Karlina (2020120004)
Anak usia 4-5 memperoleh kosa kata melalui pengulangan pada kosa
kata baru dan unik, walaupun belum dipahami artinya. Anak mulai
bisa mengkombinasikan suku kata menjadi kata dan kata menjadi
kalimat dengan cara mendengarkan sekali atau dua kali
percakapan. Perkembangan bahasa anak bersifat hirarki dimana
kemampuan yang satu tuntas maka akan menyambung kemampuan
berikutnya.
Hakikat Perkembangan Bahasa Anak
Usia Dini
1 Teori Navitis
Teori Navitis ini berpandangan bahwa ada unsur keterkaitan yang erat antara faktor
biologis dengan perkembangan bahasa. Teori Navitis meyakini bahwa kemampuan
bahasa merupakan kemampuan bawaan sejak lahir. Selanjutnya belajar bahasa tidak
dipengaruhi oleh intelegensi maupun pengalaman individu. Menurut aliran Navitis
ini, terdapat peran evolusi biologis dalam membentuk individu untuk menjadi
makhluk linguistik. Sejalan dengan pertumbuhan fisik dan mental anak
perkembangan bahasa menjadi lebih baik dan meningkatPara ahli Navitis
berpendapat bahwa kemampuan berbahasa sifatnya sangat natural (bawaan),
sebagaimana halnya kemampuan berjalan, merupakan bagian dari perkembangan
manusia yang dipengaruhi oleh kematangan otak
Teori-teori Pemerolehan Bahasa
1 Teori Navitis
Para ahli Navitis juga meyakini bahwa anak-anak menginternalisasi aturan tata
bahasa sehingga mereka dapat menyusun berbagai macam kalimat tanpa latihan,
penguatan, maupun meniru bahasa orang dewasa. Selanjutnya, teori ini
mengemukakan bahwa untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti fonologi,
sintaksis, dan semantik. Teori Navitis meyakini bahwa kemampuan bahasa
merupakan kemampuan bawaan sejal lahir, ini juga didukung oleh Lenneberg, yang
mengemukakan bahwa kemampuan bahasa adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang berdasarkan pengetahuan awal yang diperoleh secara biologis (Yusuf,
2016).
Teori-teori Pemerolehan Bahasa
1 Teori Navitis
Chomksy juga mengemukakan bahwa setiap anak yang dilahirkan dilengkapi
dengan alat penguasaan bahasa yang disebut LAD (language Acquisition Device).
Adapun mengenai bahasa apa saja yang akan dikuasai anak sangat bergantung
dengan lingkungan dimana ia tinggal. Maka keturunan bangsa manapun bisa
menguasai bahasa apapun sesuai dengan dimana ia dibesarkan, maka anak yang
tinggal di Amerika sudah hampir bisa dipastikan bisa bahasa inggris, begitupun yang
di kawasan Arab, China, Indonesia. Tanpa perangkat LAD seorang anak tidak
mungkin bisa memiliki kemampuan berbahasa dalam waktu cepat (Bawono, 2007)
Teori-teori Pemerolehan Bahasa
2 Teori Behavioristik
Pandangan behavioristik beranggapan bahwa bahasa merupakan masalah respondan
sebuah imitasi. Tokoh yang menganut behavioristikini adalah Skinner dan Bandurs.
Dia menulis buku Verbal Behavior yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut
alran ini. Ia mengungkapkan bahwa berbicara dan memahami bahasa diperoleh
melalui rangsangan lingkungan, yaitu tentang teori belajar yang disebut operant
conditioning, oleh karena itu Skinner yakin bahwa perilaku verbal adalah perilaku
yang dikehendaki adalah perilaku yang dikendalikan oleh akibatnya. Bila akibatnya
itu hadiah atau sesuatu yang menyenangkan maka perilaku ini akan terus
dipertahankan, kemampuan dan frekuensinya akan terus berkembang. Namun,
sebaliknya, akibatnya adalah adalah hukuman maka akan terjadi sebaliknya.
Teori-teori Pemerolehan Bahasa
2 Teori Behavioristik
Sementara itu menurut Bandura, perkembangan bahasa dapat dkembangkan melalui
tiruan atau imitasi dari orang lain. Bandura juga berpendapat bahwa anak belajar
bahasa dengan melakukan imitasi atau menirukan suatu model, yang berarti tidak
harus menirukan penguatan dari orang lain. Dengan kata lain, perkembangan
keterampikan dasar bahasa pada anak usia dini ini diperoleh melalui pergualan dan
interaksi yang diperoleh anak dengan teman sebayanya atau orang dewasa
Teori-teori Pemerolehan Bahasa
2 Teori Behavioristik
Tokoh penting dalam teori ini Jhon B.Watson dimana ia mencetuskan teori belajar
manusia manusia yang memusatkan perhatian pada aspek yang dirasakan langsung
pada perilaku berbahasa dan hubungannya dengan stimulus dan respon terhadap
lingkungan. Teori ini meyakini bahwa tindak balasan atau respon segala sesuatu itu
bisa terjadi hanya ada rangsangan atau stimulus. Dalam bahasa yang sederahan ada
reaksi karena ada aksi, ada akibat karena ada sebab, ada asap karena ada api
(Adriana, 2008).
Teori-teori Pemerolehan Bahasa
4 Teori Interksionisme
Menurut teori ini, pemerolehan bahasa adalah hasil interaksi antara kemampuan
psikologis siswa dan lingkungan bahasa. Bahasa yang diperoleh siswa erat kaitannya
dengan kemampuan internal siswa dan input dari lingkungannya. Hanya saja
kemampuan anak dalam menguasai bahasa beerbanding lurus dengan kualitas
dengan pendapat Howard Guadner yang mengakatakan bahwa semenjak lahir sudah
memiliki kecerdasan bahasa. Hanya saja kecerdasan bahasa bukan satu-satunya
penopang yang menjadikan anak memiliki kemampuan bahasa yang baik, harus ada
faktor eksternal yang mendukung dia mendapat input bahasa yang baik juga.
Teori-teori Pemerolehan Bahasa
5 Teori Fungsionalisme
Teori fungsional melakukan melakukan revolusi penelitian dalam pembelajaran dan
pemerolehan bahasa, dimana mereka melihat bahwa bahasa adalah hasil manifestasi
kemampuan kognitif dan afektif yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri, manusia
dan lingkungan sekitar untuk berhubungan dengan mereka ataupun dalam rangka
menjelajar dunia. Teori ini juga memperjelas teori navitisme yang masih masih
general, bersifat abstrak, formal, eksplisik, dan logis. Teori fungsional lebih
menekankan bahasa pada fungsi komunikatifnya
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Menurut Vygosky dalam Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, bahwa ada 3
(tiga) tahap perkembangan bahasa anak yang menentukan tingkat perkembangan
berfikir, yaitu tahap eksternal, egosentris, dan internal yaitu sebagai berikut (Sanan,
2013):
Pertama, tahap eksternal yaitu: tahap berfikir dengan sumber berfikir anak berasal
dari luar dirinya. Sumber eksternal tersebut terutama berasal dari orang dewasa yang
memberi pengarahan kepada anak dengan cara tertentu. Misalnya orang dewasa
bertanya kepada seorang anak, “apa yang sedang kamu lakukan?” kemudian anak
tersebut meniru pertanyaan, “apa?” Orang dewasa memberikan jawabannya,
“Melompat”’
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Kedua, tahap egosentris yaitu suatu tahap ketika pembicaraan orang dewasa tidak
lagi menjadi persyaratan. Dengan suara khas, anak berbicara seperti jalan
pikirannya, misalnya “saya melompat”, “ini kaki”, “ini tangan”, “ini mata”.
Ketiga, tahap internal yaitu sutau tahap ketika anak dapat menghayati proses
berfikir, misalnya, seorang anak sedang menggambar kucing. Pada tahap ini, anak
memproses fikirannya denga fikirannya sendiri, “apa yang harus saya gambar? Saya
tahu saya sedang menggambar kaki sedang berjalan.
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Tahap II (linguistik) yaitu yang terdiri dari tahap I (holafrastik) yang berumur 1 tahun,
anak mulai mempunyai perbendaharaan kata, dantahap II (fase) yaitu anak yang
berumur 1-2 tahun yang mempunyai kosa kata lebih kurang dari 50-100 kosa kata.
Tahap III (pengembangan tata bahasa) yaitu anak yang berumur 3-5 tahun atau pra sekolah,
dimana tahap ini anak sudah bisa membuat sebuah kalimat.
Tahap IV (tata bahasa) menjelang dewasa yaitu anak yang berumur 6-8 tahun dimana tahap
ini anak sudah mampu menggabungkan kalimat sederhana dan kompleks.
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
b Tahap Protolinguistik
Pada usia 12 bulan - 2 tahun, anak sudah mengerti dan
menunjukkan alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata
(kosa katanya dapat mencapai 200-300).
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
c Tahap Linguistik
Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata
bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000 kata.
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
b Anak menyebutkan nama depan dan akhir dan menggunakan kata benda
jamak pada usia 2,5 tahun
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
3 Yayang (2010) Bahasa pada bayi berkembang melalui beberapa tahapan umum,
yaitu:
Pada usia 3-6 bulan bayi sudah mulai mengoceh. Bayi mengucapkan kata pertamanya
pada usia 10-13 bulan. Pada saat ini bayi tampak pasif menerima stimulus eksternal
yang diberikan oleh orang tuanya, tetapi bayi mampu memberikan respon yang
berbeda-beda terhadap stimulus tersebut, seperti bayi akan tersenyum pada orang yang
dianggapnya ramah dan sebaliknya.
Pada usia 24 bulan, bayi biasanya sudah mulai memadukan 2 kata. Tahap ini sendiri
terbagi tiga, yaitu tahap dimana anak mengucapkan kalimat 1 kata (misalnya cuma
“ibu” yang bisa berarti apa saja), tahap dimana anak mengucapkan kalimat dengan 2
kata (misalnya “kakak jatuh” yang masih belum terlalu jelas makna aslinya), dan tahap
dimana anak mengucapkan lebih dari tiga kata(misalnya “saya makan nasi”). Tahap-
tahap ini akan terjadi pada usia 1-2 setengah tahun.
Tahapan-tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Perbedaan yang paling dasar antara bahasa anak usia 2 tahun dengan anak usia 6 tahun
terletak pada aspek pragmatisnya. Anak umur 6 tahun tentu saja jauh lebih lancar
dalam berbicara ketimbang anak usia 2 tahun. Selama masa kanak-kanak periode
menengah dan akhir (middle and late childhood: 7-11 tahun) terjadi perubahan cara
anak berpikir tentang kata. Mereka menjadi tidak terlalu terikat dengan perbuatan dan
dimensi perseptual yang berhubungan dengan kata, serta mereka menjadi semakin
analitis dalam memahami kata (Friantary, 2020).
Aspek-aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Menurut Jamaris dalam Hendra Sofyan bahwa dalam perkembangan bahasa anak, ada
tahap perkembangan kemampuan bahasa, sebagai berikut (Sofyan, 2014):
Kosakata
Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya rinteraksi dengan lingkungannya,
kosakata anak berkembang dengan pesat
Semantik
Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak taman kanak-kanak
sudah dapat mengekspresikan keinginannya, penolakan, dan pendapatnya dengan
menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya,”tidak mau” untuk menyatakan
penolakan.
Aspek-aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Perkembangan kosakata dimulaisejak anak usia satu tahun. Memulai interaksi anak
1. Perkembangan Kosakata
Pada saat memasuki usia taman kanak-kanak anak telah menguasai sekitar 3000 kata.
Sementara menurut Dardjowidjojo dalam Musfiroh pada usia 4 tahun anak menguasai sekitar
1792 kata dan menjadi 2932 pada usia 5 tahun. Secara garis besar kata-kata tersebut meliputi
nominal (kata benda), verbal (kata kerja), adjektiv (kata sifat) dan kata fungsi.
Aspek-aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
2. Perkembangan Struktur
Menurut Musfiroh perkembangan struktur anak mengikuti angka tahun pertumbuhannya.
Anak yang berusia 4 tahun umumnya menghasilkan ujaran 4 kata dalam setiap kalimat dan
menjadi 5 kata pada usia 5 tahun, lalu 6 kata pada usia anak mencapai 6 tahun.
Aspek-aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia
Dini
Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia dini itu meliputi
perkembangan kosa kata dan perkembangan struktur anak usia 4-6 tahun dimana secara garis
besar kata-kata tersebut meliputi kata benda, kata kerja dan kata sifat.
TERIMAKASIH
Jika ada kekurangan dari saya mohon dimaafkan, jika
ada kelebihan dari saya itu semata-semata hanya milik
Allah SWT