Anda di halaman 1dari 138

JURNAL PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN

Volume 4 no 2, Juli - Desember 2015


ISSN: 2088-0324

DAFTAR ISI
KORELASI ANTARA LARI SPRINT 50 METER DENGAN
PRESTASI LEMPAR LEMBING PADA SISWA PUTRA KELAS
VIII SMP NEGERI 4 WOHA KABUPATEN BIMA TAHUN
2012/2013

DRS. ZUBAIR, M. SI. & SUPRIADIN.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKTIVITAS RITMIK


DENGAN GERAK IRAMA MARS MELALUI MEDIA BANTU
GAMBAR DAN MUSIK

AHMADIN DAN SAMSUDIN

FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENUNJANG OLAHRAGA


PRESTASI SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS
VIII SMP NEGERI 4 BOLO KABUPATEN BIMATAHUN
PELAJARAN 2012 / 2013

MUHLIS

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN PANJANG


LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK SPIKE PADA
PERMAINAN BOLA VOLI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1
BOLO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

DRS. JASMAN M. TAHER & NOFRIZALDI

PENGARUH LATIHAN JUGGLING TERHADAP KETEPATAN


MENAHAN BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PUNGGUNG
KAKI DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA
PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOLO KABUPATEN BIMA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SYARIFUDDIN, S.d & RAHMAD ABURIZAL

PERBEDAAN TINGKAT KETEPATAN ANTARA TEMBAKAN


DUA ANGKA DAN TEMBAKAN TIGA ANGKA DALAM
PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 AMBALAWI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

M. YAMIN

HUBUNGAN TINGGI BADAN TERHADAP KETEPATAN


SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLY PADA

i
SISWA PUTRA KELAS VII MTS SILA KABUPATEN BIMA
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

FURKAN, S.PD.M.OR. & FERI FERDIANSYAH

PENERAPAN METODE DRILL DAlAM MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS V DI SD
NEGERI MBAWA KEC. DONGGO TAHUN AJARAN 2014-
2015

YAKUB
Guru SD Negeri Mbawa Kec. Donggo

STUDI PERBANDINGAN PEGANGAN SAKENDHAND


DENGAN PENHOLDER TERHADAP KETEPATAN PUKULAN
PADA PERMAINAN TENIS MEJA PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 5 PALIBELO KABUPATEN BIMA TAHUN
PELAJARAN 2012/2013

SAHRUL, S.PD.& ARIFUDDIN.

PERBANDINGAN PRESTASI TOLAK PELURU ANTARA


SEBELUM DAN SESUDAH LATIHAN ANGKAT BARBEL
PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTA
BIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Drs. KAIMUDIN & AHMAD SYAMSURIZAL

ii
KORELASI ANTARA LARI SPRINT 50 METER DENGAN PRESTASI
LEMPAR LEMBING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4
WOHA KABUPATEN BIMA TAHUN 2012/2013

DRS. ZUBAIR, M. SI. SUPRIADIN.

ABSTRAK

Kata Kunci : Korelasi Lari Sprint, Lempar Lembing.

Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi selalu tidak lepas dari pelaksanaan penelitian. Peningkatan prestasi
dalam bidang olah raga merupakan manifestasi dari kemajuan dan perkembangan
suatu bangsa. Peran pemerintah tidak sedikit dalam usaha meningkatkan sarana
dan prasarana olahraga, walaupun demikian prestai atlet masih jauh ketinggalan di
bandingkan negara-negara maju, terutama cabang olahraga atletik khususnya
nomor lempar lembing, demikian pula prestasi siswa dibidang atletik khususnya
lempar lembing di SMP Negeri 4 Woha belum memiliki prestasi. Tujuan
penelitian ini ingin mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara lari sprint 50
meter dengan prestasi lempar lembing.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan
enelitian kualitatif, populasi dalam penelitian ini berjumlah 25 orang dan langsung
dijadikan sampel, karena populasi kurang dari 100 orang. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data berupa teknik observasi, dokumentasi dan teknik tes
perbuatan serta teknik analisa data menggunakan teknik analisa statistik (produk
moment).
Hasil analisa data menunjukan nilai t hitung 0,941 pada taraf signifikan
5%, r tabel menujukan angka 0,396 maka dapat disimpulkan ada korelasi antara
lari sprint 50 meter dengan prestasi lempar lembing.
Berdasarkan pada hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa ada
korelasi yang signifikan antara lari spirit 50 meter dengan prestasi lempar lembing
pada siswa kelas VIII SMP N 4 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan
hasil analisis data telah dibuktikan bahwa kecepatan lari spirit 50 meter
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi lempar lembing, selain
itu faktor yang lain yang mempengaruhi seperti penguasaan tehknik, mental dan
strategi sangat dibutuhkan dalam suatu perlombaan yang dilakukan. Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini peneliti menyampaikan beberapa saran yang
berhubungan dengan upaya untuk pebingkatan prestasi lempar lembing yang baik
kepada guru pendidikan jasmani maupun pelatih, untuk: (a). Melakukan penelitian
yang berhubungan dengan upaya peningkatan yang berkaitan dengan prestasi
lempar lembing dengan permasalahan yang berbeda. (b). Manfaatkan hasil
penelitian ini untuk memilih para siswa yang memiliki kecepatan lari spirit 50
meter untuk dijadikan sebagai calon-calon atlet lempar lembing yang sangat
profesional untuk dibina. (c). Khusus bagi guru dapat dimanfaatkan untuk
memberi penilaian terhadap keterampilan yang dimiliki oleh siswa.
A. PENDAHULUAN Nomor lari yang termasuk Jarak
Sebagaimana diketahui bahwa Pendek atau Sprint yaitu semua jenis lari
perkembangan kemajuan ilmu yang terdiri dari ada 3 jenis yang bisa
pengetahuan dan teknologi selalu tidak diperlombakan yaitu 100 meter, 200
lepas dari pelaksanaan meter dan 400 meter sesuai dengan
penelitian.Peningkatan prestasi dalam peraturan IAAF (International Athletik
bidang olahraga merupakan manifestasi Amateur Federation) dan PASI
dari kemajuan dan perkembangan bangsa (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Peran pemerintah tidak sedikit dalam Ada beberapa unsur yang perlu
usaha meningkatkan kemajuan yang diperhatikan dalam Lari Sprint anatara
diharapkan dengan cara menambah dan lain: kecepatan (speed), daya ledak
meningkatkan sarana dan prasarana (power), kekuatan (strengh),
olahraga yang ada serta pengiriman atlet koordinasigerakan (coordination),
untuk latih tanding keluar negeri bahkan kelenturan(fleksibility), kelincahan
mendatangkan dari luar Negeri. (agility), dan stamina. Pada saat
Walaupun demikian prestasai atlet melakukan Lari Jarak Pendek atau Sprint
masih jauh ketinggalan dibandingkan perlu memperhatikan empat hal, antara
dengan presatsi atlet negara-negara maju lain sebagai berikut:
terutama cabang olahraga atletik a. Staring position
khususnya dalam nomor lempar lembing Sikap atau posisi badan pelari pada
Untuk memperoleh prestasi lempar saat melakuka star. Pada Lari Jarak
lembing yang baik, dipengaruhi oleh Pendek ini pelari biasanya menggunakan
beberapa faktor. Salah satu dari faktor start jongkok. Karena dengan posisi
tersebut adalah kecepatan lari. Demikian berjongkok dapat menimbulkan gerak
pula prestasi siswa dibidang atletik percepatan yang memungkinkan saat
khususnya lempar lembing. Di SMP pelari lepas garis star lebih mudah dan
Negeri 4 Woha belum memiliki prestasi cepat meluncur kedepan.
yang maksimal yang berprestasi ditingkat Star jongkok dapat dibedakan
Kabupaten, Propinsi atau Nasional, menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
meskipun pembinaan yang dilakukan 1. Short Start (Start Pendek)
oleh guru olahraga belum menampakkan Pada saat berjongkok lutut kaki
hasilnya. belakang berada didepan ujung kaki yang
Dengan pernyataan diatas penulis lain. Apa bila dalam sikap berdiri, ujung
mencobauntuk mengadakan penelitian kaki belakang akan terletak kira-kira
mengenai “Korelasi Antara Lari Sprint 50 samping tumit atau lekukan telapak kaki
Meter dengan Prestasi Lempar Lembing depan.
Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP 2. Medium Start (Start Menengah)
Negeri 4 Woha Tahun Pelajaran Pada saat berjongkok kaki belakang
2012/2013. kira-kira berada disamping lengkukan
1. Lari Sprint telapak kaki depan. Dalam posisi berdiri
Lari Sprint merupakan kemampuan ujung kaki belakang berada sedikit
Atlet dalam menggerakan badan kedepan belakang tumit kaki depan.
dengan menggerahkan kaki kanan dan 3. Long Start ( Start Panjang)
kaki kiri berganti-ganti, kedua kaki pada Pada sikap berjongkok lutut kaki
saat melayang menempuh jarak 50 meter berada disamping atau kira-kira segaris
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan tumit kaki depan atau letak lutut
atau secepat-cepatnya. Lari Sprint 50 lebih mundur lagi. Pada saat berdiri
meter biasa digunakan untuk melatih kedua telapak kaki saling berjauhan,
kecepata bagi para Atlet dengan yaitu ujung kaki belakang terletak sekitar
intensitas yang telah diprogramkan. dua jengkal dari tumit kaki depan.
b. Staring Action saat terayun kebelakang akan
Gerakan saat meninggalkan garis membesar.
start setelah aba-aba “Ya” atau bunyi d. Jari-jari setengah menempel pada
pistol sampai kira-kira 6-9 langkah dari rileks, pada saat terayun kedepan
garis start. Adapun gerakan-gerakan kepal tangan tidak lebih tinggi dari
sebagai berikut: (1) Tangan kiri dan kaki kepala.
kanan digerakan serempak dan secepat e. Gerakan lengan jangan sampai
mungkin. Bertepatan dengan itu, kaki berakibat tanganya kedua bahu
kiiri menolak kuat dan secepat mungkin keatas.
hingga lutut benar-benar lurus. Saat itu 3. Gerak badan, leher dan kepala
pula kaki kanan segera diayun secepat a. Badan tetap tegak, gagah dan
mungkin kedepan. (2) Saat kaki kanan condong kedepan. Kecondongan
berpijak ditanah segera diusul kaki kiri badan kedepan tidak perlu terlampau
dilangkahkan kedepan dengan cepat. berlebihan apa lagi sengaja
Begitu seterusnya gerakan meluncur membungkukan badan adalah sikap
kedepan ini dilkukan dengan tepat Lari Sprint yang kurang baik,
menjaga keseimbangan dan kecondongan sengaja membungkukan badan
badan kedepan. (3) Gerakan kedepan kedepan justru akan menghambat
hanya berlangsung beberapa langkah gerakan kedua kaki, terutama pada
saja dari garis start kira-kira 6-9 langkah. saat-saat ayunan langkah kedepan.
c. Sprinting Action b. Leher, dagu dan bahu tetap rileks.
Gerakanlari Cepat (Spirint) adapun Mulut sedikit menganga jadi gigi
cara melakukanya adalah sebagai berikut: (rahang atas dan rahang bawah) tidak
1. Gerak kaki terdiri dari: (a) Kaki perlu merapat.
belakang harus benar-benar menolak c. Sikap kedepan tetap wajar, rileks
sampai lutut terkadang lurus. (b) (tidak tegangataupun tunduk),
Setelah ujung telapak kaki lepas dari pandangan kedepan sedikit serong
tanah, maka dengan cepat lutut segera kebawah.
ditekuk sehingga seolah-olah tumit 4. Finishing Action
mendekati pantat. Pada posisi lutut di Gerakan atau cara melewati garis
tekuk paha segera diayun secepat finish. Ada 4 cara melewati garis finish
mungkin kedepan. (c) Setelah paha yaitu:
diayun kedepan, maka tungkai bawa 1. Lari terus tanpa mengubah badan,
dikibaskan dengan cepat dan sejauh cara ini sangat mudah tetapi kurang
mungkinkedepan untuk segera menguntungkan, karena posisi badan
mendarat ditanah. Pada saat mendarat tidak mengalami perubahan kedepan.
ditanah harus dengan bagian 2. Mengatur atau memiringkan badan
depan/ujung telapak kaki terlebih atau bahu kesalah satu sisi, cara ini
dahuludalam posisi lutut agak ditekuk. lebih mengutungkan dari cara
2. Gerak lengan pertama.
a. Gerakan atau ayunan lengan 3. Merebah atau menjatuhkan badan
bersumber pada persendian bahu kedepan (Ambyuk) atau
dan dilakukan dengan cepat sesuai “Theshrung”. Cara ini sangat
dengan gerakan kaki. menguntungkan tetapi penguasaan
b. Ayunan kedepan harus lebih aktif sangat sulit.
dari pada ayunan kebelakang. 4. Kombinasi antara mengirimkan dan
c. Siku membentuk sekitar 900. Tetapi ambyuk. Cara ini juga cukup baik.
sudut siku itu secara otomatis akan Dengan adanya keempat cara
berubah yaitu saat terayun kedepan melewati garis finish tersebut diatas maka
relatif akan sedikit mengecil dan pihak pelari harus memilih salah satu
cara yang dikuasainya. Perlu diketahui Yang dimaksud dengan membawa
bahwa pengambilan waktu dan penentuan lembing adalah cara membawa lembing
kedatangan digaris finish adalah pada sikap permulaan sampai dan selama
berpedoman pada posisi batang tubuh melakukan lari awalan. Sedangkan
bagian atas (dada atau bahu) hingga memgang lembing adalah cara memgang
menyentuh bagian atas yang tegak lurus seperti uraian diatas.
pada garis finish. 3. Melakukan lari atau mengambil
2. Lempar Lembing awalan
Lempar Lembing termasuk salah Cara melakukan lari pada saat
satu jenis dari nomor lempar yang dalam melakukan awalan adalah sangat mudah
pelaksanaan sebenarnya lebih mudah yaitu dari lari pelan semakin dipercepat.
dibandingkan dengan tolak peluru Sedangkan masalah yang agak sulit
maupun jenis lempar yang lain. Hal ini adalah gerak langkah pada saat atau
mengingat karena bentuk dari gerakan menjelang mengambil sikap (Posisi
melemparkan lembing adalah gerakan lembing).
alamiah dan dapat dilakukanoleh setiap 4. Cara melempar atau Melepaskan
orang.Mengenai unsur-unsur yang Lembing
diperlukan dalam Lempar Lembing pada Sebelum lembing dilemparkan
dasarnya sama dengan semua unsur yang terlebih dahulu pihak pelempar harus
dapat pada nomor lempar yaitu perlunya mengalami sikap atau posisi lempar yang
daya ledak, kekuatan, kecepatan, sempurna. Adapun posisi lempar pada
koordinasi, kelincahan. lemparan lembing adalah sebagai berikut:
a. Jarak antar kedua kaki cukup jauh
a. Tehnik lempar lembing kaki kiri harus kesamping kakikiri
1. Cara memegang lembing (berpijak pada ujung kaki) lutut
a. Cara Biasa (AmerikaStyle) atau kaki kanan ditekuksehingga
Ibu jari dan jari telunjuk sebagai badan jauh merendah kesamping
titik tumpu pegangan keduanya kanan.Bahu sedikit diputar kekanan
berada pada pangkal balutan sehingga lengan kiri menuju
lembing. Ketiga jari lainya kekanan dan diangkat setinggi
menelakup sewajarnya, atau ada bahu.
pula yang melipat jari kelingking b. Lengan kanan diluruskan sejauh-
sehingga ujungnya berada dibawah jauh kesamping bawah kanan,
balutan. lembing dipegang rileks saja. Arah
b. Cara Firlandia (Fin Style) lembing menuju kesamping kiri
Ibu jari dan jari tengah sebagai titik serong keatas, ujung lembing
tumpu pegangan, keduanya hampir kesamping kepala.
bertemu pada ujungnya tepat pada c. Berat badan sebagian besar pada
pangkal balutan. Jari telunjuk agak kaki kanan. Kaki kiri dan badan
lurus lemas keatas, jari manis dan posisi segaris dan pandangan
kelingking melengkup rileks. kearah sasaran.
c. Cara Menjempit (Tang Style) 2. Gaya dalam lempar lembing
Jari telunjuk dan jari tengah sebagai a. Gaya langkah jingkat (Hop Step)
titik tumpuh pegangan.Kedua jari Yang dimaksud dengan langkah
ini saling menjempit lembing tepat lengkah jingkat yaitu saat akan
pada pangkal balutan. Ibu jari, jari mengambil posisi atau sikap lempar
manis dan kelingking menelakup didahului dengan gerakan berjingkat.
secar wajar dan rileks ( Tamsir Adapun cara gaya langkah antara lain
Riyadin,1998). sebagai berikut: (1) Pada saat kecepatan
2. Cara Membawa Lembing awal telah dicapai, maka lengan kana
secara pelan mulai diurai untuk
diluruskan kebelakang atau samping
kanan, sikap badan sedikit diputar B. METODE PENELITIAN
kekanan, pandangan kedepan dan saat Penelitian ini dilaksanakan di SMP
kaki kanan saat mendarat gerakan Negeri 4 Woha pada siswa putra Kelas
berjingkat dilakukan sedangkan kaki kiri VIII Tahun Pelajaran 2012/2013.
diayun rendah cukup jauh kesamping Penelitian ini dimulai dari Tangal 20 Mei
kiri. (2) Gerakan berjingkat berakhir sampai dengan Tangal 1 Juni Tahun
dengan kaki kanan mendarat terlebih 2013.
dahulu, disusul kaki kiri mendarat cukup Data adalah informasi atau tentang
jauh kesamping kiri. (3) Saat melakukan suatu gejala. Data merupakan suatu yang
lari awalan, harus berjingkat dan sampai harus ada dalam kegiatan penelitian dan
terjadi sikap lempar serta gerakan haruslah mencerminkan keadaan yang
melempar harus berlangsung secara sebenarnya dari subyek. Suatu
cepat, lancar dan mulus. kesimpulan yang di ambil lebih banyak
b. Gaya langkah silang (Cross Step) berasal dari data, oleh karena itu
Kalau pada gaya jingkat saat akan pengumpulan data harus dilakukan
mengambil posisi lempar didahului secermat mungkin (Nurgiantoro, 2002)
dengan berjingkat. Sedangkan pada gaya Dilihat dari wujud nyata, data
silang ini saat akan mengambil posisi berasal dari subyek penelitian dapat
lempar didahului dengan gerakan berupa:
menyilangkan kaki kanan didepan kaki a. Penelitian kualitatif yaitu data yang
kiri. Adapun gerakan langkan pada dinyatakan dalam bentuk kata,
langkah silang sebagai berikut: (1) Pada kalimat, dan gambar, biasanya
saat kecepatan awal telah tercapai dan berhubungan dengan nilai misalnya:
sampai pada tanda yang telah ditentukan baik, buruk, indah, tinggi, rendah dan
maka lengan kanan mulai diluruskan sebagainya.
kesamping kanan, lengan kiri diayun b. Penelitian kuantitatif yaitu data yang
kekanan setinggi bahu. Saat itu kaki kiri berbentuk angka atau data kualitatif
melangkah kedepan dan saat itu pula kaki yang di angkakan, data yang
kanan diayunkan meyilang kekiri lewat berhubungan dengan angka
depan kaki kiri. (2) Setelah kaki kanan (Sugiyono, 2003).
menyilang dan belum mendarat ketanah, c. Jenis penelitian ini mengunakan data
maka kaki kiiri secepatnya diayun penelitian deskriptif kuantitatif.
kesamping kiri, saat itu pula terjadi sikap penelitian deskriptif bertujuan untuk
lempar. membuat, mengambarkan secara
sistematis faktual dan akurat mengenai
Adapun gambar lapangan lempar faktor-faktor dan sifat-sifat populasi
lembing adalah sebagai berikut: atau daerah tertentu, dan mencari
Korelasi antara Lari Sprint dengan
Prestasi Lempar lembing pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 4 Woha.
Pendekatan penelitian ini
mengunakan pendekatan kuanlitatif atau
Awalan pendekatan non eksperimen. Karena
penelitian ini hanya mengumpulkan data
tampa mengadakan perlakuan terhadap
variabel-variabel atau dalam
pengumpulan data yang obyektif dan
dalam memecahkan permasalahan di 1 L L L L
lapangan( Margono, 2001).
2 8 8 9 25
Sumber data
Pada dasarnya sumber data dalam 3 p p p p
penelitian dapat dibedakan menjadi dua 4 14 14 13 41
yaitu:
a. Data primer adalah data yang Sampel dalam penelitian ini
diperoleh langsung dari tangan adalaah cluster random sampling yaitu
pertama atau subyek penelitian.adapun teknik pengambilan sampel bilamana
data primer dalam penelitian ini populasi tidak terdir dari indvidu-
adalah Korelasi Antra Lari Sprint 50 individu melainkan terdiri dari
Meter dengan prestasi Lempar kelompok–kelompok individu atau
Lembing. cluster, dimana kelompok-kelompok
b. Data sekunder adalah data yang individu diambil secara acak (Margono,
diperoleh dari sumber lain misalnya 2003).
data-data dari sumber pustaka yang Dalam pengambilan sampel,
sudah ada.adapun ada sekunder pada peneliti mencampur subyek-subyek
penelitian ini adalah prestasi lempar dalam kelompok populasi sehingga
lembing (Margono, 2003). subyek di dalam populasi dianggap sama.
Populasi Dengan demikian memberikan hak yang
Populasi adalah karakteristik sama kepada setiap subyek untuk
tertentu mengenai sekumpulan subyek memperoleh kesempatan dipilih menjadi
yang lengkap dan jelas (Arikunto, sampel (Arikunto, 2002). Jumlah
2002).Populasi dalam penelitian ini keseluruhan siswa kelas VIII 66 orang
adalah Siswa Putra Kelas VIII SMP tapi karna dalam penelitian ini hanya
Negeri 4 Woha Tahun Pelajaran siswa putra. Maka dalam penelitian ini
2012/2013 yang terdiri dari tiga kelas, adalah siswa putra kelas VIII dengan
yaitu kelas VIII1, kelas VIII2 dan kelas jumlah 25 orang siswa. Alasan
VIII3 pengambilan sampel dengan jumlah
Tabel 1. Rincian jumlah siswa perkelas keseluruhan populasi adalah adanya
Jumlah Siswa
No Jumlah
ketentuan apabila subyeknya lebih dari
Kelas Kelas Kelas
VIII1 VIII2 VIII3 100 sampel diambil antara 10%-15%
1 L L L L 20%-25% atau lebih. Apabila subyeknya
2 8 8 9 25 kurang dari 100 maka sampelnya diambil
3 p p p p
dari sejumlah populasi tersebut
(Suharsimi Arikunto, 2002).
4 14 14 13 41
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Sampel Observasi yakni pengumpulan data
Sampel adalah sebagian subyek dimana penyelidikan mengadakan
yang di teliti dari keseluruhan subyek pengamatan secara langsung (tampa alat)
penelitian (Hadi dan Haryono, 1998). terhadap subyek yang diselidiki baik
Sampel yang baik adalah sampel yang pengamatan itu di dalam situasi buatan
mengambarkan keadaan populasi. yang khusus di adakan (Arikunto, 1998).
Tabel 2. Rincian jumlah siswa dalam Berdasarkan pendapat di atas, maka
sampel teknik ini digunakan untuk pengumpulan
data tentang; Korelasi antara lari sprint
Jumlah Siswa
No Jumlah
50 meter dengan prestasi lempar lembing
Kelas Kelas Kelas
VIII1 VIII2 VIII3
pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri misalnya tes yang disusun oleh teman
4 Woha. yang berpengalaman (c) Tes standar
2. Dokumentasi ataau tes yang distandarisasikan, tes-tes
Dokumentasi adalah data mengenai yang cukup valid reliabel berdasarkan
hal-hal tau vaariabel yang berupa atas percobaan-percobaan terhadap
cataatan, transkrip, surat kabar, majalah, sampel yang cukup luas representativ.
notulen rapat agenda dan sebagainya Dalam buku evaluasi pendidikan
(Kusuma, 2003). Sedangkan ahli lain dijelaskan bahwa tes adalah alat
mengatakan dokumentasi adalah suatu penjumlahan data yaang berbentuk
cara untuk memperoleh data denganjalan suruhan-suruhan yang harus silaksanakan
mengumpulkan segala macam oleh subyek penelitian (Indra Kusuma,
dokumentasi serta mengadakaan 1998). Ahli lain mengatakan bahwa tes
pencatatan yang sistematik (Yousda adalah suatu cara untuk mengadakan
1993). Sehubungan dengan penelitian ini penilaian terhadap suatu subyek ataupun
dokumentasi digunakan untuk obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan
mengetahui nama dan jumlah siswa putra data secara tepat (Arikunto, 1992).
di SMP Negeri 4 Woha. Adapun langkah langkah dalam
3. Teknik Tes Perbuatan pelaksanaan tes perbuatan antara lain: (1)
Teknik tes perbuatan digunakan Mendata siswa kelas VIII dimasing-
untuk memperoleh data tentang masing kelas (2) Menjelaskan kepada
kecepatan lari sprint 50 meter dan siswa tentang lari sprint dan lempar
lempar lembing pada siswa putra kelas lembing (3) Membuat tabel daftar nama
VIII SMP Negeri 4 Woha Tahun (4) Membuat jadwal pelaksanaan
Pelajaran 2012/2013. penelitianMembuat jadwal pelaksanaan
Apabila devinisi tersebut kita penelitian (5) Membuat tabel analisis
analisa, maka kita temukan unsur-unsur Membuat tabel kecepata lari sprint dan
sebagai berikut: (1) Bahwa tes tersebut tabel prestasi lempar lembing (6)
berbentuk suatu tugas yang terdiri dari Membuat tabel analisis (7) Melaksanakan
pernyataan-pernyataan atau perintah- tes perbuatan.
perintah. (2) Bahwa tes tersebut diberikan Teknik Analisa Data
kepada siswa atau sekelompok siswa 1. Prosedur analisa data
untuk dikerjakan. (3) Bahwa respon Dalam prosedur pengolahan data ini
siswa atau sekelompok siswa dinilai. akan ditempuh langkah-langkah
Tes hasil latihan dapat dibedakan sebagai berikut:
atas beberapa jenis dan pembagian jenis a. Editing
ini dapat ditinjau dari beberapa sudut Editing adalah melakukan pengecekan
pandang: (a) Tes individual, yaitu suatu kembali data yang telah terkumpul
tes dimana pada saat tes diberikan, kita untuk mengetahui
hanya menghadapi satu orang siswa. (b) kelengkapan,kejelasan dan keakuratan
Tes kelompok, yaitu dimana pad saat tes data tersebut
itu diberikan, kita menghadapi b. Koding
sekelompok siswa. Ditinjau dari segi Koding adalah memberikan kode
penyusunan tes hasil latihan dapat tertentu dalam
dibedakan atas tiga jenis: (a) Tes buatan mengklafikasikanjawaban subyek
guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh c. Tabulasi Data
guru yang akan mempergunakan tes Tabulasi adalah proses pemindahan
tersebut. (b) Tes buatan orang lain yang skor masing –masing subyek kedalam
tidak distandarisasi seorang guru dapat kolom yang telah disediakan.Tabaulasi
mempergunakan tes-tes yang dibuat oleh data ini bertujuan untuk
orang lain yang di anggap cukup baik, meringkas,merangkum dan
menyajikan data kedalam tabel agar data berarti menimbang, menyaring,
mudah dipahamai. mengatur dan mengklafikasikannya
d. Pelaksanaan Tes menimbang dan menyaring berarti
Semua subyek di kumpulkan dan memilih dengan hati-hati data yang
diberi penjelasan materi dan mengabil relevan, tepat dan berkaitan dengan
subyek satu persatu secara berurutan masalah yang diteliti. Mengatur dan
untuk melakukan tes, subyek diberikan menglafikasikan data berarti
kesempatan untuk mencoba star blok, menggolongkan data tersebut menurut
pada lintas lari dan berlari sampai 50 aturan tertentu, (Nazir, 1998).
meter dengan waktu tidak lebih dari tiga Pada umumnya metode analisa data
menit, setelah percobaan berakhir peneliti dibedakan menjadi 2 (dua) cara yaitu
menyiapkan peralatan dan subyek berdiri analisa statistik dan analisa non statistik.
di belakang garis star dan setelah Dalam penelitian ini metode analisa data
semuanya benar-benar siap, peneliti yang digunakan adalah analisa statistik
memangil subyek satu persatu mulai dari dengan menggunakan teknik korelasi
nomor urut pertama kedua dan (Product moment correlation). Hal ini
seterusnya, subyek diberikan kesempatan berdasarkan koofesien korelasi yang
sebanyak 2 kali. diperoleh dapat mengadaakan pengetesan
Subyek sebelumnya diberikan hipotesis tentang korelasi tersebut.
penjelasan materi dan subyek diberikaan Dalam hal ini lari sprint 50 meter
kesempatan untuk melakukan percobaan dan lempar lembing merupakan gejala
untuk melakukan lempar lembing dengan intervalterhadap dua gejalah tersebut
maksud agar mendapatkan hasil yang dapat dilakukan pengukuran melalui tes
baik dan kesempatan itu diberikaan perbuatan. Selanjutnya data yang
sebanyaak 3 kali,setelah subyek diperoleh dari hasil pengukuran tersebut
melakukan lemparam pertama peneliti diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor
langsung mengukur jauh lemparan dan (mentah):
setelah itu subyek melakukan lemparan
yang kedua. 𝑟𝑥𝑦
1. Proses Analisa Data 𝑛 ∑𝑥𝑦 − (∑𝑥 )( ∑ 𝑦
Dalam suatu penelitian ilmiah =
sudah tentu melalui proses analisa data √{𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )²} { 𝑛 ∑ 𝑦 ² − (∑ 𝑦)²}
untuk mendapatkanhasilkan penelitian Keterangan:
yanag reresentive.dalam memproses data R x y = Angka Indeks korelasi r product
memerlukan beberapa langkah-langkah moment
utama yang berkaitan dengan masalah N = Jumlah sampel
subyek dan obyek penelitian yang ∑𝑥 2 = Jumlah devisi skor x setalah
diperoleh dan hasil penggumpulan data terlebih dahulu dikuadratkan
melalui pengumpulan angket maupun ∑𝑦 2 = Jumlah devisi skor y setalah
pencatat dokumen. Sudah validkah data terlebih dahulu dikuadratkan
tersebut dan apakah data tersebut X = Nilai standar dari koefisien x
respresentative dan apakah teknik analisa Y = Nilai standar dari koefisien y
datanya sudah tepat sehinggah dapat
terhindar dari kesalahan analisa datanya. 2. Langkah Analisa Data
Dalam hal ini setelah data terkumpul a. Merumuskan HO
maka langkah dalam penelitian ini b. Membuat tabel kerja
selanjutnya adalah mengolah data dan c. Memsukan data kedalam rumus
menganalisa data tersebut secara statistik. d. Mencari nilai r x
Dalam buku pengantar metodelogi e. Menarik kesimpulan
penelitian dijelaskan bahwa; mengolah
3. Standar Penilaian Lari Sprint dan memanggil subjek satu persatu secara
Lempar Lembing berurutan untuk melakukan tes, subjek
a. Standar penilaian lari sprint 50 meter diberikan kesempatan untuk mencoba
yaitu standar nilai yang ditetapkan star berdiri, lintasan lari, berlari
oleh peneliti berdasarkan hasil prestasi hingga sampai 50 m dengan waktu
tes lari sprint 50 meter. Semakin cepat tidak lebih dari 3 menit. (d) Setelah
lari sprint 50 meter, maka nilai yang percobaan berakhir peneliti
diberikan semakin tinggi dan apabila menyiapkan peralatan dan subjek
lari sprint 50 meter semakin lambat berdiri dibelakang garis star dan
maka nilai yang ditetapkan semakin setelah semuanya benar-benar siap
rendah. peneliti memanggil subjek satu persatu
b. Standar penilaian lempar lembing mulai dari nomor urut pertama, kedua
yaitu standar nilai yang ditetapkan dan seterusnya. (e) Subjek diberikan
oleh peneliti berdasarkan hasil prestasi kesempatan 2 kali pelaksanaan tes
tes lempar lembing. Semakin jauh tersebut selesai kemudian dilanjutkan
lempar lembing, maka nilai yang dengan kegiatan berikutnya adapun
diberikan semakin tinggi dan apabila data hasil dari tes lari sprint 50 m
lemparannya kurang jauh maka nilai dapat tertera pada table II di bawah
yang ditetapkan semakin rendah. ini:
Defenisi Operasional Variabel Tabel II
Untuk memberikan penjelasan Data Tentang Lari Sprint 50 Meter
mengenai variabel-variabel yang Prestasi
lari
berhubungan dengan pelaksanaan sprint 50
penelitian ini, maka perlu diberikan M Prestasi
No Nama satuan Nilai
Terbaik
batasan mengenai variabel tersebut (Detik)
sebagai berikut: 1 2
1. Lari sprint 50 meter adalah
Andi
kemampuan atlet dalam mengerakan 1 7,0 6.1 6.1 300
Siswanto
badan kedepan dengan melangkakan 2
Dadang
7.4 6.3 6.3 260
Hardiansyah
kaki kanan dan kaki kiri berganti-
ganti, kedua kaki ada saat melayang 3 Ibrahim 6.9 7.0 6.9 190
menempuh jarak 50 meter dengan
4 Buhari 6.5 7.3 6.5 240
waktu yang sesingkat-singkatnya atau
secepat-cepatnya. M. Kurais
5 6.7 7.1 6.7 215
Sihab
2. Lempar Lembing adalah salah satu
6 Arisman 6.9 6.3 6.3 260
jenis dari nomor lempar yang dalam
pelaksanaannya sebenarnya lebih 7 M. Fadillah 7.3 7.8 7.3 190
mudah dibandingkan dengan tolak
peluru maupun jenis lempar yang 8 M. Adhar 6.5 6.9 6.5 240
lainnya.
9 M. Taslim 6.5 7.3 6.5 240
C. HASIL PENELITIAN
10 M. Safilin 6.7 7.5 6.7 215

a. Pelaksanaan tes pengukuran 11 Gunawan Sari 6.1 6.7 6.1 300


1) Pelaksanaan pengukuran kecepatan Andi
12 6.5 6.8 6.5 240
lari sprint 50 m Hasbulan
13 Furkan 7.0 6.3 6.3 260
(a) Semua subjek di kumpulkan dan 14 Dedi Irawan 6.4 7.1 6.4 255
diberi penjelasan. (b) Untuk mengukur
kecepatan lari sprint, peneliti 15 Ikhsan 6.8 7.3 6.8 200

menggunakan stop watch. (c) Peneliti


16 Rijal 7.0 8.3 7.0 180 3 0 0 0
17 Jaidin 6.1 7.4 6.1 300 1 Dedi 26.2 26.2 27.3
27.38 263
18 Apriyono 6.4 6.1 6.1 300 4 Irawan 6 6 8
19 Wardiman 6.4 6.9 6.4 255 1 22.8 22.8 23.1
Ikhsan 23.12 203
5 0 0 2
20 Ridwan 7.2 7.8 7.2 165
1 16.5 16.5 17.5
21 Gunawan 6.1 6.9 6.1 300 Rijal 17.54 129
6 8 8 4
1 15.4 15.4 16.3
22 Ulil Amriadin 7.2 7.9 7.2 165 Jaidin 16.37 113
7 2 2 7
1 21.6 21.6 21.8
23 Rahmansyah 6.5 7.0 6.5 240 Apriyono 21.8 187
8 0 0 2
1 Wardima 24.2 24.2 25.7
25.72 239
24 Makarau 7.3 8.2 7.3 190 9 n 5 5 2
2 14.8 14.8 14.3
Ridwan 14.87 93
0 7 7 3
25 Arif Julfikar 7.0 7.9 7.0 180 2 28.7 28.7 27.6
Gunawan 28.74 282
1 4 4 0
2 Ulil 23.6 23.6 24.5
24.51 225
2 Amriadin 0 0 1
2) Pelaksanaan pengukuran 2 Rahmans 19.0 19.0 19.1
19.12 147
prestasi lempar lembing 3 yah 0 0 2
2 25.7 25.7 24.5
a. Semua subjek sebelumnya diberikan 4
Makarau
8 8 0
25.78 241
penjelasan materi. 2 Arif 21.8 21.8 21.4
21.82 147
5 Julfikar 2 2 0
b. Subjek diberikan kesempatan untuk
melakukan percobaan lempar lembing Keterangan : Data ini masih
dengan maksud agar mendapatkan mentah dan perlu disesuaikan dengan
hasil yang baik dan kesempatan yang table hasil kecepatan lari spin 50 m
akan diberikan sebanyak tiga kali. dan lempar lembing di atas merupakan
c. Setelah subjek melakukan lemparan data hasil tes tersebut harus diberikan
pertama petugas langsung mengukur nilai standar, sebagai mana tertera
jauh lemparan, setelah itu subjek pada table nilai standar dan prestasi di
melakukan lemparan kedua. bawah ini:

Adapun hasil prestasi lempar lembing Tabel IV


dapat diuraikan pada tabel di bawah ini. Data nilai : Standar kecepatan
Tabel III lari sprint 50 m dan prestasi lempar
Prestasi Lempar Prest lembing pada siswa putra kelas VIII SMP
N Lembing satuan asi Nil N 4 Woha Tahun Pelajaran 2012-2013.
Nama
o (Meter) Terba ai
Lari Sprint 50 M Lempar Lembing
1 2 3 ik
No satuan (Detik) satuan (Meter) Ket
Andi 24.3 24.3 24.1
1 24.30 220 Prestasi Nilai Prestasi Nilai
Siswanto 0 0 0
1 2 3 4 5 6
Dadang
23.6 23.6 24.5 1 6.1 300 19.60 152
2 Hardians 24.51 225
0 0 1 2 6.3 260 19.12 147
yah
3 6.9 190 20.15 165
26.5 26.5 25.9
3 Ibrahim 26.55 256 4 6.5 240 18.75 144
5 5 0
5 6.7 215 26.52 256
26.2 26.5 25.8
4 Buhari 26.52 256 6 6.3 260 26.55 256
5 2 7
M. Kurais 18.7 18.7 18.4 7 7.3 190 24.51 225
5 18.75 144
Sihab 5 5 0 8 6.5 240 24.30 220
18.4 18.4 20.1
6 Arisman 20.15 165 9 6.5 240 17.54 129
0 0 5
M. 18.9 18.9 19.1 10 6.7 215 23.12 203
7 19.12 147
Fadillah 8 8 2
11 6.1 300 27.38 263
19.6 19.6 19.2
8 M. Adhar 19.60 152
0 0 9 12 6.5 240 17.80 133
M. 18.8 18.8 19.1 13 6.3 260 17.10 123
9 19.12 147
Taslim 0 0 2
1 22.8 22.8 23.0 14 6.4 255 14.43 83
M. Safilin 23.07 203
0 5 5 7 15 6.8 200 23.07 203
1 Gunawan 14.4 14.4 14.3
14.43 89 16 7.0 180 19.12 147
1 Sari 3 3 0
1 Andi 16.4 16.4 17.1 17 6.1 300 21.82 183
17.10 123
2 Hasbulan 5 5 0
18 6.1 300 25.78 241
1 Furkan 17.8 17.8 17.6 17.60 133
19 6.4 255 19.12 147 11 300 263 90000 7921 68380
20 7.2 165 24.51 225 12 240 133 57600 15129 25270
21 6.1 300 28.74 282 13 260 123 67600 17689 29520
22 7.2 165 14.87 93 14 255 83 65025 69169 19135
23 6.5 240 25.72 239
15 200 203 40000 91204 60900
24 7.3 190 21.82 187
16 180 147 32400 16641 48720
25 7.0 180 16.37 133
17 300 183 90000 12769 62660
18 300 241 90000 34969 37485
19 255 147 65025 57121 51000
20 165 225 27225 8649 26460
1. Pengujian Hipotesis 21 300 282 90000 79524 50760
Adapun langkah-langkah dalam 22 165 93 27225 50625 27900

pengujian hipotesisi diantaranya : 23 240 239 57600 21609


71700
a. Merumuskan Hipotesis Nol 24 190 187 36100 58081 47685
25 180 133 32400 33489 18645
(HO)
∑𝑥
Hipotesis yang dirumuskan dalam Juml ∑𝑦45 ∑𝑦 2 914 ∑𝑥𝑦1091
588 ∑𝑥 2 1430850
ah 79 071 095
penelitian ini adalah hipotesis alternative 0

(kerja) yang menyatakan bahwa, Ada


korelasi antara lari sprint 50 m dengan c. Memasukan Data Ke Dalam
prestasi lempar lembing pada siswa putra Rumus (Analisis Data)
kelas VIII SMP N 4 Woha Tahun 𝑛 ∑𝑥𝑦 − (∑𝑥 )( ∑ 𝑦
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 =
Pelajaran 2012/2013 √{𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥 )²} { 𝑛 ∑ 𝑦 ² − (∑ 𝑦)²}

Untuk membuktikan apakah 25 𝑥 1091095 − (5880)𝑥 (4579)


=
hipotesis teersebut terbukti √{25 𝑥 1430850 − (5880)²} {25 𝑥 1091095 − (4579)²}
kebenarannya, maka hipotesis kerja 27277375 − 26924520
tersebut harus diubah dahulu menjadi =
√{35771250 − 34574400}. {27277375 − 20967241}
hipotesis 0, sehingga hipotesisnya 352855
=
berbunyi, tidak ada korelasi antara lari √(1196850)(6310134)
sprint 50 m dengan lempar lembing pada 352855
= 3748141,896
siswa putra kelas VIII SMP N 4 Woha
Tahun Pelajaran 2012/2013
b. Menyusun Tabel Kerja = 0,941
Untuk kebutuhan pengolahan data
lari sprint 50 m dan tes lempar lembing
d. Menguji Nilai r x y
dibutukan tabel kerja sebagai berikut:
Dari hasil analisa data dengan uji
korelasi kedua variabel penelitian
Tabel V. Tabel kerja perhitungan korelasi
menggunakan tehnik statistik “r x y”
lari sprint 50 m (x) dengan prestasi
diperoleh nilai r x y hitungan sebesar
lempar lembing (y)
0,941. Sedangkan besar angka pada
No. x y x2 y2 xy
tabel nilai-nilai r dengan taraf
1 300 152 90000 48400 45600
signifikan 5% dan n = 25 adalah 0,396
2 260 147 67600 50625 24255
2. Menarik Kesimpulan
3 190 165 36100 65536 39600
Dari hasil uji r x y dan menujukan
4 240 144 57600 65536 27360
nilai hitung r x y sebesar 0,877, maka
5 215 256 46225 20736 46080
berdasarkan taraf signifikan 5% dan n
6 260 256 67600 27225 76800
= 25 maka besar angka penolakan
7 190 225 36100 21609 58500
hipotesis nol dinyatakan dalam tabel
8 240 220 57600 41209 41800
adalah 0,396.
9 240 129 57600 21609 30960
10 215 203 46225 41209 43645
Kenyataan ini menunjukan bahwa SMP N 4 Woha Tahun Pelajaran
nilai “r x y” yang diperoleh dari hasil 2012/2013.
analisis data sebesar 0,941 berada diatas
angka batas penolakan hipotesis nol yang DAFTAR PUSTAKA
besarnya 0,396 (Nilai hitung r x y =
0,941>, r tabel 0,396). Maka dapat Arikunto, Suharsimi, 1995. Metodelogi
disimpulkan bahwa ada korelasi yang Penelitian Suatu pendekatan
signifikan kelipatan lari spirit 50 Meter Praktis. Jakarta. Bina aksara.
terhadap prestasi lempar lembing pada
siswa putra kelas VIII SMP N 4 Woha Agus Mukholid. 2005. Pendidikan
Tahun Pelajaran 2012/2013. jasmani. Indonesia Printing. Jakarta

D. PEMBAHASAN Harsosno. 1993. Prinsip-Prinsip


Penelitian tentang faktor-faktor Pelatihan. Jakarta. Pusat
yang mempengaruhi prestasi lempar Pendidikan dan Penataran.
lembing sangat penting dilakukan karena Konipusat.
berhasil atau tidaknya seorang atlet
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor IAAF.2001. Pendidikan pelatihan &
fisik, tehnik dan mental serta faktor yang system setifikasi.Jakarta.staf
paling utama yang sangat mempengaruhi secretariat RDC
adalah kecepatan lari spirit yang Kosasi S. 1997. Metodelogi Penelitian.
berpengaruh positif terhadap kemampuan Aneka Cipta. Jakarta
seorang atlet dalam melakukan lempar
lembing. Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani Teori
Penelitian yang bertujuan untuk Dan Praktek. Erlangga. Jakarta
mengetahui tentang korelasi antara lari
spirit 50 Meter dengan prestasi lempar Margono, S. Drs, 2001. Metodelogi
lembing pada siswa putra kelas VIII SMP Penelitian Pendidikan. Rineka
N 4 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013 ini Cipta. Jakarta
menunjukan bahwa ada korelasi yang
signifikan antara lari spirit 50 M dengan Netra IB. 1990. Statistik
prestasi lempar lembing pada subjek yang Inferensial.Usaha nasional.
diteliti, hal ini menjadi informasi yang Surabaya.
sangat penting dan berharga bagi guru
pendidikan jasman kesehatan dan Riyadir, Tamsir.1985.Petunjuk
rekreasi serta pelatih dalam melakukan Atletik.Yogyakarta. FPOK IKIP
pemanduan bakat terhadap para siswa. Yogyakarta
Namun demikian untuk menjadi seorang
atlet lempar lembing yang berhasil Suharno HP. 19995. Olahraga Tehnik
ditentukan menguasai faktor-faktor yang dan Program Pelatihan. Akademik
sangat mendukung seperti tehknik, Apessindo. Jakarta
praktik dan mental yang diperoleh dari
latihan terus menerus. Sujana, Nana dan ibrahim. 2001.
Penelitian dan penilaian
E. KESIMPULAN pendidikan. Bandung Sinar baru
Berdasarkan pada hasil analisis Algesindo.
data maka dapat disimpulkan bahwa
ada korelasi yang signifikan antara Syarifudin AIP.1990. Pendidikan
lari spirit 50 meter dengan prestasi Jasmani dan Kesehatan. Jakarta PT
lempar lembing pada siswa kelas VIII Gramedia
Yahya Yasmaya. 1984. Olahraga Lari
Berprestasi. Pradya Paramita.
Jakarta

Yusuf Ahyar Sutaryono, Pedoman


Penulisan Skripsi, IKIP Mataram.

Yousda Ine Amirman. Statistik


Pendidikan. jakarta bina aksara.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKTIVITAS RITMIK DENGAN GERAK
IRAMA MARS MELALUI MEDIA BANTU GAMBAR DAN MUSIK
Ahmadin dan Samsudin
Program Studi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima
firdaussyam78@yahoo.co.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada peningkatan hasil
belajar aktivitas ritmik dengan gerak irama mars melalui media bantu gambar dan musik
pada siswa kelas V SDN Simpasai Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Jumlah populasi dan sampel penelitian
adalah 18 orang siswa kelas V SDN Simpasai. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi dan tes perbuatan. Teknik analisis data menggunakan rumus regresi
sederhana, korelasi product moment dan F Statistik. Kesimpulan dari penelitian ini “ada
peningkatan hasil belajar aktivitas ritmik dengan gerak irama mars melalui media bantu
gambar dan gerak pada siswa kelas V di SDN Simpasai Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Kata kunci : Aktivitas ritmik, Gerak irama mars, Media bantu gambar dan musik
A. Pendahuluan mengikuti setiap gerakan yang ada
1. Latar belakang pada gambar sesuai dengan aturan
Pendidikan Jasmani dan teknik-tekniknya.
hakikatnya merupakan proses Kurang optimalnya
pendidikan via gerak insani (human pembelajaran aktivitas ritmik ini
movement) yang dapat berupa akan mengurangi optimalisasi
aktivitas jasmani, permainan atau kemampuan siswa akan
olahraga untuk mencapai tujuan terbentuknya nilai-nilai estetika
pendidikan (Rusli Lutan, 1995/ pada tatanan fisik, yang meliputi
1996: 7). kawasan organik dan motorik. Pada
Pada praktiknya tatanan kognitif akan mengurangi
pembelajaran pendidikan jasmani kepekaan perasaan siswa pada
di sekolah menengah saat ini perilaku berpikir dan penentuan
cenderung masih bernuansakan dan sikap. Sedangkan pada tatanan
bersuasanakan pendidikan afektif akan mengurangi kepekaan
olahraga, guru masih menjadikan perasaan siswa pada pengendalian
bahan ajar sebagai tujuan, tidak emosional dan kepekaan sosial.
menjadikannya sebagai alat/ media Kemudian penggunaan alat
belajar, suasana belajar masih kaku bantu dan sarana mengajar pada
dengan metode-metode yang pembelajaran penjasorkes lebih
berpusat pada guru, sementara banyak disediakan untuk cabang-
murid hanya dijadikan sebagai cabang atletik maupun permainan,
objek belajar. Penggunaan metode sementara untuk cabang senam
konvensional seperti demonstrasi, masih sangat minim dan sangat
komando, bahkan drill sangat terbatas. Ini menandakan bahwa
dominan dilakukan guru. Domain pengelola sekolah belum secara
Psikomotor sangat mendominasi menyeluruh melengkapi sarana
tatanan keberhasilan belajar. Siswa pada pembelajaran penjasorkes.
kurang diberi kesempatan untuk Padahal ruang lingkup
menggali, mengembangkan potensi pembelajaran penjasorkes meliputi:
dan membuat keputusan sehingga pendidikan jasmani, olahraga dan
domain pengetahuan dan sikap kesehatan. Artinya ketiga
kurang terkembangkan. komponen tersebut harus memiliki
Hasil observasi dan diskusi sarana dan alat bantu mengajar
dengan para guru pendidikan yang bervariasi antara satu sama
jasmani di sekolah menengah yang lainnya.
menyangkut ketersediaan, Media pendidikan jasmani
keterlaksanaan dan ketercapaian ialah segala sesuatu yang dapat
kurikulum ditemukan sejumlah mempermudah dan memperlancar
pelanggaran dan keterbatasan kegiatan pendidikan jasmani yang
kompetensi. Hal yang paling bersifat relatif permanen atau susah
mendasar adalah ditemukan untuk dipindah-pindahkan. Secara
kebiasaan universal menganulir garis besar sarana atau fasilitas
beberapa materi ajar. Salah satu pendidikan jasmani terdiri dari dua
materi ajar yang paling sering dan macam, yakni sarana pendidikan
paling umum mendapat kesulitan jasmani yang ada di dalam ruangan
dalam pembelajarannya adalah (indoor facilities) dan yang ada di
materi Senam Irama atau materi luar ruangan (outdoor facilities)
Aktivitas Ritmik. Hal ini (Abdul Kadir Ateng, 1992: 12).
dikarenakan peserta harus
Yang termasuk fasilitas senam alat. Pada senampun gerak-
ruangan meliputi ruang serbaguna gerak dasar jalan, lari, lompat,
atau hall untuk kegiatan senam, berayun, berjalan dengan tangan,
bulutangkis, tenis meja, basket, keseimbangan tangan dan kaki,
voli, olahraga beladiri, ruang ganti berguling ke depan, ke belakang, ke
pakaian dengan tempat pakaiannya, kiri atau kenanan dan sebagainya
ruang mandi dan lain-lain. Ruangan dapat dilakukan di segala tempat.
untuk kegiatan pendidikan jasmani Di dalam ruangan, ruang kelas,
tersebut akan lebih baik dan akan halaman sekolah, lapangan atau di
terasa luas bila pada dinding taman atau kebun sekolah dapat
bagian-bagian tertentu dipasangi digunakan untuk kegiatan
cermin yang cukup besar. pembelajaran senam.
Media-media yang ada di luar Dalam rangka menunjang
ruangan banyak ragam dan pelaksanaan dan meningkatkan
kegunaanya. Mulai dari lapangan hasil belajar pendidikan jasmani
olahraga yang tersedia, sampai khususnya senam, perlu
lahan lain yang bisa dimanfaatkan keterlibatan media dan alat bantu
seperti: halaman, taman, lorong yang cukup memadai dan sesuai
lorong, kebun, parit, bukit yang dengan karakteristik dari materi
semuanya ada di sekitar sekolah. senam tersebut. salah satu materi
Aktivitas pendidikan jasmani senam yang diajarkan di SMP
tidak selalu harus dilakukan di adalah senam ritmik. Senam ritmik
lapangan atau ruangan yang sesuai akan efektif apabila didukung oleh
dengan jenis cabang olahraganya media bantu belajar berupa audio
maupun ukuran dan aturannya. visual maupun media gambar dan
Namun di tempat atau lapangan dan selingan alunan musik yang
ruangan apapun dimana kegiatan menyertainya (Soetoto
tersebut bisa dilakukan dengan Pontjopoetra, dkk. 2002: 18).
mempertimbangkan unsur-unsur Senam ritmik sangat intrik
penting yaitu keselamatan dan dengan gerakan-gerakan yang
kesehatan anak didik. teratur dan berirama, sehingga
Tidak sedikit kegiatan untuk efektivitas dan keberhasilan
pendidikan jasmani yang tidak pembelajarannya perlu diselingi
terlaksana dengan baik karena dan dukungan musik yang berirama
hambatan sarana yang tidak mars, walts atau cha-cha. Dengan
memadai. Dalam hal ini kreativitas dasar pemikiran tersebut, peneliti
para guru penjas sangat dituntut tertarik untuk melakukan suatu
untuk bisa mensiasati keadaan yang penelitian yang berjudul:
demikian. Karena hakikat “Peningkatan Hasil Belajar
pendidikan jasmani adalah Aktivitas Ritmik dengan Gerak
pendidikan melalui aktivitas Irama Mars Melalui Media Bantu
jasmani yang tidak terlepas dari Gambar dan Musik Pada Siswa
konsep bermain, bergerak, ceria, Kelas V SDN Simpasai Tahun
maka lapangan/ruangan/tempat Pelajaran 2012/2013”.
apapun mestinya bisa digunakan 2. Kajian Pustaka
untuk kegiatan pendidikan jasmani a. Pendidikan Jasmani
(Aip Syarifuddin, 1996: 34). 1) Pengertian Pendidikan
Untuk materi senam yang Jasmani
akan diberikan, baik senam dasar, Pendidikan jasmani
senam irama, senam lantai maupun atau physical education
sebagai bagian dari Kurikulum Depdiknas (2002:
pendidikan yang 1) mengemukakan bahwa,
bermaknakan pendidikan. pendidikan jasmani adalah
Pendidikan jasmani proses pendidikan melalui
merupakan bagian integral penyediaan pengalaman
dari sistem pendidikan, belajar kepada siswa, berupa
pendidikan jasmani aktifitas jasmani, bermain dan
merupakan bagian yang tak berolahraga, yang
terpisahkan dari program direncanakan secara
pendidikan. Seperti sistematis, guna merangsang
dikemukakan oleh Aip pertumbuhan dan
Syarifudin, (1997: 125) perkembangan fisik,
bahwa, pendidikan jasmani keterampilan berfikir,
merupakan bagian integral emosional, sosial dan moral.
dari pendidikan secara Dari berbagai
keseluruhan melalui berbagai pengertian atau definisi di
kegiatan jasmani yang atas, terdapat beberapa
bertujuan mengembangkan kesamaan pengertian, yaitu
individu secara organik, pendidikan jasmani jasmani
neuromuscular, intelektual dilaksanakan melalui
dan emosional. Selanjutnya aktivitas gerak atau fisik,
Aip Syarifudin (1997: 125) direncanakan secara
menyatakan, Pendidikan sistematis dan untuk
Jasmani adalah suatu proses mengembangkan aspek-aspek
aktivitas jasmani, yang kognitif, afektif, emosional
dirancang dan disusun secara dan psikomotor.
sistematis, untuk merangsang 2) Tujuan Pendidikan Jasmani
pertumbuhan dan Tujuan Pendidikan
perkembangan, meningkatkan Jasmani sering didefinisikan
kemampuan dan keterampilan berbeda oleh para ahli
jasmani, kecerdasan dan pendidikan tergantung situasi
pembentukan watak serta dan kepentingan pada saat
nilai dan sikap yang positif definisi itu dibuat, namun
bagi setiap warga Negara demikian Adang Suherman
dalam rangka mencapai (1998: 4) mensarikannya
tujuan pendidikan. Selaras sebagai berikut: a)
dengan Aip Saripudin, Perkembangan Fisik.
Kurikulum Pendidikan Tujuan ini berhubungan
Jasmani (2004: 2) dengan kemampuan
menjelaskan, pendidikan melakukan aktivitas aktivitas
jasmani adalah proses yang melibatkan kekuatan
pendidikan yang kekuatan fisik dari berbagai
memanfaatkan aktivitas organ tubuh seseorang
jasmani yang direncanakan (physical fitness), b)
secara sistimatis bertujuan Perkembangan Gerak. Tujuan
untuk meningkatkan individu ini berhubungan dengan
secara organik, kemampuan melakukan gerak
neuromuscular, perseptual, secara efektif, efisien, halus,
kognitif dan inovatif. indah, sempurna (skill-full),
Selanjutnya Balitbang c) Perkembangan Mental.
Tujuan ini berhubungan aktivitas jasmani sebagai
dengan kemampuan berpikir media untuk meraih tujuan
dan menginterpretasikan pendidikan secara
keseluruhan pengetahuan keseluruhan dengan
tentang pendidikan jasmani menciptakan lingkungan
ke dalam lingkungannya, d) pengajaran pendidikan yang
Perkembangan Sosial. Tujuan kondusif melalui berbagai
ini berhubungan dengan pendekatan teori berlajar.
kemampuan siswa dalam 3) Pembelajaran Pendidikan
menyesuaikan diri pada suatu Jasmani di Sekolah Dasar
kelompok atau masyarakat. (SD)
Pendidikan jasmani Sebagian dari
menekankan aspek kompetensi guru adalah
pendidikan yang bersifat kemampuan merencanakan
menyeluruh yaitu kesehatan, pembelajaran, kemampuan
kebugaran jasmani, mengelola pembelajaran, dan
keterampilan, berfikir kritis, kemampuan mengevaluasi
stabilitas emosional, pembelajaran. Kemampuan-
keterampilan sosial, kemampuan ini harus dapat
penalaran dan tindakan melahirkan konsep prilaku
moral, yang merupakan belajar pada siswa, yang
tujuan pendidikan pada selama ini guru lebih banyak
umumnya (Balitbang berfikir bagaimana saya harus
Kurikulum, 2002: 1). mengajar, bukan bagaimana
Tujuan umum agar anak mampu belajar.
pendidikan jasmani di Azas ketercernaan dan
Sekolah Dasar adalah kebermaknaan atau
mengacu kepada Developmentally Appropriate
pertumbuhan dan Practice (DAP) harus
perkembangan jasmani, menjadi pertimbangan pokok
mental, emosional, dan sosial dalam merencanakan,
yang selaras dalam upaya mengelola dan mengevaluasi
membentuk dan pembelajaran. Pertimbangan
mengembangkan kemampuan kematangan siswa, tingkat
gerak dasar, mananamkan kesulitan materi, tujuan
nilai, sikap dan membiasakan belajar, ketersediaan sarana
hidup sehat (Syarifudin dan prasarana, dan unsur-unsur
Muhadi, 1992: 5). pendukung lainnya senantiasa
Kutipan-kutipan direncanakan dan dibuat
tersebut mempertegas bahwa secara matang.
betapa luas dan kompleksnya Azas DAP yang
esensi pendidikan menjadi azas pembelajaran
dikembangkan melalui pendidikan jasmani di SD,
pendidikan jasmani secara dikembangkan menjadi
totalitas yang menyangkut beberapa azas yang terdiri
esensi fisiologis maupun dari : a) Azas pendidikan
esensi psikologis. Dengan yang menyeluruh, b) Azas
demikian para guru perumusan tujuan yang
pendidikan jasmani dituntut realistis, c) Azas
mampu memanfaatkan Individualitas, d) Azas
partisipasi merata dan Dengan karakteristik
menyeluruh, e) Azas demikian harus tercipta situasi
mengutamakan kesenangan belajar yang mencerminkan
dan kebebasan bergerak, f) belajar kelompok, kerja sama
Azas mengutamakan untuk mencapai hasil belajar
pengalaman sukses, dan g) yang diharapkan, sebagaimana
Azas modifikasi tugas ajar. ditulis Sukarma (2001:6)
b. Aktivitas Ritmik bahwa;” ...apabila yang menjadi
Aktivitas ritmik adalah tujuan adalah memupuk kerja-
bagian dari senam atau senam sama, inisiatif, kreativitas dan
irama, dengan kategori gerak keorganisasian siswa, maka
stabilisasi, lokomosi dan pendekatan informal dengan
manipulasi baik tertutup maupun gaya penugasan, kelompok
terbuka. Sebagai bagian dari kecil, dan pemecahan masalah
senam dalam pengajarannya dan lain sebagainya akan lebih
siswa dituntut untuk mencapai sasaran.
memberikan respon yang relatif Penerapan pendekatan
stabil, terkontrol berbeda dengan formal-informal ini meliputi
pembelajaran permainan, penerapan metoda ceramah,
sebagaimana ditulis Sukarma metoda demonstrasi metoda
(2001: 6) bahwa, lam hal belajar komando, metode tugas, metode
senam siswa dituntut untuk diskusi, metode tanya jawab,
menguasai teknik gerakan metoda penemuan dan metoda
dengan benar, jadi semua siswa eksplorasi kelompok kecil.
diharapkan memberikan respon Pembelajaran aktivitas
yang sama. Maka pada fase ini ritmik menggunakan pendekatan
guru akan lebih baik formal-informal akan
menggunakan pendekatan memperoleh hasil yang optimal
formal dengan gaya komando. dengan pertimbangan bahwa,
Pendekatan informal pembentukan gerak dasar
merupakan pendekatan yang aktivitas ritmik cukup rumit
menekankan agar siswa belajar. sehingga pada awal
Pada situasi belajar diharapkan pembelajaran memerlukan
agar seluruh pribadi siswa proses pembelajaran yang
berkembang. Aktivitas ritmik seksama, disiplin dan
terstruktur bebas merupakan bertanggungjawab, sehingga
aktivitas berirama yang diperlukan pendekatan belajar
dilakukan secara bebas, tidak yang mencerminkan suasana
dibatasi dengan rambu-rambu yang serius dan disiplin. Untuk
gerak yang baku atau rambu- itu pendekatan yang relevan
rambu musik yang baku dengan kondisi demikian adalah
sebagaimana SKJ yang pendekatan formal yang terdiri
dibakukan secara nasional. dari metode ceramah,
Aktivitas ini dapat demonstrasi dan komando.
dikembangkan secara mandiri Dalam rangka
oleh siswa atau diciptakan siswa mengembangkan kreativitas
bersama guru dengan musik siswa berdasarkan potensi siswa
pengiring yang dibuat sendiri secara individual, kolektif dan
dan untuk dinikmati sendiri atau memberikan kebebasan seluas-
orang lain. luasnya untuk belajar dengan
modal kemampuan teknik dasar Kedua; isi dari tugas ajar
gerak yang telah dimiliki, maka (learning tasks) diselaraskan
penerapan pendekatan informal dengan perkembangan anak.
akan memberikan peluang yang Suasana kegiatan lebih bebas
besar pada anak untuk untuk menyatakan diri dan
mengembangkan bahan ajar bermain secara leluasa untuk
secara mandiri dan kelompok. mengenal lingkungan dalam
Musik adalah “bunyi yang situasi yang menggembirakan.
diterima oleh individu dan Ketiga; Jika arah pengajaran
berbeda-beda berdasarkan pada keterampilan cabang
sejarah, lokasi, budaya dan olahraga, arahkan tekanan pada
selera seseorang” (Anonymous, pengembangan gerak umum
2008). Di antara definisi sejati yang menyeluruh, namun tugas
tentang musik adalah “Segala gerak, alat dan pelaksanaannya
bunyi yang dihasilkan secara diubah sesuai dengan
sengaja oleh seseorang atau kemampuan anak.
kumpulan dan disajikan sebagai Keempat; Model pembelajaran
musik” (Anonymous, 2008). lebih banyak ditandai oleh
“Irama Cha-cha dan Poco-poco pemberian kesempatan bagi
adalah sama dengan irama Mars, anak untuk mengekspresikan
yakni memiliki birama 4/4, yang diri, berinisiatif dan
berarti bahwa pada setiap di memecahkan masalah secara
antara dua garis birama dalam kreatif, guru berperan mengelola
lagu tersebut mempunyai empat PBM.
(4) hitungan 1,2,3,4 (Sutoto dkk, Kelima; Meskipun TIU dan TIK
1993: 355). adalah sasaran belajar, tetapi
Pendekatan pembelajaran upaya dampak pengiring positif
aktivitas ritmik terstruktur bebas seperti pengembangan nalar,
melalui pendekatan formal- disiplin, kejujuran dan lain-lain
informal dan penggunaan media dikembangkan.
musik, diprediksi dapat c. Pembelajaran Aktivitas
menutupi kekurangan- Ritmik dengan Irama Mars
kekurangan kompetensi guru, 1) Hakikat Pembelajaran
dan sekaligus akan lebih Aktivitas Ritmik dengan
menghidupkan suasana/iklim Irama Mars
belajar pendidikan jasmani di Irama atau Ritme
sekolah dasar serta akan mengandung suara musik
menyelesaikan kesulitan belajar yang berjalan secara teratur,
siswa, sesuai dengan konsep sehingga menjadi sebuah
pendidikan jasmani yang pola. Setiap lagu selalu
menurut Rusli Lutan (1995/ mengandung iramanya
1996: 1-2) sebagai berikut : sendiri-sendiri yang dapat
Pertama; penjaskes merupakan dibedakan antara yang cepat,
upaya sistematis untuk lambat dan sedang. Dilihat
mengembangkan kepribadian dari kecepatan irama tersebut,
anak, seperti pengembangan maka beberapa irama
hormat diri (self esteem), dinamakan secara berbeda,
kepercayaan diri, toleransi misalnya irama-irama yang
sesama kawan, dan lain-lain. cepat dinamakan irama Mars,
sedang beberapa irama yang
lamban di sebut irama Wals mengajak anak-anak di
dan lain-lain. Irama Mars sekolah untuk mempelajari
termasuk ke dalam irama berbagai aktivitas ritmik
yang cepat dan umumnya dengan memanfaatkan lagu-
bersuasana semangat, serta lagu kita sendiri.
bersifat riang dan gembira. Beberapa contoh lagu
Oleh karena itu lagu-lagu yang bertempo Mars baik
Mars cocok untuk menjadi yang berirama 2/4 dan 4/4
pengiring dalam adalah : Contoh lagu
pembelajaran aktivitas ritmik, berirama 2/4: (1) Manuk
terutama dalam Dadali, (2) Hari Merdeka, (3)
memperkenalkan irama Si Patokaan, (4) Bambu
ketika mempelajari berbagai Runcing, dan (5) Huhatee.
pola langkah yang sudah Sedangkan contoh lagu
diuraikan dalam bagian berirama 4/4 adalah: (1) Maju
sebelumnya. Tak Gentar, (2) Halo-halo
Sebagian besar tanda Bandung, (3) Berkibarlah
irama pada lagu-lagu Benderaku, (4) Apuse, dan
berirama Mars menggunakan (5) Dari Sabang sampai
tanda irama 2/4, meskipun Merauke. Alangkah amat
ada juga yang berirama 4/4, membantu jika semua
yang berirama sedang.. Tanda mahasiswa berupaya
irama pada setiap lagu memiliki buku-buku
mempunyai arti sebagai kumpulan lagu-lagu nasional
berikut, misalnya : tanda dan daerah, yang biasanya
Irama 2/4. Angka 2 dapat dengan mudah
mempunyai arti bahwa di didapatkan di toko-toko buku
antara dua garis berirama di kota Anda. Di dalam buku
dalam lagu tersebut terdapat 2 tersebut, di samping ditulis
ketukan/hitungan. Angka 4 syair lagunya secara utuh,
atau lengkapnya 1/4 juga dilengkapi oleh tanda
mengandung arti bahwa not nada serta not baloknya.
itu harganya 1/4 dan Carilah tutor yang dapat
mendapat 1 hitungan/ memberikan petunjuk tentang
ketukan. Dengan begitu bagaimana menyanyikan lagu
hitungan dari irama 2/4 cukup tersebut secara benar. Ingat,
dibunyikan dengan hitungan guru Penjas idealnya harus
1-2, 1-2 dan seterusnya juga menguasai pelajaran seni
(ditandai oleh tangan dirigen suara, serta mampu bernyanyi
yang hanya naik turun). Ini dan menari.
memungkinkan setiap Pembelajaran
ketukan ketika menyebut satu berbagai bentuk pola langkah
dan dua diwakili oleh dapat dilakukan dengan
masing-masing satu langkah. memilih lagu-lagu di atas,
Lagu-lagu daerah dan dan guru dapat menentukan,
lagu perjuangan kita banyak kira-kira pola langkah yang
yang berirama Mars. Dengan mana yang akan diberikan
demikian, kita tidak akan pertama kali. Sebagai
kehabisan sumber lagu yang panduan, pertama-tama tentu
dapat digunakan untuk saja guru harus memilih pola
langkah 1 bagi-anak dari kedua ketika melakukan pola
kelas rendah, atau bagi anak- langkah 2. Demikian juga
anak kelas tinggi sekalipun, pada pola langkah 4.
jika mereka baru memulai Konsekuensinya, biasanya
pembelajaran pola langkah jumlah langkah ke depan dan
ini. atau ke belakang serta ke
Pola langkah ini samping, harus di tambah.
cocok untuk dijadikan awal Irama Mars yang
pembelajaran karena sifatnya bersemangat serta riang harus
sangat alamiah dan sudah mampu menyebabkan anak
pasti dikuasai oleh semua merasakan suasana semangat
anak. Pola langkah 1 adalah dan riang dalam melakukan
langkah biasa seperti pada langkahnya. Ajaklah anak-
orang berjalan biasa, anak tersenyum, dan
langkahnya sederhana dan yakinkan bahwa setiap
mudah dipahami. Karenanya, langkahnya semakin dipenuhi
pembelajaran pola langkah 1 oleh semangat yang semakin
tidak akan menimbulkan besar. Ajaklah semua anak
kesulitan sama sekali, karena bernyanyi bersama, sambil
tidak memerlukan lagi melakukan langkah-langkah
pemikiran seperti kalau harus sederhana dari pola langkah
mempelajari hal baru. Yang 1.
harus ditekankan oleh guru Sebagai pemula, awali
adalah, anak harus mencoba pembelajaran langkah ini
melakukan langkah 1 dengan dengan langkah di tempat
mengikuti irama dan secara secara klasikal. Ini juga untuk
perlahan-lahan mengisi setiap membiasakan koordinasi
langkahnya dengan antara menyanyi dan
kandungan ekspresi perasaan melakukan gerak langkah.
sehingga gerakan langkah Jika hal ini masih
anak menjadi gerak ekspresif. menyulitkan siswa, guru
Setelah pola langkah 1 harus membagi anak ke
dikuasai, atau sebagai variasi, dalam minimal dua
guru dapat meminta anak kelompok, sehingga satu
untuk mencoba irama yang kelompok bertugas menyanyi,
sama dengan pola langkah 2 dan kelompok kedua
dan pola langkah 4. Tidak ada melakukan gerak langkah.
perbedaan yang mencolok Setelah beberapa kali, tugas
dalam hal iramanya ketika menyanyi tadi dapat
menggunakan pola langkah 1 bergantian, sehingga berperan
dengan ketika menggunakan saling melengkapi.
pola langkah 2 atau langkah 2) Langkah Dasar Irama Mars
4. Perbedaannya hanya Langkah Dasar yang
terletak pada keharusan digunakan pada Irama Mars
melakukan penutupan adalah sebagai berikut:
langkah pada hitungan yang 1) Langkah Dasar Maju
diminta. Misalnya, selalu Sikap Awal: Berdiri tegak
melakukan langkah penutup dengan kedua kaki sejajar
(mempertemukan kedua kaki dengan jarak kurang lebih
pada satu titik) pada hitungan 10 cm dan kedua tangan
bebas di samping badan. 4) Langkah Dasar Samping
Hitungan 1: Langkahkan Kanan Sikap Awal
kaki kiri ke depan satu Berdiri tegak dengan
langkah. Hitungan 2: kedua kaki sejajar deagan
Langkahkan kaki kanan ke jarak kurang lebih 10 cm
depan satu langkah sejajar dan kedua tangan bebas di
dengan kaki kiri tetapi samping badan. Hitungan
agak ke depan sedikit. 1: Langkahkan kaki kanan
Selanjutnya diteruskan ke samping kanan satu
oleh kaki kiri hingga langkah. Hitungan 2:
hitungan ke 8 dan kembali Langkahkan kaki kiri ke
ke sikap awal. samping kanan satu
2) Langkah Dasar Mundur langkah rapat dengan kaki
Sikap Awal: Berdiri tegak kanan Selanjutnya
dengan kedua kaki sejajar diteruskan oleh kaki kanan
dengan jarak kurang lebih hingga hitungan ke 8 dan
10 cm dan kedua tangan kembali ke sikap awal.
bebas di samping badan. 5) Langkah Dasar di Tempat
Hitungan 1: Langkahkan Sikap Awal: Berdiri tegak
kaki kiri ke belakang atau dengan kedua kaki sejajar
mundur satu langkah. dengan jarak kurang dari
Hitungan 2: Langkahkan 10 cm dan kedua tangan
kaki kanan ke belakang bebas di samping badan.
atau mundur satu langkah Hitungan 1: Angkat kaki
tidak sejajar dengan kaki kiri setinggi 10 cm dari
kiri tetapi lebih ke lantai dan letakkan
belakang sedikit. kembali di samping kaki
Selanjutnya diteruskan kanan. Hitungan 2: Angkat
oleh kaki kiri hingga kaki kanan setinggi 10 cm
hitungan ke 8 dan kembali dari lantai dan letakkan
ke sikap awal. kembali di samping kaki
3) Langkah Dasar Samping kiri. Selanjutnya
Kiri Sikap Awal diteruskan oleh kaki kiri
Langkah dasar samping hingga hitungan ke 8 dan
kiri sikap awal terdiri dari: kembali ke sikap awal.
Berdiri tegak dengan 6) Langkah dasar gabungan
kedua kaki sejajar dengan dalam berbagai posisi
jarak kurang lebih 10 cm Setelah setiap langkah
dan kedua tangan bebas di dasar di atas dikuasai
samping badan. Hitungan anak, tiba saatnya bagi
1: Langkahkan kaki kiri ke mereka untuk
samping kiri satu langkah. menggabungkan
Hitungan 2: Langkahkan semuanya. Langkah
kaki kanan ke samping kiri penggabungan bisa
satu langkah rapat dengan dilakukan secara bertahap,
kaki kiri. Selanjutnya misalnya mintalah anak
diteruskan oleh kaki kiri untuk menggabungkan
hingga hitungan ke 8 dan antara langkah ke depan
kembali ke sikap awal. dan ke belakang dulu.
Artinya setelah delapan
hitungan langkah ke pendidikan jasmani artinya
depan, berikutnya sarana yang bisa digunakan
sambung dengan langkah untuk menyampaikan informasi
ke belakang delapan atau pesan yang berkaitan
hitungan. Lakukan sambil dengan pendidikan jasmani.
bernyanyi bersama. Ulang Media dimaksud harus
beberapa kali, sampai menunjang tujuan proses belajar
mayoritas anak dianggap mengajar dan juga membantu
guru menguasai proses berpikir siswa agar dapat
penggabungan tersebut. dengan segera memahami
Berikutnya tambahkan informasi dimaksud. Media
delapan hitungan langkah pendidikan jasmani secara
ke samping kiri dan ke umum juga bisa disampaikan
samping kanan, di antara melalui berbagai macam media
dua kali ke depan dan ke seperti: Surat kabar, majalah,
belakang. Berikutnya radio, televisi, film, video, OHP,
gabungkan pula langkah di gambar-gambar dan sebagainya
tempat. Setelah semua (Abdul Kadir Ateng, 1992: 21).
langkah dasar tadi Untuk kepentingan
digabung dalam pola yang kegiatan pembelajaran
sederhana, berikutnya ajak pendidikan jasmani, alat seperti
anak untuk melakukan tersebut di atas kalau ada dan
penggabungan tersebut bisa diadakan memang akan
dalam berbagai posisi. sangat membantu guru maupun
Langkah dasar dalam siswa. Misalnya film
berbagai posisi dapat intruksional tentang
dilakukan oleh siswa pembelajaran suatu rangkaian
beregu atau kelompok, gerak lompat jauh gaya jonggok,
setiap kelompok dapat dapat dilihat dengan jelas oleh
berjumlah 10 sampai 25 para siswa dan dapat diulang
orang dan dapat pula beberapa kali. Video camera
dilakukan oleh kelompok dapat memperlihatkan kembali
campuran putra dan putri kegiatan atau gerakan yang telah
atau sekelompok dari jenis dilakukan oleh siswa kita, dan
kelamin yang sama, seperti dapat dijadikan sebagai bahan
contoh di bawah ini: Dua untuk mengkoreksi kegiatan
baris membujur, pada selanjutnya.
posisi gerakan ini dapat Untuk kepentingan dalam
dilakukan gerakan-gerakan kegiatan pendidikan jasmani
dasar maju/mundur, bukan berarti guru tidak bisa
langkah samping menyampaikan informasi dalam
kiri/kanan dan langkah di bentuk gambar kepada siswa
tempat. karena tidak mempunyai kamera
d. Media Pendidikan Senam video atau TV. Namun masih
Secara umum media bisa bisa dibuat alat bantu untuk
diartikan sebagai alat atau sarana menyampaikan informasi
komunikasi atau untuk kepada siswanya dengan
menyampaikan informasi dari memodifikasi. Media yang
suatu pihak ke pihak lain (Aip sederhana itu dapat dibuat
Syarifuddin, 1996: 71). Media sendiri oleh guru atau juga dapat
menugaskan kepada siswanya. kuantitatif adalah suatu metode
Media yang dimaksud tersebut penelitian yang menggunakan
adalah berupa foto atau gambar. angka-angka dan skala-skala
Misalnya gambar yang tertentu yang akan diukur
menunjukkan rangkaian gerak (Arikunto, 2006: 326). Sedangkan
lompat jauh atau rangkaian penelitian deskripsi adalah suatu
gerak lari mulai start sampai bentuk penelitian yang paling
finish. Gambar yang ditampilkan dasar. Penelitian ini mengkaji
tersebut sebaiknya gambar bentuk aktivitas, karakteristik,
berupa rangkaian gerak secara perubahan, hubungan, kesamaan
keseluruhan. Agar anak punya dan perbedaannya dengan
landasan pengetahuan tentang fenomena lain (Nanah S.
gerak yang harus ia lakukan dari Sukmadinata, 2010: 72).
awal sampai selesai. Adapun rancangan penelitian
Pengadaan media yang digunakan dalam ini
pembelajaran pendidikan menggunakan Paradigma
jasmani di sekolah dirasakan Sederhana. Rancangan penelitin
perlu, sebab hal tersebut akan tersebut di gambarakan sebagai
membantu guru maupun siswa berikut (Sugiyono, 2010: 66) :
dalam persiapan maupun r
X Y
pelaksanaan PBM pendidikan
jasmani. Media pengajaran Gambar 1. Paradigma Sederhana
penjaskes adaptif disesuaikan Keterngana:
dengan kebutukan untuk setiap X = Aktivitas Ritmik
jenis kelainan, apalagi bila Y = Gerak Irama Mars
media yang disediakan, berupa 2. Instrumen Penelitian
media pembelajaran yang lebih a. Laptop
canggih. Sehingga kegiatan b. LCD Proyektor
apapun yang akan, sedang c. Video dan Audio
maupun yang sudah dilakukan d. Format Penilaian Gerak Irama
bisa direview ulang sebagai Mars
umpan balik untuk kegiatan 3. Sumber Data
selanjutnya. a. Data primer
Data primer adalah sumber data
3. Tujuan Penelitian yang langsung memberikan data
Tujuan yang ingin di capai kepada pengumpul data atau
dalam penelitian ini adalah ingin data yang dikumpulkan sendiri
mengetahui apakah ada oleh perseorangan atau suatu
peningkatan hasil belajar aktivitas organisasi langsung melalui
ritmik dengan gerak irama mars obyeknya. Contoh: Observasi
melalui media bantu gambar dan tentang keadaan lokasi
musik pada siswa kelas V SDN penelitian, tes perbuatan,
Simpasai Tahun Pelajaran maupun penyebaran angket.
2012/2013. b. Data Sekunder
Data sekunder adalah adalah
B. Metode Penelitian sumber yang tidak langsung
1. Rancangan Penelitian memberikan data kepada
Jenis penelitian yang pengumpul data, contohnya
digunakan adalah penelitian lewat orang lain atau lewat
kuantitatif deskriptif. Penelitian dokumen. Contoh: Buku,
majalah, surat-surat, dokumen pelaksana tes, Ahmadin
sekolah dan informasi lain yang (peneliti) bertugas sebagai
berkaitan dengan penelitian. pengamat dan pengambil nilai,
4. Teknik Pengumpulan Data dan Siswa dan siswi SDN Simpasai
Teknik Analisis Data sebagai obyek yang akan dinilai.
a. Teknik Pengumpulan Data Aspek yang dinilai yaitu : 1)
Langkah-langkah pelaksanaan penguasaan koordinasi gerak
tes sebagai berikut: langkah, 2) penguasaan gerak
1. Melakukan pre test atau tes rangkaian keseluruhan, 3)
awal untuk mengukur hasil ekspresi dan penghayatan, 4)
belajar gerak ritmik siswa kesungguhan pelaksanaan
dengan bantuan media gerakan, dan 5) kesan
gambar dan musik (LCD keseluruhan.
Proyektor). Skala penilaian 1-5 aspek
2. Memberikan waktu 1 menit tersebut adalah:
(60 detik) untuk melakukan 1 = Gerakan yang dilakukan
latihan pemanasan untuk tidak sesuai dengan konsep
melemaskan otot-otot yang 2 = Gerakan yang dilakukan
kaku. sebagian kecil sesuai dengan
3. Cara pelaksanaan tes adalah konsep
dengan menyuruh siswa 3 = Gerakan yang dilakukan
secara satu persatu sebagian sesuai dengan konsep
memperagakan gerak ritmik 4 = Gerakan yang dilakukan
sesuai dengan panduan dalam sebagian besar sesuai konsep
media LCD Proyektor yang 5 = Gerakan yang dilakukan
diputar. sesuai dengan konsep
4. Cara memberikan skor adalah b. Teknik Analisis Data
dengan melihat 5 aspek Adapun teknik analisis
penilaian, yaitu: (1) data yang digunakan dalam
penguasaan koordinasi gerak penelitian ini adalah dengan
langkah,(2) penguasaan gerak menggunakan rumus regresi
rangkaian keseluruhan, (3) sederhana yaitu:
ekspresi dan penghayatan, (4) Rumus : Y = a + b X
kesungguhan pelaksanaan Keterangan :
gerakan, dan (5) kesan Y = Variabel dependen
keseluruhan. A = Intercept atau nilai Y pada
5. Memberikan treatment saat X = 0
(latihan) selama 1 minggu X = Variabel Independen
dengan melakukan latihan- b = Slope/kemiringan
latihan gerak ritmik, baik di (Sugiyono, 2008 : 262).
sekolah maupun di rumah Dengan rumus persamaan
masing-masing siswa. product moment sebagai berikut:
6. Melakukan post test atau tes
rxy =
 xy
akhir setelah
treatment (latihan)
diberikan
 x 2  y 2 
Adapun petugas yang Keterangan :
berperan dalam penelitian ini r xy = koefisien korelasi
adalah sebagai berikut: Guru ∑xy = jumlah hasil kali skor x
Penjasorkes SDN Simpasai dengan skor y
bertugas sebagai koordinator
∑x2 = jumlah skor yang regresi yang diperoleh yaitu Y=
dikuadratkan dalam 321,76+(-19,92) X dapat digunakan
variabel x untuk menganalisis hasil belajar
∑y2 = jumlah skor yang aktvitas ritmik dengan gerak irama
dikuadratkan dalam mars melalui media bantu gambar dan
variabel y musik. Di samping itu, dari hasil
N = banyak subyek skor x perhitungan diperoleh nilai koefisien
dan y yang berpasangan korelasi (r) yaitu 0,997 serta koefisien
(Arikunto, 2006: 274) determinasi (r2) yang diperoleh yaitu
Pengujian hipotesis 0,994009 yang berarti bahwa hasil
menggunakan taraf signifikasi belajar gerak ritmik dengan gerak
5% tabel nilai Product Moment irama mars yaitu 99% keberhasilannya
dengan kriteria sebagai bentuk : ditentukan oleh ketersediaan atau
Bila r hitung .> r tabel maka ha keterlibatan media bantu dalam belajar
diterima, Bila r hitung .< r tabel yaitu media gambar dan musik
maka ho ditolak (Arikunto, maupun intensitas latihan yang teratur.
2006: 276). Dengan demikian maka hipotesis
Kemudian Untuk menguji alternatif (Ha) yang diajukan yaitu
keberartian regresi linier “Ada peningkatan hasil belajar
sederhana digunakan rumus F aktivitas ritmik dengan gerak irama
statistik sebagai berikut: mars melalui media bantu gambar dan
gerak pada siswa kelas V di SDN
F reg =
r n  2
2
Simpasai Tahun Pelajaran
1  r2 2012/2013”,
F reg = Keberartian Regresim
Linear Sederhana D. Pembahasan
r 2
= Nilai regresi yang Dari hasil analisis data di atas,
dikuadratkan maka diperoleh kesimpulan bahwa
n-2 = Jumlah sampel Ada kecenderungan jika melakukan
dikurangi 2 sering melakukan latihan-latihan atau
1-r2 = 1 dikurangi nilai kebiasaan mengikuti aktivitas ritmik
regresi kuadrat dengan gerak irama mars maupun
irama-irama lain melalui ketersediaan
C. Hasil Penelitian media pembelajaran inovatif dan
Berdasarkan hasil analisis data interaktif seperti televisi, LCD
diperoleh garis persamaan regresi proyektor, dan lain-lain, maka dapat
antara hasil belajar aktivitas ritmik memberikan kontribusi yang besar
dengan gerak irama mars melalui terhadap peningkatan hasil belajar
media bantu gambar dan musik yaitu senam, khsusnya pada senam ritmik.
Y= 321,76+(-19,92)X, nilai koefisien Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
korelasi antara kedua variabel tersebut data bahwa: 1) tes akhir gerak ritmik
menunjukan r hitung > r tabel (0,997 > dengan irama mars melui media bantu
0,378), serta nilai Fhitung =2654,67 gambar dan musik setelah adanya
setelah dikonsultasikan dengan F tabel latihan-latihan mempunyai pengaruh
pada taraf signifikan 5% dengan yang positif (koefisien regresi (a) =
deraja kebebasan 18 – 2 = 16 (db = 321,76) terhadap hasil belajar gerak
16) yaitu 0,400, menunjukkan bahwa ritmik, artinya jika latihan sering
Fhitung = 2654,67 > Ftabel = 0,400. Hal dilakukan maka akan berdampak
ini menunjukkan bahwa persamaan positif terhadap peningkatan hasil
belajar gerak ritmik itu sendiri;
kemudian 2) Nilai konstanta (b) SDN Simpasai Tahun Pelajaran
adalah sebesar -19,92, artinya jika 2012/2013”.
melakukan aktivitas ritmik gerak Dari hasil analisis data ternyata
irama mars tanpa adanya bantuan keberadaan media bantu gambar dan
media bantu gambar dan musik musik seperti televisi maupun LCD
maupun tanpa adanya latihan-latihan Proyektor yang dimiliki sekolah
atau sama dengan minus, maka hasil sangat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas ritmik dengan gerak irama peningkatan mutu pendidikan senam,
mars yang diperoleh adalah sebesar - lebih-lebih pada materi aktivitas ritmik
19,92, dengan asumsi variabel- dengan gerak irama mars, dan tidak
variabel lain yang dapat menutup kemungkinan bahwa
mempengaruhi dianggap tetap. keterlibatan media gambar dan musik
Untuk mengetahui nilai ini juga dapat memberika peningkatan
koefisien korelasi antara hasil belajar hasil belajar kepada setiap cabang
aktivitas ritmik dengan gerak irama senam.
mars melalui media bantu gambar dan
musik, diketahui yaitu nilai r hitung = E. Kesimpulan
0,997 dibandingkan dengan nilai r Ada peningkatan hasil belajar
tabel dan n 18 = 0,378 (r hitung > r aktivitas ritmik dengan gerak irama
tabel = 0,997 > 0,378), sehingga mars melalui media bantu gambar dan
kesimpulannya ada korelasi yang baik gerak pada siswa kelas V di SDN
antara kedua variabel tersebut. Simpasai Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kemudian berdasarkan hasil
analisis data diperoleh nilai Fhitung = F. Daftar Pustaka
2779,01 setelah dikonsultasikan
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
dengan F tabel pada taraf signifikan
Penelitian Suatu Pendekatan
5% dengan derajat kebebasan 18 – 2 =
Praktik, PT. Rineka Cipta,
16 (db = 16) yaitu 0,400,
Jakarta.
menunjukkan bahwa Fhitung = 2654,67
> Ftabel = 0,400. Hal ini menunjukkan
Ateng, Abdul Kadir, 1992, Azas-azas
bahwa persamaan regresi yang
dan Landasan Pendidikan
diperoleh yaitu Y= 321,76 + (-19,92)
Jasmani, Depdikbud Ditjen
dapat digunakan untuk menganalisis
Dikti, P2LPTK, Jakarta.
hasil belajar aktivitas ritmik dengan
gerak irama mars melalui media bantu
Depdiknas, 2004, Kurikulum 2004,
gambar dan musik. Di samping itu,
Standar Kompetensi Mata
dari hasil perhitungan diperoleh nilai
Pelajaran Pendidikan Jasmani,
koefisien korelasi (r) yaitu 0,997 serta
Depdiknas, Jakarta.
koefisien determinasi (r2) yang
diperoleh yaitu 0,994009, yang berarti
, 2002, Kurikulum Berbasis
bahwa hasil belajar aktivitas ritmik
Kompetensi: Rumpun Pelajaran
dengan gerak irama mars 99%
Pendidikan Jasmani, Depdiknas,
ditentukan oleh media pembelajaran
Jakarta.
berupa media bantu gambar dan
musik. Dengan demikian maka
Lutan, Rusli, 1996/ 1997, Hakekat dan
hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan
Karakteristik Penjaskes,
yaitu “Ada Peningkatan Hasil Belajar
Depdikbud, Jakarta.
Aktivitas Ritmik Dengan Gerak Irama
Mars Melalui Media Bantu Gmabar
dan Musik Pada Siswa Kelas V di
, 2001, Mengajar Pendidikan Pembelajaran, Depdiknas,
Jasmani (Pendekatan Jakarta.
Pendidikan Gerak di Sekolah
Dasar, Depdiknas, Jakarta. Sutoto, dkk., 1993, Pendidikan
Permainan anak dan Aktivitas
Nanah S. Sukmadinata, 2010, Metode Ritmik, Depdikbud, Jakarta.
Penelitian Pendidikan, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung. Sugiyono, 2008, Statistik untuk
Penelitian, Edisi 2, Alfabeta,
Pontjopoetra, Soetoto, dkk. 2002, Bandung.
Permainan Anak, Tradisional
dan Aktivitas Ritmik. Modul. , 2010, Metode Penelitian
Pusat Penerbitan UT. Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&
Rasyidin, Waini, 2006, Filsafat D), Alfabeta, Bandung.
Pendidikan, UPI Press Bandung.
Syarifuddin, Aip, 1996, Atletik,
Rumana, Anim, 2001, Penyuluhan Depdikbud, Jakarta.
Tentang Pembelajaran Aktivitas
Ritmik Tersktruktur Bebas Pada , 1997, Azas dan Falsafah
Guru-Guru Pendidikan Jasmani Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.
Sekolah Dasar se-Kecamatan
Ganeas Kabupaten Sumedang, Syarifuddin, Aip dan Muhadi, 1992,
Jurnal, UN Padjajaran Bandung. Belajar Aktif Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, untuk
Suherman, Adang, 1998, Evaluasi Sekolah Dasar kelas I sampai
Pendidikan Jasmani: Asesment dengan kelas VI, Penerbit PT
Alternatif Terhadap Kemajuan Gramedia, Jakarta.
Belajar Siswa SD, Depdikbud,
Jakarta.
Sukarma, T., 2001, Senam Ritmik;
Bentuk Bentuk Tugas Ajar &
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENUNJANG OLAHRAGA PRESTASI SEPAK
TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BOLO
KABUPATEN BIMATAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

MUHLIS

ABSTRAK

Kata Kunci :Faktor Penghambat dan Penunjang Olahraga Prestasi Sepak Takraw

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan secara


keseluruhan. Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumurhidup, mempunyai peranan yang sangat penting yaitu member
kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik,
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, perseptual,
kognitif, social dan emosional.
Data yang diperoleh dalam penelitian inia dalah data-data mengenai faktor-
faktor pendukung dan penghambat prestasisepak takrau siswa yang terlihat dari
beberapa data yang ada pada kelas VIII SMP 4 Bolo. Dalam melakukan penelitian
sengaja mengambil siswa kelas VIII sebagai sampel penelitian dengan alas an untuk
mempermudah pelaksanaan penelitian. Dari data-data yang diperoleh didapatkan hasil
tentang fasilitas sertasarana dan prasarana yang ada padasekolah tersebut.

PENDAHULUAN kepada siswa untuk terlibat langsung


dalam aneka pengalaman belajar
Pendidikan yang berkembang di melalui aktivitas jasmani. Pendidikan
Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga jasmani merupakan proses pendidikan
pendidikan yang berbeda, namun yang memanfaatkan aktivitas jasmani
memiliki tujuan yang sama. Lembaga yang direncanakan secara sistematik,
pendidikan tersebut adalah pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
formal yang dilaksanakan di sekolah dan individu secara organik,
pendidikan non formal yang neuromuscular, perseptual, kognitif,
dilaksanakan di luar sekolah. Salah sosial dan emosional (Depdiknas: 2003).
satu jenis pendidikan yang dilakukan Berdasarkan uraian di atas pada
dalam lingkungan sekolah adalah hakikatnya pendidikan jasmani adalah
pendidikan jasmani, dimana pendidikan upaya yang dilakukan dengan
jasmani merupakan salah satu mata memanfaatkan aktivitas jasmani yang
pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa bertujuan untuk meningkatkan individu
sebagai sarana bagi siswa agar dapat baik dari segi kognitif, afektif maupun
mengembangkan potensi diri dan untuk psikomotor.
merubah tingkah laku. Kita tidak dapat memacu
Pendidikan jasmani merupakan pertumbuhan dan perkembangan anak
bagian integral dari sistem pendidikan sebagaimana diharapkan bila pendidikan
secara keseluruhan. Pendidikan jasmani tidak dilaksanakan dengan
sebagai proses pembinaan manusia sungguh-sungguh dan teratur, dengan
yang berlangsung seumur hidup, demikian ada beberapa ciri dari
mempunyai peranan yang sangat kegiatan yang bersifat mendidik, yaitu:
penting yaitu memberi kesempatan berorientasi ke arah tujuan, dilaksanakan
secara berencana, berlangsung dalam melalui senam, aktivitas air dan
pengulangan yang memadai, ada pendidikan luar kelas. Dalam olahraga
komunikasi antara pendidik dan peserta permainan ada beberapa contoh olahraga
didik. Keempat unsur ini dapat dijumpai permainan diantaranya, menurut Belka
dalam pendidikan jasmani yang (1994) diklasifikasikan sebagai berikut :
sebenarnya. Pendidikan jasmani menurut “permainan sentuh (tag game), permainan
Lutan (2003:1.5) adalah proses target (target game), permainan net dan
pendidikan melalui aktivitas jasmani, dinding (net and wall game),
permainan dan olahraga. permainan serangan (invasion game)
Kegiatan pembelajaran pendidikan dan permainan lapangan (fielding
jasmani merupakan bagian dari proses game).” Disini penulis mengambil salah
pendidikan di sekolah dan mempunyai satu contoh olahraga yang menggunakan
peranan penting dalam pengembangan net (net game) yaitu permainan sepak
komunikasi serta dalam pembentukan takraw.
sikap peserta didik dalam pembelajaran Permainan sepak takraw adalah
penjas. Tujuan penjas bukan hanya perpaduan dari tiga unsur permainan yaitu
mengembangkan ranah jasmani, tetapi perpaduan dari permainan sepak bola,
juga mengembangkan aspek bola voli dan bulutangkis. Dalam
kesehatan, keterampilan berfikir permainan sepak takraw terdapat
kritis, stabilitas emosional, beberapa teknik dasar, yang pertama
keterampilan sosial, penalaran dan sepakan atau menyepak yaitu gerakan
tindakan moral melalui kegiatan yang paling dominan dalam permainan
aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani sepak takraw, adapun jenis dari teknik
merupakan media untuk mendorong sepakan yaitu kemampuan menyepak
perkembangan motorik, kemampuan dengan menggunakan bagian-bagian
fisik, pengetahuan dan penalaran, kaki (sepak sila, sepak kura, sepak
penghayatan nilai-nilai, serta pembiasaan cungkil, sepak badek, menapak), yang
pola hidup sehat yang bermuara untuk kedua memainkan bola dengan kepala
pertumbuhan dan perkembangan. (heading), yang ketiga dengan
Pendidikan jasmani memilki menggunakan paha (memaha), dengan
peranan yang sangat penting dalam seluruh anggota tubuh kecuali
mengintensifkan penyelenggaraan tangan.Untuk bermain sepak takraw yang
pendidikan sebagai suatu proses baik, seseorang di tuntut untuk
pembinaan manusia yang berlangsung mempunyai keterampilan yang baik,
seumur hidup. Melalui pendidikan kemampuan yang dimaksud adalah
jasmani siswa diharapkan dapat kemampuan dasar bermain sepak takraw.
memperoleh berbagai pengalaman untuk Banyak hal yang biasa dihadapi
mengungkapkan kesan pribadi yang dalam pendidikan jasamani atau olahraga
menyenangkan, kreatif, inovatif, prestasi seperti sepak takraw baik itu
terampil, meningkatkan dan faktor yang mendukung maupun faktor
memeliharan kebugaran jasmani serta penghambatnya. Sehingga perkembangan
pemahaman terhadap gerak manusia. sepak takraw terkadang dapat
Aktivitas jasmani dalam pengertian berkembang pesat dan dapat pula tak
ini dipaparkan sebagai kegiatan pelaku berkembang tergantung dari kedua faktor
gerak untuk meningkatkan keterampilan tersebut.
motorik dan nilai-nilai fungsional yang 1. Faktor Penghambat dan
mencakup aspek kognitif, afektif, dan Penunjang Olahraga Prestasi
sosial. Adapun ruang lingkup pendidikan Dalam proses kegiatan baik formal
jasmani melalui permainan dan olahraga, maupun non formal terdapat beberapa hal
aktivitas pengembangan dan uji diri atau yang dapat menghambat ataupun
mempermudah dan memajukan suatu Sarana olahraga merupakan sumber daya
kegiatan. Seperti halnya di dalam dunia pendukung yang terdiri dari segala
pendidikan, terdapat banyak hal yang bentuk dan jenis peralatan serta
membuat pendidikan tersebut dapat perlengkapan yang digunakan dalam
berjalan dengan baik. kegiatan olahraga. Sarana olahraga
Pendidikan sebagai sebuah upaya dapat berupa net, bola, lembing, pluit,
yang dikerjakan secara sadar oleh stopwatch, sepatu, raket, dan lain-lain.
manusia untuk meningkatkan kualitas (rossy46nelli. wordpress.com.
kehidupan. Karena pendidikan 2009:12)
merupakan proses yang memerlukan
waktu dan melibatkan banyak faktor, b) Prasarana
dampaknya tidak akan segera dapat Prasarana merupakan suatu kebutuhan
diamati dan dirasakan oleh manusia. dasar kegiatan dalam suatu pendidikan
Sehubungan dengan hal itu, peningkatan jasmani, misalnya lapangan, dan
kualitas manusia yang diharapkan tidak gedung. Kesemuanya ini merupakan
akan segera terwujud tetapi berlangsung kebutuhan pokok dalam kegiatan
secara tahap demi tahap dan tetap olahraga yang harus dipenuhi.
memerlukan pengawasan yang seksama. (rossy46nelli. wordpress.com.
Beberapa masalah yang sering 2009:13)
dijumpai dalam dunia pendidikan yang Menurut Victory yang dalam
menjadi hal besar adalah sarana dan blognya mengemukakan bahwa prasarana
prasaran serta kompetensi atau adalah segala sesuatu yang merupakan
kemampuan seorang pendidik ataupun penunjang utama terselenggaranya suatu
guru serta beberapa faktor lain baik dari proses. (victory-wahyudy-
luar ataupun dari dalam diri siswa sendiri blogspot.com.2010:03)
hal ini sering dirasakan dalam setiap mata Prasarana juga dapat diartikan suatu
pelajaran yang ada di tingkat SLTP atau bentuk permanen, baik itu berupa
SMP khususnya bidang pelajaran ruangan didalam maupun diluar.
olahraga, yang salah satunya pada Misalnya gymnasium, lapangan
olahraga prestasi sepak takraw (victory- permainan, kolam renang, dan lain
wahyudy-blogspot.com.2010:03). sebagainya. (sudrajat.2001:23)
Beberapa faktor yang dapat 2) Fungsi Sarana dan Prasarana
menghambat ataupun menunjang dalam Fungsi prasarana beserta sarananya
perkembangan olahraga prestasi di adalah sebagai lokasi atau tempat dalam
sekolah adalah: bisnis maupun aktivitas olahraga.
Sarana dan Prasarana Sehingga akan saling mendukung dengan
1) Pengertian Sarana dan Prasarana adanya tempat dan juga perlengkapan
a) Sarana beraktivitas.
Sarana adalah perlengkapan yang Selain itu sarana dan prasarana
dapat dipindah-pindahkan untuk yang berkualitas baik juga berperan
mendukung fungsi kegiatan dalam satuan penting dalam keselamatan penggunanya,
pendidikan. Sarana ini dapat meliputi sehingga dapat mengurangi faktor cidera
peralatan, perabotan, media pendidikan, dalam pelaksanaan kegiatan yang
peralatan penunjang kegiatan belajar menggunakan sarana dan prasarana
mengajar, dan buku. Selain itu, sarana tersebut. (victory-wahyudy-
juga merupakan segala sesuatu yang blogspot.com.2010:07)
dipakai dalam proses pendidikan sebagai 3) Manfaat Sarana dan Prasarana
alat dalam mencapai makna dan tujuan Banyak fasilitas olahraga yang
dalam suatu pendidikan. pemakaiannya belum sesuai dengan
(pojokpenjas.wordpress.com) kondisi sebenarnya. Fasilitas tersebut
penggunaannya belum sesuai dengan depannya, dalam sistem pendidikan
kebutuhan sekolah bahkan terkesan sia- nasional pemerintah melalui mentri
sia dalam pengadaannya karena tidak pendidikan nasional bahwa pendidikan
terawat dengan baik dan pengalihan merupakan pondasi yang sangat penting
fungsi fasilitas tersebut yang tidak tepat. untuk ditanamkan pada generasi penerus
(rosy46nelli.wordpress.com.2009:06) untuk bisa melanjutkan pembangunan
Seperti halnya bermain sepak bangsa kearah yang lebih baik lagi.
takraw di lapangan tanah yang tidak rata. Dalam undang-undang No. 20
Latihan yang seperti ini tidak akan Tahun 2003 Tentang Sisdiknas dan
mempunyai banyak nilai daya guna. terakhir Undang-undang No. 14 Tahun
Karena sebenarnya latihan sepak takraw 2005 tentang Guru dan Dosen. Selain itu
yang benar adalah di lapangan beralas beberapa Peraturan Pemerintah seperti PP
semen dengan memakai sepatu sepak No. 19 Tahun 2005 tentang standar
takraw. Sehingga jika dimanfaatkan nasional pendidikan juga telah menjadi
secara benar maka manfaat yang “guide” perlunya peningkatan
diperoleh sangat banyak. Tidak lain profesionalisme guru dilakukan dalam
manfaat sarana prasarana adalah dapat rangka menjawab pendidikan yang
meningkatkan kualitas kesehatan serta berhubungan dengan peningkatan mutu
mendukung berlangsungnya perlombaan dan relevansi pendidikan.
dan pertandingan. b. Faktor Eksternal dan Internal Siswa
Selain itu bila penggandaan fungsi 1) Faktor Eksternal
fasilitas dilakukan dengan tepat, akan Faktor eksternal adalah faktor yang
lebih menghemat lahan apalagi bagi berasal dari luar pribadi siswa itu
sekolah yang memiliki lahan terbatas, sendiri. Adapun faktor eksternal yang
dengan dilakukannya penggandaan kerab dijumpai adalah fakotor
fasilitas tersebut proses berlangsungnya dorongan dari orang tua dan
praktek yang menggunakan fasilitas lingkungan yang keduanya ini sangat
tersebut dapat berjalan dengan baik. erat kaitannyadalam hal minat ataupun
pencapain dalam kecinttaan terhadap
a. Kompetensi Guru suatu hal.
Pendidikan Jasmani merupakan 2) Faktor Internal
media untuk mendorong perkembangan Faktor internal adalah faktor yang
keterampilan motorik, kemampuan fisik, timbul atau terjadi dari dalam diri
pengetahuan, penalaran, penghayatan siswa itu sendiri. Adapun yang
nilai (sikap-mental-emosional-spiritual- termasuk dalam faktor internal adalah
sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat psikologis atau kestabilan mental
yang bermuara untuk merangsang siswa dalam menghadapi kegiatan
pertumbuhan serta perkembangan yang yang dilakukan serta bakat dan minat
seimbang. Baley dan Field yang tumbuh secara alami dan diolah
mendefinisikan pendidikan jasmani sehingga menjadikan siswa tersebut
(physical education) adalah proses yang merasa tertarik dan senang dalam
menguntungkan dalam penyesuaian dan melakukan jenis-jenis olah raga
belajar organik, neuromuscular, tersebut.
intelektual, sosial, kebudayaan, emosi, 2. Pengertian Sepak Takraw
dan etika. Sepak takraw berasal dari dua kata
Dengan perkembangan pendidikan yaitu sepak dan takraw. “Sepak”
yang luas melihat persaingan di era berarti gerakan menyepak sesuatu
globalisasi keberadaan guru sangat dengan kaki, dengan cara
sentral dalam membentuk karakter anak mengayunkan kaki di depan atau ke
didik menuju cita-cita dan masa sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan
“Takraw” berarti bola atau barang mengambil dan menyelamatkan bola
bulat yang terbuat dari anyaman rotan yang jauh dan rendah.
(Depdikbud, 1992). Jadi sepak takraw 5) Sepak kuda
adalah sepak raga yang telah Sepak kuda adalah menyepak dengan
dimodifikasikan untuk menjadikannya punggung kaki. Sepak kuda ini
sebagai suatu permainan yang digunakan untuk memainkan bola
kompetitif. Sedangkan menurut ahli yang datangnya rendah, kencang atau
lain mengatakan sepak takraw adalah keras.
menyepak bola dengan samping kaki, b. Menanduk bola menggunakan kepala
sisi kaki bagian dalam atau bagian luar 1) Menggunkana dahi
kaki yang terdiri dari tiga orang 2) Menggunakan samping kiri dan kanan
pemain (Sanafiah, 1992). kepala
3. Teknik Dasar Sepak Takraw 3) Menggunkan belakang kepala
Penguasaan terhadap teknik dasar c. Mengontrol bola dengan dada
merupakan hal yang fundamental bagi Mengontrol bola dengan dada adalah
seseorang untuk dapat bermain sepak memainkan bola dengan dada agar
takraw. Gerakan dalam sepak takraw dapat diaminkan selanjutnya. Juga
dominan pada gerakan manipulatif, digunakan untuk menerima bola yang
yaitu gerakan memainkan suatu datang setinggi dada.
obyek. Dalam hal ini adalah d. Mengontrol bola dengan paha
memainkan bola takraw. Mengontrol bola dengan paha adalah
Teknik dasar permainan meliputi hal memainkan bola dengan paha dalam
sebagai berikut: usaha mengontrol bola, digunakan
a. Mengontrol bola dengan kaki untuk menerima dan menahan bola
1) Sepak sila yang datang setinggi paha.
Sepak sila adalah menyepak dengan 4. Alat/ Sarana dan Prasarana
menggunakan kaki dalam. Sepak sila a. Lapangan dan Ukurannya
digunakan untuk menerima dan Lapangan Sepak takraw seukuran
mengontrol bola, melakukan operan dengan lapangan Badminton yaitu : 13,40
dan menyelamatkan dari serangan m x 6,10 m. Sepak takraw dapat
lawan. dimainkan dalam gedung atau diluar
2) Sepak badak gedung (apabila dimainkan didalam
Sepak badak adalah menyepak bola gedung maka tinggi loteng minimal 8 m
dengan kaki pada samping luar. Sepak dari lantai). Keempat isi lapangan
badak ini dapat pula disebut sepak ditandai dengan cet atau lakban yang
simpuh. Dikatakan sepak simpuh lebarnya 4 cm, diukur dari pinggir
karena menyepak bola sam seperti sebelah luar. Areal bebas minimal 3 m
orang bersimpuh. dari garis luar lapangan bebas dari
3) Menapak rintangan.
Menapak adalah menyepak bola Centre cirle yaitu garis tengah
dengan menggunakan telapak kaki. dengan lebar 2 cm. Quarter circle yaitu
Telapak kaki digunakan untuk garis seperempat lingkaran dipojok garis
melakukan smash ke pihak lawan, tengah radius 90 cm diikur dari garis
memblok smash dari pihak lawan dan sebelah dalam. The service circle adalah
mengambil atau menyelamatkan bola lingkaran service dengan radius 30 cm
hampir di atas net. berada ditengah lapangan, jarak dari garis
4) Sepak cungkil belakang 2,45 m dan jarak dari titik
Sepak cungkil adalah menyepak bola tengah garis lingkaran kegaris tengah
dengan menggunakan ujung kaki. (Centre Line) 4,25m, jarak titik tengah
Sepak cungkil ini digunakan untuk
lingkaran adalah 3,05m dari kiri dan pada sebelah kiri tekong disebut “Apit
kanan garis pinggir lapangan. kiri” dan yang berada pada sebelah
kanan tekong disebut “Apit kanan”.
c. Pinalty (Hukuman)
C2
Pemain yang melanggar peraturan ini
B akan dikenakan sangsi atau hukuman
pernyataan dari wasit apabila:
1) Memperlihatkan sikap tidak sopan
kepada pemain atau penonton juga
pada wasit atas keputusan yang
diambil.
2) Menghubungi wasit yang bertugas
dengan keras mengenai suatu
Gambar 2.1. Bentuk lapangan sepak keputusan yang diambil.
takrauw 3) Meninggakan lapangan permainan
tanpa permisi kepada wasit yang
Keterangan : A = Panjang lapangan memimpin pertandingan.
B = Lebar Lapangan 4) Memberikan bola kepada pihak lawan
C1, C2,= Posisi Pemain dengan menggunakan kaki atau
melemparkannya dengan keras.
b. Jaring (Net) 5) Berkelakuan tidak sopan selama
1) Ukuran Tiang Net permainan.
Putra: Tinggi net 1,55m dipinggir Apabila hal tersebut dilanggar oleh
dan minimal 1,52 di bagian tengah. seseorang pemain maka wasit
Putri: Tinggi net 1,45m dipinggir dan menggunakan kartu sebagai berikut:
minimal 1,42 di bagian tengah. 1) Kartu Kuning
Kedudukan tiang 30cm di luar garis Sebagai tanda peringatan seorang
pinggir. pemain yang melakukan pelanggaran
2) Jaring terhadap tata tertib seperti yang diatas.
Net terbuat dari tali atau benang 2) Kartu Merah
kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya 1) Apabila pemain telah menerima kartu
lebar 6 – 8 cm. Lebar net 70 cm kuning pada pertandingan yang sama.
dengan panjang 6,10m. 2) Sikap kasar dan tidak sopan seperti
3) Bola Takraw memukul, menendang, meludah dan
Terbuat dari plastik dimana lain-lain.
awalnya adalah terbuat dari rotan, 3) Menggunakan kata-kata kotor atau
dengan ukuran :Lingkaran 42-44 cm mencaci maki.
untuk putra dan 43-45 cm untuk putri. B. METODE PENELITIAN
Berat adalah 170-180 gr untuk putra
dan 150-160 untuk putri. Adapun lokasi penelitian ini
4) Pemain-pemain sebagaimana tertera pada judul adalah
Permainan ini dimainkan oleh 2 SMP Negeri 4 Bolo Jalan Lintas
(dua) “Regu” masing-masing regu Sumbawa Bima desa Tambe
terdiri dari 3 (tiga) orang pemain dan kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
disetiap regu dilengkapi oleh 1 (satu)
orang pemain cadangan. 1 (satu) dari 1. Jenis Penelitian
tiga pemain diposisi belakang disebut Jenis penelitian yang digunakan
back atau “Tekong” sebagai penyepak deskriptif kualitatif. Secara umum,
mula untuk memulai permainan. Dua metode penelitian kualitatif dibedakan
orang berada didepan yang berada atas tiga dikotomi besar, yaitu
eksperimental dan Noneksperimental, Menurut Tatang (2002: 93) sumber
IPTK (Moleong, 1988:2). data diatas dapat diperoleh dari
Eksperimental dapat dipilah lagi beberapa hal sebagai berikut :
menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal a. Person yaitu data yang dapat
dan sebagainya. Sedangkan memberikan data berupa jawaban
Noneksperimental berupa deskriptif, secara tertulis berupa angket yang
komparatif, korelasional, survey. Dalam telah disediakan oleh peneliti yang
metode deskriptif, peneliti bias saja akan diserahkan kepada guru sejarah
membandingkan fenomena-fenomena untuk diisi.
tertentu sehingga merupakan suatu studi b. Data tertulis adalah sumber data yang
komparatif. Adakalanya peneliti menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
mengadakan klasifikasi, serta penelitian angka, gambar, atau simbol-simbol
terhadap fenomena-fenomena dengan lain. Ini digunakan pada metode
menetapkan suatu standar atau suatu dokumentasi.
Norma tertentu, sehingga banyak ahli
menamakan metode ini dengan nama
survey Normatif (Normative survei). 1. Populasi
Dengan metode ini juga diselidiki Populasi adalah keseluruhan dari
kedudukan (status) fenomena atau faktor subyek yang diteliti (Arikunto,
dan memilih hubungan antara satu faktor 2006:130). Sementara Sugiyono
dengan factor yang lain. Karenanya (2007:61) juga berpendapat bahwa
metode ini juga dinamakan studi kasus populasi adalah wilayah generalisasi
(status study). yang terdiri atas: obyek subyek yang
Tujuan penelitian deskriptif adalah mempunyai kualitas dan karekteristik
membuat deskripsi, gambaran atau yang diterapkan oleh pemilik untuk
lukisan secara sistematis, faktual dan dipelajari dan kemudian ditarik
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat kesimpulannya. Populasi dalam
serta hubungan antara fenomena yang penelitian ini adalah siswa putra kelas
diselidiki. SMP Negeri 4 Bolo dengan rincian
sebagai berikut:
2. Sumber Data Tabel 3.1 Populasi Siswa Putra
Kelas VIII SMP Negeri 4 Bolo
Dalam penelitian ini digunakan dua No Kelas Populasi

macam data yaitu data primer dan data 1 VIII 1 12 orang

sekunder. Di bawah ini akan 2 VIII 2 10 orang

dijelaskan kedua macam data tersebut. 3 VIII 3 11 orang


a. Data primer adalah data langsung 4 VIII 4 12 orang
dikumpulkan oleh peneliti dari sumber 5 VIII 5 10 orang
pertama yaitu elemen yang terkait 6 VIII 6 10 orang
dalam penelitian. Dalam hal ini Jumlah 63 orang

sumber pertama atau data primer dari


penelitian ini adalah kepala sekolah 2. Sampel
dan guru sejarah. Sampel adalah bagian dari
b. Data sekunder adalah data yang jumlah dan karekteristik yang
dikumpulkan oleh peneliti dari bahan dimiliki oleh populasi. (Sugiyono,
kepustakaan sebagai penunjang dari 2007:62). Sedangkan Arikunto,
data pertama. Data ini berupa (2006:131) berpendapat sampel
dokumen sekolah, atau referensi yang adalah sebagian atau wakil
terkait dengan penelitian. populasi yang diteliti.
Menurut Arikunto, (2006:134) deskriptif untuk menggambarkan
berpendapat sekedar ancer-ancer maka peristiwa-peristiwa yang dialami oleh
apabila subyek kurang dari 100, lebih subyek.
baik diambil semua sehingga penelitian Tujuan dari analisis ini adalah
merupakan penelitian populasi, tetapi jika untuk menggambarkan kejadian, yang
jumlah subyek besar dapat diambil antara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
10-15% atau 20-25 % atau lebih, yang terjadi selama penelitian yang
tergantung setidak-tidaknya dari : dilakukan di SMP Negeri 4 Bolo secara
a) Kemampuan penelitian dilihat dari sistematis. Penerapan teknis analisis
waktu, tenaga, dan dana deskriptif dilakukan melalui langkah
b) Sempit luasnya wilayah pengamatan reduksi data yaitu merupakan usaha
dari setiap subyek, karena hal ini membuat rangkuman yang inti, proses
menyangkut banyak sedikitnya data. dan pernyataan- pernyataan yang perlu
c) Besar kecilnya resiko yang ditanggung dijaga sehingga tetap berada didalamnya.
oleh penelitian. Untuk peneliti yang Reduksi adalah salah satu bentuk
resikonya besar, tentu saja jika analisis yang menajamkan dan
sampelnya besar, hasilnya akan lebih menggolongkan, mengarahkan,
baik. membuang segala sesuatu yang tidak
Berdasarkan penjelasan pendapat di perlu dan mengorganisasikan data
atas dan mengingat jumlah populasi yang sedemikian rupa, sehingga kesimpulan
kurang dari 100 maka sampel yang akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.
diambil dalam penelitian ini adalah
random yang ditentukan beberapa siswa Agar tidak terjadi salah pengertian
putra tiap kelas dimana tiap kelas akan mengenai istilah-istilah pada variabel
diwakili 5 orang sehingga totla samel dari yang terkandung dalam judul, maka
populasi yang ada sebesar 30 siswa. penulis menganggap perlu untuk
menjelaskan istilah-istilah yang
Analisis data adalah upaya berhubungan dengan penelitian. Adapun
mengorganisasikan dan mengurutkan istilah-istilah tersebut adalah :
data secara sistematis catatan hsail
observasi, wawancara dan lainnya untuk 1. Faktor penghambat
menignkatkan pemahaman peneliti Faktor penghambat adalah segala
tentang kasus yang diteliti dan sesuatu yang menyebabkan suatu
menyajikannya sebagai temuan bagi kegiatan, aktifitas, atau rencana
orang lain. menjadi tidak seperti yang diinginkan
Hal ini sesuai dengan yang atau terkendala.
dikemukakan oleh Bog dan Bikken 2. Faktor Pendukung
bahwa analisis data adalah upaya yang Faktor pendukung adalah segala
dilakukan dengan jalan bekerja dengan sesuatu yang menyebabkan suatu
data, mengorganisasikan data, memilah- kegiatan, aktifitas, atau rencana
milahnya menjadi satuan yang dapat menjadi terlaksana dan sesuai dengan
dikelola, mensintetiskannya, mencari dan apa yang diharapkan.
menemukan apa yang penting dan apa 3. Prestasi
yang dipelajari, dan memutuskan apa Prestai adalah suatu pencapaian atau
yang dapat diceritakan kepada orang lain. hasil yang diperoleh dalam suatu
Data yang terdapat dalam penelitian kegiatan atau aktifitas.
ini berupa data kualitatif yang dihasilkan C. HASIL PENELITIAN
melalui pertanyaan tertulis, dokumentasi
dan observasi. Selanjutnya data-data data-data prestasi siswa atau tingkat
tersebut dinyatakan dalam bentuk narasi kemampuan siswa yang rata-rata <70 dari
pensekoran 100 yang dlakukan oleh D. PEMBAHASAN
peneliti. Pendidikan Jasmani merupakan
NO NAMA SISWA Nilai media untuk mendorong perkembangan
1 Aan Anggrean 60
2 Amirudin 55 keterampilan motorik, kemampuan fisik,
3 Putra 70 pengetahuan, penalaran, penghayatan
4 Dedi 65
5 Erik 62 nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-
6 Evan Adrian 35 sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat
7 Salman Putra 55
8 Indra Zaya 70
yang bermuara untuk merangsang
9 Sudirman 56 pertumbuhan serta perkembangan yang
10 Kamarudin 66 seimbang. Baley dan Field
11 Kurniawan 61
12 Mahmud 70 mendefinisikan pendidikan jasmani
13 Mariono 70 (physical education) adalah proses yang
14 Muhammad 75
15 Mawardi 76
menguntungkan dalam penyesuaian dan
16 Masdin 53 belajar organik, neuromuscular,
17 Musmuliyadi 66
18 Kardi 66
intelektual, sosial, kebudayaan, emosi,
19 Nor 64 dan etika.
20 Nurhidayat 63 Dari penelitian yang idlakukan
21 Putra Ahmad 62
22 Rusdin 61 beberapa hal yang diperoleh berdasarkan
23 Rato 65 keadaan yang ada yang menjadi faktor
24 Saab 72
25 Samsul 55
pendukung dan penghambat prestasi
26 Suadin 57 sepak takrau siswa SMP Negeri 4 Bolo
27 Sumar 78 ini adalah terdiri dari beberapa faktor:
28 Taufik Hidayat 80
29 Mahmudar 77 1. Faktor Internal
30 Wendy 53 Faktor internal adalah faktor yang
31 Yanto 55
32 Yudistira 51 terjadi akibat pembentukan dari dalam
33 Zunaidin 45 atau dari diri individu itu sendiri. Hal
34 Abdul Aziz 70
35 Suryanto 75
ini terjadi akibat pembentukan alami
36 Afan Alfariazki 76 baik dari gen atau keturunan. Dalam
37 Nurdin A 53 penelitian yang dilakukan diperoleh
38 Aprianto Eka Jumawan 66
39 Ardiansyah 66 beberapa hal yakni lebih banyak siswa
40 Arif Angga Ardiansyah 64 yang tidak memiliki skil atau keahlian
41 Arif Rahman 63
42 Farul 62
dasar dalam bermain sepak takrau
43 Fauzan 61 sehingga menyebabkan prestasi sepak
44 Fikramannsyan 65
45 Imam 72
takrau tersebut menurun pada diri
46 Imran 55 individu tersebut. Selain itu terdapat
47 Kherunnas 57 faktor eksternal yang menjadi
48 Khiya rurizki 78
49 Muhammad Setiawan 80 penghambat.
50 Mustafa 77
51 Mutamar 53
52 Didi 55
2. Faktor Eksternal
53 Nuralamsah 51 Faktor eksternal adalah faktor
54 Nurdianto 45 yang terjadi akibat pengaruh luar dari
55 Riko ahmad 70
56 Sakban 75 individu tersebut seperti keluarga,
57 Samsul Bahri 76 lingkungan, dan hal yang lainnya.
58 Sidik 53
59 Sigit rihadinata 66 Dari hasil penelitian yang
60 Suparman 66 dilakukan didaptkan bahwa faktor
61 Sanusi 64
62 Trisusanto 63
eksternal yang terbentuk yangdapat
63 Arif Rahmansyah 62 mengakibatkan terjadinya kemajuan
dan kemunduran prestasi sepaktakrau
adalah:
a. Orang tua
Dalam hal ini orang tua sangat dengan radius 30 cm berada ditengah
memiliki peranan penting dalam lapangan, jarak dari garis belakang
kemajuan dan kemunduran prestasi 2,45 m dan jarak dari titik tengah garis
seorang anak. Dalam kenyataan yang lingkaran kegaris tengah (Centre
ditemukan dilapangan diperoleh Line) 4,25m, jarak titik tengah
bahwa orang tua kurang mendukung lingkaran adalah 3,05m dari kiri dan
perkembangan prestasi olah raga kanan garis pinggir lapangan.
anaknya karena dianggap tidak terlalu
memberikan efek lebih baik untuk 2) Jaring (Net)
masa depannya sehingga lebih Ukuran Tiang Net
memfokuskan pada pelajaran- Putra: Tinggi net 1,55m dipinggir dan
pelajaran bidang studi lain yang minimal 1,52 di bagian tengah. Putri:
dianggap lebih menunjang masa Tinggi net 1,45m dipinggir dan
depan. minimal 1,42 di bagian tengah.
b. Guru Pembina Kedudukan tiang 30cm di luar garis
Guru adalah failitator utama pinggir.
dalam penunjang sebuah pembelajran. Jaring
Dari haisil penelitian yang dilakukan Net terbuat dari tali atau benang kuat
guru bidang studi olahraga hanya 1 atau nilon, dimana tiap lubangnya
orang yang menurut kaca mata peneliti lebar 6 – 8 cm. Lebar net 70 cm
kurang efektif dan tidak terlalu dengan panjang 6,10m.
memberi apresiasi pada murid. Bola Takraw
c. Fasilitas Terbuat dari plastik dimana awalnya
Failitas adalah segala sesuatu adalah terbuat dari rotan, dengan
yang menjadi alat dalam sebuah ukuran :Lingkaran 42-44 cm untuk
kegiatan. Dalam pembelajaran olah putra dan 43-45 cm untuk putri. Berat
raga alat maupun sarana dan prasarana adalah 170-180 gr untuk putra dan
sangat minim mulai dari bola yang 150-160 untuk putri.
kurang hingga lapangan yang terbatas.
Dalam ketentuannya sarana dan
prasaran sepak takrau adalah E. PENUTUP
1) Lapangan dan Ukurannya Dari hasil penelitian dan
Lapangan Sepak takraw seukuran pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
dengan lapangan Badminton yaitu : kesimpulan yaitu sebagai berikut :
13,40 m x 6,10 m. Sepak takraw dapat 1. Faktor Penghambat
dimainkan dalam gedung atau diluar Adapun faktor penghambat dari olah
gedung (apabila dimainkan didalam raga sepak takrau adalah faktor
gedung maka tinggi loteng minimal 8 internal yang terlihat dari sedikitnya
m dari lantai). Keempat isi lapangan minat siswa tentang olah raga sepak
ditandai dengan cet atau lakban yang takraw. Faktor eksternal yang terlihat
lebarnya 4 cm, diukur dari pinggir dari sedikitnya dukungan dari orang
sebelah luar. Areal bebas minimal 3 m tua dan minimnya fasilitas sekolah.
dari garis luar lapangan bebas dari 2. Faktor Penunjang
rintangan. aktor penunjang yang peneliti temukan
Centre cirle yaitu garis tengah mungkin sangat minim yang mungkin
dengan lebar 2 cm. Quarter circle terlihat adalah kurikulum yang
yaitu garis seperempat lingkaran diterapkan demi terlaksananya
dipojok garis tengah radius 90 cm pembelajaran prestasi olah raga sepak
diikur dari garis sebelah dalam. The takraw.
service circle adalah lingkaran service
Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan
DAFTAR PUSTAKA Taktis Dalam Pembelajaran
Bolabasket. Jakarta: Direktorat
Jenderal Olahraga, Depdiknas.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
Penelitian Ilmiah Suatu Mahendra, Agus. (1999). Bola Tangan,
Pendekatan Praktis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Rineka Cipta Dirjen Dikdasmen, Proyek
Penataran Guru SLTP setara DIII.
Badarudin. (2010). Hakikat Belajar Dan Bandung
Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://badarudinofprince.blogspot.c Mahendra, Agus. (2005). Teori Belajar
om Mengajar Motorik. Bandung:
FPOK UPI.
Bahagia, Yoyo. (2009). Permainan
Invasi. Bandung: FPOK UPI. Metzler, Michael. W. (2000).
Instructional Models For Physical
Berliana, et al. (2008). Belajar Education. USA: A Pearson
Pembelajaran Dalam Pelatihan Education Company
Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Nurgana, Endi. (1985). Statistika Untuk
Bola Tangan. (2007). Sejarah Bola Penelitian. Bandung: CV. Permadi
Tangan. [Online]. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Team_ Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem
handball Pembelajaran Modul Mata Kuliah
Statistik. Bandung: FPOK UPI
Depdikbud. 1992.Atletik, Sejarah, Teknik
dan Motodik, Jakarta: Nurhasan, H. dan Hasanudin, D. (2007).
DEPDIKBUD Tes Dan Pengukuran
Depdiknas. 2003, Atletik (Latihan dan Keolahragaan. Bandung: FPOK
Penyelenggaraan Perlombaan). UPI
Jakarta: DEPDIKNAS
Haris, Ridwan. (1986). Peraturan Pendidikan Jasmani .(2007) .Hubungan
Permainan Bola Tangan. Bandung: Pendidikan Jasmani Dengan
FPOK UPI Bermain Dan Olahraga. [Online].
Tersedia:http://www.pbprimaciptau
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek- tama.blogspot.
Aspek Psikologis Dalam Coaching. com/2007/06/falsafah
Jakarta: CV. Tambak Kusuma pendidikanjasmani. html
HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP
KEMAMPUAN TEKNIK SPIKE PADA PERMAINAN BOLA VOLI SISWA
KELAS IX SMP NEGERI 1 BOLO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

DRS. JASMAN M. TAHER NOFRIZALDI


Dosen STKIP Taman Siswa Bima

ABSTRAK

Kata Kunci : Lengan Panjang dengan Tinggi Badan, Teknik Spike

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah Hubungan antara panjang
lengan dengan tinggi badan terhadap kemampuan teknik spike pada permainan bola voli
siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 Bolo Tahun Pelajaran 2013/2014.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
lapangan. Metode eksperimen lapangan adalah metode yang hendak menemukan factor-
faktor sebab akibat, mengontrol peristiwa-peristiwa dalam interaksi variabel-variabel serta
meramalkan hasil-hasilnya pada tingkat tertentu.
Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata tinggi badan siswa adalah 173 cm dan
rata-rata panjang lengan siswa adalah 67,5 cm dan nilai rata-rata yang diperoleh dari tes
kemampuan spike dari nilai tertinggi adalah 77,16. dari hasil pengukuran ini, peneliti
mencari nilai korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil
perhitungan nilai r hitung yang diperoleh variabel X1 (tinggi badan) terhadap varibel Y
(kemampuan spike) yaitu 1,389. Hal ini menunjukan bahwa nilai r hitung lebih besar dari
pada nilai r tabel pada taraf signifikan 5% dan 1% yaitu 0,361 dan 0,463. Ini berarti bahwa
tinggi badan dengan kemampuan spike memiliki hubungan yang kuat. Kemudian
selanjutnya adalah hasil analisis hubungan antara variabel X2 (panjang lengan) dengan
variabel Y (kemampuan spike). Hasil yang diperoleh, nilai r hitung adalah 1,961
sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikasn 5% dan 1% adalah 0,361 dan 0,463. Hal ini
membuktikan bahwa nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel atau
(1,961>0,361/0,463). Hal ini membuktikan bahwa variabel X2 (panjang lengan) dan
variabel Y (teknik spike) memiliki hubungan yang kuat atau tinggi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat atau tinggi antara panjang lengan
dengan tinggi badan terhadap kemampuan spike pada permainan bola voli siswa putra
kelas IX SMP Negeri 1 Bolo tahun pelajaran 2013/2014. Dengan demikian bahwa
hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesisi nihil (Ho) ditolak.

A. PENDAHULUAN yaitu: “(2) permainan dan olahraga, (2)


aktivitas pengembangan, (3) uji
Bolavoli merupakan salah satu diri/senam, (4) aktivitas ritmik, (5)
olahraga permainan yang diajarkan di akuatik (aktivitas air) dan (6) aktivitas
sekolah-sekolah. Ditingkat Sekolah luar sekolah”.
Menengah Pertama (SMP) olahraga Bolavoli merupakan cabang
dan permainan merupakan salah satu olahraga permainan yang terangkum
materi pokok pelajaran pendidikan dalam materi pokok permainan.
jasmani. Seperti dijelaskan dalam Cabang olahraga permainan bolavoli
kurikulum Pendidikan Jasmani untuk diajarkan kepada siswa sekolah
SMP (2004: 29-20) bahwa, materi mempunyai banyak manfaat terhadap
pokok pendidikan jasmani dapat perkembangan dan pertumbuhan siswa.
diklasifikasikan menjadi enam aspek Dengan bermain bolavoli dapat
membentuk sikap tubuh yang baik permainan bola voli, dan mengetahui
meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan hubungan antara panjang lengan dan
dan kemampuan jasmani. Manfaatnya tinggi badan secara bersama-sama
bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dengan kemampuan teknik spike dalam
dan karakter akan tumbuh ke arah yang permainan bola voli.
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Menurut Muhajir, (2006: 23)
Sebagai langkah awal bahwa “teknik pukulan diartikan
pembelajaran permainan bolavoli sebagai cara memainkan bola dengan
kepada siswa sekolah yaitu diajarkan efisien dan efektif sesuai dengan
macam-macam teknik dasar bolavoli. peraturan permainan yang berlaku
Hal ini karena, teknik dasar bolavoli untuk mecapai hasil yang optimal”.
merupakan faktor yang fundamental Menguasai.Rangkaian sistim yang
untuk dapat bermain bolavoli dan menunjang dan tidak bisa lepas antara
mencapai prestasi yang tinggi. Seperti satu dengan lainya. Dengan kata lain,
dikemukakan Dinata (2004: 5) bahwa, atlet yang mampu meraih prestasi yang
“Untuk meningkatkan prestasi, seorang baik adalah gabungan dari beberapa
pemain bolavoli harus menguasai aspek seperti teknik, mental maupun
beberapa teknik dasar terlebih dahulu. fisik itu sendiri. Cara dan teknik
Teknik dasar merupakan faktor utama spikeyang betul, merupakan modal
selain, kondisi fisik, taktik dan mental penting untuk dapat bermain bola voli
seorang pemain”. dengan baik. Teknik spike memerlukan
Teknik permainan bola voli tinggi badan yang memadai, karena
adalah teknik yang digunakan dalam tinggi badan dalam permainan bola voli
permainan dan merupakan bagian pada mutlak diperlukan selain pengasaan
permainan sehingga saat teknik yang dimiliki dalam olahraga
melakukannya dituntut aktifitas bola voli untuk menyerang lawan
jasmani. Penguasaan teknik mutlak, pemain harus meloncat agar lompatan
sebab jika salah teknik maka dianggp lebih tinggi dan bisa memukul bola
melakukan pelanggaran. Jadi pada titik tertinggi, khususnya posisi
penguasaan teknik yang sangat besar quicker (bola cepat) karna posisi yang
menentukan prestasi atau penentu ini biasanya tidak mempunyai
kemenangan. Adapun teknik dasar kemampuan teknik spike harus bagus
dalam permainan bola voli meliputi begitupun tinggi badanya harus baik.
smash/spike, passing, blok dan servis. Tinggi badan perlu ideal sehingga
Teknik spike adalah salah satu memberikan kemampuan yang
teknik dasar bola voli yang harus maksimal terhadap kemampuan teknik
dikuasai oleh seorang pemain bola voli, spike, selain dari tinggi badan, teknik
karena spike merupakan penyerangan spike sendiri harus didukung oleh
yang efektif untuk mematikan panjang lengan juga.
permainan lawan guna memperoleh Banyak hal yang keterkaitan
angka. Oleh sebab itu spike dalam dengan kondisi fisik tersebut. Salah
permainan bola voli sangat penting satu diantaranya adalah tinggi badan.
peranannya tanpa mengenyampingkan Namun demikian sebelum penulis,
teknik dasar yang lainnya. Masalah mengetahui dengan jelas dan pasti
penelitian ini adalah: mengetahui sejauhmana tinggi badan dapat
hubungan antara panjang lengan berpengaruh secara signifikasi terhadap
dengan kemampuan teknik spike dalam ketepatan servis atas. Hal ini yang
permainan bola voli, mengetahui menarik bagi penulis untuk
hubungan antara tinggi badan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut
kemampuan teknik spike dalam tentang hubungan antara panjang
lengan dengan tinggi badan dengan melahirkan keaktifan jasmani dan
kemampuan teknik spike terhadap pembuktian suatu praktek dengan
permainan bola voli siswa putra kelas sebaik mungkin untuk menyelesaikan
IX SMP Negeri 1 Bolo Tahun tugas yang pasti dalam cabang
Pelajaran 2013/2014. permainan bolavoli”.
1. Sejarah Permainan Bola 2. Kajian Umum Bola Voly
Voli Permainan bola voli adalah
Permainan bola voli diciptakan Permainan yang dimulai dengan
oleh William G Morgan pada tahun pukulan servis yang dilakukan oleh
1895 yaitu seorang pimpinan dan ahli pemain paling kanan baris belakang
olahraga dari YMCA (Young Man didaerah servis. Bola dipukul dengan
Cristian Association) yaitu satu tangan kearah lapangan lawan,
perkumpulan pemuda Kristen yang ada kemudian kedua regu memainkan bola
di Amerika Serikat, permainan bola tersebut sesuai dengan hak sentuhan
voli dilakukan sebagai rekreasi belaka. dalam peraturan permainan bola voli,
Permainan bola voli di ciptakan di Slamet dan Sumenang (1994: 119)
Amerika Serikat bagian timur tepatnya berpendapat: “Tiap-tiap regu berhak
di kota Holyoke di Negara bagian memainkan bola tiga kali pantulan atau
Massascucts. Bola Voli merupakan sentuhan (kecuali perkenaan waktu
suatu permainan yang memenuhi membendung) untuk mengembalikan
kebutuahan fisik dan psychology dari bola kedarah lawan. Setiap pemain
pada murid-muridnya terdiri dari kaum (kecuali pembendung) tidak
pengusaha. Permainan ini masuk di diperkenankan memainkan (memukul)
Negara Indonesia pada tahun 1928 bola dua kali berturutturut.” Untuk
yang dikenal pada masa penjajahan dapat memainkan bolavoli dengan
belanda. Perkembangan olahraga ini baik, diperlukan penguasaan tehnik
begitu cepat sehingga pesta PON III di dasar.
medan pada tahun 1956 cabang Tehnik dasar menurut Suharno
olahraga ini masuk daftar pertandingan. (1985: 12 ) adalah “ suatu proses
Permainan ini dimulai dengan pukulan melahirkan keaktifan jasmani dan
servis yang dilakukan oleh pemain pembuktian suatu praktek dengan
paling kanan baris belakang di daerah sebaik mungkin untuk menyelesaikan
servis. Bola dipukul dengan satu tangan tugas yang pasti dalam cabang
kearah lapangan lawan, kemudian permainan bolavoli”.
kedua regu memainkan bola tersebut Dalam permainan bolavoli
sesuai dengan hak sentuhan dalam dikenal adanya dua pola permainan
peraturan permainan bola voli, Slamet yaitu pola penyerangan dan pola
dan Sumenang (1994: 119) pertahanan, kedua pola tersebut harus
berpendapat: “Tiap-tiap regu berhak dikuasai dengan baik oleh pemain baik
memainkan bola tiga kali pantulan atau dalam kerjasama tim maupun individu.
sentuhan (kecuali perkenaan waktu Agar pola tersebut dapat dilaksanakan
membendung) untuk mengembalikan dengan sempurna atlet harus benar –
bola kedarah lawan. Setiap pemain benar menguasai tehnik dasar bolavoli
(kecuali pembendung) tidak dengan baik. Adapun tehnik dasar
diperkenankan memainkan (memukul) dalam permainan bola voli menurut
bola dua kali berturutturut.” Untuk Soegiyanto (1993 : 6) sebagai berikut :
dapat memainkan bolavoli dengan a. Passing atas adalah tehnik
baik, diperlukan penguasaan tehnik memainkan bola dengan tujuan
dasar. Tehnik dasar menurut Suharno untuk mengarahkan bola tersebut
(1985: 12 ) adalah “ suatu proses dan juga sebagai tehnik menerima
bola yang posisinya lebih tinggi dari
dada, caranya dengan dua tangan Gambar 2.1: Teknik Gerakan Servis
dan satu tangan. Bawah (Ma’mun dan Subroto, 2001:
b. Passing bawah adalah memainkan 58)
bola dengan tujuan untuk
mengarahkan bola tersebut kesuatu a) Persiapan
tempat agar bola tersebut dapat (1)Kaki dalam posisi melangkah
diumpankan oleh pemain lainya dengan santai
kepada smash, caranya perkenaan (2)Berat tubuh terbagi dengan
bola dengan dua lengan dan satu seimbang
lengan dirapatkan. (3)Bahu sejajar dengan net
c. Servis adalah cara melakukan (4)Pegang bola setinggi pinggang atau
permulaan dari daerah servis dengan lebih rendah
memukul bola dari atas kepala (5)Pengang bola di depan tubuh
sebagai usaha menghidupkan bola (6)Pandangan kea rah bola
kedalam permainan ( Syarifuddin : b) Pelaksanaan
1997 : 58 ) (1)Ayunkan lengan ke belakang
Ada beberapa jenis servis dalam (2)Pindah berat badab ke kaki belakang
permainan bola voli, diantaranya (3)Ayunkan lengan ke depan
servis tangan bawah (underhand (4)Pindahkan berat posisi setinggi
service), servis tangan samping (side bintang
hand service), servis atas kepala (5)Konsentrasi pada bola
(overhead service), servis 2) Sevis Tangan Atas
mengambang (floating service), Servis tangan atas mempunyi
servis topspin, dan servis loncat kelebihan yaitu bola bergerak jatuh
(jump service). Kita akan dengan cepat, kelemhannya adalah
membahasa beberapa diantara bola melayang dengan starbil, sulit
service-service tersebut. Yang pasti dilakukan dengan tingkat
perioritas dalam servis akan konsentrasi rendah. Adapun
menyebrangkan bola dan melewati pelaksanaan servis atas adalah:
net setiap kali servis.
1) Servis tangan bawah
Posisi awal untuk melakukan
sevis tangan bawah adalah berdiri
dengan posisi melangkah dengan kaki
depan yang berlawanan dengan tangan
yang akan memukul bola. Tangan yang
akan memukul bola haruslah lurus dan
kencang. Sikut jangan sampai bengkok
sampai bola terpukul. a) Persiapan
(1)Berdiri diluar garis belakang,
putar bahu sedikit kea rah garis
samping/garis pinggir
(2)Telapak tangan kiri memegang
bola lurus ke depan setinggi bahu
b) Pelaksanaan
(1)Lemaparan bola ke atas belakang
bahu
(2)Lemparkan tanpa atau dengan
sedikit spin
(3)Ayunkan lengan ke belakang Setelah bola berhasil dipukul maka
(4)Arahkan sikut ke atas dan dekat smasher segera mendarat kembali
telinga dengan menggunakan kedua kaki
(5)Pukul dengan tumit telapak dalam keadaan lentur. Smash dalam
tangan yang terbuka permainan bola voli sangat penting,
(6)Pukul bola dengan tangan keberhasilan suatu regu dalam
menjangkau penuh memenangkan suatu pertandingan bola
(7)Gulung pergelangan tangan voli banyak ditentukan oleh smash.
dengan penug tenaga Sebab smash merupakan cara termudah
(8)Pandangan kea rah bola sampai untuk memenangkan angka, seperti
melakukan pukulan yang dikemukakan Beutelstahl (1986:
c) Gerak lanjut 23), kalau pemain hendak
(1)Langkahkan kaki belakang ke memenangkan pertandingan bola voli,
depan mereka harus menguasai tehnik smash
(2)Jatuhkan lengan dengan perlahan yang sempurna.
(3)Bergerak ke lapangan Dalam permainan bola voli
3) Jump Service smash berguna sebagai alat
Cara melakukan: penyerangan yang paling mematikan
Berdiri di belakang garis seperti yang dikatakan oleh M. Yunus
menghadap ke arah net. Kedua lengan (1992 : 108), smash merupakan
memegang bola, kemudian bola pukulan yang utama dalam
dilambungkan tinggi (± 3 meter) agak penyerangan dalam usaha mencapai
ke depan badan. Setelah itu tekuk kemenangan. Oleh karena itu setiap
kedua lutut untuk awalan melakukan pemain dalam satu tim harus benar-
lompat yang setinggi mungkin. benar menguasai smash dengan baik,
Pukulan bola ketika berada di kerena smash merupakan serangan
ketinggian seperti melakukan gerakan utama.
smash, lecutkan pergelangan tangan e. Teknik Spike
secepat-cepatnya, sehingga Menurut Muhadjir (2006: 23).
menghasilkan pukulan topspin yang Teknik spike adalah salah satu teknik
tinggi agar bola secepat mungkin turun dasar bola voli yang harus dikuasai
ke daerah lapangan lawan. oleh seorang pemain bola voli, karena
d. Smash (Spike) Adalah “spike” merupakan penyerangan yang
gerakan memukul bola yang dilakukan efektif untuk mematikan permainan
dengan kuat dan keras serta jalanya lawan guna memperoleh angka. Oleh
bola dengan cepat, tajam, dan sebab itu “spike” dalam permainan bola
memasuki serta diterima lawan. voli sangat penting peranannya tanpa
Apabila dilakukan dengan cepat dan mengenyampingkan teknik dasar yang
tepat ( Syarifuddin, 1997 : 58 ) lainnya. Masalah penelitian ini adalah:
Awalan pada smash diawali pada mengetahui hubungan antara panjang
saat bola lepas dari tangan pengumpan lengan dengan kemampuan teknik
dengan ketinggian bola mencapai 3 m spike dalam permainan bola voli,
keatas pada saat itulah smasher mengetahui hubungan antara tinggi
bergerak ke bola dan menghampirinya. badan dengan kemampuan teknik spike
Setelah jarak bola sudah cukup dekat, dalam permainan bola voli, dan
kira-kira sejangkauan lengan pemukul mengetahui hubungan antara panjang
maka segera smasher meloncat keatas lengan dan tinggi badan secara
dan meraih di atas jaring dengan suatu bersama-sama dengan kemampuan
pukulan. Pukulan bola secepatnya dan teknik spike dalam permainan bola
pada titik tertinggi di atas jaring. voli.
f. Otot – otot lengan yang terlibat besar. Masing-masing lapangan
dalam melakukan teknik spike terdiri dari daerah serang dan daerah
adalah sebagai berikut : pertahanan. Daerah serang adalah
Otot bahu terdiri dari : daerah daerah yang dibatasi oleh
1. Atlet menggunakan teknik spike garis tengah lapangan dengan
dengan otot yang bernama muskulus luasnya 9 x 3 meter. Setiap sudut
deltoid atau otot segi tiga menurut sebelah kanan dibelakang garis
syaifudin, (1997: 38) mengatakan akhir, terdapat petak-petak untuk
bahwa otot ini membentuk lengkung melakukan servis atau petak
bahu dan berpangkal pada bagian isi servis/sajian. Petak servis sekurang-
tulang selangka ujung bahu, tulang kurangnya ia harus berjarak 2 meter.
belika dan diafase tulang pangkal b. Jaringan atau Net
lengan. Diatara otot ini dan taju Jaring untuk permainan bola voli
tulang besar dan pangkal lengan berukuran lebih dari 9,50 meter dan
terdapat kandung lender, fungsinya lebar tidak lebih dari 1,00 meter
untuk mengangkat lengan sampai dengn petak-petak atau mata jarring
mendatar. 10 x 10 cm, tinggi jarring untuk
2. Set up-er melakukan teknik spike putra 2,43 meter dan puti 2,24
kemudian menggunakan otot yang meter, tepian atas terdapat pita putih
bernama muskulus sibcapularis atau selebar 5 cm
otot depan tulang belikat menurut c. Tongkat atau Rol
syarifuddin, (1991: 38). Mengantakn Di dalam pertandingan permainan
bahwa, otot ini mulai dari depan bola voli yang sifatnya nasional atau
tulang belikat, menuju taju kecil internasional di atas batas samping
tulang pangkal lengan, di bawah jaring di pasang tongkat atau rot
uratnya terdapat kandung lender, yang menonjol ke atas setinggi 80
fungsinya menegakan dan memutar cm dari tepi jaring. Tongkat itu
tulang humerus ke dalam. terbuat dari bahan fiberglass dengan
g. Block adalah gerakan membendung ukuran 180 cm dengan di beri warna
serangan lawan dengan kedua belah kontras
tangan menjulur tinggi melebihi net d. Bola
dan dekat net. Bola harus terbuat dari bahan yang
3. Peraturan Permainan Bola Voli lunak atau lentur, bentuk dengan di
a. Lapangan dan Ukurannya dalamnya dari bahan karet atau
M. Yunus (1992:112) semacamnya bewarna terang serta
Lapangan permainan bola voli bola yang di pergunakan di
berbentuk persegi panjang dengan dalamnya berukuran besar 260 –
ukuran panjang 18 meter dan lebar 9 280 gr dan keliling Bola 65- 67 cm.
meter, dan semua garis batas e. Pemain
lapangan garis tengah, garis daerah Jumlah dalam lapangan permain
serang ada 3 meter (daerah depan) sebanyak 6 orang setiap regu dan
garis batas itu diberi batas dengan ditambah 6 orang sebagai pemain
menggunakan tali, kayu, cat, kapur, cadangan.
kertas yang lebarnya tidak lebih dari f. Kemenangan Suatu Reli
5 cm. lapangan permainan bola voli Suatu reli dalam permainan bola
terbagi menjadi 2 bagian sama besar voli setiap reli memperoleh satu
yang masing-masing luasnya 9x 9 angka. Apabila regu penerima
meter. Ditengah lapangan dibatasi memenangkan suatu reli akan
garis tengah yang membagi mendapat satu angka dan mendapat
lapangan menjadi dua bagian sama giliran service, akan melakukan
pergeseran atau roda searah jarum Sentuhan terhadap net bukan
jam. merupan suatu kesalahan, kecuali
g. Menangkan Suatu Reli pemain tersebut menyentuh pada
Suatu set kecuali set V di saat berusaha memainkan bola atau
menangkan oleh regu rang lebih dengan sengaja memengang net.
dahulu yang mendapatkan angka 25
dengan minimal selisi 2 angka. j. Time Out (Technical Time Out)
Dalam kedudukan 24 – 24 Seluruh time out yang di minta
permainandi lanjutkan sampai lamanya 30 detik. Untuk kejuaraan
tercapai selisih 2 angka (cari dua dunia dan pertandingan resmi FIVB
point). Dalam kedudukan set 2 – 2 pada set 1 sampai 4, terdapat
maka set penentuan (set V) di tambahan technical time out, masing
mainkan hingga 15 dengan selisih –masing 60 detik, berlaku secara
minimal 2 angka (18 – 20 dan otomatis pada saat time yang unggul
seterusnya). mencapai angka 8 dan 1 pada saat
h. Pemain Libero penentuan (set ke 5), tidak ada
1. Penunjukan Pemain Libero, yaitu: technical time out hanya ada 2 time
a. Setiap pemain berhak menunjukkan out masing, 30 detik yang dapat di
seorang pemain bertahan (Libero) di minta setiap tim.
antara 12 pemain dari 2 tim. k. Waktu Selang
b. Sebelum pertandingan, Libero harus Seluruh waktuselang antara set
terdaftar dalam skorset pada daftra adalah tiga menit waktu selang
posisi yang telah di sediakan antara set kedua dan ketiga dapat
nomornya harus sudah terdaftar ditambah hingga 10 menit oleh
pada lembar posisi pada set pertama organisasi yang berhak dengan
c. Libero tidak boleh menjadi kapten permintaan dari panitia.
regu atau kapten pemain Adapun tingkatan sanksi dalam
2. Perlengkapan Libero permainan bola voli adalah sebagai
Libero harus memakai seragam berikut :
jaket/topi berdesain khusus baju a. Penalti: suatu sikap kasar yang
kaos harus berwarna kontras di pertama kali dalam pertandingan
bandingkan dengan anggota tim oleh tim dikenakan sanksi
yang lain, seragam libero harus kehilangan reli
mempunyai desain yang berbeda b. Dikeluarkan: seorang anggota tim
tetapi bernomor seperti anggota tim yang dikeluarkan tidak dapat
yang lainnya. bermain untuk sisa set dan harus
3. Gerakan-gerakan Libero Dalam tetap duduk didalam daerah pinalti,
Permainan dibelakang bangku cadangan
a. Libero diizikan untuk menggati regunya tanpa ada konsekuensi yang
setiap pemain dipoisi baris lain, pemain yang medapat penalty
belakang. kehilangan haknya untuk campur
b. Libero di batasi untuk berperan tangan didalam permainan set dah
sebagai pemain baris belakang dan harus tetap duduk didaerah penalty
tidak diizikan untuk melakukan c. Diskualifikasi: anggota regu yang
serangan dari manapun (termasuk di dikenakan sanksi diskualifikasi
lapangan permainan di daerah harus meninggalkan daerah kawasan
bebas) Libero tidak di perkenankan pertandingan. Untuk sisa
service block atau mencoba pertandingan tanpa ada kembali dan
memblock. konsekuensi yang lain.
i. Menyentuh (Kontak) Net Kartu-kartu Sangsi
Adapun kartu sanksi yang diberikan lurus kedepan sehingga posisi garis
dalam permainan bola voli yakni: Frankfurt mendatar (horizontal)
a. Peringatan, secara lisan atau isyarat  Rapatkanlah penanda atau pengukur
tanpa kartu itu pada skala yang tertera pada
b. Hukuman “kartu kuning” pengukur tadi
c. Dikeluarkan “kartu merah” Sikap dan cara tersebut diatas,
d. Diskualifikasi, kartu kuning dan juga dikerjakan demikian
merah ( disatukan ) seandainya pengukur tinggi badan
4. Tinggi Badan atau pengukur lainya. Tinggi badan
a. Pengertian Tinggi Badan dicatat sampai bilangan 10 cm.
Menurut Dwiyono (1989:
13) yang dimaksud dengan tinggi a. Kekuatan otot
badan adalah “segenap jasad Kekuatan merupakan
manusia atau pokok tubuh manusia kemampuan otot atau sekelompok
yang dilihat dari batas bagian kaki otot untuk mengatasi suatu beban
sampai bagian atas “sedangkan atau tahanan dalam menjalankan
menurut Krisdalaksana (1999: 441) suatu aktivitas. Berkaitan dengan
mengemukakan pula bahwa “tinggi kekuatan otot KONI (1993: 18)
badan adalah keseluruhan badan menjelaskan, “Kekuatan adalah
manusia mulai dari bagian kaki kemampuan otot untuk
sampai bagian kepala. membangkitkan tegangan terhadap
b. Alat dan Bahan Mengukur Tinggi suatu tahanan”. Menurut Suhendro
1. Alat mengukur tinggi (1999: 4.3) bahwa, “Kekuatan
Alat untuk mengukur tinggi badan adalah kemampuan otot atau
adalah meter atau stadiometer sekelompok otot untuk
2. Teknik mengukur tinggi badan mengerahkan tenaga maksimal
Sebelum melakukan dalam menahan beban tertentu
pengukuran terlebih dahulu dalam suatu aktivitas dengan waktu
ditentukan tanda Frankfurt. Garis terbatas”. Menurut Sajoto (1995: 37
tersebut ditarik dari mangkal telinga 8) bahwa, “kekuatan (strength)
sebelah atas kepinggir lekuk mata adalah komponen kondisi fisik
bagian bawah. Tanda ini dibuat dari seseorang tentang kemampuannya
muka sebelah kanan. Biasanya dalam mempergunakan otot untuk
untuk efisiensi pengukuran tanda menerima beban sewaktu bekerja”.
yang sebenarnya tidak perlu dibuat. Berdasarkan pengertian kekuatan
Jadi cukup membayangkan ada garis yang dikemukakan para ahli tersebut
yang menghubungkan pangkal dapat disimpulkan, kekuatan adalah
telinga bagian atas dengan pinggir kemampuan otot atau sekelompok
lekuk mata bagian bawah. Garis otot untuk mengatasi atau menahan
tersebut dalam posisi mendatar beban selama menjalankan suatu
(Horizontal). Adapun langkah- aktivitas kerja fisik. Kekuatan
langkah dalam mengukur tinggi merupakan kemampuan dasar untuk
badan adalah sebagai berikut: mengatasi tahanan dalam setiap
 Orang yang diukur berdiri tegak aktivitas fisik. Dari pengertian
diatas stadium meter membelakangi tersebut dapat dirumuskan kekuatan
dan merapat kea lat pengukur teling otot lengan adalah kemampuan otot
 Kedua tumit bersentuhan satu sama atau segerombol otot lengan untuk
lain, ujung kaki depanya sedikit mengatasi suatu beban atau tahanan
membuka dan mata menghadap dalam menjalankan suatu aktivitas.
b. Anatomi otot-otot lengan
Di dalam belajar keterampilan gerak menjadi 3 bagian besar: (1) sceleton
atau olahraga banyak berhubungan brachii, (2) sceleton ante brachii,
dengan kesanggupan seseorang (3) sceleton mani". Tulang-tulang
untuk menggunakan anggota- pada lengan tersebut dilapisi
anggota tubuhnya untuk melakukan berbagai macam otot. Otot-otot yang
gerakan yang memiliki rangkaian terdapat pada lengan menurut
urutan gerak yang teratur, cepat, Evelyn Pearce (1999:112) yaitu:
tepat, luwes dan lancar. Aspek “Otot deltoid, otot trisep, otot
utama dalam belajar keterampilan brakhioradialis, otot extensor karpi
gerak adalah tercapainya radialis longus, otot extensor
otomatisme dalam melakukan digitorum, otot extensor dan
gerakan. Oleh karena itu, untuk abduktor ibu jari, otot ankonecus,
dapat melakukan keterampilan gerak otot extensor karpiulnaris, otot
olahraga, maka otot-otot dan tulang extensor retinakulum”.
harus kuat. Otot merupakan bagian B. METODE PENELITIAN
tubuh yang sangat penting untuk
aktivitas sehari-hari. Otot adalah Metode yang dipergunakan
jaringan yang mempunyai dalam penelitian ini adalah metode
kemampuan khusus yaitu eksperimen lapangan. Metode
berkontraksi, dan dengan jalan eksperimen lapangan adalah metode
berkontraksi maka gerakan yang hendak menemukan factor-faktor
terlaksana. Berkaitan dengan otot sebab akibat, mengontrol peristiwa-
Evelyn Pearce (1999:15) peristiwa dalam interaksi variabel-
menyatakan, “Otot adalah jaringan variabel serta meramalkan hasil-
yang mempunyai kemampuan hasilnya pada tingkat tertentu (Winarno
khusus yaitu berkontraksi, dan S, 1989: 149).
dengan jalan demikian maka 1. Sumber Data
gerakan terlaksana". Menurut Jenis data yang akan dikumpulkan oleh
Syaifuddin (1997:35) bahwa, "Otot penulis dalam penelitian ini terbagi
dapat mengadakan kontraksi dengan dalam dua jenis, yaitu:
cepat, apabila mendapat rangsangan a. Data kepustakaan, yaitu data yang
dari luar". Ditinjau dari gerakan diperoleh dari literatur seperti buku,
servis bawah bolavoli, lengan majalah, internet, dan lain
merupakan bagian tubuh yang sebagainya. Karakteristik data
dominan dalam gerakan servis. kepustakaan yang dikumpulkan
Dalam melakukan servis otot-otot dapat dikategorikan dalam dua jenis,
lengan haruas dikerahkan menurut yaitu :
kebutuhannya. Dengan 1) Data primer, yaitu data yang
mengerahkan kekuatan dari otot-otot berkaitan dengan panjang lengan
lengan, maka pukulan servis yang dengan tinggi badan terhadap
dilakukan sampai dan tepat pada kemampuan teknik spike pada
sasaran yang diinginkan. permainan bola voli siswa kelas IX
Ditinjau dari anatomi, lengan SMP Negeri 1 Bolo.
merupakan anggota gerak atas. 2) Data sekunder, yaitu literatur lain
Sebagai anggota gerak atas lengan yang mendukung penelitian ini
terdiri dari seluruh lengan, mulai seperti kamus-kamus, buku-buku
dari pangkal lengan sampai ujung yang membahas tentang masalah
jari tangan. Menurut Hasan Doewes panjang lengan dengan tinggi badan
(1993: 22) bahwa, "Rangka dari serta kemampuan teknik spike pada
pada anggota gerak atas dibagi permaninan bola voli.
b. Data lapangan, yaitu data yang 6 IX F 23 15 38
diperoleh dari hasil penelitian 7 IX G 21 16 37
penulis di lokasi penelitian. Jumlah 150 132 265
Karakteristik data lapangan yang
dikumpulkan dapat di Sumber : Data Primer diolah tahun
kategorisasikan dalam dua jenis, 2013
yaitu : 2. Sampel Penelitian
1) Data primer, yaitu data lapangan Sampel adalah sebagian dari
yang mengungkapkan tentang populasi yang dipandang sebagai
hubungan antara panjang lengan wakil populasi (Netra, 1971:59).
dengan tinggi badan terhadap Penentuan besar kecilnya jumlah
kemampuan teknik spike pada anggota sampel dalam penelitian,
permainan bola voli siswa putra penelitian berpedoman pada
kelas IX SMP Negeri 1 Bolo. penjelasan Arikunto yaitu : apabila
2) Data Sekunder, yaitu data lapangan subjeknya kurang dari 100, maka
lain yang mendukung penelitian ini akan diambil semua. Akan tetapi
seperti sejarah berdirinya SMP jika subjeknya besar atau lebih dari
Negeri 1 Bolo, keadaan sarana dan 100 maka di ambil 10%-15% atau
prasarana, keadaan siswa dan lain 20%-25% atau lebih.
sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas,
1. Populasi maka untuk menyederhanakan dalam
Populasi adalah keseluruhan pengolahan data dalam penelitian ini,
objek penelitian (Arikunto, 2006:31) peneliti tidak langsung menyelidiki
sedangkan ahli lain mengatakan semua populasi, akan tetapi hanya
bahwa populasi adalah sebagai mempergunakan sebagian dari jumlah
seluruh individu yang menjadi populasi yaitu yang disebut sampel.
subjek penelitian (Netra, 1979). Selanjutnya mengenai pengambilan
Berdasarkan kedua pendapat di atas sampel peneliti berpedoman pada
bahwa yang dimaksud dengan pendapat ahli yang mengatakan bahwa
populasi adalah keseluruhan subjek : sebenarnya tidak ada sesuatu
penelitian yang digunakan sebagai ketentuan yang mutlak untuk
sasaran penelitian. Jadi yang menentukan beberapa porsen sampel
menjadi populasi dalam penelitian tersebut harus diambil dari populasi
ini adalah seluruh siswa putra kelas dari ketiadaan yang mutlak tersebut itu
IX SMP Negeri 1 Bolo tahun tidak perlu menimbulkan keragu-
pelajaran 2013/2014 yang berjumlah raguan pada seorang peneliti (Hadi,
150 siswa putra yang terbagi dalam 1989:112).
8 kelas. Berdasarkan pendapat tersebut di
Table. 3.1 Jumlah Populasi Dalam atas maka peneliti mengambil sampel
Penelitian sebesar 20% dari jumlah populasi
dengan menggunakan “Teknik
Jumlah PropotionalRandom Sampling” dengan
No Kelas Populasi Jumlah langkah-langkah sebagai berikut :
Putra Putri sampel dalam penelitian ini adalah
1 IX A 23 18 40 20% dari 150 orang siswa putra kelas
2 IX B 21 17 38 IX SMP Negeri 1 Bolo Kabupaten
3 IX C 20 16 36 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014,
4 IX D 21 17 38 dengan menggunakan Teknik
5 IX E 21 17 38 Propotional Random Sampling yaitu
sebagi berikut :
Tabel 3.2. Sampel dokumenter dalam penelitian ini adalah
Penelitian untuk memperoleh data tentang jumlah
Sampel Siswa dan nama siswa pemain bola voli pada
No Kelas Ket
Putra siswa Putra kelas IX SMP Negeri 1
IX A 20 Bolo tahun Pelajaran 2013/2014
𝑥 23 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 5
1 100 2. Metode Test Perbuatan
Orang
= 4,6 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 Dalam buku Evaluasi Pendidikan
IX B 20 dijelaskan bahwa : “Test adalah alat
𝑥 21 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 4 pengumpulan data yang berbentuk
2 100 Orang suruhan-suruhan yang harus
= 4,2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
IX C 20 dilaksanakan oleh subyek penelitian”
𝑥 20 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 4 (Nurkencana, 1998:28). Ahli lain
3 100 Orang mengatakan bahwa: “Test adalah suatu
= 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
IX D 20 cara untuk mengadakan penilaian
𝑥 21 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 4 terhadap suatu subyek atau pun
4 100 Orang obyek-obyek tertentu untuk
= 4,2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
IX E 20 mendapatkan data secara cepat, dan
𝑥 21 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 4 tepat” (Purwanto, 2004:44). Dari kedua
5 100 Orang pendapat tersebut maka yang dimaksud
= 4,2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
IX F 20 dengan test adalah suatu alat
𝑥 23 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 5 pengumpulan data yang berbentuk
6 100 Orang suruhan-suruhan, yang harus
= 4,6 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
IX G 20 dilaksanakan oleh subyek penelitian
𝑥 21 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 4 guna mengadakan penilaian untuk
7 100 Orang mendapatkan data secara cepat dan
= 4,4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
30 tepat.
Jumlah Sehubungan dengan hal tersebut
Orang
di atas, maka dalam penelitian ini
Teknik Pengumpulan Data menggunakan test perbuatan dengan
1. Metode dokumen maksud untuk memperoleh data
Metode dokumenter hubungan antara panjang lengan dan
dipergunakan sebagai metode tinggi badan dengan kemampuan
penunjang atau pengumpulan data. Jadi teknik spike terhadap permainan bola
pencatat dokumenter adalah satu voli siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bolo
metode yang digunakan untuk tahun pelajaran 2013/2014.
mengumpulkan data yang berupa arsip- Tehnik Analisa Data
arsip pada suatu lembaga atau institut Data yang dikumpulkan selama
tertentu. mengadakan penelitian perlu diolah
Metode dokumenter adalah suatu dan dianalisa dengan penuh ketelitian,
cara untuk memperoleh data dengan keuletan secara cermat, sehingga akan
jalan mengumpulkan segala macam mendapatkan suatu kesimpulan tentang
dokumen serta mengadakan pencatatan obyek-obyek penelitian yang banyak.
yang sistematis (Nasution, 2000:77). Dalam penelitian ini penulis
Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa mempergunakan analisis statistik,
: “Metode dokumenter adalah suatu karena data yang dikumpulkan bersifat
cara untuk mencari data atau hal-hal kuantitatif, yaitu berupa angka-angka.
yang berupa catatan transkrip” Statistik dalam arti luas cara ilmiah
(Margono, 2004:181). Berdasarkan yang diperlukan, menyimpan
kedua pendapat diatas, maka yang menyajikan, dan menganalisa data hasil
dimaksud dengan pencatatan
penelitan yang berupa angka-angka. ( mengenyampingkan teknik dasar
Hadi, 2000: 257). yang lainnya.
Jadi berdasarkan pendapat di 2. Tinggi Badan
atas, maka penulis menyimpulkan Tinggi badan adalah “segenap jasad
bahwa, teknik untuk menganalisa data manusia atau pokok tubuh manusia
yang berupa angka-angka, sehubungan yang dilihat dari batas bagian kaki
dengan penelitian ini menggunakan sampai bagian atas
analisis statistik, maka rumus yang di 3. Panjang Lengan
pakai adalah rumus produt moment. Panjang lengan adalah bagian dari
Adapun rumus yang maksud adalah: tubuh manusia dilihat mulai dari
n(∑xy) − (∑x)(∑y) ujung tangan sampai dengan bagian
𝐫𝐱𝐲 = leher.
√n(∑x 2 )(∑χ)2 ∑y 2 (∑y)2
C. HASIL PENELITIAN
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara
Untuk mengukur panjang
variabel x dan y
lengan menggunakan
∑x = Jumlah variabel x
anthropometer. Tes panjang lengan
∑xy = Jumlah perkalian skor x dan y
ini di lakukan dengan pengkuran
∑x2 = Jumlah kuadrat dari variabel
anthropometer dengan ketentuan
x
sebagai berikut:
∑y2 = Jumlah kuadrat dari variabel
1) Berdiri tegak dengan kedua lengan
y
lurus ke bawah, telapak tangan
(x2) = Kuadrat jumlah variabel x
menghadap ke dalam.
(y2) = Kuadrat jumlah variabel y
2) Pengukuran di lakukan dari sendi
menguji nilai rxy
bahu os acroneon) sampai ke ujung
jari tengah dari salah satu tangan.
Langkah-langkah Menganalisa
3) Datuan panjang di tentukan dalam
Data:
centi meter (cm)
1. Merumuskan hipotesis nol (Ho)
a. Mengukur Tinggi Badan
2. Membuat tabel kerja
(Anthopometer)
3. Memasukkan data dalam rumus
Testee di kumpulkan dan di
4. Menguji nilai r
ukur tinggi badanya, pelaksanaan
5. Menarik kesimpulan analisis.
pengukutan tinggi badan adalah di
ukur dengan alat anthropometer
Definisi Operasional Variabel
yaitu di ukur dari antai dampai
Untuk lebih mempermudah
kepala bagian atas atau vertex,
pengertian mengenai variabel-variabel
kepaala di atur dalam posisi frankurt
yang berhubungan dengan pelaksanaan
posisi kaki rapat berdiri dalam posisi
penelitian ini, maka dijelaskan sebagai
lurus. Posisi frankurt ialah berdiri
berikut:
dengan punggung rata sejajar
1. Teknik Spike
dengan garis lurus pandangan mata
Teknik spike adalah salah satu
kearah depan. Garis antara titik
teknik dasar bola voli yang harus
lubang telinga dengan sudut mats
dikuasai oleh seorang pemain bola
sejajar “ tinggi badan masing-
voli, karena spike merupakan
masing di catat dalam satu cm, dari
penyerangan yang efektif untuk
data tinggi badan dan di urutkan dari
mematikan permainan lawan guna
yang ter tinggi sampai yang ter
memperoleh angka. Oleh sebab itu
rendah.
spike dalam permainan bola voli
Alat yang di gunakan kertas
sangat penting peranannya tanpa
blangko pengukuran pencil dan
penghapus sebagai pengamat Cara penyekoran:
pelaksanaan penelitiandan seorang a) Skor diambil dari angka sasaran.
pencatat hasil pengukuran. b) Bola yang menyentuh batas sasaran,
b. Tes teknik spike di hitung telah masuk sasaran
Untuk mengukur tes dengan angka yang lebih besar.
kemampuan teknik spike di lakukan c) Skor = 0, jika pemukul menyentuh
dengan tes teknik spike atau teknik jarring dan atau jatuh di luar sasran
smash di depan atas net tes ini ber meskipun skor = 0, waktu tetap di
tujuan untuk mengukur kemampuan catat, untuk lebih jelasnya.
melakukan teknik spike atau
serangan di atas net ke sasaran 1. Hasil Pengolahan Data dan
dengan terarah adapun dalam Analisis Data
pelaksanaanya tes ini di lakukan Pengolahan data yang dilakukan
dengan metode revirisi atau dalam penelitian ini adalah dengan
kesempatan artinya melakukan mengukur variabel-variabel penelitian
dengan beberapa kesempatan yang dinatranya adalah kemampuan teknik
di berikan. Tujuan untuk mengukur spike dihubungkan dengan tinggi badan
kemampuan untuk melakukan dan panjang lengan pada cabang
teknik spike dadaran dengan cepat olahraga bola voli.
dan terarah Seteleh data dari hasil tes
1) Alat yang digunakan: bola voli 3 terkumpul, maka selanjutnya adalah
buah, lapangan bola voli, pengaris, pengolahan data dan menganalisis data-
alat tulis, kapur dan tester. data tersebut sesuai dengan prosedur
2) Petugas, memberikan aba-aba, pendekatan statistik yang digunakan.
pengambilan waktu dan pencatatan Pengolahan data yang pertana
skor. dilakukan adalah mencari rata-rata dari
3) Adapun dalam pelaksanaan test ini setiap kelompok. pengukuran rata-rata
di lakukan dengan metode revitisi hasil teknik spike dihubungkan dengan
kesempatan artinya melakukan tinggi badan dan panjang lengan pada
dengan beberapa kesempatan yang cabang olahraga bola voli. Diperoleh
diberikan. hasil seperti terangkum pada tabel
Pelaksanaan: berikut:
a) Teste berdiri di daerah teknik spike Tabel 4.2: Hasil Tes Pengukuran
dengan menggunakan teknik spike Tinggi Badan (X1) dan Panjang
quick. Lengan (X2) Siswa Kelas IX SMP
b) Subyek melakukan teknik spike Negeri 1 Bolo
dengan tiga kali kesempatan, dan Hasil Pengukuran
jumlah bola yang masuk dijadijan No Nama Tinggi Panjang
Badan Lengan
subyek yang bersangkutan. (cm) (cm)
c) Teknik spike yang sah di hitung 1 Ardianyash 167 67

adalah teknik spike yang masuk dan 2 Fadlan Yaser 168 68

sesuai dengan teknik spike. 3 Firdaus 167 67

d) Apabila teknik spike tidak masuk 4 Firmansyah 168 68

dan tangan menyentuh bibir net di 5 Haerudin Azis 166 66


beri skor nol, dan apabila masuk 6 Hidayatullah 166 67
pada garis di antara dua skor maka 7 Idham Khalik 166 66
di ambil skor yang paling besar, 8 Ikbal 167 67
e) Skor keseluruhan di ambil dari 9 Imam S Arifin 168 68
banyaknya jumlah arah teknik spike 10 Ismail M. Ali 167 67
yang masuk secara sah. 11 Muhammad Fikram 167 67
12 Muhammad Ridwan 165 65 Bambang
25 60 70 85 85
Kurniawan
13 Muhtar Ahmad 167 67
26 Bani Israil 40 60 80 80
14 Syarifudin 168 68 Arif Rahman
27 50 75 60 75
15 Wawan 168 68 Hakim
Kurniawansyah 28 Bahtiar 40 50 70 70
16 Jamaludin 166 66 29 Ermansyah 40 50 70 70
17 Burhan 167 67 30 Ibrahim 50 75 60 75
18 Kurniawan 167 67 Total Skor 1290 1885 2230 2315
19 Amirudin 165 66 Nilai Rata-rata 43 62.8 74.3 77.16
20 Firdausi akhlak 167 67
21 Adi Dahlan 168 68 Berdasarkan tabel 4.3 di atas,
22 Fitrianingsih 168 68 jumlah kesluruhan siswa hasil tes
23 Ade Putra 169 68
24 M. Yamin 170 69
kemampuan spike pada tes pertama
25 Bambang Kurniawan 169 68 adalah 1290 dengan nilai rata-rata 43,
26 Bani Israil 170 69 nilai tes keseluruhan tes kedua 1885
27 Arif Rahman Hakim 169 69
28 Bahtiar 168 68 dengan nilai rata-rata 62.8, skor
29 Ermansyah 170 69 keseluruhan untuk tes ketiga adalah
30 Ibrahim 171 70
Total 5209 2025
2230 dengan skor rata-rata 74.3.
Rata-rata 173 67,5 Kemudian skor keseluruhan dari skor
tertinggi adalah 2315 dengan nilai rata-
Tabel 4.3 : Hasil Tes Kemampuan rata 77.16 dengan jumlah siswa
Teknik Spike (Y) pada Permainan Bola keseluruhan 30 orang.
Voly Siswa Kelas IX SMP Negeri 1
Bolo 1. Pengujian Hipotesis

Teknik Spike
Skor Agar data yang terkumpul punya
No Nama Tes Tes Tertinggi
Tes I
II III
arti, maka data yang masih mentah itu
1 Ardianyash 40 60 70 70 perlu di olah dianalisa secara cermat.
2 Fadlan Yaser 30 60 75 75 Langkah-langkah analisa data adalah;
3 Firdaus 40 70 80 80 (a). Merumuskan Hipotesis Nihil (Ho),
4 Firmansyah 50 70 80 80 (b). Menyusun Tabel Kerja, (c).
5 Haerudin Azis 50 70 60 70 Mendistribusikan Data Kedalam
6 Hidayatullah 60 60 80 80 Rumus, (d). Menguji Nilai r (e).
7 Idham Khalik 50 60 80 80 Menarik Kesimpulan
8 Ikbal 30 50 75 75
Imam S Arifin
a. Merumuskan Hipotesis
9 40 50 75 75
10 Ismail M. Ali 30 70 50 70
Nihil (Ho)
11
Muhammad
30 60 80 80
Untuk menguji hipotesis alternatif (Ha)
Fikram yang diajukan tersebut, maka harus
Muhammad
12
Ridwan
40 60 85 85 dirubah kedalam hipotesis nihil (Ho)
13 Muhtar Ahmad 30 50 75 75 yang berbunyi: Tidak ada hubungan
14 Syarifudin 40 60 70 70 antara panjangan lengan dan tinggi
Wawan
15
Kurniawansyah
40 85 60 85 badan dengan kemampuan spike dalam
16 Jamaludin 30 50 70 70 permainan bola voli pada siswa kelas
17 Burhan 40 60 75 75 IX SMP Negeri 1 Bolo tahun pelajaran
18 Kurniawan 50 60 80 80 2012/2013.
19 Amirudin 40 70 85 85
20 Firdausi akhlak 40 70 80 80 b. Menyusun Tabel Kerja
21 Adi Dahlan 50 70 80 80
22 Fitrianingsih 50 60 75 75
23 Ade Putra 60 70 80 80
24 M. Yamin 50 60 85 85
Tabel. 4.5: Tabel
Persiapan untuk Sampel yang Berkorelasi dengan Rumus

No X1 Y 𝑿𝟏𝟐 𝒀𝟐 XY X2 Y X𝟐𝟐 𝒀𝟐 XY
1 167 70 27889 4900 11690 67 70 4489 4900 4690
2 168 75 28224 5625 12600 68 75 4624 5625 5100
3 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
4 168 80 28224 6400 13440 68 80 4624 6400 5440
5 166 70 27556 4900 11620 66 70 4356 4900 4620
6 166 80 27556 6400 13280 67 80 4489 6400 5360
7 166 80 27556 6400 13280 66 80 4356 6400 5280
8 167 75 27889 5625 12525 67 75 4489 5625 5025
9 168 75 28224 5625 12600 68 75 4624 5625 5100
10 167 70 27889 4900 11690 67 70 4489 4900 4690
11 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
12 165 85 27225 7225 14025 65 85 4225 7225 5525
13 167 75 27889 5625 12525 67 75 4489 5625 5025
14 168 70 28224 4900 11760 68 70 4624 4900 4760
15 168 85 28224 7225 14280 68 85 4624 7225 5780
16 166 70 27556 4900 11620 66 70 4356 4900 4620
17 167 75 27889 5625 12525 67 75 4489 5625 5025
18 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
19 165 85 27225 7225 14025 66 85 4356 7225 5610
20 167 80 27889 6400 13360 67 80 4489 6400 5360
21 168 80 28224 6400 13440 68 80 4624 6400 5440
22 168 75 28224 5625 12600 68 75 4624 5625 5100
23 169 80 28561 6400 13520 68 80 4624 6400 5440
24 170 85 28900 7225 14450 69 85 4761 7225 5865
25 169 85 28561 7225 14365 68 85 4624 7225 5780
26 170 80 28900 6400 13600 69 80 4761 6400 5520
27 169 75 28561 5625 12675 69 75 4761 5625 5175
28 168 70 28224 4900 11760 68 70 4624 4900 4760
29 170 70 28900 4900 11900 69 70 4761 4900 4830
30 171 75 29241 5625 12825 70 75 4900 5625 5250
∑n ∑X1 ∑Y ∑𝑿𝑿𝑿 ∑𝑿𝑿 ∑XY ∑X2 ∑Y ∑𝑿𝑿𝑿 ∑𝑿𝑿 ∑XY
30 50290 2315 25290841 179425 388060 2025 2315 4100625 179425 156250
∑X1 = 50290 ∑Y = 2315
∑XY = 388060
c. Mendistribusi Data Ke ∑X12= 25290841 ∑Y2 = 179425
Dalam Rumus
Setelah diketahui ∑X1, ∑X2, Y, dan
∑XY, maka langkah selanjutnya adalah 30.388060 − (50290). (2315)
mendistribusikan data / nilai ke dalam =
√[30.25290841 − (50290)²]. [30.2315 − (179425)²
rumus, dan rumus yang dipakai untuk
menganalisa data ini adalah rumus t_tes 11641800−116421350
dalam bentuk pendek, yaitu : =
√758725230−2529084100.69450−32193330625
1) Analisis Hubungan Variabel X1
(tinggi badan) dengan Variabel Y
(kemampuan teknik spike) 104779550
=
Keterangan: √1770358870.32193261175
104779550 (0,361) maupun pada taraf signifikansi
=
56993625475387872250 1% (0,463).
Ternyata, rxy lebih besar dari r
104779550 tabel baik pada taraf signifikansi 5%
=
7549412260,26158 maupun 1% yaitu (1,389>0,361/0,463).
Dengan demikian hipotesa nol (Ho)
= 1.38942327 ditolak, sedangkan hipotesa alternatif
= 1.389 (Ha) diterima. Ini berarti bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara panjang
2) Analisis Hubungan Variabel X2 lengan dengan kemampuan teknik spike
(panjang lengan) dengan terhadap pada permainan bola voli siswa kelas IX
Variabel Y (kemampuan teknik spike) SMP Negeri 1 Bolo tahun pelajaran
Keterangan: 2013/2014.
∑X2 = 2025 ∑Y = 2315 2) Hubungan Variabel X2
∑XY = 156250 (panjang lengan) dengan terhadap
∑X22= 4100625 ∑Y2 = 179425 Variabel Y (kemampuan teknik spike)
N = 30. Variabel yang dicari
korelasinya adalah Variabel X2 dan
30.156250 − (2025). (2315) Variabel Y, jadi nr = 2. Dengan demikian
= df-nya adalah: df = 30-2 = 28 Dengan df
√[30.4100625 − (2025)²]. [30.2315 − (179425)²
sebesar 26, dikonsultasikan dengan tabel
4687500−4687875 nilai .r., baik pada taraf signifikansi 5%
= (0,361) maupun pada taraf signifikansi
√123018750−4100625.69450−32193330625
1% (0,463).
Hal ini menunjukan bahwa, r hitung
375 lebih besar dari r tabel baik pada taraf
= signifikansi 5% maupun 1% yaitu
√118918125.32193261175
(1,961>0,361/0,463). Dengan demikian
375 hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan
= hipotesa alternatif (Ha) diterima. Ini
3828362256566296875
berarti bahwa terdapat hubungan yang
375 signifikan antara tinggi badan dengan
= kemampuan teknik spike pada permainan
1956620110,436
bola voli siswa kelas IX SMP Negeri 1
= 1,9165703040 Bolo tahun pelajaran 2013/2014.
= 1,916 3) Menarik Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data,
d. Menguji Nilia r dapat diperoleh bahwa tinggi badan
1) Hubungan Variabel X1 memiliki hubungan yang signifikaan
(tinggi badan) dengan Variabel Y dengan kemampaun spike siswa kelas IX
(kemampuan teknik spike) pada permainan bola voli dengan
N = 30. Variabel yang dicari menunjukan nilai r hitung lebih besar dari
korelasinya adalah Variabel X1 dan pada r tabel atau (1,389>0,361/0,463).
Variabel Y, jadi nr = 2. Maka dengan Dengan demikian, hipotesis nihil (Ho)
mengacu kepada rumus di atas, dengan ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
mudah dapat kita peroleh df-nya (degrre diterima.
freedom) yaitu: df = 30-2 = 28 Dengan df Hasil analisis data hubungan antara
sebesar 28, dikonsultasikan dengan tabel variabel X2 (panjang lengan) dengan
nilai .r., baik pada taraf signifikansi 5% variabel Y (kemampaun spike)
menunjukan nilai r hitung lebih besar dari
pada nilai r tabel atau karena variabel bebas dalam penelitian
(1,961>0,361/0,463). Dengan demikian, ini ada dua variabel yaitu variabel X1
hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis (tinggi badan) dan variabel X2 (panjang
alternatif (Ha) diterima. lengan).
Berdasarkan hasil analisis di atas Berdasarkan hasil analisis data, rata-
bahwa, terdapat hubungan yang rata tinggi badan siswa adalah 173 cm
signifikan antara panjang lengan dan dan rata-rata panjang lengan siswa adalah
tinggi badan terhadap kemampuan teknik 67,5 cm dan nilai rata-rata yang diperoleh
spike pada permainan bola voli siswa dari tes kemampuan spike dari nilai
putra kelas IX SMP Negeri 1 Bolo tahun tertinggi adalah 77,16. dari hasil
pelajaran 2013/2014. pengukuran ini, peneliti mencari nilai
D. PEMBAHASAN korelasi dengan menggunakan rumus
Pelaksanaan penelitian ini korelasi product moment. Dari hasil
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bolo perhitungan nilai r hitung yang diperoleh
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. variabel X1 (tinggi badan) terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varibel Y (kemampuan spike) yaitu
hubungan antara panjang lengan dengan 1,389. Hal ini menunjukan bahwa nilai r
tinggi badan terhadap kemampuan teknik hitung lebih besar dari pada nilai r tabel
spike pada permainan bola voli siswa pada taraf signifikan 5% dan 1% yaitu
kelas IX SMP Negeri 1 Bolo. Sampel 0,361 dan 0,463. Ini berarti bahwa tinggi
yang digunakan dalam penelitian ini badan dengan kemampuan spike
adalah siswa putra 30 orang yang diambil memiliki hubungan yang kuat.
dari populasi putra sebanyak 147 orang Kemudian selanjutnya adalah hasil
kemudian diambil secara acak dengan analisis hubungan antara variabel X2
menggunakan teknik propotional random (panjang lengan) dengan variabel Y
sampling. (kemampuan spike). Hasil yang
Metode yang dipergunakan dalam diperoleh, nilai r hitung adalah 1,961
penelitian ini adalah metode eksperimen sedangkan nilai r tabel pada taraf
lapangan. Metode eksperimen lapangan signifikasn 5% dan 1% adalah 0,361 dan
adalah metode yang hendak menemukan 0,463. Hal ini membuktikan bahwa nilai r
faktor-faktor sebab akibat, mengontrol hitung lebih besar dari pada nilai r tabel
peristiwa-peristiwa dalam interaksi atau (1,961>0,361/0,463). Hal ini
variabel-variabel serta meramalkan hasil- membuktikan bahwa variabel X2 (pnjang
hasilnya pada tingkat tertentu. Dalam lengan) dan variabel Y (teknik spike)
penelitian ini ada variabel X1 (tinggi memiliki hubungan yang kuat atau tinggi.
badan), variabel X2 (panjang lengan), Dengan demikian dapat disimpulkan
dan variabel Y (kemampuan teknik bahwa ada hubungan yang kuat atau
spike). tinggi antara panjang lengan dengan
Teknik dalam pelaksanaan penelitian tinggi badan terhadap kemampuan spike
ini adalah dengan melakukan pengukuran pada permainan bola voli siswa putra
terhadap panjang lengan dan tinggi badan kelas IX SMP Negeri 1 Bolo tahun
siswa, kemudian memberikan tes untuk pelajaran 2013/2014. Dengan demikian
melakukan teknik spike pada permainan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima
bola voli. Dengan demikian akan dan hipotesisi nihil (Ho) ditolak.
diketahui hubungan antara panjang
lengan dengan kemampuan teknik spike E. KESIMPULAN
dan tinggi badan dengan kemampuan Berdasarkan hasil analisis data,
teknik spike. Pada penelitian ini diberikan rata-rata tinggi badan siswa adalah 173
tes kepada kedua variabel dengan tes cm dan rata-rata panjang lengan siswa
yang sama yaitu tes kemampuan spike adalah 67,5 cm dan nilai rata-rata yang
diperoleh dari tes kemampuan spike dari Jenderal Pendidikan Dasar dan
nilai tertinggi adalah 77,16. dari hasil Menengah.
pengukuran ini, peneliti mencari nilai
korelasi dengan menggunakan rumus Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
korelasi product moment. Dari hasil Penelitian Suatu Pendekatan
perhitungan nilai r hitung yang diperoleh Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.
variabel X1 (tinggi badan) terhadap
varibel Y (kemampuan spike) yaitu Suhendro, Andi. 1999. Dasar-Dasar
1,389. Hal ini menunjukan bahwa nilai r Kepelatihan. Jakarta:
hitung lebih besar dari pada nilai r tabel Universitas Terbuka.
pada taraf signifikan 5% dan 1% yaitu
0,361 dan 0,463. Ini berarti bahwa tinggi Dieter Beutelstahl. 1986. Belajar
badan dengan kemampuan spike Bermain Bola Volley. Bandung:
memiliki hubungan yang kuat. Pioner Jaya.
Kemudian selanjutnya adalah hasil
analisis hubungan antara variabel X2 Dwiyono. 1989. Petunjuk Atletik.
(panjang lengan) dengan variabel Y Yogyakarta. FPOK IKIP
(kemampuan spike). Hasil yang Yogyakarta.
diperoleh, nilai r hitung adalah 1,961
sedangkan nilai r tabel pada taraf Evelyn Pearce. 1999. Anatomi dan
signifikasn 5% dan 1% adalah 0,361 dan Fisiologi untuk Paramedis.
0,463. Hal ini membuktikan bahwa nilai r Jakarta: Gramedia Pusat Utama.
hitung lebih besar dari pada nilai r tabel
atau (1,961>0,361/0,463). Jadi variabel Hasan Doewes. 1993. Anatomi I.
X2 (panjang lengan) dan variabel Y Surakarta: UNS Press.
(teknik spike) memiliki hubungan yang
kuat atau tinggi. Dengan demikian dapat I.B. Netra. 1979. Statistik Inferensial.
disimpulkan bahwa ada hubungan yang Surabaya: Usaha Nasional.
kuat atau tinggi antara panjang lengan M. Yunus. 1992. Bolavoli Olahraga
dengan tinggi badan terhadap Pilihan. Jakarta: Depdikbud
kemampuan spike pada permainan bola Direktorat Jendral Pendidikan
voli siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 Tinggi.
Bolo tahun pelajaran 2013/2014. Dengan M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi
demikian bahwa hipotesis alternatif (Ha) Fisik dalam Olahraga.
diterima dan hipotesisi nihil (Ho) ditolak. Semarang: IKIP Semarang
Press.
DAFTAR PUSTAKA Margono, 2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1997/1998. Muhadjir, Noeng. 2006, Metodologi


Pendidikan Jasmani dan Penelitian Kualitatif, Ed. III;
Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Yokyakarta : Rake Sarasin.
Dirjendikti. Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan. Amung Nasution. 2000. Metodologi penelitian.
Ma’mum & Toto Subroto. 2001. Jakarta: Bumi Aksara.
Pendekatan Keterampilan Taktis Nurkancana. 1998. Metodelogi
dalam Permainan Bolavoli penelitian. Surabaya. Usaha
Konsep & Metode Pembelajaran. Nasional.
Jakarta: Depdiknas. Direktorat
Purwanto, Ngalim. 2004. Metodologi ____________ 1983. Metode Belajar dan
pendidikan. Bandung. Remaja Kesulitan-kesulitan Belajar,
Rosda Karya. Bandung :
Sutrisno Hadi, 1989. Statistik Jilid II
Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak II. Cetakan ke-17.Yogyakarta: Andi
Surakarta: UNS Press. Offset
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi
untuk Siswa Perawat. Jakarta: Winarno S, 1989. Pengantar Penelitian
Penerbit Buku Kedokteran Ilmiah Dasar: Metodik dan
EGC. Teknik: Bandung, Tarsito
Suharno HP, 1985. Ilmu
Kepelatihan.IKIP Yogyakarta Press.
Yogyakarta.
PENGARUH LATIHAN JUGGLING TERHADAP KETEPATAN MENAHAN
BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI DALAM PERMAINAN
SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOLO
KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SYARIFUDDIN, S.PD.&RAHMAD ABURIZAL

ABSTRAK

Kata Kunci : Latihan juggling, dan ketepatan menahan bola

Dalam dunia olahraga kita mengenal adanya latihan fisik diantaranya seperti
latihan juggling, yaitu tendangan mengontrol bola dari bawah ke atas yang dilakukan
secara terus - menerus, di samping itu dalam permainan sepak bola terdapat berbagai
teknik dasar salah satunya adalah menahan bola merupakan tindakan menerima bola agar
tidak jatuh dipihak lawan. Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini apakah ada
pengaruh latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan menggunakan
punggung kaki dan penelitian ini bertujuan ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh
latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan menggunakan punggung kaki
dalam permainan sepak bola.
Rencana penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima. Adapun
jenis penelitian yang digunakan, yaitu penelitian eksperimenkarena dalam penelitian ini
bertujuan untuk melihat adanya akibat setelah subjek atau siswa dikenai perlakuan yaitu
melakukan latihan juggling dan tes ketepatan menahan bola dengan menggunakan
punggung kaki dalam permainan sepak bola. Sumber data yang digunakan yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berkaitan dengan latihan juggling
dan tes ketepatan menahan bola dengan menggunakan punggung kaki, yang sumbernya
subjek atau siswa, sedangkan data sekunder yaitu data untuk memperoleh tentang populasi,
sumbernya adalah daftar atau buku absensi siswa. Mengingat jumlah siswa putra SMA
Negeri 1 Bolo taelampau banyak yang merupakan populasi dalam penelitian ini sehingga
peneliti mengambil wakil dari populasi yaitu sebagai sampel, metode dalam pengambilan
sampel yang digunakan adalah propotional stratified random sampling merupakan
pengambilan sampel secara acak dari masing-masing lapisan sebanding dengan ukuran
lapisanya, jumlah sampelnya 28 (dua puluh delapan) siswa putra. Untuk memperoleh data
dalam penelitian ini digunakan metode dokumenter unutuk mencatat nama-nama siswa
putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo sebagai metode penunjang, sedangkan metode tes
perbuatan sebagai metode pokok digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur dan
mengetahui hasil yang baik antara latihan juggling dan tes ketepatan menahan bola dengan
menggunakan punggung kaki.
Metode analisis data dengan menggunakn rumus regresi linear sederhana dan
product moment, hasil analisis data dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh nilai r-
hitung lebih besar daripada r-tabel pada taraf signifikasi 5% yakni 0,931 > 0,374 yang
berarti signifikan dan diketahui pula persamaan regresinya Y=2,230+0,303 X. Berarti
hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berbunyi “ada
pengaruh latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan menggunakan
punggung kaki dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas XI SMA negeri 1 Bolo
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

A. PENDAHULUAN
Olahraga mempunyai peran yang dengan kaki bagian bawah, paha, perut,
penting dalam kehidupan manusia, seperti dada dan kepala.(Sujarwadi, Sarjiyanto,
dalam kehidupan modern sekarang ini 2010 : 106).
manusia tidak bisa dipisahkan dari Latihan fisik terhadap organ-organ
kegiatan olahraga, baik untuk tubuh secara menyeluruh, maka seseorang
meningkatkan prestasi maupun kebutuhan akan mampu melakukan kegiatan dalam
dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap kehidupan sehari-hari seperti, berjalan,
sehat. Salah satu cabang olahraga yang berlari, melompat, mendorong, memanjat
digemari dikalangan masyarakat saat ini dan sebagainya, yang merupakan modal
yaitu sepak bola, karena olahraga ini dapat kemampuan fisik berupa kecepatan
dimainkan oleh anak-anak maupun orang (speed), daya tahan (endurance), kekuatan
dewasa. (strength) dan kelincahan (aglity).
Permainan sepak bola merupakan (Soegito dkk, 1993: 6).
permainan beregu yang dalam satu regu Pada cabang olahraga baik itu
permainannya satu sama lain harus saling cabang olahraga sepak bola, bola voli,
mendukung dan bahu-membahu takraw dan sebagainya itu memerlukan
membentuk regu yang kompak. Bagi adanya latihan fisik, karna kondisi fisik
olahragawan untuk mencapai prestasi merupakan faktor yang sangat penting
yang tinggi, teknik-teknik dalam olahraga khususnya dalam pemilihan calon-calon
tersebut harus dikuasai dengan baik. atlit hampir semua cabang olahraga. Pada
Begitupun dalam penguasan teknik dasar saat pelatihannya tergantung pada
permainan sepak bola secara perorangan komponen mana yang diutamakan untuk
ataupun dalam suatu regu mutlak mendapatkan pembinaan, misalnya pada
diperlukan, karena penguasaan teknik olahraga sepak bola terutama pada saat
yang benar sangat menentukan prestasi melakuan menahan bola unsur kelincahan
ataupun penentu suatu kemenangan. adalah hal yang sangat penting
Menahan bola merupakan salah satu diperhatikan seperti latihan juglingadalah
karakteristik permainan sepakbola yang tendangan mengontrol bola dari bawah ke
paling dominan. Pemain yang sering atas yang dilakukan secara terus -
melakukan latihandan memiliki teknik menerus. (Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 :
menahan bola dengan baik, akan dapat 108).
bermain secara efisien.Sebab sekarang Menurut ahli latihan yang dilakukan
kebanyakan para pelatih lebih banyak secara cermat, berulang-ulang dengan kian
menekankan pada pola permainan semata hari meningkat beban latihannya,
serta kurang memperhatikan spesifikasi- kemungkinan kebugaran jasmani
spesifikasi latihan. Akibat kurangnya seseorang semakin meningkat. Hal ini
latihan yang diberikan, maka dalam suatu akan menyebabkan seseorang kian
pertandingan yang sering kita lihat terampil, kuat dan efisien dalam
seorang pemain sering melakukan gerakannya. (Muhajir, 2007: 57).
kesalahan terutama pada saat penerimaan Sedangkan menurut pendapat lain di
bola. dalam melakukan latihan yang teratur
Menahan bola merupakan suatu serta berulang-ulang maka akan membawa
gerakan untuk menerima bola agar tidak hasil yang lebih baik. Bukan saja
jatuh dipihak lawan. Arah datangnya bola memberikan keterampilan dan kekuatan,
bermacam-macam, diantaranya ada yang akan tetapi gerakan itu menjadi otomatis
menyusur tanah, memantul dan bahkan lebih efesien dan menghemat tenaga.
melambung tinggi. Oleh sebab itu (Sjarifuddin, 1985: 49).
diperlukan bagai mana cara menahan atau Berdasarkan uraian di atas,
menghentikan bola dengan baik dan disamping memperhatikan teknik, mental
benar, diantaranya dapat dihentikan diperhatikan pula latihan fisik, karna
komponen yang satu dengan yang lainnya 1) Menendang bola dengan kaki bagian
saling berhubungan (over looping), dalam, cara melakukannya adalah
sehingga penulis tertarik untuk meneliti sebagai berikut :
tentang pengaruh latihan juggling a) Berdiri, kaki tumpu ditempatkan
terhadap ketepatan menahan boladengan sejajar dan dekat dengan bola
menggunakan punggung kaki dalam b) Pandangan mata kearah bola
permainan sepak bola pada siswa putra c) Lutut ditekuk sedikit dan kaki
kelas XI SMA Negeri 1 Bolo Kabupaten penendang ditarik ke belakang
Bima Tahun Pelajaran 2012 / 2013. d) Pergelangan pada kaki penendang
1. Sejarah permainan sepak bola diputar keluar dan dikunci, lalu
Sepak bola berasal dari inggris. diayunkan ke arah bola
Tahun 1863 berdirinya Football e) Perkenaan tendangan adalah pada
Association atas inisiatif Guerin bagian tengah bola dan kaki yang
(Perancis) tanggal 21 mei 1904 mengenai yaitu bagian tangan dari
berdirilah Federasi Sepakbola kaki dalam. (Sujarwadi, Sarjiyanto,
Internasional dengan nama Federation 2010 : 3).
International de FootballAssociation 2) Menendang bola dengan kaki bagian
(FIFA). Atas inisiatif jules Rimet pada luar, adapun cara melakukannya adalah
Tahun 1930 diselenggarakan kejuaraan sebagau berikut :
dunia sepakbola pertama di a) Berdiri dan kaki tumpu diletakan
Montevideo, Uruguay. Karena jasanya sejajar atau sedikit di belakang
maka pada tahun1946 piala dunia bola
tersebut, dinamakan Jules Rimet Cup, b) Sikap kedua tangan di samping
dan kejuaraan tersebut diadakan 4 badan merenggang
(empat) tahun sekali. Tahun 1970 piala c) Pergelangan kaki penendang
dunia menjadi milik Brasil, karena diputar ke dalam dan ditahan
berhasil memenangkan piala tersebut d) Tarik kaki ke belakang dan siap
sebanyak tiga kali. menendang bola
Pada tanggal 19 April 1930 e) Perkenaan tendangan tepat
dibentuk persatuan sepakbola seluruh ditengah-tengah bola.
Indonesia (PSSI) bertempat di 3) Menendang bola dengan punggung
Yogyakarta, pengurus PSSI pertama kaki, cara melakukannya yaitu :
diketuai oleh Ir. Soeratin a) Berdiri dan letakan kaki tumpu di
Sosrosoegondo, dan untuk menghargai samping belakang bola
jasanya pada tahun 1966 diadakan b) Kedua lengan di samping badan
kejuaraan tingkat remaja dengan nama dan agak merentang
piala Soeratin (Soeratin Cup). (Tamat, c) Pandangan berpusat pada bola
Mirman, 2007 : 4.20). d) Pergelangan kaki penendang
2. Teknik dasar permainan sepak bola ditekuk ke bawah dan ditahan
a. Teknik gerakan tampa bola, terdiri dari e) Tarik kaki ke belakang dan
beberapa teknik yaitu : ayunkan ke arah bola
1) Teknik lari seperti lari berganti f) Perkenaan tendangan tepat pada
arah, lari dengan start mendadak, tengah-tengah bola. (Sujarwadi,
lari bervariasi dengan cara berhenti Sarjiyanto, 2010 : 4).
dan menambah kecepatan 4) Teknik dasar menahan atau
2) Teknik melompat dan meloncat menghentikan bola
3) Teknik gerakan tipu badan. Tujuannya tiada lain yaitu agar bola
(Tamat, Mirman, 2007 : 4.8). tersebut agar tidak jatuh ke pihak
b. Teknik dengan bola lawan. Adapun macam-macam teknik
menghentikan atau menahan bola - Saat bola mengenai paha, kaki ditarik
adalah sebagai berikut : ke belakang sedikit sehingga bola
a) Menghentikan bola dengan kaki bagian dihadapan badan.
dalam, adapun carannya adalah sebagai e) Menahan atau menghentikan bola
berikut : dengan perut, dapat dilakukan dengan
- Bersiap dan menghadang arah cara di bawah ini :
datangnya bola - Tahan napas saat bola mengenai perut
- Putaran kaki yang hendaknya dan perut harus ditarik ke belakang
menahan bola ke arah luar dan - Kedua kaki sebagai penumpu, dan lutut
ditahan agak ditekuk sedikit.
- Sambut datangnya bola dengan kaki f) Menahan atau menghentikan bola
- Tarik kaki kembali ke belakang dengan dada, caranya adalah :
mengikuti gerakan bola saat - Kedua kaki dibuka dan lutut menekuk,
mengenai kaki bagian dalam hingga sikap badan sedikit tegap
bola berhenti di depan badan. - Saat bola mengenai dada, dada ditarik
(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 4). ke belakang dan seluruh badan bagian
b) Menghentikanbola dengan telapak atas mengikuti jalannya bola.
kaki, cara melakukannya adalah : g) Menahan atau menghentikan bola
- Bersiap dan menghadang arah dengan kepala, pelaksanaannya dapat
datangnya bola dilakukan sebagai berikut :
- Badan sedikit condongkan ke depan, - Kedua kaki dibuka dan lutut menekuk,
dan kedua lengan di samping badan sikap badan sedikit tegap
- Sambut datangnya bola dengan - Otot leher dikencangkan, saat bola
telapak kaki yang mengahadap ke mengenai dahi, dagu ditarik ke
depan, pergelangan kaki ditahan dan belakang dan seluruh badan bagian atas
tumit menghadap ke bawah mengikiuti jalannya bola.
- Posisi bola terkurung antara tanah dan 5) Teknik dasar menggiring bola
telapak kaki. Menggiring adalah berlari bersama
c) Menghentikan bola dengan pungung bola atau membawa bola dengan kaki,
kaki, adapun tata caranya adalah atau gerakan mendorong bola dengan
sebagai berikut : cara bervariasi yaitu ke depan, ke
- Sikap siap dan menghadap ke arah samping dan ke belakang sehingga bola
datangnya bola bergulir di atas tanah.
- Tarik pergelangan kaki ke bawah dan a) Menggiring bola dengan punggung
ditahan kaki, cara melakukannya adalah
- Sambut datangnya bola dan lutut sebagau berikut :
sedikit ditekuk - Sikap kaki yang hendak menggiring
- Tarik kembali kaki ke belakang bola yaitu pergelangan kaki sedikit
mengikuti gerakan bola saat bola itu dikunci mengarah ke bawah dengan
mengenai punggung kaki bagian dalam lutut kaki depan ditekuk dan kaki
hingga keadaan bola berhenti di depan belakang sebagai penumpu berat badan
badan.(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : - Sikap badan tegap dan rileks, kemudian
5). sikap tangan di samping badan dengan
d) Menahan atau menghentikan bola tujuannya untuk menjaga
dengan paha, cara pelaksanaannya keseimbangan
seperti : - Pada waktu gerakan kaki depan
- Lutut ditekuk sebagai penumpu berat mendorong bola kearah depan.
badan dan tumit di angkat (Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 5).
b) Menggiring bola dengan kaki bagian
dalam, adapun cara melakukannya
adalah prinsipnya sama dengan teknik 2) Apa bila kedudukannya sama
menggiring bola dengan punggung maka ada tambahan waktu 2x15
kaki. Perbedaannya pada saat menit dan jika kedudukan masih
mendorong bola, dan dalam teknik ini sama juga maka akan diadakan adu
bola agak dikunci dengan kaki bagian penalti. (Tamat, Mirman, 2007 :
dalam. 4.21).
c) Menggiring bola dengan kaki bagian f. Permulaan permainan, yaitu dapat
luar, pelaksanaannya juga sama dengan dilakukan oleh kedua kapten regu dan
teknik menendang memakai punggung yang menang undian dapat memilih
kaki hanya perbedaannya, pergelangan tempat atau tendangan permulaan
kaki pendorong sedikit diputar serta g. Bola di luar dan di dalam permainan
dikunci serong ke arah dalam. 1) Bola di luar permainan yaitu bola
(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 6). melewati garis gawang atau garis
3. Peraturan permainan sepak bola samping dan untuk menghidupkan
a. Lapangan kembali bola dapat dilakukan
1) Panjang lapangan 100 - 110 m dengan cara : lemparan ke dalam,
2) Lebar lapangan 64 - 75 m, jari-jari tendangan sudut, dan tendangan
lingkaran tengah 9,15 m gawang.
3) Luas daerah gawang 18,32 x 5,5 m 2) Bola di dalam permainan
4) Luas daerah tendangan hukuman misalnya, bola memantul dari tiang
40,32 x 16,5 m gawang, mistar gawang atau tiang
5) Jarak titk-titik tendangan penalti bendera sudut dan berada dalam
dari tiang gawang 11 m lapangan permainan. Bisa juga
6) Tinggi gawang 2,44 m, dengan lebar bola memantul baik dari tubuh
7,32 m, dan diameter tiang dan wasit maupun asisten wasit jika
palang gawang 12 cm. mereka berada dalam lapangan
permainan.
b. Bola h. Cara mencetak gol
Bola harus bulat, bagian luar harus terbuat Suatu gol terjadi apa bila seluruh badan
dari kulit atau bahan lainnya, dengan bola telah melampui garis gawang
keliling lingkaran tidak boleh kurang antara kedua tiang gawang dan di
dari 68 cm dan tidak boleh lebih dari bawah palang gawang. Hal tersebut
71 cm yaitu antara 68 - 71 cm, dengan terjadi bila peraturan yang ada tidak
berat 396 - 453 grm menghendaki lain, serta bola itu masuk
c. Perlengkapan pemain tidak karena dilemparkan, dibawa atau
1) Baju kaos dan celana pendek ditolak dengan tangan atau lengan oleh
seragam dan bernomor pemain dari pihak penyerang. (Tamat,
2) Kaos kaki Mirman, 2007 : 4.22).
3) Pelindung tulang kering i. Off-side
(Shinguards) Seseorang pemain yang terkena off-side
4) Sepatu yaitu jika pemain tersebut berada lebih
d. Jumlah pemain dekat ke garis lawan dari pada bola dan
1) Masing-masing regu 11 (sebelas) pemain lawan yang kedua terakhir.
orang pemain j. Pelanggaran dan kelakuan tidak sopan
2) Pemain cadangan 7 orang pemain eseorang pemaian dianggap melakukan
e. Lamanya permainan pelanggaran dengan sengaja
1) Permainan dua babak dan tiap melakukannya apabila melakukan hal-
babak 45 (empat puluh lima) hal sebagai berikut :
menit (2x45 menit) dan waktu 1) Mencoba menendang lawan
istirahat 15 menit
2) Mencegal lawan dan melompati menggelinding di tanah maupun
lawan melayang di udara.
3) Menyerang dengan kasar yang o. Tendangan sudut
dianggap berbahaya Tendangan sudut merupakan
4) Menyerang dari belakang tendangan bila bola keluar dari
5) Memegang tangan lawan, mendorong lapangan permainan melalui garis
atau mencoba memukul gawang kecuali garis diantara tiang
6) Memegang bola, atau memukul bola gawang paling akhir dan di sentuh oleh
dengan sengaja memakai tangan. pemain bertahan.(Tamat, Mirman,
(Tamat, Mirman, 2007 : 4.23). 2007 : 4.25).
k. Tendangan bebas p. Wasit
1) Tendangan bebas langsung yaitu Setiap pertandingan sepak bola
sebuah tendangan langsung yang dipimpin oleh seorang wasit, dan tugas
dilakukan oleh salah satu tim lawan, seorang wasit adalah memimpin suatu
dan jika masuk ke dalam gawang pertandingan yang diselenggarakan dan
dianggap sebuah gol yang disahkan. mempunyai wewenang yang mutlak
2) Tendangan bebas tidak langsung adalah dalam suatu pertandinagan tersebut.
suatu tendangan bebas yang dilakukan q. Asisten wasit
oleh salah satu tim lawan, dan jika Tugas asisten wasit adalah
masuk ke dalam gawang tidak membantu wasit dalam mengawasi atau
merupakan sebuah gol atau tidak mengamati sutu pertandingan, seperti
disahkan. melihat bola mati, melimat pemain
l. Tendangan penalti yang terperangkap off-side, pihak yang
Sebuah tendangan penalti berhak melakukan tendangan sudut,
dijatuhkan terhadap tim yang lemparan ke dalam dan sebagainya.
melakukan kesalahan dari salah satu 4. Latihan juggling
hukuman tendangan bebas langsung, Latihan adalah suatu proses yang
dan pelanggaran tersebut dilakukan di sistematis yang dilakukan secara
dalam daerah kotak penalti. (Tamat, cermat, berulang-ulang dengan kian
Mirman, 2007 : 4.24). hari meningkatkan beban latihannya,
m. Lemparan ke dalam kemungkinan kebugaran jasmani
Lemparan ke dalam adalah suatu seseorang semakin meningkat. Hal ini
cara untuk memulai permainan. akan menyebabkan seseorang kian
Lemparan ke dalam diberikan bila apa terampil, kuat dan efisien dalam
bila mencakup hal-hal sebagai berikut : gerakannya. (Muhajir, 2007 : 57).
1) Bila bola sepenuhnya melewati garis Latihan juggling adalah tendangan
samping, baik menggelinding di tanah mengontrol bola dari bawah ke atas
maupun melayang di udara yang dilakukan secara terus - menerus.
2) Dilakukan dari titik dimana bola (Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 108).
melewati garis samping atau di luar Adapun cara pelaksanaan latihan
garis samping juggling adalah sebagai berikut :
3) Diberikan kepada lawan dari pemain a. Berdiri tegak, kaki yang hendak
yang terakhir menyentuh bola. digunakan untuk melakukan tendangan
n. Tendangan gawang sedikit ditekuk dengan kaki tumpu
Tendangan gawang adalah berada di belakang
tendangan yang terjadi bila bola b. Kaki tendang berada di depan dengan
seluruhnya melampui garis gawang punggung kaki menjulur menghadap
atau seluruh bagian bola yang disentuh arah datangnya bola dan sikap badan
oleh pemain dari tim lawan baik sedikit condong ke depan dan rileks
c. Ketika punggung kaki kontak dengan Langkah-langkah yang harus
pertengahan bola, pergelangan kaki di ditempuh untuk mencapai tingkat latihan
ayunkan sehingga arah pantulan bola yang baik yaitu dengan memberikan
tegak lurus ke atas beban, yaitu beban dalam dan beban luar.
d. Pandangan mengikuti arah jatuhnya Beban luar adalah beban latihan yang
bola. dapat dilihat secara langsung oleh mata
sendiri, dan ditandai oleh sifat-sifat dari
5. Ketepatan menahan bola dengan pada beban itu sendiri, misalnya
menggunakan punggung kaki mengenai, intensity, volume, duration,
Menahan bola merupakan suatu frekwensi, density, dan rythme. Sedangkan
gerakan untuk menerima bola agar beban dalam adalah suatu beban luar yang
tidak jatuh dipihak lawan. Arah dikenakan terhadap si atlet, yang secara
datangnya bola bermacam-macam, langsung mempunyai pengaruh terhadap
diantaranya ada yang menyusur tanah, segi fisiologis. Akibat dari pada pengaruh
memantul dan bahkan melambung latihan beban luar itu, dapat dilihat pada
tinggi. Oleh sebab itu diperlukan bagai kenaikan denyut nadi. (Sjarifuddin, 1985 :
mana cara menahan atau menghentikan 50).
bola dengan baik dan benar.(Sujarwadi, Berdasarkan pendapat di atas bahwa
Sarjiyanto, 2010 : 106). Adapun tata komponen-komponen kelincahan
cara pelaksanaan menahan bola dengan merupakan komponen yang sangat
menggunakan punggung kaki adalah berguna untuk meningkatkan keterampilan
sebagai berikut : secara keseluruhan, karena kelincahan
a. Sikap siap dan menghadap kearah mempunyai daya pengaruh terhadap
datangnya bola aktifitas fisik meskipun dalam aktifitas
b. Tarik pergelangan kaki ke bawah dan berolahraga menekankan pada kekuatan,
ditahan kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan
c. Sambut datangnya bola dan lutut sebagainya, akan tetapi faktor-faktor
sedikit ditekuk tersebut dapat dikombinasikan dengan
d. Tarik kembali kaki ke belakang unsur kelincahan.
mengikuti gerakan bola saat bola itu Jadi dengan melakukan latihan juggling
mengenai punggung kaki bagian dalam secara teratur dan kontiyu akan
hingga bola berhenti di depan badan. menyebabkan seseorang dengan mudah
(Sujarwadi, Sarjiyanto, 2010 : 5). mengontrol bola dengan baik, sehingga
berpengaruh dalam melakukan menahan
6. Pengaruh latihan juggling terhadap atau menghentikan bola, melalui proses
ketepatan menahan bola dengan latihan yang sistematis yang dilakukan
menggunakan punggung kaki secara berulang-ulang yang kian hari
Seseorang yang meraih prestasi jumlah beban pelatihannya kian
dalam dunia olahraga tak terlepas dari bertambah.
penguasaan teknik, mental maupun
keadaan fisik. Latihan fisik sangat besar B. METODE PENELITIAN
sekali manfaatnya terhadap peningkatan Penelitian ini dilakukan dengan
aktifitas seseorang terutama dalam menempuh waktu selama 2 (dua) bulan
peningkatan kesegaran jasmani. Seperti dan rencana penelitian berlokasi di SMA
pendapat ahli kesegaran jasmani yang Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima jalan
berhubungan dengan keterampilan pendidikan.
motorik diantaranya yaitu, 1. Jenis Penelitian
keseimbangan,daya ledak, kecepatan, Penelitian dapat dibedakan atas
kelincahan, kecepatan reaksi dan beberapa jenis, tergantung dari sudut
koordinasi. (Sarjono, Sumarjo, 2010 : 55). pandangnya. Menurut ahli penelitian yang
berdasarkan timbulnya variabel ada dikumpulkan oleh pihak atau
macam yaitu penelitian ekperimen dan instansi lain. (Usman, 2008:
penelitian non ekperimen. (Arikunto, 2006 275)
: 82). Pendapat ahli di atas
Menurut ahli penelitian ekperimen data primer adalah data yang
adalah penelitian yang melihat adanya diperoleh melalui objeknya
akibat setelah subjek dikenai perlakuan yaitu latihan juggling dan tes
pada variabel bebasnya. (Subana, sudrajat, menahan bola dengan
2001 : 39) sedangkan penelitian non menggunakan punggung kaki.
ekperimen adalah penelitian yang tidak Sedangkan data sekunder yang
melalui pemanipulasian variabel atau digunakan dalam penelitian ini
tidak menunjuk subjek untuk melakukan adalah untuk memperoleh data
suatu perlakuan. (Ardhana, 1987 : 131) tentang jumlah populasi yaitu
Berdasarkan pendapat di atas daftar buku absensi siswa putra
sehingga jenis penelitian yang digunakan kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
adalah jenis penelitian eksperimen karena Kabupaten Bima.
dalam penelitian ini bertujuan untuk 1. Populasi
menguji hipotesis berbentuk hubungan Populasi adalah wilayah generilisasi
sebab akibat melalui pemanipulasian yang terdiri atas objek atau subjek yang
variabel bebas dan menguji perubahan mempunyai kualitas dan karakteristik
yang diakibatkan oleh latihan juggling dan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
efek tersebut merupakan variabel terikat untuk dipelajari kemudian ditarik
yaitu tes menahan bola dengan kesimpulannya. (Sugiyono, 2003 : 90).
menggunakan punggung kaki. Sedangkan pendapat lain mengatakan
Sehubungan dengan penelitian ini populasi adalah himpunan yang lengkap
rancangan penelitian yang digunakan dari satuan-satuan atau individu-individu
adalah latihan juggling sebagaivariabel yang karakteristiknya ingin kita ketahui.
bebas dan tes menahan bola sebagai (Anggoro, 2007: 4.2).
variabel terikat. Adapun bentuk Kedua pendapat di atas sudah dapat
rancangannya adalah sebagai berikut : disimpulkan bahwa yang dimaksud
Variabel Variabel teikat dengan populasi adalah keseluruhan
bebas individu yang memiliki satu atau lebih
karakteristik umum yang menjadi pusat
Latihan Menahan boladengan penelitian. Hal ini yang menjadi populasi
juggling (X) menggunakan adalah siswa putra kelas XISMA Negeri 1
punggung kaki (Y) Bolo Kabupaten Bima.Adapun yang
menjadi jumlah anggota populasi adalah
Gambar 5.1 Rancangan penelitian sebagai berikut :
(Sudjana, Awal, 2000 : 67) Tabel 1.1 Populasi
2. Sumber data No Kelas Populasi
a. Data primer (Primari data) 1 XI IPA 1 16 orang putra
yaitu data yang dikumpulkan 2 XI IPA 2 15 orang putra
sendiri oleh perorangan atau 2 XI IPA 3 17 orang putra
suatu organisasi langsung 4 XI IPA 4 16 orang putra
melalui objeknya 5 XI IPS 1 16 orang putra
b. Data sekunder (Secondary data) 6 XI IPS 2 17 orang putra
yaitu data yang diperoleh dalam
7 XI IPS 3 15 orang putra
bentuk sudah jadi atau dalam
bentuk publikasi. Data sudah Jumlah 112 0rang Siswa
2. Sampel Penelitian Metode dalam pengambilan sampel
Sampel adalah sebagian dari yang digunakan dalam penelitian ini
anggota populasi yang memberikan adalah sampel acak berlapis yang
keterangan atau data yang diperlukan proposional (propotional stratified
dalam suatu penelitian. (Anggoro, 2007 : random sampling). Apabila besar sampel
4.3). Pendapat lain mengatakan sampel yang diambil secara acak dari masing-
adalah sebagian atau wakil dari populasi masing lapisan sebanding dengan ukuran
yang akan diteliti (Arikunto, 2006: 131). lapisannya. (Anggoro, 2007: 4.7)
Untuk menentukan ukuran sampel Langkah selanjutnya setelah
dan berdasarkan pendapat ahli yaitu, penentuan ukuran sampel di atas yang
untuk sekedar ancer-ancer apabila berjumlah 28 (dua puluh delapan) orang
subjeknya kurang dari 100, lebih baik dan sehubungan dalam penelitian ini
diambil semua sehingga penelitian teknik yang penulis gunakan dalam
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika pengambilan sampel adalah (propotional
jumlah subjeknya besar, dapat diambil stratified random sampling) pengambilan
antara 10 - 15% atau 20 - 25 atau lebih, sampel dari masing-masing lapisan atau
tergantung setidak-tidaknya dari dari sub-sub populasi dengan cara undian,
kemampuan peneliti dilihat dari waktu, dengan menyiapkan daftar nama subjek
tenaga dan biaya. (Arikunto, 2006: 134). dari masing-masing lapisan atau sub-sub
Berdasarkan pendapat di atas populasi (tiap-tiap kelas) misalnya, kelas
sehingga dalam penelitian ini peneliti IPA 1 jumlah siswa putranya sebanyak 16
menggunakan sampel sebesar 25% karena orang putra pada penentuan ukuran
populasinya di atas 100 yaitu sebanyak sampelnya kelas IPA 1 hanya diambil 4
112 siswa putra kelas XI Negeri 1 Bolo. orang saja nama dan nomor urut tersebut
Adapun jumlah sampel yang diambil yaitu ditulis pada potongan kertas kecil
25% x 112 siswa = 28 siswa putra. Jadi kemudian digulung selanjutnya
untuk mewakili populasi yang jumlahnya dimasukan kedalam kotak undian
112 siswa putra, sehingga peneliti kemudian dikocok sampai berdasarkan
menentukan ukuran sampel sebagai ukuran sampel yang ditentukan, nomor-
berikut: nomor yang keluar itulah yang menjadi
Tabel 2.1Ukuran sampel penelitian sampel dan seterusnya sampai pada kelas
IPS 3.
Untuk mendapatkan data yang
N Kela Pouplas Porsentas Jumla Dibulatka
o s i e h n berhubungan dengan data penelitian, maka
1 2 3 4 5 6 penulis mempergunakan metode dalam
1 XI 16 Putra 25%x16 4,0 4 pengumpulan data dalam penelitian ini.
IPA Adapun metode pengumpulan data yang
1
2 XI 15 Putra 25%x15 3,7 4 penulis gunakan untuk memperoleh data
IPA tersebut yaitu metode dokumentasi dan
2
3 XI 17 Putra 25%x17 4,2 4
metode tes perbuatan.
IPA 1. Metode dokumentasi
3
4 XI 16 Putra 25%x16 4,0 4
Dokumentasi adalah segala macam
IPA bentuk sumber informasi yang
4
5 XI 16 Putra 25%x16 4,0 4
berhubungan dengan dokumen, baik yang
IPS 1 resmi maupun yang tidak resmi dalam
6 XI 17 Putra 25%x17 4,2 4 bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi,
IPS 2
7 XI 15 Putra 25%x15 3,7 4 buku harian dan semacamnya. (Ali, 1987 :
IPS 3 41). Menurut ahli mengatakan pencatatan
Jumlah 28
dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kesempatan dilakukan selama 1 (satu)
kabar, majalah, prestasi, agenda dan menit.
sebagainya (Arikunto, 2006: 231). c) Pemberian skor berdasarkan
Berdasarkan pendapat ahli di atas kemampuan melakukan juggling,bila
yang dimaksud dengan pencatatan bola jatuh tidak dihitungkemudian
dokumen dalam penelitian ini adalah peserta mengambil bola dan
sebagai metode penunjang yaitu memainkan lagi di tempat jatuhnya
digunakan untuk memperoleh data tentang bola tersebut.
jumlah dan nama peserta yang akan 2) Melakukan tes ketepatan
melakukan latihan juggling dan tes menahan bola Y (variabel
ketepatan menahan boladengan terikat).
menggunakan punggung kaki pada siswa a) Peserta berdiri di belakang garis
putra kelas XISMA Negeri 1 Bolo tembak yang berjarak 4 (empat) meter
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran dari sasaran yaitu papan pemantul atau
2012/2013. tembok
2. Metode tes perbuatan b) Pada aba-aba ya peserta menendang
Tes perbutan yaitu tes yang bola di atas daerah batas pantulan, jika
berhubungan dengan kemampuan siswa tendangannya di bawah daerah garis
dalam melakukan tindakan atau perbuatan. pantulan maka peserta tes menendang
(Azhar, 1993: 25). Sedangkan menurut ulang
pendapat ahli lain tes perbuatan c) Pada saat bola memantul peserta test
merupakan alat penilaian yang menahan bola dengan mengikuti arah
dilaksanakan dalam bentuk penampilan pantulan bola, setiap peserta tes
atau perbuatan. (Tamat, Mirman, 2007: diberikan kesempatan masing-masing
9.11). 10 (sepuluh) kali. Peserta dinyatakan
Berdasarkan pendapat di atas, gagal apabila peserta tidak mampu
metode tes perbuatan adalah metode menahan pantulan bola dengan
pokok dalam penelitian ini. Penulis menggunakan punggung kaki atau bola
menggunakan metode tes perbuatan, melawati peserta
dimaksud untuk mengukur dan d) Cara pemberian skor dari satu kali
mengetahui hasil yang baik, dalam rangka menahan bola nilainya 1 (satu), apabila
melakukan latihan juggling dan tes bola tidak mampu ditahan
menahan bola. Adapun alat-alat serta menggunakanpunggung kaki atau bola
langkah pelaksanaan tes dan petugas- melawati peserta tidak mendapatkan
petugas yang membantu dalam penelitian nilai. Adapun gambar diagram
adalah sebagai berikut : lapangan tes menahan bola adalah
a. Alat-alat pelaksanaan tes sebagai berikut :
1) Bola Petugas-petugas yang membantu
2) Papan / tembok pemantul 1) Rahmad Aburizal sebagai
3) Pluit koordinator
4) Alat tulis 2) Mawardin yang bertugas
5) Blangko tes memanggil peserta
6) Stop watch 3) M. Salahudidn yang
b. Tata cara pelaksanaan tes mencatat skor latihan
1) Melakukan tes juggling X juggling
(variabel bebas) yaitu : 4) Hafid S.Pd yang mencatat
a) Peserta memaikan bola dengan skor ketepatan menahan bola
menggunakan punggung kaki Pengolahan data merupakan
b) Setiap peserta tes diberikan kesempatan langkah yang sangat penting dalam
masing-masing 3 (tiga) kali, setiap satu kegiatan penelitian, keuletan secara
cermat sehingga akan mendapatkan 2. Menentukan nilai b (nilai
satu kesimpulan tentang objek-objek koefesien) digunakan rumus
penelitian yang baik. Proses n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
b=
penganalisaan data dilakukan melalui n ∑ X2 − (∑ X)2
tahapan, pemecahan atau 3. Untuk mencari koefesien korelasi
pengidentifikasian, pengolahan dan antara X dan Y digunakan rumus
penafsiran. Untuk melakukan hal r
tersebut seorang peneliti memerlukan n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
alat bantu yang disebut statistika. =
(Subana, Sudrajat. 2001: 145). √{n ∑ X2 − (∑ X)2 }{n ∑ Y2 − (∑ Y)2 }
Sedangkan menurut ahli lain
pengolahan data adalah agar data
mempunyai arti dan implikasi, Definisi Operasional Variabel
haruslah disajikan dalam bentuk Latihan juggling merupakan
kesimpulan atau generalisasi. (Ali, variabel bebas yaitu variabel yang
1987 : 151). mempengaruhi, sedangkan ketepatan
Jadi berdasarkan pendapat di menahan boladengan menggunakan
atas penulis menyimpulkan bahwa punggung kaki merupakan variabel
teknik untuk menganalisa data yang terikat yaitu variabel yang
berupa angka-angka. Sehubungan terpengaruh. Untuk tidak terjadinya
dengan penelitian ini menggunakan salah pengertian mengenai istilah
analisis statistik maka rumus yang yang terdapat pada judul, di bawah ini
dipakai adalah rumus regresi linear penulis mengartikan serta maksud
sederhana, adapun rumusnya adalah dari beberapa istilah adalah sebagai
sebagai berikut : berikut:
1. Latihan juggling adalah tendangan
mengontrol bola dari bawah ke
atas yang dilakukan secara terus -
Y= a+bx
menerus.
2. Ketepatan menahan boladengan
Keterangan : menggunakan punggung kaki
Y : Kemampuanketepatan menahan adalah merupakan suatu gerakan
bola dengan untuk menerima bola dengan
menggunakanpunggung kaki bagian punggung kaki yang
a :Konstanta tujuannya agar tidak jatuh dipihak
b :Koefesien regresi lawan.
X :Latihan juggling. (Sugiyono, 2003 C. HASIL PENELITIAN
: 237). Adapun data hasiltes
Setelah data-data semua juggling dan tes ketepatan
terkumpul selanjutnya mengolah atau menahan bola dengan
menganalisis data secara cermat dan menggunakan punggung
dilakukan melalui tahapan-tahapan kaki dapat adalah sebagai
yang terperinci. Adapun langkah- berikut :
langkah menganalisa data adalah Tabel 4.1 Data hasil tes
sebagai berikut : juggling (variabel bebas)
1. Menentukan nilai a (konstanta) Kemampuan juggling Prestasi
No Terbaik Score
digunakan rumus 1 2 3
Tes
(∑ Y)(∑ X2 ) − (∑ X)(∑ XY) 1 2 3 4 5 6
a= 1 18 20 15 20 20
N ∑ X2 − (∑ X)2 2 10 13 15 15 15
3 12 10 15 15 15 14 - 1 - 1 1 - 1 1 - 1 6
4 25 14 24 25 25 15 1 1 - 1 1 - 1 - 1 - 6
5 10 18 11 18 18 16 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 9
6 14 15 12 15 15 `
17 1 - 1 - 1 - 1 1 - 1 6
7 13 12 17 17 17 1
18 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 8
8 12 15 16 16 16 19 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 7
9 11 20 13 20 20 20 1 1 - 1 1 - 1 - 1 - 6
10 10 8 14 14 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
11 15 17 12 17 17 0 1
21 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 9
12 12 12 15 15 15
22 - 1 1 - 1 - 1 1 - 1 6
13 23 24 21 24 24
23 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 8
1 2 3 4 5 6
24 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 9
14 10 7 5 10 10
25 1 - 1 1 1 - 1 1 1 1 8
15 13 11 15 15 15
26 1 1 - 1 1 1 1 1 1 - 8
16 22 11 13 22 22
27 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17 10 12 8 12 12
28 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 9
18 15 13 17 17 17
Jumlah Y 214
19 13 11 15 15 15
20 11 14 10 14 14
21 18 20 16 20 20 1. Analisis data dan pengujian hipotesis
22 15 13 14 15 15 a. Analisis data
23 18 15 16 18 18 Setelah mendapatkan data yang masih
24 22 20 23 23 23 mentah selanjutnya mengolah data
25 15 17 13 17 17 sehingga akan mendapatkan satu
26 20 25 23 25 25 kesimpulan tentang objek-objek penelitian
27 24 22 19 24 24 yang baik untuk menganalisa data yang
28 19 21 20 21 21 berupa angka-angka. Sehubungan dengan
Jumlah X 499 penelitian ini menggunakan analisis
statistik maka rumus yang dipakai adalah
rumus regresi linear sederhana, adapun
Tabel 5.1 Data hasil tes ketepatan rumusnya adapun rumusnya dapat dilihat
menahan bola dengan menggunakan pada bab 3 (tiga).
punggung kaki (variabel terikat) b. Pengujian hipotesis
Ketepatan menahan bola Untuk menguji hipotesis alternatif (Ha)
No Jumlah
Tes
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 yang diajukan itu maka harus dirubah dulu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 10 12
0 1
ke dalam hipotesis nol (Ho) yang
1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 8 berbunyi: tidak ada pengaruh latihan
2 1 - 1 - 1 1 1 1 - 1 7 juggling terhadap ketepatan menahan bola
3 1 1 1 1 - 1 1 - 1 - 7 dengan menggunakan punggung kaki
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 dalam permainan sepak bola pada siswa
5 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 8 putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
6 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 7 Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
7 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 7 2012/2013. Adapun langkah-langkah
8 - 1 - 1 1 1 1 - 1 1 7 pengujian hipotesisnya adalah sebagai
9 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 9 berikut :
10 1 - 1 - 1 - 1 1 - 1 6 1) Untuk menyusun persamaan
1 regresinya, maka diperlukan tabel
11 1 1 - 1 - 1 - 1 1 1 7
12 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 7 penolong, adapun tabelnya adalah sebagai
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 berikut :
Tabel 6.1 Tabel penolong untuk (214)(92922 ) − (499)(3935)
menghitung persamaan regresi dan =
(28)(92922 ) − (499)2
korelasi sederhana

No X Y XY X2 Y2 (1988488) − (1963565)
=
tes
1 2 3 4 5 6 11175
1 20 8 160 400 64
24923
2 15 7 105 225 49 =
11175
3 15 7 105 225 49

4 25 10 250 625 100 = 2,230


5 18 8 144 324 64

6 15 7 105 225 49
n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
7 17 7 119 289 49 b=
n ∑ X2 − (∑ X)2
8 16 7 112 265 49

9 20 9 180 400 81

10 14 6 84 196 36 (28)(3935) − (499)(214)


=
11 17 7 119 289 49 (28)(9292) − (499)2
12 15 7 105 225 49

13 24 10 240 576 100


(110180) − (106786)
14 10 6 60 100 36 =
(260176) − (249001)
15 15 6 90 225 36

16 22 9 198 484 81

17 12 6 72 144 36 3394
=
18 17 8 136 289 64 11175
19 15 7 105 225 49

20 14 6 84 196 36
= 0,303
21 20 9 180 400 81 Jadi persamaan regresinya adalah Y =
22 15 6 90 225 36 2,230 + 0,303 X = 2,533
23 18 8 144 289 64

24 23 9 207 529 81
3) Mencari koefesien
korelasi antara X dan Y
25 17 8 136 289 64

26 25 8 200 625 64 n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)


r=
27 24 9 216 576 81 √{n ∑ X − (∑ X)2 }. {n ∑ Y2 − (∑ Y)2 }
2

28 21 9 189 441 81
(28)(3935) − (499)(214)
Juml 449 214 3935 9292 167 =
√{(28)(9292) − (499)2 }{(28)(1678) − (214)2 }
ah 8
(110180) − (106786)
=
2) Menentukan nilai a √(260176) − (249001)(46984) − (45796)
(konstanta) dan nilai b 3394
(nilai koefesien) =
√11175 x 1188
(∑ Y)(∑ X2 ) − (∑ X)(∑ XY) 3394
a= =
N ∑ X2 − (∑ X)2 √13275900

3394
=
3643,61
r = 0,931
Berdasarkan pengujian nilai r-hitung putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
sebesar 0,931 dan untuk nilai r-tabel Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
dengan taraf signifikansi 5% n = 28 2012/2013.
sehingga r-tabel diperoleh 0,374 sehingga
r-hitung lebih besar dari pada r-tabel E. KESIMPULAN
(0,931 > 0,374), dengan persamaan regresi Berdasarkan hasil analisis data dan
Y = 2,230+0,303 X.= 2,533. Hipotesis pengujian hipotesis yang diajukan yaitu
nihil (Ho) yang diajukan berbunyi “Tidak ada pengaruh latihan juggling terhadap
ada pengaruh latihan juggling terhadap ketepatan menahan bola dengan
ketepatan menahan bola dengan menggunakan punggung kaki pada siswa
menggunakan punggung kaki dalam putra kelas XI SMA Negeri 1 Bolo
permainan sepak bola pada siswa putra Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
kelas XI SMA Negeri 1 Bolo Kabupaten 2012/2013, maka dapat ditarik suatu
Bima Tahun Pelajaran 2012/2013” kesimpulan bahwa :
Ditolak. Ditolaknya (Ho) berarti (Ha) 1. Nilai r-hitung sebesar 0,931 dan
diterima yang berbunyi “Ada pengaruh untuk nilai r-tabel dengan taraf
latihan juggling terhadap ketepatan signifikansi 5% n = 28 sehingga r-
menahan bola dengan menggunakan tabel diperoleh 0,374 sehingga r-
punggung kaki dalam permainan sepak hitung lebih besar dari pada r-tabel
bola pada siswa putra kelas XI SMA (0,931 > 0,374), maka terdapat
Negeri 1 Bolo Kabupaten Bima Tahun pengaruh yang positif antara
Pelajaran 2012/2013”. latihan juggling dan ketepatan
menahan bola dengan
D. PEMBAHASAN HASIL menggunakan punggung kaki
PENELITIAN dengan melaui persamaan regresi
Hasil analisis data yang berupa Y = 2,230+0,303 X = 2,533.
signifikasikan, hal tersebut diperoleh r- 2. Dapat dikatakan pula bahwa
hitung lebih besar dari pada r-tabel (0,931 latihan juggling dapat
> 0,374), maka terdapat pengaruh yang meningkatkan
positif latihan juggling terhadap ketepatan kemampuanmenahan bola karena
menahan boladengan menggunakan latihan ini merupakan latihan yang
punggung kaki, karena latihan juggling bertujuan untuk meningkatkan
mempunyai rangsangan dalam kemampuan mengontrol bola
peningkatan permainan sepak bola dengan cara menendang bola dari
terutama dalam hal mengatur atau bawah ke atas yang dilakukan
mengontrol bola, yaitu pada saat umpan secara terus - menerus.. Latihan
yang keras atau bola yangdatangnya kekuatan juggling ini sangat
dengan tiba-tiba maupun bola yang penting dan berpengaruh terhadap
dilambungkan, latihan juggling ini dapat ketepatan menahan bolayaitu,
dikatakan erat kaitannya dalam melalui proses latihan yang
peningkatan ketepatan menahan bola sistematis secara berulang yang
terutama menahan bola dengan kian hari jumlah beban
menggunakan punggung kaki. pelatihannya kian bertambah.
Kesimpulan dari pembahasan di atas 2. Kesimpulannya dengan ditolaknya
hipotesis nihil (Ho) yang diajukan ditolak hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis
dan hipotesis kerja (Ha) diterima, kerja (Ha) diterima, sehingga dapat
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada disimpulkan bahwa ada pengaruh
pengaruh latihan juggling terhadap latihan juggling terhadap ketepatan
ketepatan menahan bola dengan menahan bola dengan
menggunakan punggung kaki pada siswa menggunakan punggung kaki
dalam permainan sepak bola pada Soegito, Winarko Bambang, Ismaryati,
siswa putra kelas XI SMA Negeri 1993. Pendidikan Atletik.
1 Bolo Kabupaten Bima Tahun Universitas Terbuka,
Pelajaran 2012/2013. Depdikbut, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Subana M, Sudrajat, 2001. Dasar-Dasar


Penelitian Ilmiah. Pustaka
Setia Bandung
Aip Sjarifuddin, 1985. Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. CV Baru Jakarta Sugiyono, 2003. Metode Penelitian
Ali Muhamad, 1987. Penelitian Admistrasi. Alfa Beta Bandung
Kependidikan Prosedur dan Sudjana N, Awal K. 2000. Proposal
Strategi. Angkasa Bandung Penelitian di Perguruan
Tingggi. Sinar Baru
Anggoro Toha M, 2007. Metode Algesindo, Bandung
Penelitian. Universitas Terbuka Jakarta
Ardhana Wayan, 1987. Bacaan Pilihan Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur
Dalam Metode Penelitian Penelitian Suatu Pendekatan
Pendidikan. Jakarta Praktek. Rineka Cipta
Jakarta
Aris Kurniawan. 2008. Pengaruh
LatihanJjuggling Terhadap Sujarwadi, Sarjiyanto Dwi, 2010.
Ketepatan Menahan Bola Pendidikan Jasmani
dalam Permainan Sepak Olahraga dan Kesehatan
Bola Pada Siswa Putra Untuk Kelas VII SMP/MTS.
Kelas VIIIMTs Asulami Intan Pariwara Jakarta
Langko Tahun Pelajaran
2008 / 2009. Ikip Mataram. STKIP Taman Siswa Bima, 2010.
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi
Azhar, L.Muh. 1993. Proses Belajar Syafrudin M. 2005. Pengaruh
Mengajar, Usaha Nasional, Surabaya LatihanJjuggling Terhadap
1993. Ketepatan Menahan Bola
Muhajir. 2007, Pendidikan Jasmani dalam Permainan Sepak
Olahraga dan Kesehatan. Erlangga Bola Pada Siswa Putra
Bandung Kelas XI SMA Negeri Selong
Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran Tahun Pelajaran 2005/2006.
Dalam Pendidikan Jasmani, Prinsip- Ikip Mataram.
Prinsip dan Penerapannya. Direktoral
Jendral Olahraga, Depdiknas Jakarta Usman Ahmad. 2008. Mari Belajar
Sarjono, Sumarjo. 2010. Pendidikan Meneliti. Genta Press Yogyakarta
Jasmani Olahraga dan Tamat Trisnowati, Mirman Moekarto,
Kesehatan. Aneka Ilmu 2007. Pendidikan Jasmanai
Jakarta dan Kesehatan. Universitas
Terbuka, Jakarta.
PERBEDAAN TINGKAT KETEPATAN ANTARA TEMBAKAN DUA ANGKA
DAN TEMBAKAN TIGA ANGKA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA
PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBALAWI TAHUN PELAJARAN
2011/2012

M. YAMIN
Mahasiswa Penjaskes STKIP TS Bima

ABSTRAK

Tujuan yang ingin mengetahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut untuk
mengetahui apakah ada perbedaan tingkat ketepatan antara tembakan dua angka dan
tembakan tiga angka dalam permainan bola basket siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1
Ambalawi Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Metode penelitian ini termasuk penelitian kuasa kompertaktif yang bersifat expos facto
artinya data terkumpul setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung.Berdasarkan
pendapat tersebut di atas, maka dalam penelitian ini besarnya sampel direncanakan 20%
yaitu 20 orang, dimana jumlah siswa putra kelas X keseluruhan berjumlah 101
orang.Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test keterampilan
melakukan tembakan dua angka dan tembakan tiga angka sebanyak 10 kali.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus t-test dalam bentuk rumusan pendek.
Rumusan ini dipersiapkan untuk menganalisa hasil eksperimen yang menggunakan suatu
kelompok sekaligus menjadi kelompok eksperimen yang berlainan
Dari hasi pembahasan di atas dapat dibuktikan dengan melihat rata-rata memasukkan
bola dengan tembakan 3 angka sebesar 9,15 sedangkan memasukkan bola dengan
tembakan 2 angka sebesar 8,00. Jadi tembakan 3 angka lebih baik hasilnya dari
pada tembakan 2 angka.Bedasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu “Ada perbedaan tingkat kesulitan antara tembakan 3 angka dan
tembakan 2 angka pada peraminan bola basket pada siswa putra Kelasa VIII SMP Negeri
Ambalawi Tahun Pelajaran 2011/2012
A. PENDAHULUAN untuk membuat suatu permainan
seperti sepak bola atau lacrasse yang
Permasalahan bola basket dapat dimainkan didalam ruangan
merupakan salah satu cabang yang selama musim dingin. Bola basket
dimainkan oleh lima orang pemain setiap segera dikenal dan tersebar cepat ke
regu baik putra mapun putri. Dimana seluruh dunia oleh perjalanan pada
popularitasnya permainan ini cukup lulusan Sekolah Pelatihan YMCA.
digemari baik dalam negeri maupun luar Kompetisi antar Universitas
negeri.Sehingga dalam permainan bola marak setelah abad kedua puluh. The
basket satu cabang olahraga yang selalu National Invitation Tournament
dipertandingkan dalam kejuaraan, baik (Tournament Profesional Nasional
daerah, nasional maupun internasional. yang pertama) dilakukan pada tahun
Melihat perkembangan yang begitu 1938, dan the National Basketball
pesat, membuat permainan bola basket Association (NBA), liga bola basket
sangat digemari oleh pemuda, pelajar, profesional utama, dibentuk tahun
mahasiswa dan masyarakat. Memang kita 1946. bola basket pertama kali
lihat gerakan dalam permainan bola diikutsertakan dalam olimpiade pada
basket sangat mudah sekali untuk tahun 1936.
melakukan tembakan (Shooting) bola Bola basket dimaenakan oleh
kedalam keranjang lawan tetapi dalam dua tim dengan lima permain per tim.
pelaksanaan atlit mengalami kesulitan Tujuannya adalah mendapatkan nilai
terutama mengarahkan bola kekeranjang (Skor) dengan memasukkan bola
lawan. kekeranjang dan tim mencegah tim
Untuk dapat bermain bola basket lain melakukan hal serupa. Menurut
dengan baik kita harus menguasai teknik- Wissel (2000:2) mengatakan bola
teknik dasar antara lain : menembak dapat diberikan dengan passing
(shooting), memantulkan bola (operan) dengan tangan atau
(dribbling), mengoper (passing). mendriblenya (Banting, pushing, atau
Pelaksanaan tembakan atau shooting ada tapping) beberapa kali pada lantai
beberapa macam diantaranya : temabakan tanpa menyentuhnya dengan dua
dua angka, tembakan tiga dan tembakan tangan secara bersamaan. Teknik
bebas. dasar mencakup gerakan kaki
Tembakan (shooting) dalam (footwork), menembak (shooting),
permainan bola basket merupakan teknik operan (pussing) dan menangkap,
yang paling dasar dan esensial.Dari Drible, rebound, bergerak dengan
beberapa teori mengatakan bahwa bola, bergerak tanpa bola dan
tembakan (shooting) harus diutamakan bertahan.
sebab dalam permainan bola basket 1. Perlengkapan permainan
sangat menentukan nilai skor yang baik. Adapun perlengkapan dalam
Permainan bola basket bermain bola basket adalah sepatu
Bola basket ditemukan pada bola basket.Celana atlet, t-shirt
Desember 1891 oleh Dr. James longgar, akos kaki putih dan dapat
Naismith, seorang Anggota Pelatih juga memakai soft pada untuk
YMCA di Springfield. Massachusetts melindungi lutut dan siku serta
(sekarang dikenal dengan Springfield kaca mata untuk melinduingi
Collage) Naismith merancang bola mata.
basket sebagai jawaban atas tugas 2. Bola basket
yang diberikan oleh Dr. Luther Bola basket berbentuk bulat
Gulick, Direktur Departemen bundar (spherical) dan berwarna
Pendidikan Fisika, yang menugaskan orange. Keliling bola basket untuk
laki adalah maksimum 30 cm dan Tembakan secara umum
minimum 29,5 cm, sedangkan Tembakan (menembak) adalah
untuk wanita maksimum 29 cm keahlian yang sangat penting didalam
dan minimum 28,5 cm. olahraga basket. Untuk lenbih jelas
3. Papan ring (back-board) tentang tembakan berikut ini, akan
Papan ring (back-board) dijelaskan secara singkat hal-hal
bebentuk persegi panjang dengan yang berkaitan dengan tembakan ini.
permukaan datar, berukuran 1). Hal-hal yang perlu diperhatikan
horisontal 1,80 m dan vertikal pada saat tembakan.
1,05 m. suatu kotak persegi Menurut Wissel (2000:46-48),
panjang berukuran24 inci hal-hal yang perlu diperhatikan
horisontal dan 18 inci vertikal secara umum pada saat
diletakkan dibelakang ring dengan melaksanakan tembakan adalah.
garis bawahnya sejajar dengan 1.1. Pandangan (Sight)
tiang tiap keranjang berdiameter Pusatkan mata pada
18 cm dengan sisis permukaan ring, tujukan hanya pada sisi
2,90 m diatas lantai. muka lingkaran untuk
4. Dimensi lapangan dan tanda- semua jenis tembakan
tanda kecuali untuk tembakan
Lapangan pertandingan pantulan (bank
berbentuk persegi panjang dengan shot).Gunakan tembakan
permukaan bebas hambatan samping jika berada pada
dengan dimensi 16 X 28 m. pada posisi 45 derajat dari papan
bagian-bagian tertentu dari ring.Untuk tembakan sisi,
lapangan diberinama khusus, tujukan pada puncak dekat
dimana garis batas pada tiap sisi kotak pada papan ring.
dan garis bagian akhir dari Kemudian pandang sasaran
lapangan disebut sideline, endline secepatnya dan jaga mata
dan centerline. Frountcourt dan terfokus padanya hingga
suatu tim adalah separuh lapangan mencapai sasaran dan mata
dari garis batas akhir belakang jangan mengikuti gerakan
dan sisi terdekat dari division atau bola konsentrasi pada target
garis tengah lapangan mengurangi gangguan,
(nidcourline) termasuk ring seperti teriakan, lambaian
basket kubu tim itu. Sedangkan handuk, tangan lawan, atau
backcourt mencakup setengah pelanggaran keras.
lapangan lainnya dimana terdapat 1.2. Posisi tangan
ring basket tim lawan. Ada tiga Untuk menembak
lingkaran dilapangan, lingkaran adalah penting dalam
lemparan bebas (free throw menempatkan bola pada
circle) pada bagian tiap lapangan tangan tepat dibelakang bola
dan lingkaran tengah. (center dan juga penting
circle). Garis dari sisi belakang menempatkan tangan yang
dari free circle dan tanda baseline tidak menembak dibawah
adalah daerah yang disebut bola sebagai penjaga
sebagai free throw lane dan key. keseimbangan. Posisi ini
Sedangkan tanda-tanda tambahan disebut block and tuck.
pada tiap sisi dari lane lines Selanjutnya tangan
disebut block danhash marks. menembak secara langsung
dibelakang bola, jari
telunjuk pada titik tengah a. Tembakan satu tangan (One-
kemudian bola melepaskan hend Set Shot)
pada jari telunjuk tepat b. Lemparan bebas (Free
berada di kutub atau tanda thouw)
lain pada bagian tengah c. Tembakan sambil melompat
bola, agar kontrol dan (jum Shoot)
sentuhan ujung jari yang d. Tembakan tiga skor (Three
sudah terbangun dapat pount shot)
menghasilkan lemparan e. Tembakan mengait (hoot shot)
yang lembut tapi tepat. f. Lay-up
1.3. Persejajaran siku dalam g. Runner
Pegang bola didepan Berikut ini akan dijelaskan,
dan diatas bahu untuk langkah-langkah pelaksanaan dari
menembak, antara telinga masing-masing teknik shooting
dan bahu, pertahankan siku- tersebut :
suku didalam dan pada saat 1. Tembakan satu tangan
siku menembak, bola sejajar Adapun langkah-langkah
dengan basket dan pelaksanaan adalah sebagai
selanjutnya letakkan tangan berikut :
di belakang bola dan 1.1. Lihat target
gerakkan siku kedalam 1.2. Rentangkan kaki,
sejauh mana anda mampu. punggung dan bahu
1.4. Irama menembak 1.3. Lenturkan pergelangan
Menembak adalah dan jari-jari kedepan
singkroniasi antara kaki, siku 1.4. Lepaskan ibu jari
tembak, kelenturan 1.5. Tangan mengimbang
pergelangan dan jari pada posisi bola terlepas
tangan.Tembakan boleh 1.6. Irama yang seimbang
dengan halus, bersamaan 2. Lemparan bebas (Free Throw)
dengan gerakan mengangkat Suksesnya dalam
yang ritmis.Kekuatan inti dan melakukan lemparan bebas
ritme tembakan berasal dari memerlukan keahlian,
gerakan naik turun kaki.Awali kebiasaan, konsentrasi dan
dengan lutut sedikit lentur, keyakinan, kebiasaan, rileks
tekuk lutut dan kemudian dan irama mendukung
rentangkan sepenuhnya konsentrasi dan keyakinan diri
didalam gerakan naik turun adapun langkah-langkah
pada saat kaki terentang pelaksanaannya.
sepenuhnya, punggung dan 2.1 Lihat target
bahu terentang ke arah atas 2.1. Ucapkan kata-kata kunci
dan ketika tembakan dimulai sasaran berirama
dari tengah mengimbang 2.2. Rentangkan kaki,
ketangan menembak. punggung dan bahu
2). Teknik-teknik dasar menembak 2.3. Rentangkan siku
(Shooting) 2.4. Lenturkan pinggang dan
Menurut Wissel (2000:46-62), jari-jari kedepan
secara umum teknik dasar 2.5. Lepaskan jari telunjuk
menembak shooting itu ada tujuh 2.6. Tangan menyimbang
jenis yaitu : pada bola sampai terlepas
3. Tembakan sambil melompat 4.7. Tangan menyeimbang
(Jump shot) pada bola sampai terlepas
Tembakan melompat 5. Tembakan mengait (Hook
sama dengan tembakan satu Shot)
tangan hanya ada dua Keunggulan tembakan
penyesuaian dasar, dimana mengait adalah susah
pada tembakan melompat dihalangi oleh lawan yang
dalam mengangkat bola harus tinggi. Tembakan mengait
lebih tinggi dan menembak terbatas didekat ring jarak 3
setelah melompat, bukannya m hingga 4 m adapun
menembak bersama dengan langkah-langkah pelaksanaan
melompat adapun langkah- adalah sebagai berikut :
langkah teknik ini : 5.1. Melangkah dan pivot
3.1. Loncat lalu menembak kedepan
3.2. Tinggi lompatan 5.2. Angkat bola pada arah
tergantung pada jarak telinga
tembakan 5.3. Tangan menyeimbang
3.3. Rentang kaki, punggung pada bola sampai bola
dan bahu terlepas
3.4. Rentangkan siku 5.4. Irama yang seimbang
3.5. Lenturkan pinggang dan 5.5. Lihat target
jari-jari kedepan
3.6. Lepaskan jari-jari 6. Lay Up
telunjuk Tembakan lay up
3.7. Laju penyimbang pada dilakukan dekat dengan
bola sampai terlepas keranjang basket setelah
3.8. Irama yang sama menyalip bola. Untuk dpat
3.9. Lihat target melakukan melompat yang
4. Tembakan tigas Skor (Three tinggi dalam lay up, harus
Point Shoot) mempunyai kecepatan pada
Untuk tembakan tiga tiga atau empat langkah
angka, disiapkan pada terakhir tetapi juga harus
kejauhan yang cukup dari mengontrol kecepatan yang
garis untuk minghindar berlawanan. Adapun langkah-
penginjakan garis dan untuk langkahnya sebagai berikut :
mempokuskan pandangan 6.1. Angkat lutut dan
pada ring basket. Adapun menembak
langkah-langkah pelaksanaan 6.2. Bawa bola diantara
adalah sebagai berikut : telinga dan bahu
4.1. Loncat tanpa ketegangan, 6.3. Arahkan lengan,
menembak saat loncat pergelangan dan jari-jari
keatas 6.4. Lepaskan bola jari
4.2. Irama yang sama telunjuk jari yang halus
4.3. Tenaga berurutan dari 6.5. Pertahankan posisi
kaki, punggung dan bahu tangan penyeimbang
4.4. Rentangkan siku pada bola sampai terlepas
4.5. Lenturkan pinggang dan 7. Runner
jari-jari kedepan Tembakan lay up
4.6. Lepaskan jari-jari dipergunakan jauh dari ring
telunjuk basket dan bila menembak
tekanan pada irama yang angka dalam permainan bola
teratur. Adapun langkah- basket.
langkah pelaksanaan adalah Pada kondisi seutuhnya bola
sebagai berikut : basket adalah permainan tin dengan
7.1. Lihat sasaran lima orang pemain. Menembak
7.2. Mendarat dengan (shooting) yang baik bagi permainan
seimbang tim dan memeiliki keahlian akan
7.3. Lutut tertekuk membuat bola basket menjadi
7.4. Tangan keatas permainan tim yang indah.
Tembakan dua angka Disamping itu dengan memiliki dan
Tembakan dua angka adalah menguasai berbagai tehnik shooting
tembakan masuk dari daerah dua ini akan membuka kesempatan
angka bernilai dua (Dr. Julisa M. mengolah bola sehingga terbuka
Rastafari, 2006:46) kesempatan melaksanakan tembakan
Adapun cara melakukan (shooting) kearah sasaran.
tembakan dua angka (Wissel, Untuk tembakan tiga angka
2000:56) sebagai berikut : akan dilakukan dan disiapkan pada
1. Lompat, Lalu tembak kejangkauan yang cukup dari garis
2. Tinggi lompatan tergantung pada yang telah ditentukan untuk
jarak tembakan menghindari penginjakan garis dan
3. Rentangkan kaki, punggung, untuk mempokuskan pandangan pada
bahu ring basket, tembakan tiga angka
4. Rentangkan siku dapat dilakukan tanpa ketegangan
5. Lenturkan pinggang dan jari-jari saat melompat, karena semakin jauh
kedepan melakukan tembakan biasanya
6. Lepaskan jari telunjuk memiliki waktu, sehingga saat
7. Laju penyeimbang pada bola melakukan tembakan tidak perlu
sampai terlepas melakukan tembakan terlalu tinggi,
8. Irama yang sama tetapi menggunakan tenaga lebih dari
9. Lihat target kaki dan menambah tenaga dengan
Tembakan tiga angka cara melangkag saat akan melakukan
Tembakan tiga angka adalah tembakan. Tembakan dua angka dan
suatu tembakan dari daerah tembakan tiga angka sebagai salah
dibelakang tiga point line memberi satu teknik dalam menembak yang
nilai tiga (Wissel, 2000:3) dapat meningkatkan penilaian,
Adapun cara-cara pelaksanaan adalah antisipasi, tipuan, ketepatan,
sebagai berikut : kekuatan serta melincahkan disaat
1. Lompat tampak ketegangan melakukan tembakan dalam
menembak saat melompat ketas permainan bola basket.Berkaitan
2. Irama yang sama dengan hal ini, menurut Wissel
3. Tenaga berurutan dari kaki, (2000:47) mengatakan bahwa
punggung, bahu kegunaan secara khusus dengan
4. Rentangkan siku menguasai dan menggunakan
5. Lenturkan pingggang dan jari-jari berbagai teknik dasar dalam
kedepan melakukan tembakan ini adalah dapat
6. Lepaskan jari telunjuk membantu ketepatan disaat
7. Tangan penyeimbang pada bola melakukan tembakan itu sendiri.
sampai terlepas
Perbandingan antara tembakan B. METODOLOGI PENELITIAN
dua angka dan tembakan tiga
Sehubungan dengan penelitian berjumlah 104 orang terdiri dari
ini, maka metode yang digunakan kelas XI-A = 26, XI-B = 27, XI-C
dalam penelitian ini adalah pendekatan = 24, XI-D = 27.
empiris karena gejala yang akan 2. Sampel penelitian
diteliti sudah ada secara wajar maka Sampel adalah : “sebagian
tidak perlu ditimbulkan secara sengaja dari populasi, sebagai contoh
yaitu yang berupa ketepatan tembakan yang diambil dengan
dua angka dan tembakan tiga angka menggunakan cara-cara tertentu”
terhadap tingkat kesulitan dalam (Suprapto, 1998 : 43). Ahli lain
permainan bola basket pada siswa mengatakan pula bahwa : “sampel
putra kelas VIII SMP Negeri I adalah sebagian atau wakil dari
Ambalawi Tahun Pelajaran populasi yang diteliti” (Margono,
2011/2012. Metode penelitian ini 1997 :44).
termasuk penelitian kuasa Berdasarkan pendapat
kompertaktif yang bersifat expos facto tersebut, maka yang dimaksud
artinya data terkumpul setelah semua dengan sampel adalah sebagian
kejadian yang dipersoalkan atau wakil dari suatu populasi
berlangsung (Sutrisno Hadi, 1976:36). yang akan diteliti. Sehubungan
Menurut Darsono dengan penelitian ini, yang
Tjokrosuryono (1997) menjadi sampel adalah siswa
mengemukakan ada rancangan kelas VIII putra SMP Negri 1
penelitian salah satunya adalah Ambalawi Kabupaten Bima Tahun
rancangan penelitian eksperimen, Pelajaran 2011/2012.
rancangan ini merupakan n produser Teknik yang digunakan
untuk menguji hipotesis dan dalam mengambil sampel disebut
mengambil kesimpulan yang soheh teknik sampling. Dalam buku
tetang tingkat kesulitan tembakan dua statistik pendidikan dijelaskan
angka dan tembakan tiga angka dalam bahwa : “beberapa tata cara
permaina bola basket. mengambil sampel disebut teknik
1. Populasi penelitian sampling” (Yousda, 1993 : 23).
Dalam buku metode Sehubungan dengan penelitian
penelitian dijelaskan bahwa: ini, teknik sampling yang
“populasi adalah keseluruhan digunakan adalah proposional
subjek yang mempunyai kualitas random sampling.
serta ciri-ciri tertentu yang Proposional sampling
ditetapkan oleh peneliti untik adalah : “apabila pengambilan
dipelajari dan kemudian ditarik sampel memperhitungkan adanya
kesimpulan” (Sugiono, 1994 : proposi atau bagian-bagian
53). Sedangkan ahli lain populasi atau perimbangan unsur
mengatakan bahwa: “populasi dan kategori-kategori dalam suatu
adalah semua individu baik populasi” (Winarno Surachmad,
subjek maupun objek yang 1992 : 25). Dalam penelitian ini,
dikenakan perlakuan dalam perimbangan atau proporsi yang
penelitian” (Mardalis, 1989 : 53). perlu diperhatikan adalah
Sehubungan dengan perbandingan jumlah siswa putra
penelitian ini, maka yang menjadi masing-masing kelas yang akan
populasi adalah terbatas pada dijadikan sebagai responden
siswa kelas VIII putra SMP penelitian pada siswa kelas VIII
Negri 1 Ambalawi Tahun putra SMP Negri 1 Ambalawi
Pelajaran 2011/2012 yang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Adapun random sampling pengumpulan data yang harus
adalah : “teknik pengambilan dirancang dan dibuat sehingga
sampel secara random atau tanpa menghasilkan data sebagaimana
pandang bulu” (Hadi, 1989 : 224). adanya (Margono, 1996:155).
Cara yang digunakan dalam Adapun instrumen yang
random sampling adalah cara digunakan dalam penelitian ini adalah
undian, ordinal dan randomisasi test keterampilan melakukan
dari bilangan random. Dalam tembakan dua angka dan tembakan
penelitian ini, untuk menentukan tiga angka sebanyak 10 kali
individu yang akan menjadi dengan dukungan kelengkapan
anggota sampel digunakan cara sebagai berikut:
undian, maksudnya untuk 1. Lapangan bola basket
memberikan kesempatan yang 2. Bola basket
sama kepada anggota populasi 3. Nomor dada
pada tiap-tiap kelas yang akan 4. Peluit
dijadikan sampel.
Karena jumlah populasi Pengumpulan Data
dalam penelitian ini cukup besar, a. Metode Dokumentasi
maka perlu ditentukan besarnya Dalam buku metode
sampel. Dalam buku metodologi penelitian dijelaskan bahwa
penelitian dijelaskan bahwa : metode dokumentasi adalah suatu
“apabila populasi cukup cara untuk memperoleh data
homogen, terdapat populasi di dengan jalan mengumpulkan
bawah 100 dapat digunakan 50%, segala macam dokumen serta
di atas 100 dapat dipergunakan mengadakan pencatatan yang
20% -25%, dan di atas 1000 dapat sistematis (Yusda, 1993: 77).
dipergunakan antara 10% - 15% Sedangkan ahli lain mengatakan
(Winarno Surachmad, 1992 : 64). bahwa metode dokumentasi
Berdasarkan pendapat adalah suatu cara untuk mencari
tersebut di atas, maka dalam data atau hal-hal yang berupa
penelitian ini besarnya sampel catatan transkrip (Margono, 1997
direncanakan 20%, dimana : 117).
jumlah siswa putra kelas X Sehubungan dengan
keseluruhan berjumlah 101 orang. penelitian ini metode dokumentasi
Adapun jumlah sampel sebagai digunakan sebagai metode bantu
berikut: untuk mengetahui data tentang
a. Kelas XI-A = 20% x 26 = 5 jumlah dan nama-nama siswa
b. Kelas XI-B = 20% x 27 = 5 putra kelas VIII SMP Negeri I
c. Kelas XI-C = 20% x 24 = 5 Ambalawi Tahun Pelajaran
d. Kelas XI-D = 20% x 27 = 5 2011/2012.
Jumlah = 20 b. Metode Test
Dalam buku evaluasi
Instrumen Penelitian pendidikan dijelaskan bahwa tes
Suatu metode tidak akan adalah pengumpulan data yang
memenuhi fungsi yang efektif bila berbentuk keseluruhan yang harus
instrumen yang menjadi alat dari dilaksanakan oleh subyek
metode itu tidak valid, karena untuk penelitian (Indra Kusuma,
mendapat data diperlukan instrumen. 1998:28). Ahli lain mengatakan
Adapun pengertian dari instrumen bahwa tes adalah suatu cara untuk
adalah alat yang digunakan sebagai mengdakan penilaian terhadap
suatu subyek atau obyek-obyek keadaan data yang akan diolah
tertentu untuk mendapat data dengan penelitian. Data terkumpul
secara tepat dan tepat (Suharsimi dalam penelitian adalah bersifat
Arikunto, 1992:44). kuantitatif yaitu berupa angka-angka.
Apabila definisi tersebut Maka rumus yang dipakai dalam
kita analisa, maka akan kita mengolah data adalah rumus t-test
temukan unsur-unsur berikut : dalam bentuk rumus pendek Rumus
1. Bahwa tes itu berbentuk suatu t-test digunakan dalam eksperimen
tugas yang terdiri dari yang menggunakan sampel yang
pernyataan-pernyataan atau berkolerasi, yang dimaksud dengan
perintah-perintah. sampel berkolerasi adalah sampel
2. Bahwa tes itu diberikan yang sudah disamakan salah satu
kepada seorang siswa atau variabelnya atau dua variasi yang
sekelompok siswa untuk lebih (Sutrisno Hadi, 1988:276).
dikerjakan. Dalam penelitian ini penulis
3. Bahwa respon siswa atau menggunakan rumus t-test dalam
kelompok siswa tersebut bentuk rumusan pendek.Rumusan ini
dinilai dipersiapkan untuk menganalisa hasil
Tes hasil latihan dapat eksperimen yang menggunakan suatu
dibedakan atas beberapa jenis dan kelompok sekaligus menjadi
pembagian jenis-jenis tes ini kelompok eksperimen yang berlainan.
dapat ditinjau dari beberapa sudut Adapun rumus t-test yang digunakan
pandang. adalaSh sebagai berikut :
Dalam penelitian ini M 1-M2
MD
t
menggunakan tes perbuatan untuk
mengukur tingkat kesulitan antara d 2
tembakan dua angka dan tiga N ( N  1)
angka dalam permainan bola Keterangan
basket baik yang menggunakan t = t-test
tembakan tiga angka maupun M1 = Angka rata-rata
tembakan dua angka pada siswa ketepatan tembakan
putra kelas VIII SMP Negeri 1 dengan dua angka
Ambalawi Tahun Pelajaran M11 = Angka rata-rata
2011/2012. ketepatan tembakan
dengan tiga angka
Analisa Data. N = Jumlah sampel
Data yang dikumpul selama Σd 2
= Jumlah devisi
mengadakan penelitian perlu diolah dan dari mean perbedaan
dianalisa secara cermat dan penuh (Netra,
ketelitian, keuletan, sehingga akan 1974:92)
mendapatkan suatu kesimpulan tentang Adapun langkah-langkah yang
obyek-obyek penelitian secara baik dan ditempuh dalam menganalisa data
benar. dalam penelitian ini adalah sebagai
Dalam menganalisa data dapat berikut :
ditempuh dengan menggunakan 1. Merumuskan hipotesis Nol (ho)
analisa filosofi di statistik.Dalam 2. Menyusun tebel kerja
penelitian ini penulis menggunakan 3. Memasukkan data kedalam rumus
metode statistik. Pilihan dan 4. Menguji nilai t-test
penggunaan rumus statistik disini 5. Menarik kesimpulan analisa
disesuaikan dengan tujuan dan
C.HASIL PENELITIAN di masing-masing siswa, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Mengenai pengumpulan data yang Tabel 3.Tabel prestasi tembakan 3 angka
diperoleh dsari pelaksanaan test terhadap ketepatan tembakan ditempat.
tembakan 3 angka dan tembakan 2 angka

Wakt Jumlah tembakan selama 30 detik


u 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Nama sampel Jumlah Skor
(detik
)
1 Hasan Basri 30 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 4 12
2 Lukmanul Hakim 30 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 3 9
3 Munarah 30 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 4 12
4 Haryanto 30 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 6
5 Tadi Setyadi 30 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 9
6 Abdul Khalik 30 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 9
7 Lukmanul H 30 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 4 12
8 Saeful Bahri 30 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 6
9 Suherman Riyadi 30 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 3 9
10 Taufan Hadi 30 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 4 12
11 Dedi Irawan 30 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3 9
12 Fahrurrozi 30 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 12
13 M Husnul Yakin 30 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 9
14 Suhaili 30 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 12
15 Suparman 30 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 9
16 Ahmad Ardi 30 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 6
17 L. Dian 30 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 6
18 Suhandani 30 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 3 9
19 M. Saidan 30 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 6
20 Sapoan Hakim 30 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3 9
Zubaidi
Jumlah 61 183

Keterangan : (1). X (Berhasil)


(2). – (Gagal)
Tabel 4.
Tabel Prestasi Tembakan 3 Angka Terhadap Ketepatan Tembakan di Tempat

Wakt Jumlah tembakan selama 30 detik


u 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Nama sampel Jumlah Skor
(detik
)
1 Hasan Basri 30 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5 10
2 Lukmanul Hakim 30 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 8
3 Munarah 30 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 10
4 Haryanto 30 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3 6
5 Tadi Setyadi 30 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3 6
6 Abdul Khalik 30 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5 10
7 Lukmanul H 30 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4 8
8 Saeful Bahri 30 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3 6
9 Suherman Riyadi 30 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 5 10
10 Taufan Hadi 30 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 5 10
11 Dedi Irawan 30 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 6
12 Fahrurrozi 30 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 6 12
13 M Husnul Yakin 30 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 4 8
14 Suhaili 30 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 10
15 Suparman 30 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 3 6
16 Ahmad Ardi 30 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 8
17 L. Dian 30 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 6
18 Suhandani 30 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 4 8
19 M. Saidan 30 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 6
20 Sapoan Hakim 30 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 6
Zubaidi
Jumlah 80 160

Keterangan : (1). X (Berhasil).


(2). - Gagal
1. Analisa Data ketepatan tembakan ditempat pada
Setelah peneliti melakukan tes Club Bola Basket Putra SMP Negeri
perbuatan yaitu : tes tembakan 3 1 Ambalawi tahun pelajaran
angka dan tembakan 2 angka terdapat 2011/2012.
ketepatan tembakan di tempat pada Mengingat bahwa yang digunakan
siswa Bola Basket Putra SMP Negeri 1 dalam penelitian adalah teknik analisa
Ambalawi tahun pelajaran 2011/2012. dan statistik, maka hipotesis kerja
Dalam menganalisa data penulis diatas tersebut diubag menjadi
menggunakan metode analisis statistik. hipotesis Nihil (Ho) yaknik : “tidak
Adapun langkah-langkah dalam ada perbedaan prestasi antara
menganalisis data adalah sebagai tembakan 2 angka dan tembakan 3
berikut : angka terhadap ketepatan tembakan di
3.1. Merumuskan Hipotesis Nihil (Ho) tempat pada siswa Bola Basket Putra
Hipotesis yang akan diuji SMP Negeri 1 Ambalawi Tahun
kebenarannya adalah : “Ada Pelajaran 2011/2012.
perbedaan prestasi antara tembakan 2 3.2. Menyusun Tabel Kerja
angka dan tembakan 3 angka terhadap
Adapun tabel kerja ini digunakan untuk
pengesahan hipotesis tentang perbedaan 3.4. Menguji Nilai “t”
tembakan 2 angka dan tembakan 3 angka Setelah mendapat nilai t-hitung
terhdap ketepatan tembakan di tempat dengan derajat kebebasan (df) (N-1)
pada Club Bola Basket Putra SMP Negeri yaitu 20 – 1 = 19 dalam taraf
1 Ambalawi Kabupaten Bima. signifikan 5% maka nilai t-
Adapun tebel kerjanya sebagai berikut : hitung sebesar : 3,153 sedangkan t-
Tabel 9. Tabel Kerja Tentang Perbedaan tabel sebesar 2,086. Untuk menolak
Prestasi Tembakan 2 dan Tembakan 3 hipotesis nihil (Ho) diperlukan nilai t-
Angka Terhadap Ketepatan Tembakan di hitung lebih besar dari pda nilai t-
Tempat tabel, maka t-hitung lebih besar dari
pada t-tabel : 3,153>2,086 ini berarti
No hasil dari penelitian ini signifikan.
D
mo
(X 3.5. Menarik Kesimpulan
r
Nama X1 X2 1- D2 d2
Su Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
X2
by
) analisis data diatas, maka penulis
ek
1 2 3 4 5 6 7 dapat menarik suatu kesimpulan
1 Hasan Basri 12 10 2 0,85 0,7225
2 Lukmanul Hakim 9 8 1 -0,15 0,0225 adalah sebagai berikut: “ada
3 Munarah 12 10 2 0,85 0,7225 perbedaan tingkat kesulitan antara
4 Haryanto 6 6 0 -1,15 1,3225
5 Tadi Setyadi 9 6 3 1,85 3,4225 tembakan 3 angka dan tembakan 2
6 Abdul Khalik 9 10 -1 -2,15 4,6225 angka dalam permainan bola basket
7 Lukmanul H 12 8 4 2,85 8,1225
8 Saeful Bahri 6 6 0 -1,15 1,3225 pada siswa putra kelas VIII SMP
9 Suherman Riyadi 9 10 -1 -2,15 4,6225 Negeri 1 Ambalawi Tahun Pelajaran
10 Taufan Hadi 12 10 2 0,85 0,7225
11 Dedi Irawan 9 6 3 1,85 3,4225 2011/2012.
12 Fahrurrozi 12 12 0 -1,15 1,3225
13 M Husnul Yakin 9 8 1 -0,15 0,0225
14 Suhaili 12 10 2 0,85 0,7225
15 Suparman 9 6 3 1,85 3,4225
16 Ahmad Ardi 6 8 -2 -3,15 9,9225 C. PEMBAHASAN
17 L. Dian Suhandani 6 6 0 -1,15 1,3225
18 M. Saidan 9 8 1 -0,15 0,0225
19 Sapoan Hakim 6 6 0 -1,15 1,3225
20 Zubaidi 9 6 3 1,85 3,4225
Jumlah 18 16 23 0 50,55 Pada kondisi seutuhnya bola
3 0 basket adalah permainan tim dengan
lima orang pemain. Menembak
3.3. Memasukkan Data Kedalam (shooting) yang baik bagi permainan
Rumus tim dan memiliki keahlian akan
Pada lamhkah ini data yang sudah membuat bola basket menjadi
didapat dimasukkan kedalam rumus permainan tim yang indah. Di
“t-test” sebagai berikut : samping itu dengan memiliki dan
X 1 183 menguasai berbagai teknik shooting
M1   = 9,15 ini akan membuka kesempatan
N 20
X 160 mengolah bola sehingga terbuka
M2  2  8 kesempatan melaksanakan tembakan
N 20
D 23 shooting ke arah sasaran.
MD    1,15 Dalam penelitian ini tembakan
N 20 3 angka lebih baik hasilnya jika
M1  M 2 dibandingkan dengan tembakan 2
Rumus:T  Test  t 
d 2 angka.Hal ini dikarenakan tembakan
3 angka poinnya lebih besar
N ( N  1)
dibandingkan dengan tembakan 2
9,15  8 angka.Oleh karena itu tembakan
T
50,55
20(20  1)
1,15
T
50,55
merupakan teknik yang sangat tembakan 3 angka lebih baik
berpengaruh terhadap kemampuan hasilnya dari pada tembakan 2 angka.
yang harus dikuasai oleh seorang
pemain bola basket untuk D. PENUTUP
meningkatkan prestasi dalam bidang
olah raga, khususnya pemain bola Bedasarkan hasil penelitian
basket.Dalam kemampuan melakukan dan hasil analisis data maka dapat
tembakan dapat menimbulkan ditarik kesimpulan yaitu “Ada
keragu-raguan bagi penembak perbedaan tingkat kesulitan antara
terhadap hasil tembakan yang dicapai. tembakan 3 angka dan tembakan 2
Oleh karena itu tembakan 3 angka angka pada peraminan bola basket
dapat dilakukan tanpa ketegangan pada siswa putra Kelasa VIII SMP
saat melompat, karena semakin jauh Negeri Ambalawi Tahun Pelajaran
melakukan tembakan biasanya 2011/2012
memiliki waktu, sehingga saat
melakukan tembakan tidak perlu DAFTAR PUSTAKA
melakukan tembakan terlalu tinggi,
tetapi menggunakan tenaga yang Arikunto, Suharsimi, 1997. Prosedur
lebih kaki dan menambah tenaga Penelitian Suatu Pendekatan
dengan cara melangkah saat akan Praktek. Rineka Cipta,
melakukan tembakan. Jakarta.
Tembakan 2 angka dan Ida Bagus Netra, 1974. Statistik
tembakan 3 angka sebaai salah satu inferensial, Usaha Nasional,
tehnik dalam menembak yang dapat surakarta.
meningkatkan penilaian, antisipasi Indra Kusuma, 1998, Evaluasi
tipuan, ketepatan, kekuatan serta Pendidikan, Usaha Nasional,
melincahkan di saat melakukan Surabaya.
tembakan dalam permainan bola Margono S, 1997, Metodelogi Penelitian
basket. Berkaitan dengan hal ini, Pendidikan, Rineka Cipta,
menurut Wissel (2000 : 47) Jakarta.
mengtakan bahwa kegunaan secara Rr. Julisa M. Rastafan, 2006, Bola Basket
khusus dengan menguasai dan Untuk Semua, Bidang III PB
mengguankan berbagai tehnik dasar Perbasi, Jakarta.
dalam melakukan tembakan ini Sutrisno Hadi, 1998, Statistik Jilid II,
adalah membantu ketepatan di saat Andi Offset, Yogyakarta.
melakukan tembakan itu sendiri. Yusuf Akhyar Sutaryono,2003, Pedoman
Dari hasi pembahasan di atas Penulisan Skripsi, IKIP
dapat dibuktikan dengan melihat rata- Mataram.
rata memasukkan bola dengan Wissel.Hal.2003, Bola basket, PT.
tembakan 3 angka sebesar 9,15 Rajagrafindo, Jakarta.
sedangkan memasukkan bola dengan
tembakan 2 angka sebesar 8,00. Jadi
HUBUNGAN TINGGI BADAN TERHADAP KETEPATAN SERVIS ATAS
DALAM PERMAINAN BOLA VOLY PADA SISWA PUTRA KELAS VII MTS
SILA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

FURKAN, S.PD.M.OR & FERI FERDIANSYAH


Dosen STKIP Taman Siswa Bima

ABSTRAK

Kata Kunci : Tinggi Badan, Servis Atas, Permainan Bola Voly

Tehnik servis merupakan gerakan yang paling mendasar yang harus dikuasai agar
permainan berjalan dengan lancar. Permainan bola voly yang sangat utama adalah tehnik
servis yang harus benar-benar sempurna dikuasai oleh seorang pemain yang akan diberikan
kepada pengumpan yang selanjutnya melakukan serangan sehingga bola jatuh tepat ke
lapangan lawan.
Dalam pemilihan pemain untuk cabang olahraga bola voly unsur pertama yang
mendukung adalah kondisi fisik yang prima dan postur tubuh yang ideal yaitu tinggi badan
yang sangat mempengaruhi dan berperan besar dalam menentukan ketepatan melakukan
servis dan didukung oleh tehnik yang baik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian yang
diajukan dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan tinggi badan terhadap
ketepatan servis atas dalam permainan bola voly pada siswa putra kelas VII MTs Sila
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ”.
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa tehnik
dokumentasi dan tehnik tes perbuatan serta tehnik analisa data dengan menggunakan
rumus korelasi produk momen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Berdasarkan pada
analisis data untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan, diperoleh nilai r hitung r
xy 0,768 berdasarkan taraf signifikan 5% dan N= 24 ternyata angka batas penolakan
hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel nilai-nilai “ r ” besarnya adalah 0,404. Dengan
demikian maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima jadi “ Ada hubungan
tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voly pada siswa putra
kelas VII MTs Sila Kabupaten Bima TahunPelajaran 2012 / 2013 ”.

A. PENDAHULUAN Untuk dapat memulai suatu


permainan bola voly, hendaknya terlebih
Permainan bola voly merupakan dahulu mengetahui cara atau gerakan
olahraga beregu yang dimainkan oleh dua dasar dalam permainan bola voly. Salah
regu masing-masing regu terdiri dari 6 satu faktor yang dikuasai oleh seorang
orang, dalam tiap lapangan dipisahkan pemain untuk mencapai hasil yang
oleh net dan bertujuan agar setiap regu memuaskan adalah mengetahui tehnik
melewatkan bola secara teratur melalui dasar permainan bola voly tersebut.
atas net sampai bola menyentuh lantai di Tehnik permainan bola voly adalah
daerah lawan dan mencegah agar bola bagian dalam permainan untuk
yang dilewatkan tidak menyentuh lantai melakukannya dituntut aktifitas jasmani.
dalam lapangan sendiri.Meskipun Penguasaan tehnik mutlak diperlukan,
sifatnya beregu, tetapi kemahiran sebab jika salah tehnik maka dianggap
individu akan mempermudah melakukan melakukan pelanggaran. Jadi penguasaan
kerjasama untuk mencapai hasil akhir tehnik yang benar sangat menentukan
yang baik. prestasi atau penentu kemenangan.
Adapun tehnik dasar dalam permainan sangat cepat, hal ini tebukti pada pecan
bola voly meliputi servis, pasing, blok, olahraga Nasional ( PON ) kedua tahun
umpan dan smash / spike. 1951 di Jakarta, sampai sekarang
Berbicara masalah servis tidak bisa permainan bola voly termasuk salah satu
lepas dari postur tubuh karena cabang olaharaga yang dipertandingkan.
bagaimanapun juga keberhasilan dalam Pada tahun 1955 tepatnya pada tanggal
permainan bola voly merupakan 22 januari didirikan organisasi bola voly
rangkaian system yang menunjang, tidak di Indonesia dengan nama persatuan bola
bisa lepas antara satu dengan yang voly seluruh Indonesia ( PBVSI ) dengan
lainnya. Dengan kata lain atlet yang ketuanya W.J. Latumete. Setelah adanya
mampu meraih prestasi yang baik adalah induk organisasi bola voly ini, maka pada
gabungan dari beberapa aspek seperti tanggal 28 – 30 Mei 1955 diadakan
tehnik, mental, maupun fisik. kongres dan kejuaraan Nasional yang
Banyak hal yang berkaitan dengan pertama di Indonesia.
kondisi fisik tersebut salah satu 2. Tehnik Dasar Permainan Bola
diantaranya tinggi badan. Namun Voly
demikian penulis belum mengetahui a. Servis bawah adalah cara
dengan jelas dan pasti sejauh mana melakukan pukulan permulaan dari
tinggin badan dapat berpengaruh secara petak servis dengan memukul bola
signifikan terhadap ketepatan servis atas. dengan tangan dari bawah sebagai
Hal inilah yang menarik bagi penulis usaha menghidupkan bola dalam
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut permainan.
tentang “ Hubungan tinggi badan b. Servis atas adalah cara melakukan
terhadap ketepatan servis atas dalam pukulan permulaan dari daerah
permainan bola voly pada siswa putra servis dengan memukul bola dari
kelas VII MTs Sila Kabupaten Bima atas kepala sebagai usaha
tahun Pelajaran 2012 / 2013”. menghidupkan bola ke dalam
1. Sejarah Permainan Bola Voly permainan.
Permainan bola voly pertama kali c. Servis samping adalah cara
diciptakan pada tahun1895 di Holyoke ( melakukan pukulan permulaan bola
Amerika bagian Timur ) oleh William G dari servis dengan memukul bola
Morgan Pembina pendidikan jasmani dengan tanggan dari posisi samping
pada Young Man Chrristian Association ( sebagai usaha menghidupkan bola
YMCA ). dalam permainan.
Permainan bola voly sangat cepat d. Servis melompat adalah melakukan
berkembang sehingga pada tahun 1922 pukulan bola dengan menggunakan
YMCA mengadakan kejuaraan bola voly awalan melompat.
Nasional. Kemudian permainanbola voly e. Pasing bawah adalah mengambil
ini menyebar keseluruh penjuru dunia. dan mengoper bola atau
Pada tahun 1947 pertama kali permainan memantulkan bola dengan salah
bola voly dipolandia dengan peserta yang satu atau kedua tangan bagian
cukup banyak, maka pada tahun 1948 bawah dari tangan.
didirikan federasi bola voly Internasional f. Pasing atas adalah cara
dengan nama Internasinal voly ball pengambilan bola atau mengoper
federation (IVBF ) yang waktu itu bola dari atas kepala jari-jari tangan
beranggotakan 15 Negara dan bola dating dari atas diambil jari-
berkedudukan di Paris. jari tangan di atas, di depan kepala.
Permainan bola voly masuk di g. Membendung ( bloking ) adalah
Indonesia pada penjajahan Belanda. bentuk gerakan seseoarang atau
Perkembangan bola voly di Indonesia
beberapa orang pemain yang berada 4. Tinggi Badan
di dekat net atau jaring. Menurut Dwiyono ( 1989 : 72 )
h. Umpan adalah mengambil dan yang dimaksud tinggi badan adalah
mengoper bola ke teman dengan segenap jasad manusia atau pokok tubuh
kedua tangan. manusia yang dilihat dari batas bahian
i. Smash ( Spike ) adalah gerakan kaki sampai batas bagian kepala.
memukul bola yang dilakukan Sedangkan menurut Krisdalaksana ( 1999
dengan kuat dan keras dengan : 32 ) mengemukakan bahwa tinggi badan
jalannya bola cepat, tajam, dan adalah keseluruhan badan manusia mulai
menukik serta diterima lawan dari bagian kaki sampai bagian kepala.
apabila itu dilakukan dengan cepat Dengan demikian maka yang dimaksud
dan tepat ( Syarifuddin, 1997 : 57- dengan tinggi badan adalah segenap jasad
73 ). atau pokok tubuh manusia yang diukur
3. Sarana Dan Prasarana mulai dari kaki sampai dengan bagian
Permainan Bola Voly kepala.
a. Lapangan permainan 5. Ketepatan Servis Atas
Lapangan permainan bola voly Servis atas adalah cara melakukan
berbentuk persegi panjang dengan ukuran pukulan permulaan dari daerah servis
pajang 18 M dan lebar 9 M semua garis dengan memukul bola dari atas kepala
batas lapangan, garis daerah serang sebagai usaha menghidupkan bola ke
adalah 3 M. Garis batas diberi tanda dalam permaianan ( Syarifuddin, 1997 :
dengan menggunakan tali atau cet yang 65 ). Sedangkan menurut ahli lain servis
lebarnya tidak lebih dari 5 cm. Lapangan atas adalah pukulan permulaan untuk
permainan bola voly terbagi menjadi dua memulai permainan, bola dilampbungkan
bagian yang sama besarnya masing- di depan pudak tang pemukul lebih tinggi
masing luasnya 9 x 9 M. dari jangkauan tangan pemukul, tangan
Masing-masing lapangan terdiri pemukul diayunkan kea rah bola berada
atas daerah serang dan daerah sejangkau tangan pada bagian tengah
pertahanan, daerah serang adalah daerah belakang bola ( Bahtiar, 2007 : 229 ).
yang dibatasi garis tengah lapangan Adapun cara melakukan servis atas
dengan garis serang belakang yang dalam permainan bola voly adalah
luasnya 9 x 3 M. Sedangkan daerah sebagai berikut :
pertahanan yang luasnya 9 x 6 M. a. Berdiri untuk melakukan servis pada
Panjang jaring tidak lebih dari 9,50 posisi belakng garis, sikap tubuh
M dan lebarnya tidak lebih dari 10 M menghadap jarring jarak kedua kaki
dengan mata jaring 10 cm. selebar bahu dan di silangkan berat
b. Bola badan pada kaki belakang tubuh
Bola terbuat dari kulit yang dilemaskan.
didalamnya karet atau bahan lain yang b. Bola dipegang dengan tangan kiri,
semacamnya. Berat bola 260 – 280 tangan kanan diayunkan ke atas
gram dan keliling 65 – 67 cm. belakang kepala.
c. Pemain c. Lemparkan bola ke atas setinggi
Jumlah pemain dalam lapangan jangkuan tangan.
permainan sebanyak 6 orang setiap d. Pukul bola dengan cambukkan telapak
regunya dan di tambah dengan 6 orang tangan.
pemain cadangan. e. Bola dipukul pada bagian tengah
d. Tinggi tiang belakang otot perut membantu
Tinggi tiang jaring pria 2,43 M dan kekuatan pukulan terhadap bola.
wanita 2,24 M ( Viera,dkk, 2000 : 23 f. Setelah memukul bola beat badan
). dipindahkan kekaki depan.
g. Kesalahan-kesalahan umum pada saat dinyatakan dalam bentuk
mendekati servis atas : angka-angka dengan
- Servis dilakukan secara tergesah- perhitungan statistik, data
gesah tanpa perhitungan dan kurang kuantitatif dalam penelitian ini
konsentrasi adalah data hasil tes perbuatan
- Lemparan bola terlalu jauh kedepan yang diperoleh dari sampel
- Bola dipukul pada bagian atas penelitian.
- Pandangan tidak mengawasi bola ( 2. Sumber Data
Kosasi, 1997 : 27 ). a. Data Primer
6. Hubungan Tinggi Badan Terhadap Adalah data yang
Ketepatan Servis Atas diperoleh secara langsung
Penampilan olagraga bola voly pada tempat penelitian,
sangat tinggi seringkali tergantung pada yaitu data lapangan yang
prinsip anatomi manusia seperti memiliki ada dalam hal inin
tinggi badan atau badan yang pendek. sumbernya adalah data
Pada olahraga bola voly sering pemain diperoleh langsung dari
yang memiliki tubuh yang lebih tinggi data kelas VII MTs Sila
biasanya memiliki kemampuan dari Kabupaten Bima.
keterampilan melakukan servis yang b. Data sekunder
lebih baik daripada memiliki tubuh yang Adalah data yang
pendek, karena dengan tubuh yang tinggi diperoleh dari berbagai
seorang pemain lebih memiliki jangkuan dokumen atau literatur-
yang lebih baik dalam melakukan leteratur atau sumber data
gerakan-gerakan. Berkaitan dengan ini yang berupa data jumlah
seorang ahli mengemukakan bahwa siswa atau absensi kelas
seseorang yang badan tinggi jangkuannya VII MTS Sila Kabupaten
akan lebih baik daripada seseorang yang Bima.
mempunyai badan yang pendek ( Kosasi, 1. Populasi
1990 : 52 ). Populasi adalah
Dari uraian tersebut jelaslah tinggi keseluruhan objek penelitian (
rendahnya badan dapat berpengaruh Arikunto, 2006 : 130 )
terhadap pencapaian prestasi dalam sedangkan ahli lain
olahraga terutama permainan bola voly. mengatakan bahwa populasi
Dengan demikian secara teori dapat adalah seluruh data yang
dikatakan bahwa ada hubungan tinggi menjadi perhatian peneliti
badan terhadap ketepatan servis atas dalam suatu ruang lingkup
dalam permainan bola voly. dan waktu yang ditentukan (
Nurul Juriah, 2006 : 116 ).
B. METODE PENELITIAN Berdasarkan pendapat di
Penelitian ini dilaksanakan atas, bahwa yang dimaksud
di MTs Sila jalan Lintas Donggo dengan populasi adalah
– Rato Kecamatan Bolo keseluruhan subjek penelitian
Kabupaten Bima. yang digunakan sebagai
1. Jenis Penelitian sasaran penelitian. Jadi yang
Jenis penelitian ini adalah dimaksud dengan populasi
penelitian eksperimen ( tes adalah seluruh siswa putra
perbuatan ) dengan Kelas VII MTs Sila
pendekatan kuantitatif, Kabupaten Bima tahun
dijelaskan bahwa penelitian Pelajaran 2012 / 2013.
kuantitatif adalah data yang
Tabel 1. keadaan siswa 1. VII A 22 22 x 5
25%=5,4
putra kelas VII MTs Sila 2. VII B 20 20 x 25%= 5
NO. Kelas Siswa 5
3. VII C 22 22 x 25% 5
Putra = 5,4
1. VII A 22 4. VII D 20 20 x 25% 5
=5
2. VII B 20 5. VII E 18 18 x 25% 4
3. VII C 22 = 4,4
Jumlah 24 Orang
4. VII D 20
5. VII E 18
JUMLAH 102
Tehnik Pengumpulan Data
2. Sampel
1. Metode Dokumentasi
Sampel adalah sebagian
Metode dokumentasi
dari populasi yang diteliti (
adalah merupakan suatu
Nurul Juriah, 2006 : 119 ).
metode dengan cara untuk
Sedangkan menurut ahli lain
memperoleh data dengan
mengatakan bahwa sampel
mengumpulkan segala macam
adalah sebagian atau wakil
dokumen serta dengan
populasi yang diteliti (
mengadakan pencatatan
Arikunto, 2006 : 131 ). Untuk
sistematis ( Netra, 1974 : 42 ).
menentukan ukuran sampel
Ahli lain mengatakan sebagai
yang diambil dari populasi
berikut : “ Tidak kalah
dipergunakan pendapat yang
pentingnya dari metode lain,
menyatakan bahwa untuk
metode dokumentasi yaitu
sekedar ancang-ancang maka
mencari data mengenai hal-hal
apabila jumlah subjeknya
atau variabel yang merupakan
kurang dari 100 orang maka
catatan, transkrip, buku, surat
sebagiknya diambil
kabar, majalah, prasasti,
seluruhnya sehingga
agenda dan sebagainya” (
penelitian merupakan
Arikunto, 2006 : 231 ).
penelitian populasi,
Berdasarkan hal tersebut
selanjutnya jika subjeknya
di atas maka metode
lebih besar dari 100 orang
dokumentasi dalam penelitian
maka dapat diambil 10% -
ini digunakan sebagai metode
15% atau 20 – 25% atau lebih
penunjang yaitu mendapatkan
(Arikunto , 1980 : 20 ).
data tentang jumlah dan anam-
Sesuai dengan pendapat di
nama siswa putra kelas VII
atas maka peneliti mengambil
MTs Sila Kabupaten Bima
sampel sebanyak 25% dari
tahun pelajaran 2012 / 2013.
jumlah populasi siswa putra
2. Metode Tes Perbuatan
kelas VII MTs Sila Kabupaten
Tes perbuatan adalah
Bima sebanyak 102 orang.
alat pengukuran mengenai
Adapun jumlah sampel yang
keadaan – keadaan dan
diambil dari masing-masing
kemampuan seseorang.
kelas adalah sebagai berikut :
Tehnik ini dapat dipergunakan
Tabel 2. Jumlah sampel siswa putra
untuk mengumpulkan data,
kelas VII MTs Sila Kabupaten Bima.
No. Kelas Jumlah Banyak Sampel dimana data diperoleh dari
Siswa Sampel penelitian hasil penelitian ini akan
perkelas Dari
Populasi menjadi data yang diperlukan,
karena percobaan yang dengan angka yang lebih
dilakukan sudah sesuai data besar.
yang diharapkan. Tes adalah f. Bola yang dimainkan
alat pengumpulan data yang dengan cara yang tidak
berbentuk sururhan – suruhan sah atau menyentuh jaring
yang harus dilaksanakan oleh atau jatuh diluar lapangan
subjek penelitian ( skor nol ( Nurhasan, 2007
Nurkencana, 1998 : 28 ). : 19).
Dengan demikian metode Tehnik Analisa Data
tes yang dipergunakan dalam Data yang diperoleh dari
penelitian ini menggunakan hasil penelitian ini adalah data
metode tes perbuatan. Metode mentah yang perlu diolah dan
tes perbuatan yaitu tehnik dianalisa. Pada penelitian ini data
pengumpulan data tentang yang diperoleh berupa data
ketepatan servis atas dalam kuantitatif. Data yang terkumpul
permainan bola voly. kemudian dianalisis secara
Petunjuk pelaksaan : kuantitatif untuk mengetahui
a. Tes-tee berada dalam kecenderungan-kecendrungan
daerah servis dan data mengenai hubungan
melakukan servis yang sah perlakuan terhadap sampel.
sesuai dengan peraturan Data yang dikumpulkan
yang berlaku. mengenai pengaruh tinggi badan
b. Bentuk servis adalah servis terhadap hasil servis atas dianalisa
atas. dengan menggunakan rumus : “
c. Kesempatan melakukan Korelasi Produk Moment” .
servis sebanyak 6 kali. Devinisi Operasional Variabel
Cara memberikan skor 1. Tinggi badan
atau nilai : Tinggi badan adalah
a. Bola yang melewati jaring tinggi seseorang yang diukur
diantara batas atas jarring dengan menggunakan alat
dan tali setinggi 50 cm, 1 ukur tinggi badan dan
skor angka sasaran dihitung dalam ukuran cm
dikalikan tiga. dari pijakan kaki sampai
b. Bola yang melampaui ujung kepala ( Dwiyogo,1989
jaring diantara kedua tali : 25 ).
yang direntangkan, skor 2. Ketepatan
angka sasaran dikalikan Ketepatan adalah
dua. kemampuan seseorang dalam
c. Bola yang melampaui mengendalikan gerak-gerak
jarring lebih tinggi dari bebas terhadap suatu sasaran
tali yang tertinggi skor yang merupakn objek (Riadi,
sasaran dikalikan satu. 2003 : 23 ).
d. Bola yang menyentuh tali Menurut Krisdalaksana (
batas diatas jaring 1999 : 34 ) menjelaskan
dihitung telah melampaui bahwa ketepatan berarti tepat
ruang dengan angka atau kena sasaran. Sementara
perkalian lebih besar. ahli lain mengatakan bahwa
e. Bola yang menentuh garis ketepan adalah
batas sasaran dihitung mengenainsasaran atau target
telah mengenai sasaran
yang telah ditetapkan ( 8. M.RIJAL 160
9. JUNIADILLAH 167
Roji,1989 : 27 ).
10. AHLUL NAZAR 158
Dalam penelitian ini
11. HUDALLIL NUR 166
yang dimaksud dengan FURKAN
ketepatan adalah tepat atau 12. A.HARIS M.NOR 160
mengenai sasaran dalam 13. A.RAFIK 156
ABDURAHMAN
melakukan servis atas dalam 14. A.BAKAR HASAN 163
permainan bola voly. 15. ARDIANSYAH 153
ANWAR
3. Servis atas 16. FEBRIYONO 163
Servis atas adalah 17. ILHAM SAMSUDIN 163
tindakan menghidupkan bola 18. IMAM SYAFI”I 162
dalam permainan dengan 19. IRAWANSYAH 162
memukul bola dari atas kepala 20. KAMALUDIN 166
yang dilambungkan dengan 21. M.IRFAN 162
satu atau dua tangan melalui 22. M.SYARIF 170
HIDAYATULLAH
bagian ata net ( Kosasi,1999 : 23. M.TEGUH 163
43 ). 24. MUH. HARIYANTO 163
Ahli lain mengemukakan TOTAL 3911
bahwa servis atas adalah cara
melakukan pukulan Tabel 4.4. Data-data tentang ketepatan
permulaan dari daerah servis servis atas subjek penelitian
dengan memukul bola dari dalam 3x kesempatan
atas kepala sebagai usaha dalam 30 detik
menghidupakan bola dalam NO. NAMA Hasil Servis Hasil
Atas Terbaik
permainan ( Syarifuddin, 1997 (Y)
I II III
: 45 ). Dengan demikian yang
dimaksud dengan servis atas 1 2 3 4 5 6
1. YEDI FERNANDA 8 7 10 10
dalam penelitian ini adalah
2. RATO RAMADHAN 8 7 12 12
melakukan tindakan
3. M.FAUJI 7 8 9 9
menghidupkan bola dalam 4. RIZKI LUBIS 8 6 9 9
permainan dengan memukul 5. AGUS SETIAWAN 10 7 9 10
dari atas kepala yang 6. ARDIANSYAH 7 8 11 11
dilambungkan dengan satu 7. ALFA RIZKI 6 7 13 13
atau dua tangan melalui 8. M.RIZAL 9 7 10 10
bagian atas net. 9. JUNIADILLAH 7 8 10 10
C. HASIL PENELITIAN 10. AHLUL NAZAR 8 9 9 9
11. HUDALLIL NUR AL 10 7 9 10
FURKAN
Data-data tentang hasil pengukuran 12. A.HARIS M.NUR 7 8 9 9
tinggi badan subyek penelitian 13. A.RAFIK 8 7 9 9
ABDURRAHMAN
14. A.BAKAR HASAN 7 7 10 10
No. NAMA TINGGI BADAN CM
(X) 15. ARDIANSYAH 8 7 10 10
1. 2 3 ANWAR
16. FEBRIYONO 7 8 9 9
1. YEDI FERNANDA 167 17. ILHAM SAMSUDIN 8 9 9 9
2. RATO RAMADHAN 170 18. IMAM SYAFI”I 10 7 9 10
3. M.FAUJI 157 19. IRAWANSYAH 7 8 10 10
4. RIZKI LUBIS 157 20. KAMALUDIN 6 7 11 11
5. AGUS SETIAWAN 163 21. M.IRFAN HIDAYAT 9 7 10 10
6. ARDIANSYAH 167 22. M. SYARIF 7 8 13 13
HIDAYATULLAH
7. ALFA RIZKI 173
23. M.TEGUH 8 6 11 11
24. MUH. HARYANTO 10 7 9 10 20. KAMALUDIN 166 11
TOTAL 244

Tabel 4.5. Data-data tentang hasil 21. M.IRFAN 162 10


pengukuran tinggi badan dan hasil HIDYAT
servis atas subjek penelitian
NO. NAMA Tinggi Badan Hasil 22. M.SYARIF 170 13
cm (x) servis
atas (Y)
1. 2 3 4
23. M.TEGUH 163 11

1. YEDI 167 10
FERNANDA 24. MUH. 163 10
HARIYANTO
2. RATO 170 12
RAMADHAN
TOTAL 3911 244
3. M.FAUJI 157 9

4. RIZKI LUBIS 157 9

1. Pengujian Hipotesis
5. AGUS 163 10
SETIAWAN
Pengujian hipotesis
penelitian ini dilakukan
6. ARDIANSYAH 167 11 dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
7. ALFA RIZKI 173 13 a. Merumuskan hipotesis
Hipotesis yang
8. M.RIJAL 160 10 dirumuskan dalam
penelitian ini adalah
9. JUNIADILLAH 167 10 hipotesis alternatif ( kerja )
yang mengatakan bahwa “
10. AHLUL NAZAR 158 9 Ada hubungan antara tinggi
badan dengan hasil
11. HUDALLIL 166 10
NUR
ketepatan servis atas pada
siswa putra kelas VII MTs
12. A.HARIS 160 9
Sila Kabupaten Bima
Tahun Pelajaran 2012
13. A.FARIK 156 9 /2013 ”.
Untuk membuktikan
14. A.BAKAR 163 10
HASAN
apakah hipotesis tersebut
terbukti kebenarannya,
15. ARDIANSYAH 153 10 maka hipotesis kerja
tersebut harus dirubah
16. FEBRIYONO 163 9 dahulu menjadi hipotesis
nol, sehingga hipotesisnya
17. ILHAM 163 9 berbunyi “ Tidak ada
SAMSUDIN hubungan antara tinggi
badan dengan ketepatan
18. IMAM SYAFI’I 162 10
servis atas dalam
permainan bola voly pada
19. IRAWANSYAH 162 10 siswa putra kelas VII MTs
Sila Kabupaten Bima tahun
Pelajaran 2012 / 2013 ”.
b. Menyusun tabel kerja
Untuk kebutuhan Dari hasil analisis data uji
pengolaan data-data hasil korelasi kedua variabel penelitian
pengukuran tinggi badan menggunakan tehnik statistik “ r
dan ketepatan servis atas xy ” diperoleh nilai r xy hitung
dalam permainan bola voly. sebesar 0,768 sedangkan besarnya
Tabel 4.6. Kerja perhitungan angka pada table nilai-nilai r (
hubungan tinggi badan ( Tabel ) dengan taraf signifikasi
X ) dengan hasil ketepatan 5% dan N = 24 adalah 0,404
servis atas ( Y ) sedangkan nilai r xy dengan taraf
NO. X Y X2 Y2 XY signifikan 1% pada r table adalah
1 2 3 4 5 6 0,515.
1. 167 10 27889 100 1670 Didapat r hitung > r tabel
2. 170 12 28900 144 2040 berarti Ho : di tolak atau ini
3. 157 9 24649 81 1413 berarti : “ada hubungan yang
4. 157 9 24649 81 1413 signifikan antara tinggi badan
5. 163 10 26569 100 1630 denganketepatan servis atas pada
6. 167 11 27889 121 1837 siswa putra kelas VII MTs Sila
7. 173 13 29929 169 2249 Kabupaten Bima tahun Pelajaran
8. 160 10 25600 100 1600 2012 / 2013 ”.
9. 167 10 27889 100 1670 D. PEMBAHASAN
10. 158 9 24964 81 1422 Penelitian tentang faktor-faktor
11. 166 10 27556 100 1660 yang mempuyai hubungan dengan
12. 160 9 25600 81 1440
ketepatan servis atas sangat penting
13. 156 9 24336 81 1404
dilakukan karena berhasil tidaknya
14. 163 10 26569 100 1630
seorang atlet bola voly dalam suatu
pertandingan yang diikuti dan
15. 153 10 23409 100 1530
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
16. 163 9 26569 81 1467
faktor tehnik dan mental, faktor fisik
17. 163 9 26569 81 1467
terutama mengenai bentuk atropometrik
18. 162 10 26244 100 1620
yang merupakan salah satu unsur yang
19. 162 10 26244 100 1620 perlu mendapat perhatian khusus. Oleh
20. 166 11 27556 121 1826 sebab itu dalam proses pemanduan bakat
21. 162 10 26244 100 1620 faktor ini harus dilakukan karena pada
22. 170 13 28900 169 2210 kenyataannya para atlet bila voly rata-rata
23. 163 11 26569 121 1793 harus memiliki postur tubuh yang tinggi.
24. 163 10 16569 100 1630 Namun demikian di samping postur
Total 3911 244 637861 2512 39861 tubuh yang tinggi hal lain yang dominan
dalam servis atas adalah daya ledak otot
1. Analisa Data lengan yang dimiliki oleh seorang pemain
Untuk menghitung data bola voly.
mengenai hubungan antara tinggi Penelitian yang bertujuan untuk
badan terhadap prestasi servis mengetahui “ Apakah ada hubungan
atas, maka rumus korelasi antara tinggi badan dengan ketepatan
produck moment sangat tepat. servis atas pada siswa putra kelas VII
Adapun rumusnya adalah sebagai MTs Sila Kabupaten Bima tahun
berikut : Pelajaran 2012 / 2013 ”. Hal ini menjadi
informasi yang sangat penting dan
2. Menguji Nilai “ r xy ” berharga bagi guru pendidikan jasmani
serta pelatih dan Pembina dalam
melakukan pemanduan bakat terhadap
para siswa. Namun demikian untuk
menjadi seorang atlet bola voly yang Margono, 2009. Metodologi Penelitian
berhasil, dituntut untuk menguasai faktor- Pendidikan. PT. Ribeka
faktor yang lain seperti tehnik, taktik dan Cipta. Jakarta.
mental yang diperoleh dari latihan secara
terus menerus teratur dan terukur dengan Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani
menggunakan prinsip latihan yang baik. Olahraga Dan Kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Erlangga. Bandung.
menunjukan bahwa “ Ada hubungan
antara tinggi badan dengan ketepatan Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran
servis atas pada siswa putra kelas VII Pendidikan Olahraga.Fakultas
MTs Sila Kabupaten Bima tahun Pendidikan Olahraga dan
Pelajaran 2012 / 2013 ”. Kesehatan. Universitas
Pendidikan Indonesia.
E. PENUTUP
Netra, IB. 1974. Tatistik Inferensial.
Berdasarkan pada analisis data Usaha Nasional. Surabaya.
untuk menjawab hipotesis penelitian
yang diajukan diperoleh nilai r hitung r Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur
xy 0,768 berdasarkan taraf signifikasi 5% Penelitian Suatu Pendekatan
dan N = 24 ternyata angka batas Praktik. PT.Bumi
penolakan hipotesis Nol yang dinyatakan Aksara.Jakarta.
dalam tabel nilai-nilai “ r ” besarnya
adalah 0,404, dengan demikian maka Sutrisno Hadi, 1989. Metodologi
hipotesis Nol di tolak dan hipotesis Penelitian. Yayasan Fakultas
alternatif Ha diterima jadi, “ Ada Psikologi UGM.Yogyakarta.
hubungan antara tinggi badan dengan
ketepatan servis atas pada siswa putra Sajoto, 1990. Pembinaan Kondisi Fisik
kelas VII MTs Sila Kabupaten Bima dalam Olahraga. Depdikbud.
tahun pelajaran 2012 / 2013”. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Suharno HP. 1990. Statistik Untuk


Penelitian. Alfa Beta.
Ari Kunto, Suharsimi,1992,Metodologi Bandung.
Penelitian Suati Pendekatan
Praktis, Yayasan Fakultas Syarifuddin, 1991. Pendidikan Jasmani
Psikologi UGM, Yogyakarta . dan Kesehatan. PT.
Gramedia. Jakarta.
Engkoskosasi, 1997. Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Erlangga. Viera, dkk, 2002. Bola voly Tingkat
Jakarta. Pemula. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Hadi Sutrisno, 1989, Statistik
Inferensial,Tarsito, Bandung.
PENERAPAN METODE DRILL DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI MBAWA KEC.
DONGGO TAHUN AJARAN 2014-2015

YAKUB
Guru SD Negeri Mbawa Kec. Donggo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan Metode Drill Dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar Penjas pada siswa kelas V di SD Negeri Mbawa kec.
Donggo Tahun Ajaran 2014-2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dengan rancangan penelitian yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa Kelas V di SD Negeri Mbawa kec. Donggo.
Instrumen yang digunakan ada dua yaitu instrumen tes untuk mengukur prestasi belajar
siswa dan lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
Adapun hasil penelitian ini bahwa prestasi penjas siswa pada siklus I dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 59% dan pada siklus II dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 91%. Aktivitas siswa dan guru dari hasil analisis observasi
yang menunjukan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode Driil dapat meningkatkan prestasi belajar penjas siswa
Kelas V SD Negeri Mbawa kec. Donggo

Kata Kunci: metode Driil, prestasi belajar

A. PENDAHULUAN Namun keadaan dilapangan


Upaya pemerintah untuk belumlah sesuai dengan yang diharapkan.
mewujudkan tujuan pendidikan di Hasil study oleh direktorat (2000)
Indonesia salah satunya dengan menyebutkan bahwa meski adanya
mengadakan pembaharuan sistem peningkatan mutu pendidikan yang cukup
pendidikan Nasional diantaranya menggembirakan, namun pembelajaran
pembaharuan dan penghapusan dan pemahaman siswa menunjukkan
diskriminasi antara pendidikan yang hasil yang kurang memuaskan.
dikelola masyarakat, serta perbedaan Pembelajaran di SD cenderung text book,
antara pendidikan keagamaan dan kurang memotivasi siswa serta siswa
pendidikan umum. kurang aktif dalam pembelajaran.
Pembaruan sistem pendidikan Mencermati hal tersebut di atas,
nasional dilakukan untuk memperbarui sudah saatnya untuk diadakan
visi, misi dan strategi pembangunan pembaharuan, inovasi ataupun gerakan
pendidikan nasional. Pendidikan nasional perubahan mind set kearah pencapaian
mempunyai visi terwujudnya sistem tujuan pendidikan di atas. Pembelajaran
pendidikan sebagai pranata sosial yang yang dilaksanakan oleh guru hendaknya
kuat dan berwibawa untuk menggunakan metode yang bervariasi
memberdayakan semua Warga Negara guna mengoptimalkan potensi siswa.
Indonesia berkembang menjadi manusia Upaya-upaya guru dalam mengatur dan
yang berkualitas sehingga mampu dan memberdayakan berbagai variabel
proaktif menjawab tantangan zaman yang pembelajaran merupakan bagian penting
selalu berubah (UUD No. 20, 2006) dalam keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang direncanakan. Karena itu belajar secara afektif dan efesien,
pemilihan metode dalam pembelajaran mengena pada tujuan yang diharapkan.
guna tercapainya iklim pembelajaran Salah satu langkah untuk memiliki
aktif yang bermakna adalah tuntutan yang strategi itu adalah harus menguasai
mesti dipenuhi oleh para guru. teknik-teknik penyajian atau biasanya
Keanekaragaman metode disebut metode mengajar.
pembelajaran merupakan upaya Dengan melihat permasalahan di
alternatif dalam penerapan metode atas, maka perlu diupayakan suatu
pembelajaran yang hendak diterapkan strategi pembelajaran dengan melakukan
yang selaras dengan tingkat tindakan yang dapat melibatkan siswa
perkembangan kognitif, afektif dan untuk lebih aktif dalam proses
psikomotorik peserta didik jenjang SD. pembelajaran. Pembelajaran yang sesuai
Ini artinya bahwa tidak ada metode dengan keadaan tersebut adalah
pembelajaran yang paling baik atau pembelajaran dengan metode
metode pembelajaran yang satu lebih drill/latihan. Metode drill adalah suatu
baik dari metode pembelajaran yang lain. metode dalam pendidikan dan pengajaran
Menurut Rahmadi Widdiharto dengan jalan memilih anak-anak terhadap
(2004: 2) bahwa baik tidaknya suatu bahan pelajaran yang sudah diberikan
model pembelajaran atau pemilihan suatu (Achsanuddin Dkk, 1990: 56).
metode pembelajaran akan bergantung Berdasarkan pernyataan di atas
pada tujuan pembelajaran, kesesuaian timbul keingintahuan yang lebih banyak
dengan materi yang hendak disampaikan, tentang penerpan metode-metode
perkembangan peserta didik, dan juga pembelajaran khususnya metode
kemampuan guru dalam mengelola dan drill/latihan yang digunakan dalam
memberdayakan sumber daya belajar penelitian ini. Sehingga menjadi sebuah
yang ada. judul yang berbunyi “ Penerapan
Berdasarkan pengamatan serta Metode Drill Untuk Meningkatkan
pengalaman peneliti selama mengajar di Prestasi Belajar Penjaskes pada siswa
SD Negeri Mbawa kec. Donggo, kelas V di SD Negeri Mbawa kec.
menemukan bebera hal antara lain: Donggo Kecematan langgudu Tahun
kehadiran siswa untuk masuk Ajaran 2014-2015 “.
sekolah/mengikuti pembelajaran masih a. Pengertian Metode Drill
kurang, setelah penyampaian Metode drill adalah suatu cara
materi/praktek oleh guru masih ada siswa mengajar dimana siswa melaksanakan
yang belum bisa memahami dan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa
mengikuti apa yang praktekan oleh guru, memiliki ketangkasan atau keterampilan
mengakibatkan saat pengambilan nilai yang lebih tinggi dari apa yang telah
praktek masih terdapat siswa yang dipelajari (Roestiyah, 1998 : 25).
mendapat nilai rendah, guru juga belum Sedangkan Djamarah, (2006: 95)
menerapkan metode yang berfariasi mengatakan bahwa “Metode drill
salah satunya metode driil. merupakan suatu cara mengajar yang
Sejalan dengan hal tersebut maka baik untuk menanamkan kebiasaan-
guru mata Pelajaran penjaskes dituntut kebiasaan tertentu, untuk memperoleh
agar mampu menyiasati dan mencermati suatu ketuntasan, ketangkasan, ketepatan,
keadaan tersebut dengan menerapkan kesempatan dan keterampilan.
metode pembelajaran yang tepat, sesuai Menurut Subari (1994: 83-84).
dengan materi yang disampaikan. Sesuai Bahwa ada beberapa prinsip dasar yang
dengan pendapat Roestiyah dalam harus diperhatikan dalam menggunakan
Djamarah (2006: 74) bahwa guru metode drill antara lain yaitu:
memiliki strategi agar anak didik dapat
1. Drill/latihan hanya untuk mengenal benda/ bentuk
bahan yang berisi otomatis. dalam pelajaran matematika,
2. Latihan harus memiliki arti ilmu pasti, ilmu kimia, tanda
dalam rangka yang lebih luas baca dan lain sebagainya.
3. Latihan itu pertama-tama 3. Memiliki kemampuan
harus ditekankan pada menghubungkan antara
diagnosa sesuatu keadaan dengan hal
4. Masa berlatih harus relatif lain, seperti hubungan sebab
singkat, tetapi harus sering akibat
diadakan. Dengan demikian dapat
5. Masa berlatih harus menarik, dilihat bahwa metode drill/latihan
gembira dan menyenangkan. biasanya digunakan pada
6. Proses latihan dan kebutuhan pelajaran-pelajaran yang bersifat
harus disesuaikan dengan motorik seperti pelajaran baca
tingkat kemampuan siswa tulis, dan keterampilan serta
pelajaran-pelajaran yang bersifat
Jadi sebelum mental dalam arti melatih
menggunakan metode kecakapan berpikir anak dan juga
drill/latihan, guru harus betul- untuk meningkatkan kecerdasan
betul mempertimbangkan segala dan ketangkasan anak serta
sesuatu yang menunjang memperkuat daya ingat para
terlaksananya metode drill/latihan murid. Dan perlu juga
tersebut. diperhatikan bahwa dalam situasi
Dengan metode drill ini bagaimana metode drill/latihan
pengetahuan anak bisa segar sebaiknya digunakan dan
setiap saat. Karena latihan akan bagaiamana caranya.
membangkitkan semangat mereka c. Langkah-langkah pelaksanaan
untuk senantiasa mengingat apa metode drill
yang telah diterimanya, baik itu Adapun langkah-langkah
yang menyangkut kecakapan yang harus diperhatikan oleh guru
motorik, atau menyangkut untuk keberhasilan dalam
keterampilan mental berupa pelaksanaan latihan adalah
berhitung (Mustaqim, 2004: 81). sebagai berikut:
b. Tujuan Menggunakan Metode 1) Gunakan latihan hanya untuk
Drill pelajaran atau tindakan yang
Menurut Roestiyah (1998: dilakukan secara otomatis.
125) bahwa tehnik mengajar 2) Guru harus memilih latihan
dengan menggunaka metode drill yang mempunyai arti luas.
biasanya digunakan untuk 3) Didalam latihan pendahuluan
beberapa tujuan yaitu agar siswa: instruktur harus lebih
1. Memiliki keterampilan menekankan pada diagnosa,
motoris/gerak, seperti karena latihan permulaan itu
menghafal kata-kata, menulis, kita belum bisa mengharapkan
mempergunakan suatu alat/ siswa dapat menghasilkan
membuat suatu benda. keterampilan yang sempurna
2. Mengembangkan kecakapan 4) Perlu mengutamakan
intelek, seperti mengalikan, ketepatan agar siswa
membagi, menjumlahkan, melakukan latihan secara
mengurangi, menarik akar tepat.
dalam hitung mencongkak,
5) Guru memperhitungkan Sedangkan kelemahan metode
waktu/masa latihan yang drill adalah sebagai berikut:
singkat saja agar tidak a. Kadang-kadang latihan yang
meletihkan dan dilaksanakan secara berulang-
membosankan, tetapi sering ulang merupakan hal yang
dilakukan pada kesempatan monoton, mudah
yang lain. membosankan.
6) Guru dan siswa perlu b. Membentuk kebiasaan yang
memikirkan dan kaku, karena bersifat otomatis.
mengutamakan proses-proses Menurut Djajadisastra
yang pokok atau inti. (1981: 24), kelebihan dan
7) Instruktur perlu kelemahan metode driil adalah :
memperhatikan individual 1. Kelebihan Metode Drill
siswa sehingga kemampuan a. Bahan pelajaran yang
dan kebutuhan siswa masing- diberikan dalam suasana
masing tersalurkan atau yang sungguh-sungguh
dikembangkan. (serius) akan lebih kokoh
d. Kelebihan dan kelemahan tertanam dalam daya ingat
Metode Drill murid karena seluruh
Menurut (Djamarah dkk, pikiran, perasaan dan
2006 : 96) bahwa kelebihan kesemuanya
Metode Drill antara lain: dikonsentrasikan kepada
1) Untuk memperoleh kecakapan pelajaran yang sudah
motorik, seperti menulis, dilatihkan.
melafalkan huruf, kata-kata b. Adanya pengawasan,
atau kalimat. bimbingan dan koreksi
2) Untuk memperoleh kecakapan yang serta langsung dari
mental seperti dalam guru, melainkan murid
perkalian, menjumlahkan, untuk melakukan
pengurangan, pembagian, perbaikan masalah pada
tanda-tanda (symbol), dan saat itu juga.
sebagainya. c. Suatu sukses akan
3) Untuk memperoleh kecakapan memperkuat asosiasi
dalam bentuk asosiasi yang sedangkan suatu
dibuat, seperti hubungan kegagalan akan
huruf-huruf dalam ejaan, melemahkan atau
penggunaan simbol, membaca menghapuskan suatu
peta dan sebagainya. asosiasi, dengan kata lain
4) Pembentukan kebiasaan yang murid yang mengetahui
dilakukan dan menambah bahwa respon yang
ketepatan serta kecepatan diberikannya itu benar,
pelaksanaannya. akan sgera mengingat
5) Pemanfaataan kebiasaan- baik-baik respon tersebut.
kebiasaan yang tidak d. Pengetahuan siap atau
memerlukan konsentrasi keterampilan siap yang
dalam pelaksanaannya. terbentuk, sewaktu-waktu
6) Pembentukan kebiasaan- dapat dipergunakan dalam
kebiasaan membuat gerakan- keperlun sehari-hari, baik
gerakan yang kompleks, rumit untuk keperluan studi
menjadi otomatis.
maupun bagi bekal hidup yang paling umum digunakan adalah
kelak di masyarakat. tes standar.
2. Kelemahan Metode Drill Lebih lanjut pendapat Rober
a. Latihan yang dilakukan di & Chair (2009: 38), bahwa prestasi
bawah pengawasan yang adalah cara yang lebih mudah untuk
ketat dan dalam suasana memperkirakan hasil yang diharapkan
yang serius mudah sekali dari setiap siswa ketika kita ingin
menimbulkan kebosanan mengukur diahir waktu tertentu untuk
dan kejengkelan. setiap individu siswa. Nilai siswa
b. Latihan yang terlampau saling berkaitan dari waktu ke waktu.
berat dapat menimbulkan Menurut H.C Witherington
perasaaan benci dalam diri dan Lee J. Crombach Bapensi dalam
murid, baik terhadap mata Mustaqim (2004: 69) menyatakan
pelajaran maupun bahwa Faktor-faktor serta kondisi-
terhadap gurunya. kondisi yang mendorong prestasi
c. Latihan yang diberikan belajar adalah :
dapat membentuk suatu
kebiasaan yang kaku. 1. Situasi belajar (kesehatan jasmani,
Berdasarkan kelemahan- keadaan psikis, pengalaman
kelemahan tersebut di atas, bukan dasar)
berarti metode drill tidak layak 2. penguasaan alat-alat intelektual
digunakan karena pada dasarnya 3. Latihan-latihan yang berpencar
semua metode dalam mengajar 4. Penggunaan Unit-unit yang berarti
mempunyai kelebihan dan 5. Latihan yang aktif.
kelemahan. Oleh sebab itu, 6. Kebaikan bentuk dan sistem
diharapkan agar metode yang 7. Efek penghargaan (Reward) dan
digunakan disesuaikan dengan hukuman
tujuan, waktu, tempat, dan alat- 8. Tindakan-tindakan paedagogis
alat yang tersedia, jenis kegiatan 9. Kapasitas Dasar
minat serta perhatian murid dan
lain-lain. Dari pendapat beberapa ahli di
2. Prestasi Belajar atas, maka dalam hal ini penulis dapat
Menurut Djamarah (1994: 23) mengambil kesimpulan bahwa prestasi
bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang berupa skor setelah mempelajari
yang mengakibatkan perubahan dalam suatu materi yang diukur melalui
individu sebagai hasil dari aktivitas tes/evaluasi, prestasi belajar banyak
dalam belajar. Sedangkan ahli lain dipengaruhi oleh beberapa faktor.
mengatakan: prestasi belajar adalah
kemampuan maksimal yang telah B. METODE PENELITIAN
dicapai dalam suatu usaha yang
menghasilkan pengetahuan atau nilai Adapun jenis penelitian ini adalah
kecakapan (Nasution, 1994: 34) Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom
Menurut Rober & Chair Action Research). Secara singkat
(2009: 9), bahwa prestasi siswa adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
status pengetahuan, pemahaman, dan suatu pencermatan terhadap kegiatan
keterampilan terhadap materi yang belajar berupa sebuah tindakan, yang
telah dicapai siswa pada waktu yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
ditentukan. Untuk mengukur prestasi sebuah kelas secara bersama (Suharsimi,
2007:45)
Berdasarkan pendapat ahli di atas dikembangkan dari Rencana
dapat disimpulkan bahwa Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
Tindakan Kelas (PTK) berfokus pada telah disusun oleh peneliti, yang berisi
kelas atau pada proses belajar mengajar detail siklus (langkah-langkah proses
yang terjadi di kelas, dengan pembelajaran)
menggunakan metode driil sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar Rancangan dalam penelitian ini
siswa kelas V SD Negeri Mbawa mengacu pada model siklus. Tujuan
kec.Donggo tahun pelajaran 2014-2015. menggunakan model ini adalah
apabila pada awal pelaksanaan
Dalam penelitian ini kehadiran dan tindakan ditemukan adanya
peran peneliti selain sebagai guru kekurangan, maka tindakan perbaikan
sekaligus menjadi peneliti yang dapat dilakukan pada tindakan
mengajarkan langsung materi penelitian selanjutnya sampai pada target yang
dengan menggunakan metode driil. diinginkan tercapai. Pada masing-
Sedangakn yang menjadi observer adalah masing siklus terdiri dari tahap
teman sejawat. perencanaan, pelaksanaan tindakan,
Penelitian ini dilaksanakan di SD observasi, dan refleksi.
Negeri Mbawa kec.Donggo tahun
pelajaran 2014-2015. Dengan jumlah Langkah-langkah penelitian
siswa 34 orang. Instrumen penelitian tindakan kelas (PTK) dengan empat
adalah alat pada waktu peneliti tahap yaitu :
menggunakan suatu metode (Suharsimi, a. Perencanaan
1998:47). Adapun instrumen yang Peneliti sebagai guru,
digunakan dalam penelitian ini adalah : merumuskan rencana pelaksanaan
a. Tes Evaluasi pembelajaran (RPP) dan hal-hal lain
Tes merupakan serentetan yang diperlukan dalam rangka
pertanyaan atau latihan yang melaksanakan tindakan. Guru
digunakan untuk mengukur melaksanakan pembelajaran mengacu
keterampilan, pengetahuan, pada esensi tindakan dan rencana
intelegensi, kemampuan yang dimiliki pelaksanaan pembelajaran yang telah
individu. Instrumen tes digunakan disusun.
peneliti dalam skrpenjasi ini adalah b. Pelaksanaan
untuk mengukur pemahaman siswa Guru melaksanakan pembelajaran
yang terdiri dari soal esay yang sesuai dengan perangkat pembelajaran
berisikan soal-soal yang berkaitan yang telah sisusun dengan baik, dalam
dengan materi yang diajarkan. Dalam hal ini adalah rencana pelaksanaan
penelitian ini jenis tes yang digunakan pembelajaran (RPP) dengan metode
adalah bentuk esay terdiri soal esay driil.
untuk siklus satu dan dua. Instrumen c. Observasi
ini disusun berpedoman pada Dalam penelitian ini yang
kurikulum dan buku pelajaran penjas menjadi sebagai observator yaitu
V di SD Negeri Mbawa kec.Donggo dibantu oleh guru lain/teman sejawat
tahun pelajaran 2014-2015. untuk mengamati pelaksanaan
b. Lembar observasi pembelajaran yang dilakukan. Obsever
Lembar observasi berisi tentang melakukan pengamatan terhadap
keterlaksanaan proses pembelajaran aktivitas siswa da guru/peneliti sesuai
dan instrumen tes hasil belajar. dengan rencana pelaksanaan
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan
proses pembelajaran yang driil.
d. Refleksi Teknis analisa data dalam penelitian
Peneliti merefleksi hasil observasi ini menggunakan teknik persentase.
setiap pertemuan pada masing-masing Adapun rumus persentase sebagai
siklus. Peneliti mengadakan refleksi berikut:
setelah dilakukan pembelajaran setiap P = (X/N) x 100%
akhir siklus. Refleksi ini bertujuan Keterangan:
untuk menemukan kekurangan yang P : persentase
kemudian dijadikan sebagai dasar X : jumlah kegiatan yang
penyusunan tindakan pada siklus terlaksana
selanjutnya N : jumlah kegiatan
Data yang dikumpulkan dalam keseluruhan
penelitian tindakan kelas ini meliputi:
data prestasi belajar, data observasi
dan data dokumentasi aktivitas siswa Indikator Keberhasilan
dan guru dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini yang
Pengelolaan data merupakan satu menjadi indikator keberhasilan untuk
langkah yang sangat penting dalam aspek prestasi belajar siswa apabila
kegiatan penelitian bila kesimpulan Ketuntasan Klasikal (KK) yang harus
yang akan diteliti dapat dipertanggung dicapai minimal 85% siswa yang
jawabkan data yang di analisis oleh memperoleh nilain ≥ 70. Untuk aspek
peneliti adalah : aktifitas guru dan siswa minimal
Data prestasi belajar siswa dengan berkategori aktif.
mencari Kriteria Ketuntasan
Minimal C. HASIL PENELITIAN
1) Ketuntasan individu a. Siklus I
Setiap siswa dalam proses Sebelum proses belajar dimulai pada
belajar mengajar dikatakan siklus I, peneliti telah mempersiapkan
tuntas apabila memperoleh perangkat pembelajaran yang terdiri
nilai 70 karena nilai ketuntasan dari rencana pelaksanaan
minimal di SD Negeri Mbawa pembelajaran (RPP), lembar
kec.Donggo tahun pelajaran observasi, soal evaluasi untuk
2014-2015 yakni 70 mendukung kelancaran proses
2) Ketuntasan klasikal pembelajaran.
Ketuntasan klasikal 1) Pelaksanaan tindakan
dikatakan telah dicapai apabila Proses belajar mengajar pada
target pencapaian ideal  85 siklus I dilaksanakan mengacu pada
% dari jumlah siswa dalam RPP yang telah disusun.
kelas. 2) Hasil Observasi
n1 Proses observasi aktivitas peneliti
KK  x100% dalam mengajara dilaksanakan oleh
n teman sejawat selama berlangsung
Keterangan : KK = Ketuntasan Klasikal proses belajar mengajar dengan
n1 = Jumlah siswa yang mengisi lembar observasi yang telah
memperoleh nilai 70 disiapkan. Sedangkan untuk observasi
n = Jumlah siswa yang ikut tes aktivitas siswa dilaksanakan oleh
(banyaknya siswa) teman sejawat juga.
(Nurkencana, 2003) 3) Hasil Evaluasi
Data Aktivitas belajar Adapun hasil evaluasi yang
3) Data Aktivitas Guru dan siswa diperoleh pada siklus I untuk prestasi
PENJAS siswa sebagai berikut:
a. Jumlah siswa yang tuntas: 20 Siklus II dilaksanakan dengan
b. Jumlah siswa yang tidak tuntas : 14 melanjutkan pengajaran materi
c. Jumlah siswa yang ikut tes: 34 kegiatan ekonomi masyarakat.
d. Ketuntasan klasikal: 59 % 1) Pelaksanaan tindakan
Proses belajar mengajar pada
Berdasarkan indikator ketuntasan siklus II dilaksanakan dengan
yang ditetapkan yaitu ≥ 85 %, maka pada mengacu pada RPP yang telah
hasil evaluasi siklus tersebut belum disusun.
mencapai standar ketuntasan untuk 2) Hasil Observasi
prestasi PENJAS siswa, hal ini Proses observasi aktivitas siswa
diakibatkan karena masih ada siswa yang dilaksanakan oleh teman sejawat
masih mendapat nilai 70 kebawah. selama berlangsung proses belajar
Sehingga sebelum melanjutkan mengajar dengan mengisi lembar
pembelajaran ke siklus berikutnya observasi yang telah disiapkan.
dilakukan upaya perbaikan dan a) Hasil Evaluasi
penyempurnaan terlebih dahulu dengan Adapun hasil evaluasi yang
melakukan diskusi dengan siswa yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat
mendapat nilai kurang dari 70 dengan pada lampiran. Secara ringkas
memberikan saran-saran seperti jika hasilnya sebagai berikut:
belum paham dengan materi, anak-anak a. Jumlah siswa yang tuntas : 31
harus berani bertanya. siswa
4) Refleksi b. Jumlah siswa yang belum tuntas : 3
Melihat hasil yang diperoleh dari siswa
proses belajar mengajar sampai hasil c. Jumlah siswa yang ikut tes : 34 siswa
evaluasi pada siklus I, masih belum d. Ketuntasan klasikal : 91
mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini %
ditunjukan oleh data observasi aktivitas
siswa. Diantaranya adalah, kesiapan Data tersebut diatas menunjukan
siswa untuk menerima pelajaran masih bahwa pada siklus II sudah mencapai
sangat kurang. standar ketuntasan klasikal yaitu 91 %.
Berdasarkan hasil Persentase ketuntasannya menunjkan
evaluasi menunjukan belum tercapainya peningkatan dari siklus sebelumnya.
hasil yang memuaskan. Dapat dilihat dari Karena pada siklus II ketuntasan
ketuntasan belajar siswa untuk prestasi klasikalnya telah mencapai ≥85%, maka
PENJAS siswa hanya mencapai 59 % tidak perlu untuk melanjutkan ke siklus
dari standar ketuntasan ≥ 85%. berikutnya.
Untuk merespon komentar D. PEMBAHASAN
Observer dalam hal ini adalah teman Penelitian tindakan kelas ini
sejawat, peneliti melakukan umpan balik dilakukan dalam dua siklus dengan
kepada observer tentang apa yang perlu menggunakan metode driil. Berdasarkan
diperbaiki agar pada siklus selanjutnya hasil analisis tindakan dan hasil evaluasi
dapat meningkat. Masukan dari Observer pada siklus I diketahui bahwa ketuntasan
tersebut antara lain: Berusaha belajar belum mencapai seperti yang
mengarahkan siswa untuk mengerjakan diharapkan. Hal ini ditunjukan oleh hasil
tugas rumah agar dikumpulkan pada evaluasinya yaitu persentase
pertemuan berikutnya, agar mereka ada ketuntasannya adalah 59%, sehingga
persiapan dari rumah. sebelum melanjutkan pembelajaran ke
b. Siklus II siklus berikutnya dilakukan upaya
perbaikan dan penyempurnaan terlebih
dahulu dengan melakukan diskusi dan
membimbing siswa yang mendapat nilai Proses tindakan dan hasil
kurang dari 70 dengan bimbingan secara evaluasi dari penelitian telah
khusus atau individual. Adapun hasilnya diperoleh, maka dapat disimpulkan
adalah dengan lebih termotivasi dan beberapa hal sebagai berikut:
antusiasnya siswa dalam bertanya baik 1. Penerapan pembelajaran dengan
kepada temannya maupun kepada guru. metode driil dapat
Dan juga dapat terlihat pada saat siswa meningkatkan prestasi belajar
mengerjakan soal-soal latihan setelah PENJAS siswa kelas V di SD
berdiskusi dan diberikan bimbingan. Negeri Mbawa tahun pelajaran
Tindakan yang akan dilakukan 2014/2015.
untuk memperbaiki kekurangan yang ada 2. Prestasi PENJAS siswa tersebut
pada siklus I yaitu: sebelum memulai ditunjukan oleh aktivitas siswa
masuk kemateri, diberikan terlebih dan hasil evaluasi tiap akhir
dahulu pertanyaan atau pengaitan materi siklus. Pada siklus I, persentase
yang akan dipelajari dengan materi ketuntasan sebesar 59 % dan
sebelumnya dan kaitannya dalam pada siklus II dengan persentase
kehidupan sehari-hari, penyampaian ketuntasan 91%.
materi harus menyesuaikan dengan daya 3. Aktivitas guru dan siswa
serap siswa. meningkat dari siklus I ke siklus
Setelah dilakukan tindakan pada II.
siklus II yang mengacu pada perbaikan
tindakan dari siklus I diperoleh hasil yang
lebih baik. Ini ditunjukan dari hasil DAFTAR PUSTAKA
evaluasi akhir siklus dimana persentase
ketuntasan klasikal adalah 91 %. Hal ini Asmawat. (2008). Penerapan metode
berarti tindakan pada siklus II sudah latihan dalam meningkatkan
mencapai standar ketuntasan klasikal 85 prestasi belajar siswa kelas
%. Dengan demikian tidak perlu untuk VII d SMPN 1 Mataram tahun
melakukan siklus selanjutnya. ajaran 2007/2008.
Dari proses tindakan dan hasil yang
diperoleh dari siklus I, maka untuk siklus Achsanuddin. Dkk. (1990). Didaktik
II menunjukan hasil yang lebih baik dari Metodik Suatu Pengantar .
siklus sebelumnya. Berarti penerapan Mataram: IAIN Sunan Ampel
metode driil dapat meningkatkan Fakultas Tarbiyah Mataram.
prestasi PENJAS siswa. Dan terbukti
apa yang disampaikan bahwa Metode Djajadisastra.(1981). Metode-Metode
drill adalah suatu cara mengajar dimana Mengajar. Bandung: angkasa.
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan Djamarah dan Zain Aswan. (2006).
latihan, agar siswa memiliki ketangkasan Strategi Belajar Mengajar.
atau keterampilan yang lebih tinggi dari Jakarta: Rineka Cipta
apa yang telah dipelajari (Roestiyah,
1998 : 25) Djamarah. (1994). Prestasi Belajar dan
Setelah melakukan penelitian Kompetensi Guru. Surabaya:
tersebut peneliti melihat suasana kelas Usaha Nasional
lebih hidup karena partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar sangat Faqieh Insani. (2005). Pandai
aktif. Matematika. Mataram:
E. SIMPULAN Pustaka Widya.
Kasro dan Hendro D. (2001). Dasar-
dasar Pendidikan MIPA.
Pusat Penerbitan Universitas ------------- (1998). Prosedur Penelitian
Terbuka. Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. Rineka Cipta
Madya, Suwarsih. (2007). Teori dan Suhardjono, dkk. (2007). Penelitian
Praktik Penelitian Tindakan Tindakan kelas. Jakarta. Bumi
(Action Research). Bandung. Aksara
Supardi. (2006). Metodologi Penelitian.
Mustaqiem. 2001. Psikologi Pendidikan. Mataram Lombok. Yayasan
Yogyakarta. Pustaka Pelajar Cerdas Press.
bekerja sama dengan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi
Semarang. Belajar. Jakarta. PT.
RajaGrafindo Persada.
Nasution. (1996). Berbagai Pendekatan Widdiharto, Rahmadi, (2004). Model-
dalam Proses Belajar Model Pembelajaran
Mengajar. Bandung: Bumi Matematika SMP. Masalah
Aksara. Diklat
Instruktur/Pengembangan
Negoro. ST. dah Harahap. (2005). matematika SMP Jenjang
Ensiklopedia Matematika. Dasar. 10-23 Oktober 2004 di
Ciawi-Bogor Selatan: Ghalia Pusat Pengembangan
Indonesia Penataran Guru (PPPG)
Matematika Yogyakarta, yang
Roestiyah. (1998). Strategi Belajar diselenggarakan oleh
Mengajar. Jakarta. Rineka Direktorat Jendral pendidikan
Cipta Dasar dan Menengah
Soedjadi. (1999). Kiat Pendidikan Departemen Pendidikan
Matematika di Indonesia. Nasional.
Konsentrasi Keadaan Masa
Kini Menuju Masa Depan. Wiriaatmadja. Rochiati. (2007). Metode
Jakarta. Departemen penelitian Tindakan kelas.
Pendidikan dan Kebudayaan Bandung. PT. Remaja
Direktorat Jendral pendidikan Rosdakarya.
Tinggi.

Subari. (1994). Supervisi Pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. (1995). Dasar-dasar Proses


Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
----------- (1996). Metode Statistika.
Tarsito. Bandung.
Suharsimi dkk. (2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta.
Bumi aksara
STUDI PERBANDINGAN PEGANGAN SAKENDHAND DENGAN
PENHOLDER TERHADAP KETEPATAN PUKULAN PADA
PERMAINAN TENIS MEJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5
PALIBELO KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Sahrul, S.Pd. & Arifuddin.

ABSTRAK

Kata Kunci : Shakendhand Grip, Penholder Grip. Permainan Tenis Meja

Dalam permainan Tenis Meja cara memegang bed akan ikut menentukan
teknik permainan, stroke dan cara mengembangkan permainan itu sendiri. Pada
permainan Tenis Meja banyak mempergunakan dua jenis grip atau pegangan yaitu
satu grip untuk pukulan di sisi kanan atau forehand stroke dan grip lainnya untuk
pukulan di sisi kiri atau backhand grip. Cara seperti ini sebenarnya kurang efesien
karena pada waktu bertanding tidak ada waktu untuk berpikir dalam mengganti-
ganti grip. Untuk mengatasi masalah ini maka dalam permainan Tenis Meja
dikenal dua jenis grip Shakenhand grip dan penholder grip yang masing-masing
mempunyai variasi, keuntungan dan kekurangan.Berdasarkan uraian dari latar
belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :“ Apakah ada perbedaan antara pegangan shakehand Grip dan
penholder Grip terhadap ketepatan pukulan pada permainan Tenis Meja Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Palibelo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran
2012/2013?
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Ex-Post-
Facto yaitu mendeskripsikan perbedaan atau persamaan variabel akibat setelah
dipengaruhi oleh variabel sebab yaitu subyek (siswa yang melakukan pegangan
shekenhand dan penholder pada permainan tenis meja. Menggunakan metode
pengumpulan data berupa teknik documenter dan teknik tes perbuatan serta
Teknik analisa data dengan menggunakan rumus. Adapun teknik analisa data
menggunakan rumus t-test.
Dengan taraf signifikan 5% dan jumlah sampel 10, yaitu 10 siswa yang
memegang dengan Shakenhand dan 10 siswa dengan pegangan Penholder Grip
diperoleh angka batas penolakan hipotesis yang diajukan pada tabel t-tabel ( t-
tabel ) menunjukan Secara hasil perhitungan yang diperoleh pada penelitian
dengan menggunakan rumus t-tes Mentah telah ditemukan nilai Koefisien ( t
hitung ) yaitu = 2,8734. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa nilai t - hitung
berada diatas angka dari t tabel (2,8734 > 2,228)

PENDAHULUAN tetap sehat. Tenis meja merupakan


salah satu cabang olahraga yang
Dalam kehidupan modern ini, selalu dipertandingkan dalam setiap
manusia tidak dapat dipisahkan dari kejuaraan baik di tingkat Daerah,
olahraga, baik sebagai arena adu Nasional maupun Internasional
prestasi maupun sebagai kebutuhan Dalam penelitian Tenis Meja
untuk menjaga kondisi tubuh agar cukup banyak teknik-teknik dasar
termasuk cara memegang Bed, servis darimana asalnya, kapan ditemukan
maupun teknik pukulan. Memang dan siapa penemunya.
kita lihat gerakan pada permainan Hanya dari beberapa literatur
Tenis Meja sangat mudah sekali yang ada bahwa pada akhir abad 19
dalam menempatkan bola ke daerah bebrapa opsir dari daerah koloni
lawan, tetapi dalam pelaksanaannya Inggris di Afrika selatan telah
Atlet mengalami kesulitan terutama mengadakan suatu permainan tenis di
mengarahkan bola ketempat yang atas meja sebagai reaksi diwaktu
sulit dijangkau lawan. luang dan meja yang dipergunakan
Dalam permainan Tenis Meja belum ada peraturan yang menentu.
cara memegang bed akan ikut Kemudian pada abad ke 20,
menentukan teknik permainan, stroke permainan ini mengalami
dan cara mengembangkan permainan perkembangan terutama di Inggris
itu sendiri. Pada permainan Tenis dan benua Eropa pada umumnya dan
Meja banyak mempergunakan dua tidak ketinggalan pula bentuk raket
jenis grip atau pegangan yaitu satu dan bola yang dipergunakan
grip untuk pukulan di sisi kanan atau disempurnakan, Pada bulan
forehand stroke dan grip lainnya desember 1926, di kota London
untuk pukulan di sisi kiri atau (Inggris) diadakanlah suatu konfrensi
backhand grip. Cara seperti ini antar negara-negara peserta dan dari
sebenarnya kurang efesien karena hasil konfrensi tersebut dibentuklah
pada waktu bertanding tidak ada federasi tenis meja atau ping-pong
waktu untuk berpikir dalam Internasional yang disingkat menjadi
mengganti-ganti grip. Untuk ITTF (International Table Tennis
mengatasi masalah ini maka dalam Fedration) dengan Mr. Ivot Montagu
permainan Tenis Meja dikenal dua dari Inggris sebagai ketuanya.
jenis grip Shakenhand grip dan Olahraga tenis meja atau ping-
penholder grip yang masing-masing pong di Indonesia baru dikenal pada
mempunyai variasi, keuntungan dan tahun 1930 dan inipun yang
kekurangan. memainkan masih terbatas sekali
Berdasarkan gejala tersebut di yaitu orang-orang Belanda buat
atas peneliti ingin mengetahui mana rekreasi, sedangkan bangsa pribumi
yang lebih tepat dari kedua jenis masih terbatas pada keluarga
pegangan tersebut sehingga dalam tertentu. Dan pada tahun 1940 sudah
penelitian ini ingin mengadakan banyak dimainkan oleh orang-orang
penelitian yang berjudul “Studi pribumi terutama di sekolah-kolah
Perbandingan Pegangan Sakendhand dan di kantor-kantor yang
Dengan Penholder Terhadap mengakibatkan timbulnya beberapa
Ketepatan Pukulan Pada Permainan klub ditiap-tiap kota di Indonesia.
Tenis Meja Pada Siswa Kelas VIII Pada tanggal 5 oktober 1951 di
SMP Negeri 5 Palibelo Kabupaten Surabaya diadakan kongres yang
Bima Tahun Pelajaran 2012/2013. pertama kalinya dan telah
Sejarah Permainan Tenis Meja menghasilkan suatu Ikatan Tenis
Tenis Meja dahulu lebih Meja se Indonesia yang disebut
dikenal dengan nama pingpong dengan nama Persatuan Ping-Pong
sebagai hasil perkenaan bola dengan Seluruh Indonesia (PPPSI).
meja. Tenis meja ini tidak begitu Pada tahun 1958 pada kongres
banyak diketahui dengan pasti yang di adakan di Surabaya diadakan
suatu kongres tenis meja atau ping- Shakenhand Grip atau pegangan
pong yang mana keputusannya yang berjabat tangan ini adalah cara
diambil antara lain merubah nama memegang seperti halnya kita
persatuan ping-pong seluruh berjabat tangan, cara ini sangat
Indonesia menjadi Persatuan Tenis populer di Eropa dan Amerika.
Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Keuntungannya dari pegangan ini
Begitu pula pada tahun 1960 PTMSI adalah kedua muka bed
diterima menjadi federasi Tenis Meja dipergunakan, selain itu pemain
Asia yang disebut TTFA (Table dapat melakukan forehand stroke
Tenis Fedration Of Asia) dan pada dan tanpa mengubah pegangan
tahun 1961 PTMSI telah diterima bed.
menjadi anggota Federasi Tenis Meja 2. Penholder Grip
International yang disebut ITTF. Penholder grip atau pegangan pena
adalah cara ini lebih dikenal di
1. Teknik dan Starategi Asia dengan penholder grip
Permainan Tenis Meja pemain hanya dapat
a. Pengertian Teknik mempergunakan suatu permukaan
Teknik adalah kemampuan seseorang bed, baik untuk permukaan
untuk melakukan sesuatu gerakan porehand stroke maupun
secara efisien dan produktif secara backhand stroke
terarah (Muhajir 2005 :45 26).” Dari kedua jenis pegangan tersebut
Ahli lain mengatakan : Teknik ada dua hal yang perlu
adalah suatu proses melahirkan diperhatikan antara lain :
pembuktian dalam perakek sebaik a. Pegangan jangan terlalu kuat dan
mungkin untuk menyelesaikan erat karena apabila bed dipegang
tugas (Tatang Dkk, 2007: 4.5)” terlalu erat, maka tangan akan
dari kedua pendapat di atas dapat kaku sehingga gerakan menjadi
disimpulkan bahwa teknik adalah lambat. Hal ini menyebabkan
kemampuan seseorang untuk pengembalian bola yang sukar
melakukan suatu gerakan secara untuk dikontrol, lebih-lebih
efisien dan produktif dalam apabila lawan memiliki pukulan
peraktek untuk menyelesaikan top spin yang baik atau memiliki
tugas. pukulan yang keras
b. Teknik-Teknik Dasar Tenis meja b. Harus mampu memainkan bed
Dalam permainan Tenis Meja cara artinya seorang pemain harus
memegang bed akan ikut mampu mengatur kemiringan atau
menentukan teknik permainan sudut permukaan bed. Apabila ini
stroke dan cara mengembangkan dapat dilakukan dan sesuai
permainan itu sendiri, cara dengan jenis pukulan lawan, maka
memegang bed tidaklah terlalu semua serangan atau pukulan
sulit karena pegangannya kecil. lawan dapat dibendung dan
Dalam permainan Tenis Meja dikembalikan dengan baik.
dikenal dua jenis grip, yaitu Mengenai besar kecilnya sudut bed
shakenhand grip dan penholder sukar ditentukan, artinya seorang
grip, yang masing-masing pemain tidak dapat mengetahui
mempunyai variasi berbeda dalam berapa derajat bed yang dipegang
penggunaannya antara lain: menghasilkan pukulan tertentu.
1. Shakenhand Grip Oleh karena itu kemiringan bed
yang digerakkan oleh seorang dengan panjang 2,74 M dan lebar
pemain pada waktu memeukul 1,525 M, dan harus datar dengan
bola harus disesuaikan dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
jenis pukulan yang dikehendaki, Permukaan bola boleh terbuat dari
untuk menguasai hal itu bahan apa saja, namun harus
diperlukan pengalaman dan menghsilkan pantulan sekitar 23
latihan yang berulang-ulang. cm dari bola yang di jatuhkan dari
c. Strategi ketinggian 30 cm
Dalam strategi banyak mencakup Seluruh permukaan harus berwarna
unsur-unsur yaitu : pertama gelap dan pudar dengan garis
menganalisa kekurangan sendiri, putih selebar 2 cm pada tiap sisi
dan yang kedua menganalisa pada panjang dan sisi lebar meja.
pihak lain. Permainan lawan harus Untuk ganda setiap bagian meja
dipelajari agar diketahui harus dibagi dalam dua bagian
kelemahannya begitupula yang sama dengan garis tengah
sebaliknya. Seorang pemain harus berwarna putih selebar 3 cm
bisa menyembunyikan
kelemahannya, jadi seorang
pemain hendaknya dapat
menguasai berbagai macam pola
permainan agar pihak lawan tidak
cepat dapat menguasai
permainannya.
Beberapa petunjuk yang dapat
dijadikan pedoman dalam strategi
bermain tenis meja antara lain :
1. Pukulan bola harus keras kearah Gambar 2.1: Lapangan Tenis
dari posisi lawan Meja (Meja Ping pong)
2. Pukulan bola sejauh mungkin dari b. Perangkat Net
posisi lawan Perangkat net harus terdiri dari net,
3. Mengusahakan pihak lawan perpanjangannya dan kedua tiang
berlari sebanyak mungkin agar penyangga, termasuk kedua
kita mempunyai kesempatan penjempit yang diletakkan
untuk menyerang. kemeja. Ketinggian sisi atas net
4. Mengusahakan pola permainan secara keseluruhan harus 15,25
yang berubah, dengan demikian cm di atas permukaan meja
pihak lawan tidak mudah c. Bola
mengetahui arah pukulan yang Bola harus bulat dengan diameter 40
akan dilakukan. mm, berat bola harus 2,7 gram,
5. Mengusahakan pukulan yang bola terbuat dari Celulos
tidak mudah diterka oleh pihak (Celloid), atau sejenis bahan
lawan. pelastik dan harus berwarna putih
atau oranye
2. Peralatan/fasilitas Permainan d. Bad/Raket
Tenis Meja Ukuran berat dan bentuk bed tidak
a. Meja ditentukan tetapi daun bed harus
Permukaan meja tempat bermain datar dan kaku, ketebalan bed
harus berbentuk segi empat, minimal 85% terbuat dari kayu,
dapat dilapisi dengan bahan memiliki pukulan top spin yang
perekat yang berserat, seperti fiber baik dan keras.
karbon atau fiber gelass.
Karet penutup daun bed tidak
melebihi bed itu sendiri, kecuali
pada bagian yang terdekat dari
kayu yang pegang dan yang
ditutupi oleh jari-jari, yang
ditutupi oleh bahan lain atau tidak
ditutupi. Gambar 2.2. Shaken hand Grip
e. Pakaian dari Depan
Pakaian bertanding biasanya terdiri
dari kaos lengan pendek atau
tanpa lengan, celana pendek atau
rok khusus perempuan, sepatu,
kaos kaki, pakaian lain seperti
training spak tidak dapat
digunakan kecuali atas izin
Referee/Wasit. Warna dasar
pakain harus berbeda dari warna
bola yang digunakan. Gambar 2.3. Shaken hand Grip
dari Belakang
3. Perbandingan Pegangan
Shakehand dengan Penholder b. Penholder Grip
Terhadap Ketepatan Pukulan (Pegangan pena)
Pada Permainan Tenis Meja. Memegang bed dengan penholder
a. Shakenhand Grip (Pegangan grip caranya sama seperti kita
Jabat tangan) memegang pena, yaitu antara ibu
Memegang bed dengan jabat tangan jari dan jari telunjuk dipisahkan
sama seperti kita berjabat tangan, oleh gagang/pegangan bed dan
yaitu bila gagang atau pegangan ketiga jari lainnya ada di belakang
bed disodorkan seolah-olah bed
sebagai tangan yang disalami, Memegang bed dengan cara ini,
cara ini sangat populer di Eropa biasanya dipergunakan oleh
dan Amerika. pemain yang mempunyai gaya
Keuntungan dari pegangan ini adalah normal menyerang karena
kedua muka bed dapat mempunyai waktu yang lebih
dipergunakan, selain itu pemain cepat dalam mengembalikan bola
dapat melakukan forehand stroke yang diakibatkan oleh perkenaan
dan tanpa merubah pegangan bed. bola terhadap suatu permukaan
Sebaliknya memegang bed tidak bed.
terlalu kuat atau erat karena akan Cara memegang gaya pegangan
menyebabkan tangan akan kaku tungkai pena sangat baik untuk
sehingga gerakan akan menjadi melakukan pukulan dengan
lambat, hal ini akan bagian belakang dan bagian muka
mengakibatkan pengembalian bed. Dimana ayunan bagi
bola yang sukar untuk di kontrol, gelombang sewaktu memeukul
lebih-lebih apabila lawan bola yang datang dari lawan, sulit
dita ngkap oleh lawan yaitu pada badan, maka saat perkenaan bola
waktu dia memegang bednya dengan bed. Apabila bola berada
tidak diketahui apakah akan agak di depan badan maka
melakukan pelintiran bola pada langkah kaki kiri kedepan
puncak bed, sisi bed, atau dari sehingga mengakibatkan
balik bed. perkenaan bola dengan bed tepat
pada sasaran.
3. Gerakan lanjut (Follow Throght)”
jadi gerakan lanjutan ini
mengangkat bola untuk dapat
melewati jaring , selanjutnya
memantulkan meja lawan, ayunan
kebelakang, saat perkenaan bola
Gambar 2.4. Penholder Grip dari dengan bed dan gerakan lanjutan
Depan ini merupakan gerakan
keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya, jadi
merupakan satu kesatuan
pukulan..

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis


Gambar 2.5. Penholder Grip dari
menggunakan rancangan
Belakang
penelitian kausal komparatif juga
sering disebut Ex-Post-Facto.
c. Ketepatan Pukulan
Penelitian ini hanyalah
Menurut Arma Abdullah. ada tiga hal
mendeskripsikan perbedaan atau
yang perlu diperhatikan dalam
persamaan variabel akibat setelah
pukulan baik dalam pegangan
dipengaruhi oleh variabel sebab
shakenhand maupun penholder
(Subana, sudrajat, 2001 :93)
yaitu :
1. Ayunan ke belakang dan titik
perhatian becking, pada waktu
1. Populasi Penelitian
bola akan datang putarlah badan
Populasi adalah keseluruhan objek
kearah kiri sehingga menghadap
penelitian (Arikunto, 2006 : 130).
kearah samping meja atau garis
Sedangkan ahli lain mengatakan
tepi, berat badan berada pada kaki
bahwa Populasi adalah sebagai
kiri, bersamaan dengan gerakan
seluruh individu yang menjadi
tersebut, tariklah bed kebelakang
subjek penelitian (Netra, 1979).
dan tongkat bed menghadap
Berdasarkan kedua pendapat
sedikit ke bawah.
diatas, bahwa yang dimaksud
2. Saat berkenaan bola dengan bed
dengan Populasi adalah
(titik perkenaan) ; “bersamaan
keseluruhan subjek penelitian
dengan berpindahnya berat badan
yang digunakan sebagai sasaran
dari kanan ke kiri dan pada saat
penelitian. Jadi yang menjadi
itu bola berada di samping kanan
populasi dalam penelitian ini menggunakan metode
adalah seluruh siswa Kelas VIII sebagaimana dikemukakan oleh
SMP Negeri 5 Palibelo Kabupaten Ida Bagus Netra, bahwa ada
Bima yang berjumlah 53 orang beberapa jenis pengumpulan data
siswa yang terdiri dari : yang umum dipakai antara lain :
Tabel 3.1. Jumlah Populasi dalam 1. Metode Dokumenter
Penelitian Metode dokumenter dipergunakan
No Kelas Populasi sebagai metode penunjang atau
pengumpulan data. Jadi
1 VIII. 1 26 pencatatan dokumenter adalah
suatu metode yang digunakan
2 VIII. 2 27 untuk mengumpulkan data yang
berupa arsip-arsip pada suatu
Jumlah 53
lembaga atau institut tertentu.
Sumber : Data primer diolah Tahun Menurut Ida Bagus Netra pencatatan
2012. dukumen adalah suatu cara
memperoleh data yang
2. Sampel Penelitian dilaksanakan dengan jalan
Sampel adalah sebagian dari populasi mengumpulkan segala jenis
yang dipandang sebagai wakil dokumen serta mengadakan
populasi (Netra. 1971 : 37). pencatatan secara sistematis, baik
Penentuan besar kecilnya jumlah berupa tulisan, Karangan,
anggota sampel dalam penelitian, Lembaran Negara, bukti-bukti
peneliti berpedoman pada buku undangan maupun benda-
penjelasan Suharsimi Arikunto benda lain (Ida Bagus Netra,
yaitu: apabila subjeknya kurang tahun 1982 :187).
dari 100, maka akan diambil Berdasarkan kedua pendapat di atas,
semua. Akan tetapi jika subjeknya maka yang disebut dengan
besar atau lebih dari 100 maka pencatatan dokumen dalam
diambil 10 % - 15 % atau 20 % - penelitian ini adalah untuk
25 % atau lebih, Sehubungan memperoleh data tentang jumlah
dengan hal ini, karena populasi dan nama siswa pemain tenis meja
yang akan diteliti adalah kurang Pada Siswa Kelas II SMP Negeri
dari 100, maka dalam penelitian 5 Palibelo Kabupaten Bima Tahun
ini menggunakan penelitian Pelajaran 2012/2013
Populasi dengan populasi siswa 2. Metode Tes Perbuatan
sebanyak 53 orang siswa dan Tes adalah suatu alat pengukur
diambil secara random mengenai keadaan dan
Sampling/acak. Sehingga peneliti kemampuan seseorang, metode ini
mengambil sampel penelitian dipakai untuk mengumpulkan data
dengan mengambil 50% dari dari hasil tes terhadap orang yang
keseluruhan subjek penelitian diselidiki. Menurut Indra Kusuma
sehinggga sampel = 53 x 50% = berpendapat bahwa, tes adalah
26,5 yang dibulatkan menjadi 27 alat prosedur yang sistematis dan
orang siswa obyek untuk memperoleh data
atau keterangan-keterangan yang
Untuk mendapat data yang diinginkan tentang seseorang
berhubungan dengan data
penelitian, maka penulis
dengan cara cepat dan tepat (Indra
Kusuma, 1972: I). Data yang dikumpulkan selama
Pendapat lain mengatakan bahwa, mengadakan penelitian perlu
eksperimen adalah mengadakan diolah dan dianalisa dengan penuh
kegiatan atau percobaan untuk ketelitian, keuletan dan secara
meihat hasil yang nantinya dapat cermat, sehingga akan
menjelaskan bagaimana mendapatkan suatu kesimpulan
kedudukan antara maksud dari tentang obyek-obyek penelitian
variabel yang diselidiki (Winarno. yang baik. Dalam penelitian ini
1977 :11). penulis mempergunakan analisis
Sehubungan dengan penelitian ini statistic, karena data yang
maka penulis menggunakan dikumpulkan bersifat kwantitatif,
metode test perbuatan. Tes ini yaitu berupa angka-angka.
dimaksud untuk mengetahui hasil Statistik dalam arti luas cara ilmiah
baik antara teknik pegangan yang diperlukan menyimpan,
shakehand dengan penholder menyajikan dan menganalisa hasil
terhadap ketepatan pukulan pada penelitian yang berupa angka-
permainan tenis meja Pada angka. (Hadi, 1977: 257).
seluruh siswa Kelas VIII SMP Jadi berdasarkan pendapat di atas,
Negeri 5 Palibelo Kabupaten maka penulis menyimpulkan
Bima Tahun Pelajaran 2012/2013. bahwa teknik untuk menganalisa
Metode ini merupakan metode data yang berupa angka-angka,
pokok dalam penelitian ini. sehubungan dengan penelitian ini
menggunakan analisis statistic,
Yang dimaksud dengan instrumen maka rumus yang dipakai adalah
adalah alat pada peneliti yang rumus : t-test. Adapun rumus t-
menggunakan satu metode test yang dimaksud adalah
(Arikunto,.Tahun 1982: 187).
M 1  M 11
Atau dengan kata lain metode t
tidak dapat memenuhi fungsinya d 2

dengan efektif, apabila instrumen N ( N  1)


yang menjadi alat dari metode itu
valid. Netra, 1974 :92)
Dalam penelitian ini penulis Keterangan :
menggunakan instrumen yaitu tes M I : Angka rata-rata dari sampel
ketepatan memukul bola kemeja pertama
lawan. M II : Angka rata-rata dari sampel
Pendukung instrumen yang kedua
2
diperlukan untuk mendapatkan D : D-Md sedangkan Md = D/N
data adalah sebagai berikut : dan D= XI-XII
1. Meja Pingpong N : Jumlah sampel yan diteliti
2. Bola Pingpong ∑ : Sigma
3. Net Pingpong
4. Bed Pingpong HASIL PENELITIAN
5. Kapur tulis untuk membagi dua
bidang meja
6. Formulir dan alat tulis menulis Dari penelitian yang
7. Kotak tempat bola cadangan telah dilakukan diperoleh data
mengenai pukulan dengan Sulaiman 3 3 5 54
14
Shakenhand Grip dengan 3 kali 4 6 4
treatmen dengan metode ketepatan Jumlah
memukul dengan masing-masing Sumber : Data Primer diolah
anak diberikan waktu 1 menit, seperti
tampak pada tabel berikut : Tabel 4.4 : Ketepatan
Tabel 4.3 : Ketepatan Pukulan
Pukulan dengan
dengan Penholder Grip
Shakenhand Latihan Pukulan
Grip NO NAMA SISWA Penholder Grip sela
Latihan 1 2
Pukulan (1) (2) (3) (4)
dengan Hasil
N NAMA 1 Fahrurrozi 30 36
Shankenha terba
O SISWA 2 Hanggra Prasetya 28 30
nd (1 ik
Menit) 3 Ilham 24 30
1 2 3 4 Sahrul 47 43
( ( 6 5 Haeruddin 34 45
(1 6 Safran 30 32
(2) 3 4 5
) 7 Agus Supriadin 43 40
) )
Akbar 3 3 4 42 8 Ardiansyah 26 34
1 9 Salahuddin 24 30
Tanjung 5 8 2
Arjuna 4 4 4 46 10 Syamsuddin 34 45
2 11 Yogi Sofian 30 32
0 4 6
Idhar 2 3 3 32 12 Mulyadi 43 40
3 Pristiwan 8 0 2 Jumlah
da Sumber : Data Primer diolah
Indra 3 3 4 43
4
Prabowo 4 6 3
Solihin 2 3 4 48 Dalam penelitian ini,
5 peneliti berpikir bahwa karena
8 6 8
Umar 4 4 3 45 jumlah siswa yang memegang
6 dengan model pegangan
Harun 3 5 4
Wawans 4 5 4 54 Shakenhand lebih banyak jika
7 dibandingkan dengan siswa yang
yah 7 4 4
Ruslan 3 4 4 48 memegang bet dengan cara
8 Penholder, untuk mendapatkan
4 5 8
Aristan 3 3 4 43 hasil yang maksimal maka akan
9 diambil masing-masing 10 orang
0 2 3
Cica 4 4 3 43 siswa sebagai perwakilan dari
10 kedua cara pegangan yang
Purwanto 3 0 4
Fagih 5 4 3 54 menjadi variabel penelitian.
11 Adapun data-datanya terdaftar
Purwadi 4 4 4
Haerulla 4 4 5 dalam tabel dibawaah ini:
54
12
h 4 7 4
Perbandingan
M. 5 5 4 56
13 Ketepatan Pukulan siswa dengan
Guntur 0 6 6
Shakenhand Grip dan siswa Berdasarkan data
dapat dilihat dari tabel dibawah kemampuan lompat baik
ini: sebelum maupun sesudah
Shakenhand Grip Penholder Grip melakukan melakukan
NO Hasil Hasilstreatment maka susunan
Nama Siswa Nama Siswa tabelnya sebagai berikut :
terbaik terbaik
Tabel
(5) 4.5. hasil dari variabel
(1) (2) (3) (4) X dan Y
1 Akbar Tanjung 42 Fahrurrozi 36 D=
2 Arjuna 46 Hanggra Prasetya 32 d=
No. (X.I
3 Idhar Pristiwanda 32 Ilham X. X. (D-
Uru31 - d2
4 Indra Prabowo 43 Sahrul I 2 Md
t 47 X.2
5 Solihin 48 Haeruddin 48 )
)
6 Umar Harun 45 Safran 1 33 2 3 4 5 6
7 Wawansyah 54 Agus Supriadin 1 43 42 36 6 - 0.25
8 Ruslan 48 Ardiansyah 34 0.5
9 Aristan 43 Salahuddin 2 30 46 32 14 7.5 56.25
10 Cica Purwanto 43 Syamsuddin 45
3 32 31 1 - 30.25
444 379 5.5
4 43 47 -4 - 110.2
Analisis Data
10. 5
Adapun langkah-langkah
5
yang ditempuh dalam
5 48 48 0 - 42.25
menganalisis data dalam
6.5
penelitian ini adalah sebagai
berikut : 6 45 33 12 5.5 30.25
a. Merumuskan 7 54 43 11 4.5 20.25
hipotesis nol (Ho) 8 48 34 14 7.5 56.25
b. Menyusun tabel kerja 9 43 30 13 6.5 42.25
c. Memasukan data
10 43 45 -2 - 72.25
kedalam rumus
8.5
d. Menarik kesimpulan
Tot 44 37 65 0 460.5
a. Merumuskan hipotesis nol
al 4 9
(Ho)
Dalam penelitian ini
data yang digunakan adalah Sumber : Data Primer diolah
data yang menggunakan
statistic. Adapun rumusan Keterangan :
hipotesis alternative (Ha) X1 = Nilai rata-rata teknik
yang diajukan adalah: ada service forehand
perbedaan antara pegangan X2 = Nilai rata-rata teknik
shakehend dengan penholder service backhand
terhadap ketepatan pukulan D = X1-X2
Pada Siswa Kelas VIII SMP d = D-Md
 D 65
Negeri 5 Palibelo Kabupaten Md =   6,5
Bima Tahun Pelajaran N 10
2012/2013.
b. Menyusun tabel kerja
c. Memasukkan data kedalam Dengan taraf signifikan 5%
rumus dan jumlah sampel 10, yaitu
Pada langkah ini data yang 10 siswa yang memegang
sudah tercantum dalam tabel dengan Shakenhand dan 10
diatas dimasukkan kedalam siswa dengan pegangan
rumus “T-test” seperti Penholder Grip diperoleh
dibawah ini: angka batas penolakan
M 1  M 11 hipotesis yang diajukan pada
t tabel t-tabel ( t- tabel )
d 2 menunjukan Secara hasil
N ( N  1) perhitungan yang diperoleh
pada penelitian dengan
 X1 menggunakan rumus t-tes
M1  Mentah telah ditemukan nilai
N
Koefisien ( t hitung ) yaitu =
444
 2,8734. Kenyataan tersebut
10 menunjukan bahwa nilai t -
 44,4 hitung berada diatas angka
 X2 dari t tabel (2,8734 > 2,228)
M 11  dengan taraf signifikasn 5 %.
N
379 Dengan demikian berarti hasil
 penelitian penelitian ini
10 dinyatakan signifikan, artinya
 37,9 Ha : diterima’ dan Ho :
Maka : ditolak’.
Mi  Mii
t =
d2 PEMBAHASAN
N ( N  1)
44,4  37,9 Dari hasil analisis data yang
t = berupa signifikan, di peroleh
460,5
kesimpulan bahwa “ Ada
10 (10  1) perbedaan antara pegangan
6,5 shakehend dengan penholder
t =
460 ,5 terhadap ketepatan pukulan Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5
10(9)
Palibelo Kabupaten Bima Tahun
6,5 Pelajaran 2012/2013”.
t =
460,5 Dari hasil analisis data ternyata
tehnik pukulan dengan pegangan
90
shakenhand mempunyai rata-rata
6,5 nilai yang lebih besar yaitu, 444 bila
t =
5,1166 dibandingkan dengan pukulan
6,5 pegangan penholder yang rata-rata
t = 379. jadi setelah dibandingkan, maka
2,2619
hasil rata-ratanya ternyata pukulan
t = 2,8734
dengan pegangan shakenhand lebih
tepat sasarannya, karena pukulan ini
d. Menguji Nilai t
menggunakan seluruh permukan terhadap ketepatan pukulan Pada
bidang bad, dan di samping itu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5
seluruh ayunan lengannya, termasuk Palibelo Kabupaten Bima Tahun
pergelangan tangan, putaran badan Pelajaran 2012/2013”.
dipergunakan untuk mendukung
pukulan tersebut. Sedangkan pukulan
dengan pegangan penholder hanya DAFTAR PUSTAKA
dapat dilakukan dengan sebelah
permukaan bidang bad dan dilakukan Amir Daen Indra Kusuma.1972.,
tidak sepenuhnya ayunan lengan dan Evaluasi Penelitian II, FIP
pergelangan tangan dipergunakan. IKIP Mataram,
Oleh sebab itu bagi seorang pemain
yang mempergunakan pegangan Jan Taluki, 1980. Diktat Bermain
penholder merasa kesulitan bila Tenis Meja, Penerbit Ujung Pandang,
melakukan pukulan-pukulan dalam Joni Lech, 1990. Bimbingan Bermain
posisi backhand. Tenis Meja, Mutiara Jakarta.
Mohammad Natsir, 1983.
KESIMPULAN DAN SARAN Metodologi Penelitian, Galilea
Indonesia Jakarta
Napi Tupuluku, 1979. Permainan
Dengan taraf signifikan 5% Tenis Meja, Jakarta.
dan jumlah sampel 10, yaitu 10 siswa Suparman dkk, 2000. Pendidikan
yang memegang dengan Shakenhand Jasmani, Penerbit Angkasa Bandung
dan 10 siswa dengan pegangan Soetomo, Tenis Meja, Penerbit PT.
Penholder Grip diperoleh angka Sastra Hudayana Tahun 1981
batas penolakan hipotesis yang Sanafiah Faesal, Metodologi
diajukan pada tabel t-tabel ( t- tabel ) Penelitian Pendidikan, Usaha
menunjukan Secara hasil perhitungan Nasional Jakarta, 1982
yang diperoleh pada penelitian Suharsimi Arikunto, 2006. .Prosedur
dengan menggunakan rumus t-tes Penelitian suatu Pendekatan
Mentah telah ditemukan nilai Praktis Edisi Revisi IV,
Koefisien ( t hitung ) yaitu = 2,8734. Jakarta
Kenyataan tersebut menunjukan
bahwa nilai t - hitung berada diatas Sutrisno Hadi, 1980. Pengantar
angka dari t tabel (2,8734 > 2,228) Dasar Statistik, UGM
Dari analisis data yang Yogyakarta.
dilakukan dalam penelitian ini
membuktikan bahwa “Ada Thio Baker, 1993. Pelajaran
perbedaan antara pegangan Perlengkapan dan Teknik
shakehend dengan penholder Tenis Meja, Penerbit PT.
terhadap ketepatanpukulan Pada Rosda Jayapura, Jakarta
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5
Palibelo Kabupaten Bima Tahun Triyanto, Pendidikan Jasmani, PT.
Pelajaran 2012/2013”, dan hepotesis Pabelan, Tahun 1996
alternatif yang penulis ajukan (Ha) Thisnowati Tamat, 2004. Pendidikan
diterima. Hal ini menunjukkan ada Jasmani, Penerbit Universitas
perbedaan antara pegangan Terbuka,
shakenhand dengan penholder
Nurhasan, 2001. Tes dan
Pengukuran dalam Sutrisno Hadi, tahun 1977, Statistik
Pendidikan Olahraga Inferensial, Surabaya, Bina Usaha
Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Indonesia.
PERBANDINGAN PRESTASI TOLAK PELURU ANTARA SEBELUM
DAN SESUDAH LATIHAN ANGKAT BARBEL PADA SISWA PUTRA
KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTA BIMA TAHUN PELAJARAN
2012/2013

Drs. KAIMUDIN & AHMAD SYAMSURIZAL

ABSTRAK

Kata-kata kunci : Latihan Angkat Barbel,dan prestasi Tolak Peluru

Cabang olahraga atletik terutama tolak peluru banyak membutuhkan


latihan-latihan. Para atlet banyak yang bersaing dalam nomor atletik tolak peluru
membuat fisik para atlit menjadi otot dan kuat seperti halnya latihan beban
(Weight Training). Latihan beban adalah satu jenis latihan secara isotonis yang
paling popular dalam olahraga, karena dalam latihan ini di tekankan suatu
kontraksi otot. Latihan ini bila dilaksanakan dengan benar, kecuali dapat memper
tinggi the general phsycal wellbeing atau kesegaran fisik secara keseluruhan juga
dapat memperkembangkan power. Untuk menentukan sampel penulis yaitu
pengambilan subjek dengan cara melakukan lotre terhadap semua individu dalam
populasi kemudian diambil sebagai sampel, sehingga jumlah sampel adalah 25
orang.

Berdasarkan peninjauan analisa data tersebut diatas, dimana “Pengaruh


Latihan Angkat Barbel Terhadap Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Pada Siswa
Putra Kelas VII SMP Negeri 1 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013“. yaitu
dengan perbandingan 5,202 : 2,064 dapat dilihat pada nilai rata-rata pada tabel ke
4 (empat) tolakan sebelum melakukan latihan beban (5,202) dan tolakan sesudah
melakukan latihan beban (2,064) maka t-hitung adalah 2,09 sedangkan t-tabel
2,045 berdasarkan tarap signifakan 5%. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis nihil
(Ho) ditolak sedangkan hipotesis kerja (Hi) diterima, maka diambil kesimpulan
bahwa “Ada perbedaan prestasi tolak peluru antara sebelum dan sesudah latihan
angkat barbel terhadap peningkatan prestasi tolak peluru pada siswa putra kelas
VII SMP Negeri 1 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”.

PENDAHULUAN yang berkualitas tinggi, mandiri,


sehat jasmani dan rohani, salah
Demi tercapainya tujuan satunya adalah melalui pendidikan
pendidikan maka disusunlah jasmani dan kesehatan.
kurikulum dengan memperhatikan Khusus bagi pendidikan
tahap perkembangan anak didik, jasmani diajarkan berbagai jenis
kesesuaian dengan lingkungan, latihan olahraga yang diharapkan
kebutuhan pembangunan, ilmu dapat meningkatkan kualitas siswa
pengetahuan dan teknologi, serta dalam keterampilan olahraga.
sesuai jenis dan jenjang masing- Untuk bisa meningkatkan
masing pendidikan. Untuk kemampuan dan keterampilan atau
membentuk manusia pembangunan prestasi pada setiap olahraga,
diperlukan pembinaan yang baik dan otot statis. Sedangkan
sistematis, dimana pembinaan kekuatan dinamis juga
tersebut memerlukan sarana dan meningkat tetapi sangat
prasarana yang memadai, akan tetapi kecil. Latihan sangat
di daerah yang belum tersedia sarana menjemukan dan sulit
dan prasarana yang memadai untuk mengukur
sehingga diperlukan pemikiran yang penambahan beban (over
kreatif untuk menciptakan dan load).
mengembangkan bentuk-bentuk b. Isotonik
latihan yang sederhana tetapi Isotonik yaitu suatu
bermaanfaat bagi komponen yang kontraksi yang dihasilkan
latihan. perpindahan segmen tubuh
Salah satu cabang olahraga baik sating mendekati
yaitu atletik sudah sejak lama (konsentris) maupun saling
diajarkan di sekolah-sekolah di menjauhi (eksentris).
Indonesia, baik di tingkat SD, SMP Beban bergerak dan
maupun SMA dan yang sederajat. kontraksi terjadi untuk
Walaupun pelaksanaannya masih mempertahankan atau
kurang sesuai yang diharapkan, mengerahkan beban. Pada
terutama disebabkan oleh faktor- latihan ini terjadi kontraksi
faktor sarana dan prasarana konsentris waktu
Berdasarkan uraian di atas mengangkat beban dan
bahwa latihan angkat barbel dapat bila beban diletakan
mempengaruhi terhadap peningkatan perlahan maka kontraksi
prestasi tolak peluru pada siswa putra eksentrik juga terjadi.
kelas VII SMP Negeri 1 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2012/2013. c. Isokinetik
1. Latihan Beban (Weight Latihan ini baru
Training) berkembang setelah kedua
Latihan beban yaitu metode tersebut tidak
salah satu jenis latihan untuk menjamin berkembangnya
dapat menjaga kekuatan dan otot yang kuat dan cepat.
ketahanan otot, meningkatkan Pada dasamya Isokenetik
koordinasi otot saraf dan sama dengan Isotonik
densitas tulang (menghindari hanya dilakukan dengan
rapuh tulang). (Thomas. R, suatu kecepatan.
2002 :1) Setelah kita ketahui
a. Isomerik beberapa istilah tersebut
Isomerik yaitu suatu selanjutnya kita bahas
kontraksi otot dimana masalah Weight Training.
tidak terjadi perubahan Sebelum perang dunia
segmen tubuh, kontraksi, kedua hampir semua
otot terjadi untuk melawan latihan-latihan olahraga
tahanan objek yang tidak menentang dimasukkanya
bergerak. Kecepatan Weight Training
bergeraknya adalah nol. membahayakan, dan
Adapun latihan isomerik menyebabkan atlet
ini adalah untuk kekuatan menjadi apa yang disebut
“bone pain” (nyeri tulang) Sebagai patokan apabila
yang akibatnya adalah kita mampu mengangkat
bahwa atlet akan menjadi beban lebih dari dua belas
kuda lamban. kali maka beban ditambah
Kini pendapat sehingga delapan kali
demikian dipandang merupakan maksimum
sebagai pendapat yang yang mampu diangkat,
usang sehingga semua apabila hanya mampu
pelatih yang baik mengangkat di bawah
memasukkan weight jumlah delapan kali maka
training dalam program beban dikurangi.
latihanya. Namun c. Beban Lebih (Over Load)
demikian hingga kini Apabila jumlah
masih demikian. Hal delapan kali mampu
tersebut dapat dimaklumi diangkat pada suatu berat
karena weight training tertentu maka berat beban
yang telah dilakukannya dapat ditambah, demikian
tidak sesuai dengan seterusnya bila kita ingin
prinsip-prinsipnya yang menambah latihan kedua.
benar, sehingga dengan Delapan kali angkat
melakukan weight training tersebut repetation, dalam
justru persoalannya latihan beban ada
mundur. pengertian set dan
2. Prinsip-Prinsip dalam Weight repetation. Misalnya dua
Training set dari sepuluh repetation
Adapun prinsip- artinya melakukan latihan
prinsip yang harus dilakukan dengan angkatan sebanyak
Weight Training adalah sepuluh kali repetation.
sebagai berikut : Apabilah tidak
a. Pemanasan (Warming Up) menambah beban pada
Agar tubuh tidak suatu berat tertentu tetapi
terlalu kaget maka sebagai melakukan repetation yang
tambahan angkatlah banyak (misalnya 200
besi/barbel/beban beberapa kali), maka latihan tersebut
kali dengan tidak akan
mempergunakan bobot memperkembangkan tetapi
yang ringan supaya tidak menambah daya tahan
terjadi cedera, misalnya otot.
setengan dari berat normal. Latihan untuk
b. Beban Permulaan meningkatkan kekuatan
Untuk mengetahui otot hanya dapat dilakukan
berapa kilo gram berat dengan beban selalu
beban yang harus diangkat bertambah (over load)
sebagai permulaan latihan, sehingga merupakan
maka dilakukan metode proresive resistence
trial and error dengan training.
mencoba berat beban yang d. Latihan Beraturan
mampu kita angkat.
Latihan beraturan sebelum melakukan
hendaknya dimulai dari awalan, posisi badan
otot yang besar baru menghadap kearah
kemudian pada otot-otot sasaran. Gaya ini kurang
yang lebih kecil, jangan ofisien, maka sekarang
memberikan urutan latihan jarang di pakai.
yang berbeda pada suatu b. Gaya menyamping
kelompok otot yang sama, (ortodoks)
berikan istirahat pada otot Gaya menyamping
tersebut untuk adalah sikap permulaan
mangadakan pemulihan badan berdiri miring,
(recovery) yang cukup. sehingga arah tolakan di
e. Pernapasan sebelah kaki kiri, bila
Pengambilan napas menolak dengan tangan
(eksalasi) dilakukan pada kanan. Gaya ini sering
waktu mengangkat pada dipakai terutama atlet
bagian yang terberat, dan pemula, termasuk anak-
menahan napas (eksalasi) anak sekolah (SMP,SMA
pada waktu melakukan dan sederajat).
yang ringan. Jangan c. Gaya membelakangi
mencoba untuk menahan (o'brian)
napas, karena akan Gaya membelakangi
menambah tekanan udara adalah sikap permulaan
yang berakibat badan berdiri
mempengaruhi tekanan membelakangi arah
darah. lemparan atau sektor
f. Kelelahan lemparan. Gaya inilah
Kelelahan yang yang sampai saat ini
dirasakan berhari-hari banyak di pakai oleh atlet-
setelah melakukan latihan, atlet kenamaan/senior.
maka latihan tersebut
dianggap terlalu besar.
Sebaiknya kekelelahan METODELOGI PENELITIAN
hanya terjadi pada otot
lokal dan sementara, Penelitian ini dilaksanakan
sehingga dalam waktu satu di SMP Negeri 1 Kota Bima,
sampai dua jam kelelahan dengan meneliti ada atau tidaknya
sudah hilang. perbedaan prestasi tolak peluru
3. Tolak Peluru antara sebelum dan sesudah
Dalam tolak peluru latihan angkat barbel pada siswa
tergantung dari tehnik atau putra kelas VII Tahun Pelajaran
gaya yang digunakan. Dalam 2012/2013.
hal ini ada tiga macam gaya 1. Jenis Penelitian
dalam tolak peluru, yaitu Untuk
sebagai berikut: menyederhanakan rencana
a. Gaya depan penelitian, maka peneliti
Gaya depan adalah langsung meneliti,
sikap permulaan badan menyelidiki populasi
penelitian, dan menggunakan dengan masalah-masalah
sebagian besar populasi yang penelitian.
menguasai tolak peluru. 1. Populasi
Pengambilan sampel atau Populasi adalah
subyek penelitian didasarkan keseluruhan objek penelitian
atas dasar metode atau (Suharsimi Arikunto, 2006 :
rencana penelitian, dengan 130). Sedangkan ahli lain
demikian dalam hal ini sesuai mengatakan bahwa populasi
dengan permasalahan dan adalah seluruh data yang
tujuan maka peneliti menjadi perhatian peneliti
menggunakan penelitian dalam suatu ruang lingkup
kuantitatif. Karena penelitian dan waktu yang di tentukan
ini berawal dari pengumpulan (Nurul Zuriah, 2006 : 116).
data-data yang berupa angka- Berdasarkan beberapa
angka kuantitatif hasil dari tes pendapat di atas, bahwa yang
perbuatan yang akan dimaksud dengan populasi
diketahui setelah uji coba. adalah keseluruhan subjek
Pengukuran terhadap prestasi penelitian yang digunakan
siswa sebelum dan sesudah sebagai sasaran penelitian.
latihan angkat barbel Jadi yang dimaksud dengan
2. Sumber Data populasi dalam penelitian ini
Sumber data dalam adalah seluruh siswa kelas
penelitian ini adalah subjek VII SMPN 1 Kota Bima
dari mana data dapat diperoleh Tahun Pelajaran 2012/2013.
(Arikunto, 2008:56). Sumber Tabel 1.1 Jumlah siswa putra
data dalam penelitian ini kelas VII SMP Negeri 1Kota
adalah: Bima Tahun Pelajaran
a. Sumber data primer, 2012/2013
diperoleh dari dari hasil
penelitian di lapangan No Kelas Putra
secara langsung dari 1 VII a 21
sebenarnya, dan pihak-pihak 2 VII b 21
yang bersangkutan dengan 3 VII c 20
masalah yang akan di bahas. 4 VII d 26
Adapun data primer adalah 5 VII e 22
prestasi tolak peluru siswa 6 VII f 22
putra kelas VIII SMP Jumlah 132
Negeri 1 Kota Bima.
b. Sumber data sekunder, 2. Sampel
untuk memperoleh sumber Sampel adalah
data sekunder penulis sebagian dari populasi yang
menggunakan teknik diteliti (Nurul Zuriah, 2006 :
dokumentasi. Hal ini dapat 119). Sedangkan menurut ahli
dilakukan dengan mencari lain mengatakan bahwa
dan mengumpulkan data sampel adalah sebagian atau
melalui informan secara wakil populasi yang di teliti.
tertulis ataupun gambar- (Arikunto, 2006: 131).
gambar yang berhubungan
Untuk lebih besar dari 100 orang
menyederhanakan di dalam maka dapat di ambil 10%
mengolah data, maka dalam sampai dengan 15% atau 20%
penelitian penulis tidak sampai dengan 25% atau
langsung meneliti seluruh lebih (Arikunto, 1980 :20).
populasi, melainkan Sesuai dengan
menggunakan sebagian dari pendapat di atas, maka
populasi yaitu “sampel”. peneliti mengambil sampel
Sedangkan tehnik sebanyak 20% dari jumlah
pengambilan sampel yang populasi siswa putra kelas
digunakan adalah tehnik VII SMPN 1 Kota Bima
“Proportional Random sebanyak 132 orang yang
Sampling” dengan cara terdiri dari:
undian, maksudnya adalah 1. Kelas VIIa jumlah siswa
pengambilan anggota sampel putra 21 orang.
yang dilakukan apabila 2. Kelas VIIb jumlah siswa
populasinya terdiri dari sub- putra 21 orang.
sub populasi yaitu kelas VIIa, 3. Kelas VIIc jumlah siswa
VIIb, VIIc, VIId, VIIe, dan putra 20 orang.
VIIf SMPN 1 Kota Bima 4. Kelas VIId jumlah siswa
Tahun Pelajaran 2012/2013. putra 26 orang.
Sedangkan besar 5. Kelas VIIe jumlah siswa
kecilnya sub sampel putra 22 orang.
mengikuti perbandingan sub 6. Kelas VIIf jumlah siswa
populasi, dan individu- putra 22 orang.
individu yang ditugaskan Berdasarkan pendapat
dalam tiap-tiap sub populasi di atas, penulis mengambil
diambil secara random 20% dari jumlah populasi
sampling dan sub siswa putra kelas VII SMPN
populasinya. Kemudian 1 Kota Bima tahun pelajaran
individu yang berhak menjadi 2012/2013 yang diambil
anggota sampel adalah sebagai sampel adalah
individu-individu yang sebagai berikut:
namanya keluar dalam undian Kelas VIIa = 21 x 20% =
masing-masing kelas. Dibulatkan menjadi 4 orang
Selanjutnya untuk Kelas VIIb = 21 x 20% =
menentukan ukuran jumlah Dibulatkan menjadi 4 orang
yang akan diambil dari Kelas VIIc = 20 x 20% =
populasi dipergunakan Dibulatkan menjadi 4 orang
pendapat yang menyatakan : Kelas VIId = 26 x 20% =
Untuk sekedar ancar-ancar Dibulatkan menjadi 5 orang
maka, apabila jumlah Kelas VIIe = 22 x 20% =
subyeknya kurang dari 100 Dibulatkan menjadi 4 orang
orang, maka sebaiknya Kelas VIIf = 22 x 20% =
diambil seluruhnya sehingga Dibulatkan menjadi 4 orang
penelitian merupakan Jumlah =
penelitian populasi, 25 Orang
selanjutnya jika subyeknya
Sehubungan dengan Dibandingkan dengan
hal tersebut di atas, maka metode lain, maka metode ini
yang menjadi sampel 25 tidak begitu sulit, dalam arti
orang siswa putra yang bila ada kekeliruan sunber
berada di kelas VII SMPN 1 datanya masih tetap belum
Kota Bima Tahun Pelajaran berubah. Dengan metode
2012/2013. dokumentasi yang di amati
Teknik Pengumpulan Data bukan benda hidup tetapi
1. Metode Tes Perbuatan benda mati (Arikunto,
Menurut pendapat 2007,231).
Arikunto (2008:52 ) Tes adalah Teknik Analisa Data
serentetan pertanyaan atau Data-data yang
latihan serta alat-alat lain yang terkumpul selama mengadakan
digunakan untuk mengukur penelitian selanjutnya perlu diolah
keterampilan, pengetahuan, dan dianalisa. Hasil analisa ini
lntelegensi kemampuan atau akan digunakan untuk menguji
bakat yang dimiliki individu kebenaran hipotesis dengan penuh
atau kelompok. ketelitian dan secara cermat
2. Metode Dokumentasi sehingga akan menghasilkan suatu
Dokumentasi, dari asal kesimpulan yang objektif dalam
katanya, yang artinya barang- penelitian.
barang tertulis didalam Di dalam metode analisis
melaksanakan metode data yang merupakan suatu
dokumentasi, peneliti kegiatan yang sangat penting dan
menyelidiki benda-benda memerlukan ketelitian serta
tertulis seperti buku-buku, kekritisan dari peneliti. (Nurul
majalah,dokumen, peraturan- Zuriah, 2006 : 198). Ahli lain
peraturan, notulen rapat, mengatakan bahwa yang
catatan harian, dan sebagainya. dimaksud dengan analisis statistik
Metode dokumentasi adalah segera digarap oleh staf
dapat dilaksanakan dengan : peneliti, khususnya bertugas
a. Pedoman dokumentasi yang mengolah data. (Arikunto, 2006 :
memuat garis-garis besar 235).
atau kategori yang akan Adapun teknik dalam
dicarinya mengola data penulis
b. Check List, yaitu daftar menggunkan rumus t-test dalam
variabel yang akan bentuk rumus pendek yaitu:
dikumpulkan datanya. M I  M II
Dalam setiap kemunculan t
gejala yang di maksud
c. Metode dokumentasi yaitu
d 2

metode untuk mencari data N N  1


mengenai hal-hal atau Keterangan
variabel yang berupa MI = Angka rata-rata hasil
catatan, transkrip, buku, prestasi tolak peluru
surat kabar, majalah, setelah latihan angkat
prasasti, notulen rapat,
barbel.
agenda dan sebagainya.
MII = Angka rata-rata hasil SMP Negeri 1 Kota
prestasi tolak peluru Bima. Pelaksanaan
sebelum latihan angkat penelitian
barbel. membutuhkan waktu
d = D – Md sedangkan Md 1 bulan.

=
 D dan D =XI – Adapun
langkah-langkah
N
pengumpulan data
XII
dalam penelitian ini
N = Jumlah sampel
adalah sebagai berikut
A. Devinisi Operasional Variabel
:
1. Latihan
a. Tes tolak peluru
Beban
sebelum melakukan
(Weight
latihan angkat barbel
Training)
Pelaksanaan
Latihan beban yaitu
pengambilan tes
salah satu jenis latihan untuk
tolak peluru
dapat menjaga kekuatan dan
dilakukan dengan
ketahanan otot, meningkatkan
cara satu orang
koordinasi otot saraf dan
siswa menolakan
densitas tulang.
peluru secara
2. Tolak
berurutan, namun
Peluru
sebelum
Adalah salah satu
melakukan
nomor atletik nomor lempar,
pemanasan atau
yang memerlukan teknik dan
persiapan fisik
kekuatan otot untuk dapat
yang baik sehingga
melakukannya.
akan dapat
menunjang
HASIL PENELITIAN
perolahan data
prestasi tolak
Setelah peneliti
peluru yang
penyiapkan segala
maksimal. Selain
keperluan yang
itu siswa juga
kiranya akan
diwajibkan
mendukung proses
melakukan tolakan
penelitian dengan
masing-masing 3
lancar, maka tibalah
kali.
pada proses
Ukuran
pengumpulan data,
peluru yang
yaitu pengukuran tes
memenuhi syarat
kemampuan
atlit senior untuk
melakukan tolak
putra 7,26 kg,
peluru terhadap
sedangkan yang
masing-masing
putri 4,00 kg.
anggota sampel.
Untuk yunior dapat
Adapun tempat
di pergunakan
pelaksanaan
peluru yang lebih
penelitian adalah di
ringan buat putra angkat barbel,
5,0 kg sedangkan siswa secara
yang putri 3,00 kg berurutan
di sesuaikan diwajibkan
dengan melakukan tes
kemampuan para tolak peluru
subjek penelitian. sebanyak 3 kali.
Pemanasan Ukuran
atau persiapan fisik peluru yang
yang dilakukan memenuhi syarat
yaitu melakukan perbuatan rekor
atau meregangkan untuk putra 7,26
otot-otot tangan, kg, sedangkan yang
lengan, leher, putri 4,00 kg.
pinggang, perut Untuk yunior dapat
dan otot-otot di pergunakan
tungkai, latihan ini peluru yang lebih
dilakukan sebelum ringan buat putra
test dengan 5,0 kg sedangkan
hitungan 2 x 8 yang putri 3,00 kg
secara di sesuaikan
berkesinambungan. dengan
b. Tes tolak peluru kemampuan para
sesudah melakukan subjek penelitian.
latihan angkat barbel Untuk itu
1) Latihan angkat dari langkah-
barbel. langkah yang telah
Siswa di lewati, maka
melakukan latihan dapat disajikan
angkat barbel yang prestasi tolak
dilakukan dengan peluru yaitu tes
cara kedua tangan tolak peluru
memegang barbel sebelum
sedikit diatas melakukan latihan
pundak selanjutnya angkat barbell dan
barbel diangkat tes tolak peluru
lurus keatas lalu sesudah melakukan
kembali keposisi latihan angkat
semula. Selama 1 barbel.
(satu) menit angkat Setelah
barbel siswa peneliti
melakukan dengan menyiapkan segala
cara satu orang keperluan yang
siswa secara kiranya akan
beraturan. mendukung proses
2) Tes Tolak Peluru penelitian dengan
Setelah siswa lancar, maka
melakukan latihan tibalah pada proses
pengumpulan data, tolak peluru anatara
yaitu pengukuran sebelum dan sesudah
tes kemampuan latihan angkat barbel
melakukan tolak pada siswa putra kelas
peluru terhadap VII SMP Negeri 1
masing-masing Kota Bima Tahun
anggota sampel. Pelajaran 2012/2013”.
Adapun hasil dari Maka diubah dulu
pelaksanaan kedalam Hipotesis
penelitian ini, Nihil (H0) sesuai
selengkapnya dapat dengan pendapat yang
dilihat pada mengatakan :
lampiran. “Apabila hipotesis
1. Analisis Data dan Pengujian yang dimiliki
Hipotesis berbentuk hipotesis
a. Analisis Data kerja, maka hipotesis
Dalam penelitian tersebut harus diubah
ini terdapat dua jenis data dahulu menjadi
prestasi yang dapat Hipotesis Nihil (H0)”
diproleh yaitu data prestasi (I.B. Netra, th. 1974.
tolak peluru sebelum hal : 30). Sehingga
latihan angkat barbel dan hipotesis kerja yang
prestasi tolak peluru diajukan berubah
sesudah latihan angkat menjadi Hipotesis
barbel. Terhadap dua jenis Nihil yang berbunyi :
data itu akan dibahas “Tidak ada perbedaan
melalui teknik analisa data prestasi tolak peluru
statistik dengan rumus “t- anatara sebelum dan
test” sesudah latihan angkat
Langkah-langkah barbel pada siswa
yang dilakukan dalam putra kelas VII SMP
menganalisa data tersebut Negeri 1 Kota Bima
adalah: Tahun Pelajaran
1. Merumuskan Hipotesis 2012/2013”.
Nihil (Ho) 2) Menyusun
2. Membuat Tabel Kerja Tabel
3. Memasukkan Data Kerja
Kedalam Rumus Untuk
4. Menguji nilai t tes memudahkan didalam
5. Menarik kesimpulan menganalisis data,
b. Pengujian hipotesis maka perlu dibuat
1) Perumusan tabel kerja seperti
Hipotesis tercantum pada
Nihil (Ho) lampiran.
Hipotesis 3) Memasukan data ke
alternatif (Ha) yang dalam rumus
berbunyi : ” Ada Pada
perbedaan prestasi langkah ini data yang
sudah tercantum derajat kebebasan
dalam tabel V. (df) N – 1 = 24
kemudian di Untuk
masukan rumus “t – dapat menolak
test” sebagai berikut, Hipotesis Nihil (Ho)
dimana : di perlukan nilai t-
MI = hitung sama atau
 M 1  4461  178,44 lebih besar dari nilai
t-tabel dan pada taraf
N 25
signifikan 5%
MII =
menunjukan angka
 M 2  13598 = 143,92 sebesar 2,064 hal ini
N 25 berarti bahwa 5,202>
M I  M II 2,064 atau dengan
t = kata lain nilai t –
d 2 hitung yang di
N ( N  1) peroleh lebih besar
t = dari angka batas
178,44  143,92 penolakan Hipotesis
26412 ,24 Nihil (Ho) yang
tercantum dalam
25( 25  1) tabel t.
34,52 Untuk
t =
26412 ,24 dapat menolak
Hipotesis Nihil (Ho)
25(24)
diperlukan nilai t–
hitung sama atau
34,52 lebih besar dari nilai
t =
26412 ,24 t-tabel. Berdasarkan
600 kenyataan di atas
yaitu nilai t-hitung
34,52 lebih besar dari t-
t = tabel. Dengan
44,0204 demikian nilai t-
34,52 yang diperoleh dalam
t =
6,63478711 penelitian adalah
signifikan.
5) Menarik
t = 5,20287 Kesimpula
n
4) Menguji Dengan hasil
nilai t analisis data yang
Setelah signifikan, maka
mendapatkan nilai t – dengan dasar ini
hitung (t0) diperoleh Hipotesis ini (Ho) di
nilai sebesar 5,202. tolak dan Hipotesis
kemudian nilai t – Alternatif (Ha) di
tabel (tt) dengan terima.
Berdasarkan berikan adalah latihan angkat
uraian di atas peneliti barbel.
berkesimpulan Dari hasil penelitian
bahwa “Ada menunjukkan bahwa siswa yang
pengaruh latihan malakukan latihan angkat barbel
angkat barbel ternyata dapat meningkatkan
terhadap peningkatan prestasi dalam tolak peluru
prestasi tolak peluru dibandingkan siswa yang tidak
pada siswa putra melakukan latihan angkat barbel,
kelas VII SMP hal ini karena :
Negeri 1 Kota Bima 1. Dengan latihan angkat barbel
Tahun Pelajaran akan mendapatkan otot-otot
2012/2013”. lengan yang kuat dan lebih
besar
Dengan 2. Dengan latihan angkat barbel
demikian siswa yang dapat meningkatkan
sering melakukan kesegaran jasmani
latihan akan 3. Dengan latihan angkat barbel
mempunyai kondisi dapat memelihara kesehatan
tubuh yang sehat, dan meningkatkan prestasi.
ringan, dan mampu Dengan demikian
melakukan tolakan dapat ditegaskan bahwa yang
yang lebih jauh, jika sering melakukan latihan angkat
dibandingkan barbel, otot-otot lengannya
sebelum melakukan semakin besar dan kuat
latihan angkat barbel. sehingga dapat menjangkau
PEMBAHASAN HASIL jarak tolakan yang lebih jauh.
PENELITIAN Adanya pengaruh
Sesuai dengan latihan angkat barbel terhadap
kenyataan bahwa rendahnya peningkatan prestasi tolak peluru
prestasi tolak peluru yang di pada waktu penelitian tolakan
alami oleh sebagian siswa bukan yang dilakukan sebanyak dua
hanya di sebabkan karena tolak kali tolakan yakni, tolakan
peluru itu berat, tetapi juga sebelum melakukan latihan
sebagian di sebabkan oleh angkat barbel dan tolakan
berbagai faktor seperti : faktor setelah melakukan latihan
latihan, kekuatan, kesehatan atau angkat barbel, yang mana
kondisi pada saat itu kurang tolakan setelah melakukan
menguntungkan. latihan angkat barbel lebih baik
Dengan demikian atau jarak tolakannya lebih jauh
sangat perlu adanya usaha guna dari pada tolakan sebelum
membantu siswa dalam melakukan latihan angkat barbel,
mengatasi masalah yang di karena setelah melakukan
alaminya dengan maksud untuk latihan angkat barbel maka otot-
meningkatkan prestasi dalam otot pada lengan menjadi lebih
cabang olahraga atletik besar dan lebih kuat untuk
khususnya tolak peluru. Salah melakukan tolakan.
satu bentuk bantuan yang bisa di
Dari sinilah Praktek Revisi VI. Ineka
diketahui bahwa “Ada Cipta. Jakarta.
pengaruh latihan angkat
barbel terhadap Sumardi Suryabrata, 1983.
peningkatan prestasi tolak Metodelogi Penelitian.PT.
peluru pada siswa putra Raja Persada. Jakarta
kelas VII SMP Negeri 1
Kota Bima Tahun Thomas. R, 2002. Bugar Dengan
Pelajaran 2012/2013”. Latihan Beban. PT.
KESIMPULAN Rajagrafindo Persada.
Berdasarkan hasil Jakarta.
penelitian dan analisis data di Yosaphat Sumardi, 2000. Dasar-
atas, peneliti dapat menarik Dasar Atletik. Universitas
kesimpulan sebagai berikut : Terbuka. Depdikbud. Jakarta.
“Ada pengaruh latihan
angkat barbel terhadap Yudha M. Saputra, 2001. Dasar-
peningkatan prestasi tolak peluru Dasar Atletik. Depdiknas.
pada siswa putra kelas VII SMP Jakarta.
Negeri 1 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Ini di Yusuf Akhyar Sutaryono, Dkk, 2003.
sebabkan karena siswa yang Pedoman Penulisan Skripsi.
malakukan latihan angkat barbel IKIP Mataram. Mataram.
tolakanya lebih jauh
dibandingkan dengan siswa yang
tidak melakukan latihan angkat
barbel.

DAFTAR PUSTAKA

I.B. Netra, 1974. Statistik Inferensial.


Usaha Nasional Surabaya.

Mochammad Djumidar A. Widya,


2004, Gerak-gerak Dasar
Atletik Dalam Bermain.
Rajawali Sport. Jakarta.

Muhajir, 2002. Pendidikan Jasmani


Teori dan Praktek.Erlanggga.
Jakarta.

Nurul Zuriah, 2006. Metodelogi


Penelitian Pendidikan. Bumi
Aksara. Jakarta.

Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan

Anda mungkin juga menyukai