Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol.

4 (1), 22-31

MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS ANAK MELALUI METODE PEMBELAJARAN


OUTING CLASS PADA KELOMPOK B TK ASYIYAH X KOTA BENGKULU

Selfa Maryanti
selfamaryanti5@gmail.com
Nina Kurniah
ninakurniah@unib.ac.id
Yulidesni
yulidesni@gmail.com

Abstract

The purpose of this research is to improve the early child naturalist intelligence through
outing class method in group B Tk Asyiyah X Bengkulu city. This research is Classroom
Action Research (PTK). The subjects of this study were 15 children consisting of 7 men and 8
women. Research This class action is conducted with two cycles in each cycle consisting of
three meetings. Data collection uses an observation sheet. Data analysis techniques use
average and percentage values. The results of this study showed an increase in naturalist
intelligence in children is evident from the average results of naturalist intelligence in the
first cycle reached an average value of 2.8 with 70% classical completeness is in the criteria
enough then in cycle II the average value of children reached 3, 3 with 82% classical clarity
are in good criteria. It is suggested for the next researcher to use the outing class method in
improving the naturalist intelligence of early child.

Keywords: Naturalist Intelligence; Method of Outing Class

PENDAHULUAN dan rohani agar anak memiliki kesiapan


Pendidikan pada anak usia dini dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
(PAUD) merupakan pendidikan yang paling Anak Usia dini adalah sosok individu
fundamental karena perkembangan anak yang sedang menjalani suatu proses
dimasa selanjutnya akan sangat ditentukan perkembangan yang sangat pesat bagi
oleh berbagai stimulasi bermakna yang kehidupan anak tersebut selanjutya.
diberikan sejak dini. Pendidikan anak usia Menurut Naeyc (dalam, Yuliani 2011: 6)
dini saat ini sudah mulai diperhatikan oleh bahwa anak usia dini berada pada rentang
pemerintah Dalam undang-undang Nomor 0-8 tahun. Pada masa ini potensi anak
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan mengalami perkembangan khususnya
Nasional Bab 1, pasal 1, Butir 14 dinyatakan potensi kecerdasan, kecerdasan anak usia
bahwa “ Pendidikan Anak Usia Dini adalah dini harus di stimulasi secara optimal agar
suatu upaya pembinaan yang ditujukan berkembang sesuai dengan harapan.
kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun Kecerdasan merupakan suatu hal
yang dilakukan melalui pemberian yang diinginkan semua orang tua, namun
rangsangan pendidik untuk membantu disisi lain banyak orang tua yang kurang
pertumbuhan dan perkembangan jasmani paham tentang kecerdasan yang dimiliki

22
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

oleh anak, yang berakibat pada minimnya kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan


pengetahuan tentang cara sekitar.
mengembangkan kecerdasan jamak yang Kecerdasan naturalis mempunyai
dimiliki oleh seorang anak. Kecerdasan bagi peran yang sangat besar dalam abad yang
seseorang memiliki manfaat yang sangat modern sekarang ini. Pengetahuan anak
besar dalam kehidupan dan bagi pergaulan mengenai alam, hewan, tanaman dapat
dengan masyarakat, karena semakin tinggi mengantarkan anak pada profesi yang
kecerdasan seseorang maka akan semakin sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya
dihargai oleh masyarakat. Apalagi jika anak kelak, kecerdasan naturalis mempunyai
mampu berkiprah atau terlibat dalam peran yang sangat diperlukan dalam
menciptakan sesuatu yang baru yang menjaga alam ini agar tetap dapat menjaga
bersifat fenomenal. Kemampuan seseorang kelestarianya sehingga dapat dimanfaatkan
dalam menciptakan sesuatu produk atau oleh manusia.
karya serta menyelesaikan masalah Hasil observasi pada bulan Oktober
merupakan titik tekan teori kecerdasan 2016 di kelas B TK Asyiyah X Kota Bengkulu
jamak. tahun ajaran 2016/2017 pada
Menurut Gardner (Anita, 2011: 10) perkembangan kecerdasan naturalis belum
Kecerdasan jamak atau multiple intelegensi berkembang dengan optimal. Hal inI
meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan dibuktikan dari 15 orang anak, hanya 3
logika matematika, kecerdasan kinestetik, orang anak yang masuk dalam kategori
kecerdasan visual-spasial, kecerdasan tuntas belajar dan sisanya yaitu 12 orang
intrapersonal, kecerdasan interpersonal, anak belum dapat dikatakan tuntas belajar
kecerdasan musikal, kecerdasan naturalis, terutama pada kecerdasan naturalis. Oleh
maupun kecerdasan eksistensial. sebab itu, untuk mendukung ketuntasan
kebanyakan orang tua mengagap bahwa belajar anak pada kecerdasan naturalis
anak yang cerdas apabila kecerdasan logika perlu didukung oleh kegiatan-kegiatan
matematikanya tinggi, padahal sebetulnya yang berhubungan dengan kecerdasan
semua anak itu cerdas hanya saja masing- naturalis seperti mengamati tumbuhan,
masing anak mempunyai aspek kecerdasan binatang, dan merawat tanaman.
yang berbeda-beda sehingga orang tua atau Ketidaktuntasan belajar anak
guru harus dapat memberikan stimulasi disebabkan oleh kurangnya anak dalam
yang tepat dan sesuai degan tingkat mengenal dan membedakan jenis-jenis
perkembangan anak. Dalam pekembangan binatang, tidak mampu membedakan
setiap anak tidak lepas dari lingkungan, binatang yang serupa seperti sapi, kerbau,
membedakan benda-benda yang ada di dan lembu, itik dengan bebek, anak tidak
sekitar anak, menyayangi lingkungan dan banyak mengenal nama-nama binatang.
memelihara. Dalam kaitanya dengan hal ini Selain itu anak tidak mengetahui ciri-ciri
maka perlu adanya pengembangan atau binatang unggas, serangga, ikan, dan hewan
peningkatan aspek kecerdasan yang yang hidup di darat dan di air, dalam
berhubungan dengan lingkungan yaitu keterampilan dalam memelihara dan
Kecedasan naturalis. merawat binatang dan tumbuhan anak
Menurut Amstrong (Sujiono, 2010: masih kurang mengerti. Selain hewan,
63) bahwa kecerdasan naturalis yaitu anak-anak juga belum mengetahui tentang
kecerdasan untuk mencintai keindahan tumbuhan, nama-nama tumbuhan, cirri-ciri
alam melalui pengenalan terhadap flora tumbuhan, dan bagian-bagian tumbuhan.
dan fauna yang terdapat di lingkungan Oleh sebab itu, untuk mendukung
sekitar dan juga mengamati fenomena dan ketuntasan belajar anak pada kecerdasan

23
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

naturalis perlu didukung oleh kegiatan- peserta didik memahami kenyataan yang
kegiatan yang berhubungan dengan terjadi (vera, 2012: 20).
kecerdasan naturalis seperti mengamati Berdasarkan latar belakang di atas
tumbuhan, binatang, dan merawat perlu adanya peningkatan kecerdasan
tanaman. naturalis dengan pembelajaran yang disukai
Selain itu ketidakoptimalnya oleh anak. oleh sebab itu penulis akan
kecerdasan naturalis anak juga disebabkan melakukan penelitian dengan judul
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh “meningkatkan kecerdasan naturalis anak
guru sering dilakukan di dalam kelas yang melalui pembelajaran outing class”
hanya menggunakan gambar-gambar atau Berdasarkan latar belakang dapat
poster tanaman/binatang saja dalam dirumuskan masalah menjadi: Apakah
melakukan kegiatan pembelajaran untuk penggunaan metode outing class dapat
mengembangkan kecerdasan naturalis meningkatkan kecerdasan naturalis dalam
sehingga dengan pembelajaran seperti itu mengenal binatang dan tumbuhan pada
anak akan mudah bosan serta pengalaman anak kelompok B Tk Asyiyah x kota
secara langsung tidak didapatkan oleh anak. Bengkulu tahun 2016/2017.
Mengingat sangat pentingnya Berdasarkan rumusan masalah di
kecerdasan naturalis pada anak usia dini atas, maka tujuan dalam penelitian ini
untuk dikembangkan perlu adanya suatu adalah Untuk meningkatkan kecerdasan
metode yang harus dipersiapkan dan naturalis dalam mengenal binatang dan
dilaksanakan oleh pendidik agar tumbuhan pada kelompok B Tk Asyiyah x
pengembangan kecerdasan naturalis pada kota Bengkulu.
anak berkembang secara optimal . salah Menurut Gardner (dalam Yuliani,
satu metode yang dapat diterapkan dalam 2011: 194) kecerdasan naturalis adalah
mengembangkan kecerdasan naturalis yaitu kemampuan mengenali dan
dengan menerapkan metode pembelajaran mengatagorikan spesies yaitu flora dan
outing class. fauna di lingkungan sekitar, mengenali
Outing class adalah suatu kegiatan keberadaan spesies, memetakan hubungan
yang melibatkan alam secara langsung spesies. Sementara Amstrong (dalam,
untuk dijadikan sebagai sumber belajar Yaumi 2013: 177) memberikan batasan
(Vera, 2012: 17). Metode Outing class tentang kecerdasan naturalis sebagai
merupakan upaya mengajak anak untuk expertise in the recognition and
lebih dekat dengan sumber belajar yang classification of the numerous species-the
sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. flora and fauna-of an individua’s
jadi, pembelajaran outing class lebih enviroment Artinya, kecerdasan naturalis
melibatkan anak secara langsung dengan merupakan keahlian dalam mengenal dan
lingkungan sekitar anak yang mengacu pada mengklasifikasikan berbagai spesies
pengalaman dan pendidikan lingkungan termasuk flora dan fauna dalam suatu
yang sangat berpengaruh pada kecerdasan lingkungan.
naturalis. Menurut Prasetyo (2009: 86)
Pembelajaran outing class mengajak seseorang naturalis memiliki beberapa
anak untuk beradaptasi dengan lingkungan, indikator diantaranya: Memiliki kepekaan
alam sekitar, serta dengan kehidupan terhadap alam dan lingkungan didalamnya,
masyarakat, bisa mengetahui pentingnya Memelihara binatang dan merawat
keterampilan hidup dan pengalaman hidup tumbuhan, Mengetahui perubahan cuaca
di lingkungan dan alam sekitar. pasalnya, dan lingkungan alam, Mengelompokan
pembelajaran outing class lebih menuntut objek yang ada di dalam sesuai dengan

24
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

cirinya masing-masing, Mengenal dan Subjek penelitian dalam penelitian tindakan


mengelompokan berbagai mahkluk hidup kelas ini adalah anak-anak kelompok B Tk
yang berbeda, Berpetualang di alam Asyiyah X Kota Bengkulu yang berjumlah 15
terbuka dan suka bertanya tentang alam, orang anak, terdiri dari 7 laki-laki dan 8
Peduli dengan keadaan lingkungan alam perempuan.
beserta isinya, Memahami fenomena yang Prosedur Penelitian
terjadi di alam, seperti siklus kehidupan Penelitian yang akan dilaksanakan
makhluk hidup, Memahami bagaiman adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sesuatu di alam itu bekerja menggunakan model penelitian Arikunto,
METODE PENELITIAN dimana penelitian ini direncanakan dua
Penelitian Tindakan Kelas dapat di siklus. Setiap siklus pada peneltian tindakan
defenisikan sebagai suatu penelitian kelas terdiri dari empat tahap, yaitu: 1)
tindakan (action research) yang dilakukan perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi
oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti atau pengamatan, 4) refleksi. Adapun
dikelasnya atau bersama-sama dengan rancangan tindakan yang dilakukan yaitu:
orang lain (kolaborasi) dengan jalan 1. Perencanaan
merancang, melaksanakan dan Kegiatan yang dlakukan dalam
merefleksikan tindakan scara kolaboratif perencanaan mencakup aktivitas yang
dan partisifatif yang bertujuan untuk diorientasikan pada peningkatan
memperbaiki atau meningkatkan mutu kecerdasan Naturalis anak, adapun langkah-
(kualitas) proses pembelajaran di kelasnya langkah sebagai berikut:
melalui suatu tindakan (treatment) tertentu a. Pembuatan RPPM (terlampir)
dalam siklus (Kunandar, 2011: 44-45). b. Membuat RPPH (terlampir)
Pada penelitian ini, Penelitian c. Menyusun instrumen penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilakukan secara (terlampir)
kolaboratif, dimana peneliti bertindak d. Menyiapkan media pembelajaran
sebagai pelaksana tindakan dan guru yang 2. Tindakan/Pelaksanaan ( Action)
bertindak mengamati proses jalanya Tahap ini merupakan implementsi
tindakan. Penelitian tindakan kelas ini (pelaksanaan) dari perencanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dibuat kemudian perencanaan tersebut
naturalis anak pada kelompok B Tk Asyiyah dilaksanakn dalam kegiatan pembelajaran.
Kota Bengkulu tahun ajaran 2016/2017. Dalam pelaksanaan penelitian kegiatan
Tempat dan waktu peneltitian mengacu pada rancangan kegiatan harian
Penelitian tindakan kelas ini akan yang telah disepakati. Kekurangan dan
dilaksanakan di kelas kelompok B Tk kelemahan dalam pelaksanaan dapat
Asyiyah X Kota Bengkulu yang beralamatkan diperbaiki.
di Hibrida X Jl. Panti Asuhan Kota Bengkulu. 3. Observasi (Observing)
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Selama penelitian peneliti bersama
semester genap tahun ajaran 2016/2017. teman sejawat melakukan observasi dan
Jadwal rencana kegiatan penelitian ini evaluasi. Observasi yaitu mengamati
berlangsung dari bulan Mei 2017 hingga kecerdasan Naturalis anak pada waktu
Mei akhir 2017 yang dilakukan melalui dua proses belajar mengajar berlangsung di
siklus dengan tiga kali pertemuan setiap dalam kelas maupun saat pelaksanaan
siklusnya. pembelajaran outing class. Observasi
Subjek Penelitian dilakukan dalam rangka mengumpulkan
Penelitian Tindakan Kelas ini akan data kecerdasan Naturalis anak melalui
dilaksanakan di Tk Asyiyah X Kota Bengkulu. kegiatan outing class, data yang

25
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang Tabel 3. Skor Penilaian


pelaksanaan tindakan yang sudah dibuat. Skor Konvers Interval Kriteria
Evaluasi dilakukan melalui penskoran dari penilaian i penilaia
pengamatan kegiatan outing class. n

4. Refleksi 5 80% - 4,6 – 5 Sangat


Setelah dilakukan evaluasi, 100% baik (SB)
selanjutnya didiskusikan bersama,
4 70% - 3,6 – 4,5 Baik (B)
komentar dan tanggapan serta penilaian 79%
semua dianalisis guna mengukur
3 60% - 2,6 – 3,5 Cukup
keberhasilan dan kegagalan atau
69% (C)
kelemahan pada kecerdasan naturalis anak
untuk mencari solusi untuk peningkatanya, 2 50% - 1,6 – 2,5 Kurang
59% (K)
dan bila siklus pertama ini belum dapat
meningkatkan kecerdasan naturalis, maka 1 <50% 0 – 1,5 Sangat
perlu dilakukan siklus kedua. Kurang
(SK)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas Teknik analisis data
yaitu Observasi Teknik analisis data tentang
Tabel 1. Aspek yang diteliti
kecerdasan naturalis anak dianalisis dengan
SB B C K SK uji rata-rata dan ketuntasan belajar, dengan
rumusan sebagai berikut :
N Aspek Indik 5 4 3 2 1
1) Uji Rata-Rata
o yang ator
diteliti
Nilai rata-rata diperoleh dengan cara
menjumlahkan semua nilai yang diperoleh
1. mengena .
l
anak kemudian dibagi dengan jumlah anak
binatang yang ada di kelas. Nilai rata-rata dapat
dan dihitung menggunakan rumus :
tumbuha Keterangan :
n.

∑X
Tabel 2. Kriteria Penilaian X=
∑N
Skor Kriteria penilaian
penilaian X = Nilai rata-rata
5 Sangat baik (SB) ∑X = Jumlah nilai semua
4 Baik (B) siswa
3 Cukup (C) ∑N = Jumlah siswa
2 Kurang (K)
1 Sangat Kurang (SK) Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan
Untuk memudahkan pengelolaan data berhasil apabila metode outing class
maka kriteria penilaian tersebut mampu meningkatkan semua indikator
dimodifikasi pada tabel 3 berikut kecerdasan naturalis anak yang diharapkan
yaitu: menyebutkan nama-nama binatang
dan tumbuhan, menyebutkan ciri-ciri
26
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

binatang dan tumbuhan, menyebutkan kecerdasan naturalis anak. Sedangkan


bagian-bagian binatang dan tumbuhan ketuntasan belajar anak secara klasikal
dapat meningkat dan mencapai 75% dari terus meningkat dari pertemuan pertama
setiap anak di dalam kelas. 53,2% sampai dengan pertemuan ketiga
mencapai 70,2%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Namun ketuntasan belajar anak
Hasil Penelitian tersebut belum mencapai indikator yaitu
Berikut ini adalah hasil penelitian 75% sehingga menurut peneliti dan teman
yang didapatkan yang dipaparkan dalam sejawat perlu dilaksanakan siklus II.
tabel 4. Tabel 5. Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Guru Pada
Tabel 4. Hasil observasi kecerdasan naturalis siklus I Siklus I

Skor penilaian Rata Kriteria


No Nama Pertem Pertem Ket
-rata penilaian
uan I uan III
Pertem Pertem Pert
uan 1 uan II emu
1 AIA 2,75 3 Meningkat an III

2 AI 2,75 3 Meningkat 2,84 3,1 3,2 3,0 Cukup

3 ASA 2,75 3,25 Meningkat Berdasarkan Tabel 5 diperoleh data


4 AYA 3,25 3,5 Meningkat yang menunjukan bahwa rata-rata dari hasil
observasi terhadap aktivitas guru pada
5 AKA 2,25 3 Meningkat
siklus I yaitu pertemuan I sampai dengan
6 BRI 3 4 Meningkat pertemuan III yaitu 3,0 dengan katagori
cukup.
7 DW 2,75 3,5 Meningkat

8 EO 3 3 Tetap Tabel 6. Hasil Observasi Keceradsan Naturalis Anak Siklus


II
9 FQN 1,75 2,5 Meningkat
No Nama Pertem Pertem Ket
uan I uan III
10 RF 2,25 2,5 Meningkat

11 SSA 2,25 3,25 Meningkat 1 AIA AIA 3 Meningkat

12 VTA 1,75 3 Meningkat 2 AI AI 3,25 Meningkat

13 YYA 3,5 3,5 Tetap 3 ASA ASA 3,25 Meningkat

14 YP 4 4 Tetap 4 AYA AYA 3,5 Meningkat

15 ZVA 3,25 3,75 Meningkat 5 AKA AKA 3,25 Meningkat

Rata-rata 2,1 2,8 Meningkat 6 BRI BRI 4 Meningkat

Ketuntasan 75% 70% Meningkat 7 DW DW 3,5 Meningkat


klasikal
8 EO EO 3,25 Meningkat

9 FQN FQN 2,5 Meningkat


Berdasarkan tabel 4 tersebut, Pada
10 RF RF 2,75 Meningkat
siklus I pertemuan pertama maupun ketiga
hasil kecerdasan naturalis anak terus 11 SSA SSA 3,25 Meningkat

meningkat dengan rata-rata pada 12 VTA VTA 3 Meningkat


pertemuan pertama 2,1 dan pertemuan
13 YYA YYA 3,75 Meningkat
ketiga 2,8. Artinya dengan menggunakan
metode outing class dapat meningkatkan
27
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

14 YP YP 4 Tetap Dalam proses pembelajaran pada siklus II


15 ZVA ZVA 3,75 Meningkat ini aktivitas yang dialami guru mengalami
peningkatan dari pertemuan sebelumnya,
Rata-rata 3,0 3,3 Meningkat
seperti guru menyampaikan materi dengan
Ketuntasan 75% 82,5% Meningkat lebih rinci, guru membimbing anak dengan
klasikal
baik, guru memberikan apresiasi kepada
semua anak tanpa terkecuali, guru sudah
Berdasarkan Tabel 6 tersebut, pada bisa mengkondisikan kegiatan secara
siklus II pertemuan pertama maupun ketiga kondusif yang dilakukan baik di dalam kelas
hasil kecerdasan naturalis anak terus maupun di luar kelas.
meningkat dengan rata-rata pada
Tabel 8. Hasil Perbandingan Peningkatan Kecerdasan
pertemuan pertama 3,0 dan pertemuan Naturalis Siklus I dan II
ketiga 3,3 Aspek kecerdasan naturalis anak
No Nama Siklus I Siklus II Ket
yaitu mengenal binatang dan tumbuhan
yang meliputi mengenal nama-nama Pertemu Pertemu
binatang dan tumbuhan, mengungkapkan an 3 an 3

perilaku cara merawat binatang dan 1 AIA 2,75 3 Meningkat


tumbuhan, menyebutkan bagian-bagian
2 AI 2,75 3,25 Meningkat
binatang dan tumbuhan, menyebutkan ciri-
ciri binatang dan tumbuhan sudah 3 ASA 2,75 3,25 Meningkat
berkembang secara maksimal hal ini 4 AYA 3,25 3,5 Meningkat
terbukti dari anak yang sudah mampu
5 AKA 2,25 3,25 Meningkat
menyebutkan nama-nama
bintang/tumbuhan, berani memegang dan 6 BRI 3 4 Meningkat
merawat langsung binatang dantumbuhan.
7 DW 2,75 3,5 Meningkat
Ketuntasan belajar anak secara
klasikal terus meningkat pada pertemuan 8 EO 3 3,25 Meningkat

pertama 75% dan pertemuan ketiga 82,5%. 9 FQN 1,75 2,5 Meningkat
Ketuntasan belajar anak tersebut telah
10 RF 2,25 2,75 Meningkat
mencapai indikator keberhasilan yaitu 75%
sehingga menurut peneliti dan teman 11 SSA 2,25 3,25 Meningkat
sejawat penelitian dilaksanakan sampai 12 VTA 1,75 3 Meningkat
siklus II.
13 YYA 3,5 3,75 Meningkat
Tabel 7. Hasil Analisi Data Observasi Aktivitas Guru Pada
14 YP 4 4 Tetap
Siklus II
15 ZVA 3,25 3,75 Meningkat
Skor penilaian Rata- Kriteri
rata a
Rata-rata 2,8 3,3 Meningkat
Pertem Pertem Pert penilai
uan 1 uan II emu an
Ketuntasan 70% 82,5% Meningkat
an III
klasikal

3,5 3,8 4,1 3,8 Baik

Berdasarkan tabel 8 hasil


Berdasarkan Tabel 7 diperoleh data perbandingan peningkatan kecerdasan
yang menunjukan bahwa rata-rata hasil naturalis anak antara siklus I dan siklus II
pengamatan terhadap aktivitas guru pada mengalami peningkatan yang baik. Hal ini
siklus II yaitu 3,8 dengan kriteria baik. terlihat pada setiap pertemuan dari siklus I

28
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

dan siklus II yang mengalami peningkatan. binatang dan tumbuhan anak antara siklus I
Pada siklus I pertemuan ketiga rata-ratanya dan siklus II mengalami peningkatan yang
mencapai 2,8 sedangkan pada siklus II sangat baik. Hal ini disebakan karena pada
pertemuan ketiga rata-ratanya mencapai setiap siklus dan pertemuan guru
3,3. Kecerdasan naturalis anak telah melakukan hal-hal yang dapat
berkembang secara maksimal karena meningkatkan kecerdasan naturalis anak
semua indikator yang meliputi aspek dengan mengajak anak langsung
mengenal binatang dan tumbuhan yang mengamati binatang dan tumbuhan,
meliputi mengenal nama-nama binatang dengan mengamati secara langsung anak
dan tumbuhan, menyebutkan cara merawat akan melihat, menyetuh, melakukan
binatang dan tumbuhan, anak sudah perawatan secara nyata kepada binatang
mampu menyebutkan bagian-bagian dan tumbuhan sehingga pengalaman anak
binatang dan tumbuhan, menyebutkan ciri- akan lebih berkesan dan kecintaan anak
ciri binatang dan tumbuhan. Terdapat 4 terhadap binatang dan tumbuhan akan
orang anak yang berada pada kriteria semakin baik. Agar kegiatan outing class
Sangat baik, terdapat 11 orang anak yang tidak bosan guru menyelingi kegiatan
mendapat kriteria Cukup, dan 1 anak dengan bernyanyi bersama, nyanyi dan
berada pada kriteria Kurang. gerak, serta mengajak anak untuk tepuk
Pembahasan Penelitian semangat.
Berdasarkan hasil data peneltian yang
telah diuraikan di atas menunjukan bahwa PENUTUP
dengan menggunkan outing class dapat Simpulan
meningkatkan kecerdasan naturalis anak Berdasarkan hasil penelitian yang
dalam mengenal binatang dan tumbuhan. telah dilakukan pada anak kelempok B Tk
Hal ini sesuai dengan pendapat Vera (2012: Asyiyah X Kota Bengkulu dapat disimpulkan
18) pembelajaran di luar kelas lebih bahwa:
melibatkan anak secara langsung dengan 1. Melalui metode outing class dapat
lingkungan sekitar mereka, sesuai materi meningkatkan kecerdasan naturalis
yang diajarkan sehingga pembelajaran pada aspek mengenal dan
diluar kelas lebih mengacu pada mengklasifikasikan yang meliputi
pengalaman dan pendidikan lingkungan mengenal nama-nama
yang sangat berpengaruh pada kecerdasan binatang/tumbuhan terlihat saat
anak. proses pembelajaran melihat langsung
Penggunaan metode outing class binatang dan tumbuhan anak secara
dalam meninkatkan kecerdasan naturalis spontan menyebutkan nama-nama
dalam mengenal binatang dan tumbuhan binatang dan tumbuhan tersebut, pada
memberikan kesempatan kepada anak aspek menunjukan perilaku cara
untuk meningkatkan kesadaran, apresiasi, merawat binatang/tumbuhan terlihat
dan pemahaman anak terhadap lingkungan saat anak ikut terjun langsung
sekitar, menambah pengetahuan anak memandikan, memberi makan
tentang alam sekitar terutama dalam binatang, serta menyiram dan memberi
mengenal binatang dan tumbuhan, pupuk tumbuhan bunga, pada aspek
menambah kecintaan anak terhadap alam menunjukan bagian-bagian hewan
sekitar, menambah kepedulian anak terlihat anak langsung menunjuk
tentang alam sekitar. bagian binatang seperti kepala, tangan,
Secara umum peningkatan kaki, sayap burung sedangkan untuk
kecerdasan naturalis dalam mengenal tumbuhan anak langsung menunjukan

29
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

bagian batang, bunga, daun tumbuhan, bagian-bagian, dan menyebutkan ciri-ciri


pada aspek menyebutkan ciri-ciri dapat berkembang dengan optimal, maka
binatang/tumbuhan terlihat saat anak peneliti lebih lanjut dapat melakukan
menyebutkan perbedaan antara penelitian metode outing class untuk
binatang satu dan binatang lain seperti meningkatkan kecerdasan naturalis anak
suara, warna dan bentuk setiap melalui aspek kecerdasan naturalis lainya.
burung/tumbuhan.
2. Pembelajaran dengan menggunakan 2) Bagi guru
metode outing class dapat Metode outing class dapat digunakan untuk
meningkatkan kecerdasan naturalis meningkatkan kecerdasan naturalis anak
anak dalam mengenal lebih dalam usia dini, agar kecerdasan naturalis dapat
tentang binatang maupun tumbuhan meningkat metode outing class harus
hal ini terjadi karena guru memberikan disiapkan sebaik mungkin dengan
pengenalan terhadap binatang dan mengenalkan anak secara langsung untuk
tumbuhan dengan mengajak anak mengamati binatang dan tumbuhan agar
langsung sehingga saat disana anak pembelajaran yang dilakukan tidak bosan
mengamati secara langsung binatang guru bisa menyelingi dengan bernyayi
dan tumbuhan meliputi mengenal bersama. Metode outing class merupakan
nama-nama, mengungkapkan cara kegiatan yang menyenangkan karena anak
merawat binatang dan tumbuhan, belajar langsung dari alam sehingga guru
menyebutkan bagian-bagian binatang tidak berpatokan pada kegiatan
dan tumbuhan, dan menyebutkan ciri- pembelajaran lainya saja.
ciri binatan dan /tumbuhan selain itu
agar anak tidak bosan dalam DAFTAR PUSTAKA
melakukan kegiatan pembelajaran Aqib. (2009). Penelitian Tindakan Kelas
outing class guru mengajak anak untuk Untuk Guru SD, SLB, dan TK.
bernyanyi dan diselingi dengan tepuk Bandung : CV Yrama Widya.
semangat, tepuk sate, secara bersama-
sama. Kecerdasan naturalis anak Arikunto, S. (2011). Penelitian Tindakan
meningkat dari siklus I 70% menjadi Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
82% pada siklus II. Hasil tersebut
menunjukan bahwa dengan Armstrong, T. (2013). Kecerdasan multiple
menggunakan metode outing class di dalam kelas. Jakarta: PT Indeks.
dapat meningkatkan kecerdasan
naturalis anak usia dini. Budiyono. (2004). Statistik Dasar untuk
Saran penelitian. Jakarta: PT Bumi Angkasa
Terdapat saran yang dapat diberikan pada Geri Malang.
peneliti ini untuk beberapa pihak setelah
Emzir. (2011). Metodologi penelitian
merefleksi hasil dari pelaksanaan penelitian
pendidikan kuantitatif dan kualitatif.
tindakan kelas ini, yaitu:
Jakarta: Raja grafindo.
1) Bagi peneliti selanjutnya Hairunisa, A. (2006). Let's be smart.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa Bandung: Kaifa.
kecerdasan naturalis anak usia dini pada
aspek mengenal dan mengklasifikasikan Hamzah. K. (2014). Mengelola kecerdasan
binatang dan tumbuhan yang meliputi dalan pembelajaran. Jakarta: bumi
mengenal nama-nama, menunjukan aksara
perilaku cara merawat, menyebutkan

30
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni
Jurnal Ilmiah Potensia, 2019, Vol. 4 (1), 22-31

Husamah. (2013). Pembelajaran luar kelas


outoor learning. Jakarta: prestasi
pustakarya.

Indriana, D. (2011). Ragam alat bantu


mendia pengajaran. Jogjakarta: diva
press.

Musfiroh, T. (2010). Pengembangan


kecerdasan majemuk. Jakarta:
universitas terbuka.

Nadiayu, R. (2012). Penerapan metode


karya wisata berbasis lingkungan alam
sekitar untuk mengembangkan
kecerdasab naturalis anak kelompok a
di tabriyatul athfal ar-ridho Malang.
Skripsi.

Nawawi, H., Martini. (2006). instrumen


penelitian bidang sosial. Yogyakarta:
gadjah mada university press.

Vera, A. (2012). Metode mengajar anak


diluar kelas. Yogyakarta: diva press

Yaumi, I. (2013). Pembelajaran berbasis


kecerdasan jamak. Jakarta: prenada
media grup.

31
Selfa Maryanti., Nina Kurniah dan Yulidesni

Anda mungkin juga menyukai