Anda di halaman 1dari 3

Teori Perkembangan Bahasa Anak yang Harus Diketahui, Calon Pendidik

Ayu Nabila | Sabila Dwi Handayani

Ilustrasi Anak Berbicara (Pexels/ Yan Krukau)


Anak merupakan anugrah terindah dari Yang Maha Kuasa yang dapat menjadi sumber
kebahagiaan. Tingkah laku anak yang lucu dan diluar prediksi bisa menjadi salah satu
penyebab kebahagiaan orang tua loh. Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 2-6 tahun
merupakan masa paling kompleks dalam tahap perkembangannya. Bagaimana tidak, pada
usia ini anak akan mengalami perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun
psikisnya. Salah satunya adalah perkembangan bahasa anak. Bahasa merupakan salah
satu bentuK komunikasi baik itu berupa lisan, tulisan atau isyarat.
Hurlock mengatakan bahwa pada masa ini anak tidak lagi mengoceh melainkan anak sudah
dapat mengungkapkan beberapa kata yang ia ketahui. Ia juga mengatakan bahwa masa
kanak-kanak terkenal sebagai masa "tukang ngobrol" karena sekali anak dapat berbicara
dengan mudah, ia tak akan henti-hentinya berbicara. Isi pembicaraannya pun tak jauh-jauh
dari dirinya seperti minat, keluarga, dan sesuatu hal yang menjadi miliknya.
Namun, bagaimana jika pada masa ini anak belum dapat berbicara? berikut adalah
pengertian dan teori perkembangan menurut beberapa ahli psikologi yang bisa dijadikan
pedoman apa yang menyebabkan buah hati bunda belum bisa berbicara dengan lancar
1. Teori Skinner
Menurut Skinner, Bahasa yang dipelajari individu berasal dari kebiasaan lingkungan
sekitar dan bentuk tiruan dari orang lain seperti orang dewasa. Dilansir dari laman situs
kompasiana.com, pembelajaran Bahasa berasal dari sebuah pengalaman dan sebuah
kondisi yang akan dibutuhkan disuatu hari nanti. Pada dasarnya bayi itu bersifat pasif lalu
menerima sebuah stimulus lingkungan dan cara berkomunikasi yang berasal dari sebuah
peniruan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa anak ditentukan oleh
lamanya ia dilatih dari stimulus yang diberikan dan berdasarkan apa yang ia peroleh. Ada 3
macam cara pembelajaran menurut teori Skinner, yaitu:
1. Classical Conditioning yaitu pembelajaran berkaitan dari stimulus dan respons.
2. Operan Conditioning yaitu pembelajaran yang berkaitan dengan kebiasaan
memberikan hadiah atau reward.
3. Social Learning yaitu pembelajaran sosial yang berkaitan dengan pengamatan dan
peniruan seorang anak
Setiap anak yang lahir tidak membawa pengalaman apapun sehingga disetiap
perkembangannya wujud dari tiruan orang lain dan tergantung kondisi lingkungannya
serta seberapa penghargaan yang diterima.
2. Teori Kognitif Piaget
Perkembangan Bahasa anak dipengaruhi oleh peran aktif anak tersebut dilingkungan, cara
anak tersebut memperoleh informasi dan caranya menyimpulkan sebuah Bahasa. Dilansir
dari penelitian Isna (2019), perkembangan Bahasa anak berkaitan dengan kegiatan anak
tersebut, objek kegiatannya dan kejadian apa saja yang ia alami. Proses ini biasanya terjadi
pada usia anak 0-2 tahun dimana anak memiliki tindakan refleks guna membangun sebuah
pengalaman dengan adanya tindakan fisik.
Walaupun pada usia ini anak belum mampu berbicara tetapi ia sudah memiliki pemahaman
tentang objek-objek tertentu. Perkembangan Bahasa terjadi disetiap tahap perkembangan
manusia, disetiap tahapnya anak memiliki sebuh kemajuan secara kognitif sehingga
dikatakan Bahasa pada anak sebagai wujud dari hasil pengalaman dan penalaran.
3. Teori Vygotsky
Menurut Vygotsky Bahasa itu berkembang dengan adanya interaksi sosial dengan orang
lain. Yang awalnya hanya untuk komunikasi tetapi berkembang menjadi sebuah alat untuk
memecahkan sebuah masalah. Berkembangnya Bahasa anak itu berkaitan dengan
kebudayaan dan dimana anak itu dilahirkan. Dikutip dari penelitian Isna (2019), Bahasa
berfungsi sebagai alat penting pemecah masalah dan pengatur kegiatan yang dihadapi
anak-anak awal.
Selain untuk komunikasi, Bahasa pada anak-anak berperan sebagai monitor dan perencana
perilaku dengan cara anak itu sendiri. Anak-anak diharuskan menggunakan Bahasa untuk
berkomunikasi dengan orang lain sebelum berkomunikasi dengan dirinya sendiri atau
yang disebut inner speech.
Biasanya anak yang sering mengunakan inner speech lebih berpengalaman dibidang sosial.
Teori Vygotsky menggunakan kerjasama dalam perkembangan Bahasa anak dimana
menggunakan peran orang lain dalam setiap tahap perkembangan Bahasa pada anak.
4. Teori Pavlov
Dilansir dari penelitian Saepudin (2018), perkembangan Bahasa pada teori ini tergantung
dari tingkah laku seseorang. Proses seorang bayi dalam perkembangan Bahasa dibantu
oleh orang lain seperti ibunya. Contohnya seperti ibu yang mengajak berbicara pada
bayinya, sebenarnya bayi tersebut merekam perkataan ibunya. Suara yang dikeluarkan si
ibu masuk kedalam indra pendengaran si bayi sehingga keluarlah respons bayi dalam
bentuk ekspresi atau sebuah ocehan.
Dari respons inilah yang akan berlanjut menjadi sebuah tindakan kecil bayi seperti
menggerakkan kaki dan tanggan nya. Pavlov juga mengatakan bahwa setiap bayi yang lahir
membawa perbedaan sehingga dalam proses perkembangan Bahasa setiap bayi tidak
sama. Suara-suara yang dikeluarkan oleh ibu secara berulang kali lama-kelamaan akan
menguat dan dapat ditiru oleh bayi tersebut.
5. Teori Bruner
Dikutip dari penelitian oleh Buto (2010), Bruenur mengatakan bahasa adalah bagian dari
budaya. Seorang anak yang lahir sudah membawa budaya bahasanya sendiri dan contoh
bahasa yang dibawa bayi adalah ekspresi wajah atau gesture tubuh bayi.
Dengan gesture ini maka bayi dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Bahasa sangat
penting untuk menyempurnakan jalan pikir setiap individu. Bahasa sebagai alat pemecah
masalah yang digunakan untuk mengeluarkan perasaan. Bahasa disini bukan hanya teks
saja tetapi juga memerlukan perilaku.
Perkembangan bahasa anak sejatinya sudah dimulai pada saat anak masih bayi. Maka dari
itu peran orang tua dan orang sekitar sangatlah penting untuk melatih perkembangan
tersebut. Dari beberapa teori menurut ahli diatas, apakah buah hati bunda sudah
mendapatkan dan sudah melewati tahap perkembangan tersebut? jika belum, yuk mulai
perbaiki guna seimbangnya perkembangan anak di masa yang akan datang.
Oleh Sabila Dwi Handayani

Anda mungkin juga menyukai