Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rismayanti

Nim : 105401116718

Kelas : PGSD 5 C

No.urut : 27

Bukan Mahasiswa Biasa

Muh. Arif merupakan mahasiswa tingkat 5 di salah satu Universitas Muhammadiyah


Makassar memiliki postur tubuh tinggi dan sedikit berisi, Arif adalah anak yang ceria,
cerewet, dan ambisius. Bagi siapapun yang belum mengenal Arif akan berpikir kalau dia itu
anak yang jutek dan dingin, tetapi sebaliknya jika sudah saling kenal. Ali Firza merupakan
mahasiswa dikampus tempat Arif kuliah dia adalah teman Arif yang memiliki postur tubuh
tinggi, besar, berkulit putih. Ali anak yang baik, mudah bergaul, dan visioner. Bagi siapapun
yang mengenal Ali akan terpana akan ketampanannya, Ali juga tipe orang yang suka modus
menurut Arif. Risma merupakan sahabat dari Arif, postur tubuh Risma juga imut, kulitnya
putih, jenius dan tenang. Risma selalu menjadi tempat curhat yang nyaman bagi Arif
walaupun kadang Arif suka cemburu padanya, satu hal yang bikin Risam dan Arif nyambung
itu karena mereka menyukai pembelajaran yang sama yaitu Bahasa Indonesia Khusnul
khatimah merupakan adik tingkat Ali dan sahabat dari Arif dan teman – teman Khusnul
merupakan perempuan yang baik dan tangguh, loyal dan suka banget sama mata kuliah Seni
Cimma Khusnul Khatimah merupakan sahabat Arif , dia sangat cantik dan pintar, imut dan
banyak yang suka sama Cimma termasuk ali. Dan Arif bersama sahabat – sahabatnya, yang
selalu ada buat Arif saat senang dan sedih. Beberapa nama yang tergabung didalamnya
adalah Arif, Risma, Khusnul, Cimma, Nevi, Putri, Ok , Nanang, Lilis dan Putra. OKI yang
selalu membully Arif tentang perasaannya pada Ali, dia orang yang pintar, sopan dan
berwibawa. Nevi yang selalu manja sama Arif, berasal dari daerah yang sama dengan Arif.
Walaupun pada akhirnya nanti Nevi akan sangat kecewa kepada Arif terkait Cimma yang
pada akhirnya nanti Nevi akan sangat kecewa kepada Arif terkait Cimma, dan Putri yang
selalu nurut pada Arif, baik dan perhatian juga humoris. Putra yang selalu menganggap Arif
sebagai Temannya, Putra selalu disediakan makan oleh Arif, fatner MC yang kocak dan
mudah bergaul. Mereka orang orang netral yang memiliki tujuan yang sama yaitu
mensukseskan Senat Mahasiswa, maybe bisa dibilang organisasi didalam organisasi. Saat
terjadi gonjang- ganjing dalam Ki senat justru mereka yang netrallah sebagai penguat dan
pondasi yang kokoh. Ada Arif yang selalu kuat dengan argumen yang tak terbantahkan,
Risma yang tegas dan tenang, kemudian Oki dan Khusnul sejoli yang dididik keras oleh Arif
dan Risma.

Getar handphone Arif berkali - kali terasa di dalam saku celananya saat dia sedang
mengajar, ya! Arif mahasiswa jurusan Keguruan yang sedang melakukan PPL di salah satu
Sekolah, selain aktif di organisasi Arif juga harus tetap fokus terhadap studinya yang sedang
dalam tahap sibuk - sibuknya. Selesai kelas Arif keluar dan melihat banyak notifikasi yang
masuk ke handphonnya itu salah satunya dari Khusnul. "Ibu masih disekolah ya? Cepet hadir
Bu, disini seru!" itulah pesan yang Arif dapat dari Khusnul sahabatnya. Melihat seluruh chat
yang masuk Arif hanya senyum dan bergegas kembali ke kampusnya. 10 menit berlalu
sampailah Arif di depan kampusnya dan segera bergegas kegedung yang harus dia datangi.
Diluar ruangan Arif banyak mendapat sapaan dari teman - temannya walau Arif bukan
Mahasiswa yang terkenal dikampusnya tapi untuk lingkup ini dia sedikit dikenal. Ya! Arif
merupakan salah satu mahasiswa yang aktif di organisasi, Arif salah satu anggota Senat
Mahasiswa, sudah Dua tahun Arif bergabung di Senat Mahasiswa dan Khusnul merupakan
satu - satunya anggota perempuan di bidang olahraga sementara kelima orang lainnya adalah
laki - laki. "Masuk dulu yaa" ucap Arif kepada teman- teman didepan ruangan itu, ya! Saat
ini sedang diadakan sidang untuk menentukan Ketua Mahasiswa setelah Dua tahun
kepemimpinan sebelumnya berakhir, ketika Arif membuka pintu ruang sidang itu tampak
Khusnul, Risma dan Cimma melambaikan tangan agar Arif menghampiri mereka.Dengan
menunduk Arif menghapiri dan duduk bersama ketiga sahabatnya itu,Yang mana calonnya?"
ucap Arif. "Yang itu Bul" tunjuk Khusnul kearah Ali, "Bukankah itu Ali yang menyebut kita
semua babu Mahasiswa?" ucap Arif sedikit emosi dan yah Ada suatu kejadian yang masih
membuat Arif kesal kepada Ali, saat itu Arif dan Khusnul sedang menjaga stand untuk acara
saat itu Arif dan Khusnul sedang menjaga stand untuk acara puncak yang diadakan setahun
sekali oleh Senat Mahasiswa yaitu "EDU FAIR" Arif dan Khusnul selalu bekerja sama saat
menjaga stand, membagikan brosur dan menerima pendaftaran untuk lomba - lomba.

Hari itu Khusnul dipanggil oleh salah satu Mahasiswa yang sedang menjaga stand
jurusan di sebrang, entah apa yang mereka bicarakan namun ada yang bilang kalau kami itu
adalah babu Mahasiswa. Dengan kesal Khusnul menceritakan itu pada Arif dan ditanggapi
Arif dengan sangat kesal juga namun masih bisa menahan emosi untuk tidak langsung
melabrak Ali. Kembali ke acara sidang, saat ini sedang dibacakan hasil dari pencalonan yang
akan segera ketuk palu bahwa Ali Firza yang menjadi Ketua Mahasiswa selanjutnya
menggantikan Ketua Mahasiswa yang sebelumnya karena Ali tidak ada pesaing alias
aklamasi. Ketuk palu sudah selesai,dengan ini sudah sah kalau Ali yang jadi presma untuk
satu tahun kedepan. Kami para mantan anggota vang duduk didepan audiensi pun melihat Ali
yang sedang berbicara menyampaikan visi dan misinya kemudian tidak lupa Ali juga
mengajak kami yang masih mau bergabung di kepemimpinannya. Entah mengapa hasil
sidang ini membuat Arif sangat kesal, mengapa tidak ada saingan untuk Ali ataukah sebegitu
hebatnya ali sampai tidak ada yang berani untuk menjadi rivalnya. Risma, mau ikutan lagi
ga? tanya Arif pada Risma sahabatnya, kalau Khusnul dan Cimma sudah pasti mereka akan
masuk secara otomatis, saat ini bisa dibilang Tahunnya Khusnul dan Cimma, mereka masih
tingkat 4 berbeda dengan Arif dan Risma yang sudah tingkat 5. Risma terlihat berpikir
dengan pertanyaan Arif hingga dikagetkan dengan kedatangan Haris Sekum kami, "Arif dan
Risma ikutan lagi ya sama Haris" ucap Haris memohon. "Ini akan menjadi strategi kita untuk
membuktikan sesuatu" ucap Haris. Arif dengan kekesalannya "Haris kenapa kamu ga jadi
rival si Ali sih? Kamu terkuat loh dukungannya!" yang hanya dijawab senyuman oleh Haris.
Ya! Diakhir jabatan kami, Haris merupakan kandidat kuat untuk maju menjadi Ketua
Mahasiswa, namun entah mengapa menjadi Ali yang diangkat dengan aklamasi. Terlihat
gurat kesedihan dan kekecewaan di wajah Haris saat itu. Arif dan Risma memahami kalau
tidak mudah bagi kami yang netral untuk menjadi pimpinan, "Yang sabar ya Pak, buktikan
dengan prestasi" ucap Risma memberikan sedikit semangat kepada Sekum mereka itu.
"Makanya kalian harus gabung supaya strategi kita lebih oke" ajak Haris lagi pada mereka.
Saat ini Arif dan Risma belum tertarik untuk ikut bergabung apalagi Arif yang masih sangat
kesal pada Ali. "Aku ga tau ya Haris, ga srek aku sama si Ali, bikin tensi dia itu'" ucapan Arif
yang dikasih pelototan mata oleh Risma. Risma terkadang kesal dengan sikap ekspresif dan
blak - blakkan yang dimiliki Arif, karena sebenarnya hal itu adalah sebuah kesalahpahaman
mengenai ali yang bilang "Babu Mahasiswa", namun Arif masih saja kesal apapun itu
alasannya. Tap tap tap tap suara sepatu pantofel dari arah belakang Arif dan itu suara sepatu
Ali yang menghampiri Haris, "Assalamuallaikum teman teman saya Ali, saya sering liat
teman - teman tapi belum kenal, boleh saya tau nama kalian masing - masing?" tanya Ali
kepada mereka. Arif tanpa menoleh dan juteknya menjawab "Aku Arif, Babu Mahasiswa'".
Haris tersenyum melihat Arif yang merespon sangat jutek pada Ali kemudian
mempersilahkan Ali duduk disebelah Cimma. "Oh iya Ali kenalin ini Risma, Khusnul, dan
Cimma" ucap haris memperkenalkan Arif dan sahabatnya, mereka tersenyum kecuali Arif
yang masih jutek."Kalau Khusnul udah tau dan kenal karena adik tingkat satu jurusan,
Cimma juga tau sih kan pacarnya Presma sebelumnya tapi belum kenal, kalau Arif sama
Risma sering liat kalau ada kegiatan aja" ucap Ali sembari tersenyum. "Boleh saya gabung
dan bicara?" ucap Ali kembali, "Boleh dong, kita bincang - bincang saja" ucap haris dan
diangguki oleh Risma. Arif hanya diam saja tanpa merespon sedikitpun, hatinya sangat kesal
kepada Ali,dengan menyilangkan kakinya dan sok sibuk dengan handphonenya Arif
mendengarkan apa maksud dan tujuan Ali duduk disana dengannya dan sahabat - sahabatnya.
"Aku ingin kalian menjadi bagian di Senat Mahasiswa lagi, aku butuh kalian sebagai rekan
terhebatku untuk setahun kedepan, melanjutkan program kerja dan lebih mensukseskannya
semoga kalian bersedia dan kalau boleh memaksa harus bersedia" ucap Ali tanpa basa basi
dan sedikit memaksa "InsyaAllah saya bersedia, dan saya jamin keempat orang ini juga akan
bersedia" ucap Haris yang dapat tatapan tajam dari Arif. Setelah itu Ali pamit pada mereka
untuk kembali mengajak mantan anggota ikut bergabung dengannya di kepemimpinannya.
"Haris, aku ga jamin sih soalnya kan tingkat 5 nantinya kita pasti sibuk banget sma KKN dan
skripsi" ucap Risma yang tidak mau menjanjikan kepada Haris. "Kalo Khusnul akan tetap di
PAO sih ka Haris" ucap Khusnul. "Aku juga akan tetap di Pers ka Haris" ucap Cimma.
Mereka fix akan bergabung lagi dalam Senat Mahasiswa. "Arif? tanya Haris pada Arif, baik
Khusnul, Cimma dan Risma menatap Arif dengan penuh tanya. "Kalaupun aku bergabung
jangan harap akan sejalan dan sepemikiran dengan si Ali itu" ucap Arif sinis. Udahlah Arif,
itukan cuma salah paham,jangan gitu kamu nanti cinta baru nyaho loh" ucap Risma sambil
meledek sahabatnya itu, karena Risma tau kalau Arif itu sangat cuek dengan pria yang
mendekatinya. Tanpa menghiraukan Risma dan yang lainnya Arif keluar dari ruang sidang
akan pulang kekosnnya. "Ka Ris sih, ka Arif jadi marah kan'" ucap Cimma. Risma hanya
tersenyum simpul karena sudah sangat tau sifat Arif kalau sedang bete. Arif berjalan sambil
berpikir untuk bergabung kembali atau tidak sampai diikagetkan dengan ucapan seseorang,
ya! Dia adalah Ketua Mahasiswa lama alias pacarnya Cimma yang habis kembali dari Mesjid
untuk sholat ashar. "Arif Cimma?" tanya Wijin, sementara yang ditanya masih asyik dengan
pemikirannya. Arif tanya Wijin dengan nada suara yang lebih keras. "Cimma masih diatas
sama Risma dan husnul" jawab Arif. "Arif lanjutkan yaa di Senat, ka Wijin percayakan sama
kalian, ka Wijin yakin kalian mampu" ucapan Eijin yang membuat Arif menghentikan
langkahnya. "Ka Wijin percaya sama Arif? Tapi ka Wijin tau kan Ali itu gimana? Saat itu
Arif yang sedang di stand dan sudah pasti itu untuk Arif, Arif harus berdamai dengan diri
dulu untuk menerima tawaran itu ka" ucap Arif dengan nada kesal "Arif dulu ikut Senat apa
tujuannya? Siapapun yang jadi Ketua tujuan Arif ga boleh berubah, ayolah ka Wijin ada
dibelakang kalian, kita masih bisa bertukar pikiran kedepannya Arif, buang egomu demi
Senat dan kampus" nasihat Wijin yang membuat Arif sedikit mengesampingkan
kekesalannya terhadap Ali. "Ka Wijin sengaja nyuruh Haris ngajak kalian lagi, minimal
kalian ada di bidang kalianmasing - masing untuk bisa membimbing yang lainnya, didikan ka
Wijin ga bakal salah, dan ka Wijin yakin kalian mampu, ka Wijin tau kamu gimana Arif di
Senat, dedikasi kamu tinggi" kembali Wijin menasihati Arif. Setelah itu Wijin kembali
melangkahkan kakinya meninggalkan Arif yang masih terpaku memikirikan ucapan Eijin
yang ada benarnya. Arif masih bingung dia langsung direkomendasikan oleh ka Wijin, tapi
satu sisi dia juga masih sangat kesal dengan Ali. Akhirnya Arif berjalan kembali menuju
kosannya, Arif bertemu dengan riri teman sekelasnya yang juga anggota Senat Mahasiswa,
"Riri ikut gabung lagi ga?" tanya Arif kepada Riri. "Ngga Arif, kan Riri udah 2 periode juga,
dan mau fokus dulu aja ke akademik, Arif gabung lagi aja ya kita udah bicara banyak tau
untuk merekomendasikan Arif, semangat yaa" jawab Riri "Alasan kamu klasik banget sih Ri"
seringkali Arif kembali berpikir sebanyak itukah dirinya mendapat dukungan hingga
direkomendasikan? Arif semakin pusing dan bingung, nanti saja dia pikirkan lagi soal itu.
Malam hari Arif sedang mengerjakan jurnal Kimia Anorganik untuk persiapan praktikum 3
hari lagi, dari mulai judul praktikum, tujuan praktikum, hingga landasan teori. Saat sedang
mencari berbagai materi yang mendukung untuk dibuat landasan teori tiba - tiba
handphonenya berdering, tertera nama Haris disana. "Assalamuallaikum Haris" salam Arif
menjawab telp Haris "Waallaikum salam bep lagi apa? Ganggu ga? Aku mau ngomongin
masalah yang tadi" ucapan Haris membuat Arif sedikit merengut. Haris memang kalau tidak
dihadapan teman- teman memanggil dengan sebutan "bep" pada Arif, jadi sudah biasa karena
sedekat itulah mereka. "Ada apa lagi Haris? Aku masih ga habis pikir kenapa kok kamu ga
ikut nyalonin diri? Karena kamu netral? Kamu netral juga banyak yang dukung, lagian ini
bukan tingkat politik di DPR yang harus berbendera kan? Cerca Arif pada Haris. Haris
menarik nafas panjang memang sebenarnya dirinya juga kesal mengapa harus seribet itu
peraturannya. Tapi mau bagaimana lagi karena Ali Firza lah yang sudah jadi Ketua
Mahasiswanya."Kamu tau Arif Senat Mahasiswa sekarang itu ruhnya ada di aku, kamu,
Yuga, dan Risma. Kita berempat yang akan jadi penggerak Haris meyakinkan kebingungan
Arif dan berusaha mengajak Arif untuk kembali bergabung dalam Senat Mahasiswa. "Ayo
buktikan bahwa kita yang netral pun bisa kuat dan mampu berprestasi Arif" Haris masih saja
dengan ajakannya. Arif sedikit berpikir sebenarnya dia pasti mampu bergabung menjadi
bagian dari ruh itu tetapi masih ada sedikit keraguan terhadap kemampuannya itu. "Haris aku
coba pikirkan lagi ya, kapan open rekrutmennya? Aku ingin liat dulu siapa saja
didalamnya."Baik Arif untuk open rekrutmen mulai hari besok, untuk interviewnya hari sabtu
pekan depan, aku kembali menduduki sekum Arif, Yuga di PAO" Jelas haris pada Arif, "Baik
Haris, soal jabatan aku ga terlalu memikirkannya, aku akan tetap dibidangku, ada tugas yang
harus aku selesaikan disana" Ucap Arif Setelah sambungan terputus Arif kembali
mengerjakan tugasnya untuk mengerjakan jurnal praktikumnya, mensenyapkan
handpdhonenya karena dari tadi selepas sholat magrib terus mendapat broadcast message
mengenai rekrutmen anggota senat mahasiswa. Tak jarang juga banyak yang
menghubunginya, menanyainya akan kembali bergabung atau tidak. Risma maaf ya tadi aku
pulang duluan, jdi gimana kamu mau ikutan gabung, Haris ada hubungi kamu ga Risma?"
pesan Arif kepada Risma. Ya! Setelah selesai mengerjakan jurnalnya Arif berbaring di
tempat tidur sambil mengetik pesan untuk Risma sahabatnya. "Its oke Arif, aku udah tau
kamu kayak apa kok, tadi aku ngobrol juga sama Ali, dan fix kamu salah paham sama dia
Arif, aku bisa simpulkan dia asik diajak ngomong kok,kalau kamu udah kenal pasti cocok"
jawaban pesan dari Risma yang bikin Arif penasaran apakah benar dia salah paham atau
memang itu hanya modus Ali saja supaya Arif dan Risma gabung lagi di Senat Mahasiswa.
"Massa sih Risma, uh aku sih makasih yaa untuk cocok, cekcok mungkin iya" Arif
menyunggingkan senyumnya membalas pesan dari Risma. Tanpa Arif sadari dia mulai
tertarik untuk bergabung kembali di Senat, masih banyak PR vang harus dia selesaikan
sebenarnva Tanpa di sadari dia mulai tertarik untük bergabung kembali di Senat, masih
banyak PR yang harus dia selesaikan sebenarnya,ingin mengadakan lomba se-Jawa - Bali dan
punya tim kebanggaan dari kampusnya."Apa aku harus mencoba ya, banyak yang
menginginkan aku gabung, dan soal kekesalanku pada ali semoga bisa aku hilangkan, karena
tidak enak uring - uringan tiap ketemu sama dia" batin Arif. Setelah itu Arif menyimpan
handphonnya di nakas, menarik selimut seleher dan memejamkan matanya. Arif harus
istirahat untuk menenagkan pikirannya dan supaya di hari esok Arif lebih fresh. Keesokan
harinya Arif kembali dengan semangatnya yang dulu dengan impiannya dan akhirnya
Arifpun kembali dalam anggota kemahasiswaan.

Anda mungkin juga menyukai