Anda di halaman 1dari 12

MENGASAH KECERDASAN NATURAL ANAK MELALUI

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Rahma Tika1,Dadan Suryana2

Magister Pendidikan Anak Usia Dini,Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Padang
Jl. Prof Hamka Air Tawar Padang Sumatera Barat
Email: rahmatika_2562@yahoo.com

Abstract: This study aims to determine how to hone children's natural intelligence
through education in the family so that the development of children's natural
intelligence is well stimulated. This research uses a type of research method or
library research approach, namely library research or literature can be
interpreted as a series of activities concerning with library data collection
methods, reading and taking notes and processing research materials. Family is
an important environment for children's growth. In order for children to love and
care for the environment by preserving and not destroying the naturalist
environment, the child's naturalist intelligence needs to be honed from an early
age. The results show that the strategy of honing children's natural intelligence
through education in the family so that the development of children's natural
intelligence is well stimulated.
Keywords: Sharpening, Natural Intelligence, Family Education.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengasah


inteligensi natural anak melalui pendidikan dalam keluarga sehingga
pengembangan kecerdasan natural anak terstimulasi dengan baik. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian metode atau pendekatan kepustakaan (library
research) yakni studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Keluarga merupakan
lingkungan yang penting dalam pertumbuhan anak. Agar anak cinta dan peduli
pada lingkungan dengan cara melestarikan dan tidak merusak lingkungan
kecerdasan naturalis anak perlu di asah sejak dini. Hasil penelitian menunjukkan
strategi mengasah inteligensi natural anak melalui pendidikan dalam keluarga
sehingga pengembangan kecerdasan natural anak terstimulasi dengan baik.
Kata Kunci : Mengasah, Kecerdasan Natural, Pendidikan Keluarga.

.
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah mereka yang berada dimasa golden age yang mana
dimasa ini semua aspek perkembangan anak berkembang pesat dan memiliki
karakteristik pada setiap tahapannya. Anak usia dini ialah mereka yang akan
mengalami tahapan perkembangannya secara pesat ataupun bisa bahkan
mengalami lompatan perkembangan. Anak dengan rentang usia ini sangat
memerlukan stimulasi ataupun rangsangan yang sesuai supaya anak bisa
berkembang secara maksimal. Anak usia dini menurut Suryana (2014) ialah
tahapan perkembangan seseorang yang mempunyai keunikan dan perlu mendapat
perhatian dari orang dewasa. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara (1961),
menuangkan konsep pendidikan “Tri Sentra Pendidikan”, yaitu sentra keluarga,
sentra perguruan, dan sentra masyarakat. Dalam konteks sentra keluarga, Ki Hajar
Dewantara sangat peduli bahkan meminta para orang tua untuk mendidik anak-
anak sejak usia dini. Pendidikan dari orang tua ini kemudian disebut alam
keluarga. Keluarga sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
Keluarga diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik biologis
maupun psikologis bagi anak, serta merawat dan mendidiknya. Keluarga
diharapkan mampu menghasilkan anak- anak yang dapat tumbuh menjadi pribadi,
serta mampu hidup di tengah - tengah masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara,
alam keluarga merupakan sebaik-baik tempat untuk melaksanakan pendidikan
kesusilaan dan kesosialan, sehingga keluarga menjadi tempat pendidikan yang
lebih sempurna sifat serta wujudnya dibandingkan tempat-tempat lain.
Suryana (2013:167 ) Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk
melakukan abstraksi, secara berpikir logis dan cepat sehingga dapat memecahkan
masalah dengan menggunakan symbol-simbol verbal dan kemampuan untuk
belajar dari pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari. Ada Sembilan kecerdasan
yang dikemukakan oleh Gardner yaitu Intelegensi Liguistik (Linguistic
intelligensi), Inteligensi Matematis-Logis (Logic-mathematical intelligence),
Inteligensi Ruang (spatial intelegence), Inteligensi Musikal (musical intelligence),
Inteligensi Interpersonal (interpersonal intelligence), Inteligensi Intrapersonal
(intrapersonal intelligence ), Inteligensi Lingkungan/Natural (natural intelligence),
Inteligensi Eksistensial (existential intelligence). Dari kesembilan kecerdasan
tersebut seseorang dapat mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya untuk
membangun potensi-potensi yang berkembang dimasyarakat, sehingga akan
melahirkan intelektual-intelektual yang mampu dan handal dalam menghadapi
tantangan-tantangan zaman.
Berdasarkan fenomena yang sering terjadi di Indonesia yaitu bencana alam
yang semata-mata terjadi karna ulah manusia yang tidak bertanggung jawab atau
juga akibat pebuatan nanusia dalam memamfaatkan alam yang tidak memahami
dan memperhatikan dampak yang akan terjadi atas perbuatan yang ia lakukan
dimasa yang akan datang .Oleh karena itu pendidikan sejak usia dini perlu
dilakukan sejak dini agar anak mampu berpikir bijaksana dalam memamfaatkan,
melestarikan lingkungan alam sekitar dan membuat anak peduli dan cinta
terhadapat lingkungan alam. Kecerdasan natural merupakan salah satu dari
kesembilan kecerdasan yang ditemukan oleh Gardner kecedasan ini berhungungan
dengan lingkungan alam oleh karena itu untuk bisa meminimalisir bencana alam
yang ia di akibatkan oleh kesalahan manusia dalam pemamfaatan alam dan dapat
melestarikan alam, maka kecerdasan natural anak perlu dikembangkan sejak dini.
Oleh karena itu peran orang tua dan keluarga sangat perlu dalam penanaman dan
megasah kecerdasan natural anak sejak usia dini.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana strategi yang dapat
dilakukan dalam mengasah kecerdasan natural anak dalam pendidikan keluarga.
Kemudian dipaparkan pula tentang peran keluarga dalam pendidikan anak dan
strategi dalam mengasah kecerdasan natural anak melalui pendidikan keluarga .
Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat memberi pengetahuan dan pemahaman
bagi pendidik dalam mendidik anak sehingga kecerdasan natural anak usia dini
dapat terstimulasi dengan baik dan memberi pondasi yang kuat pada anak dalam
menghadapai tantangan kehidupan dimasa yang akan datang.

METODE PENELITIAN
Dalam tulisan ini merupakan penelitian kualitatif, sesuai objek kajian .
Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka (library research) yaitu suatu
penelitian yang berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain berupa literature
ilmiah yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada
situasisosial yang diteliti (Sugiyono:2012). Sedangkan menurut Nazir
(1998:112) studi pustaka dilakukan ketika peneliti telah menetapkan topik
penelitian maka langkah selanjutnya yaitu melakukan kajian yang berkaitan
dengan teori, penelitian akanmengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian. Sumber- sumber pustaka didapat
dari buku, jurnal, hasil- hasil penelitian, dan sumber-sumber lainnya yang relevan.
Studi pusataka meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara
sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang mendapat informasi
yang berkaitan dengan topik penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


A.Konsep Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan merupakan suatu sarana untuk mengembangkan kemampuan
yang dimiliki manusia. Pendidikan dimulai sejak usia dini. Banyak sekali
pandangan tentang pengertian pendidikan anak usia dini dengan berbagai teori
yang melandasinya. Suyadi (2013:17) Pendidikan anak usia dini adalah
pendidikan yang di selenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Suryana (2020:47) Pendidikan usia dini pada dasarnya meliputi seluruh
upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses
perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan
lingkungan dimana anak dapat mengekplorasi pengalaman yang memberikan
kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar
yang diperolehnya dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh
potensi dan kecerdasan anak.
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk menstimulus seluruh aspek-
aspek perkembangan atau seluruh potensi yang ada dalam diri anak, agar dapat
berkembang secar optimal dan anak memiliki kesiapan dalam menghadapi
kehidupan dimasa yang akan datang.
Mursid (2015:80) menyatakan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini
adalah:
a. Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki pendidikan dasar serta
mengarungi kehidupan dimasa dewasa.
b. Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)
di sekolah.
Pendidikan anak usia dini bertujuan membentuk anak yang berkualitas,
dengan membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tipe kecerdasannya. Selain itu
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagaimana persiapan untuk
hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B. Pendidikan dalam Keluarga


Keluarga secara umum merupakan tempat pertama kalinya bagi seseorang
menjalani proses pendidikan. Pendidikan dalam lingkup keluarga sangat penting
karena di dalam keluarga inilah manusia memulai untuk memahami bagaimana
seharusnya hidup dan bertindak berdasarkan nilai-nilai kehidupan. Manurut
Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal
akan dapat mempengaruhi tempo kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan
seseorang. Jailani (2015) mengemukakan bahwa keluarga merupakan lembaga
pendidikan pertama dan utama yang diharapkan senantiasa berusaha menyediakan
kebutuhan baik biologis maupun psikologis bagi anak. Dengan pemenuhan
kebutuhan biologis dan psikologis tersebut, keluarga diharapkan mampu
menghasilkan anak-anak yang tumbuh menjadi pribadi yang mumpuni untuk
hidup bermasyarakat dan bisa menerima, menggunakan, juga mewarisi nilai-nilai
kehidupan dan kebudayaan.
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak dalam
mendapatkan pendidikan. Dikatakan yang utama, karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling
banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga .Suryana (2019:109). Dalam
wahana keluarga, orang tua terutama ayah sebagai kepala keluarga dengan
bantuan anggotanya harus mampu mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan sebuah keluarga. Seperti bimbingan, ajakan, pemberian contoh,
kadang sanksi yang khas dalam sebuah keluarga, baik dalam wujud pekerjaan
Kerumah tanggaan, keagamaan maupun kemasyarakatan lainnya, yang dipikul
atas seluruh anggota keluarga, atau secara individual,termasuk interaksi dalam
pendidikan keluarga
Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian pendidikan keluarga, di
antaranya adalah Abdullah (2003) yang berpendapat bahwa pendidikan keluarga
merupakan segala usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa pembiasaan untuk
membantu perkembangan pribadi anak.Dengan pendapat yang berbeda-beda,
pengertian pendidikan keluarga secara garis besar yaitu segala usaha berupa
proses pemberian nilai-nilai dan pebiasaan positif untuk mengembangkan
kepribadian anak menuju pendidikan selanjutnya.

C. Kecerdasan Natural Anak (Intelegensi Natural)


Suryana (2013:172) Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk
melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak
menyesuaikan diri terhadap situasi baru serta dapat memecahkan masalah dengan
menggunakan simbol-simbol verbal, dan kemampuan untuk belajar dari
pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari. Menurut Gardner intelegensi (
Kecerdasan) diartikan sebagai kemampuan untuk memecahakan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dan dalam situasi yang
nyata. Menurutnya suatu kemampuan disebut intelegensi (kecerdasan) jika :
Menunjukan seatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan
masalah persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya. Ada unsur
pengetahuan dan keahlian bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang
Kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis yaitu karena otak seseorang,
bukan sesuatu yang terjadi karena latihan dan training kemampuan itu sudah ada
sejak lahir, meski didalam pendidikan dapat dikembangkan.
Kecerdasan natural atau kecerdasan lingkungan menurut Gardner,
memiliki kemampuan mengerti flora an fauna dengan baik, dapat memahami,
menikmati alam dan menggunakannya secara produktif dalam bertani, berburu
dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Thomas Armstrong mengemukakan
bahwa kecerdasan naturalistik adalah:”expertise in the recognition and
classification of the numerios species-the flora and fauna-of an individual’s
environment. This also includes sensitivity to other natural phenomena (e.g.,cloud
formation, mountains, etc) and, in the case of thouse growing up in an urban
environment, the capacity to discriminate among inanimate objects such as cars,
snearkes, and CD covers” (Thomas Armstrong, 2009: 7). Selain itu kecerdasan
naturalis dapat diartikan deal with classification abilities or flora and fauna of
one's environments (Ahmed Gasem Alseed Ahmed, 20012: 28). Dari definisi
tersebut, maka kecerdasan naturalis merupakan keahlian di dalam penggolongan
dan pengenalan banyak spesies, tumbuh-tumbuhan dan fauna dalam lingkungan
perorangan.(Saripudin :2017)
Suryana (2013:173) Ciri-ciri anak yang meliliki kecerdasan naturalistic
yang menonjol, antara lain : Senang memelihara tanaman dan merawat hewan;
mempunyai minat yang besar terhadap pengetahuan tentang kehidupan flora dan
fauna, menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam, seperti berkebun dan
memancing, menyukai pelajaran biologi; mempunyai perhatian yang besar
terhadap lingkungan hidup, konservasi alam dan lain-lain; bersemangat ketika
terlibat pengalaman dialam terbuka, misalnya pergi ke hutan untuk menjelajahi
dan senang mengamati maklup hidup.
D. Strategi mengasah Kecedasan natural dalam pendidikan keluarga
Suryana (2018:32) Para pendidik anak usia dini hendaknya terlibat aktif
dalam proses pendidikan anak. Pemberian kesempatan yang luas untuk anak-anak
mengenali lingkungannya dengan cara bereksplorasi merupakan tugas utama para
pendidik. Pemaksaan dan pengekangan daya eksploiasi dapat mematikan
pengembangan potensi anak bahkan dapat menyebabkan anak mengalami tekanan
dan kebingungan dalam melakukan sesuatu bila ia tidak menyukainya. HaI yang
menjadi fokus utama bagi para pendidik adalah mengelola proses pendidikan
dalam pelaksanaan program kegiatan yang membuat setiap anak merasa senang
dengan apa yang dilakukannya dan baik pendidik maupun anak-anak selalu
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Pembelajaran anak usia dini harus bisa memberikan kesempatan bagi anak
untuk mendapatkan pembelajaran ilmiah proses. Ini akan berdampak pada
pemikiran anak dan wawasan saat mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi tingkat. Proses ilmiah yang bisa dilakukan adalah pendekatan
ilmiah. Proses anak-anak dalam mendapatkan pengetahuan melalui proses
mengamati, bertanya, mencoba, bernalar dan berkomunikasi (Suryana :2019).
(Alimuddin :2015) Secara umum para orang tua dapat
mengoptimalisasikan kecerdasan anak melalui beberapa cara seperti yang
dikemukakan oleh Munif Chatif dalam diantaranya sebagai berikut :
1. Memperhatikan anak dengan kasih sayang
Anak sangat memerlukan kasih sayang . Sudut pandang spikologi menurut
Chatib (2015:34) menyatakan anak yang menerima cinta dan kasih sayang
besar dari orang tuanya selama masa pertumbuhannya ternyata lebih cerdas dan
sehat dari pada anak usia dini yang tumbuh di asrama (panti) dan terpisah dari
orang tuanya. Jadi kasih saying orang tua sangat berpengaruh terhadap
kecerdasan anak. Agar kecerdasana anak berkembang secara optimal orang tua
harus memberi kasih sayang yang maksimal kepada anak.
2. Memberi jawaban positif atas pertanyaan anak
Anak anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga anak sering
mengajukan pertanyaan-pertanyaan atas keingintahuannya sehingga orang tua
harus bisa menjawab pertanyan anak dengan baik dengan jawaban positif dan
memuaskan anak. Chatif (2015:36) menyatakan orang tua harus menjawab
pertanyaan yang diutarakan anak dan jika belum menemukan jawaban orang
tua harus jujur mengatakannya serta tetap berusaha mencari jawabannya.
3. Memberi aturan disiplin tapi tidak terlalu keras
Orang tua harus tegas terhadap anak tetapi tidak boleh marah, keras
atau kaku terhadap peraturan. Chatib (2015:39) menjelaskan pemahaman
tentang peraturan untuk anak diberi dengan cara learning by doing dan
learning by example. Orang tua harus memberi contoh yang baik misalnya
dengan membersihkan halaman rumah dan membuang sampah pada
tempatnya. Melalui praktik dan belajar serta teladan yang di contohkan
kecerdasan natural anak akan berkembang secara optimal.

Kemudian dalam mengasah kecerdasan naturalis pada anak usia dini


dalam pendidikan keluarga dapat dikembangkan melalui berbagai strategi .
Adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mencari batu-batu unik, misalnya orang tua/ Keluarga mengajak mencari jenis
batu tertentu dengan ciri batu yang berbeda-beda dari batu yang halus, kecil,
berwarna putih atau hitam, batu yang tajam, batu yang besar yang ada di
lingkungan rumah.
2. Menanam yaitu dengan mengajak anak menanam bunga, sayur atau buah,
dengan tanaman yang aman untuk anak yaitu yang tidak berduri, tidak berbulu,
tidak berdaun kasar, tidak mengandung racun dan sebagainya di dingkungan
pekarangan rumah. Pilih tanaman yang cepat berbunga atau berbuah, misalnya
menanam tomat,, ketimun, Cabe, aneka bunga, dan sebagainya. Dalam proses
menanam, ajak anak untuk mengukur tinggi tanaman, menghitung jumlah
daun, menghitung jumlah bunga, dan sebagainya. Aktivitas ini memberikan
pemahaman mengenai berhitung, dan cara mengukur tinggi, yang
meningkatkan kecerdasan logis-matematisnya. Mengembangkan motorik
kasarnya, melatih kesabaran serta tanggung jawab.
3. Merawat Tanaman yaitu dengan mengajak anak menyiram dan merawat bunga
yang ada di sekitar pekarangan rumah.
4. Pelihara binatang yaitu dengan memelihara binatang yang mudah
perawatannya dan tidak membahayakan anak, contohnya kelinci, ikan, kucing
dan sebagainya. Ajak anak untuk memberi makan binatang dan saat
memberikan kandang / kolam. Bila anak sudah bisa memberikan makan
binatang peliharaannya secara mandiri, bantu anak untuk membuat jadwal
memberi makan binatang, dan berlatih untuk mematuhi jadwal tersebut.
Aktivitas ini akan mengasah empati anak terhadap binatang serta melatihnya
tanggung jawab.
5. Ajak anak berwisata ke kebun binatang Melalui kegiatan ini anak akan
mengamati dan mengidentifikasi macam-macam binatang. Orangtua bisa
meminta anak untuk menceritakan hasil pengalaman berwisatanya sepulang
dari kebun binatang. Tentu tujuannya untuk melatih ulang pengetahuan dan
daya ingat anak. Selain itu jika ada yang kurang tepat, orangtua berperan
meluruskan. Sehingga kegiatan berwisata ke kebun binatang ini bernilai
edukatif.
6. Minta anak menggambar pemandangan, Ketika kita meminta anak untuk
menggambar, biasanya yang akan digambar adalah menggambar dua gunung,
di tengahnya terdapat matahari dan di bawah gunung terdapat hamparan sawah
yang hijau. Saat melihat apa yang digambar anak demikian, orangtua terkadang
protes, "Coba cari gambar yang lain, Dik," Di sinilah sebenarnya orangtua
alangkah lebih baik memotivasi anak dan membiarkan anak menggambar
sesuai imajinasinya. Sebab saat anak menggambar alam berarti ia telah mampu
mengenali alam sekitar dan memiliki kecenderungan kecerdasan naturalis.

KESIMPULAN
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk menstimulus seluruh aspek-
aspek perkembangan atau seluruh potensi yang ada dalam diri anak, agar dapat
berkembang secara optimal dan anak memiliki kesiapan dalam menghadapi
kehidupan dimasa yang akan datang. Pendidikan keluarga merupakan segala
usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa pembiasaan untuk membantu
perkembangan pribadi anak. Ada Sembilan kecerdasan yang dikemukakan oleh
Gardner diantaranya kecerdasan natural. Kecerdasan natural atau kecerdasan
lingkungan menurut Gardner, memiliki kemampuan mengerti flora dan fauna.
dengan baik, dapat memahami, menikmati alam dan menggunakannya secara
produktif dalam bertani, berburu dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
Dalam mengasah kecerdasan naturalis pada anak usia dini dalam pendidikan
keluarga dapat dikembangkan melalui berbagai strategi diantaranya; mengajak
anak bertanam, menyiram dan memupuk tanaman, memelihara tanaman,
memelihara binatang yang tidak berbahaya, mengajak anak kekebun binatang,
membuang sampah pada tempatnya dan mencari serta mengelompokan jenis-jenis
batu yang ada lingkungan rumah.

DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, Johar. 2015. Optimalisasi Kecerdasan Anak di Lingkungan
Keluarga.Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Majenang :
Insamania.ISSN 1410-0053
Chatib, Munif.2015. Orang Tuanya Manusia (Edisi Baru) .Bandung:Kaifa
Dewantara, Ki Hajar. 1961. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Taman Siswa.
Jailani, M. Syahran. 2015. Teori Pendidikan Keluarga dan Tanggung Jawab
Orang tua dalam Pendidikan Usia Dini. Jambi: IAIN STS Jambi.
Mursid. 2015. Pengembangan Pembelajaran PAUD. Bandung: Pt.Remaja
Rosdakarya.
Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia Sanjaya,
Saripudin,Aip.2017. Strategi Pengembangan Kecerdasan Naturalis Pada Anak
Usia Dini Awlady: Jurnal Pendidikan Anak P-Issn: 2541-4658 E-Issn: 2528-
7427
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D .Bandung:
Alfabeta.
Suryana, Dadan.2011. Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Psikologi
Perkembangan Anak. Padang:UNP
Suryana, Dadan. 2019. Implementation of Children’s Numerical Skill Learning
Activity in Early Childhood Education. Atlantis press.Proceedings of
the International Conference of Early Childhood Education (ICECE
2019)
Suryana, Dadan .2017. Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan
Saintifik Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini .Volume 11
Edisi 1, April 2017.
Suryana, Dadan dan Nelti Rizka. 2019. Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
berbasis Akreditasi lembaga.Jakarta:Prenada Media Group
Suryana, Dadan. (2018). Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek
Perkembangan Anak. Jakarta: Kencana.
Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Praktik
Pembelajaran. Padang: UNP Press.
Suryana, Dadan. 2014. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Perkembangan Anak. Jurnal Pesona Dasar Volume 1 No. 3 April 2014). 66-
72.
Suryana, Dadan.2015. Character Building For Young Children Based On The
Values Of Cultural Universality Of Indonesia. Indonesian Journal of
Early Childhood Education Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces
Suyadi dan Maulidya Ulfah. 2013.Konsep Dasar Paud.Bandung: PT Remaja
Rosdakary
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai