Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI

METODE KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELD TRIP)


(Penelitian Tindakan di Kelompok BPAUD Terpadu Bintuhan Bengkulu,
Tahun 2015)

YENTI JUNIARTI

PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta


Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail: yenti.juniarti@gmail.com

Abstract: This study was to obtain a picture of the naturalist intelligence activity in children in
group B Integrated early childhood Bintuhan and determine the extent of the resulting increase in
intelligence naturalist child through the method of field visits. Classroom action research (PTK)
by using a research model Kemmis and Mc. Taggart. Held for 2 cycles and each cycle consisted of
7 sessions, consisting of stages: planning, action, observation and reflection. The subjects were
children in group B were 10 children, 5 boys and 5 girls. Quantitative data analysis with
descriptive statistics that compare the results obtained from the first cycle and the second cycle.
While the analysis of qualitative data by analyzing data from the field notes and interviews during
the study to the steps of data reduction, data display and data verification. The results showed an
increase naturalist method field trips, pre-cycle of 40.4%, an increase on the first cycle of 18:04%
to 58.44% and the second cycle increased by 23:06% to 81.5%.

Keywords: Field Trip Method, Natural Intelligence, Early Chilhood

Abstrak: Penelitian ini untuk memperoleh gambaran proses aktivitas kecerdasan naturalis pada
anak kelompok B PAUD Terpadu Bintuhan dan mengetahui sejauh mana hasil peningkatan
kecerdasan naturalis anak melalui metode kunjungan lapangan. Penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Dilaksanakan selama 2 siklus
dan setiap siklus terdiri dari 7 kali pertemuan, terdiri dari tahapan: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelompok B berjumlah 10 orang
anak, 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif
yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari siklus pertama dan siklus kedua. Sedangkan
analisis data kualitatif dengan cara menganalisis data dari hasil catatan lapangan dan wawancara
selama penelitian dengan langkah-langkah reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan kecerdasan naturalis dengan metode kunjungan lapangan,
pra-siklus 40.4%, mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 18.04% menjadi 58.44% dan pada
siklus II meningkat sebesar 23.06% menjadi 81.5%.

Kata Kunci: Metode Kunjungan Lapangan, Kecerdasan Naturalis, Anak Usia Dini.

Kecerdasan pada anak usia merupakan tolak ukur pada


dini memiliki peran penting bagi ketercapaian pada tiap individu
kehidupan di masa mendatang karena tersebut, tetapi kecerdasan bukanlah
anak usia dini merupakan investasi di ajang untuk mengecap orang pintar
masa dewasanya kelak. Kecerdasan atau tidaknya, melainkan kecerdasan
267
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

untuk melihat potensi yang dimiliki matematika, sehingga kecerdasan


seseorang, seperti yang kita ketahui yang lainnya terabaikan, atau
setiap manusia mempunyai potensi dianggap tidak penting.Hal ini
yang berbeda-beda. dikarenakan belum adanya
Gardner (Thomas, Armstrong pengetahuan tentang kecerdasan
2002:1-2) mengklasifikasikan ada 9 jamak, termasuk salah satunya
kecerdasan yang dimiliki oleh kecerdasan naturalis, padahal
manusia, yang terdiri dari: “1) kecerdasan naturalis merupakan
LinguisticIntelligence; 2) Logical- bagian tak bisa dipisahkan dari
Mathematical Intelligence; 3) Spatial kehidupan sekitar kita.
Intelligence; 4) Kinestic Intelligence; Sekolah merupakan wahana
5) Musical Intelligence; 6) yang tepat untuk menimba ilmu.oleh
Interpersonal Intelligence; 7) sebab itu peran sekolah sangatlah
IntrapersonalIntelligence; 8) penting, terutaman bagi para
Naturalist Intelligence; dan 9) pendidik untuk memberikan berbagai
Existential Intelligence”.Kecerdasan ilmu pengetahuan. Karenanya kita
jamak merupakan gambaran untuk sadari bersama bahwa esensi dari
para orangtua dan pendidik, bahwa kecerdasan naturalis ini sangatah
setiap individu mempunyai penting, dengan adanya ataupun
karakteristik yang berbeda, yang diberikannya aktivitas mengenai
ditampilkan dengan kemampuan kecerdasan naturalis, maka anak
yang dimiliki setiap individu akan menyadari sepenuhnya hakikat
berbeda. Masing-masing kecerdasan memelihara lingkungan sekitar.
ini mempunyai indikator-indikator Kenyataan dilapangan seperti
yang harus dicapai, atau standar yang yang telah dilaksanakan observasi
harus dimiliki oleh seseorang yang pada tanggal 17 Oktober 2014, di
mampu atau cerdas di bidangnya kelas B dengan jumlah subjek 12
Selama ini yang berkembang orang anak, terdiri dari 7 orang anak
dimasyarakat, hanya kecerdasan perempuan dan 5 orang anak laki-
matematika saja, anak yang pintar laki. Fokus dalam pengamatan ini
adalah anak yang cerdas di logika yakni aspek kecerdasan naturalis
268
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

“memelihara lingkungan”, observasi Berdasarkan permasalahan


dilakukan pada subjek dan kelas yang di kemukakan di atas, bahwa
yang sama. Adapun aktivitas yang rendahnya kecerdasan naturalis anak,
dilakukan oleh gurunya yaitu kemudian dilihat dari beberapa fakta
mengajak anak keluar kelas dan yang ada bahwa sering terjadi
berjalan-jalan menuju taman bunga kebakaran hutan, longsor dimana-
tepatnya 100 meter dari sekolah. mana, oleh sebab itu baik dari
Peneliti mengamati bahwa penulis maupun hasil penelitian-
hanya 4 orang anak atau 33,33% penelitian, peneliti memandang
dari 12 orang anak pada kelompok B bahwa perlunya dilakukan penelitian
yang ikut dalam kegiatan menanam, tindakan dalam meningkatkan
menyiram tanaman dan kecerdasan naturalis. Adapun judul
membersihkan sampah serta penelitian yang akan diteliti yaitu:
mencabut rumput, yang lain hanya ”Peningkatan Kecerdasan Naturalis
bermain-main dengan temannya dan Melalui Kunjungan Lapangan (Field
berlari-lari kesana kemari, bahkan Trip).
ada yang menginjak tanaman dan
mengkibas-kibaskan tangannya ke Kecerdasan Naturalis
tanaman. Menurut Armstrong (2009:
Yaumi &Ibrahim (2013: 22) 7), naturalist is expertise in the
Metode kunjungan lapangan dapat recognition and classification of the
memberikan anak dalam berprilaku numerous species the flora and
berwawasan lingkungan. Dengan fauna.Dimana kecerdasan naturalis
kata lain metode kunjungan lapangan adalah keahlian dalammengenali dan
ini juga memberikan kesempatan mengklasifikasikanberbagaispesiesfl
kepada anak untuk memperoleh oradanfauna.
pengalaman secara langsung, Kecerdasan naturalis menurut
inspirasi, dan ide-ide, sehingga dapat Gardner (2009: 17) adalah
menciptakan dan mengembangkan kemampuan untuk mengenali,
pandangan dan kreativitas baru. membedakan, mengungkapkan dan
membuat kategori terhadap apa yang
269
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

di jumpai di alam maupun binatang-binatang.Hal ini berarti


lingkungan.Intinya adalah kecerdasan naturalis berhubungan
kemampuan manusia untuk dengan segala sesuatu dilingkungan
mengenali tanaman, hewan dan sekitar.
bagian lain dari alam semesta. Berdasarkan beberapa
Kecerdasan naturalisadalah definisi di atas bahwa kecerdasan
kemampuan dalam melakukan naturalis pada intinya berkaitan
kategorisasi dan membuat hierarki dengan isi alam, yaitu baik flora
terhadap keadaan organisme seperti maupun fauna.Oleh sebab itu dapat
tumbuh-tumbuhan, binatang dan kita sintesiskan bahwa kecerdasan
alam Armstrong (2009: 10). naturalis adalah kemampuan
Budiningsih dalam mengenali, membedakan,
Muhammad (2012: 91) mengungkapkan dan membuat
mendefinisikan bahwa kecerdasan kategorisasi yang berhubungan,
naturalis adalah kecerdasan yang dengan flora (tumbuhan) dan fauna
berkaitan dengan kemampuan (binatang) serta benda-benda alam
individu mengenali, memahami, dan yang ada di lingkungan sekitar.
mengenali tanda-tanda pada
lingkungan alam atau perubahan Metode Kunjungan Lapangan
alam dengan melihat tanda-tandanya. Kunjungan lapangan menurut
Bahkan kemampuan melihat segi- Campbell & Campbell (2007: 102)
segi keindahan dan keteraturan dapat dimaknai dengan kata lain
sehingga jenis kecerdasan ini lebih yaitu perjalanan ke alam bebas.
banyak dimiliki orang-orang pakar Perjalanan ke alam bebas merupakan
lingkungan atau yang peduli aktivitas yang nyata, dapat
terhadap lingkungan. memberikan kesempatan percobaan
Senada dengan Siantayani pembelajaran.Agar dapat berhasil
(2011:79) kecerdasan natural dengan baik pada saat pelaksanaan,
melibatkan kemampuan mengenali tujuan dari pembelajaran harus
bentuk-bentuk alam di sekitar kita; benar-benar direncanakan dengan
bunga, pohon, alam sekitar, dan juga baik dan diberitahukan sebelum
270
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

pelaksanaannya. Jika tidak tahu akan pembelajaran, agar anak dapat


tujuannya, banyak anak hanya akan mengasimilasi, mengadaptasi, dan
merasa bahwa perjalanan ke alam mengonstruksi ide-ide dan pendapat.
bebas hanya ajang hiburan dan Menurut Behrendt & Franklin
mencari nilai. (2014)kunjungan lapangan adalah
Kunjungan lapangan menurut perjalanan instruksional,
Amstrong (2002: 48)adalah darmawisata sekolah/ sekolah
mengajak anak ke tempat-tempat di perjalanan, dimana siswa
masyarakat.Dimana kecerdasan yang berinterakasi dan mendapat
dimiliki bisa di hargai dan pengalaman dengan menampilkan
dipraktekkan di masyarakat. berbagai ide/konsep yang
Kunjungan lapangan ini bisa menghubungkan dengan materi yang
mencakup, perjalanan ke kebun di pelajari. Maka dari itu tidak jarang
binatang, laboratorium sains, pabrik jika anak selalu bertanya-tanya
kerajinan, dan kantor psikolog, dengan apa yang ia temukan.
sehingga anak-anak akan Moeslichatoen (2004: 68),
mendapatkan pengalaman langsung. Kunjungan lapangan atau
Menurut yaumi (2012: 109- karyawisata merupakan salah satu
110) Studi lapangan (field trip)atau metode melaksanakan kegiatan
disebut juga berdarmawisata adalah pengajaran di taman kanak-kanak
suatu perjalanan yang dilakukan oleh dengan cara mengamati dunia sesuai
sekelompok orang di luar dari dengan kenyataan yang ada secara
lingkungan normal tempat mereka langsung yang meliputi manusia,
belajar. “Terdapat perbedaan istilah hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
yang diberikan untuk merujuk pada benda-benda lainnya.
field trip, yakni Excurcision Cara lain untuk
(berdarmawisata), school trip menghubungkan anak dengan
(perjalanan sekolah), atau disebut masyarakat adalah melalui
juga school tour (tur sekoah)”.Studi kunjungan lapangan bersama anak-
lapangan ini pada dasarnya mengajak anak. Dengan memperkenalkan
anak merasakan langsung langsung anak ke alam, bahwasanya
271
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

tidak hanya dikelas pembelajaran (planning), tindakan (acting),


bisa dilakukan.Anak-anak perlu pengamatan (observing), dan refleksi
melihat, mendengar, merasakan, (reflecting).
rasa, dan menyentuh dunia mereka Tekhnik pengumpulan data
untuk menghubungkan kata-kata dan dalam penelitian ini adalah
ide-ide untuk lokasi dan orang-orang menggunakan (a) Observasi
dalam komunitas mereka.Jackman Pemantau Tindakan pada anak dan
(2009: 226). guru (b) Wawancara dan (c)
Adapun pengertian Dokumentasi.
kunjungan lapangan berdasarkan Jenis instrumen yang
paparan yang dikemukakan oleh para digunakan adalah menggunakan non
ahli di atas adalah suatu perjalanan tes berupa lembar observasi, yang
sekolah atau studi lapangan yang terdiri dari, lembar observasi
dilakukan oleh guru dan peserta pemantauan tindakan.
didiknya untuk melihat langung Teknik analisis data yang
objek yang akan dikunjungi agar dilakukan dalam penelitian ini adalah
anak-anak merasakan pengalaman melalui dua cara yaitu teknik analisis
nyata. Dari pengalaman ini anak- data kualitatif. Analisis data
anak akan merasakan, melihat dan kualitatif dilakukan terhadap data
mendengar apa yang mereka temui, yang dikumpulkan melalui
baik itu manusia, hewan dan wawancara, catatan lapangan
tumbuhan, sehingga anak akan peneliti, dan refleksi. Analisis data
menghubungkan konsep atau ide kualitatif mengunakan teknik
mereka dengan teori yang talah ada. menurut Miles dan Huberman yang
terdiri dari: data reduction, data
METODE PENELITIAN
display, data conclusing
Metode dalam penelitian ini
drawing/verification Hubermen
adalah metode penelitian tindakan
(1992: 16-20).
yang menggunakan model Kemmis
dan Taggart. Yang terdiri dari empat
komponen, yaitu: perencanaan

272
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

HASIL DAN PEMBAHASAN kecerdasan naturalis anak


berkembang dan meningkat dari tiap
Hasil penelitian dan
siklusnya.
pembahasan menunjukkan bahwa

Pra-Siklus

Tabel 1. Hasil Asesmen Awal Pra-Siklus Kecerdasan Kinestetik Anak

No. Nama Anak Skor Rata-rata % Ket

1. A 101 50.5 46.76 Kurang Aktif

2. K 81 40.5 37.5 Kurang Aktif

3. M 80 40 37.04 Kurang Aktif

4. C 91 45.5 42.13 Kurang Aktif

5. S 74 37 34.26 Kurang Aktif

6. AF 75 37.5 34.72 Kurang Aktif

7. FR 76 38 35.19 Kurang Aktif

8. FH 90 45 41.66 Kurang Aktif

9. SY 77 38.5 35.65 Kurang Aktif


10. SK 63 31.5 29.16 Kurang Aktif

Jumlah 808 40.4 37.41 Kurang Aktif

Dari data kecerdasan berdasarkan tabel diatas, jika


kinestetik anak pra-penelitian disajikan dalam bentuk grafik:

273
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

60
50
40
30
Series1
20
10
0
A K M C S AF FR FH SY SK

Grafik 1. Kecerdasan Naturalis Pada Pra-Siklus

Pada aspek tumbuhan, terlihat dari observasi bahwa


rata-rata pra-siklus anak yaitu untuk merangsang kemampuan
sebesar 37.25%.Kemudian naturalis anak, karena
mengalami peningkatan pada sebelumnya belum pernah
siklus I sebesar 21.48% sehingga diberikan metode kunjungan
rata-rata aspek tumbuhan anak lapangan. sehingga kegiatan
menjadi 58.73%.Selanjutnya untuk meningkatkan kecerdasan
dari siklus I ke siklus II rata-rata naturalis anak masih kurang. (2)
peningkatan aspek tumbuhan Pada saat peneliti melakukan
mencapai 26.02%, sehingga observasi awal, terlihat beberapa
rata-rata aspek tumbuhan anak anak kurang memiliki
mencapai 84.75%. kemampuan memelihara
Berdasarkan hasil grafik lingkungan dan belum mampu
di atas, rata-rata skor yang di menunjukkan kecintaan terhadap
peroleh anak tentang kecerdasan lingkungan. (3) Pada saat
naturalis pada pra-siklus anak melakukan kunjungan lapangan
masih rendah, hal tersebut masih banyak anak yang ribut
diperkuat dengan hasil observasi dan main-main sama teman-
peneliti diantaranya yaitu: temannya sehingga anak
(1)Kurangnya kegiatan yang kurangfokus dalam
merangsang kecerdasan naturalis melaksanakan kunjungan
anak di PAUD Terpadu, ini lapangan.
274
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

Siklus I
Tabel 2. Kecerdasan Naturalis Anak Pada Siklus I
No. Nama Anak Skor Rata- Persentase Ket
rata
1. 516.5 73.78 68.32 Aktif
A
2. 467 66.71 61.77 Cukup Aktif
K
3. 429.5 61.35 56.81 Cukup Aktif
M
4. 506.5 72.35 68.00 Aktif
C
5. 417 59.57 55.16 Cukup Aktif
S
6. 413.5 59.07 54.69 Cukup Aktif
AF
7. 405.5 57.93 53.64 Cukup Aktif
FR
8. 466 66.57 61.64 Cukup Aktif
FH
9. 419.5 59.93 55.49 Cukup Aktif
SY
10. 377 53.86 49.87 Cukup Aktif
SK
Jumlah 44.18 63.11 58.44% Cukup Aktif

Tabel tersebut disebabkan anak belum terbiasa


menggambarkan bahwa rata-rata dalam kegiatan kecerdasan
skor kecerdasan naturalis anak di naturalis dengan menggunakan
PAUD Terpadu pada siklus I metode kunjungan lapangan.
rata-rata berada pada klasifikasi Sehingga menurut teman sejawat
cukup aktif, yaitu dengan skor agar melanjutkan ke siklus II,
rata-rata kelas 63.11 atau dan sebaiknya agar peneliti
58.44% dari 10 anak di PAUD menjelaskan aturan pada saat di
Terpadu.Terlihat hanya dua lapangan, agar dimengerti anak,
orang anak yang memperoleh dan hendaknya guru
skor tertinggi atau dalam memperhatikan anak satu
kategori aktif yaitu Adan C persatu dengan memotivasi anak
dengan skor 73.78 atau 68.32 % agar lebih aktif dan senang
dan 72.12 atau 68.00 %.Halini dalam melakukan kegiatan di

275
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

lapangan dan memberikan antusias, 2) Memotivasi anak


pertanyaan lebih jelas dengan melalui pertanyaan dengan
bahasa yang tidak ambigu. mengaitkan antara tema dan
Berdasarkan hasil kehidupan sehari-hari, 3)
refleksi antara peneliti dan Memberikan pujian kepada anak
kolaborator dikemukakan yang aktif menjawab pertanyaan
beberapa rekomendasi yang dengan benar, 4) Memberikan
sebaiknya dilakukan pada pertanyaan yang mudah
pertemuan selanjutnya, yaitu: 1) dimengerti oleh anak dan tidak
Menjelaskan tahapan kunjungan berbelit.
lapangan dengan jelas dan penuh Siklus II

Tabel 3. Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Anak Pada Siklus II


No. Nama Anak Skor Rata-rata % Keterangan
1. 696 99,43 92.06 Sangat Aktif
A
2. 643.5 91,93 85.12 Sangat Aktif
K
3. 619 88,43 81.88 Sangat Aktif
M
4. 681 97,29 90.08 Sangat Aktif
C
5. 599.5 85,64 79.30 Sangat Aktif
S
6. 595.5 85,07 78.78 Sangat Aktif
AF
7. 573.5 81,93 75.86 Sangat Aktif
FR
8. 643 91,86 85.05 Sangat Aktif
FH
9. 590 84,29 78.04 Sangat Aktif
SY
10. 522 74,57 69.05 Aktif
SK
Jumlah 6163 88.04 81.5 Sangat Aktif

Berdasarkan data pada termasuk dalam klasifikasi


siklus II di atas, terlihat bahwa sangat aktif, sedangkan SK
rata-rata skor yang diperoleh memperoleh rata-rata skor 74.57
anak hampir keseluruhan atau 69.05 %, termasuk dalam

276
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

kategori aktif. Berdasarkan tabel bentuk grafik maka hasilnya


diatas, jika disajikan dalam sebagai berikut:

Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Siklus II


120,00
100,00
80,00
60,00
SIKLUS 2
40,00
20,00
0,00
A K M C S AF FR FH SY SK

Grafik 2. Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Anak pada SiklusII

Data pada siklus II Berdasarkan peningkatan


menunjukkan bahwa rata-rata kecerdasan naturalis anak yang
klasikal kecerdasan naturalis di dapat pada akhir siklus II,
anak sudah mencapai 81.52% peneliti dan kolaborator
dari pra-siklus. Hal ini menyimpulkan bahwa
membuktikan bahwa peningkatan yang dihasilkan dari
peningkatan kecerdasan naturalis pra-siklus sampai siklus II sudah
anak mengalami peningkatan memenuhi standar yang telah
persentase melebihi standar yang disepakati yaitu nilai rata-rata
telah disepakati peneliti bersama klasikal menimal mencapai
kolaborator yaitu nilai rata-rata 81%.Dengan demikian peneliti
klasikal sebesar 81%. dan kolaborator menghentikan
Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini karena
menunjukkan bahwa penelitian peningkatan yang diharapkan
ini sudah berhasil dan hipotesis sudah melebihi standar yang
tindakan diterima. telah ditetapkan. Adapun nilai

277
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

keseluruhan dari pra-siklus dengan tabel di bawah ini:


hingga siklus II, dapat dilihat

Tabel 4. Peningkatan Kecerdasan Naturali Anak Pada Masing-


masing Aspek Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Nama Pra Tindakan Siklus I Siklus II


Responden Rata- % Rata- Rata-
% %
rata rata rata
1. A 50.5 46.76 73.78 68.32 99,43 92.06
2. K 40.5 37.5 66.71 61.77 91,93 85.12
3. M 40 37.04 61.35 56.81 88,43 81.88
4. C 45.5 42.13 72.35 68.00 97,29 90.08
5. S 37 34.26 59.57 55.16 85,64 79.30
6. AF 37.5 34.72 59.07 54.69 85,07 78.78
7. FR 38 35.19 57.93 53.64 81,93 75.86
8. FH 45 41.66 66.57 61.64 91,86 85.05
9. SY 38.5 35.65 59.93 55.49 84,29 78.04
10. SK 31.5 29.16 53.86 49.87 74,57 69.05
Rata-rata Kelas 37.8 40.4 63.11 58.44 88.04 81.52

Berdasarksn tabel di atas, Pada aspek benda-benda


adapun uraian tiap aspeknya mati, rata-rata pra-siklus anak
sebagai berikut: Pada aspek yaitu sebesar 38.47%.Kemudian
hewan, rata-rata pra-siklus anak mengalami peningkatan pada
yaitu sebesar 36.41%. Kemudian siklus I sebesar 19.19% sehingga
mengalami peningkatan pada rata-rata aspek benda-benda mati
siklus I sebesar 58.95% sehingga anak menjadi 57.66%.
rata-rata aspek hewan anak Selanjutnya dari siklus I ke
menjadi 22.54%.Selanjutnya siklus II rata-rata peningkatan
dari siklus I ke siklus II rata-rata aspek benda-benda mati
peningkatan aspek hewan mencapai 21.83%, sehingga
mencapai 20.83%, sehingga rata-rata aspek benda-benda mati
rata-rata aspek hewan anak anak mencapai 79.48%.
mencapai 79.78%.

278
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

Dari berbagai aspek yang terhadap tumbuhan, kemudian


telah dikemukakan bahwa anak- kecintaan anak terhadap hewan,
anak senang dan antusias ketika yaitu dengan cara mendekati
di ajak berkunjung ke tempat- hewan lalu memberinya makan,
tempat yang memberikan seperti yang ditemukan peneliti
mereka ruang gerak, untuk bahwa anak berani mendekati
melakukan eksplorasi hal-hal hewan dan memberinya makan.
baru, tentang apa saja yang Senada dengan Amstrong
mereka temukan dilingkungan. bahwa anak akan senang dan
Hal ini telah menunjukkan lebih berminat dan tertarik untuk
bahwa anak kelas B PAUD mengahayati alam yang berada
Terpadu telah memiliki ciri-ciri dan ditemukan dilingkungan dan
kecerdasan naturalis, yaitu alam sekitarnya. Dalam hal ini
mampu menunjukkan rasa bahwa lingkungan adalah hal
senang terhadap tumbuhan, yang mampu membentuk anak
sikap mereka yang sayang untuk mengenal apa saja yang
terhadap hewan piaraan ada disekitarnya. Sejalan dengan
(membelai, memberi makan- tujuan kunjungan lapangan
minum, mengoleksi binatang bahwa anak dapat
atau gambar atau miniatur), mengasimilasi, mengadaptasi,
kesenangan terhadap alam dan mengonstruksi ide-ide dan
terbuka, seperti pantai, tanah pendapat.Kemudian anak senang
lapang, kebun, sungai, sawah, dan antusias dalam mengajukan
dan dalam alam terbatas dan menjawab pertanyan, hal ini
menghabiskan waktu di dekat dikarenakan tujuan dari
kolam. pembelajaran yaitu guru telah
Berdasarkan ciri di atas menyediakan sejumlah
bila kita kaitkan dengan temuan pertanyaan-pertanyaan yang
penelitian bahwa secara garis menggali potensi berpikir dan
besar anak sudah mulai mengembangkan keterampilan
menunjukkan sikap kecintaan intelektual pada saat anak

279
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

sedang beraktivitas.Kemudian internal dan eksternal


hal ini sesuai dengan tujuan pada diantaranya yaitu faktor bawaan
saat dilapangan yaitu atau keturunan, faktor minat dan
berinterakasi dan mendapat pembawaan yang khas dan
pengalaman dengan faktor lingkungan.
menampilkan berbagai ide/ Berdasarkan persentase
konsep yang menghubungkan skor tertinggi oleh A
dengan materi yang di pelajari. dimungkinkan dipengaruhi oleh
Selanjutnya anak mampu faktor-faktor pendukung tersebut
menggunakan alat pada saat di atas. Berdasarkan faktor
melakukan kegiatan pada aspek minat, A memiliki antusias dan
tumbuhan, hal ini sejalan dengan minat yang tinggi tiap
Roestiyah, (2008: 81) bahwa melaksanakn aktivitas ini
anak-anak harus terampil dalam dikarenakan A dibiasakan sama
menggunakan alat-alat orangtuanya untuk belajar
percobaan. dengan rajin atau membantu
Lebih rinci peneliti orangtuanya jika pulang
merinci bahwa secara kualitatif kerumah, karena kalau dilihat
dari pra-siklus hingga ke siklus dari latar pendidikan orangtua, A
kedua, anak yang memperoleh bukanlah keturunan yang
skor tertinggi di peroleh oleh A, berpendidikan, bila dilihat dari
beberapa anak lainnya juga ada latar belakang pendidikan
yang masuk dalam skor tertinggi orangtuanya dan hanya seorang
yakni C, K, dan FH. Namun, A penjahit yang baru
memiliki skor yang berkecimpung, sedangkan
mendominasi dari seluruh ibunya, ibu rumah tangga, tetapi
teman-temannya. Adapun yang memiliki minat yang cukup
memperoleh skor terendah tinggi dalam melaksanakan
didominasi oleh SK dari pra- suatu hal, hal yang sama juga
siklus hingga siklus kedua.Hal dilakukan oleh A seperti antusias
ini dapat dipengaruhi oleh faktor dalam melaksanakan kegiatan di

280
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

sekolah, selalu aktif dan Mengetahui gaya belajar dan


bertanya bila menemukan suatu belajar dengan gaya belajar yang
hal yang berbeda pada saat sesuai akan lebih memudahkan
melaksanakan kunjungan meningkatkan kecerdasan atau
lapangan. prestasi anak. Bagaimanapun
Pada perolehan anak yang memperoleh skor atau
persentase skor terendah oleh nilai terendah bukanlah hal yang
SK dari pra-siklus hingga siklus baik untuk kita melebeli anak itu
II, dimungkinkan karena bodoh, karena boleh jadi anak
kurangnya motivasi dari yang memperoleh nilai terendah
orangtua, karena bagaimanapun memiliki gaya belajar yang
faktor intern sangat berpengaruh berbeda dengan teman-temannya
bagi anak, seperti A yang atau cenderung dengan gaya
memperoleh nilai tertinggi belajar visual, sehingga metode
dikarenakan semangat dan kunjungan lapangan ini
antusias orangtuanya walaupun dirasakan tidak sesuai dengan
A dan SK mempunyai latar gaya belajarnya, sehingga
pendidikan orangtua yang sebaiknya pemberian tindakan
kurang mendukung tetapi pada metode kunjungan
kasusnya berbeda, SK tidak lapangan juga diimbangi dengan
memiliki minat yang baik kegiatan yang memperhatikan
terhadap kegiatan di sekolah SK gaya belajar anak.
cenderung mengeluh tidak bisa Berdasarkan uraian di
dan menangis, tidak heran setiap atas dapat disimpulkan bahwa
pekerjaannya SK selalu metode kunjungan lapangan
terlambat. dapat meningkatkan kecerdasan
Perbedaan perolehan naturalis anak. Terkhusus dalam
persentase skor yang bervariatif memahami apa saja yang ada di
dapat saja dikarenakan gaya alam, tumbuhan, hewan dan
belajar anak yang berbeda-beda benda-benda mati. Selain itu
dan selalu berubah-ubah. metode kunjungan lapangan juga

281
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

membantu anak dalam melatih dikaitkan dengan tema


kognitif dan emosional anak. pembelajaran yang sedang
Hal tersebut dapat dinyatakan berjalan. Kegiatan penutup
bahwa metode kunjungan bertujuan untuk mereview atau
lapangan tidak hanya mengulas kembali kegiatan yang
meningkatkan kecerdasan telah dilakukan yang dikaitkan
naturalis anak tetapi juga dapat dengan tema maupun aspek-
memberikan pengalaman yang aspek kecerdasan naturalis.
nyata dan menyenangkan dalam Metode kunjungan lapangan
proses pembelajaran. dilakukan dengan mengunjungi
tempat-tempat yang berbeda
SIMPULAN guna menunjang aktivitas dari
Sesuai dengan aspek-aspek kecerdasan
perumusan masalah yang di naturalis, seperti pergi
ajukan dan berdasarkan hasil berkeliling-keliling di
analisis pembahasan, maka lingkungan sekitar, kolam,
kesimpulan penelitian ini adalah: halaman perkantoran dan pantai,
Proses pembelajaran dengan di tunjang media lainnya
melalui metode kunjungan seperti media gambar dan alat
lapangan meliputi tahap yaitu kaca pembesar.
pembukaan atau awal, tahap inti Metode kunjungan
dan tahap akhir atau penutup. lapangan dapat meningkatkan
Kegiatan awal bertujuan untuk kecerdasan naturalis anak
memberikan pengantar atau kelompok B PAUD Terpadu
persepsi awal mengenai kegiatan Bintuhan-Bengkulu, dapat
yang akan dilakukan pada menhadirkan suasana yang
kegiatan inti. Kegiatan inti belajar yang berbeda dari
merupakan serangkaian proses sebelumnya dimana anak-anak
pembelajaran melalui metode mampu mengenal langsung
kunjungan lapangan yang obejek yang akan dikunjungi,
dilakukan anak, yang dapat anak-anak akan melihat dan

282
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti

mengeksplore yang ada sekitar, melalui kunjungan


dilingkungannya, berimajinasi lapangan. (b) Bagi orangtua,
yang berkaitan dengan aspek- diharapkan orangtua anak dapat
aspek kecerdasan naturalis yaitu memberikan stimulasi yang
aspek tumbuhan, hewan dan berkaitan dengan kecerdasan
benda-benda mati. Adapun naturalis di rumah kepada anak
persentase total kenaikan hasil sebagai bentuk keberlanjutan
observasi kecerdasan naturalis program yang diberikan oleh
dari pra-siklus diperoleh 40.4% guru disekolah. Dengan adanya
(Kurang Aktif) pada siklus I kerja sama pihak sekolah dengan
meningkat sebesar 18.04%, orang tua, anak akan
sehingga menjadi 58.44% mendapatkan stimulasi yang
(Cukup Aktif), siklus II sama dan peningkatan
meningkat sebesar 23.06% kecerdasan naturalis anak yang
sehingga menjadi 81.5 (sangat diharapkan dapat tercapai
Aktif). dengan baik. (c) Bagi peneliti
lain, diharapkan lebih
SARAN memperkaya kajian-kajian
Berdasarkan kesimpulan penelitian terkait peningkatan
dan implikasi yang telah kecerdasan naturalis anak
dikemukakan sebelumnya, dengan menggunakan maupun
adapun saran yang bisa peneliti menemukan metode yang tepat
berikan adalah sebagai berikut: dan sesuai dengan usia anak.
(a) Bagi guru diharapkan lebih
banyak memberikan kesempatan DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Thomas. Setiap Anak
kepada anak untuk melakukan
Cerdas: Panduan
aktivitas yang bisa menstimulasi Membantu Anak Belajar
dengan Memanfaatkan
kecerdasan naturalis anak dan
Multiple Intelligencenya,
guru lebih kreatif dalam (alih bahasa: Buntaran, R).
Jakarta: PT Gramedia
mengkombinasikan berbagai
Pustaka Utama, 2002.
kegiatan yang ada dilingkungan

283
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

--------------, -----------. Multiple Kusumah, Wijaya dan Dwigatma,


Intelligences In The Dedi.Mengenal Penelitian
Classroom. Virginia USA: Tindakan Kelas Edisi
Alexandria, 2009. Kedua. Jakarta: Indeks,
Campbell Linda, Campbell Bruce, 2012.
dan Campbell Dee. Metode Gardner, Howard. frames Of Mind.
Praktis Pembelajaran New York: Basic Books,
berbasis Mutiple 1994.
Intelligences. Jakarta: ----------,-----------. Intelligence
Intuisi Press, 2007 Reframed: Multiple
Behrendt, Marc & franklin, Teresa.A Intelligence for 21 th
Review of Research on Century. New York: Basic
School Field Trips and Books, 1999.
Their Value in Education, Musfiroh, Tadkirotun.
Journal.http:// web.b. Pengembangan
ebsco host.com/ ehost/ Kecerdasan Majemuk.
pdfviewer/ pdfviewer? Jakarta: Universitas
sid=424363fc-33cf-4c36- terbuka, 2009.
a7e5- Muhammad dan Wiyani, Novan
09ae8c2024fd%40session Ardy.Psikologi
mgr111&vid=1&hid=116 Pendidikan.(Jogjakarta:
(diakses 4 November Ar-Ruzz Media), 2012.
2014). Roestiyah. Strategi Belajar
Jackman, L Hilda.Early Education Mengajar. Jakarta: Rineka
Curriculum A child Cipta, 2008.
Connection to The World. Siantayani, Yulianti. Persiapan
United States of Amerika: Membaca Bagi Balita.
Delmar, 2009 Sleman Yogyakarta:
Moeslichatoen. Metode Pengajaran. Kritzer publisher, 2011.
Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Yaumi, Muhammad. Pembelajaran
Mattew B dan Milles A Hubermen Berbasis Multiple
(penerjemah Tjaejep Intelligences.Jakarta: Dian
Rohensi Rohidi, Rakyat, 2012.
Pendamping Mulyanto) Yaumi, Muhammad dan Ibrahim
Analisis data Kualitatif, Nurdin.Kecerdasan jamak
Buku Sumber Tentang (multiple Intelligences).
Metode-metode Baru Jakarta: kencana, 2013.
(Jakarta: Universitas Yaumi, Muhammad dan Damopolii,
Indonesia, 1992. Muljiono. Action Research
Mills E. George. Action Research: A Teori, Model, Dan
guide for the Teacher Aplikasi. Jakarta: Kencana,
Researcher. 2nd ed., (New 2014.
Jersey: Prentice Hall, 2003

284

Anda mungkin juga menyukai