BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daya cipta anak didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan, dan jasmani. Untuk mencapai
tujuan itu, perlu digunakan metode pengajaran yang sesuai bagi pendidikan anak
TK.
Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan pada proses
melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda
tak hidup yang ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala
berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba,
1
2
berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana.
Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu
untuk melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dari alat ukur
menggunakan alat ukur standar. Anak secara bertahap berlatih menggunakan stuan
yang akan memudahkan mereka untuk berfikir secara logis dan rasional. Dengan
mampu secara aktif mencari informasi tentang apa yang ada di sekitarnya. Untuk
kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik yang dilaksanakan apabila anak
Kanak-Kanak PAUD RAMA Kota Makassar, sejak dini telah diberikan sesuai
3
sebagai media pembelajaran, namun belum mampu menarik minat belajar anak.
Minat dan motivasi belajar anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran belum
optimal yang berakibat pada hasil pembelajaran anak tentang pemahaman sains
rendah.
konvensional yang dikemas dengan kegiatan yang kurang menarik dan tidak
dilengkapi alat peraga serta kegiatan praktek langsung yang kurang menarik
tidak larut zat cair, 4) konsep air mengalir. Dari 15 anak didik 12 anak didik
fasilitator bagi anak didik, dan juga menyediakan pembelajaran yang inovatif bagi
peserta didiknya, agar pembelajarannya menarik dan menarik siswa untuk belajar.
Khususnya untuk memahami konsep sifat-sifat benda cair dapat diberikan dengan
ingatan siswa jika siswa sendiri yang mengalami dan mempelajari melalui
2006) bahwa anak lebih mudah memahami hal-hal konkret dibandingkan hal-hal
abstrak.
pemahaman konsep anak didk dalam memahami materi yang diajarkan guru
dengan melatih anak didik belajar konsep dengan memberikan kesempatan untuk
yang diamati
pemahaman sains pada anak dengan kegiatan percobaan sederhana benda cair.
metode eksperimen.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka yang menjadi kajian dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
kemampuan sains anak melalui kegiatan bermain bahan cair. Dan menjadi salah
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Sains
ilmiah memiliki pengertian dan definisi yang beragam. Secara konseptual Amien
lingkup zat energi, baik yang terdapat dalam makhluk hidup maupun makhluk tak
hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam (natural science), seperti fisika,
kimia, biologi”.
semesta) yang lebih tebatas”. Sementara itu Fisher (Nugraha 2005:4) “sains
7
8
kehidupan maka sain seharusnya sdh dapat dikembangkan pada anak usia dini.
Sains pada anak-anak usia dini dapat diartikan sebagai hal-hal yang
menstimulus mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemecahan
berpikir, dan mengaitkan antar konsep atau peristiwa. Sains adalah Aktifias
pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasikan oleh rasa
ingin tahu tentang dunia sekitar mereka dan keinginan. Untuk memahami alam
atau kebutuhannya.
berikut :
1) Bersifat konkrit:
Anak usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak
mampu mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi. Sains kaya akan
dengan air, magnet, balon, suara atau bayang-bayang akan membuat anak
10
sangat senang. Anak juga akan dapat menggunakan hampir semua panca
Sains tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih
inderanya dari objek tersebut. Oleh sebab itu sangat tidak tepat jika
dengan logika berfikir sebab akibat. Jika anak bermain dengan air di pipal
lalu anak ditanya ”apa yang akan terjadi jika ujung pipa dinaikkan?”. Anak
dapat menjawab, ”air akan mengalir melalui ujung yang lain yang lebih
rendah.” tidak perlu anak ditanya ”mengapa jika ujung ini dinaikkan, air
akan mengali ke ujung yang lebih rendah”? Hal itu tidak akan dapat
atau ”supaya” .
11
menyenangkan bagi anak. Anak tidak brfikir apa hasilnya. Oleh sebab itu
guru tidak perlu menjejali nak dengan berbagai konsep sains atau
seperti bahasa, matematika, seni dan atau budi pekerti. Melalui sains anak
(budipekerti).
anak yang masih memiliki pikiran magis (/imagical reasoning) akan sangat
tertarik dengan keajaiban tersebut. Misalnya air susu dicampur air sabun
manmbahkan sedikit air soda, anak akan melihat air berbuih dan
12
yang menarik.
Menurut Suyadi (2014) anak usia dini, atau usia prasekolah, berada dalam
kapasitas kecerdasan anak pada usia empat tahun sudah mencapai 50 persen.
Kapasitas ini akan meningkat hingga 80 persen pada usia delapan tahun. Ini
Suasana harus fun, sehingga anak dalam kondisi ceria akan bertanya mengapa
untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk
keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari.
modal berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat melakukan percobaan
dihadapinya.
yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh
menaunginya.
4) Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang
dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Kegiatan ni dilakukan dengan
dipakai dalam mengembangkan kemampuan sains anak dengan bahan cair adalah
tidak larut zat cair. Sementara itu dalam kurikulum 2004 disebutkan indikator
kemampuan sains adalah : mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika:
Ada beberapa materi sains yang sesuai untuk anak prasekolah terutama
bukan mempelajari konsep saians yang abstrak. Selain itu pembelajaran sains
Bermain dengan bahan cair atau air bagi anak merupakan salah satu
Bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Guru dapat
tentang tentang air atau bahan cair lainnya. Permainan air ini akan memberikan
pengetahuan kepada tentang bentuk , anak belajar tentang air mengalir dari yang
1) Konservasi volume
Kegiatan ini merupakan cara melatih ana memahami isi atau anak
secara nyata akan dapat melatih anak memahami lebih banyak, atau
yang tenggelam dan ada benda yang tidak tenggelam dan ada benda
yang terapung dalam air. Anak sering mengira benda yang berukuran
Sebagian benda yang larut dan tidak larut dalam air. Gula, garam dan
warna pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah
karena gravitasi bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat
misalnya dengan pompa air. Anak sangat senang bermain dengan air
didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
makna tersendiri.
Bahasa Indonesia (1984) adalah “percobaan yang sistematis dan berencana untuk
sistematis.
Dalam arti bahwa konsep yang diketahui bukan hasil hafalan atau dari salinan 8
kesimpulan yang valid. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya
mempelajari lingkungan belajar sebagai suatu ekologi (5) Metode yang digunakan
ini.
dalam percobaan.
B. Kerangka Pikir
Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan pada proses
melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda
tak hidup yang ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala
berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba,
berpikir lanjut. Melalui proses sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana.
Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu
bahan cair (air). Air merupakan bahan yang mudah didapatkan dan merupakan
bahan kebutuhan pokok sehingga tidak asing bagi anak. Melalui percobaan
nyata tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan sifat-sifat benda dan bahan cair.
Untuk lebih jelasnya maka digambarkan kerangka pikir dalam penelitian ini
sebagai berikut :
21
Merumuskan dengan jelas kecakapan dan keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh anak didik sesudah percobaan itu dilakukan.
Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui percobaan ini.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan selama percobaan berlangsung. Pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah alat dan bahan
Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam percobaan.
Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, agar percobaan dapat diselesaikan tepat waktu.
Sebelum percobaan dilaksanakan, guru hendaknya memperkenalkan alat dan bahan serta fungsinya dalam percobaan nanti, serta mengkomunikasikan
Guru hendaknya menentukan apakah percobaan nantinya dilaksanakan secara berkelompok atau perorangan, dan juga menentukan tempat pelaksanaa
C. Hipotesis
22
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan penelitian
melalui metode eksperimen dengan bahan cair serta anak terhadap aktivitas
belajar anak didik, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti pengumpulkan data
uraian yang kaya akan deskripsi mengenai kegiatan perilaku subyek yang diteliti
dan aspek lainnya yang diperoleh melalui cara observasi dan dokumentasi.
2. Jenis penelitian
Action Research). PTK dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri
B. Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan sains anak
kegiatan percobaan untuk menemukan jawaban secara ilmiah yang sesusai dengan
kemampuan berpikir anak. Bahan cair adalah bahan yang digunakan dalam
anak melalui kegiatan bermain bahan cair di Taman Kanak-Kanak PAUD RAMA
Kota Makassar. Aspek yang akan diamati dalam kegiatan meliputi; 1) konservasi
melakukan percobaan sederhana tentang larut dan tidak larut zat cair, 4)
C. Subyek Penelitian
RAMA Kota Makassar. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini anak didik
15 orang dan 1 orang guru di Taman Kanak-Kanak PAUD RAMA Kota Makassar
di TK. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil
yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan
Pengamatan/Pengumpulan Data I
Permasalahan Refleksi I
baru hasil
refleksi
Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan data II
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan Dilanjutkan ke
siklus
berikutnya
Gambar 1.2
Skema Tahapan Alur Penelitian Tindakan Kelas
tersebut yaitu :
1. Perencanaan Tindakan
pembelajaran.
menit.
Pembelajaran (RPPH).
2. Pelaksanaan Tindakan
telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap
3. Pengamatan/ observasi
pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Pada
tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan
tingkah laku anak serta kelemahan dan kelebihan yang ditemukan. Observasi
lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara
4. Refleksi
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
sintesis, dan penilaian tehadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.
Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
secara konkret mengenai kegiatan anak pada saat proses senam irama berlangsung
peningkatan hasil belajar anak sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang
dilakukan guru (Sanjaya : 2009). Data yang dianalisis berupa data dari hasil
data dalam penelitian ini digunakan analisis dengan cara reduksi data, penyajian
2. Validitas Data
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
G. Indikator Keberhasilan
sains anak yang berkaitan dengan bahan cair (air). Penelitian ini dianggap sudah