Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“Meningkatkan Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan


Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B di TK Islam Pasuruan”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Penelitian Tindakan Kelas

OLEH

YULIANA

A411210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIDKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
A. Judul Penelitian : Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B di TK AL KHAIRAT 1 PALU
B. Bidang kajian
Kemampuan kognitif dan metode eksperimen
C. Pendahuluan
Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) sebagaimana yang dinyatakan dalam
UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1
ayat 14) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapandalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Hakikatnya pendidikan merupakan
belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu, pendidikan harus
dilakukan sejak dini melalui program pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai
lanjut usia (lansia). Untuk mewujudkannya maka dipersiapkan pola pendidikan,
pengasuhan dan pengembangan anak usia dini secara terencana, terpadu dan
menyeluruh yang melibatkan semua komponen yang dapat mempengaruhi tumbuh
dan berkembangnya anak usia dini (Saripudin. 2017: 1).
Secara spesifik PAUD yaitu rentang usia 0-6 tahun menjadi fenomena sangat
penting sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset di bidang psikologi, mendeskripsikan
bahwa potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang
usia dini dan masa ini sering disebut usia emas. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberikan
kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara
maksimal. Atas dasar ini, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan
ketika belajar dalam kelas yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan
seperti kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik (Suyadi, 2014:22-23).
Pembelajaran sains pada anak usia dini masih berupa pengenalan warna,
pencampuran warna, tumbuhan, binatang, gejala alam dan lain-lain. Anak-anak harus
diajarkan bagaimana merasakan, mengalami, dan mencoba berbagai fenomena alam.
Seperti kegiatan yang berhubungan dengan eksperimen ini yaitu ekspeimen
pengenalan dan pencampuran warna, gunung meletus atau gejala alamlainnya.
Eksperimen ini akan memacu kreativitas anak, belajar untuk berani mencoba suatu
sifat yang ini sangat berharga dan langka di dunia orang dewasa. Sains dapat
mengajak anak untuk berpikir kritis, karena dengan sains anaktidak begitu saja
menerima atau menolak sesuatu. Mereka mengamati, menganalisis dan mengevaluasi
informasi yang ada, dengan melakukan percobaan-percobaan sains dan keterampilan
proses anak-anak dapat ditingkatkan kemampuan sainsnya. Pembelajaran sains
menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Dengan demikian, anak
perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan proses sains agar mampu
menjelajahi serta memahami alam sekitarnya.
Dengan memberikan pembelajaran sains sejak usia dini dapat melatih anak
dalam menggunakan pikirannya, kekuatannya, kejujurannya serta teknik-teknik yang
dimilikinya dengan penuh kepercayaan diri, sehingga tugas guru adalah
mengembangkan program pembelajaran sains yang dapat mengeksplorasi dan
berorientasi sains secara optimal (Nugraha, 2008: 24). Berdasarkan hasil observasi
awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas B pada bulan Agustus-Oktober 2016
ditemukan adanya keterlambatan dalam kemampuan kognitif dan pengetahuan sains
sebesar 78% dari 14 anak yang hasil belajarnya belum memenuhi kriteria. Sehingga
yang sudah berhasil dengan kriteria baik hanya sekitar 28%.
D. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti akan
mencoba membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode eksperimen melalui kegiatan pengamatan
pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak
kelompok B di TK AL KHAIRAT 1 PALU?
2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan kognitif anak kelompok B di
TK AL KHAIRAT 1 PALU, setelah dibelajarkan dengan menggunakan
metode eksperimen melalui kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman?
2. Pemecahan Masalah
Peserta didik yang mendapatkan pengetahuan dari lingkungan secara langsung
melalui pembelajaran yang menyenangkan lewat metode bermaian tentunya akan
menghasilkan atau menguasai materi (dalam hal ini kemampuan kognitif) yang lebih
baik kerena materi didapat dengan permainan yang menyenangkan.
3. Hipotesis
Rumusan Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini adalah:
Jika diterapkan metode eksperiman melalui kegiatan pengamatan pertumbuhan
tanaman, maka dapat meningkatkan kemampuan kogintif anak kelompok B di TK
AL KHAIRAT 1 PALU
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan tujuan penelitian adalah
untuk mendeskripsikan :
1. Penerapan metode eksperimen melalui kegiatan pengamatan pertumbuhan
tanaman dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B di TK AL
KHAIRAT 1 PALU.
2. Peningkatan kemampuan kognitif anak kelompok B di TK AL KHAIRAT 1
PALU
setelah dibelajarkan dengan metode eksperiman melalui kegiatan pengamatan
pertumbuhan tanaman
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian tentang penerapan metode eksperimen melalui
kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman dalam meningkatkan kemampuan
kognitif anak kelompok B di TK AL KHAIRAT 1 PALU ini akan memberikan
sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran di Taman Kanak-
kanak. Secara praktis dalam proses pelaksanaan PTK berlangsung akan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelompok B di TK AL
KHAIRAT 1 PALU, sedangkan bagi anak kelompok B diperkirakan akan mendapat
hasil yaitu kemampuan kognitif anak akan meningkat.

G. Kajian Pustaka
1. Anak Usia Dini
a. Pengertian anak usia dini
Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang sejak lahir sampai 6
tahun (Depdiknas, 2003).

b. Karakteristik anak usia dini


Karakteristik anak usia dini yang khas tersebut seperti dikemukakan oleh
Richard D. Kellough (dalam Hartati, 2005) adalah sebagai berikut : (1)anak itu bersifat
egosentris; (2) Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar; (3) Anak adalah makluk
sosial; (4) Anak bersifat unik; (5) Anak umumnya kaya dengan fantasi; (6) Anak
memiliki daya kosentrasi yang pendek; (7) Anak merupakan masa belajar yang paling
pontesial.

c. Tujuan dan fungsi pendidikan anak usia dini


Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan
dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan
kepadanya untuk mengetahuai dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya
dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung
secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

d. Peran pendidik dalam pendidikan anak usia dini


Peran guru anak usia dini lebih sebagai mentor atau fasilitator, dan bukan
penstranfer ilmu pengetahuan sementara, karena ilmu tidak dapat ditransfer dari guru
kepada anak tanpa keaktifan anak itu sendiri dalam proses pembelajaran, tekanan harus
diletakkan pada pemikiran guru.

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


a. Pengertian kognitif
Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari
bahasa inggris “intellect” yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007: 36) diartikan
sebagai berikut “Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan kemampuan
menilai dan kemampuan mempertimbangkan juga kemampuan mental atau
intelegensi”
b. Ciri-ciri kognitif anak usia dini
Menuru Piaget dalam Moeslichatoen (1996 : 65) bahwa setiap individu akan
mengalami empat periode perkembangan berpikir yang berlangsung mulai dari lahir
sampai remaja. Masing-masing periode selalu dialami anak secara berurutan. Pertama,
individu akan mengalami periode sensorimotor ± sampai umur 2,0 tahun. Kemudian
periode pra operasional ± sampai umur 7,0 tahun, dilanjutkan pada periode
operasional konkrit ± sampai umur 11,0 tahun dan terakhir periode operasional formal
± sampai umur 15 tahun.
c. Pengembangan kognitif anak usia dini
Montessori (dalam Sujiono, 2009 : 202) mengatakan bahwa masa ini
merupakan periode sensitif selama masa inilah anak secara khusus muda menerima
situasi-situasi dari lingkunganya.
d. Tujuan pengembangan kognitif anak usia dini
Masa peka adalah sesuatu masa yang menuntut perkembangan anak
dikembangkan secara optimal. Peneliti menunjukkan bahwa 80 % perkembangan
mental, kecerdasan anak berlangsung pada usia ini. Kenyataan di lapangan bahwa anak
yang tinggal kelas, drop out khususnya pada kelas rendah disebabkan anak yang
bersangkutan tidak melalui pendidikan di TK (Depdiknas, 2007)

3. Metode Eksperimen
a. Pengertian metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak dimana
anak memberi perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya ( Depdiknas,
2005).
b. Manfaat dan tujuan penggunaan metode eksperimen
Eksperimen yang berhasil bisaanya diawali oleh pembuatan rancangan program
eksperimen yang rinci dan hati – hati. Adapun langkah – langkah pemakaian metode
eksperimen menurut Gunarti, dkk (2008, 11.21) adalah sebagai berikut : Tahap I :
Mempersiapkan eksperimen; Tahap II : Pelaksanaan eksperimen; Tahap III :
Mengambil kesimpulan dari hasil eksperimen
c. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
Manfaat yang dapat diraih melalui pembelajaran dengan metode eksperimen
akan berdampak pada seluruh aspek-aspek perkembangan anak, menurut Gunarti, dkk
(208 : 11.7)
d. Cara pembelajaran kognitif melalui eksperimen
pembelajaran kognitif melalui eksperimen adalah mencoba dan menceritakan
apa yang terjadi jika biji ditanam.
e. Media
Adapun media yang akan digunakan yaitu : Gelas bekas air mineral; Kapas;
Air;Biji-bijian (kacang hijau, kacang tanah, kedelai)

H. Rencana dan Prosedur Penelitian


1. Rancangan Penelitian
a. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-interaktif dengan
menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b. Penelitian ini menggunakan model PTK Kolaboratif yaitu peneliti berkolaborasi
dengan teman sejawat, yang bertindak sebagai kolaborator.
c. Konsep pokok penelitian tindakan yang akan dilaksanakan menggunakan Model
Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu 1) perencanaan (planning), 2)
tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Hubungan
keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
d. Tempat dan Waktu Penelitian
penelitian ini dilakukan di TK AL KHAIRAT 1 PALU, penelitian ini
berlangsung selama satu bulan. Waktu 1 bulan tersebut difokuskan pada kegiatan
persiapan pengumpulan data,pengorganisasian dan pengonsepan laporan.

2. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelompok B TK Islam Pasuruan dengan jumlah siswa 20
anak, 9 anak perempuan dan 11 anak laki-laki.

3. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi,
dokumentasi dan tes. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati aktifitas
anak dalam kegiatan pembelajaran dan juga untuk mengamati kemampuan siswa.
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah seluruh bahan rekaman selama
penelitian berlangsung. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
kegiatan pembelajaran melalui foto.
Tes pada penelitian ini berupa tes lisan, sehingga peneliti dan observer
melakukan tanya jawab ketika kegiatan sedang berlangsung maupun ketika kegiatan
sudah selesai.

4. Instrumen Penelitian
instrumen yang digunakan berupa Lembar Observasi Siswa dan Format
Penilaian. Lembar Observasi digunakan peneliti untuk mengetahui sikap dan tingkah
laku anak ketika kegiatan berlangsung dan perubahan yang timbul. Format penilaian
digunakan peneliti untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak setelah belajar
melalui pengamatan pertumbuhan tanaman

5. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu dari: pengamatan yang sudah ditulis, dokumen foto, dan format
penilaian. Data-data tersebut dipelajari dan ditelaah.
Data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi kemudian ditulis ulang,
dipaparkan semuanya, kemudian dipilah-pilah sesuai fokus penelitian. Setelah
melalui proses analisis maka akan diperoleh data yang valid, kemudian data tersebut
disimpulkan dan dimaknai. Adapun rumus untuk menentukan persentase kemampuan
kognitif anak adalah:
X= Jumlah skor yang diperoleh anak x 100%
Jumlah skor maksimal

6. Standar Nilai Keberhasilan


a. Standar Keberhasilan Individu
Bila anak mampu mencapai (anak mampu mengelompokkan biji-
bijian menurut jenisnya)
b. Keberhasilan klasikal
Standar nilai klasikal dalam penelitian ini di tetapkan minimal 75%. Artinya, kemampuan
kognitif anak dinyatakan meningkat jika rata-rata ketuntasan dalam kelas mencapai 75%.
I. JADWAL PENELITIAN

Oktober-November 2023

No. Kegiatan
Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II
(18-23November) (25-30 (1-6 Desember) (8-13 Desember)
November)

1. Persiapan

2 Pelaksanaan

3 Pengolahan data

4 Pembuatan
laporan
J. PERSONALIA

Peneliti Observer

Nama : YULIANA Nama : Sara, A.Ma


NIM : A411210 NIP : 19621010 198504 2 003
Jabatan : Guru TK A-1 Jabatan : Guru TK A-2
Instansi : TK AL KHAIRAT 1 Instansi : TK AL KHAIRAT 1
PALU PALU
Tanda tangan : Tanda tangan :
J. KOMPONEN BIAYA

Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini, antara lain sebagai berikut.

No. URAIAN BIAYA (Rp)


1. Untuk Penyusunan:
1. Penyusunan Proposal 75.000,00
2. Penyusunan Instrumen 20.000,00
3. Pengumpulan Data 20.000,00
4. Pengolahan Data 20.000,00
5. Analisis Data 20.000,00
6. Penulisan Laporan 100.000,00
2. Bahan:
 Pembelian ATK 10.000,00
3. Lain-lain:
1. Konsumsi 50.000,00
2. Foto copy 10.000,00
3. Penggandaan 75.000,00
4. JUMLAH 400.000,00

Palu 01 Desember 2023


Menyetujui,
Kepala TK AL KHAIRAT 1 PALU

SITA,S.Pd
NIP : 19601110 198112 2 012
H. Daftar Pustaka
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima
Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak.
Jakrta : Depdiknas
Depdiknas, 2004. Pedoman Penilaian Di Taman Kanak – Kanak. Jakarta : Depdiknas
Gunarti, W, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta
: Universitas Terbuka
Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas
Iskandar. 2009. Penerapan PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN
Plinggisan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Malang : FIP UM
K. Roestiyah, N. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Kusumah, W & Dwitagama, D. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Indeks
Rachmawati, Y & Kurniati, E. 2010. Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak. Jakarta : PT
Predana Media Grup
Sujiono, Yuliani, N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks

Anda mungkin juga menyukai