Berbagai
berbagai aktifitas sains, mereka mulai benda tersebut dapat berupa benda-benda di
dapat menikmati kegiaatan yang alam, manipulative alat-alat permainan san
dilakukan dalam rukun waktu beberapa alat-alat percobaan. Dalam proses
hari pembelajaran hendaknya anak dapat
d. Mulai dapat memahami konsep sains yang berinteraksi dengan benda-benda, bermain
bersifat abstrak tetapi tetap dengan contoh dan melakukan eksplorasi agar mereka
nyata yang kongkret dan praktek memperoleh pengalaman langsung.
langsung. 2. Bersifat pengenalan
e. Senang menggunakan gambar-gambar dan Pembelajaran hendaknya menekankan
menulis berbagai pengalaman yang pada proses pengenalan anak dengan
mereka dapatkan dalam praktek sains berbagai benda, fenomena alam dan
yang mereka lakukan. fenomena sosial. Fenomena tersebut akan
Pusat ilmu pengetahuan merupakan mendorong anak tertarik terhadap persoalan
tempat menarik untuk mencampur, sehingga ia ingin belajar lebih lanjut. Guru
menguasai, melakukan percobaan dan hendaknya tidak memaksa anak untuk
menyelidiki dunia. Pusat ini juga bisa disebut berfikir logis dan rasional sebagaimana orang
pengetahuan, anak memiliki kesempatan dewasa untuk mengambil kesimpulan dari
untuk menggunakan semua inderanya pada fenomena tersebut.
saat mereka menyelidiki prinsip ilmiah dasar 3. Seimbang antara kegiatan fisik dan mental
dan alami. Pusat ilmu pengetahuan Anak TK sangat senang bermain
merupakan tempat yang aktif dan meriah dengan benda-benda dan dengan orang lain.
yang penuh dengan perubahan dan Dalam pembelajaran sains kegiatan anak
kesempatan bagi keajaiban. Menurut Nielsen berinteraksi dengan benda dikenal dengan
Fitriani, dkk, Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Sains Sederhana 157

Hands on science. Anak dapat menggunakan sekedar menjejali anak dengan informasi dan
kelima inderanya untuk melakukan observasi hafalan.
terhadap berbagai benda, gejala benda dan 7. Sesuai dengan model belajar anak
gejala peristiwa. Tipe kecerdasan dan modalitas belajar
Guru dapat mengarahkan anak untuk anak yang berbeda menyebabkan anak-anak
mengindera gejaa benda dan gejala peristiwa belajar dengan cara yang berbeda. Modalitas
dari benda-benda tersebut. Selanjutnya guru belajar ialah semua indera yang mendukung
dapat memberikan pertanyaan untuk fungsi belajar. Oleh sebab itu guru perlu
menstimulasi anak berfikir lebih jauh mengenal model belajar masing-masing anak
berdasarkan hasil penginderaannya. dan memanfaatkannya untuk membantu anak
4. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak agar belajar secara optimal.
Pembelajaran untuk anak usia dini 8. Terpadu
harus sesuai dengan tingkat perkembangan Pembelajaran anak usia dini
anak. Pada umumnya anak normal, pada usia sebaiknya bersifat terpadu atau terintegrasi.
yang sama memiliki tingkat perkembangan Anak tidak belajar mata pelajaran tertentu
yang sama. Dengan demikian pembelajaran secara terpisah seperti matematika, sains,
anak usia dini harus disesuaikan baik lingkup bahasa, tetapi dari fenomena dan kejadian
maupun tingkat kesulitannya dengan yang terjadi di sekitar anak maka melalui
kelompok usia anak. bermin anak dapat belajar berhitung,
5. Sesuai dengan kebutuhan individual anak mengenal konsep sains, seni dan bahasa.
Selain disesuaikan dengan kelompok 9. Konstektual dan multi konteks
usia anak, pembelajaran anak usia dini perlu Pembelajaran anak usia dini harus
memperhatikan kebutuhan individual. Di kontekstual dan menggunakan banyak
sadari sepenuhnya bahwa pada dasarnya anak konteks. Apa yang dipelajari anak adalah
itu unik, ia memiliki karakteristik, bakat dan persoalan nyata sesuai dengan kondisi
minat sendiri yang berbeda dengan anak dimana anak berada. Guru hendaknya
yang lain. Oleh karena itu guru dituntut arif menekankan pembelajaran tidak menonton
dan bijaksana menangani kelas yang dalam kelas, membimbing anak untuk
memiliki anak-anak yang sangat beragam memonitor hasil belajarnya sehigga ia
kondisi fisik dan mentalnya dengan cara mampu belajar secara mandiri, mendorong
memberikan pelajaran yang sesuai dengan anak didik untuk saling belajar dengan
kebutuhan individual anak. temannya, memberikan bantuan kepada anak
didik mengembangkan potensinya secara
6. Mengembangkan kecerdasan anak optimal.
Pembelajaran anak usia dini Berdasarkan pengamatan penulis
hendaknya mengembangkan kecerdasan pada Taman Kanak-Kanak Ananda
penelitian dibanding ilmu tentan syaraf Kecamatan Tamalate Kota Makassar, bahwa
menemukan bahwa kecerdasan sangat kemampuan kognitif anak dalam hal ini
dipengaruhi oleh banyaknya sel syaraf otak, kemampuan sains belum optimal, adapun
hubungan antara sel syaraf otak dan tanda-tandanya yaitu ada anak yang belum
keseimbangan kinerja otak kanan dan otak mampu menceritakan dua buah benda, belum
kiri. Di mana pada usia dini (0-8 tahun) dapat menceritakan proses terapung dan
merupakan usia yang sangat kritis bagi tenggelam, belum mampu mencari benda-
pengembangan kecerdasan anak. Dengan benda berdasarkan fungsinya.
demikian,guru,orang tua perlu memahami Berdasarkan latar belakang diatas
teknis stimulasi otak yang tepat untuk maka penulis tertarik melakukan penelitian
mengembangkan kecerdasan anak bukan dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan
Kognitif Anak Melalui Kegiatan Sains
158 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2021

Sederhana Kelompok B TK Ananda 1. Siklus I


Makassar” a. Perencanaan (Planning)
1) Penulis melakukan observasi atau
2. METODE pengamatan tentang kondisi anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar di TK
Penelitian ini menggunakan model Ananda. Dari sini penulis dapat
penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart mengambil kesimpulan tentang
(Arikunto, 2010:83), yaitu berbentuk spiral kemampuan kognitif anak dalam kegiatan
dari siklus yang satu ke siklus yang sains, apakah sudah bagus atau masih
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning perlu di kembangkan.
(rencana), action (tindakan), observation 2) Mengidentifikasi permasalahan dalam
(pengamatan), dan reflection pelaksanaan pengajaran yang
(refleksi).Langkah pada siklus berikutnya berhubungan dengan kegiatan sains dalam
adalah perncanaan yang sudah direvisi, meningkatkan kemampuan kognitif anak
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum di TK Ananda.
masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan 3) Menyiapkan RPPH (Rencana Program
pendahuluan yang berupa identifikasi Pembelajaran Harian)
permasalahan. 4) Penulis berdiskusi dengan guru TK dalam
Penelitian ini dilaksanakan di TK merencanakan jenis kegiatan sains yang
Ananda Kota Makassar pada bulan Juni-Juli dapat meningkatan kemampuan kognitif
Semester genap tahun pelajaran 2020-2021. anak pada TK Ananda.
Subyek penelitian adalah Peserta didik 5) Menyiapkan media pembelajaran yang
Kelompok B TK Ananda Kota Makassar akan di gunakan dalam kegiatan sains
tahun pelajaran 2020-2021 sebanyak 6 orang yaitu terapung dan tenggelam
peserta didik, 3 laki-laki dan 3 perempuan. menngunakan beberapa benda,
Penelitian ini dilakukan dengan mencampur warna, terapung dan
menggunakan metode penelitian tindakan tenggelam buah jeruk, dan gula pelangi.
kelas yang terdiri dari beberapa siklus. 6) Menyiapkan lembar observasi guru dan
Adapun langkah-langkah dalam siklus terdiri observasi anak.
dari perencanaan, tindakan, observasi, b. Pelaksanaan ( Acting)
refleksi. Tahapan tindakan dapat di lihat pada Penelitian tindakan kelas ini
bagan berikut. dilakukan melalui bermain, dan variabel
yang ingin diteliti oleh peneliti adalah
penggunaan kegiatan sains dalam
meningkatkan kemampuan kognitif anak usia
dini, dengan terlebih dahulu menata ruang
belajar serta menyiapkan perangkat
pembelajaran yang akan di gunakan.
c. Pengamatan (Observasi)
Tahap ini merupakan tahap dimana
guru dapat menilai tujuan pembelajaran yang
telah dicapai. Tahap observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat serta
Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas melaksanakan evaluasi. Observasi ini
Oleh Arikunto dkk (2010:16) dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Fitriani, dkk, Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Sains Sederhana 159

d. Refleksi (Reflecting) menentukan tahap-tahap kegiatan sains


Refleksi di lakukan pada saat yang akan dilakukan.
berakhirnya semua kegiatan. Refleksi pada c. Dokumentasi
siklus pertama ini dilakukan dengan cara Dokumentasi digunakan uantuk
melakukan diskusi dengan guru-guru di TK mengambil atau mengumpulkan data
Ananda mengenai: tentang keadaan anak dalam melakukan
1) Analisa Tindakan yang baru dilakukan kegiatan sains, yang berupa foto-foto
2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan kegiatan anak, lembar observasi guru dan
rencana dan pelaksanaan tindakan yang anak, dan dokumen sekolah sebagai
telah dilakukan. pendukung data yang akurat dalam
3) Melakukan intervensi dan penyimpulan penelitian ini.
data yang diperoleh. Teknik Analisis Data
2. Siklus II Data yang diperoleh dari hasil
Adapun prosedur kegiatan pada siklus observasi dianalisis secara kualitatif. Dimana
kedua relatif sama prosedur kegiatan pada data yang dimaksud adalah gambaran
siklus pertama. Hal-hal yang perlu diperbaiki aktivitas mengajar guru dan belajar anak
dan di kembangkan sesuai hasil refleksi dalam pembelajaran yang menggunakan
siklus pertama jadi masukan, sehingga hasil kegiatan sains untuk meningkatkan
yang di harapkan dapat di capai pada siklus kemampuan kognitif anak dan untuk
kedua. Dengan demikian jika siklus pertama mengetahui tingkat keberhasilan pada setiap
belum berhasil maka di lanjutkan dengan siklus. Data dari hasil analisis berdasarkan
siklus kedua jika kedua belum berhasil juga indikator pembelajaran. Sedangkan data
maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya. mengenai peningkatan kemampuan kognitif
anak di analisis secara kuantitatif dengan
Tehnik Pengumpulan Data menggunakan statistik deskriptif yaitu
Guna memperoleh data yang lengkap dengan skor rata-rata, persentase, nilai
dan akurat maka dalam penelitian ini tertinggi dan nilai terendah yang dicapai
dilakukan tehnik pengumpulan data yang setiap siklus.
sesuai dengan situasi dan kondisi penelitian Sugiyono (Mansur 2012: 47)
yaitu: mengemukakan bahwa analisis data di
a. Observasi lakukan dengan menggunakan rumus sebagai
Tehnik ini digunakan untuk mendapatkan berikut:
data tentang tahap-tahap penggunaan P=
metode eksperimen yang dilakukan oleh
guru atau orang tua. Observasi ini Dimana :
dilakukan dengan cara mengamati secara P = jumlah
langung upaya guru dalam meningkatkan f = frekuensi
kemampuan kognitif anak melalui N = populasi
kegiatan sains anak..
b. Tes 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai alat atau instrumen misalnya
melakukan tes kemampuan dan . Hasil
pertanyaan/latihan yang digunakan untuk Kondisi awal dari peserta didik
mengukur kemampuan kognitif melalui Kelompok B TK Ananda Makassar sebelum
kegiatan sains anak dalam bentuk dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 1
kelompok. Dimana yang dilakukan adalah Dari tabel 1 terlihat bahwa
kegiatan sains atau percobaan dan kemampuan kognitif anak pada kondisi awal
belum mencapai perkembangan yang
160 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2021

optimal, sehingga dari observasi tersebut, Tabel 2. Kondisi kemampuan kognitif anak
penulis merencanakan tindakan yang akan siklus I
diberikan kepada peserta didik untuk Aspek yang Kemampuan awal (%)
No
diamati BB MB BSH BSB
meningkatkan kemampuan kognitifnya,
1 Mengamati dan 25,00 50,00 25,00 -
dalam hal ini tindakan yang akan dilakukan memahami
oleh penulis adalah melalui kegiatan sains 2 Mengungkapkan 37,50 37,50 25,00 -
sederhana. sebab akibat
3 Mengkomunikasi- 25,00 50,00 25,00 -
Tabel 1. Kondisi awal kemampuan kognitif anak kan apa yang
Aspek yang Kemampuan awal (%) terjadi
No
diamati BB MB BSH BSB
1 Mengamati dan 37,50 50,00 12,50 - Tabel 3. Hasil observasi guru siklus I
memahami No Aspek yang diamati Kemampuan awal 9%)
2 Mengungkapkan 50,55 37,50 12,50 - Baik Cukup Kurang
sebab akibat 1 Guru menyiapkan
3 Mengkomunikasi- 62,50 25,00 12,50 - alat dan bahan yang √
kan apa yang akan digunakan
terjadi 2 Sebelum memulai
Pada siklus I yang terdiri dari 2 kali kegiatan, guru
bercerita tentang √
pertemuan, dimana pada pertemuan pertama kegiatan yang akan
kegiatan yang dilakukan adalah percobaan dilakukan
terapung dan tenggelam dari beberapa benda, 3 Guru membagi ana
dan pertemuan kedua adalah percobaan kedalam kelompok √
pelangi berjalan. Pada kegiatan pertama, kecil
anak-anak diminta untuk mengambil 4 Guru mengamati
kegiatan persobaan √
beberapa benda yang diperintahkan oleh yang dilakukan anak
guru. Benda-benda tersebut adalah ranting, 5 Guru dapat
daun, koin, batu dan kertas, kemudian benda- merumuskan hipotesis

benda tersebut dimasukkan ke dalam air, sementara berdasarkan
setelah itu anak-anak diminta untuk hasil pengamatannya
6 Guru memberikan
mengamati apa yang terjadi, mengapa hal penilaian atau evaluasi
tersebut bisa terjadi, kemudian menceritakan kepada anak tentang √
kembali apa yang telah dilakukan. kegiatan yang
Sedangkan pada pertemuan kedua, yaitu dilakukan
percobaan pelangi berjalan, anak-anak Dari tabel 2 terlihat bahwa
diminta untuk menuangkan air ke dalam 4 kemampuan kognitif anak setelah dilakukan
buah gelas, dimana gelas pertama dan tindakan pada siklus I mengalami
keempat dicampur dengan warna merah, peningkatan, namun peningkatan ini masih
gelas kedua dicampur dengan warna kuning, belum juga optimal. Sedangkan untuk
dan gelas ketiga dicampur dengan warna observasi guru pada tabel 3, masih ada aspek
biru, Kemudian meletakkan satu buah gelas yang harus dikembangkan. Untuk itu
masing-masing diantara gelas yang sudah dilakukan refleksi dan menentukan tindakan
bercampur warna tersebut. Setelah itu apa yang akan dilakukan pada siklus
meletakkan tissue yang menghubungkan berikutnya yaitu siklus II.
masing-masing gelas tersebut. Anak-anak Pada siklus II yang juga terdiri dari 2
diminta mengamati apa yang terjadi, kali pertemuan, dimana pada pertemuan
mengapa terjadi demikian dan menceritakan pertama kegiatan yang dilakukan adalah
kembali kegiatan yang telah mereka lakukan. percobaan terapung dan tenggelam
Hasil dari siklus I dapat dilihat pada tabel 2 menggunakan buah jeruk, dan pertemuan
dan tabel 3.
Fitriani, dkk, Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Sains Sederhana 161

kedua adalah percobaan gula pelangi. Pada yang sudah berkembang sangat baik, dimana
kegiatan pertama, anak-anak diminta untuk anak-anak yang sudah mencapai
mengambil 3 buah jeruk yang disiapkan oleh perkembangan sangat baik adalah mereka
guru, yang pertama jeruk utuh, yang kedua yang bisa mencapai kemampuan secara
dikupas separuhnya dan yang ketiga dikupas optimal dan dapat membantu teman yang
seluruhnya. kemudian masing-masing jeruk lain. Sedangkan pada hasil observasi guru,
ini dimasukkan ke dalam air, setelah itu kemampuan guru juga mengalami
anak-anak diminta untuk mengamati apa peningkatan yang cukup signifikan.
yang terjadi, mengapa hal tersebut bisa Tabel 5. Hasil observasi guru siklus II
terjadi, kemudian menceritakan kembali apa No Aspek yang diamati Kemampuan awal 9%)
yang telah dilakukan. Sedangkan pada Baik Cukup Kurang
pertemuan kedua, yaitu percobaan gula 1 Guru menyiapkan
pelangi, anak-anak diminta untuk alat dan bahan yang √
memasukkan gula kedalam 6 buah gelas, akan digunakan
2 Sebelum memulai
dimana masing-masing gelas ditambahkan kegiatan, guru
gula dengan jumlah yang berbeda, yaitu 1 bercerita tentang √
sendok, 2 sendok, 3 sendok, 4 sendok, 5 kegiatan yang akan
sendok dan 6 sendok, setelah itu gula dilakukan
tersebut ditambahkan air hangat masing- 3 Guru membagi ana
kedalam kelompok √
masing 6 sendok dan di aduk sampai gulanya kecil
larut. Kemudian larutan gula tersebut 4 Guru mengamati
ditambahkan masing-masing pewarna secara kegiatan persobaan √
berurutan merah, jingga, kuning, hijau, biru yang dilakukan anak
dan ungu. Setelah itu larutan gula yang sudah 5 Guru dapat
merumuskan hipotesis
berwarna tersebut dimasukkan ke dalam √
sementara berdasarkan
tabung reaksi, masing-masing larutan diambil hasil pengamatannya
menggunakan pipet tetes dan di campur di 6 Guru memberikan
dalam tabung reaksi. Anak-anak diminta penilaian atau evaluasi
mengamati apa yang terjadi, mengapa terjadi kepada anak tentang √
demikian dan menceritakan kembali kegiatan kegiatan yang
dilakukan
yang telah mereka lakukan. Hasil dari siklus
II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Pembahasan
Tabel 4. Kondisi kemampuan kognitif anak Sains berasal dari kata latin”scientia”
siklus II yang berarti “pengetahuan” dan dalam arti
Aspek yang Kemampuan awal (%) luas adalah setiap pengetahuan dasar atau
No
diamati BB MB BSH BSB praktek preskriptif sistimatis yang mampu
1 Mengamati dan - 25,00 50,00 25,00
memahami
menghasilkan prediksi. Inilah sebabnya
2 Mengungkapkan - 25,00 62,50 12,50 mengapa sains disebut sebagai teknik atau
sebab akibat praktek yang sangat terampil. Secara
3 Mengkomunikasi- - 37,50 50,00 12,50 konseptual terdapat sejumlah pengertian dan
kan apa yang batasan sains yang dikemukakan oleh para
terjadi
ahli. Amien, (1987 :3) mendefinisikan“ sains
Dari tabel 4 terlihat bahwa, terjadi sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang
peningkatan kemampuan kognitif anak dari lingkup zat dan energi, baik yang terdapat
siklus I ke siklus II, tidak ada lagi anak yang dalam makhluk hidup maupun tak hidup,
berada pada posisi belum berkembang dan lebih banyak mendiskusikan tentang alam
kebanyakan dari mereka sudah mencapai (natural science), seperti fisika, kimia dan
hasil berkembang sesuai harapan bahkan ada biologi”. Senada dengan Conant (Ahmadi,
162 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2021

1991 : 4) memberikan perhatian “sains tindakan dalam upaya pencapaian


sebagai ilmu teoritis yang didasarkan atas kemampuan kognitif anak.
pengamatan,percobaan-percobaan terhadap Pada dasarnya pembelajaran sains
gejalah alam berupa makrokosmas (alam pada anak usia dini hanya bersifat
semesta) dan mikrokosmos (isi alam semesta pengenalan tentang alam dan fenomenanya.
yang lebih terbatas,khususnya tentang Pengenalan sains di tingkat TK jika
manusia dan sifat-sifatnya)”. dilakukan dengan cara yang tepat akan
Kegiatan sains sederhana adalah mengembangkan kemampuan berfikir logis
suatu aktivitas atau kegiatan yang melibatkan anak secara bertahap. Pada pembelajaran
kemampuan anak berfikir secara unik dan sains anak usia dini anak tidak diminta untuk
menghasilkan suatu karya baru yang orisinal menghafal suatu konsep sanis, namun anak
atau belum pernah ada sebelumnya. Dimana diajak untuk bereksplorasi terhadap objek
kegiatan sains sederhana dalam penilaian ini alam sekitar dengan berinteraksi secara
adalah dengan melihat peningkatan langsung. Seluruh anggota tubuh terutama
kemampuan kognitif anak terhadap suatu panca indera akan terlibat pada saat anak
gagasan yang meliputi dapat bereksplorasi dan melakukan percobaan-
mengembangkan, memperkaya dan percobaan sehingga anak akan terlatih untuk
memperinci sesuatu dalam melaksanakan berfikir logis. Selain itu anak juga terbiasa
kegiatan sains menjadi suatu karya yang untuk menggunakan alat ukur. Hal ini berarti
baru. pembelajaran sains melatih anak untuk
Kegiatan sains sederhana ini berfikir logis, sistematis.
merupakan sebuah aktivitas yang Dari hasil observasi yang dilakukan
memungkinkan anak untuk melakukan pada pelaksanaan siklus I di temukan
berbagai eksperimen sehingga melalui kelemahan yang menyebabkan anak belum
kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan mencapai indikator yang diharapkan, ini
perkembangan kognitif anak dalam bidang disebabkan karena anak belum terbiasa
sains. Akan tetapi percobaan yang dilakukan dengan kegiatan yang dilakukan sehingga
oleh anak kelompok B merupakan percobaan masih banyak anak dikategorikan belum
yang sederhana dan disesuaikan dengan berkembang dan belum optimal. Hal tersebut
perkembangan anak usia din. Percobaan yang terlihat pada kemampuan anak pada saat
dilakukan tidak mengandug bahan yang melakukan kegiatan sains terapung dan
berbahaya, aman bagi anak, serta alat dan tenggelam serta membuat warna-warna
bahan mudah didapatkan namun dapat pelangi. Sedangkan dari pihak guru ada
memberikan pengetahuan yang berharga bagi beberapa kelemahan yang dilakukan
anak. diantaranya, kurang motivasi yang diberikan
Melalui kegiatan sains sederhana guru pada anak ketika akan memulai
yang dilakukan maka kemampuan kognitif melakukan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
anak dapat berkembang sesuai harapan. Hal sesudah pelaksanaan kegiatan, serta
ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan kurangnya kesempatan yang diberikan
yang terdiri dari siklus I sebanyak 2 kali kepada anak untuk memberi pertanyaan dan
pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali menceritakan kembali tentang kegiatan sains
pertemuan. Data tersebut merupakan data yang dilaksanakan.
kualitatif yang di peroleh dari format Hasil analisis data menunjukkan
observasi pada setiap kegiatan sains yang bahwa siklus II pada pertemuan I dan II
dilaksanakan. Data tersebut di kumpulkan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan
selama pada proses belajar mengajar sains sederhana (terapung dan tenggelam,
berlangsung yang merupakan pelaksanaan membuat warna pelangi) sudah berkembang
sesuai harapan. Hal tersebut menunjukkan
Fitriani, dkk, Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Sains Sederhana 163

bahwa melalui kegiatan sains sederhana 4. KESIMPULAN


kemampuan kognitif anak dapat ditingkatkan
dengan baik. Dari pihak guru juga sudah Berdasarkan hasil penelitian maka
memberikan motivasi pada anak didik dan disimpulkan bahwa, kemampuan kognitif
memberikan reward pada anak yang mampu anak pada kelompok B Taman Kanak-Kanak
menjawab pertanyaan yang diajukan guru Ananda Kecamatan Tamalate Kota Makassar
serta menceritakan kembali kegiatan sains mengalami peningkatan dengan baik. Hal
yang dilakukan. Adapun tahap-tahap yang tersebut dapat dilihat dari hasil yang
dilakukan pada siklus II sama seperti yang diperoleh, setelah kegiatan sains dilalukan
dilaksanakan pada siklus I. untuk melihat peningkatan kemampuan
Hasil penelitian tersebut kognitif anak yang terdiri dari dua siklus,
menunjukkan bahwa melalui kegiatan sains yaitu siklus I dan siklus II hingga
sederhana, kemampuan kognitif anak dapat kemampuan sains anak mengalami
meningkat secara signifikan yaitu peningkatan dengan mencapai indikator
berkembang sesuai harapan, meskipun masih mengamati, mengungkapkan sebab akibat,
ada anak yang dibimbing dalam kegiatan dan mengkomunikasikan.
tersebut. Perkembangan kemampuan kognitif
anak semakin berkembang dengan baik jika 5. UCAPAN TERIMAKASIH
orang tua maupun guru tidak merasa bosan
membimbing dan menstimulus anak secara Puji syukur Alhamdulillah kehadirat
berkesinambungan sesuai dengan tahap Allah SWT, karena atas Rahmat dan izin-
berkembangan dan usia anak. Nya sehingga Artikel dengan judul
Sujiono (2008: 128) menyatakan Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
bahwa pada setiap perkembangan anak Melalui Kegiatan Sains Sederhana Kelompok
memiliki karakteristik yang berbeda dalam B Tk Ananda Makassar dapat diselesaikan
melakukan kegiatan sains, Kegiatan sains sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan
hendaknya dapat menstimulasi kegiatan salam semoga senantiasa tercurah kepada
belajar kognitif anak. Selain itu, kegiatan junjungan kita Baginda Nabiullah
sains juga harus dapat merangsang aspek Muhammad SAW beserta keluarga dan para
perkembangan lainnya sosial emosional, fisik sahabat. Penyusunan artikel ini, merupakan
dan kreativitas dimana hal ini akan ikut salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
terbangun dalam setiap aktivitas sains yang mahasiswa PPG Dalam Jabatan angkatan 1
dilakukan anak bersama dengan guru dan Universitas Negeri Makassar setelah
atau orang tua. Pendekatan yang digunakan menyelesaikan semua rangkaian kegiatan
dalam kegiatan belajar sains pada anak PPG Dalam Jabatan. Artikel ini dapat
sangat tergantung pada pengalaman, usia terselesaikan atas bantuan dan kerjasama dari
dan tingkat perkembangannya dan dapat berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
membantu anak dalam memahami dasar segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
pengetahuan dalam berbagai bidang terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
pengembangan (Yuliani, 2008: 10) salah Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP selaku
satunya yaitu bidang pengembangan kognitif rektor Universitas Negeri Makassar, Dr. H
dalam hal mencoba dan menceritakan apa Darmawang, M. Kes, selaku ketua Prodi PPG
yang terjadi di dalam percobaan terapung dan Universitas Negeri Makassar, Kedua
tenggelam serta pencampuran warna. orangtua tercinta, Ayahanda Drs. Abd.
Terbukti bahwa anak usia dini pada Rasyid Mattone dan Ibunda Halmiah Ponta,
kelompok B mampu mengetahui dan serta seluruh keluarga besar yang telah
memahami tentang percobaan dan banyak memberikan dukungan dan
pengamatan didalam kegiatan sains. pengorbanan yang tulus, serta kesabaran dan
164 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2021

do'a restunya, bapak dan ibu dosen, guru


pamong, serta panitia PPG Dalam Jabatan Sujiono,Yuliani Nurani, 2008. Metode
Angkatan 1 UNM atas segala perhatian dan Pengembangan Kognitif. Jakarta:
pelayanannya, kepala Taman Kanak-kanak Universitas Terbuka
Ananda Makassar, Megawati, S.Pd, rekan-
rekan mahasiswa khususnya kelompok B
kelas 01 PAUD 2021, semua pihak yang Sumaji, 1988. Pendidikan Sains Yang
telah membantu dalam pembuatan artikel ini Humanistis Pendidikan IPA dan
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Pengembangan Sebagai Disiplin
Akhirnya penulis menyadari bahwa artikel Ilmu. Yogyakarta: Kanisius
ini masih banyak memiliki kekurangan,
sehingga dengan segala kerendahan hati
penulis mengharapkan saran dan kritik yang Suyanto, Ahmad, 2005 Pembelajaran Untuk
sifatnya membangun demi kesempurnaan Anak TK. Jakarta: Depdiknas
artikel ini. Semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin
Syahid,Ahmad, 2003. Rancangan
REFERENSI Pembelajaran. Jakarta: Sains

Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Alamiah Dasar.


Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang RI, 2003. Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta
Amien, Moch. 1987 Menggunakan Metode
Discovery Dan Inquiry. Jakarta:
Dirjen Dikti. Wilarjo, Like 1988. Pendidikan Sains Yang
Arey Nei. 2001. Modul IGTKI. IGTKI Humanistis: Secercah Pandangan
Tentang Pengajaran. Yogyakarta:
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian
Kanisius
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arniati, 2010. Skripsi.Pengaruh Sains
Melalui Pembelajaran Metode
Eksperimen Di Taman Kanak-Kanak.
Djamarah. 2006. Didaktik Metodik Di
Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Indrawati. 1995. Sains, Teknologi dan
Masyarakat. Bandung: P3G IPA.
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan
Pembelajaran Sains Pada Anak Usia
Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Sugiyono, Mansur, 2012. Metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai