Anda di halaman 1dari 10

MEMBANGUN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM

MELALUI KEGIATAN BERTANAM DENGAN MEDIA


HYDROPONIK DI TK AL IRSYAD SURABAYA

Imanida Khusnul Ditajayanti1, Aristiana P.R 2, Aris Setiawan 3


Universitas Muhammadiyah Surabaya
Email: ditajayanti15@gmail.com1, aristianapr@yahoo.co.id2,
wedangmusik@gmail.com 3

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi lahan yang sempit di TK Al
Irsyad, kritis pertanian di Indonesia, dan tujuan pembelajaran anak usia
dini di Indonesia yang mengharuskan anak-anak menguasai berbagai
kompetensi untuk kehidupan masa depan mereka. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui kegiatan pertanian berbasis hidroponik di TK
Al Irsyad Surabaya dan pengaruh kegiatan pertanian berbasis hidroponik
pada kecerdasan naturalistik anak usia 4-5 tahun. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data
dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan uji Wilcoxon untuk metode
statistik. Sejumlah subjek sampel dalam penelitian ini adalah 20 siswa
berusia 4-5 tahun di TK Al Irsyad di Surabaya. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu observasi dan
dokumentasi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pretest
dan posttest. Hasil pretest menyatakan nilai 5,45 yang berarti sangat jauh
dari kemampuan kecerdasan naturalistik anak-anak berusia 4-5 tahun.
Perawatannya adalah kegiatan pertanian berbasis hidroponik. Setelah
perawatan diberikan kepada siswa, posttest dilakukan dan hasilnya 12,7.
Nilai ini meningkat dari hasil pretest. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pertanian berbasis hidroponik memiliki efek pada kecerdasan naturalistik
anak-anak pada usia 4-5 di TK Al Irsyad Surabaya.

Kata kunci: hidroponik; kegiatan pertanian; kecerdasan naturalistik

ABSTRACT
This research was motivated by a narrow land condition in Al Irsyad
Kindergarten, critical of agriculture in Indonesia, and the goal of early
childhood learning in Indonesia which requires children to master various
competencies for their future lives. The purpose of this study was to find
out hydroponic-based agricultural activities in Al Irsyad Surabaya
Kindergarten and the influence of hydroponic-based agricultural activities
on naturalistic intelligence of children aged 4-5 years. The method used
in this study was a quantitative approach. The data analysis technique in
this quantitative study used the Wilcoxon test for the statistical method. A
number of subjects sampled in this study were 20 students aged 4-5 years
at the Al Irsyad Kindergarten in Surabaya. The data collection techniques

94
in this study used 2 methods i.e. observation and documentation. The
observation was made using pretest and posttest sheets. The pretest results
stated a value of 5.45 which meant it's so far from naturalistic intelligence
ability of children aged 4-5 years. The treatment was a hydroponic-based
agricultural activity. After the treatment was given to students, the posttest
was conducted and the results were 12.7. This value increased from the
results of the pretest. It could be concluded that hydroponic-based
agricultural activities had an effect on the children's naturalistic
intelligence on aged 4-5 in Al Irsyad Surabaya Kindergarten.

Keywords: hydroponic; agricultural activities; naturalistic


intelligence

PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini di Pada masa ini anak akan mengalami
Indonesia sejak disahkannya UU berbagai macam proses
No.20 tahun 2013 mengalami babak perkembangan seperti perkembangan
baru. Babak baru itu dapat dikatakan fisik, perkembangan bahasa,
suatu gerakan dari pemerintah yang perkembangan kognitif,
memposisikan dirinya tampil berada perkembangan sosial emosional, dan
“lebih di depan” dalam menangani perkembangan moral. Proses
pendidikan bagi anak-anak usia dini perkembangan anak tersebut
di Indonesia, yang selama ini juga membutuhkan pendidikan yang dapat
banyak dijalankan oleh masyarakat mendorong potensi yang dimiliki
(swasta) berupa yayasan pendidikan anak agar berkembang secara
(Masnipal, 2013). maksimal.
Fakta otak manusia, saat lahir, Fakta dalam kajian neurosains,
otak memiliki seratus miliar neuron bahwa masa usia emas anak, 0-6
atau sel saraf, miliaran neuron ini tahun adalah masa dimana sinaps otak
telah membentuk lebih dari triliun manusia berkembang sangat pesat di
koneksi atau sinapsis, lewat proses usia ini, menjadikan masyarakat
yang disebut synaptogenesis, makin tertarik dengan pendidikan
perkembangbiakan koneksi syaraf; anak usia dini. Masyarakat yang
proses ini akan berlanjut hingga usia paham akan pentingnya pendidikan
sepuluh tahun (Marrison, 2017). anak usia dini berbondong-bondong
Fakta tentang otak tersebut mendorong buah hatinya ke lembaga
menjadikan pendidikan anak usia dini pendidikan anak usia dini. Ditambah
diharapkan menjadi masa emas di lagi setiap sekolah TK di Indonesia
awal kehidupan anak. Otak yang menawarkan berbagai macam
terstimulasi baik akan memberikan program yang mana dapat menunjang
pengaruh positif pada pertumbuhan optimalisasi perkembangan anak usia
dan semua aspek perkembangan anak. dini.

95
Indonesia menetapkan berguna bagi kehidupan sekarang dan
pembelajaran ilmiah di dalam kehidupan yang akan datang.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Terkait dengan tujuan
Usia Dini dirancang dengan pendidikan yang emnyatakan bahwa
karakteristik sebagai berikut: pendidikan harus diwujudkan dalam
1. Mengoptimalkan perkembangan suasana yang menyenangkan bagi
anak yang meliputi: aspek nilai anak. Terdapat berbagai macam teori
agama dan moral, fisik-motorik, belajar yang bisa diterapkan demi
kognitif, bahasa, sosial menciptakan lingkungan belajar yang
emosional, dan seni yang menyenangkan dan sesuai minat
tercermin dalam keseimbangan anak, salah satunya teori kecerdasan
kompetensi sikap, pengetahuan, jamak. Bainbridge (Muhammad
dan keterampilan. Yaumi, 2013) mendefinisikan
2. Menggunakan pembelajaran kecerdasan sebagai kemampuan
tematik dengan pendekatan mental umum untuk belajar dan
saintifik dalam pemberian menerapkan pengetahuan dalam
rangsangan pendidikan. memanipulasi lingkungan, serta
3. Menggunakan penilaian autentik kemampuan untuk berfikir abstrak.
dalam memantau perkembangan Maka, setiap orang memiliki
anak. kemampuan mental manakala anak
4. Memberdayakan peran orang tua mendapat suatu masalah dalam
dalam proses pembelajaran. lingkungannya, anak dapat
menyelesaikan dengan cara yang
Pembelajaran sainstifik menurut anak benar.
mengajarkan anak menemukan Sedangkan menurut Gardner
pengetahuan baru, memecahkan sebagaimana yang dikutip oleh
masalah, berpikir kritis dan Thomas R. Hoerr (M. Fadlillah dkk,
menciptakan kreativitas sehingga 2014), mengatakan kecerdasan adalah
membantu mereka memahami dunia, kemampuan untuk menyelesaikan
mengumpulkan dan mengolah masalah atau menciptakan sesuatu
informasi sebagai kunci dasar anak yang bernilai dalam suatu budaya.
belajar berpikir luas. Oleh karena itu Kemampuan menyelesaikan masalah
kondisi pembelajaran yang inilah yang akan membantu anak
diharapkan diarahkan untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
mendorong peserta didik dalam baik dimasa kini maupun masa depan.
mencari tahu dari berbagai sumber Kecerdasan jamak dimiliki oleh
melalui observasi, dan bukan hanya setiap orang sejak ia dilahirkan. Kita
diberi tahu. (Suyadi dan Dahlia, semua dilahirkan dengan ketujuh
2014). Maka pendidikan anak usia kecerdasan dasar itu, setidaknya
dini untuk mendapatkan pengalaman dalam suatu derajat tertentu (Julia
belajar yang dapat membantu mereka Jasmine, 2007). Setiap individu
menguasai banyak kompetensi agar terlahir dengan ketujuh dasar

96
kecerdasan, tetapi salah satu dari dikelompokkan menjadi tiga wilayah
tujuh kecerdasan cenderung lebih atau domain, yanti interaktif, analitik,
tinggi derajatnya ketimbang dan introspektif. Maka terlahirlah 9
kecerdasan yang lainnya. Pemberian kecerdasan jamak dari tiga domain
stimulasi kecerdasan juga tersebut yaitu ; kecerdasan kinestetik,
berpengaruh pada kesuksesan kecerdasan interpersonal, kecerdasan
seseorang. Motivasi bagaimana verbal, kecerdasan musik, kecerdasan
seseorang bisa lebih unggul di salah logis, kecerdasan naturalistik,
satu kecerdasan yang ia miliki dapat kecerdasan eksistensial, kecerdasan
diberikan sejak usia dini. intrapersonal, dan kecerdasan visual.
Howard Garner dalam bukunya Sehubungan dengan makna
multiple intelegence menyebutkan kecerdasan yang dikatakan oleh
terdapat tujuh kecerdasan, ketujuh Gardner bahwa kemampuan untuk
kecerdasan yang diidentifikasikan menyelesaikan masalah atau
oleh Gardner 1983 (Julia Jasmine, menciptakan sesuatu yang bernilai
2007) adalah : dalam suatu budaya. (M. Fadlillah
1. Kecerdasan linguistik (berkaitan dkk, 2014),masyarakat Indonesia
dengan bahasa) memiliki suatu budaya yang telah
2. Kecerdasan logis-matematis mendarah daging yaitu melakukan
(berkaitan dengan nalar-logika kegiatan pertanian. Dalam jurnal
dan matematika) perubahan iklim dan pertanian
3. Kecerdasan spasial (berkaitan indonesia A. Faroby menyatakan
dengan ruang dan gambar) bahwa Indonesia merupakan negara
4. Kecerdasan musikal (berkaitan Agraris yang besar, dengan
dengan musik, irama dan penduduknya yang sebagian besar
bunyi/suara) bekerja di sektor pertanian. Kondisi
5. Kecerdasan badani-kinestetik alam inilah yang menjadikan kegiatan
(berkaitan dengan badan dan pertanian di Indonesia bukanlah
gerak tubuh) hanya menjadi kegiatan bercocok
6. Kecerdasan interpersonal, tanam yang menghasilkan hasil
(berkaitan dengan hubungan pangan. Melainkan sudah menjadi
anatrpribadi, sosial) budaya dan urat nadi nya bangsa
7. Kecerdasan intrapersonal, Indonesia.
(berkaitan dengan hal-hal yang Gapoktan Sekar Sari (Sunarso,
sangat mempribadi) 2017) mengemukakan bahwa
Selanjutnya Walter McKenzie sekarang ini pertanian di Indonesia
(Muhammad Yaumi, 2013) sedang berada di ambang kritis.
menggunakan roda domain Sebagai penunjang kehidupan
kecerdasan jamak untuk berjuta-juta masyarakat Indonesia,
memvisualisasikan hubungan tidak sektor pertanian memerlukan
tetap antara berbagai kecerdasan. pertumbuhan ekonomi yang kokoh
Menurutnya kecerdasan dan pesat. Fakta ini menjadi masalah

97
yang harus segera dicari solusi untuk mirip rumah yang dimodifikasi
menyelamatkan kehidupan bangsa menjadi sekolahan. Lahan yang tidak
Indonesia di masa yang akan datang. terlalu besar untuk melakukan
Kegiatan pertanian termasuk penghijauan tidak membatasi pihak
jenis kegiatan yang menstimulasi sekolah untuk melakukan
perkembangan kecerdasan penanaman. Sekolah melakukan
naturalistik. Carvin (dalam penanaman bersistem hidroponik
Muhammad Yaumi, 2013) yang di gantung di depan-depan
menyatakan bahwa kecerdasan kelas. Penghijauan ini memiliki
naturalistik adalah kemampuan tujuan untuk mengenalkan anak didik
seseorang untuk mengidentifikasi dan pada alam, meskipun tidak banyak
mengklarifikasi pola-pola alam kuantitas tanaman yang terdapat di
(nature). Seseorang yang memliki sekolahan tapi cukup untuk memberi
keahlian mengidentifikasi berbagai pengetahuan pada anak tentang
jenis flora dan fauna maka ia ciptaan Allah dan cara mensyukuri
memiliki kecerdasan naturalistik nikmatnya.
dalam tingkat tinggi. Kemampuan ini Anak didik di TK Al Irsyad
bisa di stimulasi tingkat mendapatkan pembiasaan merawat
kemampuannya sejak anak berusia dan menjaga kelestarian tanaman
dini. hidroponik. Kegiatan pembiasaan
Yasbiati dkk dalam penelitiannya setiap pagi untuk menyiram dan
yang berjudul “Upaya Meningkatkan membersihkan sampah yang ada
Kecerdasan Naturalis Melalui disekitar tanaman menjadi kegiatan
Kegiatan Bercocok Tanam Di pembelajaran untuk mengasah
Bimbim Al Abror Kecamatan kecerdasan naturalistiknya. Anak
Mangkubumi Kota Tasikmalaya” didik dapat peduli pada lingkungan
menyimpulkan bahwa kegiatan sekitar sebagai wujud rasa syukur
bercocok tanam mampu menarik terhadap Allah SWT.
perhatian anak untuk lebih Kepedulian pada lingkungan dan
menyayangi tanaman, mengetahui kemampuan bercocok tanam akan
apa saja bagian tanaman, dan membangun kepedulian anak pada
merawat tanaman. Senada dengan lingkungan hidup. Kepedulian pada
hasil penelitian yang dilakukan lingkungan hidup pada anak
Yasbianti maka dilakukanlah diperlukan karena bangsa ini sedang
penelitian dengan kegiatan yang sama menghadapi krisis lingkungan.
yaitu becocok tanam tetapi berbeda Banyak lingkungan hidup tidak
metode. Kegiatan pertanian yang terawat bahkan rusak karena ulah
dilakukan kali ini berbasis oknum masyarakat yang tidak
hidroponik. bertanggungjawab. Maka sebuah
Lokasi sekolah TK Al Irsyad kebutuhan untuk melahirkan
berada di tengah-tengah generasi-generasi penerus yang
perkampungan warga, bangunannya memiliki kepedulian besar pada

98
lingkungan, tentu dengan harapan berbasis hidroponik yang ada di TK
bahwa generasi inilah nantinya yang Al Irsyad Surabaya untuk anak usia 4-
akan memperbaiki lingkungan hidup 5 tahun. (2) Mengetahui pengaruh
yang saat ini tengah terancam kegiatan pertanian berbasis
kerusakan. hidroponik terhadap keterampilan
Kemampuan dalam kecerdasan bercocok tanam TK Al Irsyad
naturalistik juga dapat terasah dalam Surabaya untuk anak usia 4-5 tahun
kegiatan pertanian ini. Hal ini
mendorong penulis mengkaji METODE PENELITIAN
kegiatan pertanian pada anak untuk Penelitian ini dilakukan
perkembanagn kecerdasan menggunakan metode penelitian
naturalistik yang ada di TK Al Irsyad. kuantitatif dengan desain penelitian
Berdasarkan uraian diatas penulis Pre-Eksperimental One-Group
terdorong untuk melakukan Pretest-Posttest Design. Instrument
penelitian tentang “MEMBANGUN yang digunakan berupa lembar
KETERAMPILAN BERCOCOK observasi keterlaksanaan kegiatan
TANAM MELALUI KEGIATAN pembelajaran, Pretest, dan Posttest.
BERTANAM DENGAN MEDIA Instrumen yang dilakukan memiliki
HYDROPONIK DI TK AL IRSYAD tujuan untuk mengukur
SURABAYA ” (studi kasus TK Al perkembangan kecerdasan
Irsyad Surabaya). naturalistic anak usia 4-5 tahun.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu: (1) Adapun teknik untuk memproleh data
Mengetahui kegiatan pertanian yaitu menggunakan rubrik penelitian

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini Data yang diperoleh dari
menggunakan data hasil hasil pre-test dan post-test akan
pengamatan untuk mengetahui dihitung dengan menggunakan
pengaruh kegiatan pertanian Uji Wilcoxon Match Pairs Test
berbasis hidroponik terhadap yang digunakan untuk menguji
kemampuan bercocok tanam hipotesis nihil (Ho). Menguji
anak usia 4-5 tahun. Observasi hipotesis nihil (Ho) yang
ini dilakukan ketika pre-test dan menyatakan bahwa tidak
post-test. Pada tahapan pre-test, terdapat pengaruh dengan
peneliti belum memberikan kegiatan pertanian berbasis
sebuah perlakuan (Treatment) hidroponik terhadap kemampuan
kepada kelompok A. Pada bercocok tanam anak usia 4-5
tahapan post-test, peneliti sudah tahun. Kriteria yang digunakan
memberikan sebuah perlakuan dalam menguji hipotesis nihil
(Treatment) kepada kelompok penelitian ini yaitu memakai
A. taraf kesalahan 5% atau 0,005.

99
Adapun hasil perhitungan data Wilcoxon Match Pairs Test
dengan menggunakan Uji yaitu:
Wilcoxon Match Pairs Test

Beda Tanda Jenjang


No. Nama XA1 XB1
XB1 - XA1 Jenjang + -

1 Muhamad 5 14 9 10.8 10.8 0

2 Abdullah A. 4 13 9 10.8 10.8 0

3 Abdullah K. 6 12 6 11 11 0

4 Bintang 6 14 8 9.4 9.4 0

5 Rahman 4 15 11 5 5 0

6 Fadil 5 13 8 9.4 9.4 0

7 Tsaqief 6 13 7 11 11 0

8 Naufal 4 12 8 9.4 9.4 0

9 Azzam 6 14 8 9.4 9.4 0

10 Raihan 6 7 1 15 15 0

11 Avika 6 11 5 11 11 0

12 Nindy 7 15 8 9.4 9.4 0

13 Rumaisa 5 13 8 9.4 9.4 0

14 Raisa 5 13 8 9.4 9.4 0

15 Afaf 6 13 7 11 11 0

16 Farah 6 15 9 10.8 10.8 0

17 Asiyah 6 15 9 10.8 10.8 0

18 Shereen 4 13 9 10.8 10.8 0

19 Zara 6 12 6 11 11 0

20 Aisyah 6 7 1 15 15 0

Jumlah 209.8 0

Berdasarkan hasil bercocok tanam anak usia 4-5


analisis data di atas disimpulkan tahun adalah tidak benar”. Jadi,
bahwa hipotesis nihil (Ho) yang hasil analisis data yang mengacu
menyatakan “tidak ada pengaruh pada hasil pre-test dan post-test
kegiatan pertanian berbasis mampu menguji kebenaran
hidroponik terhadap kemampuan hipotesis nihil (Ho) yang ditolak

100
sehingga dapat menghasilkan dari pengujian tersebut
kebenaran bahwa terdapat menyatakan bahwa “hipotesis
pengaruh pengaruh kegiatan nihil ditolak” dan juga dapat
pertanian berbasis hidroponik disimpulkan bahwa “terdapat
terhadapkemampuan bercocok pengaruh kegiatan pertanian
tanam anak usia 4-5 tahun berbasis hidroponik terhadap
PEMBAHASAN kemampuan bercocok tanam
Hasil analisis data pada anak usia 4-5 tahun”.
diperoleh dari data hasil pre-test Hasil pengamatan
dan data hasil post-test yang lapangan sebelum dan sesudah
kemudian dicari nilai selisih dari perlakuan menunjukkan
kedua tahapan penelitian beberapa faktor yang
tersebut, sehingga nilai yang menyebabkan naiknya nilai
dihasilkan yaitu sebuah nilai- kecerdasanan anak usia 4-5
nilai jenjang yang akan tahun di TK Al Irsyad Surabaya,
menentukan H hitung untuk kenaikan nilai kecerdasan
digunakan dalam menguji naturalistik anak sangat
hipotesis nihil (Ho). Hasil berpengaruh pada hasil kegiatan
analisis data yang diperoleh yaitu pertanian berbasis hidroponik
dengan menggunakan Uji terhadap kecerdasan naturalistik
Wilcoxon Match Pairs Test yang anak, maka ditemukan beberapa
menghasilkan nilai T+ sebanyak penyebab anak memiliki
209.8 dan T- hanya bernilai 0. kenaikan nilai dalam jumlah
Hasil tersebut memiliki arti besar dan anak yang memiliki
bahwasannya nilai selisih yang kenaikan nilai dalam jumlah
berasalkan dari hasil pre-test dan kecil.
post-test mengalami Adapun beberapa faktor
perkembangan sedangkan untuk yaitu persentase kehadiran siswa
data T- merupakan nilai selisih saat kegiatan pertanian menjadi
antara kedua proses pengambilan penyebab yang berpengaruh
data mengalami penurunan. pada keaktifan anak dalam
Menentukan nilai T mengikuti kegiatan pertanian
hitung yaitu berdasarkan kedua berbasis hidroponik.
nilai T dengan memilih nilai T Kematangan motorik kasar dan
yang terkecil dan pada penelitian halus anak mempengaruhi anak
ini nilai T- bernilai 0. Kemudian saat melakukan proses kegiatan
nilai T- dibandingkan T tabel pertanian, anak yang memiliki
yang diambil dari tabel kritis kematangan dalam motoriknya
untuk Test Wilcoxon (Uji T) akan lebih cepat saat melakukan
yaitu dengan N = 20 maka kegiatan pertanian berbasis
bernilai 52 dengan taraf hidroponik (bercocok tanam).
kesalahan 5% atau 0,05. Hasil

101
KESIMPULAN kabupaten Sragen Tahun Ajaran
2013/2014.
Berdasarkan data hasil penelitian (http://eprints.ums.ac.id/28953/ ,
dapat disimpulkan bahwa diakses 5 Desember 2018)
membangun keterampilan Iqbal, Muhammad. 2016. Simpel
bercocok tanam melalui kegiatan Hidroponik – dimanapun....
bertanam media hydroponik kapan pun... siapa pun... bisa
mampu mendorong anak bertanam hidroponik.
memiliki kecintaan pada Yogyakarta: Lily Publisher.
lingkungan. Selain itu Jasmine, Julia. 2007. Mengajar
keterampilan bercocok tanam Dengan Metode Kecerdasan
pada anak usia dini mampu Majemuk (Implementasi multiple
menstimulasi aspek kognitif intelegences). Bandung :
anak, terutama tentang jenis- Penerbit Nuansa.
jenis tanaman tentang bagian- Juniarti, Yenti. Jurnal
bagian tanaman. Mengenal pendidikan anak usia dini
benda-benda apa yang Vol.9 No.2 Peningkatan
dibutuhkan tanaman untuk hidup Kecerdasan Naturalis
misalya air, tanah, cahaya Melalui Metode
matahari, dsb. Pengetahuan Kunjngan Lapangan
tentang flora dan bagaimana (Field Trip) Penelitian
menanam serta merawatnya akan Tindakan di Kelompok
mampu membentuk anak BPAUD Terpadu
menjadi pribadi yang penuh Bintuhan Bengkulu,
kasih sayang pada makhluk Tahun 2015
hidup lainnya. (http://journal.unj.ac.id/u
nj/index.php/jpud/article/
DAFTAR PUSTAKA view/3505 ,diakses 28
Fadlillah, M. 2014. Edutainment Desember 2018)
Pendidikan Anak Usia Marrison, George. 2017. Dasar-
Dini. Jakarta : Prenada Dasar Pendidikan Anak
Group Kencana Usia Dini (PAUD).
Gardner, H. 2003. Kecerdasan Jakarta : PT. indeks.
Majemuk (Multiple Mufidati, N. 2018. Pengaruh
Intelegences) teori dalam Media Pick Me terhadap
praktek Howard perkembangan Sosial
Gardner. Batam : Anak Usia 5-6 Tahun di
Interaksara. TK Aisiyah 33 Surabaya.
Hartiwi, Tri. 2014. JPeningkatan Surabaya : Universitas
Kecerdasan Naturalis Melalui Muhammadiyah
Metode Eksperimen Pada Surabaya.
Kelompok B di TK Al Islam

102
Mundir, H. 2013. Statistik BONOROWO Vol.
Pendidikan. Yogjakarta : 1.No.2. Pemanfaatan
Pustaka Pelajar Lahan Dengan
bekerjasama dengan Menggunakan Sistem
STAIN Jember Press Hidroponik (http://junal-
Riyanto, Y. 2001. Metodelogi unita.org/index.php/bono
Penelitian Pendidikan. rowo/article/ ,diakses
Surabaya : Anggota 15 Desember 2018)
IKAPI. Thoifah, I’anatut. 2015.
Sarwono, Jonathan. 2006. Statistika Pendidikan
Metode Penelitian Dan Metode Penelitian
Kuantitatif & Kualitatif. Kuantitatif. Malang :
Yogyakarta : Graha Ilmu. Madani.
Sarjono, Haryadi & Julianita, Yaumi, Muhammad & Ibrahim,
Winda. 2013. SPSS VS Nurdin. 2013.
LISREL : Sebuah Pembelajaran Berbasis
Pengantar, Aplikasi Kecerdasan Jamak
Untuk Riset. Jakarta : (Multiple Intellegences).
Penerbit Salemba. Jakarta: Kencana
Seefeldt, Carol & Wasik, Prenadamedia Group.
Barbara. 2008. Yasbianti & Rosarina Giyartini,
Pendidikan anak usia Annisa Lutfiana. Jurnal
dini (menyiapkan anak PAUD Agapedia Vol.1
usia tiga, empat, dan lima No.2 Upaya
masuk sekolah). Jakarta : Meningkatkan
PT. indeks. Kecerdasan Naturalis
Soefandi, Indra & Pramudya, Melalui Kegiatan
Ahmad. 2009. Strategi Bercocok Tanam di
Mengembangkan Potensi BAMBIM AL-ABROR
Kecerdasan Anak. Kecamatan Mangkubumi
Jakarta: Bee Media Kota Tasikmalaya
Indonesia. (http://ejournal.upi.edu/i
Sugiyono. 2015. Statistik ndex.php/agapedia/articl
Nonparametris Untuk e/view/9360 ,diakses 01
Penelitian, Bandung : Desember 2018)
Alfabeta.
Syamsu, Ida R. Jurnal
Universitas Tulungagung

103

Anda mungkin juga menyukai