Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan : Early Childhood

e-issn. 2579-7190
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN


DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
USIA DINI

Novia Rahmadianti
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
Email : noviarahm08@upi.edu

ABSTRAK
Artikel ini merupakan kajian literatur yang terkait dengan pemahaman orang tua mengenai urgensi
bermain yang dapat meningkatkan aspek perkembangan sosial pada anak usia dini. Lingkungan sekitar
anak khususnya orang tua memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan anak, orang tua yang
paham mengenai pentingnya bermain bagi anak akan dapat membantu perkembangan anak berkembang
dengan baik. Bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena anak belajar sambil bermain, salah satu
aspek perkembangan yang dapat berkembang melalui bermain yaitu aspek perkembangan sosial. Bermain
dapat melatih keterampilan sosial pada anak seperti kerjasama, berbagi dengan sesama, menghargai
sesama, tolong menolong, menumbuhkan rasa empati, menjadi pemimpin yang baik, tanggung jawab dan
jujur. Banyak manfaat yang didapat oleh anak ketika bermain selain melatih keterampilan sosial, anak
juga akan mendapat pengetahuan dan pengalaman baru melalui bermain. Maka dari itu orang tua sebagai
lingkungan pertama anak perlu memahami pentingnya bermain bagi anak usia dini, agar orang tua dapat
membantu perkembangan anak berkembang secara optimal.

Kata Kunci: Orang Tua; Bermain; Perkembangan Sosial.

ABSTRACK

This article is a literature review related to parents' understanding of the urgency of play that can
improve aspects of social development in early childhood. The environment around children, especially
parents have a very important role for the development of children, parents who understand the
importance of play for children will be able to help children develop properly. Play is a necessity for
children because children learn while playing, one aspect of development that can develop through play
is the aspect of social development. Playing can train social skills in children such as cooperation,
sharing with others, respecting others, helping each other, fostering empathy, being a good leader,
responsibility and honesty. Many benefits are obtained by children when playing in addition to practicing
social skills, children will also get new knowledge and experience through play. Therefore parents as the
child's first environment need to understand the importance of playing for early childhood, so that
parents can help children develop optimally.

Kata Kunci: Parents; Play; Social Development.

PENDAHULUAN berkembang sangat pesat. Maka dari itu


Bermain merupakan salah satu lingkungan sekitar anak harus banyak
kebutuhan anak yang harus terpenuhi, memberi stimulus pada anak agar
karena anak usia dini sedang dalam perkembangan anak berkembang
masa keemasan dimana perkembangan dengan optimal, stimulus yang
dan pertumbuhan anak sedang diberikan dapat melalui bermain.

57
Novia Rahmadianti. PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI. Early Childhood : Jurnal Pendidikan.
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

Dengan bermain anak akan mendapat perilaku sosial pada anak usia dini ini
keterampilan baru dan memiliki fungsi diarahkan untuk pengembangan sosial
bagi pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Banyak sekali manfaat yang
anak (Pujiati, 2015; Khasanah, dkk. didapat dalam bermain bagi
2011). Lingkungan sekitar anak sangat perkembangan sosial anak, maka dari
mempengaruhi perkembangan anak itu penting sekali orang tua memahami
seperti Menurut Vygotsky (dalam urgensi bermain terhadap anak usia
Danoebroto, 2015, hlm. 195) tentang dini.
Zone of Proximal Development (ZPD) Dari permasalahan diatas
adalah “jarak antara kemampuan siswa penulis ingin melakukan penelitian
untuk melakukan tugas di bawah berupa studi literatur untuk mengetahui
bimbingan orang dewasa dan atau bagaimana pemahaman orang tua
dengan kolaborasi teman sebaya dan terhadap urgensi bermain pada anak
pemecahan masalah secara mandiri usia dini serta pemahaman orang tua
sesuai kemampuan siswa”. Menurut terhadap perkembangan sosial pada
Vygotsky pembelajaran terjadi disini anak usia dini. Dilakukannya studi
karena kemampuan anak akan didorong literatur ini diharapkan dapat
melalui interaksi sosial yaitu ZPD. memberikan informasi kepada pembaca
Namun kurangnya pemahaman khususnya orang tua mengenai urgensi
orang tua terhadap pentingnya bermain bermain pada anak usia dini, memahami
salah satu faktor yang menjadi kendala bagaimana perkembangan sosial pada
bagi aspek perkembangan pada anak anak usia dini melalui bermain.
usia dini. Saat ini banyak orang tua
yang menganggap bahwa bermain akan METODE PENELITIAN
mengganggu proses belajar pada anak, Penelitian merupakan sebuah
sebagain besar orang tua hanya penelitian kajian literatur dengan
menuntut anak untuk mempersiapkan menelaah beberapa jurnal yang terkait
pendidikan selanjutnya saja. Padahal dengan permasalahan yang akan
lingkungan utama yang dapat dibahas yaitu mengenai bermain. Hasil
membantu perkembangan anak dari jurnal yang telah ditelaah ini akan
berkembang secara optimal adalah digunakan untuk mengetahui
lingkungan keluarga. Selain itu, banyak bagaimana pemahaman orang tua
manfaat yang akan didapat ketika anak terhadap urgensi bermain dalam
bermain salah satunya yaitu dapat mengembangakan perkembangan aspek
mengembangkan aspek perkembangan sosial pada anak usia dini.
sosial pada anak. Dengan bermain anak
akan sering berkomunikasi dengan PEMBAHASAN
lingkungan sekitarnya yang membuat 1. Orang Tua
perilaku sosial anak berkembang Keluarga dalam lingkungan anak
dengan baik. Adhani dan Hidayah usia dini memiliki peran yang penting
(2014, hlm. 139) mengatakan bahwa bagi anak, karena keluarga merupakan

58
Novia Rahmadianti. PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI. Early Childhood : Jurnal Pendidikan.
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

pondasi untuk anak belajar dan “bermain dapat mengembangkan


mengembangkan aspek bermacam-macam aspek perkembangan
perkembangannya. Seperi menurut anak salah satunya adalah aspek sosial,
Fadlillah (dalam Novrinda, dkk. 2017, belajar komunikasi dengan temannya
hlm. 41) bahwa lingkungan keluraga untuk mengemukakan isi pikiran dan
adalah lingkungan awal bagi seorang perasaannya”. Dengan bermain anak
anak, segala tingkah laku maupun dapat bersosialisasi dan memberikan
perkembangan yang muncul pada diri kesempatan kepada anak untuk
anak akan mencontoh pada kedua orang bereksplorasi, berekspresi, berinteraksi
tuanya. Maka dari itu, orang tua serta belajar secara menyenangkan.
bertanggung jawab dalam pendidikan Ifrianti (2015, hlm. 155) mengatakan
anak dan mejadi panutan atau tauladan bahwa suatu kegiatan yang disebut
anak agar perkembangan dan bermain harus ada lima unsur di
pertumbuhan anak akan berkembang dalamnya, yaitu:
secara optimal. Sejalan dengan a. Mempunyai tujuan, yaitu permainan
pendapat Wibowo, 2012 (dalam Novita, itu sendiri untuk mendapat kepuasan.
dkk. 2016, hlm. 23) bahwa anak adalah b. Memilih dengan bebas dan atas
anugerah dan amanah dari Allah SWT kehendak sendiri, tidak ada yang
maka orang tua berkewajiban dalam menyuruh ataupun memaksa.
menjaga, medidik dan mengarahkan c. Menyenangkan dan dapat dinikmati.
mereka agar dapat berkembang secara d. Mengkhayal untuk mengembangkan
optimal dengan potensi yang daya imajinasi dan kreativitas.
dimilikinya. e. Melakukan secara aktif dan sadar.
Kelima unsur tersebut dapat membuat
2. Urgensi Bermain bermain anak menjadi lebih
Bermain sudah menjadi menyenangkan, jika anak bermain
dunianya anak, bermain bukan hanya dalam keaadan menyenangkan maka
menjadi kesenangannya saja namun anak akan dapat berkesplorasi secara
sudah menjadi kebutuhan untuk kreatif dengan mudah. Sejalan dengan
memenuhi kepuasannya dan pendapat Froebel (dalam Pratiwi, 2017,
perkembangan anak. Bermain adalah hlm. 111) bermain sebagai bentuk
kegiatan yang dilakukan oleh anak kegitan belajar adalah bermain yang
dalam memenuhi kebutuhannya dan kreatif dan menyenangkan.
menimbulkan kesenangan atau Ketika anak bermain cenderung
kepuasan (Trinova, 2012; Istiarini, akan mengurangi sifat egosentris pada
2014). Bermain juga dapat anak bahkan anak akan sering berbagi
mengembangkan aspek perkembangan dengan teman yang lain (Rohmah,
anak salah satunya yaitu aspek 2016; Kuswanto, 2016). Egosentris
perkembangan sosial, menurut adalah memandang sesuatu hanya
Tedjasaputra, 2001 (dalam Istiarini, dengan sudut pandang dirinya sendiri
2014, hlm. 150) mengungkapkan dan tidak dapat membedakannya

59
Novia Rahmadianti. PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI. Early Childhood : Jurnal Pendidikan.
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

dengan sudut pandang orang lain oleh lingkungan kepada anak akan
(Mu’min, 2013; Rohmah, 2016). membantu perkembangan sosial anak
Dengan bermain juga anak dilatih dalam beradaptasi dengan
dalam rasa tanggung jawabnya, lingkungannya, terutama lingkungan
kejujuran, bekerja sama dengan keluarga (orang tua) karena orang tua
kelompok serta melatih kedisiplinan adalah lingkungan pertama yang anak
pada anak. untuk berinteraksi.
Pada dasarnya anak sudah Pada saat anak bermain dengan
memiliki kemampuan sosial seperti teman sebaya nya anak akan sharing
yang sudah dijelaskan, kemampuan mengenai pengetahuan atau
sosial tersebut ada sejak anak dalam pengalamannya. Sejalan dengan
kandungan dan akan terus berkembang pendapat Mayar (2013, hlm. 460)
hingga dewasa. Perkembangan sosial bahwa perkembangan sosial sebagai
selain memang sudah ada pada diri anak proses belajar untuk menyesuaikan diri
juga dipengaruhi oleh lingkunga terhadap norma, moral, dan tradisi. Ciri-
sekitarnya. Sejalan dengan pendapat ciri perkembangan Anak usia dini dari
John Locke (dalam Magta, 2013, hlm. usia 3-4 tahun menurut Sujiono, 2009
224) bahwa anak seperti kertas putih, (dalam Mayar, 2013, hlm. 461) adalah:
baik buruknya anak dipengaruhi oleh 1. Usia 3 tahun: 1) Bereaksi terhadap
lingkungan. Maka dari itu, orang tua orang lain. 2) Menikmati pada saat
sebagai lingkungan pertama anak perlu bergaul dengan anak-anak lain. 3)
memberikan pengaruh yang positif Dapat memelihara keterlibatan
terhadap perkembangan sosial anak dengan anak yang lain untuk suatu
salah satunya dengan memahami periode yang sangat pendek 4)
urgensi bermain yang dapat Mampu berbagi tanpa perlu
berpengaruh pada perkembangan sosial membujuk. 5) Menunjukkan
anak. kemampuan yang sangat kecil untuk
menunda kepuasaan. 6) Dapat
3. Perkembangan Sosial Anak Usia meniru tindakan dari orang lain.
Dini 7)Mulai untuk melibatkan diri pada
Perkembangan sosial pada anak permainan yang parallel.
usia dini sangat dipengaruhi oleh 2. Usia 3-4 tahun: 1) Menjadi lebih
lingkungan yaitu lingkungan keluarga, sadar akan diri sendiri. 2)
sekolah dan masyrakat yang ada di Mengembangkan perasaan rendah
sekitar anak itu sendiri. Perkembangan hati. 3) Menjadi sadar akan rasial
sosial adalah kemampuan berperilaku dan perbedaan seksual. 4) Dapat
baik dengan teman sebaya, orang tua mengambil arah, mengikuti beberapa
serta masyarakat agar dapat aturan. 5) Memiliki perasaan yang
menyesuaikan diri (Hurlock dalam kuat kearah rumah dan keluarga. 6)
Jamila, 2019; Mayar, 2013). Pemberian Menunjukkan suatu perubahan
pengalaman yang positif yang diberikan dalam hal perasaan atau pengertian

60
Novia Rahmadianti. PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI. Early Childhood : Jurnal Pendidikan.
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

dari kepercayaan pada diri sendiri. 7) Keterampilan sosial adalah kemampuan


Bermain parallel; mulai bermain dan kecakapan dalam mengatur emosi,
permainan yang memerlukan kerja pikiran melalui komunikasi, kerja sama,
sama. 8) Memiliki teman bermain berbagi dan berinteraksi dengan
khayalan. lingkungan sesuai dengan norma yang
3. Usia 5-6 tahun: 1) Menyatakan berlaku (Setiawan, 2016; Perdani,
gagasan yang kaku peran jenis 2014). Keterampilan sosial dapat
kelamin. 2) Memiliki teman baik, diperoleh melalui teman sebaya, maka
meskipun untuk jangka waktu yang dari itu anak usia dini harus diberikan
pendek. 3) Sering bertengkar tetapi kebebasan yang cukup untuk bermain
dalam waktu yang singkat. 4) Dapat baik dilingkungan rumah maupun
berbagi dan mengambil giliran. 5) lingkungan sekolah. Menurut Jenice J.
Ikut ambil bagian dalam setiap Beaty, 1998 (dalam Siska, 2011, hlm.
kegiatan pengalaman di sekolah. 6) 33) bahwa keterampilan sosial atau
Mempertimbangkan setiap guru prosocial behavior mencakup beberapa
merupakan hal yang sangat penting. perilaku, seperti: a) Empati yang ada
7) Ingin menjadi yang nomor satu. 8) dalam diri anak dan mengekspresikan
Menjadi lebih posesif terhadap perasaannya dengan memberikan
barang-barang kepunyaannya. perhatian kepada orang lain dan dapat
Untuk mengembangakan merasakan perasaan yang dirasakan
perkembangan sosial pada anak usia oleh orang lain. b) Perilaku murah hati
dini perlu dukungan dari lingkungan. dan dermawan yang ada didalam diri
Faktor yang dapat mempengaruhi anak ditunjukan melalui anak yang mau
perkembangan sosial pada anak usia berbagi sesuatu kepada orang lain. c)
dini yaitu lingkungan keluarga, Perilaku kerja sama, anak dapat
keharmonisan keluarga dan perlakuan mengikuti perintah secara sukarela dan
orang tua serta harapan orang tua dapat bergantian atau menunggu giliran.
terhadapa anak dapat mempengaruhi d) Perilaku saling membantu yang ada
perkembangan sosial anak. Kemudian didalam diri anak, seperti anak dapat
faktor lingkungan diluar rumah seperti membantu orang lain ketika sedang
teman sebaya, guru, hubungan anak mengalami kesulitan dan membutuhkan
dengan orang dewasa dan keamanan bantuan.
juga dapat membantu perkembangan
sosial pada anak (Mayar, 2013; 4. Penelitian Terdahulu Terkait
Pebriana, 2017). Bermain Untuk Mengembangkan
Jika perkembangan sosial anak Aspek Sosial Anak
diberikan dukungan oleh lingkungan Berdasarkan beberapa hasil
sekitarnya maka anak akan dapat penelitian terdahulu terkait dengan
mengembangkan ketermapilan sosial bermain untuk meningkatkan aspek
untuk beradaptasi dengan mudah sosial pada anak dapat dijelaskan,
terhadap lingkungan sekitarnya. penelitian yang dilakukan oleh Isbayani,

61
Novia Rahmadianti. PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI. Early Childhood : Jurnal Pendidikan.
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

Sulastri & Tirtayani (2015) dengan tindakan kelas (PTK) atau Classroom
menggunakan metode penelitian Action Research (CAR). Subjek
tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian penelitian ini adalah peserta didik
ini adalah anak kelompok A PAUD kelompok B dengan jumlah 20 anak
ABC Singaraja dengan jumlah anak 16 terdiri dari 9 anak perempuan dan 11
yaitu 11 anak perempuan dan 5 anak anak laki-laki. Penelitian ini terdiri dari
laki-laki, variabel dari penelitian ini dua siklus, ada sepuluh kali pertemuan
yaitu metode outbond sebagai variabel di setiap siklusnya. Hasil dari penelitian
bebas dan keterampilan sosial sebagai tindakan kelas ini yaitu di siklus
variabel terikat. Hasil dari penelitian ini pertama peserta didik sudah dianggap
menyatakan bahwa bermain dengan mampu dalam melakukan keterampilan
metode outbond ini dapat melatih sosial, kemudian peneliti melakukan
keterampilan sosial pada anak karena siklus kedua. Pada siklus kedua ini
banyak permainan yang mengharuskan terjadi peningkatan keterampilan sosial
anak untuk menunggu giliran, pada anak usia dini seperti anak yang
mematuhi aturan, kerjasama sabar menunggu giliran, mengalah
(teamwork), toleransi. Berikut hasil dari kepada teman, menghargai pendapat
penelitian dengan menggunakan metode orang lain dan dapat bermain bersama.
outbond: (a) bersabar menunggu giliran Berdasarkan hasil penelitian
total hasil observasi mencapai terdahulu diatas, dapat dikatakan bahwa
persentase siklus I mencapai 73% atau bermain dapat mengembangkan aspek
sekitar 14 anak sesuai harapan dari 20 sosial pada anak. Maka dari itu
anak, dan pada siklus II mencapai 90%, lingkungan sekitar anak baik orang tua,
(b) Menunjukan sikap toleran dapat guru, masyarakat harus dapat
bekerjasama dalam kelompok pada memahami urgensi bermain bagi anak
siklus I mencapai persentase 72% atau usia dini agar dapat memfasilitasi anak
sekitar 14 yang sesuai harapan dari 20 dan membantu perkembangan
anak, dan pada siklus II mencapai 91%, sosialnya.
(c) berbagi alat main pada siklus I
mencapai persentase 71% atau 17 anak SIMPULAN
yang sesuai harapan dari 20 anak, dan Bermain adalah suatu kebutuhan
pada siklus II mencapai 91%, (d) bagi anak, karena dengan bermain dapat
memberikan kesempatan main pada memberikan banyak manfaat bagi anak
teman siklus I mencapai persentase seperti membantu mengembangakan
67.5% atau 18 anak yang sesuai harapan aspek perkembangan anak dan
dari 20 anak, dan pada siklus II mendapat pengetahuan baru. Anak
mencapai 93%. belajar dan mendapatkan
Kemudian hasil penelitian yang pengetahuannya melalui bermain.
terkait dengan bermain lainnya yaitu Perkmabangan sosial anak dapat
dilakukan oleh Pujiati (2015) berkembang memlalui bermain, karena
menggunakan metode penelitian dengan bermain anak akan belajar untuk

62
Novia Rahmadianti. PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI. Early Childhood : Jurnal Pendidikan.
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

mematuhi aturan atau norma yang Istiarini, R. (2014). Peningkatan


berlaku, bekerjasama dengan teman Kemampuan Berbicara Melalui
sebaya, tolong menolong serta Bermain Balok. Jurnal
menghargai pendapat orang lain. Pendidikan Usia Dini, 8 (1),
Maka dari itu lingkungan anak 145-154.
khususnya orang tua sebagai
lingkungan pertama anak harus dapat Jamila, S. (2019). Pengembangan
memfasilitasi kegiatan bermain anak Sosial-Emosional Anak Melalui
agar anak mendapatkan manfaat dari Metode Role Playing (Bermain
kegiatan bermain yang dilakukannya. Peran) di Kelompok B Anak
Usia Dini. Pelangi: Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Pemikiran dan Penelitian Islam
Adhani, D. N. (2014). Peningkatan Anak Usia Dini, 1 (1), 84-101.
Keterampilan Sosial Anak
Melalui Permainan Tradisional Khasanah, I., Prasetyo, A., &
Ular-Ularan. Jurnal PG-PAUD Rakhmawati, E. (2011).
Trunojoyo, 1 (2), 76-146. Permainan Tradisional Sebagai
Media Stimulasi Aspek
Danoebroto, S. W. (2015). Teori Belajar Perkembangan Anak Usia Dini.
Konstruktivis Piaget dan Jurnal Penelitian PAUDIA, 1
Vygotsky. Indonesian Digital (1), 91-105.
Journal of Mathematics and
Education, 2 (3), 191-198. Kuswanto, C. W. (2016).
Menumbuhkan Kemandirian
Ifrianti, S. (2015). Implementasi Anak Usia Dini Melalui
Metode Bermain Dalam Bermain. Jurnal Ilmiah
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pendidikan Islam Anak Usia
di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Dini, 1 (2), 20-34.
Pendidikan dan Pembelajaran
Dasar, 2 (2), 150-169. Magta, M. (2013). Konsep Pendidikan
Ki Hajar Dewantara Pada Anak
Isbayani, N. S., Sulastri, N. M., & Usia Dini, Jurnal Pendidikan
Tirtayani, L. A. (2015). Usia Dini, 7 (2), 221-232. doi:
Penerapan Metode Outbond https://doi.org/10.21009/JPUD.0
Untik Meningkatkan 72
Keterampilan Sosial Emosional
Anak. e-Journal PGPAUD Mayar, F. (2013). Pekembangan Sosial
Universitas Pendidikan Anak Usia Dini Sebagai Bibit
Ganesha, 3 (1), 1-11. Untuk Masa Depan Bangsa.
Jurnal Al-Ta’lim, 1 (6), 459-
464. doi:

63
Novia Rahmadianti. PEMAHAMAN ORANG TUA MENGENAI URGENSI BERMAIN DALAM
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI. Early Childhood : Jurnal Pendidikan.
Vol. 4 No. 1, Mei 2020

http://dx.doi.org/10.15548/jt.v20 Pratiwi, W. (2017). Konsep Bermain


i3.43 Pada Anak Usia Dini. Tadbir:
Jurnal Manajemen Pendidikan
Mu’min, S. A. (2013). Teori Islam, 5 (2), 106-117.
Perkembangan Kognitif Jean
Piaget. Jurnal Al-Ta’dib, 6 (1), Pujiati, D. (2015). Peningkatan
89-99. Keterampilan Sosial Melalui
Metode Bermain Peran. Jurnal
Novita, D., Amirullah., & Ruslan. Ilmiah Pendidikan Dasar, 7 (1),
(2016). Peran Orang Tua dalam 1-15.
Meningkatkan Perkembangan
Anak Usia Dini di Desa Air Pujiati, D. (2015). Peningkatan
Pinang Kecamatan Simeulue Keterampilan Sosial Melalui
Timur. Jurnal Ilmiah Metode Bermain Peran.
Mahasiswa Pendidikan DINAMIKA Jurnal Ilmiah
Kewarganegaraan Unsiyah, 1 Pendidikan Dasar, 7 (1), 1-15.
(1), 22-30.
Rohmah, N. (2016). Bermain dan
Novrinda., Kurniah, N., & Yulidesni. Pemanfaatannya Dalam
(2017). Peran Orang Tua dalam Perkembangan Anak Usia Dini.
Pendidikan Anak Usia Dini Jurnal Tarbawi, 13 (2), 28-35.
Ditinjau Dari Latar Belakang
Pendidikan. Jurnal Potensia, Setiawan, M. H. Y. (2016). Melatih
PG-PAUD FKIP UNIB, 2 (1), Keterampilan Sosial Anak Usia
39-46. Dini Melalui Permainan
tradisional. Jurnal Dimensi
Pebriana, P. H. (2017). Analisis Pendidikan dan Pembelajaran,
Penggunaan Gadget Terhadap 5, 1-8.
Kemampuan Interasi Sosial pada
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Siska, Y. (2011). Penerapan Metode
Jurnal Pendidikan Anak Usia Bermain Peran (Role Playing)
Dini, 1 (1), 1-11. doi: Dalam Meningkatkan
https://doi.org/10.31004/obsesi.v Keterampilan Sosial dan
1i1.26 Keterampilan Berbicara Anak
Usia Dini, (2), 31-37.
Perdana, P. A. (2014). Peningkatan
Keterampilan Sosial Anak Trinova, Z. (2012). Hakikat Belajar dan
Melalui Permainan Tradisional. Bermain Menyenangkan Bagi
Jurnal Pendidikan Usia Dini, 8 Peserta Didik. Jurnal Al-Ta’lim,
(1), 129-136. 1 (3), 209-215.

64

Anda mungkin juga menyukai