e-ISSN : 2614-6606
PEMANFAATAN PROGRAM
PEMBELAJARAN LOVAAS (ABA)
DENGAN PENDEKATAN ICARE
DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GENERAL LIFE SKILL
ANAK AUTIS
1
Kuntum An Nisa Imania , 2Siti Husnul Bariah
Program StudiPendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Terapan dan Sains
Institut Pendidikan Indonesia
Email: 1 kuntum.27@gmail.com 2sitihusnulbariyah@gmail.com
Abstract - The purpose of this research is to know how to apply Lovaas method with
ICARE approach to General Life Skill Child Autism. This research includes the type of
literature study research by finding reference theory relevant to the case or problems
found. Reference theory obtained by way of research literature study serve as the basic
foundation and the main tool for research practice in the field. To obtain appropriate
information in the utilization activities carried out through the activities of utilization /
use of Lovaas method with ICARE approach. In general, the program objectives are as
follows: (1) Student Team effort, (2) Compliance, (3) Reduced self-stimulatory, (4)
Teaches the ability to simulate, (5) Introduce the other child as a model, (7) Playing
independently, (8) Pre-school ability, (9) Teach self-help skills, (10) Teach social skills
(11) Teaches brute and refined motor skills, (12) Teaches receptive / expressive
language Abilities that have been taught are then generalizable to others and other
situations.
Keywords : Lovaas Learning Program, ICARE, General Life Skill, Students with
Learning Disabilities
Kata Kunci : Program Pembelajaran Lovaas, ICARE, General Life Skill, Anak
Berkebutuhan Khusus
cakupan materi serta penjelasan uraian nyata dengan menggunakan informasi dan
kegiatan sesuai silabus. keterampilan baru yang telah dicapai.
C = Connection (Koneksi) R = Reflection (Refleksi)
Koneksi merupakan tahap Refleksi merupakan tahap membuat
pengkaitan antara pengetahuan yang ringkasan (summary) pembelajaran di
dimiliki peserta didik sebelumnya. Dalam mana peserta didik mendapat kesempatan
banyak hal, proses belajar itu berurutan untuk merefleksikan apa yang telah
(sequential) dengan membangun suatu dipelajari bersama dengan guru untuk
kompetensi di atas suatu kompetensi menilai pencapaian dirinya terhadap
sebelumnya. Karena itu, semua materi pelajaran. Refleksi dapat dilakukan
pengalaman belajar yang baik harus melalui diskusi kelompok dimana guru
dimulai dari apa yang peserta didik telah meminta peserta didik membuat presentasi
tahu dan dapat dilakukan serta dapat atau menjelaskan apa yang telah
dibangun di atasnya. Pada tahap dipelajari. Kegiatan ini pun dapat
connection pembelajaran guru mencoba dilakukan melalui kegiatan menulis
mengaitkan materi pembelajaran yang ringkasan dari apa yang telah dipelajari
baru dengan pengalaman belajar secara individual atau melalui kuis singkat
sebelumnya. Guru dapat mencapainya dimana guru mengajukan pertanyaan
dengan melakukan latihan brainstorming berdasarkan materi pelajaran. Pada
sederhana untuk mengenali apa yang telah kegiatan ini guru perlu memberikan
diketahui peserta didik, dengan meminta kesempatan kepada peserta didik
peserta didik mengatakan kepada guru apa mengemukakan tentang apa yang mereka
yang mereka ingat dari pembelajaran telah pelajari.
sebelumnya atau dengan mengembangkan E = Extension (Perluasan)
suatu kegiatan yang dapat dilakukan Perluasan merupakan
peserta didik secara mandiri. Dengan pengembangan lebih lanjut dari
mengikuti hal ini guru menghubungkan pembelajaran yang telah diterima oleh
peserta didik dengan materi yang baru. peserta didik dan harus dilakukan oleh
Namun, yang perlu diperhatikan adalah mereka. Karena pembelajaran tertentu
bahwa tahap ini dilakukan tidak terlalu telah selesai bukan berarti bahwa semua
lama menghabiskan waktu. Paling lama yang telah dipelajari peserta didik
waktu dugunakan sekitar sepuluh menit. otomatis dapat mereka pahami atau
A = Application (Penerapan) gunakan. Oleh karena itu, guru harus
Aplikasi merupakan bagian memberi kegiatan sebagai kelanjutannya.
terpenting dalam pembelajaran. Setelah Tahap extension pembelajaran diterapkan
peserta didik memperoleh pengetahuan melalui pemberian kegiatan-kegiatan yang
atau keterampilan baru melalui tahap dapat dilakukan peserta didik sebagai
connection, mereka perlu diberi tindak lanjut pembelajaran untuk
kesempatan untuk mempraktekkan dan memperkuat (reinforce) dan memperluas
mengaplikasikan pengetahuan dan pembelajaran. Di sekolah kegiatan-
keterampilan itu. Bagian penerapan kegiatan extension dapat dijadikan sebagai
haruslah menjadi bagian pembelajaran pekerjaan rumah (PR). Kegiatan-kegiatan
yang paling lama tatkala peserta didik extension dapat meliputi pemberian bahan
secara berpasangan atau berkelompok bacaan tambahan dan tugas melakukan
bekerja secara mandiri dibawah penelitian atau latihan.
pengarahan guru untuk melengkapi suatu
kegiatan dari kehidupan nyata atauIII. Tujuan Penelitian
memecahkan suatu masalah kehidupan Penelitian ini bertujuan untuk
gurunya; Kecakapan
Komunikasi
d. Memberikan peluang bagi Kecakapan Sosial
sekolah untuk memformulasikan Kecakapan
Mengkolaborasi
kembali struktur kurikulum yang
ada dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa serta kondisi Gambar 1. Pembelajaran general life
lingkungan yang ada; skills
e. Memberikan kesempatan kepada
guru untuk melakukan apersepsi Applied Behaviour Anslysis adalah
pada setiap pembelajaran yang suatu metode terapi tata perilaku pada
akandilakukan dengan mudah. anak autis yang diberikan secara
2. Keterbatasan intensif selama 40 jam per minggu
a. Menuntut kemampuan analisa dalam kurun waktu lebih dari 2 tahun.
yang menyeluruh terhadap Metode Lovaas ini pada prinsipnya
deskripsi dan struktur kurikulum; menekankan pada terapi tata perilaku
b. Memerlukan pemahaman guru anak autisme yang cenderung bersifat
terhadap semua panduan labil yang terkadang menunjukkan
kebijakan implementasi perilaku yang hiperaktif dan di waktu
kurikulum secara utuh; lain juga menunjukkan perilaku pasif/
c. Menuntut guru untuk selalu hipoaktif. Sehingga dengan perilakunya
otomatis dalam melakukan yang labil tersebut, anak autis akan
analisa komponen model semakin merasakan kesulitan dalam
(termasuk model ICARE) bersosialisasi dengan orang lain/
berdasarkan topik materi yang lingkungannya, disamping keterbatasan
akan diajarkan; kemampuan komunikasi yang
d. Menuntut sekolah dan guru dimilikinya. Diharapkan dengan terapi
dalam melakukan analisa pengendalian perilakunya tersebut,
kebutuhan dan trend pemanfaatan diharapkan mampu mendorong
bidang ilmu dalam kehidupan pemulihan kembali kondisi autis yang
sehari-hari oleh siswa. disandangnya.
a. Shaping
Merupakan suatu proses yang dan keluarga, juga orang rumah harus
dipakai untuk merubah perilaku anak sama persis. Instruksi diberikan dengan
menjadi perilaku yang diharapkan. suara seperti sedang bicara dengan
sebagai contoh: jika anak hanya belajar orang normal, tidak dengan terlalu
mengucapkan kata, lebih baik ajarkan keras atau membentak. Anak diberikan
pegang atau meminta benda, kemudian 3 kesempatan untuk merespon,
ajarkan cara menghasilkan bunyi, kesempatan yang ketiga anak harus
sebuah suku kata berikutnya bagaimana langsung dibantu bersamaan dengan
menghasilkan sebuah kata. (Rudi SD. (Trantoro Safaria 2005: 189).
Sutadi 2003: 29). g. Respon Anak (feedback)
b. Prompting Ada 3 kemungkinan respon dari
Prompt adalah bantuan yang anak yaitu tepat, atau tidak sama sekali.
sifatnya membantu anak agar siswa Apapun respon anak, berikan
mampu memberi respon benar sesuai konsekuensi yang sesuai. Respon tepat
dengan instruksi yang diberikan guru. diberikan hadiah berupa makanan atau
(D. Prasetyono 2008: 34). pujian, respon tidak tepat atau tidak ada
c. Fading respon diberikan kata tidak, ada juga
Cara bagaimana memecah bantuan setengah respon benar maka akan
yang diberikan kepada anak, agar anak diberikan kata coba lagi. Mengatakan
tidak tergantung terhadap bantuan yang tidak dengan nada yang datar bukan
diberikan. nada membentak untuk respon yang
d. Chaining salah, memberikan hadiah bila respon
Suatu kemampuan yang dipecah benar berupa pujian dengan nada yang
menjadi unit terkecil, kemudian unit- sangat gembira. Hadiah yang diberikan
unit tadi dirangkai menjadi satu. Hal bila respon benar dapat berupa pujian,
ini dapat dilakukan dari urutan depan makanan yang disenangi atau mainan,
(forward) ataupun dari belakang namun demikian lama kelamaan hadiah
(backward). Contoh: mengajarkan akan dikurangi sehingga hanya ada
mengatakan “saya mau kue”,(forward) pujian saja.
Katakan “saya”, katakan “mau”, h. Generalisasi
katakan “kue”, katakan “saya mau Supaya penyandang autisme tidak
kue”. hanya bisa keterampilan di ruang
e. Penguat yang Berbeda terapi, maka diperlukan generalisasi
Membedakan antara hadiah atau di tempat yang berbeda dengan orang
penguat yang diberikan berbeda antara yang berbeda dan materi yang
respon yang diberikan bantuan dan berbeda.
respon yang langsung benar atau i. Maintenance
sesuai. Adalah generalisasi terus menerus.
f. Instruksi atau SD (Discriminative Keterampilan yang sudah dikuasai
Stimulus) diulang kembali secara berkala supaya
Instruksi yang digunakan singkat, tidak hilang.
jelas dan konsisten dan hanya diberikan
satu kali. Maksudnya adalah hanya VI. KESIMPULAN
terdiri dari kata yang pendek, jelas Dalam hal pembelajaran yang
adalah perintah sesuai dengan apa yang diterapkan guru terhadap anak adalah
akan diajarkan dan hanya mengajarkan menggunakan metode Applied
satu aktivitas pada satu saat, konsisten Behaviour Analysis (ABA)/ Lovaas,
adalah kata yang digunakan antar guru yang mana pelaksanaannya pun