DAFTAR ISI
KORELASI ANTARA LARI SPRINT 50 METER DENGAN
PRESTASI LEMPAR LEMBING PADA SISWA PUTRA KELAS
VIII SMP NEGERI 4 WOHA KABUPATEN BIMA TAHUN
2012/2013
MUHLIS
M. YAMIN
i
SISWA PUTRA KELAS VII MTS SILA KABUPATEN BIMA
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
YAKUB
Guru SD Negeri Mbawa Kec. Donggo
ii
KORELASI ANTARA LARI SPRINT 50 METER DENGAN PRESTASI
LEMPAR LEMBING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4
WOHA KABUPATEN BIMA TAHUN 2012/2013
ABSTRAK
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada peningkatan hasil
belajar aktivitas ritmik dengan gerak irama mars melalui media bantu gambar dan musik
pada siswa kelas V SDN Simpasai Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Jumlah populasi dan sampel penelitian
adalah 18 orang siswa kelas V SDN Simpasai. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi dan tes perbuatan. Teknik analisis data menggunakan rumus regresi
sederhana, korelasi product moment dan F Statistik. Kesimpulan dari penelitian ini “ada
peningkatan hasil belajar aktivitas ritmik dengan gerak irama mars melalui media bantu
gambar dan gerak pada siswa kelas V di SDN Simpasai Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Kata kunci : Aktivitas ritmik, Gerak irama mars, Media bantu gambar dan musik
A. Pendahuluan mengikuti setiap gerakan yang ada
1. Latar belakang pada gambar sesuai dengan aturan
Pendidikan Jasmani dan teknik-tekniknya.
hakikatnya merupakan proses Kurang optimalnya
pendidikan via gerak insani (human pembelajaran aktivitas ritmik ini
movement) yang dapat berupa akan mengurangi optimalisasi
aktivitas jasmani, permainan atau kemampuan siswa akan
olahraga untuk mencapai tujuan terbentuknya nilai-nilai estetika
pendidikan (Rusli Lutan, 1995/ pada tatanan fisik, yang meliputi
1996: 7). kawasan organik dan motorik. Pada
Pada praktiknya tatanan kognitif akan mengurangi
pembelajaran pendidikan jasmani kepekaan perasaan siswa pada
di sekolah menengah saat ini perilaku berpikir dan penentuan
cenderung masih bernuansakan dan sikap. Sedangkan pada tatanan
bersuasanakan pendidikan afektif akan mengurangi kepekaan
olahraga, guru masih menjadikan perasaan siswa pada pengendalian
bahan ajar sebagai tujuan, tidak emosional dan kepekaan sosial.
menjadikannya sebagai alat/ media Kemudian penggunaan alat
belajar, suasana belajar masih kaku bantu dan sarana mengajar pada
dengan metode-metode yang pembelajaran penjasorkes lebih
berpusat pada guru, sementara banyak disediakan untuk cabang-
murid hanya dijadikan sebagai cabang atletik maupun permainan,
objek belajar. Penggunaan metode sementara untuk cabang senam
konvensional seperti demonstrasi, masih sangat minim dan sangat
komando, bahkan drill sangat terbatas. Ini menandakan bahwa
dominan dilakukan guru. Domain pengelola sekolah belum secara
Psikomotor sangat mendominasi menyeluruh melengkapi sarana
tatanan keberhasilan belajar. Siswa pada pembelajaran penjasorkes.
kurang diberi kesempatan untuk Padahal ruang lingkup
menggali, mengembangkan potensi pembelajaran penjasorkes meliputi:
dan membuat keputusan sehingga pendidikan jasmani, olahraga dan
domain pengetahuan dan sikap kesehatan. Artinya ketiga
kurang terkembangkan. komponen tersebut harus memiliki
Hasil observasi dan diskusi sarana dan alat bantu mengajar
dengan para guru pendidikan yang bervariasi antara satu sama
jasmani di sekolah menengah yang lainnya.
menyangkut ketersediaan, Media pendidikan jasmani
keterlaksanaan dan ketercapaian ialah segala sesuatu yang dapat
kurikulum ditemukan sejumlah mempermudah dan memperlancar
pelanggaran dan keterbatasan kegiatan pendidikan jasmani yang
kompetensi. Hal yang paling bersifat relatif permanen atau susah
mendasar adalah ditemukan untuk dipindah-pindahkan. Secara
kebiasaan universal menganulir garis besar sarana atau fasilitas
beberapa materi ajar. Salah satu pendidikan jasmani terdiri dari dua
materi ajar yang paling sering dan macam, yakni sarana pendidikan
paling umum mendapat kesulitan jasmani yang ada di dalam ruangan
dalam pembelajarannya adalah (indoor facilities) dan yang ada di
materi Senam Irama atau materi luar ruangan (outdoor facilities)
Aktivitas Ritmik. Hal ini (Abdul Kadir Ateng, 1992: 12).
dikarenakan peserta harus
Yang termasuk fasilitas senam alat. Pada senampun gerak-
ruangan meliputi ruang serbaguna gerak dasar jalan, lari, lompat,
atau hall untuk kegiatan senam, berayun, berjalan dengan tangan,
bulutangkis, tenis meja, basket, keseimbangan tangan dan kaki,
voli, olahraga beladiri, ruang ganti berguling ke depan, ke belakang, ke
pakaian dengan tempat pakaiannya, kiri atau kenanan dan sebagainya
ruang mandi dan lain-lain. Ruangan dapat dilakukan di segala tempat.
untuk kegiatan pendidikan jasmani Di dalam ruangan, ruang kelas,
tersebut akan lebih baik dan akan halaman sekolah, lapangan atau di
terasa luas bila pada dinding taman atau kebun sekolah dapat
bagian-bagian tertentu dipasangi digunakan untuk kegiatan
cermin yang cukup besar. pembelajaran senam.
Media-media yang ada di luar Dalam rangka menunjang
ruangan banyak ragam dan pelaksanaan dan meningkatkan
kegunaanya. Mulai dari lapangan hasil belajar pendidikan jasmani
olahraga yang tersedia, sampai khususnya senam, perlu
lahan lain yang bisa dimanfaatkan keterlibatan media dan alat bantu
seperti: halaman, taman, lorong yang cukup memadai dan sesuai
lorong, kebun, parit, bukit yang dengan karakteristik dari materi
semuanya ada di sekitar sekolah. senam tersebut. salah satu materi
Aktivitas pendidikan jasmani senam yang diajarkan di SMP
tidak selalu harus dilakukan di adalah senam ritmik. Senam ritmik
lapangan atau ruangan yang sesuai akan efektif apabila didukung oleh
dengan jenis cabang olahraganya media bantu belajar berupa audio
maupun ukuran dan aturannya. visual maupun media gambar dan
Namun di tempat atau lapangan dan selingan alunan musik yang
ruangan apapun dimana kegiatan menyertainya (Soetoto
tersebut bisa dilakukan dengan Pontjopoetra, dkk. 2002: 18).
mempertimbangkan unsur-unsur Senam ritmik sangat intrik
penting yaitu keselamatan dan dengan gerakan-gerakan yang
kesehatan anak didik. teratur dan berirama, sehingga
Tidak sedikit kegiatan untuk efektivitas dan keberhasilan
pendidikan jasmani yang tidak pembelajarannya perlu diselingi
terlaksana dengan baik karena dan dukungan musik yang berirama
hambatan sarana yang tidak mars, walts atau cha-cha. Dengan
memadai. Dalam hal ini kreativitas dasar pemikiran tersebut, peneliti
para guru penjas sangat dituntut tertarik untuk melakukan suatu
untuk bisa mensiasati keadaan yang penelitian yang berjudul:
demikian. Karena hakikat “Peningkatan Hasil Belajar
pendidikan jasmani adalah Aktivitas Ritmik dengan Gerak
pendidikan melalui aktivitas Irama Mars Melalui Media Bantu
jasmani yang tidak terlepas dari Gambar dan Musik Pada Siswa
konsep bermain, bergerak, ceria, Kelas V SDN Simpasai Tahun
maka lapangan/ruangan/tempat Pelajaran 2012/2013”.
apapun mestinya bisa digunakan 2. Kajian Pustaka
untuk kegiatan pendidikan jasmani a. Pendidikan Jasmani
(Aip Syarifuddin, 1996: 34). 1) Pengertian Pendidikan
Untuk materi senam yang Jasmani
akan diberikan, baik senam dasar, Pendidikan jasmani
senam irama, senam lantai maupun atau physical education
sebagai bagian dari Kurikulum Depdiknas (2002:
pendidikan yang 1) mengemukakan bahwa,
bermaknakan pendidikan. pendidikan jasmani adalah
Pendidikan jasmani proses pendidikan melalui
merupakan bagian integral penyediaan pengalaman
dari sistem pendidikan, belajar kepada siswa, berupa
pendidikan jasmani aktifitas jasmani, bermain dan
merupakan bagian yang tak berolahraga, yang
terpisahkan dari program direncanakan secara
pendidikan. Seperti sistematis, guna merangsang
dikemukakan oleh Aip pertumbuhan dan
Syarifudin, (1997: 125) perkembangan fisik,
bahwa, pendidikan jasmani keterampilan berfikir,
merupakan bagian integral emosional, sosial dan moral.
dari pendidikan secara Dari berbagai
keseluruhan melalui berbagai pengertian atau definisi di
kegiatan jasmani yang atas, terdapat beberapa
bertujuan mengembangkan kesamaan pengertian, yaitu
individu secara organik, pendidikan jasmani jasmani
neuromuscular, intelektual dilaksanakan melalui
dan emosional. Selanjutnya aktivitas gerak atau fisik,
Aip Syarifudin (1997: 125) direncanakan secara
menyatakan, Pendidikan sistematis dan untuk
Jasmani adalah suatu proses mengembangkan aspek-aspek
aktivitas jasmani, yang kognitif, afektif, emosional
dirancang dan disusun secara dan psikomotor.
sistematis, untuk merangsang 2) Tujuan Pendidikan Jasmani
pertumbuhan dan Tujuan Pendidikan
perkembangan, meningkatkan Jasmani sering didefinisikan
kemampuan dan keterampilan berbeda oleh para ahli
jasmani, kecerdasan dan pendidikan tergantung situasi
pembentukan watak serta dan kepentingan pada saat
nilai dan sikap yang positif definisi itu dibuat, namun
bagi setiap warga Negara demikian Adang Suherman
dalam rangka mencapai (1998: 4) mensarikannya
tujuan pendidikan. Selaras sebagai berikut: a)
dengan Aip Saripudin, Perkembangan Fisik.
Kurikulum Pendidikan Tujuan ini berhubungan
Jasmani (2004: 2) dengan kemampuan
menjelaskan, pendidikan melakukan aktivitas aktivitas
jasmani adalah proses yang melibatkan kekuatan
pendidikan yang kekuatan fisik dari berbagai
memanfaatkan aktivitas organ tubuh seseorang
jasmani yang direncanakan (physical fitness), b)
secara sistimatis bertujuan Perkembangan Gerak. Tujuan
untuk meningkatkan individu ini berhubungan dengan
secara organik, kemampuan melakukan gerak
neuromuscular, perseptual, secara efektif, efisien, halus,
kognitif dan inovatif. indah, sempurna (skill-full),
Selanjutnya Balitbang c) Perkembangan Mental.
Tujuan ini berhubungan aktivitas jasmani sebagai
dengan kemampuan berpikir media untuk meraih tujuan
dan menginterpretasikan pendidikan secara
keseluruhan pengetahuan keseluruhan dengan
tentang pendidikan jasmani menciptakan lingkungan
ke dalam lingkungannya, d) pengajaran pendidikan yang
Perkembangan Sosial. Tujuan kondusif melalui berbagai
ini berhubungan dengan pendekatan teori berlajar.
kemampuan siswa dalam 3) Pembelajaran Pendidikan
menyesuaikan diri pada suatu Jasmani di Sekolah Dasar
kelompok atau masyarakat. (SD)
Pendidikan jasmani Sebagian dari
menekankan aspek kompetensi guru adalah
pendidikan yang bersifat kemampuan merencanakan
menyeluruh yaitu kesehatan, pembelajaran, kemampuan
kebugaran jasmani, mengelola pembelajaran, dan
keterampilan, berfikir kritis, kemampuan mengevaluasi
stabilitas emosional, pembelajaran. Kemampuan-
keterampilan sosial, kemampuan ini harus dapat
penalaran dan tindakan melahirkan konsep prilaku
moral, yang merupakan belajar pada siswa, yang
tujuan pendidikan pada selama ini guru lebih banyak
umumnya (Balitbang berfikir bagaimana saya harus
Kurikulum, 2002: 1). mengajar, bukan bagaimana
Tujuan umum agar anak mampu belajar.
pendidikan jasmani di Azas ketercernaan dan
Sekolah Dasar adalah kebermaknaan atau
mengacu kepada Developmentally Appropriate
pertumbuhan dan Practice (DAP) harus
perkembangan jasmani, menjadi pertimbangan pokok
mental, emosional, dan sosial dalam merencanakan,
yang selaras dalam upaya mengelola dan mengevaluasi
membentuk dan pembelajaran. Pertimbangan
mengembangkan kemampuan kematangan siswa, tingkat
gerak dasar, mananamkan kesulitan materi, tujuan
nilai, sikap dan membiasakan belajar, ketersediaan sarana
hidup sehat (Syarifudin dan prasarana, dan unsur-unsur
Muhadi, 1992: 5). pendukung lainnya senantiasa
Kutipan-kutipan direncanakan dan dibuat
tersebut mempertegas bahwa secara matang.
betapa luas dan kompleksnya Azas DAP yang
esensi pendidikan menjadi azas pembelajaran
dikembangkan melalui pendidikan jasmani di SD,
pendidikan jasmani secara dikembangkan menjadi
totalitas yang menyangkut beberapa azas yang terdiri
esensi fisiologis maupun dari : a) Azas pendidikan
esensi psikologis. Dengan yang menyeluruh, b) Azas
demikian para guru perumusan tujuan yang
pendidikan jasmani dituntut realistis, c) Azas
mampu memanfaatkan Individualitas, d) Azas
partisipasi merata dan Dengan karakteristik
menyeluruh, e) Azas demikian harus tercipta situasi
mengutamakan kesenangan belajar yang mencerminkan
dan kebebasan bergerak, f) belajar kelompok, kerja sama
Azas mengutamakan untuk mencapai hasil belajar
pengalaman sukses, dan g) yang diharapkan, sebagaimana
Azas modifikasi tugas ajar. ditulis Sukarma (2001:6)
b. Aktivitas Ritmik bahwa;” ...apabila yang menjadi
Aktivitas ritmik adalah tujuan adalah memupuk kerja-
bagian dari senam atau senam sama, inisiatif, kreativitas dan
irama, dengan kategori gerak keorganisasian siswa, maka
stabilisasi, lokomosi dan pendekatan informal dengan
manipulasi baik tertutup maupun gaya penugasan, kelompok
terbuka. Sebagai bagian dari kecil, dan pemecahan masalah
senam dalam pengajarannya dan lain sebagainya akan lebih
siswa dituntut untuk mencapai sasaran.
memberikan respon yang relatif Penerapan pendekatan
stabil, terkontrol berbeda dengan formal-informal ini meliputi
pembelajaran permainan, penerapan metoda ceramah,
sebagaimana ditulis Sukarma metoda demonstrasi metoda
(2001: 6) bahwa, lam hal belajar komando, metode tugas, metode
senam siswa dituntut untuk diskusi, metode tanya jawab,
menguasai teknik gerakan metoda penemuan dan metoda
dengan benar, jadi semua siswa eksplorasi kelompok kecil.
diharapkan memberikan respon Pembelajaran aktivitas
yang sama. Maka pada fase ini ritmik menggunakan pendekatan
guru akan lebih baik formal-informal akan
menggunakan pendekatan memperoleh hasil yang optimal
formal dengan gaya komando. dengan pertimbangan bahwa,
Pendekatan informal pembentukan gerak dasar
merupakan pendekatan yang aktivitas ritmik cukup rumit
menekankan agar siswa belajar. sehingga pada awal
Pada situasi belajar diharapkan pembelajaran memerlukan
agar seluruh pribadi siswa proses pembelajaran yang
berkembang. Aktivitas ritmik seksama, disiplin dan
terstruktur bebas merupakan bertanggungjawab, sehingga
aktivitas berirama yang diperlukan pendekatan belajar
dilakukan secara bebas, tidak yang mencerminkan suasana
dibatasi dengan rambu-rambu yang serius dan disiplin. Untuk
gerak yang baku atau rambu- itu pendekatan yang relevan
rambu musik yang baku dengan kondisi demikian adalah
sebagaimana SKJ yang pendekatan formal yang terdiri
dibakukan secara nasional. dari metode ceramah,
Aktivitas ini dapat demonstrasi dan komando.
dikembangkan secara mandiri Dalam rangka
oleh siswa atau diciptakan siswa mengembangkan kreativitas
bersama guru dengan musik siswa berdasarkan potensi siswa
pengiring yang dibuat sendiri secara individual, kolektif dan
dan untuk dinikmati sendiri atau memberikan kebebasan seluas-
orang lain. luasnya untuk belajar dengan
modal kemampuan teknik dasar Kedua; isi dari tugas ajar
gerak yang telah dimiliki, maka (learning tasks) diselaraskan
penerapan pendekatan informal dengan perkembangan anak.
akan memberikan peluang yang Suasana kegiatan lebih bebas
besar pada anak untuk untuk menyatakan diri dan
mengembangkan bahan ajar bermain secara leluasa untuk
secara mandiri dan kelompok. mengenal lingkungan dalam
Musik adalah “bunyi yang situasi yang menggembirakan.
diterima oleh individu dan Ketiga; Jika arah pengajaran
berbeda-beda berdasarkan pada keterampilan cabang
sejarah, lokasi, budaya dan olahraga, arahkan tekanan pada
selera seseorang” (Anonymous, pengembangan gerak umum
2008). Di antara definisi sejati yang menyeluruh, namun tugas
tentang musik adalah “Segala gerak, alat dan pelaksanaannya
bunyi yang dihasilkan secara diubah sesuai dengan
sengaja oleh seseorang atau kemampuan anak.
kumpulan dan disajikan sebagai Keempat; Model pembelajaran
musik” (Anonymous, 2008). lebih banyak ditandai oleh
“Irama Cha-cha dan Poco-poco pemberian kesempatan bagi
adalah sama dengan irama Mars, anak untuk mengekspresikan
yakni memiliki birama 4/4, yang diri, berinisiatif dan
berarti bahwa pada setiap di memecahkan masalah secara
antara dua garis birama dalam kreatif, guru berperan mengelola
lagu tersebut mempunyai empat PBM.
(4) hitungan 1,2,3,4 (Sutoto dkk, Kelima; Meskipun TIU dan TIK
1993: 355). adalah sasaran belajar, tetapi
Pendekatan pembelajaran upaya dampak pengiring positif
aktivitas ritmik terstruktur bebas seperti pengembangan nalar,
melalui pendekatan formal- disiplin, kejujuran dan lain-lain
informal dan penggunaan media dikembangkan.
musik, diprediksi dapat c. Pembelajaran Aktivitas
menutupi kekurangan- Ritmik dengan Irama Mars
kekurangan kompetensi guru, 1) Hakikat Pembelajaran
dan sekaligus akan lebih Aktivitas Ritmik dengan
menghidupkan suasana/iklim Irama Mars
belajar pendidikan jasmani di Irama atau Ritme
sekolah dasar serta akan mengandung suara musik
menyelesaikan kesulitan belajar yang berjalan secara teratur,
siswa, sesuai dengan konsep sehingga menjadi sebuah
pendidikan jasmani yang pola. Setiap lagu selalu
menurut Rusli Lutan (1995/ mengandung iramanya
1996: 1-2) sebagai berikut : sendiri-sendiri yang dapat
Pertama; penjaskes merupakan dibedakan antara yang cepat,
upaya sistematis untuk lambat dan sedang. Dilihat
mengembangkan kepribadian dari kecepatan irama tersebut,
anak, seperti pengembangan maka beberapa irama
hormat diri (self esteem), dinamakan secara berbeda,
kepercayaan diri, toleransi misalnya irama-irama yang
sesama kawan, dan lain-lain. cepat dinamakan irama Mars,
sedang beberapa irama yang
lamban di sebut irama Wals mengajak anak-anak di
dan lain-lain. Irama Mars sekolah untuk mempelajari
termasuk ke dalam irama berbagai aktivitas ritmik
yang cepat dan umumnya dengan memanfaatkan lagu-
bersuasana semangat, serta lagu kita sendiri.
bersifat riang dan gembira. Beberapa contoh lagu
Oleh karena itu lagu-lagu yang bertempo Mars baik
Mars cocok untuk menjadi yang berirama 2/4 dan 4/4
pengiring dalam adalah : Contoh lagu
pembelajaran aktivitas ritmik, berirama 2/4: (1) Manuk
terutama dalam Dadali, (2) Hari Merdeka, (3)
memperkenalkan irama Si Patokaan, (4) Bambu
ketika mempelajari berbagai Runcing, dan (5) Huhatee.
pola langkah yang sudah Sedangkan contoh lagu
diuraikan dalam bagian berirama 4/4 adalah: (1) Maju
sebelumnya. Tak Gentar, (2) Halo-halo
Sebagian besar tanda Bandung, (3) Berkibarlah
irama pada lagu-lagu Benderaku, (4) Apuse, dan
berirama Mars menggunakan (5) Dari Sabang sampai
tanda irama 2/4, meskipun Merauke. Alangkah amat
ada juga yang berirama 4/4, membantu jika semua
yang berirama sedang.. Tanda mahasiswa berupaya
irama pada setiap lagu memiliki buku-buku
mempunyai arti sebagai kumpulan lagu-lagu nasional
berikut, misalnya : tanda dan daerah, yang biasanya
Irama 2/4. Angka 2 dapat dengan mudah
mempunyai arti bahwa di didapatkan di toko-toko buku
antara dua garis berirama di kota Anda. Di dalam buku
dalam lagu tersebut terdapat 2 tersebut, di samping ditulis
ketukan/hitungan. Angka 4 syair lagunya secara utuh,
atau lengkapnya 1/4 juga dilengkapi oleh tanda
mengandung arti bahwa not nada serta not baloknya.
itu harganya 1/4 dan Carilah tutor yang dapat
mendapat 1 hitungan/ memberikan petunjuk tentang
ketukan. Dengan begitu bagaimana menyanyikan lagu
hitungan dari irama 2/4 cukup tersebut secara benar. Ingat,
dibunyikan dengan hitungan guru Penjas idealnya harus
1-2, 1-2 dan seterusnya juga menguasai pelajaran seni
(ditandai oleh tangan dirigen suara, serta mampu bernyanyi
yang hanya naik turun). Ini dan menari.
memungkinkan setiap Pembelajaran
ketukan ketika menyebut satu berbagai bentuk pola langkah
dan dua diwakili oleh dapat dilakukan dengan
masing-masing satu langkah. memilih lagu-lagu di atas,
Lagu-lagu daerah dan dan guru dapat menentukan,
lagu perjuangan kita banyak kira-kira pola langkah yang
yang berirama Mars. Dengan mana yang akan diberikan
demikian, kita tidak akan pertama kali. Sebagai
kehabisan sumber lagu yang panduan, pertama-tama tentu
dapat digunakan untuk saja guru harus memilih pola
langkah 1 bagi-anak dari kedua ketika melakukan pola
kelas rendah, atau bagi anak- langkah 2. Demikian juga
anak kelas tinggi sekalipun, pada pola langkah 4.
jika mereka baru memulai Konsekuensinya, biasanya
pembelajaran pola langkah jumlah langkah ke depan dan
ini. atau ke belakang serta ke
Pola langkah ini samping, harus di tambah.
cocok untuk dijadikan awal Irama Mars yang
pembelajaran karena sifatnya bersemangat serta riang harus
sangat alamiah dan sudah mampu menyebabkan anak
pasti dikuasai oleh semua merasakan suasana semangat
anak. Pola langkah 1 adalah dan riang dalam melakukan
langkah biasa seperti pada langkahnya. Ajaklah anak-
orang berjalan biasa, anak tersenyum, dan
langkahnya sederhana dan yakinkan bahwa setiap
mudah dipahami. Karenanya, langkahnya semakin dipenuhi
pembelajaran pola langkah 1 oleh semangat yang semakin
tidak akan menimbulkan besar. Ajaklah semua anak
kesulitan sama sekali, karena bernyanyi bersama, sambil
tidak memerlukan lagi melakukan langkah-langkah
pemikiran seperti kalau harus sederhana dari pola langkah
mempelajari hal baru. Yang 1.
harus ditekankan oleh guru Sebagai pemula, awali
adalah, anak harus mencoba pembelajaran langkah ini
melakukan langkah 1 dengan dengan langkah di tempat
mengikuti irama dan secara secara klasikal. Ini juga untuk
perlahan-lahan mengisi setiap membiasakan koordinasi
langkahnya dengan antara menyanyi dan
kandungan ekspresi perasaan melakukan gerak langkah.
sehingga gerakan langkah Jika hal ini masih
anak menjadi gerak ekspresif. menyulitkan siswa, guru
Setelah pola langkah 1 harus membagi anak ke
dikuasai, atau sebagai variasi, dalam minimal dua
guru dapat meminta anak kelompok, sehingga satu
untuk mencoba irama yang kelompok bertugas menyanyi,
sama dengan pola langkah 2 dan kelompok kedua
dan pola langkah 4. Tidak ada melakukan gerak langkah.
perbedaan yang mencolok Setelah beberapa kali, tugas
dalam hal iramanya ketika menyanyi tadi dapat
menggunakan pola langkah 1 bergantian, sehingga berperan
dengan ketika menggunakan saling melengkapi.
pola langkah 2 atau langkah 2) Langkah Dasar Irama Mars
4. Perbedaannya hanya Langkah Dasar yang
terletak pada keharusan digunakan pada Irama Mars
melakukan penutupan adalah sebagai berikut:
langkah pada hitungan yang 1) Langkah Dasar Maju
diminta. Misalnya, selalu Sikap Awal: Berdiri tegak
melakukan langkah penutup dengan kedua kaki sejajar
(mempertemukan kedua kaki dengan jarak kurang lebih
pada satu titik) pada hitungan 10 cm dan kedua tangan
bebas di samping badan. 4) Langkah Dasar Samping
Hitungan 1: Langkahkan Kanan Sikap Awal
kaki kiri ke depan satu Berdiri tegak dengan
langkah. Hitungan 2: kedua kaki sejajar deagan
Langkahkan kaki kanan ke jarak kurang lebih 10 cm
depan satu langkah sejajar dan kedua tangan bebas di
dengan kaki kiri tetapi samping badan. Hitungan
agak ke depan sedikit. 1: Langkahkan kaki kanan
Selanjutnya diteruskan ke samping kanan satu
oleh kaki kiri hingga langkah. Hitungan 2:
hitungan ke 8 dan kembali Langkahkan kaki kiri ke
ke sikap awal. samping kanan satu
2) Langkah Dasar Mundur langkah rapat dengan kaki
Sikap Awal: Berdiri tegak kanan Selanjutnya
dengan kedua kaki sejajar diteruskan oleh kaki kanan
dengan jarak kurang lebih hingga hitungan ke 8 dan
10 cm dan kedua tangan kembali ke sikap awal.
bebas di samping badan. 5) Langkah Dasar di Tempat
Hitungan 1: Langkahkan Sikap Awal: Berdiri tegak
kaki kiri ke belakang atau dengan kedua kaki sejajar
mundur satu langkah. dengan jarak kurang dari
Hitungan 2: Langkahkan 10 cm dan kedua tangan
kaki kanan ke belakang bebas di samping badan.
atau mundur satu langkah Hitungan 1: Angkat kaki
tidak sejajar dengan kaki kiri setinggi 10 cm dari
kiri tetapi lebih ke lantai dan letakkan
belakang sedikit. kembali di samping kaki
Selanjutnya diteruskan kanan. Hitungan 2: Angkat
oleh kaki kiri hingga kaki kanan setinggi 10 cm
hitungan ke 8 dan kembali dari lantai dan letakkan
ke sikap awal. kembali di samping kaki
3) Langkah Dasar Samping kiri. Selanjutnya
Kiri Sikap Awal diteruskan oleh kaki kiri
Langkah dasar samping hingga hitungan ke 8 dan
kiri sikap awal terdiri dari: kembali ke sikap awal.
Berdiri tegak dengan 6) Langkah dasar gabungan
kedua kaki sejajar dengan dalam berbagai posisi
jarak kurang lebih 10 cm Setelah setiap langkah
dan kedua tangan bebas di dasar di atas dikuasai
samping badan. Hitungan anak, tiba saatnya bagi
1: Langkahkan kaki kiri ke mereka untuk
samping kiri satu langkah. menggabungkan
Hitungan 2: Langkahkan semuanya. Langkah
kaki kanan ke samping kiri penggabungan bisa
satu langkah rapat dengan dilakukan secara bertahap,
kaki kiri. Selanjutnya misalnya mintalah anak
diteruskan oleh kaki kiri untuk menggabungkan
hingga hitungan ke 8 dan antara langkah ke depan
kembali ke sikap awal. dan ke belakang dulu.
Artinya setelah delapan
hitungan langkah ke pendidikan jasmani artinya
depan, berikutnya sarana yang bisa digunakan
sambung dengan langkah untuk menyampaikan informasi
ke belakang delapan atau pesan yang berkaitan
hitungan. Lakukan sambil dengan pendidikan jasmani.
bernyanyi bersama. Ulang Media dimaksud harus
beberapa kali, sampai menunjang tujuan proses belajar
mayoritas anak dianggap mengajar dan juga membantu
guru menguasai proses berpikir siswa agar dapat
penggabungan tersebut. dengan segera memahami
Berikutnya tambahkan informasi dimaksud. Media
delapan hitungan langkah pendidikan jasmani secara
ke samping kiri dan ke umum juga bisa disampaikan
samping kanan, di antara melalui berbagai macam media
dua kali ke depan dan ke seperti: Surat kabar, majalah,
belakang. Berikutnya radio, televisi, film, video, OHP,
gabungkan pula langkah di gambar-gambar dan sebagainya
tempat. Setelah semua (Abdul Kadir Ateng, 1992: 21).
langkah dasar tadi Untuk kepentingan
digabung dalam pola yang kegiatan pembelajaran
sederhana, berikutnya ajak pendidikan jasmani, alat seperti
anak untuk melakukan tersebut di atas kalau ada dan
penggabungan tersebut bisa diadakan memang akan
dalam berbagai posisi. sangat membantu guru maupun
Langkah dasar dalam siswa. Misalnya film
berbagai posisi dapat intruksional tentang
dilakukan oleh siswa pembelajaran suatu rangkaian
beregu atau kelompok, gerak lompat jauh gaya jonggok,
setiap kelompok dapat dapat dilihat dengan jelas oleh
berjumlah 10 sampai 25 para siswa dan dapat diulang
orang dan dapat pula beberapa kali. Video camera
dilakukan oleh kelompok dapat memperlihatkan kembali
campuran putra dan putri kegiatan atau gerakan yang telah
atau sekelompok dari jenis dilakukan oleh siswa kita, dan
kelamin yang sama, seperti dapat dijadikan sebagai bahan
contoh di bawah ini: Dua untuk mengkoreksi kegiatan
baris membujur, pada selanjutnya.
posisi gerakan ini dapat Untuk kepentingan dalam
dilakukan gerakan-gerakan kegiatan pendidikan jasmani
dasar maju/mundur, bukan berarti guru tidak bisa
langkah samping menyampaikan informasi dalam
kiri/kanan dan langkah di bentuk gambar kepada siswa
tempat. karena tidak mempunyai kamera
d. Media Pendidikan Senam video atau TV. Namun masih
Secara umum media bisa bisa dibuat alat bantu untuk
diartikan sebagai alat atau sarana menyampaikan informasi
komunikasi atau untuk kepada siswanya dengan
menyampaikan informasi dari memodifikasi. Media yang
suatu pihak ke pihak lain (Aip sederhana itu dapat dibuat
Syarifuddin, 1996: 71). Media sendiri oleh guru atau juga dapat
menugaskan kepada siswanya. kuantitatif adalah suatu metode
Media yang dimaksud tersebut penelitian yang menggunakan
adalah berupa foto atau gambar. angka-angka dan skala-skala
Misalnya gambar yang tertentu yang akan diukur
menunjukkan rangkaian gerak (Arikunto, 2006: 326). Sedangkan
lompat jauh atau rangkaian penelitian deskripsi adalah suatu
gerak lari mulai start sampai bentuk penelitian yang paling
finish. Gambar yang ditampilkan dasar. Penelitian ini mengkaji
tersebut sebaiknya gambar bentuk aktivitas, karakteristik,
berupa rangkaian gerak secara perubahan, hubungan, kesamaan
keseluruhan. Agar anak punya dan perbedaannya dengan
landasan pengetahuan tentang fenomena lain (Nanah S.
gerak yang harus ia lakukan dari Sukmadinata, 2010: 72).
awal sampai selesai. Adapun rancangan penelitian
Pengadaan media yang digunakan dalam ini
pembelajaran pendidikan menggunakan Paradigma
jasmani di sekolah dirasakan Sederhana. Rancangan penelitin
perlu, sebab hal tersebut akan tersebut di gambarakan sebagai
membantu guru maupun siswa berikut (Sugiyono, 2010: 66) :
dalam persiapan maupun r
X Y
pelaksanaan PBM pendidikan
jasmani. Media pengajaran Gambar 1. Paradigma Sederhana
penjaskes adaptif disesuaikan Keterngana:
dengan kebutukan untuk setiap X = Aktivitas Ritmik
jenis kelainan, apalagi bila Y = Gerak Irama Mars
media yang disediakan, berupa 2. Instrumen Penelitian
media pembelajaran yang lebih a. Laptop
canggih. Sehingga kegiatan b. LCD Proyektor
apapun yang akan, sedang c. Video dan Audio
maupun yang sudah dilakukan d. Format Penilaian Gerak Irama
bisa direview ulang sebagai Mars
umpan balik untuk kegiatan 3. Sumber Data
selanjutnya. a. Data primer
Data primer adalah sumber data
3. Tujuan Penelitian yang langsung memberikan data
Tujuan yang ingin di capai kepada pengumpul data atau
dalam penelitian ini adalah ingin data yang dikumpulkan sendiri
mengetahui apakah ada oleh perseorangan atau suatu
peningkatan hasil belajar aktivitas organisasi langsung melalui
ritmik dengan gerak irama mars obyeknya. Contoh: Observasi
melalui media bantu gambar dan tentang keadaan lokasi
musik pada siswa kelas V SDN penelitian, tes perbuatan,
Simpasai Tahun Pelajaran maupun penyebaran angket.
2012/2013. b. Data Sekunder
Data sekunder adalah adalah
B. Metode Penelitian sumber yang tidak langsung
1. Rancangan Penelitian memberikan data kepada
Jenis penelitian yang pengumpul data, contohnya
digunakan adalah penelitian lewat orang lain atau lewat
kuantitatif deskriptif. Penelitian dokumen. Contoh: Buku,
majalah, surat-surat, dokumen pelaksana tes, Ahmadin
sekolah dan informasi lain yang (peneliti) bertugas sebagai
berkaitan dengan penelitian. pengamat dan pengambil nilai,
4. Teknik Pengumpulan Data dan Siswa dan siswi SDN Simpasai
Teknik Analisis Data sebagai obyek yang akan dinilai.
a. Teknik Pengumpulan Data Aspek yang dinilai yaitu : 1)
Langkah-langkah pelaksanaan penguasaan koordinasi gerak
tes sebagai berikut: langkah, 2) penguasaan gerak
1. Melakukan pre test atau tes rangkaian keseluruhan, 3)
awal untuk mengukur hasil ekspresi dan penghayatan, 4)
belajar gerak ritmik siswa kesungguhan pelaksanaan
dengan bantuan media gerakan, dan 5) kesan
gambar dan musik (LCD keseluruhan.
Proyektor). Skala penilaian 1-5 aspek
2. Memberikan waktu 1 menit tersebut adalah:
(60 detik) untuk melakukan 1 = Gerakan yang dilakukan
latihan pemanasan untuk tidak sesuai dengan konsep
melemaskan otot-otot yang 2 = Gerakan yang dilakukan
kaku. sebagian kecil sesuai dengan
3. Cara pelaksanaan tes adalah konsep
dengan menyuruh siswa 3 = Gerakan yang dilakukan
secara satu persatu sebagian sesuai dengan konsep
memperagakan gerak ritmik 4 = Gerakan yang dilakukan
sesuai dengan panduan dalam sebagian besar sesuai konsep
media LCD Proyektor yang 5 = Gerakan yang dilakukan
diputar. sesuai dengan konsep
4. Cara memberikan skor adalah b. Teknik Analisis Data
dengan melihat 5 aspek Adapun teknik analisis
penilaian, yaitu: (1) data yang digunakan dalam
penguasaan koordinasi gerak penelitian ini adalah dengan
langkah,(2) penguasaan gerak menggunakan rumus regresi
rangkaian keseluruhan, (3) sederhana yaitu:
ekspresi dan penghayatan, (4) Rumus : Y = a + b X
kesungguhan pelaksanaan Keterangan :
gerakan, dan (5) kesan Y = Variabel dependen
keseluruhan. A = Intercept atau nilai Y pada
5. Memberikan treatment saat X = 0
(latihan) selama 1 minggu X = Variabel Independen
dengan melakukan latihan- b = Slope/kemiringan
latihan gerak ritmik, baik di (Sugiyono, 2008 : 262).
sekolah maupun di rumah Dengan rumus persamaan
masing-masing siswa. product moment sebagai berikut:
6. Melakukan post test atau tes
rxy =
xy
akhir setelah
treatment (latihan)
diberikan
x 2 y 2
Adapun petugas yang Keterangan :
berperan dalam penelitian ini r xy = koefisien korelasi
adalah sebagai berikut: Guru ∑xy = jumlah hasil kali skor x
Penjasorkes SDN Simpasai dengan skor y
bertugas sebagai koordinator
∑x2 = jumlah skor yang regresi yang diperoleh yaitu Y=
dikuadratkan dalam 321,76+(-19,92) X dapat digunakan
variabel x untuk menganalisis hasil belajar
∑y2 = jumlah skor yang aktvitas ritmik dengan gerak irama
dikuadratkan dalam mars melalui media bantu gambar dan
variabel y musik. Di samping itu, dari hasil
N = banyak subyek skor x perhitungan diperoleh nilai koefisien
dan y yang berpasangan korelasi (r) yaitu 0,997 serta koefisien
(Arikunto, 2006: 274) determinasi (r2) yang diperoleh yaitu
Pengujian hipotesis 0,994009 yang berarti bahwa hasil
menggunakan taraf signifikasi belajar gerak ritmik dengan gerak
5% tabel nilai Product Moment irama mars yaitu 99% keberhasilannya
dengan kriteria sebagai bentuk : ditentukan oleh ketersediaan atau
Bila r hitung .> r tabel maka ha keterlibatan media bantu dalam belajar
diterima, Bila r hitung .< r tabel yaitu media gambar dan musik
maka ho ditolak (Arikunto, maupun intensitas latihan yang teratur.
2006: 276). Dengan demikian maka hipotesis
Kemudian Untuk menguji alternatif (Ha) yang diajukan yaitu
keberartian regresi linier “Ada peningkatan hasil belajar
sederhana digunakan rumus F aktivitas ritmik dengan gerak irama
statistik sebagai berikut: mars melalui media bantu gambar dan
gerak pada siswa kelas V di SDN
F reg =
r n 2
2
Simpasai Tahun Pelajaran
1 r2 2012/2013”,
F reg = Keberartian Regresim
Linear Sederhana D. Pembahasan
r 2
= Nilai regresi yang Dari hasil analisis data di atas,
dikuadratkan maka diperoleh kesimpulan bahwa
n-2 = Jumlah sampel Ada kecenderungan jika melakukan
dikurangi 2 sering melakukan latihan-latihan atau
1-r2 = 1 dikurangi nilai kebiasaan mengikuti aktivitas ritmik
regresi kuadrat dengan gerak irama mars maupun
irama-irama lain melalui ketersediaan
C. Hasil Penelitian media pembelajaran inovatif dan
Berdasarkan hasil analisis data interaktif seperti televisi, LCD
diperoleh garis persamaan regresi proyektor, dan lain-lain, maka dapat
antara hasil belajar aktivitas ritmik memberikan kontribusi yang besar
dengan gerak irama mars melalui terhadap peningkatan hasil belajar
media bantu gambar dan musik yaitu senam, khsusnya pada senam ritmik.
Y= 321,76+(-19,92)X, nilai koefisien Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
korelasi antara kedua variabel tersebut data bahwa: 1) tes akhir gerak ritmik
menunjukan r hitung > r tabel (0,997 > dengan irama mars melui media bantu
0,378), serta nilai Fhitung =2654,67 gambar dan musik setelah adanya
setelah dikonsultasikan dengan F tabel latihan-latihan mempunyai pengaruh
pada taraf signifikan 5% dengan yang positif (koefisien regresi (a) =
deraja kebebasan 18 – 2 = 16 (db = 321,76) terhadap hasil belajar gerak
16) yaitu 0,400, menunjukkan bahwa ritmik, artinya jika latihan sering
Fhitung = 2654,67 > Ftabel = 0,400. Hal dilakukan maka akan berdampak
ini menunjukkan bahwa persamaan positif terhadap peningkatan hasil
belajar gerak ritmik itu sendiri;
kemudian 2) Nilai konstanta (b) SDN Simpasai Tahun Pelajaran
adalah sebesar -19,92, artinya jika 2012/2013”.
melakukan aktivitas ritmik gerak Dari hasil analisis data ternyata
irama mars tanpa adanya bantuan keberadaan media bantu gambar dan
media bantu gambar dan musik musik seperti televisi maupun LCD
maupun tanpa adanya latihan-latihan Proyektor yang dimiliki sekolah
atau sama dengan minus, maka hasil sangat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas ritmik dengan gerak irama peningkatan mutu pendidikan senam,
mars yang diperoleh adalah sebesar - lebih-lebih pada materi aktivitas ritmik
19,92, dengan asumsi variabel- dengan gerak irama mars, dan tidak
variabel lain yang dapat menutup kemungkinan bahwa
mempengaruhi dianggap tetap. keterlibatan media gambar dan musik
Untuk mengetahui nilai ini juga dapat memberika peningkatan
koefisien korelasi antara hasil belajar hasil belajar kepada setiap cabang
aktivitas ritmik dengan gerak irama senam.
mars melalui media bantu gambar dan
musik, diketahui yaitu nilai r hitung = E. Kesimpulan
0,997 dibandingkan dengan nilai r Ada peningkatan hasil belajar
tabel dan n 18 = 0,378 (r hitung > r aktivitas ritmik dengan gerak irama
tabel = 0,997 > 0,378), sehingga mars melalui media bantu gambar dan
kesimpulannya ada korelasi yang baik gerak pada siswa kelas V di SDN
antara kedua variabel tersebut. Simpasai Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kemudian berdasarkan hasil
analisis data diperoleh nilai Fhitung = F. Daftar Pustaka
2779,01 setelah dikonsultasikan
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
dengan F tabel pada taraf signifikan
Penelitian Suatu Pendekatan
5% dengan derajat kebebasan 18 – 2 =
Praktik, PT. Rineka Cipta,
16 (db = 16) yaitu 0,400,
Jakarta.
menunjukkan bahwa Fhitung = 2654,67
> Ftabel = 0,400. Hal ini menunjukkan
Ateng, Abdul Kadir, 1992, Azas-azas
bahwa persamaan regresi yang
dan Landasan Pendidikan
diperoleh yaitu Y= 321,76 + (-19,92)
Jasmani, Depdikbud Ditjen
dapat digunakan untuk menganalisis
Dikti, P2LPTK, Jakarta.
hasil belajar aktivitas ritmik dengan
gerak irama mars melalui media bantu
Depdiknas, 2004, Kurikulum 2004,
gambar dan musik. Di samping itu,
Standar Kompetensi Mata
dari hasil perhitungan diperoleh nilai
Pelajaran Pendidikan Jasmani,
koefisien korelasi (r) yaitu 0,997 serta
Depdiknas, Jakarta.
koefisien determinasi (r2) yang
diperoleh yaitu 0,994009, yang berarti
, 2002, Kurikulum Berbasis
bahwa hasil belajar aktivitas ritmik
Kompetensi: Rumpun Pelajaran
dengan gerak irama mars 99%
Pendidikan Jasmani, Depdiknas,
ditentukan oleh media pembelajaran
Jakarta.
berupa media bantu gambar dan
musik. Dengan demikian maka
Lutan, Rusli, 1996/ 1997, Hakekat dan
hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan
Karakteristik Penjaskes,
yaitu “Ada Peningkatan Hasil Belajar
Depdikbud, Jakarta.
Aktivitas Ritmik Dengan Gerak Irama
Mars Melalui Media Bantu Gmabar
dan Musik Pada Siswa Kelas V di
, 2001, Mengajar Pendidikan Pembelajaran, Depdiknas,
Jasmani (Pendekatan Jakarta.
Pendidikan Gerak di Sekolah
Dasar, Depdiknas, Jakarta. Sutoto, dkk., 1993, Pendidikan
Permainan anak dan Aktivitas
Nanah S. Sukmadinata, 2010, Metode Ritmik, Depdikbud, Jakarta.
Penelitian Pendidikan, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung. Sugiyono, 2008, Statistik untuk
Penelitian, Edisi 2, Alfabeta,
Pontjopoetra, Soetoto, dkk. 2002, Bandung.
Permainan Anak, Tradisional
dan Aktivitas Ritmik. Modul. , 2010, Metode Penelitian
Pusat Penerbitan UT. Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&
Rasyidin, Waini, 2006, Filsafat D), Alfabeta, Bandung.
Pendidikan, UPI Press Bandung.
Syarifuddin, Aip, 1996, Atletik,
Rumana, Anim, 2001, Penyuluhan Depdikbud, Jakarta.
Tentang Pembelajaran Aktivitas
Ritmik Tersktruktur Bebas Pada , 1997, Azas dan Falsafah
Guru-Guru Pendidikan Jasmani Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.
Sekolah Dasar se-Kecamatan
Ganeas Kabupaten Sumedang, Syarifuddin, Aip dan Muhadi, 1992,
Jurnal, UN Padjajaran Bandung. Belajar Aktif Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, untuk
Suherman, Adang, 1998, Evaluasi Sekolah Dasar kelas I sampai
Pendidikan Jasmani: Asesment dengan kelas VI, Penerbit PT
Alternatif Terhadap Kemajuan Gramedia, Jakarta.
Belajar Siswa SD, Depdikbud,
Jakarta.
Sukarma, T., 2001, Senam Ritmik;
Bentuk Bentuk Tugas Ajar &
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENUNJANG OLAHRAGA PRESTASI SEPAK
TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BOLO
KABUPATEN BIMATAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
MUHLIS
ABSTRAK
Kata Kunci :Faktor Penghambat dan Penunjang Olahraga Prestasi Sepak Takraw
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah Hubungan antara panjang
lengan dengan tinggi badan terhadap kemampuan teknik spike pada permainan bola voli
siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 Bolo Tahun Pelajaran 2013/2014.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
lapangan. Metode eksperimen lapangan adalah metode yang hendak menemukan factor-
faktor sebab akibat, mengontrol peristiwa-peristiwa dalam interaksi variabel-variabel serta
meramalkan hasil-hasilnya pada tingkat tertentu.
Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata tinggi badan siswa adalah 173 cm dan
rata-rata panjang lengan siswa adalah 67,5 cm dan nilai rata-rata yang diperoleh dari tes
kemampuan spike dari nilai tertinggi adalah 77,16. dari hasil pengukuran ini, peneliti
mencari nilai korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil
perhitungan nilai r hitung yang diperoleh variabel X1 (tinggi badan) terhadap varibel Y
(kemampuan spike) yaitu 1,389. Hal ini menunjukan bahwa nilai r hitung lebih besar dari
pada nilai r tabel pada taraf signifikan 5% dan 1% yaitu 0,361 dan 0,463. Ini berarti bahwa
tinggi badan dengan kemampuan spike memiliki hubungan yang kuat. Kemudian
selanjutnya adalah hasil analisis hubungan antara variabel X2 (panjang lengan) dengan
variabel Y (kemampuan spike). Hasil yang diperoleh, nilai r hitung adalah 1,961
sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikasn 5% dan 1% adalah 0,361 dan 0,463. Hal ini
membuktikan bahwa nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel atau
(1,961>0,361/0,463). Hal ini membuktikan bahwa variabel X2 (panjang lengan) dan
variabel Y (teknik spike) memiliki hubungan yang kuat atau tinggi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat atau tinggi antara panjang lengan
dengan tinggi badan terhadap kemampuan spike pada permainan bola voli siswa putra
kelas IX SMP Negeri 1 Bolo tahun pelajaran 2013/2014. Dengan demikian bahwa
hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesisi nihil (Ho) ditolak.
Teknik Spike
Skor Agar data yang terkumpul punya
No Nama Tes Tes Tertinggi
Tes I
II III
arti, maka data yang masih mentah itu
1 Ardianyash 40 60 70 70 perlu di olah dianalisa secara cermat.
2 Fadlan Yaser 30 60 75 75 Langkah-langkah analisa data adalah;
3 Firdaus 40 70 80 80 (a). Merumuskan Hipotesis Nihil (Ho),
4 Firmansyah 50 70 80 80 (b). Menyusun Tabel Kerja, (c).
5 Haerudin Azis 50 70 60 70 Mendistribusikan Data Kedalam
6 Hidayatullah 60 60 80 80 Rumus, (d). Menguji Nilai r (e).
7 Idham Khalik 50 60 80 80 Menarik Kesimpulan
8 Ikbal 30 50 75 75
Imam S Arifin
a. Merumuskan Hipotesis
9 40 50 75 75
10 Ismail M. Ali 30 70 50 70
Nihil (Ho)
11
Muhammad
30 60 80 80
Untuk menguji hipotesis alternatif (Ha)
Fikram yang diajukan tersebut, maka harus
Muhammad
12
Ridwan
40 60 85 85 dirubah kedalam hipotesis nihil (Ho)
13 Muhtar Ahmad 30 50 75 75 yang berbunyi: Tidak ada hubungan
14 Syarifudin 40 60 70 70 antara panjangan lengan dan tinggi
Wawan
15
Kurniawansyah
40 85 60 85 badan dengan kemampuan spike dalam
16 Jamaludin 30 50 70 70 permainan bola voli pada siswa kelas
17 Burhan 40 60 75 75 IX SMP Negeri 1 Bolo tahun pelajaran
18 Kurniawan 50 60 80 80 2012/2013.
19 Amirudin 40 70 85 85
20 Firdausi akhlak 40 70 80 80 b. Menyusun Tabel Kerja
21 Adi Dahlan 50 70 80 80
22 Fitrianingsih 50 60 75 75
23 Ade Putra 60 70 80 80
24 M. Yamin 50 60 85 85
Tabel. 4.5: Tabel
Persiapan untuk Sampel yang Berkorelasi dengan Rumus
No X1 Y 𝑿𝟏𝟐 𝒀𝟐 XY X2 Y X𝟐𝟐 𝒀𝟐 XY
1 167 70 27889 4900 11690 67 70 4489 4900 4690
2 168 75 28224 5625 12600 68 75 4624 5625 5100
3 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
4 168 80 28224 6400 13440 68 80 4624 6400 5440
5 166 70 27556 4900 11620 66 70 4356 4900 4620
6 166 80 27556 6400 13280 67 80 4489 6400 5360
7 166 80 27556 6400 13280 66 80 4356 6400 5280
8 167 75 27889 5625 12525 67 75 4489 5625 5025
9 168 75 28224 5625 12600 68 75 4624 5625 5100
10 167 70 27889 4900 11690 67 70 4489 4900 4690
11 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
12 165 85 27225 7225 14025 65 85 4225 7225 5525
13 167 75 27889 5625 12525 67 75 4489 5625 5025
14 168 70 28224 4900 11760 68 70 4624 4900 4760
15 168 85 28224 7225 14280 68 85 4624 7225 5780
16 166 70 27556 4900 11620 66 70 4356 4900 4620
17 167 75 27889 5625 12525 67 75 4489 5625 5025
18 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
19 165 85 27225 7225 14025 66 85 4356 7225 5610
20 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
21 168 80 28224 6400 13440 68 80 4624 6400 5440
22 168 75 28224 5625 12600 68 75 4624 5625 5100
23 169 80 28561 6400 13520 68 80 4624 6400 5440
24 170 85 28900 7225 14450 69 85 4761 7225 5865
25 169 85 28561 7225 14365 68 85 4624 7225 5780
26 170 80 28900 6400 13600 69 80 4761 6400 5520
27 169 75 28561 5625 12675 69 75 4761 5625 5175
28 168 70 28224 4900 11760 68 70 4624 4900 4760
29 170 70 28900 4900 11900 69 70 4761 4900 4830
30 171 75 29241 5625 12825 70 75 4900 5625 5250
∑n ∑X1 ∑Y ∑𝑿𝑿𝑿 ∑𝑿𝑿 ∑XY ∑X2 ∑Y ∑𝑿𝑿𝑿 ∑𝑿𝑿 ∑XY
30 50290 2315 25290841 179425 388060 2025 2315 4100625 179425 156250
∑X1 = 50290 ∑Y = 2315
∑XY = 388060
c. Mendistribusi Data Ke ∑X12= 25290841 ∑Y2 = 179425
Dalam Rumus
Setelah diketahui ∑X1, ∑X2, Y, dan
∑XY, maka langkah selanjutnya adalah 30.388060 − (50290). (2315)
mendistribusikan data / nilai ke dalam =
√[30.25290841 − (50290)²]. [30.2315 − (179425)²
rumus, dan rumus yang dipakai untuk
menganalisa data ini adalah rumus t_tes 11641800−116421350
dalam bentuk pendek, yaitu : =
√758725230−2529084100.69450−32193330625
1) Analisis Hubungan Variabel X1
(tinggi badan) dengan Variabel Y
(kemampuan teknik spike) 104779550
=
Keterangan: √1770358870.32193261175
104779550 (0,361) maupun pada taraf signifikansi
=
56993625475387872250 1% (0,463).
Ternyata, rxy lebih besar dari r
104779550 tabel baik pada taraf signifikansi 5%
=
7549412260,26158 maupun 1% yaitu (1,389>0,361/0,463).
Dengan demikian hipotesa nol (Ho)
= 1.38942327 ditolak, sedangkan hipotesa alternatif
= 1.389 (Ha) diterima. Ini berarti bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara panjang
2) Analisis Hubungan Variabel X2 lengan dengan kemampuan teknik spike
(panjang lengan) dengan terhadap pada permainan bola voli siswa kelas IX
Variabel Y (kemampuan teknik spike) SMP Negeri 1 Bolo tahun pelajaran
Keterangan: 2013/2014.
∑X2 = 2025 ∑Y = 2315 2) Hubungan Variabel X2
∑XY = 156250 (panjang lengan) dengan terhadap
∑X22= 4100625 ∑Y2 = 179425 Variabel Y (kemampuan teknik spike)
N = 30. Variabel yang dicari
korelasinya adalah Variabel X2 dan
30.156250 − (2025). (2315) Variabel Y, jadi nr = 2. Dengan demikian
= df-nya adalah: df = 30-2 = 28 Dengan df
√[30.4100625 − (2025)²]. [30.2315 − (179425)²
sebesar 26, dikonsultasikan dengan tabel
4687500−4687875 nilai .r., baik pada taraf signifikansi 5%
= (0,361) maupun pada taraf signifikansi
√123018750−4100625.69450−32193330625
1% (0,463).
Hal ini menunjukan bahwa, r hitung
375 lebih besar dari r tabel baik pada taraf
= signifikansi 5% maupun 1% yaitu
√118918125.32193261175
(1,961>0,361/0,463). Dengan demikian
375 hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan
= hipotesa alternatif (Ha) diterima. Ini
3828362256566296875
berarti bahwa terdapat hubungan yang
375 signifikan antara tinggi badan dengan
= kemampuan teknik spike pada permainan
1956620110,436
bola voli siswa kelas IX SMP Negeri 1
= 1,9165703040 Bolo tahun pelajaran 2013/2014.
= 1,916 3) Menarik Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data,
d. Menguji Nilia r dapat diperoleh bahwa tinggi badan
1) Hubungan Variabel X1 memiliki hubungan yang signifikaan
(tinggi badan) dengan Variabel Y dengan kemampaun spike siswa kelas IX
(kemampuan teknik spike) pada permainan bola voli dengan
N = 30. Variabel yang dicari menunjukan nilai r hitung lebih besar dari
korelasinya adalah Variabel X1 dan pada r tabel atau (1,389>0,361/0,463).
Variabel Y, jadi nr = 2. Maka dengan Dengan demikian, hipotesis nihil (Ho)
mengacu kepada rumus di atas, dengan ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
mudah dapat kita peroleh df-nya (degrre diterima.
freedom) yaitu: df = 30-2 = 28 Dengan df Hasil analisis data hubungan antara
sebesar 28, dikonsultasikan dengan tabel variabel X2 (panjang lengan) dengan
nilai .r., baik pada taraf signifikansi 5% variabel Y (kemampaun spike)
menunjukan nilai r hitung lebih besar dari
pada nilai r tabel atau karena variabel bebas dalam penelitian
(1,961>0,361/0,463). Dengan demikian, ini ada dua variabel yaitu variabel X1
hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis (tinggi badan) dan variabel X2 (panjang
alternatif (Ha) diterima. lengan).
Berdasarkan hasil analisis di atas Berdasarkan hasil analisis data, rata-
bahwa, terdapat hubungan yang rata tinggi badan siswa adalah 173 cm
signifikan antara panjang lengan dan dan rata-rata panjang lengan siswa adalah
tinggi badan terhadap kemampuan teknik 67,5 cm dan nilai rata-rata yang diperoleh
spike pada permainan bola voli siswa dari tes kemampuan spike dari nilai
putra kelas IX SMP Negeri 1 Bolo tahun tertinggi adalah 77,16. dari hasil
pelajaran 2013/2014. pengukuran ini, peneliti mencari nilai
D. PEMBAHASAN korelasi dengan menggunakan rumus
Pelaksanaan penelitian ini korelasi product moment. Dari hasil
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bolo perhitungan nilai r hitung yang diperoleh
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. variabel X1 (tinggi badan) terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varibel Y (kemampuan spike) yaitu
hubungan antara panjang lengan dengan 1,389. Hal ini menunjukan bahwa nilai r
tinggi badan terhadap kemampuan teknik hitung lebih besar dari pada nilai r tabel
spike pada permainan bola voli siswa pada taraf signifikan 5% dan 1% yaitu
kelas IX SMP Negeri 1 Bolo. Sampel 0,361 dan 0,463. Ini berarti bahwa tinggi
yang digunakan dalam penelitian ini badan dengan kemampuan spike
adalah siswa putra 30 orang yang diambil memiliki hubungan yang kuat.
dari populasi putra sebanyak 147 orang Kemudian selanjutnya adalah hasil
kemudian diambil secara acak dengan analisis hubungan antara variabel X2
menggunakan teknik propotional random (panjang lengan) dengan variabel Y
sampling. (kemampuan spike). Hasil yang
Metode yang dipergunakan dalam diperoleh, nilai r hitung adalah 1,961
penelitian ini adalah metode eksperimen sedangkan nilai r tabel pada taraf
lapangan. Metode eksperimen lapangan signifikasn 5% dan 1% adalah 0,361 dan
adalah metode yang hendak menemukan 0,463. Hal ini membuktikan bahwa nilai r
faktor-faktor sebab akibat, mengontrol hitung lebih besar dari pada nilai r tabel
peristiwa-peristiwa dalam interaksi atau (1,961>0,361/0,463). Hal ini
variabel-variabel serta meramalkan hasil- membuktikan bahwa variabel X2 (pnjang
hasilnya pada tingkat tertentu. Dalam lengan) dan variabel Y (teknik spike)
penelitian ini ada variabel X1 (tinggi memiliki hubungan yang kuat atau tinggi.
badan), variabel X2 (panjang lengan), Dengan demikian dapat disimpulkan
dan variabel Y (kemampuan teknik bahwa ada hubungan yang kuat atau
spike). tinggi antara panjang lengan dengan
Teknik dalam pelaksanaan penelitian tinggi badan terhadap kemampuan spike
ini adalah dengan melakukan pengukuran pada permainan bola voli siswa putra
terhadap panjang lengan dan tinggi badan kelas IX SMP Negeri 1 Bolo tahun
siswa, kemudian memberikan tes untuk pelajaran 2013/2014. Dengan demikian
melakukan teknik spike pada permainan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima
bola voli. Dengan demikian akan dan hipotesisi nihil (Ho) ditolak.
diketahui hubungan antara panjang
lengan dengan kemampuan teknik spike E. KESIMPULAN
dan tinggi badan dengan kemampuan Berdasarkan hasil analisis data,
teknik spike. Pada penelitian ini diberikan rata-rata tinggi badan siswa adalah 173
tes kepada kedua variabel dengan tes cm dan rata-rata panjang lengan siswa
yang sama yaitu tes kemampuan spike adalah 67,5 cm dan nilai rata-rata yang
diperoleh dari tes kemampuan spike dari Jenderal Pendidikan Dasar dan
nilai tertinggi adalah 77,16. dari hasil Menengah.
pengukuran ini, peneliti mencari nilai
korelasi dengan menggunakan rumus Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
korelasi product moment. Dari hasil Penelitian Suatu Pendekatan
perhitungan nilai r hitung yang diperoleh Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
variabel X1 (tinggi badan) terhadap
varibel Y (kemampuan spike) yaitu Suhendro, Andi. 1999. Dasar-Dasar
1,389. Hal ini menunjukan bahwa nilai r Kepelatihan. Jakarta:
hitung lebih besar dari pada nilai r tabel Universitas Terbuka.
pada taraf signifikan 5% dan 1% yaitu
0,361 dan 0,463. Ini berarti bahwa tinggi Dieter Beutelstahl. 1986. Belajar
badan dengan kemampuan spike Bermain Bola Volley. Bandung:
memiliki hubungan yang kuat. Pioner Jaya.
Kemudian selanjutnya adalah hasil
analisis hubungan antara variabel X2 Dwiyono. 1989. Petunjuk Atletik.
(panjang lengan) dengan variabel Y Yogyakarta. FPOK IKIP
(kemampuan spike). Hasil yang Yogyakarta.
diperoleh, nilai r hitung adalah 1,961
sedangkan nilai r tabel pada taraf Evelyn Pearce. 1999. Anatomi dan
signifikasn 5% dan 1% adalah 0,361 dan Fisiologi untuk Paramedis.
0,463. Hal ini membuktikan bahwa nilai r Jakarta: Gramedia Pusat Utama.
hitung lebih besar dari pada nilai r tabel
atau (1,961>0,361/0,463). Jadi variabel Hasan Doewes. 1993. Anatomi I.
X2 (panjang lengan) dan variabel Y Surakarta: UNS Press.
(teknik spike) memiliki hubungan yang
kuat atau tinggi. Dengan demikian dapat I.B. Netra. 1979. Statistik Inferensial.
disimpulkan bahwa ada hubungan yang Surabaya: Usaha Nasional.
kuat atau tinggi antara panjang lengan M. Yunus. 1992. Bolavoli Olahraga
dengan tinggi badan terhadap Pilihan. Jakarta: Depdikbud
kemampuan spike pada permainan bola Direktorat Jendral Pendidikan
voli siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 Tinggi.
Bolo tahun pelajaran 2013/2014. Dengan M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi
demikian bahwa hipotesis alternatif (Ha) Fisik dalam Olahraga.
diterima dan hipotesisi nihil (Ho) ditolak. Semarang: IKIP Semarang
Press.
DAFTAR PUSTAKA Margono, 2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta
ABSTRAK
Dalam dunia olahraga kita mengenal adanya latihan fisik diantaranya seperti
latihan juggling, yaitu tendangan mengontrol bola dari bawah ke atas yang dilakukan
secara terus - menerus, di samping itu dalam permainan sepak bola terdapat berbagai
teknik dasar salah satunya adalah menahan bola merupakan tindakan menerima bola agar
tidak jatuh dipihak lawan. Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini apakah ada
pengaruh latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan menggunakan
punggung kaki dan penelitian ini bertujuan ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh
latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan menggunakan punggung kaki
dalam permainan sepak bola.
Rencana penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima. Adapun
jenis penelitian yang digunakan, yaitu penelitian eksperimenkarena dalam penelitian ini
bertujuan untuk melihat adanya akibat setelah subjek atau siswa dikenai perlakuan yaitu
melakukan latihan juggling dan tes ketepatan menahan bola dengan menggunakan
punggung kaki dalam permainan sepak bola. Sumber data yang digunakan yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berkaitan dengan latihan juggling
dan tes ketepatan menahan bola dengan menggunakan punggung kaki, yang sumbernya
subjek atau siswa, sedangkan data sekunder yaitu data untuk memperoleh tentang populasi,
sumbernya adalah daftar atau buku absensi siswa. Mengingat jumlah siswa putra SMA
Negeri 1 Bolo taelampau banyak yang merupakan populasi dalam penelitian ini sehingga
peneliti mengambil wakil dari populasi yaitu sebagai sampel, metode dalam pengambilan
sampel yang digunakan adalah propotional stratified random sampling merupakan
pengambilan sampel secara acak dari masing-masing lapisan sebanding dengan ukuran
lapisanya, jumlah sampelnya 28 (dua puluh delapan) siswa putra. Untuk memperoleh data
dalam penelitian ini digunakan metode dokumenter unutuk mencatat nama-nama siswa
putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo sebagai metode penunjang, sedangkan metode tes
perbuatan sebagai metode pokok digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur dan
mengetahui hasil yang baik antara latihan juggling dan tes ketepatan menahan bola dengan
menggunakan punggung kaki.
Metode analisis data dengan menggunakn rumus regresi linear sederhana dan
product moment, hasil analisis data dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh nilai r-
hitung lebih besar daripada r-tabel pada taraf signifikasi 5% yakni 0,931 > 0,374 yang
berarti signifikan dan diketahui pula persamaan regresinya Y=2,230+0,303 X. Berarti
hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berbunyi “ada
pengaruh latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan menggunakan
punggung kaki dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas XI SMA negeri 1 Bolo
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
A. PENDAHULUAN
Olahraga mempunyai peran yang dengan kaki bagian bawah, paha, perut,
penting dalam kehidupan manusia, seperti dada dan kepala.(Sujarwadi, Sarjiyanto,
dalam kehidupan modern sekarang ini 2010 : 106).
manusia tidak bisa dipisahkan dari Latihan fisik terhadap organ-organ
kegiatan olahraga, baik untuk tubuh secara menyeluruh, maka seseorang
meningkatkan prestasi maupun kebutuhan akan mampu melakukan kegiatan dalam
dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap kehidupan sehari-hari seperti, berjalan,
sehat. Salah satu cabang olahraga yang berlari, melompat, mendorong, memanjat
digemari dikalangan masyarakat saat ini dan sebagainya, yang merupakan modal
yaitu sepak bola, karena olahraga ini dapat kemampuan fisik berupa kecepatan
dimainkan oleh anak-anak maupun orang (speed), daya tahan (endurance), kekuatan
dewasa. (strength) dan kelincahan (aglity).
Permainan sepak bola merupakan (Soegito dkk, 1993: 6).
permainan beregu yang dalam satu regu Pada cabang olahraga baik itu
permainannya satu sama lain harus saling cabang olahraga sepak bola, bola voli,
mendukung dan bahu-membahu takraw dan sebagainya itu memerlukan
membentuk regu yang kompak. Bagi adanya latihan fisik, karna kondisi fisik
olahragawan untuk mencapai prestasi merupakan faktor yang sangat penting
yang tinggi, teknik-teknik dalam olahraga khususnya dalam pemilihan calon-calon
tersebut harus dikuasai dengan baik. atlit hampir semua cabang olahraga. Pada
Begitupun dalam penguasan teknik dasar saat pelatihannya tergantung pada
permainan sepak bola secara perorangan komponen mana yang diutamakan untuk
ataupun dalam suatu regu mutlak mendapatkan pembinaan, misalnya pada
diperlukan, karena penguasaan teknik olahraga sepak bola terutama pada saat
yang benar sangat menentukan prestasi melakuan menahan bola unsur kelincahan
ataupun penentu suatu kemenangan. adalah hal yang sangat penting
Menahan bola merupakan salah satu diperhatikan seperti latihan juglingadalah
karakteristik permainan sepakbola yang tendangan mengontrol bola dari bawah ke
paling dominan. Pemain yang sering atas yang dilakukan secara terus -
melakukan latihandan memiliki teknik menerus. (Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 :
menahan bola dengan baik, akan dapat 108).
bermain secara efisien.Sebab sekarang Menurut ahli latihan yang dilakukan
kebanyakan para pelatih lebih banyak secara cermat, berulang-ulang dengan kian
menekankan pada pola permainan semata hari meningkat beban latihannya,
serta kurang memperhatikan spesifikasi- kemungkinan kebugaran jasmani
spesifikasi latihan. Akibat kurangnya seseorang semakin meningkat. Hal ini
latihan yang diberikan, maka dalam suatu akan menyebabkan seseorang kian
pertandingan yang sering kita lihat terampil, kuat dan efisien dalam
seorang pemain sering melakukan gerakannya. (Muhajir, 2007: 57).
kesalahan terutama pada saat penerimaan Sedangkan menurut pendapat lain di
bola. dalam melakukan latihan yang teratur
Menahan bola merupakan suatu serta berulang-ulang maka akan membawa
gerakan untuk menerima bola agar tidak hasil yang lebih baik. Bukan saja
jatuh dipihak lawan. Arah datangnya bola memberikan keterampilan dan kekuatan,
bermacam-macam, diantaranya ada yang akan tetapi gerakan itu menjadi otomatis
menyusur tanah, memantul dan bahkan lebih efesien dan menghemat tenaga.
melambung tinggi. Oleh sebab itu (Sjarifuddin, 1985: 49).
diperlukan bagai mana cara menahan atau Berdasarkan uraian di atas,
menghentikan bola dengan baik dan disamping memperhatikan teknik, mental
benar, diantaranya dapat dihentikan diperhatikan pula latihan fisik, karna
komponen yang satu dengan yang lainnya 1) Menendang bola dengan kaki bagian
saling berhubungan (over looping), dalam, cara melakukannya adalah
sehingga penulis tertarik untuk meneliti sebagai berikut :
tentang pengaruh latihan juggling a) Berdiri, kaki tumpu ditempatkan
terhadap ketepatan menahan boladengan sejajar dan dekat dengan bola
menggunakan punggung kaki dalam b) Pandangan mata kearah bola
permainan sepak bola pada siswa putra c) Lutut ditekuk sedikit dan kaki
kelas XI SMA Negeri 1 Bolo Kabupaten penendang ditarik ke belakang
Bima Tahun Pelajaran 2012 / 2013. d) Pergelangan pada kaki penendang
1. Sejarah permainan sepak bola diputar keluar dan dikunci, lalu
Sepak bola berasal dari inggris. diayunkan ke arah bola
Tahun 1863 berdirinya Football e) Perkenaan tendangan adalah pada
Association atas inisiatif Guerin bagian tengah bola dan kaki yang
(Perancis) tanggal 21 mei 1904 mengenai yaitu bagian tangan dari
berdirilah Federasi Sepakbola kaki dalam. (Sujarwadi, Sarjiyanto,
Internasional dengan nama Federation 2010 : 3).
International de FootballAssociation 2) Menendang bola dengan kaki bagian
(FIFA). Atas inisiatif jules Rimet pada luar, adapun cara melakukannya adalah
Tahun 1930 diselenggarakan kejuaraan sebagau berikut :
dunia sepakbola pertama di a) Berdiri dan kaki tumpu diletakan
Montevideo, Uruguay. Karena jasanya sejajar atau sedikit di belakang
maka pada tahun1946 piala dunia bola
tersebut, dinamakan Jules Rimet Cup, b) Sikap kedua tangan di samping
dan kejuaraan tersebut diadakan 4 badan merenggang
(empat) tahun sekali. Tahun 1970 piala c) Pergelangan kaki penendang
dunia menjadi milik Brasil, karena diputar ke dalam dan ditahan
berhasil memenangkan piala tersebut d) Tarik kaki ke belakang dan siap
sebanyak tiga kali. menendang bola
Pada tanggal 19 April 1930 e) Perkenaan tendangan tepat
dibentuk persatuan sepakbola seluruh ditengah-tengah bola.
Indonesia (PSSI) bertempat di 3) Menendang bola dengan punggung
Yogyakarta, pengurus PSSI pertama kaki, cara melakukannya yaitu :
diketuai oleh Ir. Soeratin a) Berdiri dan letakan kaki tumpu di
Sosrosoegondo, dan untuk menghargai samping belakang bola
jasanya pada tahun 1966 diadakan b) Kedua lengan di samping badan
kejuaraan tingkat remaja dengan nama dan agak merentang
piala Soeratin (Soeratin Cup). (Tamat, c) Pandangan berpusat pada bola
Mirman, 2007 : 4.20). d) Pergelangan kaki penendang
2. Teknik dasar permainan sepak bola ditekuk ke bawah dan ditahan
a. Teknik gerakan tampa bola, terdiri dari e) Tarik kaki ke belakang dan
beberapa teknik yaitu : ayunkan ke arah bola
1) Teknik lari seperti lari berganti f) Perkenaan tendangan tepat pada
arah, lari dengan start mendadak, tengah-tengah bola. (Sujarwadi,
lari bervariasi dengan cara berhenti Sarjiyanto, 2010 : 4).
dan menambah kecepatan 4) Teknik dasar menahan atau
2) Teknik melompat dan meloncat menghentikan bola
3) Teknik gerakan tipu badan. Tujuannya tiada lain yaitu agar bola
(Tamat, Mirman, 2007 : 4.8). tersebut agar tidak jatuh ke pihak
b. Teknik dengan bola lawan. Adapun macam-macam teknik
menghentikan atau menahan bola - Saat bola mengenai paha, kaki ditarik
adalah sebagai berikut : ke belakang sedikit sehingga bola
a) Menghentikan bola dengan kaki bagian dihadapan badan.
dalam, adapun carannya adalah sebagai e) Menahan atau menghentikan bola
berikut : dengan perut, dapat dilakukan dengan
- Bersiap dan menghadang arah cara di bawah ini :
datangnya bola - Tahan napas saat bola mengenai perut
- Putaran kaki yang hendaknya dan perut harus ditarik ke belakang
menahan bola ke arah luar dan - Kedua kaki sebagai penumpu, dan lutut
ditahan agak ditekuk sedikit.
- Sambut datangnya bola dengan kaki f) Menahan atau menghentikan bola
- Tarik kaki kembali ke belakang dengan dada, caranya adalah :
mengikuti gerakan bola saat - Kedua kaki dibuka dan lutut menekuk,
mengenai kaki bagian dalam hingga sikap badan sedikit tegap
bola berhenti di depan badan. - Saat bola mengenai dada, dada ditarik
(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 4). ke belakang dan seluruh badan bagian
b) Menghentikanbola dengan telapak atas mengikuti jalannya bola.
kaki, cara melakukannya adalah : g) Menahan atau menghentikan bola
- Bersiap dan menghadang arah dengan kepala, pelaksanaannya dapat
datangnya bola dilakukan sebagai berikut :
- Badan sedikit condongkan ke depan, - Kedua kaki dibuka dan lutut menekuk,
dan kedua lengan di samping badan sikap badan sedikit tegap
- Sambut datangnya bola dengan - Otot leher dikencangkan, saat bola
telapak kaki yang mengahadap ke mengenai dahi, dagu ditarik ke
depan, pergelangan kaki ditahan dan belakang dan seluruh badan bagian atas
tumit menghadap ke bawah mengikiuti jalannya bola.
- Posisi bola terkurung antara tanah dan 5) Teknik dasar menggiring bola
telapak kaki. Menggiring adalah berlari bersama
c) Menghentikan bola dengan pungung bola atau membawa bola dengan kaki,
kaki, adapun tata caranya adalah atau gerakan mendorong bola dengan
sebagai berikut : cara bervariasi yaitu ke depan, ke
- Sikap siap dan menghadap ke arah samping dan ke belakang sehingga bola
datangnya bola bergulir di atas tanah.
- Tarik pergelangan kaki ke bawah dan a) Menggiring bola dengan punggung
ditahan kaki, cara melakukannya adalah
- Sambut datangnya bola dan lutut sebagau berikut :
sedikit ditekuk - Sikap kaki yang hendak menggiring
- Tarik kembali kaki ke belakang bola yaitu pergelangan kaki sedikit
mengikuti gerakan bola saat bola itu dikunci mengarah ke bawah dengan
mengenai punggung kaki bagian dalam lutut kaki depan ditekuk dan kaki
hingga keadaan bola berhenti di depan belakang sebagai penumpu berat badan
badan.(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : - Sikap badan tegap dan rileks, kemudian
5). sikap tangan di samping badan dengan
d) Menahan atau menghentikan bola tujuannya untuk menjaga
dengan paha, cara pelaksanaannya keseimbangan
seperti : - Pada waktu gerakan kaki depan
- Lutut ditekuk sebagai penumpu berat mendorong bola kearah depan.
badan dan tumit di angkat (Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 5).
b) Menggiring bola dengan kaki bagian
dalam, adapun cara melakukannya
adalah prinsipnya sama dengan teknik 2) Apa bila kedudukannya sama
menggiring bola dengan punggung maka ada tambahan waktu 2x15
kaki. Perbedaannya pada saat menit dan jika kedudukan masih
mendorong bola, dan dalam teknik ini sama juga maka akan diadakan adu
bola agak dikunci dengan kaki bagian penalti. (Tamat, Mirman, 2007 :
dalam. 4.21).
c) Menggiring bola dengan kaki bagian f. Permulaan permainan, yaitu dapat
luar, pelaksanaannya juga sama dengan dilakukan oleh kedua kapten regu dan
teknik menendang memakai punggung yang menang undian dapat memilih
kaki hanya perbedaannya, pergelangan tempat atau tendangan permulaan
kaki pendorong sedikit diputar serta g. Bola di luar dan di dalam permainan
dikunci serong ke arah dalam. 1) Bola di luar permainan yaitu bola
(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 6). melewati garis gawang atau garis
3. Peraturan permainan sepak bola samping dan untuk menghidupkan
a. Lapangan kembali bola dapat dilakukan
1) Panjang lapangan 100 - 110 m dengan cara : lemparan ke dalam,
2) Lebar lapangan 64 - 75 m, jari-jari tendangan sudut, dan tendangan
lingkaran tengah 9,15 m gawang.
3) Luas daerah gawang 18,32 x 5,5 m 2) Bola di dalam permainan
4) Luas daerah tendangan hukuman misalnya, bola memantul dari tiang
40,32 x 16,5 m gawang, mistar gawang atau tiang
5) Jarak titk-titik tendangan penalti bendera sudut dan berada dalam
dari tiang gawang 11 m lapangan permainan. Bisa juga
6) Tinggi gawang 2,44 m, dengan lebar bola memantul baik dari tubuh
7,32 m, dan diameter tiang dan wasit maupun asisten wasit jika
palang gawang 12 cm. mereka berada dalam lapangan
permainan.
b. Bola h. Cara mencetak gol
Bola harus bulat, bagian luar harus terbuat Suatu gol terjadi apa bila seluruh badan
dari kulit atau bahan lainnya, dengan bola telah melampui garis gawang
keliling lingkaran tidak boleh kurang antara kedua tiang gawang dan di
dari 68 cm dan tidak boleh lebih dari bawah palang gawang. Hal tersebut
71 cm yaitu antara 68 - 71 cm, dengan terjadi bila peraturan yang ada tidak
berat 396 - 453 grm menghendaki lain, serta bola itu masuk
c. Perlengkapan pemain tidak karena dilemparkan, dibawa atau
1) Baju kaos dan celana pendek ditolak dengan tangan atau lengan oleh
seragam dan bernomor pemain dari pihak penyerang. (Tamat,
2) Kaos kaki Mirman, 2007 : 4.22).
3) Pelindung tulang kering i. Off-side
(Shinguards) Seseorang pemain yang terkena off-side
4) Sepatu yaitu jika pemain tersebut berada lebih
d. Jumlah pemain dekat ke garis lawan dari pada bola dan
1) Masing-masing regu 11 (sebelas) pemain lawan yang kedua terakhir.
orang pemain j. Pelanggaran dan kelakuan tidak sopan
2) Pemain cadangan 7 orang pemain eseorang pemaian dianggap melakukan
e. Lamanya permainan pelanggaran dengan sengaja
1) Permainan dua babak dan tiap melakukannya apabila melakukan hal-
babak 45 (empat puluh lima) hal sebagai berikut :
menit (2x45 menit) dan waktu 1) Mencoba menendang lawan
istirahat 15 menit
2) Mencegal lawan dan melompati menggelinding di tanah maupun
lawan melayang di udara.
3) Menyerang dengan kasar yang o. Tendangan sudut
dianggap berbahaya Tendangan sudut merupakan
4) Menyerang dari belakang tendangan bila bola keluar dari
5) Memegang tangan lawan, mendorong lapangan permainan melalui garis
atau mencoba memukul gawang kecuali garis diantara tiang
6) Memegang bola, atau memukul bola gawang paling akhir dan di sentuh oleh
dengan sengaja memakai tangan. pemain bertahan.(Tamat, Mirman,
(Tamat, Mirman, 2007 : 4.23). 2007 : 4.25).
k. Tendangan bebas p. Wasit
1) Tendangan bebas langsung yaitu Setiap pertandingan sepak bola
sebuah tendangan langsung yang dipimpin oleh seorang wasit, dan tugas
dilakukan oleh salah satu tim lawan, seorang wasit adalah memimpin suatu
dan jika masuk ke dalam gawang pertandingan yang diselenggarakan dan
dianggap sebuah gol yang disahkan. mempunyai wewenang yang mutlak
2) Tendangan bebas tidak langsung adalah dalam suatu pertandinagan tersebut.
suatu tendangan bebas yang dilakukan q. Asisten wasit
oleh salah satu tim lawan, dan jika Tugas asisten wasit adalah
masuk ke dalam gawang tidak membantu wasit dalam mengawasi atau
merupakan sebuah gol atau tidak mengamati sutu pertandingan, seperti
disahkan. melihat bola mati, melimat pemain
l. Tendangan penalti yang terperangkap off-side, pihak yang
Sebuah tendangan penalti berhak melakukan tendangan sudut,
dijatuhkan terhadap tim yang lemparan ke dalam dan sebagainya.
melakukan kesalahan dari salah satu 4. Latihan juggling
hukuman tendangan bebas langsung, Latihan adalah suatu proses yang
dan pelanggaran tersebut dilakukan di sistematis yang dilakukan secara
dalam daerah kotak penalti. (Tamat, cermat, berulang-ulang dengan kian
Mirman, 2007 : 4.24). hari meningkatkan beban latihannya,
m. Lemparan ke dalam kemungkinan kebugaran jasmani
Lemparan ke dalam adalah suatu seseorang semakin meningkat. Hal ini
cara untuk memulai permainan. akan menyebabkan seseorang kian
Lemparan ke dalam diberikan bila apa terampil, kuat dan efisien dalam
bila mencakup hal-hal sebagai berikut : gerakannya. (Muhajir, 2007 : 57).
1) Bila bola sepenuhnya melewati garis Latihan juggling adalah tendangan
samping, baik menggelinding di tanah mengontrol bola dari bawah ke atas
maupun melayang di udara yang dilakukan secara terus - menerus.
2) Dilakukan dari titik dimana bola (Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 108).
melewati garis samping atau di luar Adapun cara pelaksanaan latihan
garis samping juggling adalah sebagai berikut :
3) Diberikan kepada lawan dari pemain a. Berdiri tegak, kaki yang hendak
yang terakhir menyentuh bola. digunakan untuk melakukan tendangan
n. Tendangan gawang sedikit ditekuk dengan kaki tumpu
Tendangan gawang adalah berada di belakang
tendangan yang terjadi bila bola b. Kaki tendang berada di depan dengan
seluruhnya melampui garis gawang punggung kaki menjulur menghadap
atau seluruh bagian bola yang disentuh arah datangnya bola dan sikap badan
oleh pemain dari tim lawan baik sedikit condong ke depan dan rileks
c. Ketika punggung kaki kontak dengan Langkah-langkah yang harus
pertengahan bola, pergelangan kaki di ditempuh untuk mencapai tingkat latihan
ayunkan sehingga arah pantulan bola yang baik yaitu dengan memberikan
tegak lurus ke atas beban, yaitu beban dalam dan beban luar.
d. Pandangan mengikuti arah jatuhnya Beban luar adalah beban latihan yang
bola. dapat dilihat secara langsung oleh mata
sendiri, dan ditandai oleh sifat-sifat dari
5. Ketepatan menahan bola dengan pada beban itu sendiri, misalnya
menggunakan punggung kaki mengenai, intensity, volume, duration,
Menahan bola merupakan suatu frekwensi, density, dan rythme. Sedangkan
gerakan untuk menerima bola agar beban dalam adalah suatu beban luar yang
tidak jatuh dipihak lawan. Arah dikenakan terhadap si atlet, yang secara
datangnya bola bermacam-macam, langsung mempunyai pengaruh terhadap
diantaranya ada yang menyusur tanah, segi fisiologis. Akibat dari pada pengaruh
memantul dan bahkan melambung latihan beban luar itu, dapat dilihat pada
tinggi. Oleh sebab itu diperlukan bagai kenaikan denyut nadi. (Sjarifuddin, 1985 :
mana cara menahan atau menghentikan 50).
bola dengan baik dan benar.(Sujarwadi, Berdasarkan pendapat di atas bahwa
Sarjiyanto, 2010 : 106). Adapun tata komponen-komponen kelincahan
cara pelaksanaan menahan bola dengan merupakan komponen yang sangat
menggunakan punggung kaki adalah berguna untuk meningkatkan keterampilan
sebagai berikut : secara keseluruhan, karena kelincahan
a. Sikap siap dan menghadap kearah mempunyai daya pengaruh terhadap
datangnya bola aktifitas fisik meskipun dalam aktifitas
b. Tarik pergelangan kaki ke bawah dan berolahraga menekankan pada kekuatan,
ditahan kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan
c. Sambut datangnya bola dan lutut sebagainya, akan tetapi faktor-faktor
sedikit ditekuk tersebut dapat dikombinasikan dengan
d. Tarik kembali kaki ke belakang unsur kelincahan.
mengikuti gerakan bola saat bola itu Jadi dengan melakukan latihan juggling
mengenai punggung kaki bagian dalam secara teratur dan kontiyu akan
hingga bola berhenti di depan badan. menyebabkan seseorang dengan mudah
(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 5). mengontrol bola dengan baik, sehingga
berpengaruh dalam melakukan menahan
6. Pengaruh latihan juggling terhadap atau menghentikan bola, melalui proses
ketepatan menahan bola dengan latihan yang sistematis yang dilakukan
menggunakan punggung kaki secara berulang-ulang yang kian hari
Seseorang yang meraih prestasi jumlah beban pelatihannya kian
dalam dunia olahraga tak terlepas dari bertambah.
penguasaan teknik, mental maupun
keadaan fisik. Latihan fisik sangat besar B. METODE PENELITIAN
sekali manfaatnya terhadap peningkatan Penelitian ini dilakukan dengan
aktifitas seseorang terutama dalam menempuh waktu selama 2 (dua) bulan
peningkatan kesegaran jasmani. Seperti dan rencana penelitian berlokasi di SMA
pendapat ahli kesegaran jasmani yang Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima jalan
berhubungan dengan keterampilan pendidikan.
motorik diantaranya yaitu, 1. Jenis Penelitian
keseimbangan,daya ledak, kecepatan, Penelitian dapat dibedakan atas
kelincahan, kecepatan reaksi dan beberapa jenis, tergantung dari sudut
koordinasi. (Sarjono, Sumarjo, 2010 : 55). pandangnya. Menurut ahli penelitian yang
berdasarkan timbulnya variabel ada dikumpulkan oleh pihak atau
macam yaitu penelitian ekperimen dan instansi lain. (Usman, 2008:
penelitian non ekperimen. (Arikunto, 2006 275)
: 82). Pendapat ahli di atas
Menurut ahli penelitian ekperimen data primer adalah data yang
adalah penelitian yang melihat adanya diperoleh melalui objeknya
akibat setelah subjek dikenai perlakuan yaitu latihan juggling dan tes
pada variabel bebasnya. (Subana, sudrajat, menahan bola dengan
2001 : 39) sedangkan penelitian non menggunakan punggung kaki.
ekperimen adalah penelitian yang tidak Sedangkan data sekunder yang
melalui pemanipulasian variabel atau digunakan dalam penelitian ini
tidak menunjuk subjek untuk melakukan adalah untuk memperoleh data
suatu perlakuan. (Ardhana, 1987 : 131) tentang jumlah populasi yaitu
Berdasarkan pendapat di atas daftar buku absensi siswa putra
sehingga jenis penelitian yang digunakan kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
adalah jenis penelitian eksperimen karena Kabupaten Bima.
dalam penelitian ini bertujuan untuk 1. Populasi
menguji hipotesis berbentuk hubungan Populasi adalah wilayah generilisasi
sebab akibat melalui pemanipulasian yang terdiri atas objek atau subjek yang
variabel bebas dan menguji perubahan mempunyai kualitas dan karakteristik
yang diakibatkan oleh latihan juggling dan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
efek tersebut merupakan variabel terikat untuk dipelajari kemudian ditarik
yaitu tes menahan bola dengan kesimpulannya. (Sugiyono, 2003 : 90).
menggunakan punggung kaki. Sedangkan pendapat lain mengatakan
Sehubungan dengan penelitian ini populasi adalah himpunan yang lengkap
rancangan penelitian yang digunakan dari satuan-satuan atau individu-individu
adalah latihan juggling sebagaivariabel yang karakteristiknya ingin kita ketahui.
bebas dan tes menahan bola sebagai (Anggoro, 2007: 4.2).
variabel terikat. Adapun bentuk Kedua pendapat di atas sudah dapat
rancangannya adalah sebagai berikut : disimpulkan bahwa yang dimaksud
Variabel Variabel teikat dengan populasi adalah keseluruhan
bebas individu yang memiliki satu atau lebih
karakteristik umum yang menjadi pusat
Latihan Menahan boladengan penelitian. Hal ini yang menjadi populasi
juggling (X) menggunakan adalah siswa putra kelas XISMA Negeri 1
punggung kaki (Y) Bolo Kabupaten Bima.Adapun yang
menjadi jumlah anggota populasi adalah
Gambar 5.1 Rancangan penelitian sebagai berikut :
(Sudjana, Awal, 2000 : 67) Tabel 1.1 Populasi
2. Sumber data No Kelas Populasi
a. Data primer (Primari data) 1 XI IPA 1 16 orang putra
yaitu data yang dikumpulkan 2 XI IPA 2 15 orang putra
sendiri oleh perorangan atau 2 XI IPA 3 17 orang putra
suatu organisasi langsung 4 XI IPA 4 16 orang putra
melalui objeknya 5 XI IPS 1 16 orang putra
b. Data sekunder (Secondary data) 6 XI IPS 2 17 orang putra
yaitu data yang diperoleh dalam
7 XI IPS 3 15 orang putra
bentuk sudah jadi atau dalam
bentuk publikasi. Data sudah Jumlah 112 0rang Siswa
2. Sampel Penelitian Metode dalam pengambilan sampel
Sampel adalah sebagian dari yang digunakan dalam penelitian ini
anggota populasi yang memberikan adalah sampel acak berlapis yang
keterangan atau data yang diperlukan proposional (propotional stratified
dalam suatu penelitian. (Anggoro, 2007 : random sampling). Apabila besar sampel
4.3). Pendapat lain mengatakan sampel yang diambil secara acak dari masing-
adalah sebagian atau wakil dari populasi masing lapisan sebanding dengan ukuran
yang akan diteliti (Arikunto, 2006: 131). lapisannya. (Anggoro, 2007: 4.7)
Untuk menentukan ukuran sampel Langkah selanjutnya setelah
dan berdasarkan pendapat ahli yaitu, penentuan ukuran sampel di atas yang
untuk sekedar ancer-ancer apabila berjumlah 28 (dua puluh delapan) orang
subjeknya kurang dari 100, lebih baik dan sehubungan dalam penelitian ini
diambil semua sehingga penelitian teknik yang penulis gunakan dalam
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika pengambilan sampel adalah (propotional
jumlah subjeknya besar, dapat diambil stratified random sampling) pengambilan
antara 10 - 15% atau 20 - 25 atau lebih, sampel dari masing-masing lapisan atau
tergantung setidak-tidaknya dari dari sub-sub populasi dengan cara undian,
kemampuan peneliti dilihat dari waktu, dengan menyiapkan daftar nama subjek
tenaga dan biaya. (Arikunto, 2006: 134). dari masing-masing lapisan atau sub-sub
Berdasarkan pendapat di atas populasi (tiap-tiap kelas) misalnya, kelas
sehingga dalam penelitian ini peneliti IPA 1 jumlah siswa putranya sebanyak 16
menggunakan sampel sebesar 25% karena orang putra pada penentuan ukuran
populasinya di atas 100 yaitu sebanyak sampelnya kelas IPA 1 hanya diambil 4
112 siswa putra kelas XI Negeri 1 Bolo. orang saja nama dan nomor urut tersebut
Adapun jumlah sampel yang diambil yaitu ditulis pada potongan kertas kecil
25% x 112 siswa = 28 siswa putra. Jadi kemudian digulung selanjutnya
untuk mewakili populasi yang jumlahnya dimasukan kedalam kotak undian
112 siswa putra, sehingga peneliti kemudian dikocok sampai berdasarkan
menentukan ukuran sampel sebagai ukuran sampel yang ditentukan, nomor-
berikut: nomor yang keluar itulah yang menjadi
Tabel 2.1Ukuran sampel penelitian sampel dan seterusnya sampai pada kelas
IPS 3.
Untuk mendapatkan data yang
N Kela Pouplas Porsentas Jumla Dibulatka
o s i e h n berhubungan dengan data penelitian, maka
1 2 3 4 5 6 penulis mempergunakan metode dalam
1 XI 16 Putra 25%x16 4,0 4 pengumpulan data dalam penelitian ini.
IPA Adapun metode pengumpulan data yang
1
2 XI 15 Putra 25%x15 3,7 4 penulis gunakan untuk memperoleh data
IPA tersebut yaitu metode dokumentasi dan
2
3 XI 17 Putra 25%x17 4,2 4
metode tes perbuatan.
IPA 1. Metode dokumentasi
3
4 XI 16 Putra 25%x16 4,0 4
Dokumentasi adalah segala macam
IPA bentuk sumber informasi yang
4
5 XI 16 Putra 25%x16 4,0 4
berhubungan dengan dokumen, baik yang
IPS 1 resmi maupun yang tidak resmi dalam
6 XI 17 Putra 25%x17 4,2 4 bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi,
IPS 2
7 XI 15 Putra 25%x15 3,7 4 buku harian dan semacamnya. (Ali, 1987 :
IPS 3 41). Menurut ahli mengatakan pencatatan
Jumlah 28
dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kesempatan dilakukan selama 1 (satu)
kabar, majalah, prestasi, agenda dan menit.
sebagainya (Arikunto, 2006: 231). c) Pemberian skor berdasarkan
Berdasarkan pendapat ahli di atas kemampuan melakukan juggling,bila
yang dimaksud dengan pencatatan bola jatuh tidak dihitungkemudian
dokumen dalam penelitian ini adalah peserta mengambil bola dan
sebagai metode penunjang yaitu memainkan lagi di tempat jatuhnya
digunakan untuk memperoleh data tentang bola tersebut.
jumlah dan nama peserta yang akan 2) Melakukan tes ketepatan
melakukan latihan juggling dan tes menahan bola Y (variabel
ketepatan menahan boladengan terikat).
menggunakan punggung kaki pada siswa a) Peserta berdiri di belakang garis
putra kelas XISMA Negeri 1 Bolo tembak yang berjarak 4 (empat) meter
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran dari sasaran yaitu papan pemantul atau
2012/2013. tembok
2. Metode tes perbuatan b) Pada aba-aba ya peserta menendang
Tes perbutan yaitu tes yang bola di atas daerah batas pantulan, jika
berhubungan dengan kemampuan siswa tendangannya di bawah daerah garis
dalam melakukan tindakan atau perbuatan. pantulan maka peserta tes menendang
(Azhar, 1993: 25). Sedangkan menurut ulang
pendapat ahli lain tes perbuatan c) Pada saat bola memantul peserta test
merupakan alat penilaian yang menahan bola dengan mengikuti arah
dilaksanakan dalam bentuk penampilan pantulan bola, setiap peserta tes
atau perbuatan. (Tamat, Mirman, 2007: diberikan kesempatan masing-masing
9.11). 10 (sepuluh) kali. Peserta dinyatakan
Berdasarkan pendapat di atas, gagal apabila peserta tidak mampu
metode tes perbuatan adalah metode menahan pantulan bola dengan
pokok dalam penelitian ini. Penulis menggunakan punggung kaki atau bola
menggunakan metode tes perbuatan, melawati peserta
dimaksud untuk mengukur dan d) Cara pemberian skor dari satu kali
mengetahui hasil yang baik, dalam rangka menahan bola nilainya 1 (satu), apabila
melakukan latihan juggling dan tes bola tidak mampu ditahan
menahan bola. Adapun alat-alat serta menggunakanpunggung kaki atau bola
langkah pelaksanaan tes dan petugas- melawati peserta tidak mendapatkan
petugas yang membantu dalam penelitian nilai. Adapun gambar diagram
adalah sebagai berikut : lapangan tes menahan bola adalah
a. Alat-alat pelaksanaan tes sebagai berikut :
1) Bola Petugas-petugas yang membantu
2) Papan / tembok pemantul 1) Rahmad Aburizal sebagai
3) Pluit koordinator
4) Alat tulis 2) Mawardin yang bertugas
5) Blangko tes memanggil peserta
6) Stop watch 3) M. Salahudidn yang
b. Tata cara pelaksanaan tes mencatat skor latihan
1) Melakukan tes juggling X juggling
(variabel bebas) yaitu : 4) Hafid S.Pd yang mencatat
a) Peserta memaikan bola dengan skor ketepatan menahan bola
menggunakan punggung kaki Pengolahan data merupakan
b) Setiap peserta tes diberikan kesempatan langkah yang sangat penting dalam
masing-masing 3 (tiga) kali, setiap satu kegiatan penelitian, keuletan secara
cermat sehingga akan mendapatkan 2. Menentukan nilai b (nilai
satu kesimpulan tentang objek-objek koefesien) digunakan rumus
penelitian yang baik. Proses n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
b=
penganalisaan data dilakukan melalui n ∑ X2 − (∑ X)2
tahapan, pemecahan atau 3. Untuk mencari koefesien korelasi
pengidentifikasian, pengolahan dan antara X dan Y digunakan rumus
penafsiran. Untuk melakukan hal r
tersebut seorang peneliti memerlukan n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
alat bantu yang disebut statistika. =
(Subana, Sudrajat. 2001: 145). √{n ∑ X2 − (∑ X)2 }{n ∑ Y2 − (∑ Y)2 }
Sedangkan menurut ahli lain
pengolahan data adalah agar data
mempunyai arti dan implikasi, Definisi Operasional Variabel
haruslah disajikan dalam bentuk Latihan juggling merupakan
kesimpulan atau generalisasi. (Ali, variabel bebas yaitu variabel yang
1987 : 151). mempengaruhi, sedangkan ketepatan
Jadi berdasarkan pendapat di menahan boladengan menggunakan
atas penulis menyimpulkan bahwa punggung kaki merupakan variabel
teknik untuk menganalisa data yang terikat yaitu variabel yang
berupa angka-angka. Sehubungan terpengaruh. Untuk tidak terjadinya
dengan penelitian ini menggunakan salah pengertian mengenai istilah
analisis statistik maka rumus yang yang terdapat pada judul, di bawah ini
dipakai adalah rumus regresi linear penulis mengartikan serta maksud
sederhana, adapun rumusnya adalah dari beberapa istilah adalah sebagai
sebagai berikut : berikut:
1. Latihan juggling adalah tendangan
mengontrol bola dari bawah ke
atas yang dilakukan secara terus -
Y= a+bx
menerus.
2. Ketepatan menahan boladengan
Keterangan : menggunakan punggung kaki
Y : Kemampuanketepatan menahan adalah merupakan suatu gerakan
bola dengan untuk menerima bola dengan
menggunakanpunggung kaki bagian punggung kaki yang
a :Konstanta tujuannya agar tidak jatuh dipihak
b :Koefesien regresi lawan.
X :Latihan juggling. (Sugiyono, 2003 C. HASIL PENELITIAN
: 237). Adapun data hasiltes
Setelah data-data semua juggling dan tes ketepatan
terkumpul selanjutnya mengolah atau menahan bola dengan
menganalisis data secara cermat dan menggunakan punggung
dilakukan melalui tahapan-tahapan kaki dapat adalah sebagai
yang terperinci. Adapun langkah- berikut :
langkah menganalisa data adalah Tabel 4.1 Data hasil tes
sebagai berikut : juggling (variabel bebas)
1. Menentukan nilai a (konstanta) Kemampuan juggling Prestasi
No Terbaik Score
digunakan rumus 1 2 3
Tes
(∑ Y)(∑ X2 ) − (∑ X)(∑ XY) 1 2 3 4 5 6
a= 1 18 20 15 20 20
N ∑ X2 − (∑ X)2 2 10 13 15 15 15
3 12 10 15 15 15 14 - 1 - 1 1 - 1 1 - 1 6
4 25 14 24 25 25 15 1 1 - 1 1 - 1 - 1 - 6
5 10 18 11 18 18 16 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 9
6 14 15 12 15 15 `
17 1 - 1 - 1 - 1 1 - 1 6
7 13 12 17 17 17 1
18 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 8
8 12 15 16 16 16 19 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 7
9 11 20 13 20 20 20 1 1 - 1 1 - 1 - 1 - 6
10 10 8 14 14 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
11 15 17 12 17 17 0 1
21 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 9
12 12 12 15 15 15
22 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 6
13 23 24 21 24 24
23 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 8
1 2 3 4 5 6
24 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 9
14 10 7 5 10 10
25 1 - 1 1 1 - 1 1 1 1 8
15 13 11 15 15 15
26 1 1 - 1 1 1 1 1 1 - 8
16 22 11 13 22 22
27 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17 10 12 8 12 12
28 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 9
18 15 13 17 17 17
Jumlah Y 214
19 13 11 15 15 15
20 11 14 10 14 14
21 18 20 16 20 20 1. Analisis data dan pengujian hipotesis
22 15 13 14 15 15 a. Analisis data
23 18 15 16 18 18 Setelah mendapatkan data yang masih
24 22 20 23 23 23 mentah selanjutnya mengolah data
25 15 17 13 17 17 sehingga akan mendapatkan satu
26 20 25 23 25 25 kesimpulan tentang objek-objek penelitian
27 24 22 19 24 24 yang baik untuk menganalisa data yang
28 19 21 20 21 21 berupa angka-angka. Sehubungan dengan
Jumlah X 499 penelitian ini menggunakan analisis
statistik maka rumus yang dipakai adalah
rumus regresi linear sederhana, adapun
Tabel 5.1 Data hasil tes ketepatan rumusnya adapun rumusnya dapat dilihat
menahan bola dengan menggunakan pada bab 3 (tiga).
punggung kaki (variabel terikat) b. Pengujian hipotesis
Ketepatan menahan bola Untuk menguji hipotesis alternatif (Ha)
No Jumlah
Tes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 yang diajukan itu maka harus dirubah dulu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 10 12
0 1
ke dalam hipotesis nol (Ho) yang
1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 8 berbunyi: tidak ada pengaruh latihan
2 1 - 1 - 1 1 1 1 - 1 7 juggling terhadap ketepatan menahan bola
3 1 1 1 1 - 1 1 - 1 - 7 dengan menggunakan punggung kaki
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 dalam permainan sepak bola pada siswa
5 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 8 putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
6 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 7 Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
7 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 7 2012/2013. Adapun langkah-langkah
8 - 1 - 1 1 1 1 - 1 1 7 pengujian hipotesisnya adalah sebagai
9 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 9 berikut :
10 1 - 1 - 1 - 1 1 - 1 6 1) Untuk menyusun persamaan
1 regresinya, maka diperlukan tabel
11 1 1 - 1 - 1 - 1 1 1 7
12 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 7 penolong, adapun tabelnya adalah sebagai
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 berikut :
Tabel 6.1 Tabel penolong untuk (214)(92922 ) − (499)(3935)
menghitung persamaan regresi dan =
(28)(92922 ) − (499)2
korelasi sederhana
No X Y XY X2 Y2 (1988488) − (1963565)
=
tes
1 2 3 4 5 6 11175
1 20 8 160 400 64
24923
2 15 7 105 225 49 =
11175
3 15 7 105 225 49
6 15 7 105 225 49
n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
7 17 7 119 289 49 b=
n ∑ X2 − (∑ X)2
8 16 7 112 265 49
9 20 9 180 400 81
16 22 9 198 484 81
17 12 6 72 144 36 3394
=
18 17 8 136 289 64 11175
19 15 7 105 225 49
20 14 6 84 196 36
= 0,303
21 20 9 180 400 81 Jadi persamaan regresinya adalah Y =
22 15 6 90 225 36 2,230 + 0,303 X = 2,533
23 18 8 144 289 64
24 23 9 207 529 81
3) Mencari koefesien
korelasi antara X dan Y
25 17 8 136 289 64
28 21 9 189 441 81
(28)(3935) − (499)(214)
Juml 449 214 3935 9292 167 =
√{(28)(9292) − (499)2 }{(28)(1678) − (214)2 }
ah 8
(110180) − (106786)
=
2) Menentukan nilai a √(260176) − (249001)(46984) − (45796)
(konstanta) dan nilai b 3394
(nilai koefesien) =
√11175 x 1188
(∑ Y)(∑ X2 ) − (∑ X)(∑ XY) 3394
a= =
N ∑ X2 − (∑ X)2 √13275900
3394
=
3643,61
r = 0,931
Berdasarkan pengujian nilai r-hitung putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
sebesar 0,931 dan untuk nilai r-tabel Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
dengan taraf signifikansi 5% n = 28 2012/2013.
sehingga r-tabel diperoleh 0,374 sehingga
r-hitung lebih besar dari pada r-tabel E. KESIMPULAN
(0,931 > 0,374), dengan persamaan regresi Berdasarkan hasil analisis data dan
Y = 2,230+0,303 X.= 2,533. Hipotesis pengujian hipotesis yang diajukan yaitu
nihil (Ho) yang diajukan berbunyi “Tidak ada pengaruh latihan juggling terhadap
ada pengaruh latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan
ketepatan menahan bola dengan menggunakan punggung kaki pada siswa
menggunakan punggung kaki dalam putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
permainan sepak bola pada siswa putra Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
kelas XI SMA Negeri 1 Bolo Kabupaten 2012/2013, maka dapat ditarik suatu
Bima Tahun Pelajaran 2012/2013” kesimpulan bahwa :
Ditolak. Ditolaknya (Ho) berarti (Ha) 1. Nilai r-hitung sebesar 0,931 dan
diterima yang berbunyi “Ada pengaruh untuk nilai r-tabel dengan taraf
latihan juggling terhadap ketepatan signifikansi 5% n = 28 sehingga r-
menahan bola dengan menggunakan tabel diperoleh 0,374 sehingga r-
punggung kaki dalam permainan sepak hitung lebih besar dari pada r-tabel
bola pada siswa putra kelas XI SMA (0,931 > 0,374), maka terdapat
Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima Tahun pengaruh yang positif antara
Pelajaran 2012/2013”. latihan juggling dan ketepatan
menahan bola dengan
D. PEMBAHASAN HASIL menggunakan punggung kaki
PENELITIAN dengan melaui persamaan regresi
Hasil analisis data yang berupa Y = 2,230+0,303 X = 2,533.
signifikasikan, hal tersebut diperoleh r- 2. Dapat dikatakan pula bahwa
hitung lebih besar dari pada r-tabel (0,931 latihan juggling dapat
> 0,374), maka terdapat pengaruh yang meningkatkan
positif latihan juggling terhadap ketepatan kemampuanmenahan bola karena
menahan boladengan menggunakan latihan ini merupakan latihan yang
punggung kaki, karena latihan juggling bertujuan untuk meningkatkan
mempunyai rangsangan dalam kemampuan mengontrol bola
peningkatan permainan sepak bola dengan cara menendang bola dari
terutama dalam hal mengatur atau bawah ke atas yang dilakukan
mengontrol bola, yaitu pada saat umpan secara terus - menerus.. Latihan
yang keras atau bola yangdatangnya kekuatan juggling ini sangat
dengan tiba-tiba maupun bola yang penting dan berpengaruh terhadap
dilambungkan, latihan juggling ini dapat ketepatan menahan bolayaitu,
dikatakan erat kaitannya dalam melalui proses latihan yang
peningkatan ketepatan menahan bola sistematis secara berulang yang
terutama menahan bola dengan kian hari jumlah beban
menggunakan punggung kaki. pelatihannya kian bertambah.
Kesimpulan dari pembahasan di atas 2. Kesimpulannya dengan ditolaknya
hipotesis nihil (Ho) yang diajukan ditolak hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis
dan hipotesis kerja (Ha) diterima, kerja (Ha) diterima, sehingga dapat
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada disimpulkan bahwa ada pengaruh
pengaruh latihan juggling terhadap latihan juggling terhadap ketepatan
ketepatan menahan bola dengan menahan bola dengan
menggunakan punggung kaki pada siswa menggunakan punggung kaki
dalam permainan sepak bola pada Soegito, Winarko Bambang, Ismaryati,
siswa putra kelas XI SMA Negeri 1993. Pendidikan Atletik.
1 Bolo Kabupaten Bima Tahun Universitas Terbuka,
Pelajaran 2012/2013. Depdikbut, Jakarta.
M. YAMIN
Mahasiswa Penjaskes STKIP TS Bima
ABSTRAK
Tujuan yang ingin mengetahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut untuk
mengetahui apakah ada perbedaan tingkat ketepatan antara tembakan dua angka dan
tembakan tiga angka dalam permainan bola basket siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1
Ambalawi Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Metode penelitian ini termasuk penelitian kuasa kompertaktif yang bersifat expos facto
artinya data terkumpul setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung.Berdasarkan
pendapat tersebut di atas, maka dalam penelitian ini besarnya sampel direncanakan 20%
yaitu 20 orang, dimana jumlah siswa putra kelas X keseluruhan berjumlah 101
orang.Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test keterampilan
melakukan tembakan dua angka dan tembakan tiga angka sebanyak 10 kali.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus t-test dalam bentuk rumusan pendek.
Rumusan ini dipersiapkan untuk menganalisa hasil eksperimen yang menggunakan suatu
kelompok sekaligus menjadi kelompok eksperimen yang berlainan
Dari hasi pembahasan di atas dapat dibuktikan dengan melihat rata-rata memasukkan
bola dengan tembakan 3 angka sebesar 9,15 sedangkan memasukkan bola dengan
tembakan 2 angka sebesar 8,00. Jadi tembakan 3 angka lebih baik hasilnya dari
pada tembakan 2 angka.Bedasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu “Ada perbedaan tingkat kesulitan antara tembakan 3 angka dan
tembakan 2 angka pada peraminan bola basket pada siswa putra Kelasa VIII SMP Negeri
Ambalawi Tahun Pelajaran 2011/2012
A. PENDAHULUAN untuk membuat suatu permainan
seperti sepak bola atau lacrasse yang
Permasalahan bola basket dapat dimainkan didalam ruangan
merupakan salah satu cabang yang selama musim dingin. Bola basket
dimainkan oleh lima orang pemain setiap segera dikenal dan tersebar cepat ke
regu baik putra mapun putri. Dimana seluruh dunia oleh perjalanan pada
popularitasnya permainan ini cukup lulusan Sekolah Pelatihan YMCA.
digemari baik dalam negeri maupun luar Kompetisi antar Universitas
negeri.Sehingga dalam permainan bola marak setelah abad kedua puluh. The
basket satu cabang olahraga yang selalu National Invitation Tournament
dipertandingkan dalam kejuaraan, baik (Tournament Profesional Nasional
daerah, nasional maupun internasional. yang pertama) dilakukan pada tahun
Melihat perkembangan yang begitu 1938, dan the National Basketball
pesat, membuat permainan bola basket Association (NBA), liga bola basket
sangat digemari oleh pemuda, pelajar, profesional utama, dibentuk tahun
mahasiswa dan masyarakat. Memang kita 1946. bola basket pertama kali
lihat gerakan dalam permainan bola diikutsertakan dalam olimpiade pada
basket sangat mudah sekali untuk tahun 1936.
melakukan tembakan (Shooting) bola Bola basket dimaenakan oleh
kedalam keranjang lawan tetapi dalam dua tim dengan lima permain per tim.
pelaksanaan atlit mengalami kesulitan Tujuannya adalah mendapatkan nilai
terutama mengarahkan bola kekeranjang (Skor) dengan memasukkan bola
lawan. kekeranjang dan tim mencegah tim
Untuk dapat bermain bola basket lain melakukan hal serupa. Menurut
dengan baik kita harus menguasai teknik- Wissel (2000:2) mengatakan bola
teknik dasar antara lain : menembak dapat diberikan dengan passing
(shooting), memantulkan bola (operan) dengan tangan atau
(dribbling), mengoper (passing). mendriblenya (Banting, pushing, atau
Pelaksanaan tembakan atau shooting ada tapping) beberapa kali pada lantai
beberapa macam diantaranya : temabakan tanpa menyentuhnya dengan dua
dua angka, tembakan tiga dan tembakan tangan secara bersamaan. Teknik
bebas. dasar mencakup gerakan kaki
Tembakan (shooting) dalam (footwork), menembak (shooting),
permainan bola basket merupakan teknik operan (pussing) dan menangkap,
yang paling dasar dan esensial.Dari Drible, rebound, bergerak dengan
beberapa teori mengatakan bahwa bola, bergerak tanpa bola dan
tembakan (shooting) harus diutamakan bertahan.
sebab dalam permainan bola basket 1. Perlengkapan permainan
sangat menentukan nilai skor yang baik. Adapun perlengkapan dalam
Permainan bola basket bermain bola basket adalah sepatu
Bola basket ditemukan pada bola basket.Celana atlet, t-shirt
Desember 1891 oleh Dr. James longgar, akos kaki putih dan dapat
Naismith, seorang Anggota Pelatih juga memakai soft pada untuk
YMCA di Springfield. Massachusetts melindungi lutut dan siku serta
(sekarang dikenal dengan Springfield kaca mata untuk melinduingi
Collage) Naismith merancang bola mata.
basket sebagai jawaban atas tugas 2. Bola basket
yang diberikan oleh Dr. Luther Bola basket berbentuk bulat
Gulick, Direktur Departemen bundar (spherical) dan berwarna
Pendidikan Fisika, yang menugaskan orange. Keliling bola basket untuk
laki adalah maksimum 30 cm dan Tembakan secara umum
minimum 29,5 cm, sedangkan Tembakan (menembak) adalah
untuk wanita maksimum 29 cm keahlian yang sangat penting didalam
dan minimum 28,5 cm. olahraga basket. Untuk lenbih jelas
3. Papan ring (back-board) tentang tembakan berikut ini, akan
Papan ring (back-board) dijelaskan secara singkat hal-hal
bebentuk persegi panjang dengan yang berkaitan dengan tembakan ini.
permukaan datar, berukuran 1). Hal-hal yang perlu diperhatikan
horisontal 1,80 m dan vertikal pada saat tembakan.
1,05 m. suatu kotak persegi Menurut Wissel (2000:46-48),
panjang berukuran24 inci hal-hal yang perlu diperhatikan
horisontal dan 18 inci vertikal secara umum pada saat
diletakkan dibelakang ring dengan melaksanakan tembakan adalah.
garis bawahnya sejajar dengan 1.1. Pandangan (Sight)
tiang tiap keranjang berdiameter Pusatkan mata pada
18 cm dengan sisis permukaan ring, tujukan hanya pada sisi
2,90 m diatas lantai. muka lingkaran untuk
4. Dimensi lapangan dan tanda- semua jenis tembakan
tanda kecuali untuk tembakan
Lapangan pertandingan pantulan (bank
berbentuk persegi panjang dengan shot).Gunakan tembakan
permukaan bebas hambatan samping jika berada pada
dengan dimensi 16 X 28 m. pada posisi 45 derajat dari papan
bagian-bagian tertentu dari ring.Untuk tembakan sisi,
lapangan diberinama khusus, tujukan pada puncak dekat
dimana garis batas pada tiap sisi kotak pada papan ring.
dan garis bagian akhir dari Kemudian pandang sasaran
lapangan disebut sideline, endline secepatnya dan jaga mata
dan centerline. Frountcourt dan terfokus padanya hingga
suatu tim adalah separuh lapangan mencapai sasaran dan mata
dari garis batas akhir belakang jangan mengikuti gerakan
dan sisi terdekat dari division atau bola konsentrasi pada target
garis tengah lapangan mengurangi gangguan,
(nidcourline) termasuk ring seperti teriakan, lambaian
basket kubu tim itu. Sedangkan handuk, tangan lawan, atau
backcourt mencakup setengah pelanggaran keras.
lapangan lainnya dimana terdapat 1.2. Posisi tangan
ring basket tim lawan. Ada tiga Untuk menembak
lingkaran dilapangan, lingkaran adalah penting dalam
lemparan bebas (free throw menempatkan bola pada
circle) pada bagian tiap lapangan tangan tepat dibelakang bola
dan lingkaran tengah. (center dan juga penting
circle). Garis dari sisi belakang menempatkan tangan yang
dari free circle dan tanda baseline tidak menembak dibawah
adalah daerah yang disebut bola sebagai penjaga
sebagai free throw lane dan key. keseimbangan. Posisi ini
Sedangkan tanda-tanda tambahan disebut block and tuck.
pada tiap sisi dari lane lines Selanjutnya tangan
disebut block danhash marks. menembak secara langsung
dibelakang bola, jari
telunjuk pada titik tengah a. Tembakan satu tangan (One-
kemudian bola melepaskan hend Set Shot)
pada jari telunjuk tepat b. Lemparan bebas (Free
berada di kutub atau tanda thouw)
lain pada bagian tengah c. Tembakan sambil melompat
bola, agar kontrol dan (jum Shoot)
sentuhan ujung jari yang d. Tembakan tiga skor (Three
sudah terbangun dapat pount shot)
menghasilkan lemparan e. Tembakan mengait (hoot shot)
yang lembut tapi tepat. f. Lay-up
1.3. Persejajaran siku dalam g. Runner
Pegang bola didepan Berikut ini akan dijelaskan,
dan diatas bahu untuk langkah-langkah pelaksanaan dari
menembak, antara telinga masing-masing teknik shooting
dan bahu, pertahankan siku- tersebut :
suku didalam dan pada saat 1. Tembakan satu tangan
siku menembak, bola sejajar Adapun langkah-langkah
dengan basket dan pelaksanaan adalah sebagai
selanjutnya letakkan tangan berikut :
di belakang bola dan 1.1. Lihat target
gerakkan siku kedalam 1.2. Rentangkan kaki,
sejauh mana anda mampu. punggung dan bahu
1.4. Irama menembak 1.3. Lenturkan pergelangan
Menembak adalah dan jari-jari kedepan
singkroniasi antara kaki, siku 1.4. Lepaskan ibu jari
tembak, kelenturan 1.5. Tangan mengimbang
pergelangan dan jari pada posisi bola terlepas
tangan.Tembakan boleh 1.6. Irama yang seimbang
dengan halus, bersamaan 2. Lemparan bebas (Free Throw)
dengan gerakan mengangkat Suksesnya dalam
yang ritmis.Kekuatan inti dan melakukan lemparan bebas
ritme tembakan berasal dari memerlukan keahlian,
gerakan naik turun kaki.Awali kebiasaan, konsentrasi dan
dengan lutut sedikit lentur, keyakinan, kebiasaan, rileks
tekuk lutut dan kemudian dan irama mendukung
rentangkan sepenuhnya konsentrasi dan keyakinan diri
didalam gerakan naik turun adapun langkah-langkah
pada saat kaki terentang pelaksanaannya.
sepenuhnya, punggung dan 2.1 Lihat target
bahu terentang ke arah atas 2.1. Ucapkan kata-kata kunci
dan ketika tembakan dimulai sasaran berirama
dari tengah mengimbang 2.2. Rentangkan kaki,
ketangan menembak. punggung dan bahu
2). Teknik-teknik dasar menembak 2.3. Rentangkan siku
(Shooting) 2.4. Lenturkan pinggang dan
Menurut Wissel (2000:46-62), jari-jari kedepan
secara umum teknik dasar 2.5. Lepaskan jari telunjuk
menembak shooting itu ada tujuh 2.6. Tangan menyimbang
jenis yaitu : pada bola sampai terlepas
3. Tembakan sambil melompat 4.7. Tangan menyeimbang
(Jump shot) pada bola sampai terlepas
Tembakan melompat 5. Tembakan mengait (Hook
sama dengan tembakan satu Shot)
tangan hanya ada dua Keunggulan tembakan
penyesuaian dasar, dimana mengait adalah susah
pada tembakan melompat dihalangi oleh lawan yang
dalam mengangkat bola harus tinggi. Tembakan mengait
lebih tinggi dan menembak terbatas didekat ring jarak 3
setelah melompat, bukannya m hingga 4 m adapun
menembak bersama dengan langkah-langkah pelaksanaan
melompat adapun langkah- adalah sebagai berikut :
langkah teknik ini : 5.1. Melangkah dan pivot
3.1. Loncat lalu menembak kedepan
3.2. Tinggi lompatan 5.2. Angkat bola pada arah
tergantung pada jarak telinga
tembakan 5.3. Tangan menyeimbang
3.3. Rentang kaki, punggung pada bola sampai bola
dan bahu terlepas
3.4. Rentangkan siku 5.4. Irama yang seimbang
3.5. Lenturkan pinggang dan 5.5. Lihat target
jari-jari kedepan
3.6. Lepaskan jari-jari 6. Lay Up
telunjuk Tembakan lay up
3.7. Laju penyimbang pada dilakukan dekat dengan
bola sampai terlepas keranjang basket setelah
3.8. Irama yang sama menyalip bola. Untuk dpat
3.9. Lihat target melakukan melompat yang
4. Tembakan tigas Skor (Three tinggi dalam lay up, harus
Point Shoot) mempunyai kecepatan pada
Untuk tembakan tiga tiga atau empat langkah
angka, disiapkan pada terakhir tetapi juga harus
kejauhan yang cukup dari mengontrol kecepatan yang
garis untuk minghindar berlawanan. Adapun langkah-
penginjakan garis dan untuk langkahnya sebagai berikut :
mempokuskan pandangan 6.1. Angkat lutut dan
pada ring basket. Adapun menembak
langkah-langkah pelaksanaan 6.2. Bawa bola diantara
adalah sebagai berikut : telinga dan bahu
4.1. Loncat tanpa ketegangan, 6.3. Arahkan lengan,
menembak saat loncat pergelangan dan jari-jari
keatas 6.4. Lepaskan bola jari
4.2. Irama yang sama telunjuk jari yang halus
4.3. Tenaga berurutan dari 6.5. Pertahankan posisi
kaki, punggung dan bahu tangan penyeimbang
4.4. Rentangkan siku pada bola sampai terlepas
4.5. Lenturkan pinggang dan 7. Runner
jari-jari kedepan Tembakan lay up
4.6. Lepaskan jari-jari dipergunakan jauh dari ring
telunjuk basket dan bila menembak
tekanan pada irama yang angka dalam permainan bola
teratur. Adapun langkah- basket.
langkah pelaksanaan adalah Pada kondisi seutuhnya bola
sebagai berikut : basket adalah permainan tin dengan
7.1. Lihat sasaran lima orang pemain. Menembak
7.2. Mendarat dengan (shooting) yang baik bagi permainan
seimbang tim dan memeiliki keahlian akan
7.3. Lutut tertekuk membuat bola basket menjadi
7.4. Tangan keatas permainan tim yang indah.
Tembakan dua angka Disamping itu dengan memiliki dan
Tembakan dua angka adalah menguasai berbagai tehnik shooting
tembakan masuk dari daerah dua ini akan membuka kesempatan
angka bernilai dua (Dr. Julisa M. mengolah bola sehingga terbuka
Rastafari, 2006:46) kesempatan melaksanakan tembakan
Adapun cara melakukan (shooting) kearah sasaran.
tembakan dua angka (Wissel, Untuk tembakan tiga angka
2000:56) sebagai berikut : akan dilakukan dan disiapkan pada
1. Lompat, Lalu tembak kejangkauan yang cukup dari garis
2. Tinggi lompatan tergantung pada yang telah ditentukan untuk
jarak tembakan menghindari penginjakan garis dan
3. Rentangkan kaki, punggung, untuk mempokuskan pandangan pada
bahu ring basket, tembakan tiga angka
4. Rentangkan siku dapat dilakukan tanpa ketegangan
5. Lenturkan pinggang dan jari-jari saat melompat, karena semakin jauh
kedepan melakukan tembakan biasanya
6. Lepaskan jari telunjuk memiliki waktu, sehingga saat
7. Laju penyeimbang pada bola melakukan tembakan tidak perlu
sampai terlepas melakukan tembakan terlalu tinggi,
8. Irama yang sama tetapi menggunakan tenaga lebih dari
9. Lihat target kaki dan menambah tenaga dengan
Tembakan tiga angka cara melangkag saat akan melakukan
Tembakan tiga angka adalah tembakan. Tembakan dua angka dan
suatu tembakan dari daerah tembakan tiga angka sebagai salah
dibelakang tiga point line memberi satu teknik dalam menembak yang
nilai tiga (Wissel, 2000:3) dapat meningkatkan penilaian,
Adapun cara-cara pelaksanaan adalah antisipasi, tipuan, ketepatan,
sebagai berikut : kekuatan serta melincahkan disaat
1. Lompat tampak ketegangan melakukan tembakan dalam
menembak saat melompat ketas permainan bola basket.Berkaitan
2. Irama yang sama dengan hal ini, menurut Wissel
3. Tenaga berurutan dari kaki, (2000:47) mengatakan bahwa
punggung, bahu kegunaan secara khusus dengan
4. Rentangkan siku menguasai dan menggunakan
5. Lenturkan pingggang dan jari-jari berbagai teknik dasar dalam
kedepan melakukan tembakan ini adalah dapat
6. Lepaskan jari telunjuk membantu ketepatan disaat
7. Tangan penyeimbang pada bola melakukan tembakan itu sendiri.
sampai terlepas
Perbandingan antara tembakan B. METODOLOGI PENELITIAN
dua angka dan tembakan tiga
Sehubungan dengan penelitian berjumlah 104 orang terdiri dari
ini, maka metode yang digunakan kelas XI-A = 26, XI-B = 27, XI-C
dalam penelitian ini adalah pendekatan = 24, XI-D = 27.
empiris karena gejala yang akan 2. Sampel penelitian
diteliti sudah ada secara wajar maka Sampel adalah : “sebagian
tidak perlu ditimbulkan secara sengaja dari populasi, sebagai contoh
yaitu yang berupa ketepatan tembakan yang diambil dengan
dua angka dan tembakan tiga angka menggunakan cara-cara tertentu”
terhadap tingkat kesulitan dalam (Suprapto, 1998 : 43). Ahli lain
permainan bola basket pada siswa mengatakan pula bahwa : “sampel
putra kelas VIII SMP Negeri I adalah sebagian atau wakil dari
Ambalawi Tahun Pelajaran populasi yang diteliti” (Margono,
2011/2012. Metode penelitian ini 1997 :44).
termasuk penelitian kuasa Berdasarkan pendapat
kompertaktif yang bersifat expos facto tersebut, maka yang dimaksud
artinya data terkumpul setelah semua dengan sampel adalah sebagian
kejadian yang dipersoalkan atau wakil dari suatu populasi
berlangsung (Sutrisno Hadi, 1976:36). yang akan diteliti. Sehubungan
Menurut Darsono dengan penelitian ini, yang
Tjokrosuryono (1997) menjadi sampel adalah siswa
mengemukakan ada rancangan kelas VIII putra SMP Negri 1
penelitian salah satunya adalah Ambalawi Kabupaten Bima Tahun
rancangan penelitian eksperimen, Pelajaran 2011/2012.
rancangan ini merupakan n produser Teknik yang digunakan
untuk menguji hipotesis dan dalam mengambil sampel disebut
mengambil kesimpulan yang soheh teknik sampling. Dalam buku
tetang tingkat kesulitan tembakan dua statistik pendidikan dijelaskan
angka dan tembakan tiga angka dalam bahwa : “beberapa tata cara
permaina bola basket. mengambil sampel disebut teknik
1. Populasi penelitian sampling” (Yousda, 1993 : 23).
Dalam buku metode Sehubungan dengan penelitian
penelitian dijelaskan bahwa: ini, teknik sampling yang
“populasi adalah keseluruhan digunakan adalah proposional
subjek yang mempunyai kualitas random sampling.
serta ciri-ciri tertentu yang Proposional sampling
ditetapkan oleh peneliti untik adalah : “apabila pengambilan
dipelajari dan kemudian ditarik sampel memperhitungkan adanya
kesimpulan” (Sugiono, 1994 : proposi atau bagian-bagian
53). Sedangkan ahli lain populasi atau perimbangan unsur
mengatakan bahwa: “populasi dan kategori-kategori dalam suatu
adalah semua individu baik populasi” (Winarno Surachmad,
subjek maupun objek yang 1992 : 25). Dalam penelitian ini,
dikenakan perlakuan dalam perimbangan atau proporsi yang
penelitian” (Mardalis, 1989 : 53). perlu diperhatikan adalah
Sehubungan dengan perbandingan jumlah siswa putra
penelitian ini, maka yang menjadi masing-masing kelas yang akan
populasi adalah terbatas pada dijadikan sebagai responden
siswa kelas VIII putra SMP penelitian pada siswa kelas VIII
Negri 1 Ambalawi Tahun putra SMP Negri 1 Ambalawi
Pelajaran 2011/2012 yang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Adapun random sampling pengumpulan data yang harus
adalah : “teknik pengambilan dirancang dan dibuat sehingga
sampel secara random atau tanpa menghasilkan data sebagaimana
pandang bulu” (Hadi, 1989 : 224). adanya (Margono, 1996:155).
Cara yang digunakan dalam Adapun instrumen yang
random sampling adalah cara digunakan dalam penelitian ini adalah
undian, ordinal dan randomisasi test keterampilan melakukan
dari bilangan random. Dalam tembakan dua angka dan tembakan
penelitian ini, untuk menentukan tiga angka sebanyak 10 kali
individu yang akan menjadi dengan dukungan kelengkapan
anggota sampel digunakan cara sebagai berikut:
undian, maksudnya untuk 1. Lapangan bola basket
memberikan kesempatan yang 2. Bola basket
sama kepada anggota populasi 3. Nomor dada
pada tiap-tiap kelas yang akan 4. Peluit
dijadikan sampel.
Karena jumlah populasi Pengumpulan Data
dalam penelitian ini cukup besar, a. Metode Dokumentasi
maka perlu ditentukan besarnya Dalam buku metode
sampel. Dalam buku metodologi penelitian dijelaskan bahwa
penelitian dijelaskan bahwa : metode dokumentasi adalah suatu
“apabila populasi cukup cara untuk memperoleh data
homogen, terdapat populasi di dengan jalan mengumpulkan
bawah 100 dapat digunakan 50%, segala macam dokumen serta
di atas 100 dapat dipergunakan mengadakan pencatatan yang
20% -25%, dan di atas 1000 dapat sistematis (Yusda, 1993: 77).
dipergunakan antara 10% - 15% Sedangkan ahli lain mengatakan
(Winarno Surachmad, 1992 : 64). bahwa metode dokumentasi
Berdasarkan pendapat adalah suatu cara untuk mencari
tersebut di atas, maka dalam data atau hal-hal yang berupa
penelitian ini besarnya sampel catatan transkrip (Margono, 1997
direncanakan 20%, dimana : 117).
jumlah siswa putra kelas X Sehubungan dengan
keseluruhan berjumlah 101 orang. penelitian ini metode dokumentasi
Adapun jumlah sampel sebagai digunakan sebagai metode bantu
berikut: untuk mengetahui data tentang
a. Kelas XI-A = 20% x 26 = 5 jumlah dan nama-nama siswa
b. Kelas XI-B = 20% x 27 = 5 putra kelas VIII SMP Negeri I
c. Kelas XI-C = 20% x 24 = 5 Ambalawi Tahun Pelajaran
d. Kelas XI-D = 20% x 27 = 5 2011/2012.
Jumlah = 20 b. Metode Test
Dalam buku evaluasi
Instrumen Penelitian pendidikan dijelaskan bahwa tes
Suatu metode tidak akan adalah pengumpulan data yang
memenuhi fungsi yang efektif bila berbentuk keseluruhan yang harus
instrumen yang menjadi alat dari dilaksanakan oleh subyek
metode itu tidak valid, karena untuk penelitian (Indra Kusuma,
mendapat data diperlukan instrumen. 1998:28). Ahli lain mengatakan
Adapun pengertian dari instrumen bahwa tes adalah suatu cara untuk
adalah alat yang digunakan sebagai mengdakan penilaian terhadap
suatu subyek atau obyek-obyek keadaan data yang akan diolah
tertentu untuk mendapat data dengan penelitian. Data terkumpul
secara tepat dan tepat (Suharsimi dalam penelitian adalah bersifat
Arikunto, 1992:44). kuantitatif yaitu berupa angka-angka.
Apabila definisi tersebut Maka rumus yang dipakai dalam
kita analisa, maka akan kita mengolah data adalah rumus t-test
temukan unsur-unsur berikut : dalam bentuk rumus pendek Rumus
1. Bahwa tes itu berbentuk suatu t-test digunakan dalam eksperimen
tugas yang terdiri dari yang menggunakan sampel yang
pernyataan-pernyataan atau berkolerasi, yang dimaksud dengan
perintah-perintah. sampel berkolerasi adalah sampel
2. Bahwa tes itu diberikan yang sudah disamakan salah satu
kepada seorang siswa atau variabelnya atau dua variasi yang
sekelompok siswa untuk lebih (Sutrisno Hadi, 1988:276).
dikerjakan. Dalam penelitian ini penulis
3. Bahwa respon siswa atau menggunakan rumus t-test dalam
kelompok siswa tersebut bentuk rumusan pendek.Rumusan ini
dinilai dipersiapkan untuk menganalisa hasil
Tes hasil latihan dapat eksperimen yang menggunakan suatu
dibedakan atas beberapa jenis dan kelompok sekaligus menjadi
pembagian jenis-jenis tes ini kelompok eksperimen yang berlainan.
dapat ditinjau dari beberapa sudut Adapun rumus t-test yang digunakan
pandang. adalaSh sebagai berikut :
Dalam penelitian ini M 1-M2
MD
t
menggunakan tes perbuatan untuk
mengukur tingkat kesulitan antara d 2
tembakan dua angka dan tiga N ( N 1)
angka dalam permainan bola Keterangan
basket baik yang menggunakan t = t-test
tembakan tiga angka maupun M1 = Angka rata-rata
tembakan dua angka pada siswa ketepatan tembakan
putra kelas VIII SMP Negeri 1 dengan dua angka
Ambalawi Tahun Pelajaran M11 = Angka rata-rata
2011/2012. ketepatan tembakan
dengan tiga angka
Analisa Data. N = Jumlah sampel
Data yang dikumpul selama Σd 2
= Jumlah devisi
mengadakan penelitian perlu diolah dan dari mean perbedaan
dianalisa secara cermat dan penuh (Netra,
ketelitian, keuletan, sehingga akan 1974:92)
mendapatkan suatu kesimpulan tentang Adapun langkah-langkah yang
obyek-obyek penelitian secara baik dan ditempuh dalam menganalisa data
benar. dalam penelitian ini adalah sebagai
Dalam menganalisa data dapat berikut :
ditempuh dengan menggunakan 1. Merumuskan hipotesis Nol (ho)
analisa filosofi di statistik.Dalam 2. Menyusun tebel kerja
penelitian ini penulis menggunakan 3. Memasukkan data kedalam rumus
metode statistik. Pilihan dan 4. Menguji nilai t-test
penggunaan rumus statistik disini 5. Menarik kesimpulan analisa
disesuaikan dengan tujuan dan
C.HASIL PENELITIAN di masing-masing siswa, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Mengenai pengumpulan data yang Tabel 3.Tabel prestasi tembakan 3 angka
diperoleh dsari pelaksanaan test terhadap ketepatan tembakan ditempat.
tembakan 3 angka dan tembakan 2 angka
ABSTRAK
Tehnik servis merupakan gerakan yang paling mendasar yang harus dikuasai agar
permainan berjalan dengan lancar. Permainan bola voly yang sangat utama adalah tehnik
servis yang harus benar-benar sempurna dikuasai oleh seorang pemain yang akan diberikan
kepada pengumpan yang selanjutnya melakukan serangan sehingga bola jatuh tepat ke
lapangan lawan.
Dalam pemilihan pemain untuk cabang olahraga bola voly unsur pertama yang
mendukung adalah kondisi fisik yang prima dan postur tubuh yang ideal yaitu tinggi badan
yang sangat mempengaruhi dan berperan besar dalam menentukan ketepatan melakukan
servis dan didukung oleh tehnik yang baik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian yang
diajukan dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan tinggi badan terhadap
ketepatan servis atas dalam permainan bola voly pada siswa putra kelas VII MTs Sila
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ”.
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa tehnik
dokumentasi dan tehnik tes perbuatan serta tehnik analisa data dengan menggunakan
rumus korelasi produk momen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Berdasarkan pada
analisis data untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan, diperoleh nilai r hitung r
xy 0,768 berdasarkan taraf signifikan 5% dan N= 24 ternyata angka batas penolakan
hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel nilai-nilai “ r ” besarnya adalah 0,404. Dengan
demikian maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima jadi “ Ada hubungan
tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voly pada siswa putra
kelas VII MTs Sila Kabupaten Bima TahunPelajaran 2012 / 2013 ”.
1. YEDI 167 10
FERNANDA 24. MUH. 163 10
HARIYANTO
2. RATO 170 12
RAMADHAN
TOTAL 3911 244
3. M.FAUJI 157 9
1. Pengujian Hipotesis
5. AGUS 163 10
SETIAWAN
Pengujian hipotesis
penelitian ini dilakukan
6. ARDIANSYAH 167 11 dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
7. ALFA RIZKI 173 13 a. Merumuskan hipotesis
Hipotesis yang
8. M.RIJAL 160 10 dirumuskan dalam
penelitian ini adalah
9. JUNIADILLAH 167 10 hipotesis alternatif ( kerja )
yang mengatakan bahwa “
10. AHLUL NAZAR 158 9 Ada hubungan antara tinggi
badan dengan hasil
11. HUDALLIL 166 10
NUR
ketepatan servis atas pada
siswa putra kelas VII MTs
12. A.HARIS 160 9
Sila Kabupaten Bima
Tahun Pelajaran 2012
13. A.FARIK 156 9 /2013 ”.
Untuk membuktikan
14. A.BAKAR 163 10
HASAN
apakah hipotesis tersebut
terbukti kebenarannya,
15. ARDIANSYAH 153 10 maka hipotesis kerja
tersebut harus dirubah
16. FEBRIYONO 163 9 dahulu menjadi hipotesis
nol, sehingga hipotesisnya
17. ILHAM 163 9 berbunyi “ Tidak ada
SAMSUDIN hubungan antara tinggi
badan dengan ketepatan
18. IMAM SYAFI’I 162 10
servis atas dalam
permainan bola voly pada
19. IRAWANSYAH 162 10 siswa putra kelas VII MTs
Sila Kabupaten Bima tahun
Pelajaran 2012 / 2013 ”.
b. Menyusun tabel kerja
Untuk kebutuhan Dari hasil analisis data uji
pengolaan data-data hasil korelasi kedua variabel penelitian
pengukuran tinggi badan menggunakan tehnik statistik “ r
dan ketepatan servis atas xy ” diperoleh nilai r xy hitung
dalam permainan bola voly. sebesar 0,768 sedangkan besarnya
Tabel 4.6. Kerja perhitungan angka pada table nilai-nilai r (
hubungan tinggi badan ( Tabel ) dengan taraf signifikasi
X ) dengan hasil ketepatan 5% dan N = 24 adalah 0,404
servis atas ( Y ) sedangkan nilai r xy dengan taraf
NO. X Y X2 Y2 XY signifikan 1% pada r table adalah
1 2 3 4 5 6 0,515.
1. 167 10 27889 100 1670 Didapat r hitung > r tabel
2. 170 12 28900 144 2040 berarti Ho : di tolak atau ini
3. 157 9 24649 81 1413 berarti : “ada hubungan yang
4. 157 9 24649 81 1413 signifikan antara tinggi badan
5. 163 10 26569 100 1630 denganketepatan servis atas pada
6. 167 11 27889 121 1837 siswa putra kelas VII MTs Sila
7. 173 13 29929 169 2249 Kabupaten Bima tahun Pelajaran
8. 160 10 25600 100 1600 2012 / 2013 ”.
9. 167 10 27889 100 1670 D. PEMBAHASAN
10. 158 9 24964 81 1422 Penelitian tentang faktor-faktor
11. 166 10 27556 100 1660 yang mempuyai hubungan dengan
12. 160 9 25600 81 1440
ketepatan servis atas sangat penting
13. 156 9 24336 81 1404
dilakukan karena berhasil tidaknya
14. 163 10 26569 100 1630
seorang atlet bola voly dalam suatu
pertandingan yang diikuti dan
15. 153 10 23409 100 1530
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
16. 163 9 26569 81 1467
faktor tehnik dan mental, faktor fisik
17. 163 9 26569 81 1467
terutama mengenai bentuk atropometrik
18. 162 10 26244 100 1620
yang merupakan salah satu unsur yang
19. 162 10 26244 100 1620 perlu mendapat perhatian khusus. Oleh
20. 166 11 27556 121 1826 sebab itu dalam proses pemanduan bakat
21. 162 10 26244 100 1620 faktor ini harus dilakukan karena pada
22. 170 13 28900 169 2210 kenyataannya para atlet bila voly rata-rata
23. 163 11 26569 121 1793 harus memiliki postur tubuh yang tinggi.
24. 163 10 16569 100 1630 Namun demikian di samping postur
Total 3911 244 637861 2512 39861 tubuh yang tinggi hal lain yang dominan
dalam servis atas adalah daya ledak otot
1. Analisa Data lengan yang dimiliki oleh seorang pemain
Untuk menghitung data bola voly.
mengenai hubungan antara tinggi Penelitian yang bertujuan untuk
badan terhadap prestasi servis mengetahui “ Apakah ada hubungan
atas, maka rumus korelasi antara tinggi badan dengan ketepatan
produck moment sangat tepat. servis atas pada siswa putra kelas VII
Adapun rumusnya adalah sebagai MTs Sila Kabupaten Bima tahun
berikut : Pelajaran 2012 / 2013 ”. Hal ini menjadi
informasi yang sangat penting dan
2. Menguji Nilai “ r xy ” berharga bagi guru pendidikan jasmani
serta pelatih dan Pembina dalam
melakukan pemanduan bakat terhadap
para siswa. Namun demikian untuk
menjadi seorang atlet bola voly yang Margono, 2009. Metodologi Penelitian
berhasil, dituntut untuk menguasai faktor- Pendidikan. PT. Ribeka
faktor yang lain seperti tehnik, taktik dan Cipta. Jakarta.
mental yang diperoleh dari latihan secara
terus menerus teratur dan terukur dengan Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani
menggunakan prinsip latihan yang baik. Olahraga Dan Kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Erlangga. Bandung.
menunjukan bahwa “ Ada hubungan
antara tinggi badan dengan ketepatan Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran
servis atas pada siswa putra kelas VII Pendidikan Olahraga.Fakultas
MTs Sila Kabupaten Bima tahun Pendidikan Olahraga dan
Pelajaran 2012 / 2013 ”. Kesehatan. Universitas
Pendidikan Indonesia.
E. PENUTUP
Netra, IB. 1974. Tatistik Inferensial.
Berdasarkan pada analisis data Usaha Nasional. Surabaya.
untuk menjawab hipotesis penelitian
yang diajukan diperoleh nilai r hitung r Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur
xy 0,768 berdasarkan taraf signifikasi 5% Penelitian Suatu Pendekatan
dan N = 24 ternyata angka batas Praktik. PT.Bumi
penolakan hipotesis Nol yang dinyatakan Aksara.Jakarta.
dalam tabel nilai-nilai “ r ” besarnya
adalah 0,404, dengan demikian maka Sutrisno Hadi, 1989. Metodologi
hipotesis Nol di tolak dan hipotesis Penelitian. Yayasan Fakultas
alternatif Ha diterima jadi, “ Ada Psikologi UGM.Yogyakarta.
hubungan antara tinggi badan dengan
ketepatan servis atas pada siswa putra Sajoto, 1990. Pembinaan Kondisi Fisik
kelas VII MTs Sila Kabupaten Bima dalam Olahraga. Depdikbud.
tahun pelajaran 2012 / 2013”. Jakarta.
YAKUB
Guru SD Negeri Mbawa Kec. Donggo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan Metode Drill Dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar Penjas pada siswa kelas V di SD Negeri Mbawa kec.
Donggo Tahun Ajaran 2014-2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dengan rancangan penelitian yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa Kelas V di SD Negeri Mbawa kec. Donggo.
Instrumen yang digunakan ada dua yaitu instrumen tes untuk mengukur prestasi belajar
siswa dan lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
Adapun hasil penelitian ini bahwa prestasi penjas siswa pada siklus I dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 59% dan pada siklus II dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 91%. Aktivitas siswa dan guru dari hasil analisis observasi
yang menunjukan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode Driil dapat meningkatkan prestasi belajar penjas siswa
Kelas V SD Negeri Mbawa kec. Donggo
ABSTRAK
Dalam permainan Tenis Meja cara memegang bed akan ikut menentukan
teknik permainan, stroke dan cara mengembangkan permainan itu sendiri. Pada
permainan Tenis Meja banyak mempergunakan dua jenis grip atau pegangan yaitu
satu grip untuk pukulan di sisi kanan atau forehand stroke dan grip lainnya untuk
pukulan di sisi kiri atau backhand grip. Cara seperti ini sebenarnya kurang efesien
karena pada waktu bertanding tidak ada waktu untuk berpikir dalam mengganti-
ganti grip. Untuk mengatasi masalah ini maka dalam permainan Tenis Meja
dikenal dua jenis grip Shakenhand grip dan penholder grip yang masing-masing
mempunyai variasi, keuntungan dan kekurangan.Berdasarkan uraian dari latar
belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :“ Apakah ada perbedaan antara pegangan shakehand Grip dan
penholder Grip terhadap ketepatan pukulan pada permainan Tenis Meja Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Palibelo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2012/2013?
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Ex-Post-
Facto yaitu mendeskripsikan perbedaan atau persamaan variabel akibat setelah
dipengaruhi oleh variabel sebab yaitu subyek (siswa yang melakukan pegangan
shekenhand dan penholder pada permainan tenis meja. Menggunakan metode
pengumpulan data berupa teknik documenter dan teknik tes perbuatan serta
Teknik analisa data dengan menggunakan rumus. Adapun teknik analisa data
menggunakan rumus t-test.
Dengan taraf signifikan 5% dan jumlah sampel 10, yaitu 10 siswa yang
memegang dengan Shakenhand dan 10 siswa dengan pegangan Penholder Grip
diperoleh angka batas penolakan hipotesis yang diajukan pada tabel t-tabel ( t-
tabel ) menunjukan Secara hasil perhitungan yang diperoleh pada penelitian
dengan menggunakan rumus t-tes Mentah telah ditemukan nilai Koefisien ( t
hitung ) yaitu = 2,8734. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa nilai t - hitung
berada diatas angka dari t tabel (2,8734 > 2,228)
METODOLOGI PENELITIAN
ABSTRAK
=
D dan D =XI – Adapun
langkah-langkah
N
pengumpulan data
XII
dalam penelitian ini
N = Jumlah sampel
adalah sebagai berikut
A. Devinisi Operasional Variabel
:
1. Latihan
a. Tes tolak peluru
Beban
sebelum melakukan
(Weight
latihan angkat barbel
Training)
Pelaksanaan
Latihan beban yaitu
pengambilan tes
salah satu jenis latihan untuk
tolak peluru
dapat menjaga kekuatan dan
dilakukan dengan
ketahanan otot, meningkatkan
cara satu orang
koordinasi otot saraf dan
siswa menolakan
densitas tulang.
peluru secara
2. Tolak
berurutan, namun
Peluru
sebelum
Adalah salah satu
melakukan
nomor atletik nomor lempar,
pemanasan atau
yang memerlukan teknik dan
persiapan fisik
kekuatan otot untuk dapat
yang baik sehingga
melakukannya.
akan dapat
menunjang
HASIL PENELITIAN
perolahan data
prestasi tolak
Setelah peneliti
peluru yang
penyiapkan segala
maksimal. Selain
keperluan yang
itu siswa juga
kiranya akan
diwajibkan
mendukung proses
melakukan tolakan
penelitian dengan
masing-masing 3
lancar, maka tibalah
kali.
pada proses
Ukuran
pengumpulan data,
peluru yang
yaitu pengukuran tes
memenuhi syarat
kemampuan
atlit senior untuk
melakukan tolak
putra 7,26 kg,
peluru terhadap
sedangkan yang
masing-masing
putri 4,00 kg.
anggota sampel.
Untuk yunior dapat
Adapun tempat
di pergunakan
pelaksanaan
peluru yang lebih
penelitian adalah di
ringan buat putra angkat barbel,
5,0 kg sedangkan siswa secara
yang putri 3,00 kg berurutan
di sesuaikan diwajibkan
dengan melakukan tes
kemampuan para tolak peluru
subjek penelitian. sebanyak 3 kali.
Pemanasan Ukuran
atau persiapan fisik peluru yang
yang dilakukan memenuhi syarat
yaitu melakukan perbuatan rekor
atau meregangkan untuk putra 7,26
otot-otot tangan, kg, sedangkan yang
lengan, leher, putri 4,00 kg.
pinggang, perut Untuk yunior dapat
dan otot-otot di pergunakan
tungkai, latihan ini peluru yang lebih
dilakukan sebelum ringan buat putra
test dengan 5,0 kg sedangkan
hitungan 2 x 8 yang putri 3,00 kg
secara di sesuaikan
berkesinambungan. dengan
b. Tes tolak peluru kemampuan para
sesudah melakukan subjek penelitian.
latihan angkat barbel Untuk itu
1) Latihan angkat dari langkah-
barbel. langkah yang telah
Siswa di lewati, maka
melakukan latihan dapat disajikan
angkat barbel yang prestasi tolak
dilakukan dengan peluru yaitu tes
cara kedua tangan tolak peluru
memegang barbel sebelum
sedikit diatas melakukan latihan
pundak selanjutnya angkat barbell dan
barbel diangkat tes tolak peluru
lurus keatas lalu sesudah melakukan
kembali keposisi latihan angkat
semula. Selama 1 barbel.
(satu) menit angkat Setelah
barbel siswa peneliti
melakukan dengan menyiapkan segala
cara satu orang keperluan yang
siswa secara kiranya akan
beraturan. mendukung proses
2) Tes Tolak Peluru penelitian dengan
Setelah siswa lancar, maka
melakukan latihan tibalah pada proses
pengumpulan data, tolak peluru anatara
yaitu pengukuran sebelum dan sesudah
tes kemampuan latihan angkat barbel
melakukan tolak pada siswa putra kelas
peluru terhadap VII SMP Negeri 1
masing-masing Kota Bima Tahun
anggota sampel. Pelajaran 2012/2013”.
Adapun hasil dari Maka diubah dulu
pelaksanaan kedalam Hipotesis
penelitian ini, Nihil (H0) sesuai
selengkapnya dapat dengan pendapat yang
dilihat pada mengatakan :
lampiran. “Apabila hipotesis
1. Analisis Data dan Pengujian yang dimiliki
Hipotesis berbentuk hipotesis
a. Analisis Data kerja, maka hipotesis
Dalam penelitian tersebut harus diubah
ini terdapat dua jenis data dahulu menjadi
prestasi yang dapat Hipotesis Nihil (H0)”
diproleh yaitu data prestasi (I.B. Netra, th. 1974.
tolak peluru sebelum hal : 30). Sehingga
latihan angkat barbel dan hipotesis kerja yang
prestasi tolak peluru diajukan berubah
sesudah latihan angkat menjadi Hipotesis
barbel. Terhadap dua jenis Nihil yang berbunyi :
data itu akan dibahas “Tidak ada perbedaan
melalui teknik analisa data prestasi tolak peluru
statistik dengan rumus “t- anatara sebelum dan
test” sesudah latihan angkat
Langkah-langkah barbel pada siswa
yang dilakukan dalam putra kelas VII SMP
menganalisa data tersebut Negeri 1 Kota Bima
adalah: Tahun Pelajaran
1. Merumuskan Hipotesis 2012/2013”.
Nihil (Ho) 2) Menyusun
2. Membuat Tabel Kerja Tabel
3. Memasukkan Data Kerja
Kedalam Rumus Untuk
4. Menguji nilai t tes memudahkan didalam
5. Menarik kesimpulan menganalisis data,
b. Pengujian hipotesis maka perlu dibuat
1) Perumusan tabel kerja seperti
Hipotesis tercantum pada
Nihil (Ho) lampiran.
Hipotesis 3) Memasukan data ke
alternatif (Ha) yang dalam rumus
berbunyi : ” Ada Pada
perbedaan prestasi langkah ini data yang
sudah tercantum derajat kebebasan
dalam tabel V. (df) N – 1 = 24
kemudian di Untuk
masukan rumus “t – dapat menolak
test” sebagai berikut, Hipotesis Nihil (Ho)
dimana : di perlukan nilai t-
MI = hitung sama atau
M 1 4461 178,44 lebih besar dari nilai
t-tabel dan pada taraf
N 25
signifikan 5%
MII =
menunjukan angka
M 2 13598 = 143,92 sebesar 2,064 hal ini
N 25 berarti bahwa 5,202>
M I M II 2,064 atau dengan
t = kata lain nilai t –
d 2 hitung yang di
N ( N 1) peroleh lebih besar
t = dari angka batas
178,44 143,92 penolakan Hipotesis
26412 ,24 Nihil (Ho) yang
tercantum dalam
25( 25 1) tabel t.
34,52 Untuk
t =
26412 ,24 dapat menolak
Hipotesis Nihil (Ho)
25(24)
diperlukan nilai t–
hitung sama atau
34,52 lebih besar dari nilai
t =
26412 ,24 t-tabel. Berdasarkan
600 kenyataan di atas
yaitu nilai t-hitung
34,52 lebih besar dari t-
t = tabel. Dengan
44,0204 demikian nilai t-
34,52 yang diperoleh dalam
t =
6,63478711 penelitian adalah
signifikan.
5) Menarik
t = 5,20287 Kesimpula
n
4) Menguji Dengan hasil
nilai t analisis data yang
Setelah signifikan, maka
mendapatkan nilai t – dengan dasar ini
hitung (t0) diperoleh Hipotesis ini (Ho) di
nilai sebesar 5,202. tolak dan Hipotesis
kemudian nilai t – Alternatif (Ha) di
tabel (tt) dengan terima.
Berdasarkan berikan adalah latihan angkat
uraian di atas peneliti barbel.
berkesimpulan Dari hasil penelitian
bahwa “Ada menunjukkan bahwa siswa yang
pengaruh latihan malakukan latihan angkat barbel
angkat barbel ternyata dapat meningkatkan
terhadap peningkatan prestasi dalam tolak peluru
prestasi tolak peluru dibandingkan siswa yang tidak
pada siswa putra melakukan latihan angkat barbel,
kelas VII SMP hal ini karena :
Negeri 1 Kota Bima 1. Dengan latihan angkat barbel
Tahun Pelajaran akan mendapatkan otot-otot
2012/2013”. lengan yang kuat dan lebih
besar
Dengan 2. Dengan latihan angkat barbel
demikian siswa yang dapat meningkatkan
sering melakukan kesegaran jasmani
latihan akan 3. Dengan latihan angkat barbel
mempunyai kondisi dapat memelihara kesehatan
tubuh yang sehat, dan meningkatkan prestasi.
ringan, dan mampu Dengan demikian
melakukan tolakan dapat ditegaskan bahwa yang
yang lebih jauh, jika sering melakukan latihan angkat
dibandingkan barbel, otot-otot lengannya
sebelum melakukan semakin besar dan kuat
latihan angkat barbel. sehingga dapat menjangkau
PEMBAHASAN HASIL jarak tolakan yang lebih jauh.
PENELITIAN Adanya pengaruh
Sesuai dengan latihan angkat barbel terhadap
kenyataan bahwa rendahnya peningkatan prestasi tolak peluru
prestasi tolak peluru yang di pada waktu penelitian tolakan
alami oleh sebagian siswa bukan yang dilakukan sebanyak dua
hanya di sebabkan karena tolak kali tolakan yakni, tolakan
peluru itu berat, tetapi juga sebelum melakukan latihan
sebagian di sebabkan oleh angkat barbel dan tolakan
berbagai faktor seperti : faktor setelah melakukan latihan
latihan, kekuatan, kesehatan atau angkat barbel, yang mana
kondisi pada saat itu kurang tolakan setelah melakukan
menguntungkan. latihan angkat barbel lebih baik
Dengan demikian atau jarak tolakannya lebih jauh
sangat perlu adanya usaha guna dari pada tolakan sebelum
membantu siswa dalam melakukan latihan angkat barbel,
mengatasi masalah yang di karena setelah melakukan
alaminya dengan maksud untuk latihan angkat barbel maka otot-
meningkatkan prestasi dalam otot pada lengan menjadi lebih
cabang olahraga atletik besar dan lebih kuat untuk
khususnya tolak peluru. Salah melakukan tolakan.
satu bentuk bantuan yang bisa di
Dari sinilah Praktek Revisi VI. Ineka
diketahui bahwa “Ada Cipta. Jakarta.
pengaruh latihan angkat
barbel terhadap Sumardi Suryabrata, 1983.
peningkatan prestasi tolak Metodelogi Penelitian.PT.
peluru pada siswa putra Raja Persada. Jakarta
kelas VII SMP Negeri 1
Kota Bima Tahun Thomas. R, 2002. Bugar Dengan
Pelajaran 2012/2013”. Latihan Beban. PT.
KESIMPULAN Rajagrafindo Persada.
Berdasarkan hasil Jakarta.
penelitian dan analisis data di Yosaphat Sumardi, 2000. Dasar-
atas, peneliti dapat menarik Dasar Atletik. Universitas
kesimpulan sebagai berikut : Terbuka. Depdikbud. Jakarta.
“Ada pengaruh latihan
angkat barbel terhadap Yudha M. Saputra, 2001. Dasar-
peningkatan prestasi tolak peluru Dasar Atletik. Depdiknas.
pada siswa putra kelas VII SMP Jakarta.
Negeri 1 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Ini di Yusuf Akhyar Sutaryono, Dkk, 2003.
sebabkan karena siswa yang Pedoman Penulisan Skripsi.
malakukan latihan angkat barbel IKIP Mataram. Mataram.
tolakanya lebih jauh
dibandingkan dengan siswa yang
tidak melakukan latihan angkat
barbel.
DAFTAR PUSTAKA