Mustapid
e-mail: mustapidpenmad@gmail.com
ressif) misalnya keberpijakan pada ke- Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah). “Allah
mampuan nalar berpikir secara asosiatif tidak menerima solat tanpa bersuci (ber-
berubah ke arah nalar berpikir secara wudhu’)”. (HR. Muslim, 1/60)
abstraktif. Contohnya kenyataannya “Tidak diterima sholat seseorang
adalah membaca niat ketika berwudhu, antara kamu jika berhadas sehinggalah dia
kemudian membaca ayat-ayat yang di- berwudhu’”. (HR. Bukhari, 1/206. Muslim,
awali oleh Takbiratul Ihram sampai No. 225)
dengan mengucapkan salam di dalam “Sesungguhnya aku diperintah agar
shalat. Ini adalah perubahan dalam reali- berwudhu’ apabila aku ingin mendirikan
tas yang terkandung di dalam kenyataan sholat”. (HR. Abu Daud, no. 3760.
bahwa fakta dalam shalat yang khusyu’ Disahihkan oleh al-Albani, Lihat: as-
dapat menciptakan ketenangan kepada Sahihah).
para peserta didik dalam menjalankan 7. Al-Fadhilátul al-Awwál penunaian Ber-
ibadahnya. wudhu (Al-Fadhilátul Berwudhu)
6. Korelasi hubungan antara Teori Per- a. Bagian Internal dari Keimanan
kembangan Kepribadian dengan Diriwayatkan daripada Abu Malik
pengertian berwudhu. al-Ash’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi
Kajian اللغة العربيةpada pharase dasar Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
mengenai al-wudhu’ bila dibaca dengan “Bersuci itu adalah sebahagian dari-
( )أَ ْل ُوض ُْو ُءyaitu dengan ditakhrijkan pada pada iman...” (HR. Muslim, No. 223,
dhomir ad-dhómmáf al-harfiyah terutama dalam kitab Bulughul Maram/Kum-
dari phrase tunggal al-harfu وmaka me- pulan Hadis-Hadis ).
miliki kebermaksudan bagaimana bentuk b. Wudhu sempurna menghapuskan
aktorisitas pelaksanaan berwudhu itu dosa
sendiri. Apabila ditakhrijkan dalam bentuk Keteraihan dalam pelaksanaan
al-fath maka وmaka (ُ )أ َ ْل َوض ُْو ُءtersebut me- berwudhu’ yang haqiqi bukan saja
miliki kandungan tunjuk makna bersifat menjamin dimaqbulkannya nilai prak-
air al-wudhu’. Wudhu’ berdasarkan pada tik dan doanya dalam sholat saja, akan
phrase atau lexical phrase maka secara tetapi ianya juga dapat menghilangkan
syara’ ialah: Membersihkan anggota tubuh aspek ketersengajaan dan ketidak-
melalui air bersih (suci lagi mensucikan) sengajaan dosa yang dilakukan sese-
untuk mensucikan bagian tubuh sebagai- orang dalam kehidupannya sehari-hari
mana dalam Alquran dan Alhadis. Ber- selama tidak melakukan kesyirikan.
wudhu’ dalam menunaikan fardhu ‘ain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
seperti sholat merupakan kewajiban dasar Sallam bersabda: “Dari Abu Hurairah
atas perintah dasar dari Allah Azza wa- radhiyallahu ‘anhu berkata: Telah
Jalla sebagaimana firman-Nya: “Wahai bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
orang-orang yang beriman, apabila kamu wa Sallam: Apabila seseorang hamba
akan mendirikan solat maka basuhlah muslim atau mukmin berwudhu’ maka
muka kamu dan tangan-tangan kamu setelah ia membasuh wajahnya, keluar-
hingga siku-siku kamu dan sapulah kepala lah dari wajahnya segala dosa yang
kamu serta (basuhlah) kaki-kaki kamu telah dilihat oleh kedua matanya me-
sehingga ke kedua mata kaki!”. (Surah al- lalui air atau bersama titisan air yang
Ma’idah, 5: 6) terakhir. Ketika membasuh kedua
Tidak sah sholat seseorang tanpa tangannya keluarlah dari kedua
bersuci atau berwudhu’ terlebih dahulu, tangannya setiap dosa yang telah di-
sebagaimana perintah dan penjelasan dari lakukan oleh kedua tangannya bersama
hadis-hadis yang sahih: “Tidak ada sholat air atau bersama titisan air yang ter-
bagi orang yang tidak berwudhu’.” (HR akhir. Sewaktu ia membasuh kedua
akhirat. Akhirnya disudahi dengan kalimat اذا كىت فى غىمك او فى بادًحك: قال زسىل هللا ملسو هيلع هللا ىلص
tauhid. Al-Azán dimaksudkan dalam
tujuan menginformasikan bahwa waktu- فأذهت بالصَلة فازفع صىثك بالىداء فئهه ال ٌسمع
nya shalat telah tiba dan menyerukan مدي صىت املؤذن جن وال اوس وال شيئ الا شهد له
untuk melakukan shalat berjamaa’ah.
Selain itu untuk mensyiarkan agama Islam ) (زواه البخازي. ًىم القيامة
di muka umum. Firman Allah swt :
َ َّ ُ َ ُ َ َ َّ َ َ Artinya: “Apabila engkau sedang mengurus
لصَل ِة ِم ْن ًَ ْى ِم ىد َي ِلِ ًاأ ُّي َها ال ِرًن َءامىىا ِإذا ه kambing di tengah padang, maka azanlah
َ ُ َ ْ َ َّ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ ْ
اَّلل َوذ ُزوا ال َب ْي َع ذ ِلك ْم خ ْي ٌر
ِ الجمع ِة فاسعىا ِإلى ِذك ِس
(menyerulah) shalat, dan keraskan suara-
mu dengan seruan itu. Karena sesungguh-
َ َ ُ َُ
لك ْم ِإ ْن ك ْى ُح ْم ج ْعل ُمى َن nya jin, manusia, dan apa pun yang
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mendengar selama suara orang azan itu,
apabila diseru untuk menunaikan sembah- pada hari kiamat nanti akan menjadi saksi
yang pada hari Jum`at, maka bersegeralah baginya”. (Riwayat Bukhari).
kamu kepada mengingat Allah dan tinggal-
kanlah jual beli. Yang demikian itu lebih Pengaruh Teori Pembelajaran dalam
baik bagimu jika kamu mengetahui”. (Al- Produktivitas Belajar Mengajar dalam
Jumu’ah : 9). bidang Studi Fiqh tentang Shalat
2. Iqamah.6 Dalam teori pembelajaran Konsepsi
Yaitu menginformaskan kepada dasar Lewin belajar dimulai karena ada-
jama’ah agar meniatkan qoimah dalam nya perubahan strukturisitivitas al-bayán
tunaian shalat berjama’ah. Azan dan terutama pada aspek kognitif. Keter-
iqamah merupakan syar’iyah sunat me- ubahan tersebut manualisitasnya dengan
nurut pendapat kebanyakan ulama. Akan demikian, hal demikian menunjukkan
tetapi dari beberapa pendapat jumhur al- bahwa kognivitas pemikiran merupakan
ulama bahwa azan dan iqamah itu adalah bagian dari kompnen positivisme dari
fardhu kifayah karena keduanya menjadi terciptanya dua variabel yang sama, yakni
syi’ar Islam. Sabda Rasulullah saw : field of theoreties kemampuan dan field of
theoreties internalisitas kognifikansi
عن مالك بن الحىٍسث ان الىبى ملسو هيلع هللا ىلص قال اذا حضست peserta didik (hal ini berkaitan dengan
(زواه.الصَلة فليؤذن احدكم وليؤمكم اكبركم sensorik motorik dan sensorik motivasi).
Apabila peserta didik belajar (belajar
)البخلسي ومسلم dimaksud adalah memahami dan meng-
Dari Malik bin Huwairis. Sesungguh- implementasikan nilai pemahamannya)
nya Rasulullah saw, telah bersabda, maka kognisitivitas peserta didik semakin
“Apabila datang waktu shalat, hendaklah progresif dalam ketercapaian makna
azan shalat seorang di antara kamu, dan pahamnya. Artinya bahwa ketercapaian
hendakah yang tertua di antara kamu paham peserta didik lebih didapat
menjadi imam”. (Riwayat Bukhari dan sebelum dimulainya proses belajar, baik di
Muslim). dalam kelas (intra-kurikuler) dan di luar
Azan dan iqamah hanya disyari’at- kelas (extra-kurikuler). Hal tersebut me-
kan untuk shalat fardhu (shalat liam nunjukkan bahwa keberlingkungan se-
waktu (saja, baik shalat berjama’ah mau- kitar dalam persepsi interkoneksi dan
pun shalat sendiri. Sabda Rasulullah saw: koherensinya terpadu dalam penuaian
diferensialitasnya.7
ditunjukkan dengan kehasratan tenaga menguasai konsep ketiga dalam ranah ter-
pendidik dalam mengimplementasikan kecil, terutama demikian bila diimplemen-
demonstrative praktik ibadah mahdhah tasikan dalam bentuk eksperimen. Demi-
seperti shalat al-fardiyah, tenaga pendi- kianlah berikutnya tenaga pendidik mem-
diknya mendidik ibadah tersebut ber- berikan stimulus rangsangan spionatif
dasarkan pada sumber ajaran samawi dalam penguasaan logartima berikutnya
()القران و الحديث. Artinya objektivitas yang (karena hal ini berkenaan dengan logik
dibawa dihadapan pada proses pem- dan membutuhkan eksakta).
belajaran dapat memudahkan peserta Alhasilnya, tenag pendidik dalam hal
didik dalam memahami البيىاتatau التشريح ini dapat mengchange berdasarkan pada
dari tenaga pendidik selama masa proses psikologisitas dan closing proses pem-
belajar-mengajar di bawah التطبيق. belajaran yang disetarakan dengan
Peserta didik merasakan problema- conditional peserta didik (terutama pada
tika yang terpendam secara short, karena- penguasaan konsep pemahaman eksakta).
nya tenaga pendidik lebih intens pada Misalnya tenaga pendidik berhasrat men-
kontemplasi terutama dalam aplikatoris- didik peserta didik dengan konsep yang
tik desain, peta konsep, matrik, projek, dimaktubkan dengan pembelajaran ber-
dan rekayasa ide pembelajaran (muatan- basis antensisme, tentunya metode dan
nya lebih pada bayániyah). kaidah persuasive dibutuhkan dalam
Maka dengan demikiannya para komunitas penugasan tersebut, terutama
peserta didik dapat menelaah secara yang signifikansi di dalamnya kontraksi
teoretis empiris dan praktis dinamis ter- hubungan koneksivitas ‘eye contact’,
utama pada keahlian dalam bidang dengan demikian progresivitas tersebut
concept of learning, tenaga pendidik demi- berkoherensi dengan simulative dan
kian sewajarnya memberikan prog- ketertarikannya pada pencapaian hasil
resivitas analis dan progresivitas anali- nilai dan evaluasi terdini terutama pada
tikal, dan penugasan tersebut (dalam keterbutuhan komunikatif antara pen-
konsep progresivitas) didik dan peserta didik baik di dalam
Di samping hal demikian juga, kegiatan intra-kurikuler dan ekstra-
peserta didik ada kadar baiknya diikut- kurikuler.
sertakan dalam implikasi penalaran pem-
belajaran terutama pada subjektivitas KESIMPULAN
القريبة البياوةdi mana hal demikian (dalam Elaborasi Teori belajar Kurt Lewin
poros pembelajarannya) dapat tertata rapi dalam desain pembelajaran bidang studi
sedemikian tatanan pragmatis dan di- Fiqh di MTs Negeri Dairi Sidikalang
namistis agar kebangunan pemahaman dilaksanakan dalam bentuk praktek secara
peserta didik dapat diprogressifkan langsung, terutama pada praktek ber-
dengan baik. Keberterimaan progresivitas wudhu sebelum shalat. Teori pembela-
tersebut dapat dimaklumi dalam poros jaran Kurt Lewin dalam aplikasinya pada
pencapaian hasil peningkatan dan eva- bidang studi fiqh dapat mempengaruhi
luative dinamis juga. produktivitas dalam belajar mengajar
Bila halnya dengan demikian ke- adalah dipengaruhi dua faktor, yakni
mampuan dalam hifzi al-ma’rifat dalam faktor motivasi dan faktor sensorik.
bayanat pembelajaran tentunya menjadi Pengaruh Teori Pembelajaran dalam
standar ukur peserta didik di masa yang Produktivitas Belajar Mengajar dalam
akan datang (future of education next). bidang Studi Fiqh tentang Shalat adalah
Misalnya pada proses pembelajaran teknik teori pada bagaimana siswa MTs Negeri
menguasai ilmu hitung (aljabar, geometrik mempraktekkan cara dan pola berwudhu
dan algoritma) tentu peserta didik dapat dengan baik dan benar di hadapan guru.
Mustafid |21
ITTIHAD, Vol. IV, No. 1, Januari – Juni 2020 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
DAFTAR BACAAN
Arkoun, Muhammad, Rethinking Islam: Common Question, Uncommon Answers, Revision
Edition Terj. Abdullah Hadi. Bandung: Cita Pustaka Media, 2016.
Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2016
Calvin, Hall,S. and Malvin, Teori-Teori Holistik (Organismik Fenomenologis), Terj. Ilham
Sandi Edisi Revisi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Press, 2017.
Chaer, Abdul, Psikolinguistik Kajian Teoritik ,Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2017.
Chatarina, A. Erlina, dkk., Psikologi Belajar Edisi Revisi. Semarang: Unnespers, 2016.
Davies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono Sudirjo, Dkk, ed, V, cet.VI Jakarta:
Kerjasama Universitas terbuka dengan Rajawali pers, 2015.
Davies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono Sudirjo, Dkk, ed, V, cet.8, Jakarta:
Kerjasama Universitas terbuka dengan Rajawali pers, 2016.
Dewi, Santi Sukma, Teori Belajar Holistik; Teorinya dan Implementasi. Bandung: Cita
Pustaka Setia, 2017.
Hamalik, Oemar, Belajar dan Pembelajaran,Cet.IV, Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Lewin, Kurt, Learning Application Form Sage. Beverly Hills, Corn, 2018, Terj. Suryabrata,
Belajar Pintar Melalui Aplikasi Jakarta: Pustaka Belajar, 2018.
Muhammad, Andre, Filsafat Behaviorisme. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018.
Ramayulis. Filsafat dan Psikologi Kepribadian dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2017
Sandra, Belajar Siswa Melalui Aplikasi Intrinsik. Bandung: Media Sarana Press, 2017.
Thoha, M. Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2017.
W. Anderson, Lorin, The effective Teacher, Amerika : Mc Grow Hill, 2018. Terj. Suhaili.
Pengaruh Mengajar Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018.
Zayd, Nasr Hamid Abu, Mafhum Al-Nass : Dirasah Fi Uluum Al-Quran, Terj. Ihsan Mahsum.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Press, 2018.