Anda di halaman 1dari 12

TERTIB ACARA PERAYAAN NATAL

BERSAMA
PUNGUAN PAKPAHAN, BORU DOHOT BERENA
KWALA BEKALA - SIMALINGKAR B, MEDAN
9 Desember 2016

Thema: Aku datang, supaya mereka mempunyai


hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.
Yohanes 10:10b

1
I. KATA SAMBUTAN
1. Ketua Punguan : Drs. L. Pakpahan
2. Mewakili Hula-hula :
3. Mewakili Boru/Bere :
II. KEBAKTIAN
01. Panggilan Beribadah (Liturgist: L):
Syaloom kepada kita semua! Bapak/Ibu/Saudara/i yang dikasihi dan
diselamatkan Tuhan. Selamat datang dan selamat beribadah dalam
“Ibadah Perayaan Natal bersama Punguan Pakpahan, Boru, Bere &
Ibebere Kwala Bekala-Simalingkar B” ini. Saat ini kita merayakan
peringatan kelahiran Tuhan Yesus di Era Globalisasi. Marilah kita dengan
kesungguhan hati melihat dan menyadari kehadiran dan pertolongan
Tuhan dalam sejarah dunia ini. Marilah kita lihat kembali perjalanan
hidup kita yang tidak pernah sedetikpun terlepas dari penyertaan-Nya.
Menyadari semuanya itu, marilah kita mensyukuri penyertaan Tuhan di
masa silam, serta memohon penyertaan-Nya kepada kita di dunia ini di
masa kini dan masa mendatang. Dengan sungguh-sungguh percaya bahwa
Tuhan menyertai dan mendengarkan kita saat ini. Marilah kita dengan
kesungguhan hati merayakan Natal kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus,
dengan Tema: ”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan”. Sebelum Memulai Ibadah
Perayaan Natal ini marilah kita saat teduh sejenak, saat teduh
dimulai…(Keyboard: Hai Kota Mungil Betlehem) …Amin.
02. Bernyanyi dari K.J. No. 109:1-2: ”Hai Mari Berhimpun” disertai
Penyalaan Lilin (Pengkhotbah, Mewakili Pengurus, Mewakili Ama,
Mewakili Ina, Mewakili Ank-anak/Remaja)
Hai mari berhimpun dan bersukaria
Hai mari semua ke Betlehem
Lihat yang lahir Raja bala sorga
Sembah dan puji Dia, Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia, Tuhanmu
Terang yang ilahi, Allah yang sejati
T’lah turun menjadi manusia
Allah sendiri dalam rupa iman
Sembah dan puji Dia, Sembah dan puji Dia
Sembah dan puji Dia, Tuhanmu

2
03. Votum/Introitus (Jemaat berdiri; L=Liturgist, J=Jemaat)

L: Ibadah Perayaan Natal ini kita lakukan di dalam nama Allah Bapa,
dan nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus dan nama Roh Kudus
yang menciptakan langit dan bumi dan yang menciptakan kita semua.
J: Amin
L: Hidup kita adalah keajaiban. Kita hadir di bumi ini sesuai dengan
rencana Tuhan dan pikiran kita sendiri tidak mampu membuat kita
bertahan. Tuhan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya.
Sesungguhnya Tuhan itu adalah kekuatan kita.
J: Bernyanyi B.E. No.48:
Ria ma hita sasude, Mamuji Debata
Girgir ma parendenta be, Ai i do na tama, Ai i do na tama
L: Marilah kita beribadah kepada Tuhan dengan sukacita. Marilah kita
serahkan segala tanggungan dan kegelisahan kita kepada-Nya.
Marilah kita serahkan tangan, mulut, perasaan, otak, setiap saraf dan
seluruh tubuh kita kepada-Nya. Kiranya Tuhan menerima semuanya
itu sebagai alat kedamaian dan membuatnya menjadi suatu
persembahan yang bersih.
J: Bernyanyi B.E. No.48:
Ria ma hita sasude, Mamuji Debata
Girgir ma parendenta be, Ai i do na tama, Ai i do na tama
L: Dalam cermin dan ciptaan-Nya kita adalah gambar Allah yang hidup.
Bila kita mengetahui, kita mencerminkan pengetahuan-Nya. Bila kita
berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Bila kita mencari kesadaran
akan Dia, Ia akan membuat kita terbangun dan sadar akan kehadiran-
Nya. Ia bersabda kepada kita, dulu dan pada saat ini: ”Engkau putera-
Ku, engkau puteri-Ku, yang Kukasihi”.
J: Bernyanyi B.E. No.48:
Ria ma hita sasude, Mamuji Debata
Girgir ma parendenta be, Ai i do na tama, Ai i do na tama
L: Biarlah kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita membawa kedamaian
yang mendalam, menghalau keputusasaan, meluapkan kegembiraan
dan kasih.
L+J: Jiwaku penuh kedamaian dan hatiku bergembira karena Yesus
Juruselamatku, Immanuel, Allah menyertai kita. Amin. (Jemaat
duduk).

3
04. Bernyanyi dari K.J. No. 2:2+4: “Suci, suci, suci”
Suci, suci, suci! Kaum kudus tersungkur
Di depan takhtaMu memb’ri mahkotanya
Segenap malaikat sujud menyembahMu
Tuhan, Yang Ada s’lama-lamanya
Suci, suci, suci! Tuhan Makahkuasa!
Patut Kau dipuji seluruh karyaMu
Suci, suci, suci, murah dan perkasa
Allah Tritunggal, Agung namaMu!

05. Liturgi I: Puji-pujian akan karya penciptaan Tuhan.


Pemimpin Liturgi (P): Sungguh besar nama-Mu Tuhan! Hanya dengan
sabda-Mu, Engkau menjadikan alam semesta dan segala isinya.
Dengarlah dengan seksama betapa ajaibnya Allah menciptakan
semuanya itu.

Liturgi 1:
Pada hari pertama, Allah menciptakan terang. Pada hari kedua, Allah
menciptakan Cakrawala. Pada hari ketiga, Allah menciptakan laut dan
darat serta segala macam jenis tumbuhan yang berbiji dan segala jenis
pohon yang menghasilkan buah yang berbiji.

Liturgi 2:
Pada hari keempat, Allah menciptakan matahari, bulan dan bintang. Pada
hari kelima, Allah menciptakan ikan dan burung. Dan pada hari keenam,
Allah menciptakan binatang di darat dan Allah menciptakan manusia
segambar dengan Allah.

Liturgi 3:
Saudara-saudara... yang dikasihi Kristus, kita telah mendengar betapa
Allah sangat Agung menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya.
Allah juga Maha Kasih.

Liturgi 4:
Dia menciptakan manusia setelah semuanya tersedia, bahkan Allah
memberikan hak kepada manusia untuk mengelola dan memelihara alam
ini.

4
Liturgi 5:
Berfirmanlah Allah: ”Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-
pohonan yang buahnya berbiji; itulah yang akan menjadi makananmu”.

Liturgi 6:
Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan
segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-
tumbuhan hijau menjadi makanannya”. Dan jadilah demikian.

Liturgi 7:
Allah adalah adil, lihatlah bukan hanya kepada manusia saja diberikan
hak untuk menikmati ciptaan-Nya. Bahkan kepada segala yang
bernyawa, termasuk binatang, Allah juga memberikan tumbuhan yang
hijau menjadi makannnya.

Liturgi 8:
Kita pantas bersyukur! Kita pantas berterima kasih! Pernahkah kita
menggunakan suatu saat yang hening, baik waktu malam maupun siang,
disela-sela kesibukan pekerjaan kita sehari-hari, untuk merenungkan
bahwa rerumputan dan pohon-pohon yang menghijau dan bahkan embun
pagi yang segar adalah juga karya ciptaan Allah...? Mari kita renungkan
sejenak!.

06. Bernyanyi dari K.J. No. 64: 1: “Bila Kulihat Bintang Gemerlapan”
Bila kulihat bintang gemerlapan, Dan bunyi guruh riuh kudengar
Ya Tuhanku, tak putus aku heran, Melihat ciptaan-Mu yang besar
Maka jiwakupun memuji-Mu, Sungguh besar Kau, Allahku
Maka jiwakupun memuji-Mu, Sungguh besar Kau, Allahku

07. Liturgi II: Penderitaan manusia dalam dosa.


Pemimpin Liturgi (P): Allah begitu mengasihi kita dan menyediakan
segala sesuatu sebelum kita diciptakan. Tetapi betapa mudahnya manusia
berpaling dari Sang Penciptanya. Betapa mudahnya manusia ingkar janji.
Manusia tenggelam justru dalam kelimpahan berkat dari Penciptanya.
Manusia terlena dengan kekuasaan dan bujuk rayu duniawi sehingga
manusia mendapat murka Allah.

5
Liturgi 9:
Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-
jalan di dalam taman itu, pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia
dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan di dalam
taman.

Liturgi 10:
Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:
”Dimanakah engkau?” Ia menjawab: ”Ketika aku mendengar bahwa
Engkau ada di dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi”.

Liturgi 11:
Semakin hari, dosa manusia semakin bertambah. Kepala, mata, mulut,
tangan, kaki, semua bagian tubuh manusia melakukan dosa.

Liturgi 12:
Tidak ada seorangpun yang berakal budi. Tidak ada seorangpun yang
mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng. Mereka semua tidak
berguna. Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.

Liturgi 13:
Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga. Lidah mereka
merayu-rayu. Bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh
dengan sumpah serapah. Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.

Liturgi 14:
Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan, dan jalan damai
mereka tidak kenal. Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.

Liturgi 15:
Akibat dosa, kehidupan manusia menjadi sengsara.
Akibat dosa, kehidupan manusia menjadi miskin.
Akibat dosa, kehidupan manusia menjadi penyakit.
Akibat dosa, kehidupan manusia menjadi tertindas
Akiba dosa, kehidupan manusia menjadi tidak teratur.
Pembunuhan, perang, iri hati dan dengki, semuanya menjadi bagian
kehidupan manusia!

6
Liturgi 16:
Saya membaca koran, majalah dan mas media lainnya, setiap hari tidak
lepas dari berita kekerasan, penyiksaan, penganyaiaan, pembunuhan dan
perang. Ada berita tentang rekayasa antar-pejabat tinggi, bentrokan
antar-kelompok, tawuran antar-pelajar dan mahasiswa, mayat tidak
dikenal dan terror bom yang membantai manusia yang tidak bersalah.

Liturgi 17:
Yang lebih mengerikan lagi, manusia bukan hanya merusak hubungan
dengan sesama manusia lainnya, tetapi alampun sudah turut menjadi
korban keserakahan manusia! Bumi semakin panas karena lubang di
lapisan ozon semakin menganga. Pepohonan yang menghijau dan
pemandangan yang indah itu semakin digerogoti... sungguh
menyedihkan!

08. Bernyanyi dari K.J. No. 40:1-2: “Ajaib Benar Anugerah”


Ajaib benar anugerah, Pambaru hidupku
Kuhilang, buta, bercela, Oleh-Nya ‘ku sembuh
Ketika insaf, ‘ku cemas, Sekarang ‘ku lega
Syukur, bebanku t’lah lepas, Berkat anugerah

09. Liturgi III: Datangnya Juruselamat


Pemimpin Liturgi (P): Kerinduan manusia ternyata didengar Allah.
Derita manusia sampai kepada Allah. Tangisan umat manusia yang
sengsara, orang yang tertindas, manusia yang mencari arah kehidupan
yang benar, orang yang tidak dapat menikmati kekayaannya karena
penyakit, orangtua yang menangis karena kenakalan anak/remaja, anak
putus sekolah karena kesulitan ekonomi orangtua. Semuanya itu ada di
haribaan Allah dan untuk itulah Ia mengutus Yesus Kristus. Sambutlah
berita ini dengan sukacita.

Liturgi 18:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh
mendaftarkan semua orang di seluruh kerajaan Romawi. Inilah
pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali
negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-
masing di kotanya sendiri.

7
Liturgi 19:
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke
kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan
keturunan Daud -- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya, yang sedang mengandung.

Liturgi 20:
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia
melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu
dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan,
karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Liturgi 21:
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga
kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang
malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi
mereka dan mereka sangat ketakutan.

Liturgi 22:
Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab
sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan
menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di
dalam palungan."

Liturgi 23:
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah
besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi
Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya."

Liturgi 24:
Wahai dunia yang menderita! Wahai dunia yang dalam sengsara, yang
tertekan dalam dosa, terdindas dalam derita! Lihatlah... Juruselamatmu
datang. Kristus telah lahir di dunia ini, di negeri ini, di kota ini!
Sambutlah Raja Damai dengan penuh gembira. Hayatilah kedatangan-
Nya dalam damai dan sukacita yang penuh hikmat.

8
10. Bernyanyi dari K.J. No. 92:1/B.E. No. 54:1+3: “Malam Kudus/
Sonang ni Borngin na i” (Jemaat berdiri)
Malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap
Hanya dua berjaga terus, ayah bunda mesra dan kudus
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang
Sonang ni bornginna i, uju ro Jesus i
Sonang modom do halak sude, holan dua nadungo dope
Mangingani Anakna, Jesus Tuhanta i
Godang ni tua di si, di na ro Jesus i
Tung malua pardosa sude, sian hamagoanna sude
Ala ro Sipangolu, Jesus Tuhanta i

11. Liturgi IV
Pemimpin Liturgi (P): Lihatlah... Dengarlah... Natal bergema di
Sekolah Minggu, di kumpulan pemuda, kaum ibu, kaum bapa, di
sekolah-sekolah, kumpulan marga dan sektor-sektor. Semuanya bergegas
menghias untuk merayakan Natal. Sungguh itukah yang disebut Natal?

Liturgi 25:
Tidak! Natal yang Tuhan kehendaki adalah: agar kita membuka belenggu
kelaliman, melepaskan kuk, mendekatkan orang yang teraniaya,
membagi-bagi roti bagi orang yang kelaparan, membantu orang miskin
dan tidak menutup diri terhadap lingkungan.

Liturgi 26:
Tuhanku, kini kusadari ... tiada arti ibadah Natal ini, tiada berkenan
ibadah Natal ini di hadapan-Mu, tanpa kulihat, tanpa kuperhatikan, tanpa
kuulurkan tanganku terhadap sekelilingku... Yesus datang untuk
mewujudkan perdamaian bagi seluruh umat manusia.

Liturgi 27:
Pada waktu itulah terangmu merekah seperti fajar dan lakumu akan
dipulihkan segera. Kebenaran akan menjadi barisan depanmu dan Tuhan
dipermuliakan.

9
Liturgi 28:
Yesus datang untuk mewujudkan perdamaian di antara manusia dan
alam. Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran
seperti sungai yang selalu mengalir.

Liturgi 29:
Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di
tanah yang kering dan akan memperbaharui kekuatanmu. Engkau akan
seperti tanaman yang dialiri dengan baik dan seperti mata air yang tidak
pernah mengecewakan.

Liturgi 30:
Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad dan
memperbaharui dasar yang sudah diletakkan oleh keturunan-keturunan.
Engkau akan disebut yang memperbaiki tembok yang runtuh, yang
membetulkan jalan, supaya tempat itu dapat dihuni.

12. Bernyanyi dari K.J. 123:1+3


S’lamat s’lamat datang Yerus Tuhanku
Jauh dari sorga tinggi kunjungan-Mu
S’lamat datang Tuhanku ke dalam dunia
Damai yang Kaubawa tiada taranya, Salam, salam.
Nyanyian malaikat nyaring bergema
Gembala mendengarnya di Efrata
Kristus sudah lahir, hai percaya kabarku
Dalam kandang domba kau dapat bertemu, Salam salam
13. Khotbah:
14. Bernyanyi dari K.J. No. 101:3+5: “Alam Raya Berkumandang”
(Sambil Mengumpulkan Persembahan)
Sudah lahir Jurus’lamat, Itu berita lagunya
Puji dan syukur dan hormat, Dipersembahkan pada-Nya
Glo...ria, In excelsis Deo!
Glo…ria, In excelsis Deo!
Mari kita pun ke sana, Untuk melihat Putera
Mari kita persembahkan, Dan bersyukur di hatimu
Glo...ria, In excelsis Deo?
Glo…ria, In excelsis Deo?

10
15. Pengutusan: (Jemaat berdiri; P = Pendeta, J = Jemaat)
P: Pujilah Tuhan, karena kasih setia-Nya telah dinyatakan kepada kita
dan kepada dunia. Kristus telah datang menyatakan pendamaian
Allah dengan manusia. Setiap orang yang percaya kepada-Nya
dibebaskan dari dosa dan maut.

J: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi dan damai


sejahtera di bumi, di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

P: Kristus telah datang membawa damai kepada umat-Nya, supaya kita


berdamai dengan Allah, berdamai dengan diri kita sendiri, berdamai
dengan sesama.

J: Ajarlah kami, ya Tuhan, melihat wajah-Mu di wajah sesama kami,


melihat karya-Mu dalam pekerjaan dan pelayanan sesama. Sehingga
perdamaian senantiasa menyertai perjalanan hidup kami.

P: Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, pergilah ke dalam


kehidupanmu dan pelayananmu dalam damai sejahtera. Berdamailah
dengan sesamamu dan seluruh ciptaan Tuhan. Dengan iman dan
kasih marilah kita berdoa bersama sebagaimana diajarkan oleh Yesus
kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya.

P+J: Bapa kami yang disorga. Dikuduskanlah Nama-Mu. Datanglah


Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
Ampunilah kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.
Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah
yang empunya Kerajaan, dan Kekuasaan, dan Kemuliaan, sampai
selama-lamanya Amin.

P: Ibadah kita ini akan berakhir, tetapi percayalah bahwa kasih setia
Tuhan tidak akan pernah berakhir. Dia menyertai kehidupanmu
setiap saat. Karena itu arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan
terimalah berkat-Nya. ”Tuhan memberkati engkau dan
melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya

11
dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”.

P+J: (Menyanyikan) Amin...Amin...Amin... (Jemaat duduk)

III. HIBURAN:

Selamat Hari Natal


25 Desember 2016
&
Tahun Baru
1 Januari 2017

12

Anda mungkin juga menyukai