Kecerdasan adalah potensi diri untuk memproses informasi yang dari lingkungan
sekitar untuk digunakan dalam mengambil keputusan, menyelesaikan masalah,
dan atau menghasilkan produk yang bernilai.
Menurut Anita E. Woolfolk kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang
diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Edward Lee Thorndike, seorang ahli psikologi pendidikan mengklarifikasi intelegensi (kecerdasan) kedalam
tiga bentuk kemampuan, yakni;
1. Kemampuan abstraksi yakni kemampuan untuk beraktifitas dengan menggunakan gagasan dan simbol-
simbol secara efektif.
2. Kemampuan mekanik, yakni kemampuan untuk beraktifitas menggunakan alat-alat mekanis dan
kemampuan untuk kegiatan yang memerlukan aktivitas indra-gerak.
3. Kemampuan sosial, yakni kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan
cara-cara yang cepat dan efektif.
Menurut Thorndike, ketiga kemampuan tersebut, dapat saling berkolerasi, namun mungkin tidak. Dengan
demikian ada seseorang yang memiliki daya abstraksi bagus, tetapi lemah dalam bersosialisasi, tetapi ada pula
orang yang bagus dalam melakukan abstraksi, mekanik, dan social sekaligus.
Kecerdasan Majemuk
Penerapan seorang ahli pendidikan bernama Howard Gardner berpendapat bahwa tidak ada
manusia yang tidak cerdas. Paradigma ini menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas.
Gardner juga menentang anggapan ‘cerdas’dari sisi IQQ (intellectual qoution), yang hanya
menurutnya hanya mengacu pada tiga jenis kecerdasan, yakni logika-matematik, linguistik
dan spasial.
(armstrong,1993;Larson,2001)
Kecerdasan anak juga didasarkan pada pandangan
pokok teori multiple intelligences
Anak memiliki berbagai cara untuk
(armstrong,1993) sebagai berikut.
menunjukkan kecerdasannya dalam setiap
Setiap anak memiliki kapasitas untuk memiliki
kategori. Anak mungkin tidak terlalu pandai
sembilan kecerdasan.
meloncat tetapi mampu meronce dengan baik
Setiap anak, pada umumnya, dapat
(kecerdasan kinestik), atau tidak suka bercerita,
mengembangkan setiap kecerdasan hingga tingkat
tetapi cepat memahami apabila diajak berbicara
penguasaan yang memadai apabbila ia
(kecerdasan linguistik).
memperoleh cukup dukungan, pengayaan, dan
pengajaran.
Kecerdasan bekerja bersamaan dalam kegiatan
sehari-hari.
2. Kecerdasan logis-matematis.
Kemmpuan menggunalkan angka secara
1. Kecerdasan variabel linguistik
efektif dan penalaran secara baik.
Kecerdasan ini adalah kemampuan berfikir dalam bentuk
Ciri-cirinya; gemar bereksperimen,
kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan
pandai mengkategorikan sesuatu,
dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan
melakukan pengukuran-pengukuran,
mengapresiasi makna.
menganalisa, kuantitatif.
Ciri-cirinya; Peka terhadap bahasa, dapat berbicara
dengan teratur dan sistematis, memiliki penalaran yang
tinggi.
3. Kecerdasan visual-spasial
Kemampuan berfikir secara visual,imajinatif,dan kreatif, khususnya terhadap objek tiga dimensi.
Ciri-cirinya;
Ciri kepribadian yang menonjol dalam diri anak yang memiliki kemampuan visual-spasial adalah anak dapat berfikir dengan
menciptakan sketsa atau gambar.
4. Kecerdasan kinestik
Kemampuan menggunakan badan untuk mengapreasikan gagasan dan perasaan dan menyelesaikan problem.
cir-i-cirinya; bersikap rileks,suka olahraga fisik dan suka menyentuh.
5. Kecerdasan musikal
Simulasi kecerdasan ini berpengaruh besar terhadap aspek kecerdasan lainnya, terutama logis, linguistik dan spasial (khusus dari
musik klasik).
Ciri-cirinya; peka terhadap nada,irama, dan warna suara.
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
DENGAN MENGGUNAKAN KECERDASAN MAJEMUK.
1 2 3
Dengan kecerdasan majemuk, Peran orang tua dan Siswa dapat menunjukkan berbagai
dapat menyediakan masyarakat semakin kemampuan dan kelebihan yang
kesempatan bagi siswa untuk meningkat dalam mendukung dimilikinya. Serta pada saat mengajar
belajar sesuai dengan proses belajar mengajar. untuk memahami siswa akan
kebutuhan, minat dan talent. mendapatkan nilai yang psistif dan
meningkatkan kemapuan untuk
mencari solusi dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya.