Anda di halaman 1dari 5

PROSIDING KONFERENSI INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS

ISSN 1535697734 (cetak), ISSN 1535698808 (elektronik)


Volume 3 – Februari 2021

METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK


ANAK USIA DINI (Experimental Methods In Science Learning For
Early Childhood)
Alvin Ma’viyah
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Institut Agama Islam Negeri Metro Lampung
Jl. Ki. Hajar Dewantara Kampus 15A Iringmulyo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111
Email: alvinmaviyah97@gmail.com

Abstrak. Kehidupan anak usia dini tidak terlepas dari sains dan kreativitas. Dengan sains dapat melatih anak menggunakan
pancainderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa yang terjadi. Semakin banyak keterlibatan indera dalam
belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Melalui proses sains juga, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan
tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis dan kreatif. Usia dini
merupakan usia bermain anak, proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan cara yang menarik dengan konsep
pembelajaran bermain sambil belajar. Proses pembelajaran yang diberikan kepada anak juga harus memberikan konsep yang bermakna
bagi anak melalui pengalaman kegiatan yang konkret sehingga pembelajaran sains dapat melekat dalam waktu yang lama. Oleh karena itu
pemilihan metode pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik anak, yaitu identik dengan bermain. Dalam hal ini metode eksperimen
sangat cocok bagi anak usia dini. Melalui metode eksperimen anak diajak bermain sekaligus bereksplorasi, menemukan dan
memanfaatkan objek- objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, belajar dengan cara
bereksperimen memberi kesempatan kepada anak untuk melihat, memahami dan mempraktekan sendiri pembelajaran yang dilakukan.

Kata Kunci: Metode, Sains Anak Usia Dini

PENDAHULUAN proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting


adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami aspek ini saling berkaitan. Penggunaan metode
proses pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
bahkan dapat dikatakan sebagai golden age (usia emas), membangkitkan semangat dan minat yang baru,
yaitu masa peka anak anak menerima rangsangan atau membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
usia yang sangat berharga dibandingkan usia-usia bagi psikologis siswa. Penggunaan metode pembelajaran
selanjutnya. Oleh karena itu orang tua atau pendidik akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
sangat berperan penting dalam mengembangkan proses pada anak usia dini. Oleh karena itu, kegiatan bermain
perkembangan anak melalui pemberian contoh-contoh atau bereksplorasi membuat anak bisa berpikir secara
konkret atau berupa peragaan mendidik yang akan lebih logis dengan melakukan eksplorasi melalui benda
efektif diterima oleh anak (Suyadi & Maulidya Ulfah, disekitarnya. Anak akan lebih mudah memahami apa
2016). Selain itu, menurut Ahmad Susanto (2017), anak yang dipelajari melalui benda konkret bukan abstrak,
usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 karena anak dalam tahap operasional konkrit
tahun. Pada masa itulah proses pertumbuhan dan membutuhkan metode pembelajaran yang tepat dan dapat
perkembangan anak dimulai untuk mengikuti berbagai membuat anak berpikir dan belajar melakukan suatu
aspek dalam rentang kehidupan manusia. Proses kegiatan (discovery learning).
pembelajaran pada anak harus memperhatikan Menurut Mulyasa (dalam Dian Samodra, 2015),
karakteristik yang dimiliki dalam tahap perkembangan belajar penemuan (discovery learning) adalah suatu
anak, begitu juga dalam mengenalkan pembelajaran sains strategi dalam pembelajaran yang di dalam proses
kepada anak usia dini. pembelajarannya tidak disajikan dalam bentuk jadi (final),
Sains merupkan ilmu tentang alam atau yang tetapi anak juga diajak secara langsung mencari tahu atau
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. belajar sendiri dengan cara menemukan konsep dengan
Sains merupakan ilmu yang dapat diuji (hasil pengamatan melakukan percobaan-percobaan sendiri. Oleh karena itu
sesungguhnya) kebenarannya melalui observasi dan sangat penting bagi pendidik dalam memilih metode yang
eksperimen. Pengenalan tentang sains hendaknya tepat sesuai dengan pembelajaran untuk anak usia dini.
dilakukan sejak usia dini melalui kegiatan secara langsung Sebab anak membutuhkan metode yang dapat membuat
dengan kegiatan yang menarik sekaligus menyenangkan mereka berinteraksi secara langsung melalui kegiatan
melalui observasi, selain itu juga dapat melatih anak yang dilakukan. Salah satunya yaitu menggunakan
menggunakan pancainderanya untuk mengenal sekaligus metode eksperimen. Darmadi (dalam Dewi Fatmawati &
mengetahui proses kegiatan sains yang dilakukan Mallevi Agustin Ningrum, 2019), metode eksperimen
melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik merupakan pemberian kepada anak baik secara individual
benda hidup maupun mati (Dian Samodra, 2015). atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau
Menurut Wonorahardjo (dalam Dewi Fatmawati & percobaan dengan tujuan agar anak bisa melakukan
Mallevi Agustin Ningrum (2019), berkaitan dengan percobaan, mengamati proses, dan hasil percobaan secara

97
PROSIDING KONFERENSI INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS 3: 97-101, 2021

langsung. Perbedaannya dengan metode demonstrasi ini observasi maka kemampuan keterampilan proses yang
lebih menekankan pada proses terjadinya, sedangkan dimiliki anak akan berkembang dengan baik.
metode eksperimen ini lebih menekankan proses sampai b. Keterampilam penyusunan hipotesis, hipotesis
dengan hasilnya, sehingga metode eksperimen ini sangat merupakan kecenderungan untuk menjelaskan
mendukung pembelajaran sains pada anak usia dini. beberapa hasil observasi, kejadian, dan hubungan
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk antara setiap kejadian fenomena. Guru harus
mengetahui metode eksperimen dalam pembelajaran sains menanamkan kepada anak rasa percaya diri dalam
yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak mengemukakan pendapat untuk memperkirakan
usia dini. pemecahan masalah. Hipotesis anak terhadap adanya
masalah masih sangat sederhana sesuai dengan
METODE PENELITIAN pengalaman mereka. Guru dapat membantu anak
dengan mengajukan pertanyaan yang menimbulkan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan anak menjawabnya.
metode penelitian studi literasi. Hasil penelitian disusun c. Keterampilan merancang percobaan, meliputi
secara naratif berdasarkan proses kajian dari berbagai menyusun pertanyaan, membuat prediksi, dan mencari
sumber jurnal, buku serta sumber lain yang sesuai dengan sendiri jawaban pemecahannya. Anak dilatih untuk
permasalahan dan terkait dengan topik yang akan dibahas memikirkan sendiri langkah-langkah pemecahannya
mengenai metode eksperimen dalam pembelajaran sains tanpa instruksi yang berlebihan dari guru.
untuk anak usia dini. d. Keterampilan interpretasi, untuk mengembangkan ide-
ide anak dari hasil mengumpulkan data yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diperlukan, mereka harus menafsirkan apa yang mereka
temukan berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
a. Pembelajaran Sains Anak Usia Dini e. Keterampilan komunikasi, dalam kegiatan sains banyak
1. Konsep Dasar Sains Anak Usia Dini potensi anak yang dapat dikembangkan, salah satunya
Sains secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu kemampuan komunikasi anak yang dapat
pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari meningkatkan perkembangan bahasa anak. Anak dapat
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Dian Samodra, mengkomunikasikan ide pemikiran, kegiatan yang
2015). Selain itu menurut Desmita (dalam Ely Khaeriyah, dilakukan, dan temuana atau kesimpulan kepada teman
el al. 2018), sains adalah pembelajaran yang mempelajari maupun guru.
pengetahuan alam yang dilakukan dengan pengamatan. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan
Sains merupakan cara kita berpikir dan melihat dunia bahwa kriteria kemampuan sains untuk anak usia dini
sekitar kita yang menyajikan fakta-fakta atau kenyataan dapat meningkatkan beberapa keterampilan pada anak
yang terkait dengan fenomena alam. Perlunya mempelajari yaitu keterampilan dalam mengamati (observasi),
sains dalam pembelajaran adalah agar anak dapat mengerti mengkelompokan/mengklasifikasi, memprediksi, dan
konsep-konsep sederhana sains yang tentunya dapat keterampilan dalam mengkomunikasikan melalui media
bermanfaat dalam kehidupan anak sehari-hari. yang telah disiapkan dalam kegiatan pembelajaran sains.
Pembelajaran sains untuk anak usia dini tidak hanya Selain itu juga, jelaslah bahwa pengembangan
menitikberatkan pada hasil saja, tetapi juga proses. pembelajaran sains bukan saja membina kognitif (misal
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan melalui observasi, membaca, diskusi, eksperimen) anak
bahwa dengan penguasaan proses pembelajaran sains saja, melainkan membina aspek afektif dan psikomotor
diharapkan anak mengalami perubahan dan kemajuan (motorik kasar dan motorik halus). Selain itu, bukan saja
seperti kemampuan klasifikasi, aktivitas eksploratif, sebab- menunggu proses kematangan secara alamiah, namun juga
akibat, inisiatif, dan pemecahan masalah. Dengan perlu rangsangan dari lingkungan sehingga anak
memahami proses kegiatan sains, akan membuat anak berkembang dengan baik (Irma Yanti Siregar, 2019).
lebih paham sehingga kegiatan pembelajaran yang
dilakukan menjadi lebih bermakna dan anak dapat 2. Tujuan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini
menggunakan apa yang didapat dalam proses belajar sains Menurut Asrul & Ahmad Syukri Sitorus (dalam Irma
tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam Yanti siregar, 2019) tujuan pembelajaran sains pada
kehidupan sehari-hari. anak usia dini, yaitu:
Menurut Patta Bundu (dalam Devalda Marisa a. Membantu anak menguasai produk sains
Prameswari, 2019), kemampuan sains merupakan berdasarkan fakta, teori, konsep, dan proses.
keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara- b. Membantu anak dalam menguasai keterampilan-
cara tertentu untuk memperoleh dan pengembangan ilmu keterampilan yang diperlukan dalam menggali sains
itu selanjutnya. Berikut ini pengembangan kemampuan sehingga anak menguasai cara kerja yang ditempuh
sains pada anak usia dini: dalam menyikapi alam dan menyelesaikan masalah
a. Keterampilan observasi, kesempatan menggunakan alat yang terkait di dalamnya.
indera untuk mengamati suatu objek dan fenomena c. Anak secara bertahap dan sederhana diperkenalkan
sangat penting untuk mengembangkan keterampilan dengan cara atau proses mengungkap sains, seperti
observasi. Semakin banyak melakukan kegiatan prosses mengamati, menggolongkan, menjelaskan,
dan melakukan eksperimen.

98
PROSIDING KONFERENSI INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS 3: 97-101, 2021

yang dilakukan. Melalui matematika anak dapat


melakukan pengukuran dengan bilangan dan juga
3. Bentuk Kegiatan Sains Pada Anak Usia Dini membaca angka. Sedangkan melalui seni anak dapat
Menurut Slamet Suyanto (dalam Siti Syarifah, 2017), menggambarkan objek yang di amati kemudian
kegiatan sains untuk anak usia dini terutama usia 5-6 tahun mewarnainya.
hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangannya. g. Menyajikan kegiatan yang menarik (the wonder of
Kegiatan sains tersebut antara lain, sebagai berikut: science). Melalui sains, percobaan yang menarik bagi
a. Hubungan sebab-akibat terlihat secara langsung. Anak anak misal sulap. Guru dapat menggunakan ilmu sains
usia 5-6 tahun tidak sulit menghubungkan sebab-akibat untuk membuat percobaan yang ajaib untuk anak yang
yang tidak terlihat secara langsung karena pikiran masih memiliki pemikiran magis. Contohnya kegiatan
mereka yang bersifat transduktif. Sains memiliki sains yang seperti melakukan sulap yaitu kegiatan
banyak kegiatan yang akan memudahkan anak untuk mencampur warna seperti pencampuran warna merah
mengetahui adanya hubungan sebab-akibat secara dan biru yang bisa berubah menjadi warna ungu.
langsung, salah satunya dengan neraca dari kayu untuk Berdasarkan bentuk kegiatan sains untuk anak usia
menimbang benda. dini di atas, dapat dikatakan bahwa pengenalan bentuk
b. Memungkinkan anak melakukan eksplorasi. Kegiatan sains kepada anak dapat dilakukan melalui kegiatan
sains sebaiknya memungkinkan anak untuk melakukan pembelajaran yang sederhana sehingga dapat
eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada meningkatkan beberapa aspek perkembangan terutama
disekitarnya, misalnya bermain dengan air, magnet, dalam aspek pengetahuan sains.
balon, layang-layang, suara, dan bayang-bayang yang
akan menyenangkan bagi anak. Anak dapat b. Penggunaan Metode Eksperimen dalam
menggunakan pancainderanya untuk bereksplorasi atau Pembelajaran Sains Anak Usia Dini
melakukan peneyelidikan. 1. Pengertian Metode Eksperimen
c. Memungkinkan anak mengkonstruksi pengetahuan Pembelajaran merupakan proses interaksi antara
sendiri. Kegiatan sains tidak cukup dengan memberi peserta didik dengan pendidik. Pembelajaran yang
tahu anak tentang definisi atau nama-nama objek optimal tidak jauh dari penggunaan metode
dengan cerita maupun gambar. Tetapi sains untuk anak pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
membutuhkan objek yang nyata agar anak dapat karakteristik peserta didik. Salah satunya yaitu
berinteraksi secara langsung guna melatih kemampuan penggunaan metode pembelajaran. Metode
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek pembelajaran merupakan segala usaha pendidik
tersebut. Sebagai contoh untuk mengenalkan kereta api, untuk mengumpulkan data, untuk menerapkan
anak dapat dibawa ke stasiun untuk melihat secara berbagai metode pembelajaran dalam mencapai
langsung bentuk kereta api. Begitu juga dengan tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, metode
pembelajaran sains yang harus dibuktikan secara pembelajaran menekankan pada berbagai aktivitas
langsung. guru mengajar dan keaktifan anak belajar (Mursid,
d. Memungkinkan anak menjawab “apa” daripada 2015).
“mengapa”. Pertanyaan “mengapa” merupakan Ada beberapa metode pembelajaran yang
pertanyaan yang sulit dijawab oleh anak karena masih yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
terdapat keterbatasan untuk menghubungkan sebab- antara lain, metode bermain, karyawisata, bercerita,
akibat. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan bercakap-cakap, demostrasi, proyek dan eksperimen
logika sebab-akibat. Sebagai contoh saat anak bermain (Ery Khaeriyah, et al. 2018). Menurut Schoenherr
air di pipa, lalu anak akan bertanya, “apa yang akan (dalam metode Khaeriyah, et al. 2018) metode
terjadi jika ujung pipa ini dinaikan?”, anak akan eksperimen adalah metode yang sesuai untuk
menjawab “air akan mengalir melalui ujung yang lain pembelajaran sains, karena metode eksprimen
yang lebih rendah”. Anak tidak perlu ditanya “mengapa mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
jika ujung ini dinaikkan air mengalir ke ujung yang mengembangkan kemampuan berfikir dan
lebih rendah?”. Karena hal itu akan sulit untuk bisa kreativitas secara optimal. Menurut Trianto (dalam
dijawab anak. Siti Syarifah, 2017), eksperimen atau percobaan
e. Lebih menekankan proses daripada hasil. Kegiatan dapat dikatakan sebagai suatu proses yang harus
sains yang menunjang anak untuk bereksplorasi dengan dikuasai anak sebagai suatu cara untuk memahami
benda-benda disekitarnya dengan cara yang lebih konsep tentang sesuatu hal ataupun penguasaan
menyenangkan bagi anak. Anak tidak akan berpikir anak tentang konsep dasar eksperimen, melainkan
hasilnya, mereka secara alami akan menemukan bagaimana mereka dapat mengetahui cara atau
berbagi pengertian dan interaksinya tersebut mulai dari proses terjadinya dari kegiatan yang dilakukan.
proses sampai hasil, sehingga di artikan bahwa proses Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan
lebih penting dari hasil. pelajaran di mana peserta didik melakukan
f. Memungkinkan anak menggunakan bahasa dan percobaan dengan melakukan pembuktian sendiri
matematika. Kegiatan pengenalan sains hendaknya suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari
terpadu dengan ilmu lain seperti bahasa, matematika, (Syaiful Sagala, 2011).
dan seni. Melalui bahasa anak dapat menceritakan apa

99
PROSIDING KONFERENSI INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS 3: 97-101, 2021

Berdasarkan penjelasan di atas dapat menguji ketepatan proses dan hasilnya)


disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran sebelum menugaskan kepada anak, sehingga
dengan metode eksperimen, peserta didik diberi dapat diketahui secara pasti kemungkinan-
kesempatan untuk melakukan sendiri, mengikuti kemungkinan yang akan terjadi;
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, 4) Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana
membuktikan dan menarik kesimpulan tentang lain yang dibutuhkan untuk eksperimen yang
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode akan dilakukan.
ini mencoba membantu peserta didik untuk lebih b. Melakukan pemakaian metode eksperimen dengan
aktif dalam kegiatan yang diberikan oleh guru. kegiatan-kegiatan:
Dalam hal ini peran guru untuk membuat kegiatan 1) Mendiskusikan bersama seluruh anak mengenai
belajar menggunakan metode eksperimen menjadi prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen
faktor penentu berhasil atau gagalnya metode serta hal-hal yang perlu diamati selama
eksperimen yang digunakan. eksperimen;
2) Membantu, membimbing, dan mengawasi
2. Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen eksperimen yang dilakukan oleh anak, dimana
Dalam menggunakan metode pembelajaran pastinya anak mengamati yang dieksperimenkan; dan
ada tujuan yang didapatkan ketika menggunakan 3) Anak membuat kesimpulan tentang
metode tersebut. Begitu juga dengan penggunaan eksperimennya.
metode eksperimen. Menurut Moedjiono & Moh. c. Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, melalui
Dimyati (dalam Devalda Marisa Prameswari, kegiatan-kegiatan:
2019), penggunaan metode eksperimen dalam 1) Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil
kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk, antara eksperimen;
lain sebagai berikut: 2) Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan,
a. Mengajar begaimana menarik kesimpulan dari atau sarana lainnya; dan
berbagai fakta, informasi, atau data yang 3) Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.
berhasil dikumpulkan melalui pengamatan Berdasarkan prosedur penerapan metode
terhadap proses eksperimen. eksperimen di atas dapat disimpulkan bahwa ada
b. Mengajar bagimana menarik kesimpulan dari prosedur-prosedur yang harus dilakukan supaya kegiatan
fakta yang terdapat pada hasil eksperimen, pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat
melalui eksperimen yang sama. berjalan dengan lancer yang berjalan secara maksimal.
c. Melatih anak merancang, mempersiapkan, Dimulai dari mempersiapkan, melakukan, dan
melaksanakan, dan melaporkan percobaan. menindaklanjuti metode eksperimen yang dilakukan.
d. Melatih anak menggunakan logika induktif
untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi, 4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Eksperimen
atau data yang terkumpul melalui percobaan. untuk Anak Usia Dini
Berdasarkan tujuan penggunaan metode Menurut Moedjiono & Moh. Dimyati (dalam Devalda
eksperimen di atas dapat disimpulkan bahwa Marisa Prameswari, 2019), langkah-langkah dalam
metode eksperimen dalam kegiatan belajar pelaksanaan metode eksperimen pada pendidikan anak
mengajar bertujuan untuk melatih anak merancang, usia dini, anatara lain sebagai berikut:
mempersiapkan, melaksanakan, dan menarik a. Anak dibagi dalam 5 atau 4 kelompok, masing-
kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan. masing terdiri dari 4-5 anak
b. Guru bercakap-cakap dengan anak mengenai
3. Prosedur Penerapan Metode Eksperimen prosedur, peralatan, dan bahan yang akan
Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan saat digunakan dalam kegiatan percobaan
menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan c. Anak diajak melakukan prediksi dari percobaan
pembelajaran. Menurut Syaiful Sagala (dalam yang akan dilakukan
Devalda Prameswari, 2019), untuk mendapatkan d. Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan
hasil yang optimal dalam mamakai metode percobaan disertai contoh dan menyampaikan
eksperimen, langkah-langkah yang perlu dilakukan kepada anak hal-hal yang perlu diamati selama
adalah sebagai berikut: percobaan
a. Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, e. Anak mempraktikan sendiri apa yang telah
yang mencakup kegiatan: disampaikan oleh guru, membuktikan kebenaran
1) Menetapkan kesesuaian metode eksperimen dari prediksi yang dilakukan, dan mengatasi
terhadap tujuan-tujuan yang hendak dicapai; permasalahan yang diberikan guru dalam
2) Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan percobaan.
sarana lain yang dibutuhkan dalam f. Guru berdiskusi dengan anak untuk menarik
eksperimen sekaligus memeriksa kesimpulan dari percobaan yang telah mereka
ketersediannya di sekolah; lakukan.
3) Mengadakan uji eksperimen (guru
mengadakan eksperimen sendiri untuk 5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

100
PROSIDING KONFERENSI INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS 3: 97-101, 2021

Menurut Irma Yanti Siregar (2019), kelebihan dan adalah salah satu metode yang sesuai untuk pembelajaran
kelamahan yang terdapat pada metode eksperimen sains, karena metode eksprimen mampu memberikan
antara lain, sebagai berikut: kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan
a. Kelebihan Metode Eksperimen berfikir dan kreativitas secara optimal melalui
Metode eksperimen memiliki kelebihan: pembelajaran praktek secara langsung yang dilakukan oleh
(1) membuat peserta didik lebih percaya atas peserta didik untuk melakukan sendiri, mengikuti proses,
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
percobaannya sendiri dari pada hanya menerima menarik kesimpulan tentang suatu objek, keadaan atau
kata guru atau buku saja; (2) dapat proses sesuatu yang dilakukan.
mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksploratis tentang sains; (3) metode ini DAFTAR PUSTAKA
didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara
lain: (a) peserta didik belajar dengan mengalami Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT
atau mengamati sendiri suatu proses atau Remaja Rosdakarya.
Ningrum MA, Fatmawati D. 2019. Pengaruh Metode Eksperimen
kejadian; (b) peserta didik terhindar jauh dari Terhadap Kemampuan Sains Mengenal Benda Cair pada
verbalisme; (c) memperkaya pengalaman Anak Kelompok B TK Hidayatullah Lidah Kulon 1/58
dengan hal-hal yang bersifat objektif dan Surabaya. Jurnal PAUD Teratai.Volume 8 Nomor 3
realistis; (d) mengembangkan sikap berpikir Tahun 2019.
ilmiah; dan (e) hasil belajar akan tahan lama dan Prameswari DM. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains
internalisasi. Melalui Metode Eksperimen Mencampur Warna
Kelompok B1 Di TK Permata Hati Lampung Tengah.
b. Kelemahan Metode Eksperimen Institut Agama Islam Negeri Metro.
Metode eksperimen memiliki kelemahan Riri Kartiyawati R, Saripudin A, Khaeriyah E. 2018. Penerapan
yaitu pelaksanaan metode ini sering Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Sains untuk
memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini.
bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan AWLADY: Jurnal Pendidikan Anak. Vol. 4, No. 2,
murah, guru dan peserta didik belum terbiasa September 2018.
Samodra D. 2014. Penerapan Metode Eksperimen untuk
melakukan eksperimen, memerlukan waktu Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains pada Anak
relative lama, dan setiap eksperimen tidak selalu Kelompok B TK Dharma Wanita Krendowahono
memberikan hasil yang diharapkan karena Gondangrejo Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada Universitas Muhammadiyah Surakarta.
diluar jangkauan kemampuan atau Sagala S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
pengendalian. Siregar IY. 2019. Penerapan Metode Eksperimen dalam
Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini Di TK Siti Al-
KESIMPULAN Hasan Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang
TA. 2018/2019. Universitas Islam Negeri Sumatera
Pentingnya mempelajari sains dalam pembelajaran pada Utara.
anak usia dini dapat meningkatkan beberapa keterampilan Susanto A. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
meliputi, keterampilan dalam mengamati (observasi), Syarifah S. 2017. Implementasi Metode Eksperimen Dalam
mengklasifikasi (mengelompokkan), memprediksi, dan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini Di Raudhatul
keterampilan dalam mengkomunikasikan hasil percobaan Athfal (RA) Al-Muhtadin Cemani Sukoharjo Tahun
melalui media yang telah disiapkan dalam kegiatan Pelajaran 2017/2018. Institut Agam Islam Negeri
pembelajaran sains. Pembelajaran yang optimal tidak jauh Surakarta.
dari penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan Ulfah M, Suyadi. 2016. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Salah satunya
menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen

101

Anda mungkin juga menyukai