Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI TEORI BELAJAR KURT LEWIN PADA DESAIN PEMBELAJARAN FIKIH

Mustapid

Kepala Bidang Pendiddikan Madrasah Kanwil Kemenag Sumatera Utara Medan

e-mail: mustapidpenmad@gmail.com

Abstract: The Theory of Kurt lewin is to understand about perception area


become an area it relates to inside individual with the environment of
psychologies. Inside of individual effects the habits through motoric function,
instead of the environment of psychologies effect inside of individual via
perception. Inside of individual, contents of motivational aspects. The aspects of
motivational inside of individual show the elements. Mentioned by sel. Sel with
the amount and position for every bias can change based on the purpose, want,
necessary and motivation appear in that same time. This theory is building and
improving the students’ comprehend, memorizing, and action to explain more
the content of fikih learning, because the fikih learning discussed about ibadah
(ibadah mahdah dan ghairu mahdah) Since 2013 to 2018 no article found such
as this comprehend to know the students’ motivation doing in learning of fikih
study. All the theories of Robert M.Gagne, Skinner, Thorndike dan Lawrence
Kohberg, no towarad finally to this theory even though to design of learning to
design, therefore we should insist to care it out to make Kurt Lewin’s theory to
improve the students’ ability in understanding of fikih study.
Keyword: Learning Theory, Kurt Lewin, Fikih Lessoning.
PENDAHULUAN terhadap pembelajaran fikih. Hal ini
Belajar merupakan kebutuhan siswa, sebagaimana dalam berbagai jurnal-jurnal,
dalam belajar perlu diterapkan metode, seperti jurnal internasional dan jurnal
aplikatif serta evaluasi terkini dalam nasional, bahwa penguatan kompetensi
pengembangan belajarnya, karenanya peserta didik lebih banyak dirangsang
ketiga tersebut membutuhkan teori. Di oleh sensorik motorik. Dari pada sensorik
mana teori dapat menghantarkan cara stimulus. Karenanya dalam pembahasan
belajar anak menjadi tumbuh dalam ini ditawarkan tentang konsep belajar
sifatnya untuk terus berupaya belajar dan menurut Teori Kurt Lewin.
belajar. Teori yang muncul tentu harus Konsep belajar menurut Teori Kurt
memunculkan teori ahlinya. Yang di- Lewin adalah field of theory dan tidak me-
maksud demikian adalah teori belajar nunjukkan new pscychological system di
yang dimunculkan oleh tenaga ahli di mana prosesnya termarginalkan oleh dan
bidangnya. Teori belajar dari berbagai terboundurisitas di satu sisi yang unik,
sumber dari mulai Thorndike, Skinner, daripada itunya demikian maka teori
Robert M.Gagne, Lawrence Kohrberg, dan belajar menurut Kurt Lewin adalah teori
Gestalt lebih banyak mengedepankan teori medan yang dipelajari sebagai sekum-
stimulus daripada teori sensorik motivasi. pulan konsep dengan dimana seseorang
Teori belajar yang diajarkan pada praktek dapat menggambarkan kenyataan psiko-
belajar seperti mempelajari fikih (hal ini logis. Konsep konsep ini harus cukup luas
dihubungkan dengan teori-teori tersebut) untuk dapat diterapkan dalam semua
tidak didapatkan materi yang pas untuk bentuk tingkah laku, dan sekaligus juga
dijadikan sebagai bahan pengenalan dan cukup spesifik untuk menggambarkan
bahkan sampai pada implementasinya orang tertentu dalam suatu situasi
12
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

konkret. Lewin juga menggolongkan teori KAJIAN PUSTAKA


medan sebagai “suatu metode untuk Konsep Teori Belajar Kurt Lewin
menganalisis hubungan hubungan kausal Konsep teori belajar Kurt Lewin
dan untuk membangun konstruk-konstruk yang menggunakan teori belajar asumsi
ilmiah.” gestalt, yakni;
Karakteristik prioritas ini menurut 1. Asumsi awal dari pengetahuan
tawaran Lewin, yaitu; mengenai ilmu Pscychological nota-
1. The character building of self con- benenya bersampingan dengan unsur
fidence merupakan keberfungsian field (deskripsi mengenai jiwa) akan tetapi
terjadi ketika hal demikian berdasar- saling keterkaitan dan berkoneksi.
kan pada accidently. Elemen tersebut dideskripsikan untuk
2. Conditional peserta didik secara kom- berkoneksi comprehending of relating
prehensif dianalisis pada permulaan tentunya hal demikian bukanlah pada
secara dinamis dan termaktub melalui aspek fisik dan sizenya.
garis komponensial peserta didik ter- 2. Asumsi dasar progressif lainnya ber-
sebut. koneksi antara sesama, kemudian
3. Indvidiualistis transparatif pada con- memunculkan synopsis yang kontem-
ditional yang ril mendeskripsikan plasi terhadap aspek individualistis
secara sistematikal dan dinamis (hal pergerakannya menuju unity of
ini dinamai dengan mathemitcs. gestalt.1
The Field Theory kognitif sebagai- 3. Ilmu pschologhical pada hakikatnya di-
mana yang telah diimplementatifkan oleh maknai sebagai lapangan teoretis (field
Kurt Lewin di berbagai substansial dan of theory common), dimana studi
subjektivitas serta objektivitas psycho- lapangan ini merupakan sebuah ele-
logical dan sociologhical, beberapa hal men dasar dalam menata kepribadian
demikian termaktub perlakuan anak balita yang didapatkan dalam ketentuan
serta pertumbuhan dimensi anak kecil interkoneksi disertai saling support
disertai dengan disabilities mentalistik, dalam sistematisasi tersebut (hal ini
problematika komunitas non produktif adalah bahwa psikologi itu mengikat-
minoritas, komparasi character building kan keterkaitan kepribadian seseorang
secara nasionalitas dan komunitas mayo- dengan lainnya.
ritas yang secara dinamis dan produktif. Tingkah laku atau behavior of person
Berikut pada paparan teoretis di melibatkan personaliti diri terutama ber-
atas, kemudian kita akan mendiskusikan koneksi dengan tatanan pragmatis dalam
adanya Teori Lewin mengenai Structure, keinginan dasar terpadu, terutama keter-
globalistikal keterbahasan dan develop- kaitan terhadap perilaku dasarnya baik
ment individualistic yang dikorelasikan dari genetic, lingkungan, dan masyarakat
pada tatanan psychological of field, sebab sekitar. Konstelasi kehidupan seseorang
hal demikianlah individualistis merupakan itu merupakan kompilasi dari keter-
komponen sistemik dari ‫المعيشة الكبري البشرية‬ individuan dengan habibat sekitar pribadi
dimana koneksivitas antara ‫ البشر‬saling seseorang. Karenanya keterpaduan (unity)
bervertikal. tidak bisa lepas dari duniawi akan tetapi
Dalam artikel ini dibahas tentang wujudnya juga tidak bisa terlepas begitu
aplikasi teori belajarnya Kurt Lewin ke saja dengan demikian, kepribadian itu
dalam pembelajaran dalam desain pem- diukur seberapa besar kepengaruhan
belajaran pada bidang studi Fiqh di MTs
Negeri Dairi Sidikalang. 1Hall,Calvin S. and Malvin, Teori-Teori
Holistik (Organismik Fenomenologis), Terj. Ilham
Sandi Edisi Revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada Press, 2017), h. 120.
Mustafid |13
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

tersebut dapat berguna bagi yang lainnya, Ketertambahan bilangan umur,


sebab hal demikian juga dapat dipastikan maka dengan demikian regionisitas
kemudian bahwa motoric of perception kepribadian peserta didik dalam
dan inner of interpersonal menjadi keter- individual of development semakin
paduan yang menyatu: proressif, dengan demikian keter-
1. Regionalisitas motoric of perception capaian dalam remarkable dan ke-
membentuk kepribadian yang pada ahlian terpadu peserta didik terlihat.
hakikatnya konseksitivitas terhadap Contoh, orang dewasa lebih pandai
keterpengaruhan psychological of menyembunyikan isi hatinya daripada
environment. Kepribadian itu mem- anak-anak (region anak lebih mudah
berikan effectiveness of behavior me- ditembus).
lalui motorical of function, kemudian 2. Perubahan dalam variasi tingkah laku-
juga sebaliknya psikologika daerah se- nya.
kitar dapat memberikan sentuhan ke- 3. Perubahan dalam organisasi dan struk-
pribadian dalam motoric of perception tur tingkah lakunya lebih kompleks.
tersebut. 4. Bertambah luas arena aktivitas,
2. Kepribadian secara internal memiliki Contoh, anak kecil terikat oleh masa
aspek motivasionalisitas. Aspek ter- kini sedangkan orang dewasa terikat
sebut dalam keprbadian seseorang di- oleh masa kini, masa lampau dan masa
jabarkan dalam elemen terpisah dari depan.
sel. 5. Perubahan dalam realitas. Dapat mem-
3. Sel; hitungan kelompok di mana setiap bedakan yang khayal dan yang nyata,
hitungan jumlah tersebut berporoskan pola berpikir meningkat, contohnya
pada tujuan dasar, hasrat, keter- dari pola berpikir assosiasi menjadi
butuhan dan motivasionalisitas yang pola berpikir abstrak.2
tergambarkan melalui objektivitas.
Regionalisitas motoric of perception METODE PENELITIAN
membentuk kepribadian yang pada haki- Metode penelitian ini berjenis pene-
katnya konseksitivitas terhadap keter- litian kualitatif. Metode pendekatannya
pengaruhan psychological of environment menggunakan analisis deskriptif. Teknik
unsurnya menyusun Region: pengumpulan data menggunakan obser-
1. Region, several of stimulation yang di- vasi, wawancara dan dokumentasi.
capai melalui persepsi (tangkapan
nalar dan daya pikirnya) kemudian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
memberikan effectiveness atau men-
jadikannya sebagai elemen yang ber- Elaborasi Teori belajar Kurt Lewin
fungsi sebagai humanistic of cognti- dalam desain pembelajaran bidang
veness. studi Fiqh di MTs Negeri Dairi
2. Bondaris, several of boundary among Sidikalang.
cells, keterpaduan antara regionalisitas Teori belajar yang paling dikenal
daerah persepsi pemahaman dengan orang tentang Kurt Lewin adalah teori
motorik. belajar secara medan kognitif, adapun ciri-
ciri utama dari teori medang kognisi Kurt
Perkembangan Kepribadian Menurut Lewin adalah:
Kurt Lewin 1. The theory of behavior peserta didik
Realitas individualistical of develop- merupakan keberfungsian dasar dalam
ment kajian Kurt Lewin adalah:
1. Diferensiasi
2 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik

,Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), h. 39.


14 | Aplikasi Teori Belajar Kurt Lewin Pada Desain Pembelajaran Fikih
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

menganalisis dan menelaah suatu kegiatan yang dilakukan 5 kali dalam


kajian di saat keterjadian masa ter- sehari sebelum shalat.3
sebut. 2. Perubahan dalam variasi tingkah
2. The Analysis dimulai melalui situation lakunya.
of conditional secara global di mana Tentunya bila dalam hal bacaan
bagian dari conditional tersebut dapat wudhu dan praktek shalat yang diajarkan
dikomparasikan antar lainnya. maka tingkat variasi tingkah lakunya juga
3. Peserta didik yang terserap dalam akan semakin terintegrasi secara alami.
conditional tersebut dapat dideskripsi- Namun alami disini adalah bila itu semua
kan secara sistematis dan transparatif dilakukan dan ditunjukkan secara lang-
global. sung, hasil yang diterima dari metode
The Theory conception of field telah pembelajaran dalam kelas secara profes-
diimplementasikan oleh Kurt Lewin dalam sional juga dapat mempengaruhi tingkat
rentetan severalisitas terutama dalam variasi pola perubahan karakter peserta
pscychological dan sosiologistic, kajian didik
contohnya adalah prilaku dasar anak bayi 3. Kosmologis desentris progressif
dan anak anak, masa pertumbuhan me- komuniti dan the structure of behavior
nuju keremajaan, keterbelakangan mental, secara kontuinitas dan komprehensif.
masalah masalah kelompok minoritas, Dalam arti kata bila tingkat pe-
perbedaan perbedan karakter nasional mahaman peserta didik dipraktekkan
dan dinamika kelompok. dalam shalat di Masjid atau di Mushalla
Dalam hal pembelajaran Fiqh di MTs maka makin terstruktur organisasi dan
Negeri Dairi Sidikalang misalnya, para struktur tingkatan moral dan akhlak akan
peserta didik di ajak untuk menguasaia terjaga.
medan kognisi karena dengan semakin 4. Progresivitas layak di kegiatan peserta
banyak teori pembelajaran secara kognisi, didik secara automotical
maka semakin banyak tingkat kepahaman Contoh, anak yang belum dewas ter-
para peserta didik secara menyeluruh. koneksi adanya keadaan zaman now ke-
Dalam hal pembelajaran fiqh contohnya, terbalikannya pertumbuhan menuju
yang diajarkan adalah tentang tata cara dewasa terkoneksi oleh kehidupan ber-
berwudhu. Para peserta didik diajarkan lanjut (future life style next) zaman now
secara satu persatu dengan banyak prak- dan nowadays. Tatanan praktis realistis-
tek yang diberikan, ini digalakkan agar nya (nowadays) peserta didik cukup di-
tingkat kepamahaman pada teori kognisi implementasikan pada batasan teori
dapat meningkatkan: kognitif yang bukan memuat vektorisitas,
1. Diferensiasi pada bacaan mengenai maknanya adalah the self of force menuju
doa-doa sebelum berwudhu seperti pergerakan something bilamana tidak
membaca: cukup diasasi oleh kompleksitas urutan
َ َ ً َ َ َْ َ َ ْ َ ُ ُ ُ َْ
‫هلل ج َعالي‬
ِ ‫هىٍت الىضىء ِل َسف ِع الحد ِث الاسس ِز أداء‬ 1,2, dan 3, maka yang terjadi malah teori
medan (field theory) itu semakin terbatasi.
Yaitu apabila semakin bertambah 5. Perubahan dalam realitas
usia, dan semakin banyak contoh-contoh Maknanya kemampuan mengkom-
yang diberikan kepada anak-anak ataupun parasikan hakikat atau realitas yang
peserta didik di dalam sekolah misalnya, abstrak dan objektif, kemampuan bernalar
maka tingkat region dalam kepribadian tinggi (dalam pemahaman semakin prog-
akan semakin bertambah pula. Dan begitu
pula dengan kecakapan/ keterampilannya 3Muhammad Arkoun, Rethinking Islam:
dalam bernusabah dengan kegiatan- Common Question, Uncommon Answers, Revision
Edition Terj. Abdullah Hadi (Bandung: Cita Pustaka
Media, 2016), h. 38.
Mustafid |15
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

ressif) misalnya keberpijakan pada ke- Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah). “Allah
mampuan nalar berpikir secara asosiatif tidak menerima solat tanpa bersuci (ber-
berubah ke arah nalar berpikir secara wudhu’)”. (HR. Muslim, 1/60)
abstraktif. Contohnya kenyataannya “Tidak diterima sholat seseorang
adalah membaca niat ketika berwudhu, antara kamu jika berhadas sehinggalah dia
kemudian membaca ayat-ayat yang di- berwudhu’”. (HR. Bukhari, 1/206. Muslim,
awali oleh Takbiratul Ihram sampai No. 225)
dengan mengucapkan salam di dalam “Sesungguhnya aku diperintah agar
shalat. Ini adalah perubahan dalam reali- berwudhu’ apabila aku ingin mendirikan
tas yang terkandung di dalam kenyataan sholat”. (HR. Abu Daud, no. 3760.
bahwa fakta dalam shalat yang khusyu’ Disahihkan oleh al-Albani, Lihat: as-
dapat menciptakan ketenangan kepada Sahihah).
para peserta didik dalam menjalankan 7. Al-Fadhilátul al-Awwál penunaian Ber-
ibadahnya. wudhu (Al-Fadhilátul Berwudhu)
6. Korelasi hubungan antara Teori Per- a. Bagian Internal dari Keimanan
kembangan Kepribadian dengan Diriwayatkan daripada Abu Malik
pengertian berwudhu. al-Ash’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi
Kajian ‫ اللغة العربية‬pada pharase dasar Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
mengenai al-wudhu’ bila dibaca dengan “Bersuci itu adalah sebahagian dari-
(‫ )أَ ْل ُوض ُْو ُء‬yaitu dengan ditakhrijkan pada pada iman...” (HR. Muslim, No. 223,
dhomir ad-dhómmáf al-harfiyah terutama dalam kitab Bulughul Maram/Kum-
dari phrase tunggal al-harfu ‫ و‬maka me- pulan Hadis-Hadis ).
miliki kebermaksudan bagaimana bentuk b. Wudhu sempurna menghapuskan
aktorisitas pelaksanaan berwudhu itu dosa
sendiri. Apabila ditakhrijkan dalam bentuk Keteraihan dalam pelaksanaan
al-fath maka ‫ و‬maka (ُ‫ )أ َ ْل َوض ُْو ُء‬tersebut me- berwudhu’ yang haqiqi bukan saja
miliki kandungan tunjuk makna bersifat menjamin dimaqbulkannya nilai prak-
air al-wudhu’. Wudhu’ berdasarkan pada tik dan doanya dalam sholat saja, akan
phrase atau lexical phrase maka secara tetapi ianya juga dapat menghilangkan
syara’ ialah: Membersihkan anggota tubuh aspek ketersengajaan dan ketidak-
melalui air bersih (suci lagi mensucikan) sengajaan dosa yang dilakukan sese-
untuk mensucikan bagian tubuh sebagai- orang dalam kehidupannya sehari-hari
mana dalam Alquran dan Alhadis. Ber- selama tidak melakukan kesyirikan.
wudhu’ dalam menunaikan fardhu ‘ain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
seperti sholat merupakan kewajiban dasar Sallam bersabda: “Dari Abu Hurairah
atas perintah dasar dari Allah Azza wa- radhiyallahu ‘anhu berkata: Telah
Jalla sebagaimana firman-Nya: “Wahai bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
orang-orang yang beriman, apabila kamu wa Sallam: Apabila seseorang hamba
akan mendirikan solat maka basuhlah muslim atau mukmin berwudhu’ maka
muka kamu dan tangan-tangan kamu setelah ia membasuh wajahnya, keluar-
hingga siku-siku kamu dan sapulah kepala lah dari wajahnya segala dosa yang
kamu serta (basuhlah) kaki-kaki kamu telah dilihat oleh kedua matanya me-
sehingga ke kedua mata kaki!”. (Surah al- lalui air atau bersama titisan air yang
Ma’idah, 5: 6) terakhir. Ketika membasuh kedua
Tidak sah sholat seseorang tanpa tangannya keluarlah dari kedua
bersuci atau berwudhu’ terlebih dahulu, tangannya setiap dosa yang telah di-
sebagaimana perintah dan penjelasan dari lakukan oleh kedua tangannya bersama
hadis-hadis yang sahih: “Tidak ada sholat air atau bersama titisan air yang ter-
bagi orang yang tidak berwudhu’.” (HR akhir. Sewaktu ia membasuh kedua

16 | Aplikasi Teori Belajar Kurt Lewin Pada Desain Pembelajaran Fikih


ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

belah kakinya, keluarlah dari kedua mencakup perwujudan lingkungan di-


kakinya setiap dosa yang dilangkah mana individu bereaksi, misalnya:
oleh kedua kakinya bersama air atau orang-orang yang ia jumpai, obyek
bersama air terakhir sehinggalah sete- material yang ia hadapi, serta fungsi-
lah ia selesai berwudhu’ ia bersih dari fungsi kejiwaan yang ia miliki. Kurt
dosa-dosanya”. (HR. Muslim, 1/148). Lewin memaknai Life Space "ruang
“Barangsiapa yang berwudhu’ seperti kehidupan" sebagai seluruh peristiwa
ini (seperti wudhu’nya Rasulullah), di- (masa lampau, sekarang, masa datang)
ampunkan dosa-dosanya yang telah yang berpengaruh pada perilaku
berlalu dan solat serta perjalanannya dalam satu situasi tertentu. Bagi
ke masjid adalah dipenuhi pahala”. (HR. Lewin, pemahaman atas perilaku sese-
Muslim, 3/113). orang senantiasa harus dikaitkan
“Dari Abi Umamah radiyallahu dengan konteks - lingkungan di mana
‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu perilaku tertentu ditampilkan. The self
‘alaihi wa Sallam bersabda: Apabila se- of behavior adalah komponen per-
seorang muslim berwudhu’ maka akan wujudan dari atraksivitas action dan
keluar dosa-dosanya dari pendengaran- forisitas baik yang dari internalitas
nya (telinganya), matanya, tangannya individualistis seperti: destinasi, neces-
dan dari kedua kakinya. Apabila ia sary, dan under pressing kejiwaaan
duduk menanti solat, ia duduk dalam maupun dari eksternalitas individu
keampunan (diampunkan) dosa-dosa- seperti: challenge disertai per-
nya”. (HR. Ahmad, 5/252. Hadis Hasan: masalahan4.
Lihat Jami’ as-Saghir, No. 461). Lewin mengembangkan suatu
c. Al-Wudhu’ mengangkat darajat konsep penting dalam teorinya, yakni
Manusia Konsep life space (ruang penghidupan)
Sebagaimana diriwayahkan oleh hal demikian menunjukkan jati diri
datangnya Abu Hurairah radhiyal- individualistis memiliki karakteristik
lahu‘anhu: “Sesungguhnya Rasulullah berlangsung. Konsep ini berdasarkan
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah ber- pada lewin memberikan konsep pada
sabda: Sukakah kamu semua sekiranya ruang penghidupan seseorang5 terdiri
aku tunjukkan kepada kalian akan dari :
amalan dapat menghapuskan kesa- 1) Internalitas individual, kebutuhan
lahan-kesalahan dan mengangkat be- internal individual, kebutuhan indi-
berapa darjat kalian? Mereka men- vidualistis terencana pada satu saat
jawab: “Ya, wahai Rasulullah”. Maka tertentu, destinasi dan planning
Baginda Shallallahu ‘alaihi wa Sallam individual. Bila dikaitkan dengan
pun bersabda: “Yaitu (antaranya) pembelajaran fiqh di dalam sekolah
menyempurnakan wudhu’ walaupun adalah bahwa bila pendidik mena-
dalam keadaan yang tidak disenangi namkan keutamaan dalam shalat,
(seperti kesejukan dan sebagainya)…” maka peserta didik akan mampu
(HR. Muslim, No: 253). menciptakan kebiasaan dalam
Bila semua keterangan-kete- shalat tanpa ada unsur perintah
rangan di atas dinisbatkan kepada apapun baik dalam sekolah mau-
konsep teori utama Kurt Lewin dalam pun di luar sekolah. Dan tujuan dari
perkembangan kepribadian sebagai- shalat itu adalah membentuk ke-
mana yang telah diterangkan sebelum-
nya bahwa Konsep utama teori medan 4Erlina A, Chatarina dkk, Psikologi Belajar
kognitif yang dikemukakan oleh kurt Edisi Revisi (Semarang: Unnespers, 2016), h. 183.
5Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik
lewin adalah life space. life space
Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 104
Mustafid |17
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

pribadian inter personal kepada kan ke dalam pembelajaran bidang studi


tuhannya dan menjaga segala per- fiqh yang mana dapat mempengaruhi
buatan keji dan munkar seperti produktifitas dalam belajar mengajar, oleh
ayat di bawah ini: karenanya dalam pembelajaran fiqh ini
َ ُ َ َ َ َ َ َّ َّ
‫الصَلة ث ْى َه ْي َع ِن الف ْحش ِاء َوامل ْىكس‬ ‫ِإن‬ terlebih dahulu membahas tentang shalat.
Asal makna shalat menurut bahaa
Artinya :” Shalat Itu Menjaga dari Arab ialah “do’a”, tetapi yang dimaksud di
segala perbuatan keji dan Munkar “. sini ialah “ibadat yang tersusun dari
2) Environment it self atau lingkaran beberapa perkataan dan perbuatan yang
kehidupan individualistis, fisikal dimulai dengan takbir, disudahi dengan
sekitar, sosialitas sekitar, kon- salam, dan memenuhi beberapa syarat
sepsivitas sekitar bagian dari atensi yang ditentukan. Firman Allah swt :
َ ُْ َ َْ َ َ َ َّ َّ َ َ َّ َ
‫الصَلة ث ْى َهى َع ِن الف ْحش ِاء َوامل ْىك ِس‬
kohesif keterkaitannya atas realis-
tis atas kebutuhan dan keber- ‫َوأ ِق ِم الصَلة ِإن‬
maksudan. Artinya: “Dan dirikanlahshalat. Sesungguh-
Hall dan Lindzey mendeskripsikan nya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
prioritas adanya pemahaman dalam kon- perbuatan) keji dan mungkar”. (Al-
sep pemikiran medan teorisitas Kognitif Ankabut : 45).
Lewin yakni: Salat fardhu (kewajiban al-ibaádah
1. Content of behavior dari field dimana al-mahdháh) sebagai bentuk ábdi al-basyr
keterjadian dimensinya berdasarkan (‫ )البشر‬dan dituliskan dalam surat al-
pada waktu keterjadian berlangsung. dzariyat ayat 56 ‫وما خلقث الجه واالوسي اال‬
2. The analysis of behavior ditandai ‫ ليعبدون‬merupakan kewajiban dasar bagi
dengan conditional secara global dari hamba Allah swt untuk menunaikannya
elemen dasar behavior yang ter- secara ‫االخالص‬. Perintah demikian sebagai-
komparasi dan terpisahkan. mana dalam perintah isra’ dan mi’raj
3. The concrete of individulistical dalam dalam surat al-Isra ayat 1 (sedari demi-
conditional of concrete dapat dides- kian perintah terhadap berdirinya shalat
kripsikan dalam matematisitas. lima waktu sebelum permulaan tahun al-
Berdasarkan pada theorisitas di atas, hijriyah). Kejelasan mengenai perintah
individualistis dan jajaran kompilasi maje- adanya kewajiban al-ibádah al-mahdhah
muk dapat dipahami melalui konsep di atas, sebagaimana demikian, yakni:
tipological (yakni mengimplementasikan 1. Azan
peta dasar sebagai representative) karena- Asal azan ialah “memberitahukan”.
nya individualistikal tersebut dalam rang- dimaksud di sini ialah mengumandangkan
kaian kehidupan dapat terjadi, seperti lafaz Allah bahwa tibanya waktu menunai-
dalam lingkungan family, sekolah, tempat kan kewajiban telah datang secara syara’.
kerja, tempat ibadah, tentunya keber- Dalam lafadz itu terdapat pengertian yang
pengaruhan tersebut sebagai indikasi mengandung beberapa maksud penting,
vector utama dari tingkah laku peserta yaitu sebagai akidah, seperti adanya Allah
didik, yang ditunjukkan oleh beberapa yang Maha Besar bersifat Esa, tidak ada
praktikal contohnya dalam berwudhu sekutu bagi-Nya, serta menerangkan
sebelum ditunaikannya shalat. bahwa nabi Muhammad adalah utusan
Allah yang cerdik dan bijaksana untuk
Teori pembelajaran Kurt Lewin dalam menerima wahyu dari Allah. Sesudah kita
aplikasinya pada bidang studi fiqh bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melain-
dapat mempengaruhi produktivitas kan Allah dan nabi Muhammad utusan-
dalam belajar mengajar Nya, kita diajak mentaati perintah-Nya,
Sebelum membahas tentang teori yakni mengerjakan shalat, kemudian di-
pembelajaran Kurt Lewin yang diaplikasi- ajaknya pula pada kemenangan dunia dan
18 | Aplikasi Teori Belajar Kurt Lewin Pada Desain Pembelajaran Fikih
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

akhirat. Akhirnya disudahi dengan kalimat ‫ اذا كىت فى غىمك او فى بادًحك‬: ‫قال زسىل هللا ملسو هيلع هللا ىلص‬
tauhid. Al-Azán dimaksudkan dalam
tujuan menginformasikan bahwa waktu- ‫فأذهت بالصَلة فازفع صىثك بالىداء فئهه ال ٌسمع‬
nya shalat telah tiba dan menyerukan ‫مدي صىت املؤذن جن وال اوس وال شيئ الا شهد له‬
untuk melakukan shalat berjamaa’ah.
Selain itu untuk mensyiarkan agama Islam )‫ (زواه البخازي‬. ‫ًىم القيامة‬
di muka umum. Firman Allah swt :
َ َّ ُ َ ُ َ َ َّ َ َ Artinya: “Apabila engkau sedang mengurus
‫لصَل ِة ِم ْن ًَ ْى ِم‬ ‫ىد َي ِل‬ِ ‫ًاأ ُّي َها ال ِرًن َءامىىا ِإذا ه‬ kambing di tengah padang, maka azanlah
َ ُ َ ْ َ َّ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ ْ
‫اَّلل َوذ ُزوا ال َب ْي َع ذ ِلك ْم خ ْي ٌر‬
ِ ‫الجمع ِة فاسعىا ِإلى ِذك ِس‬
(menyerulah) shalat, dan keraskan suara-
mu dengan seruan itu. Karena sesungguh-
َ َ ُ َُ
‫لك ْم ِإ ْن ك ْى ُح ْم ج ْعل ُمى َن‬ nya jin, manusia, dan apa pun yang
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mendengar selama suara orang azan itu,
apabila diseru untuk menunaikan sembah- pada hari kiamat nanti akan menjadi saksi
yang pada hari Jum`at, maka bersegeralah baginya”. (Riwayat Bukhari).
kamu kepada mengingat Allah dan tinggal-
kanlah jual beli. Yang demikian itu lebih Pengaruh Teori Pembelajaran dalam
baik bagimu jika kamu mengetahui”. (Al- Produktivitas Belajar Mengajar dalam
Jumu’ah : 9). bidang Studi Fiqh tentang Shalat
2. Iqamah.6 Dalam teori pembelajaran Konsepsi
Yaitu menginformaskan kepada dasar Lewin belajar dimulai karena ada-
jama’ah agar meniatkan qoimah dalam nya perubahan strukturisitivitas al-bayán
tunaian shalat berjama’ah. Azan dan terutama pada aspek kognitif. Keter-
iqamah merupakan syar’iyah sunat me- ubahan tersebut manualisitasnya dengan
nurut pendapat kebanyakan ulama. Akan demikian, hal demikian menunjukkan
tetapi dari beberapa pendapat jumhur al- bahwa kognivitas pemikiran merupakan
ulama bahwa azan dan iqamah itu adalah bagian dari kompnen positivisme dari
fardhu kifayah karena keduanya menjadi terciptanya dua variabel yang sama, yakni
syi’ar Islam. Sabda Rasulullah saw : field of theoreties kemampuan dan field of
theoreties internalisitas kognifikansi
‫عن مالك بن الحىٍسث ان الىبى ملسو هيلع هللا ىلص قال اذا حضست‬ peserta didik (hal ini berkaitan dengan
‫ (زواه‬.‫الصَلة فليؤذن احدكم وليؤمكم اكبركم‬ sensorik motorik dan sensorik motivasi).
Apabila peserta didik belajar (belajar
)‫البخلسي ومسلم‬ dimaksud adalah memahami dan meng-
Dari Malik bin Huwairis. Sesungguh- implementasikan nilai pemahamannya)
nya Rasulullah saw, telah bersabda, maka kognisitivitas peserta didik semakin
“Apabila datang waktu shalat, hendaklah progresif dalam ketercapaian makna
azan shalat seorang di antara kamu, dan pahamnya. Artinya bahwa ketercapaian
hendakah yang tertua di antara kamu paham peserta didik lebih didapat
menjadi imam”. (Riwayat Bukhari dan sebelum dimulainya proses belajar, baik di
Muslim). dalam kelas (intra-kurikuler) dan di luar
Azan dan iqamah hanya disyari’at- kelas (extra-kurikuler). Hal tersebut me-
kan untuk shalat fardhu (shalat liam nunjukkan bahwa keberlingkungan se-
waktu (saja, baik shalat berjama’ah mau- kitar dalam persepsi interkoneksi dan
pun shalat sendiri. Sabda Rasulullah saw: koherensinya terpadu dalam penuaian
diferensialitasnya.7

6Muhammad Shahrur, Al-Kitab Wa Al-Quran 7Ramayulis. Filsafat dan Psikologi


:Qira’ah Al-Mua’sirah,Terj. Sudarmadi (Jakarta: Kepribadian dalam Perspektif Pendidikan Islam
Rineka Cipta, 2018), h. 130. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 183.
Mustafid |19
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Perubahan struktur pengetahuan kan dalam future tentang konsep ter-


(struktur kognitif) sensorisivitas cognitive sebut secara matematis logic.
of comprehend itu dapat berubah-ubah
seiring dengan faktor keberulangan yang Ketercapaian tingkat pemahaman
dilakukan secara kontuinitas, conditional peserta didik mampu menggunakan
tersebut dilakukan pra-strukturalnya teori belajarnya Kurt Lewin yang
mengalami minding of set. Dengan demi- dipadukan pada pembelajaran fiqh
kian yang signifikan tidak hanya terjadi Ketercapaian tingkat pemahaman
pada batasan ulangan, tapi juga pada peserta didik dalam menguasai dan me-
boundarisitas problematika yang di- mahami pembelajaran fiqh tidak terlepas
hadapinya. Hal tersebut ditunjukkan dari teori pembelajaran secara kognisi
dengan experimentasi yang berhubungan Berdasarkan hal di atas, maka sen-
dengan sensorik motorik inkoherensi sorisivitasnya berkedudukan dalam cog-
peserta didik. nitive of theory, karena dengan demikian
The exchange of cognitive structure tenaga pendidik sewajibnya mem-
demikian terjadi seiring dengan prinsitivi- fasilitasikan BBM dalam komunitas satuan
sitas patterning dalam observasi, maka huge, maujud ataupun benda yang dapat
dengan demikian terbuktilah bahwa signi- disenangi dan dapat dipahami secara
fikansi dari observasi demikian adalah iternal terutama dalam pelajaran Shalat
proses dari belajar itu sendiri. The misalnya, guru sewajibnya mampu dan
exchange of cognitive structure tersebut bisa mendemonstrasikannya di depan
juga dapat berpola pada perubahan para peserta didik dimana tujuan signi-
dimetis sesuai dengan keterbutuhan dasar fikansi praktek tersebut dapat memberi-
peserta didik dalam individualistisnya kan stimulus serta apersepsi pemula bagi
sehari-hari, karenanya ini terjadi demi- peserta didik di mana ketercapaian ter-
kian hal besarnya pada motivasi kohesi. sebut dapat didemonstrasikan mereka
Bila peserta didik di didik dengan juga sebagaimana halnya tenaga pendidik
cara berulang-ulang, maka tingkat psiko- mendahulu, hal ini juga dapat dilakukan
logis dari kognisi pemahaman terhadap manulisitas baik secara individual di
shalat akan menjadi terbiasa dan tentunya rumah masing-masing maupun di tempat
peserta didik tidak mengalami tekanan ibadah lainnya. Acuan tersebut menggam-
psikologis dalam beribadah. barkan bahwa perangkat learning dalam
Beberapa faktor teori pembelajaran proses pengimplementasian berasaskan
Kurt Lewin dapat meningkatkan produk- pada concept of students’ knowledge me-
tifitas pembelajaran studi fiqh dalam rupakan satuan pendidikan yang ter-
bidang shalat, yakni : implikasikan pada indikator verbal dan
1. Peserta didik terinstriksik dengan non-verbal.
pembelajaran Kurt Lewin, karena Dengan demikian, bilamana ada ke-
teorinya mengajarkan tentang Analis- terbutuhan khusus secara verbalitas
tikal the self confidence of student’s secara kontuinitas tenaga pendidik dalam
behavior diawali dimana situasi kon- mensejajarkan metode keilmuan dengan
disional merupakan bagian kom- metode keilmiahan, sebab antara praktik
prehensif integral dari elemen karak- teoretis dengan praktik empiris adalah
ter kepribadian yang tidak bisa transparansitisitas dalam simplisitasnya
dikomparasikan secara marginal dan (urgensi demikian sangat diwajibkan
dikotom. sebab tidak hanya membutuhkan alat
2. Peserta didik secara merasakan Indi- media, tapi juga membutuhkan konek-
vidualistis yang realitisitas di situasi sivitas dalam nilai spriitualitas di antara-
kondisional (‫ )الحقيقية‬serta menjabar- nya adalah sensorik motorik). Hal ini

20 | Aplikasi Teori Belajar Kurt Lewin Pada Desain Pembelajaran Fikih


ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

ditunjukkan dengan kehasratan tenaga menguasai konsep ketiga dalam ranah ter-
pendidik dalam mengimplementasikan kecil, terutama demikian bila diimplemen-
demonstrative praktik ibadah mahdhah tasikan dalam bentuk eksperimen. Demi-
seperti shalat al-fardiyah, tenaga pendi- kianlah berikutnya tenaga pendidik mem-
diknya mendidik ibadah tersebut ber- berikan stimulus rangsangan spionatif
dasarkan pada sumber ajaran samawi dalam penguasaan logartima berikutnya
(‫)القران و الحديث‬. Artinya objektivitas yang (karena hal ini berkenaan dengan logik
dibawa dihadapan pada proses pem- dan membutuhkan eksakta).
belajaran dapat memudahkan peserta Alhasilnya, tenag pendidik dalam hal
didik dalam memahami ‫ البيىات‬atau ‫التشريح‬ ini dapat mengchange berdasarkan pada
dari tenaga pendidik selama masa proses psikologisitas dan closing proses pem-
belajar-mengajar di bawah ‫التطبيق‬. belajaran yang disetarakan dengan
Peserta didik merasakan problema- conditional peserta didik (terutama pada
tika yang terpendam secara short, karena- penguasaan konsep pemahaman eksakta).
nya tenaga pendidik lebih intens pada Misalnya tenaga pendidik berhasrat men-
kontemplasi terutama dalam aplikatoris- didik peserta didik dengan konsep yang
tik desain, peta konsep, matrik, projek, dimaktubkan dengan pembelajaran ber-
dan rekayasa ide pembelajaran (muatan- basis antensisme, tentunya metode dan
nya lebih pada bayániyah). kaidah persuasive dibutuhkan dalam
Maka dengan demikiannya para komunitas penugasan tersebut, terutama
peserta didik dapat menelaah secara yang signifikansi di dalamnya kontraksi
teoretis empiris dan praktis dinamis ter- hubungan koneksivitas ‘eye contact’,
utama pada keahlian dalam bidang dengan demikian progresivitas tersebut
concept of learning, tenaga pendidik demi- berkoherensi dengan simulative dan
kian sewajarnya memberikan prog- ketertarikannya pada pencapaian hasil
resivitas analis dan progresivitas anali- nilai dan evaluasi terdini terutama pada
tikal, dan penugasan tersebut (dalam keterbutuhan komunikatif antara pen-
konsep progresivitas) didik dan peserta didik baik di dalam
Di samping hal demikian juga, kegiatan intra-kurikuler dan ekstra-
peserta didik ada kadar baiknya diikut- kurikuler.
sertakan dalam implikasi penalaran pem-
belajaran terutama pada subjektivitas KESIMPULAN
‫ القريبة البياوة‬di mana hal demikian (dalam Elaborasi Teori belajar Kurt Lewin
poros pembelajarannya) dapat tertata rapi dalam desain pembelajaran bidang studi
sedemikian tatanan pragmatis dan di- Fiqh di MTs Negeri Dairi Sidikalang
namistis agar kebangunan pemahaman dilaksanakan dalam bentuk praktek secara
peserta didik dapat diprogressifkan langsung, terutama pada praktek ber-
dengan baik. Keberterimaan progresivitas wudhu sebelum shalat. Teori pembela-
tersebut dapat dimaklumi dalam poros jaran Kurt Lewin dalam aplikasinya pada
pencapaian hasil peningkatan dan eva- bidang studi fiqh dapat mempengaruhi
luative dinamis juga. produktivitas dalam belajar mengajar
Bila halnya dengan demikian ke- adalah dipengaruhi dua faktor, yakni
mampuan dalam hifzi al-ma’rifat dalam faktor motivasi dan faktor sensorik.
bayanat pembelajaran tentunya menjadi Pengaruh Teori Pembelajaran dalam
standar ukur peserta didik di masa yang Produktivitas Belajar Mengajar dalam
akan datang (future of education next). bidang Studi Fiqh tentang Shalat adalah
Misalnya pada proses pembelajaran teknik teori pada bagaimana siswa MTs Negeri
menguasai ilmu hitung (aljabar, geometrik mempraktekkan cara dan pola berwudhu
dan algoritma) tentu peserta didik dapat dengan baik dan benar di hadapan guru.

Mustafid |21
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Sedangkan ketercapaian tingkat pema- tersebut ditandai dengan siswa dapat


haman peserta didik cukup mampu meng- mendemonstrasikan praktek berwudhu di
gunakan teori belajarnya Kurt Lewin yang depan guru dan peserta didik lainnya.
dipadukan pada pembelajaran fiqh hal

DAFTAR BACAAN
Arkoun, Muhammad, Rethinking Islam: Common Question, Uncommon Answers, Revision
Edition Terj. Abdullah Hadi. Bandung: Cita Pustaka Media, 2016.
Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2016
Calvin, Hall,S. and Malvin, Teori-Teori Holistik (Organismik Fenomenologis), Terj. Ilham
Sandi Edisi Revisi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Press, 2017.
Chaer, Abdul, Psikolinguistik Kajian Teoritik ,Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2017.
Chatarina, A. Erlina, dkk., Psikologi Belajar Edisi Revisi. Semarang: Unnespers, 2016.
Davies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono Sudirjo, Dkk, ed, V, cet.VI Jakarta:
Kerjasama Universitas terbuka dengan Rajawali pers, 2015.
Davies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono Sudirjo, Dkk, ed, V, cet.8, Jakarta:
Kerjasama Universitas terbuka dengan Rajawali pers, 2016.
Dewi, Santi Sukma, Teori Belajar Holistik; Teorinya dan Implementasi. Bandung: Cita
Pustaka Setia, 2017.
Hamalik, Oemar, Belajar dan Pembelajaran,Cet.IV, Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Lewin, Kurt, Learning Application Form Sage. Beverly Hills, Corn, 2018, Terj. Suryabrata,
Belajar Pintar Melalui Aplikasi Jakarta: Pustaka Belajar, 2018.
Muhammad, Andre, Filsafat Behaviorisme. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018.
Ramayulis. Filsafat dan Psikologi Kepribadian dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2017
Sandra, Belajar Siswa Melalui Aplikasi Intrinsik. Bandung: Media Sarana Press, 2017.
Thoha, M. Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2017.
W. Anderson, Lorin, The effective Teacher, Amerika : Mc Grow Hill, 2018. Terj. Suhaili.
Pengaruh Mengajar Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018.
Zayd, Nasr Hamid Abu, Mafhum Al-Nass : Dirasah Fi Uluum Al-Quran, Terj. Ihsan Mahsum.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Press, 2018.

22 | Aplikasi Teori Belajar Kurt Lewin Pada Desain Pembelajaran Fikih

Anda mungkin juga menyukai