Selain sebagai PAHLAWAN NASIONAL indonesia, KI HAJAR DEWANTARA juga merupakan tokoh yang sangat peduli pada pendidikan di Indonesia. Selain itu Ki Hajar Dewantara merupakn mentri pegajaran (pendidikan) indonesia ke-satu atau bapak pendidikan indonesia yang pertama. Dengan masa jabatan dari 2 September 1945 – 14 November 1945 KI HAJAR DEWANTARA lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Pakualaman. Tanggal kelahiran KI HAJAR DEWANTARA sekarang diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional di indonesia. Tidak hanya itu namanya juga di abadaikan sebagai sebuah nama kapal perang indonesia (KRI KI HAJAR DEWANTARA) dan potret dirinya di abadikan pada uang kertas 20.000 Rupiah tahun 1998. Pada masanya, Ki Hajar Dewantara tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial. Saat usianya genap 40 tahun, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah TAMAN SISWA pada 3 Juli 1922 yang memiliki nama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa yang merupakan lembaga pendidikan diperuntukkan bagi bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan yang sama seperti para bangsawan dan kolonial Belanda. Taman siswa memiliki 3 semboyan terkenal, yakni:
Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus
bisa memberikan dorongan dan arahan). Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide). dan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).
Ketiga semboyan itu jika diterjemahkan kurang lebih “di
depan memberi teladan, di tengah membangun kerja sama dan di belakang memberi dorongan” Di dalam lambang Kemdikbud juga ada belencong (menyala) bermotif garuda. Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan lebih hidup. Sedangkan burung garuda yang menjadi motif belencong memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: 'satu kata dengan perbuatan Pancasilais'. Gambar buku yang terletak di bawah burung garuda untuk menggambarkan bahwa buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain itu, dalam lambang KEMDIKBUD juga terdapat filosofis warna. Warna putih pada ekor dan sayap garuda, dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran abadi. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila). Pada masa pemerintahan presiden Soekarno, Ki Hajar Dewantara diresmikan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 yang dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.