Anda di halaman 1dari 20

INTELIGENSI

DAN MULTIPLE
INTELLEGENCE
Kasyifatul Karimah (121070004)
Hidayat Hastian Dwicahya (121070005)
Istilah Inteligensi berasal dari bahasa Inggris ‘Intelligence‘ dan Latin yaitu
‘Intellectus/Intelligentia/Intellegere‘ yang artinya memahami, menghubungkan
atau menyatukan satu sama lainnya.

Spearman dan Wynn menjelaskan bahwa ada konsep lama tentang suatu kekuatan
atau power yang dapat melengkapi akal dan pikiran manusia yang tunggal dengan
pengetahuan sejati. Kekuatan yang disebutkan oleh Spearman dan Wynn disebut
sebagai nous dalam bahasa Yunani dan pengguna dari kekuatan tersebut disebut
dengan nama noeseis. Menurut bahasa Yunani, intelegensi dapat diartikan sebagai
perilaku atau aktivitas yang menjadi wujud dari daya maupun potensi ketika
memahami sesuatu.
Sedangkan David Wechsler mendefinisikan intelegensi
sebagai suatu kemampuan yang digunakan oleh
individu untuk bertindak dengan terarah, berpikir
dengan cara yang rasional serta menghadapi lingkungan
dengan cara efektif. Secara garis besar, Wechsler
menyimpulkan intelegensi sebagai suatu kemampuan
mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh sebab itu, intelegensi tidak bisa diamati dengan
langsung dan harus disimpulkan dengan berbagai
macam tindakan nyata yang menjadi manifestasi dari
sebuah proses berpikir rasional.
Faktor yang Mempengaruhi Inteligensi

·Pembawaan lahir/faktor bawaan


·Kematangan
·Pembentukan
·Minat
·Kebebasan
MULTIPLE
INTELEGENSI
Teori multiple inteligensi atau kecerdasan majemuk
ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner,
seorang psikolog perkembangan dan professor
pendidikan dari Graduate School of Education,
Harvard University, Amerika Serikat. Gardner
mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk
memecahkan persoalan dan menghasilkan produk
dalam suatu setting yang bermacam-macam dan
dalam situasi yang nyata.
Gardner menekankan pada kemampuan
memecahkan persoalan yang nyata, karena
seseorang memiliki kemampuan inteligensi
yang tinggi bila ia dapat menyelesaikan
persoalan hidup yang nyata, bukan hanya
dalam teori. Semakin seseorang terampil dan
mampu menyelesaikan persoalan kehidupan
yang situasinya bermacam-macam dan
kompleks, semakin tinggi inteligensinya.
Menurut Gardner kecerdasan jenis-jenis dalam multiple intelligences terdiri
dari 8:
1.Visual-linguistik
Karakter:
- Suka membaca dan menulis
- Bisa memahami gambar, grafik, dan bagan
- Mudah mengenali pola

2. Linguistik-verbal
Karakter:
·Baik dalam mengingat informasi tertulis dan akurat.
·Baik dalam berdebat atau menyampaikan persuasi.
·Dapat menjelaskan suatu dengan baik.

3. Logika-matematika
Karakter:
·Suka berfikir ide-ide abstrak.
·Suka melakukan eksperimen ilmiah.
·Baik dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
·Memiliki keterampilan problem solving yang sangat baik.
4. Body-kinesthetic
Karakter:
·Baik dalam menari dan olahraga.
·Koordinasi fisik yang sangat baik.
·Suka membuat sesuatu (hand-made).

5. Musical
Karakter:
·Suka bernyanyi dan memainkan alat musik.
·Mengenali pola dan nada dengan mudah.
·Baik dalam mengingat lagu dan melodi.

6.Interpersonal
Karakter:
·Baik dalam melakukan komunikasi verbal.
·Dapat melihat situasi dari berbagai perspektif.
·Baik dalam menyelesaikan konflik dalam kelompok.
7. Intrapersonal
Karakter:
·Suka menganalisis teori-teori.
·Memiliki self-awareness yang sangat baik.
·Baik dalam menganalisis diri sendiri.

8. Naturalistic
Karakter:
·Tertarik dalam subjek seperti botani, biologi,
dan zoologi.
·Suka berkemah, berkebun, mendaki dan
mengeksplorasi.
·Suka mempelajari topik yang berkaitan dengan
alam.
PERAN
INTELIGENSI DAN
MULTIPLE
INTELLEGENCE
DALAM
PEMBELAJARAN
Inteligensi dalam Pembelajaran

Salah satu cara yang digunakan dalam mengetahui tingkat intelegensi


seseorang adalah dengan cara melakukan tes. Di mana tes tersebut
menerjemahkan hasil-hasil dari tes intelegensi menjadi angka yang menjadi
acuan atau sebagai suatu petunjuk mengenai tingkat tinggi atau rendahnya
kecerdasan seorang siswa. Intelegensi sebagai salah satu faktor dan juga aspek
kognitif seseorang berperan penting pada tingkat prestasi seseorang. Terdapat
beberapa manfaat adanya tes intelegensi dalam dunia pendidikan secara umum,
antara lain: Membantu memprediksi keberhasilan dan prestasi belajar siswa,
membantu mendiagnosa kesukaran belajar,
dan membantu memilih jurusan yang tepat di Perguruan Tinggi.
Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

Problematika pendidikan sekolah di Indonesia mengalami


masa-masa penuh dilema. Pendidik hingga saat ini masih
menerapkan pendekatan akademik penuh hafalan. Praktik yang
sesuai dengan kebutuhan/perkembangan anak belum
seluruhnya diterapkan. Keberhasilan belajar anak diukur dari
kepatuhan, kemampuan kognitif dan sosial anak. Anak-anak
dengan kecerdasan kinestetik, intrapersonal, dan naturalis
dianggap sebagai anak-anak yang bermasalah.
Pendidikan yang berbasis multiple intelligences, berpeluang memberikan
pengalaman hidup yang menyenangkan bagi anak dan memantik kecerdasan
mereka. Padahal, sebagaimana dikatakan oleh Howard Gardner, perkembangan
kecerdasan ditentukan oleh crystallizing experience dan paralyzing experience.
Hal ini menunjukkan pentingnya pengalaman baik yang mengesankan bagi
anak, dan betapa berbahayanya pengalaman buruk yang menyakitkan anak.
Dengan kata lain, anak-anak yang dididik dengan konsep multiple intelligences
akan mendapatkan perlakuan yang adil, memperoleh dukungan yang sangat
mungkin menjadi crystallizing experience. Mereka akan memperoleh
kesempatan berkembang sehingga setiap indikator dari kecerdasan berkembang
optimal, dan muncul dalam bentuk keterampilan yang menakjubkan.
Penerapan Kecerdasan Jamak dalam pembelajaran
Orientasi Kurikulum

1. Kecerdasan jamak berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu
dalam berbagai konteks.
2. Kecerdasan jamak menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui peserta didik untuk menjadi
standart kompentensi.
3. Kecerdasan jamak merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang
dilakukan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran
4. Kehandalan kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan
luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
5. Penyusunan standart kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya didasarkan pada
kecerdasan jamak yang ditetapkan secara proporsional, tidak melulu hanya apsek kognitif atau
spritual belaka tetapi seimbang dan tepat sasaran.
Penerapan Kecerdasan Jamak dalam pembelajaran
Pengembangan Metodologi Pembelajaran

1. Metode bercerita, adalah salah satu bentuk untuk mengembangkan intelligence lingusitic,
2. Problem solving: Siswa diajak untuk memikirkan bersama, mendiskusikan bersama, dan
memecahkan masalah secara bersama-sama. Metode ini dapat mengasah kecerdasan
interpersonal
3. Reflective thinking/critical thinking, Siswa diajak untuk membuat catatan refleksi atau
tanggapan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan bisa diplih sendiri oleh siswa. Cara ini dapat
mengembangkan kecerdasan bodily kenisthetic, juga interpersonal intelligence
4. Group dynamic, siswa dibimbing untuk kerja kelompok secara kontinyu dalam mengerjakan
suatu proyek tertentu. Metode ini dapat diterapkan untuk mengembangkan kecerdasan logical
mathematical, dan kecerdasan interpersonal
5. Community bulding, Cara ini dapat dikembangkan untuk membangun kecerdasan
intrapersonal.
Penerapan Kecerdasan Jamak dalam pembelajaran
Pengembangan Metodologi Pembelajaran

6. Responsibility building, Cara ini juga dapat dikembangkan untuk membangun kecerdasan
intapersonal.

7. Picnic, cara yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan spatial, dan kecerdasan musical.

8.Camping study, siswa di ajak melakukan kegiatan kamping dalam rangka belajar. Kegiatan ini
juga tidak harus jauh, bisa di halaman sekolah. Seperti hal di atas, ini dapat diterapkan guru untuk
membangun kecerdasan spatial, juga intrapersonal.

9. Kerja individu atau kelompok

10Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental,


Penerapan Kecerdasan Jamak dalam pembelajaran
Pengembangan Evaluasi Hasil Pembelajaran

1. Evaluasi dikembangkan dengan prinsip untuk memberikan informasi kemajuan belajar siswa
dalam berbagai bidang intelligensi (kecerdasan jamak).

2. Bentuk evaluasi harus dikembangkan dengan berbagai macam yang dapat mengakomodir
kecerdasan yang sangat kompleks, baik itu kecerdasan dalam lingusiti, logical mathematical,
interpersonal dan lain sebagainya. bentuk tes soal ujian harus diiringi dengan tugas, jadi nilai
praktek dan nilai sehari hari sangat besar perannya dalam penentuan keberhasilan belajar

3. Proses penilaian benar benar berbasis kelas dan berangkat dari potensi apa yang dimiliki anak,
kemudian kecerdasan apa yang tepat untuk dikembangkan pada dirinya
Sesi Tanya Jawab
Pertanyaan
Selesai

Anda mungkin juga menyukai