MODUL PLPG ADMINIST RASI PERKANT ORAN KONSORSIUM SERT IFIKASI GURU
T j Ariel
Di Susun
Siti Sarah
Siti Humaeroh
Fahroji
SMT. III.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ( STIT ) Al - Amin
Program Studi Pendidikan Agama Islam ( PAI )
Program Studi Pendidikan Usia Dini ( PAUD )
Jl Pesantren Ceger No 17 Jurang Mangu Timur
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Tahap Pengelolaan Media Pembelajaran” ini sengaja di bahas karena
sangat Penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang berada di jurusan Pendidikan
Agama Islam yang akan menjadi seorang guru tentang begitu pentingnya pendidikan di dunia
ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
Kata pengantar ......................................................................................................ii
Daftar isi ............................................................................................................ ..iii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................1
1. Latar Belakang…………………………………………………………1
Bab III
1 Kesimpulan…………………………………………………………...10
Daftar pustaka…………………………………………………………………...11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya
secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif peserta didik untuk membangun makna atau
pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa. Sedangkan, kegiatan mengajar merupakan
upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab pada
peserta didik untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melalui
kegiatan belajar sepanjang hayat. Gagasan dan pengetahuan ini akan membentuk keterampilan, sikap,
dan perilaku sehari-hari sehingga peserta didik akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya.
Kegiatan belajar dan mengajar inilah yang disebut orang sebagai pembelajaran (Depdiknas, 2003 :
10).
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran
yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup
sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu
dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang
berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu
aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya
sikap dan tingkah laku anak didik disekolah. Hal itu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam
menglola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya
mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,tujan pengajaran pun sukar untuk dicapai.
Hal ini kiranya tidak perllu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu
caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas. Mengaplikasikan beberapa prinsip
pengelolaan kelas. Kelas adalah upaya lain yang tidak bisa diabaikkan begitu saja. Pendekatan terpilih
mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlu memanfatkan
beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru
demi terwujudnya tujuan bersama.
Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu peserta
didik melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiat¬an belajar menjadi lebih efisien dan efektif.
Dengan bantuan berbagai alat, maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami,
hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna. Alat bantu belajar disebut juga alat peraga
atau media belajar, misalnya dalam bentuk bahan tercetak, alat-alat yang dapat dilihat, alat yang dapat
2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, penulis batasi permasalahanya dalam rumusan sebagai berikut:
1. Apa pengertian media pembelajaran, implementasi dan pengembangan media pembelajaran?
2. Apa saja kriteria pemilihan media pembelajaran?
3. Bagaimanakah tahap-tahap dalam pengelolaan media pembelajaran?
3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui
1. Pengertian media pembelajaran, implementasi dan pengembangan media pembelajaran?
2. Kriteria pemilihan media pembelajaran
3. Tahap-tahap pengelolaan media pembelajaran
A. Pengertian
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan
sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan. Berdasarkan definisitersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi.Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan
pembelajaran. Jadi,
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen
integral dari sistem pembelajaran
Media pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai bahan, alat/media, maupun
metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai
dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapatdiketahui
berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat
menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan
ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan
pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua,
kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan
berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya,
warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media
mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak,
misalnya siaran TV atau Radio.
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan
Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne
dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita
akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-
masing komponen tersebut sebagai berikut:
A= Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran
pembelajaran
B= Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang
dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
C= Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana
sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya
D= Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan
dapat dicapai.
Dari contoh di atas, jelaslah bahwa penyusunan alat ukur keberhasilannya harus berdasar dari
rumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui media pembelajaran tersebut.
Penilaian media adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan
kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Sesuatu
program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau
sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program
semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan yang dilaksanakan
dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau alat yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut
dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, pertanyaan pokok yang sering
muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap evaluator untuk melihat kembali fungsi
dan prinsip penggunaan media.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu
dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar berbeda.
Menurut Michael Gardner ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual
(belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya
belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok
kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan
menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-
hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Apabila dikaitkan dengan tujuan evaluasi sebagaimana yang telah dikemukakan, maka ada
berbagai jenis evualuasi terhadap media pembelajaran. Berdasarkan prosesnya, evaluasi media ini
terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang
efektifitas dan efisien bahan-bahan pembelajaran (dalam hal ini medianya) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
Dalam bentuk finalnya, setelah media tersebut diperbaiki dan disempurnakan, maka data akan
dikumpulkan untuk menentukan apakah media tersebut patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu
atau media tersebut benar-benar efektif seperti yang dilaporkan. Jenis evaluasi inilah yang kemudian
disebut dengan evaluasi sumatif.
1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan. Pengelola pengembangan media pengajaran adalah perbuatan yang menjadikan
bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya)
2. Kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu:
- Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Pengelola Media harus tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau
generalisasi.
- Pengelola Media harus praktis, luwes dan bertahan.
- Pengelola Media harus dapat digunakan guru dengan baik dan terampil. .
- Pengelola Media yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa.
- Pengelola Media yang digunakan harus dapat menunjang dan membantu pemahaman siswa terhadap
pelajaran tersebut sehingga proses pembelajan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam Tahap
Pengelolaan pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
- Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
- Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan khas
- Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
- Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
- Menulis naskah media
- Mengadakan tes dan revisi
Sudjana Nana, 2005, Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-langkahpengembangan-media.html
http://www.banyumaskab.go.id/berita-386-penerapan-media-pembelajaran-untuk-
meningkatkan-efektivitas-diklat.html