Abstract
Psychologist is a scientific discipline that studies human behavior and mental
processes in humans, and studies the mental state of organisms and the external
environment of individuals. Each individual has its own specialty, which
distinguishes one individual from another. Physically it is very clear the
difference is there are fat, exchange rate, handsome, beautiful, less attractive and
so on. Mental symptoms that occur can be seen from human behavior, everyone
also has psychological problems which have an impact on his behavior. One of
the factors that distinguishes humans from other living things is intelligence.
Intelligence is the ability to learn from experience and adapt to, shape, and
choose environments. Intelligence is often associated with adaptive behavior in
which a person uses experience to handle certain situations. intelligence with
talent, creativity and achievement. Experts also differ in seeing the components
contained in intelligence. This is evident in the theories they put forward. Some
experts have proposed their theory of intelligence. Intelligence is measured using
intelligence tests and is scaled using a measure known as IQ.
PENDAHULUAN
Inteligensi merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan, banyak
hal diberbagai bidang dalam kehidupan disangkut pautkan dengan inteligensi.
Inteligensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri manusia, yang
mempengaruhi kemampuan seorang diberbagai bidang. Salah satu hal yang
penting dalam inteligensi adalah dalam dunia Pendidikan dan pengajaran, masalah
inteligensi merupakan salah satu masalah pokok. Peranan inteligensi dalam proses
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sehingga dipandang menentukan
hal berhasil atau tidaknya seorang dalam belajar.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inteligensi
Inteligensi dari kata latin intelligere yang berarti mengorganisasikan,
menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain (toorganize, to
relate, to bind together). Pengertian inteligensi sendiri memberikan
berbagai macam arti bagi para ahli. Inteligensi atau kecerdasan menurut
para ahli ada beberapa, sebagai berikut:
1) Menurut Dusek, didefinisikan melalui dua jalan yaitu secara
kuantitatif adalah proses belajar untuk memecahkan masalah yang
dapat diukur dengan tes inteligensi, dan secar kualitatif suatu cara
berpikir dalam membentuk konstrak bagaimana menghubungkan
dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan dengan
dirinya.
2) Menurut Howard Gardner, kecerdasan merupakan kemampuan
untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi
budaya tertentu.
3) Menurut Terman, inteligensi sebagai ability yang berkaitan dengan
hal-hal yang konkrit dan ability yang berkaitan dengan hal-hal
yang abstrak. Individu yang inteligen apabila dapat berpikir secara
abstrak secara baik berarti bahwa individu kurang mampu berpikit
abstrak
4) Menurut Anita E Woolfolk, mengemukakan bahwa menurut teori-
teori lama, inteligensi itu meliputi tiga pengertian, yaitu (1)
kemampuan untuk belajar, (2) keseluruhan pengetahuan yang
diperoleh, dan (3) kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil
dengan situasi atau lingkungan pada umumnya.
5) Menurut Vernon, mengklasifikasikan pengertian inteligensi
berdasarkan pendekatan yang dipakai para ahli menjadi 3 kategori,
yaitu:
- Yang memakai pendekatan Biologis. Pengertian dari kategori
ini memberi tekanan pada kemampuan adaptasi manusia
terhadap lingkungan ataupun situasi kehidupan yang baru.
- Yang memakai pendekatan Psikologis. Pengertian ini kategori
ini pada dasarnya berpandangan bahwa inteligensi dipengaruhi
oleh factor hereditas dan lingkungan.
- Yang memakai pendekatan Operasional. Pengertian dalam
kategori ini sulit dirumuskan, tetapi untuk menentukan
inteligensi (IQ) perlu dilakukan tes kemudian performan orang
dalam tes tersebut diamati, dan akhirnya dibuat perhitungan-
perhitungan dan keputusan tertentu.1
B. Jenis-jenis Inteligensi
C. Macam-macam Inteligensi
Ada beberapa macam intelegensi, antara lain :
Inteligensi keterampilan verbal
Yaitu kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan makna. Contohnya:
seorang anak harus berpikir secara logis dan abstrak untuk
menjawab sejumlah pertanyaan tentang bagaimana beberapa hal
bisa menjadi mirip. Contoh pertanyaannya “Apa persamaan Singan
dan Harimau”?. Cenderung arah profesinya menjadi: (penulis,
jurnalis, pembicara).
Inteligensi keterampilan matematis
Yaitu kemampuan untuk menjalankan operasi matematis. Peserta
didik dengan kecerdasan logical mathematical yang tinggi
memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi.
Mereka sering bertanya tentang berbagai fenomena yang
dilihatnya. Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap
pertanyaan. Selain itu mereka juga suka mengklasifikasikan benda
dan senang berhitung. Cenderung profesinya menjadi: (ilmuwan,
insinyur, akuntan).
Inteligensi kemampuan ruang
Yaitu kemampuan untuk berpikir secara tiga dimensi. Cenderung
berpikir secara visual. Mereka kaya dengan khayalan internal
(Internal imagery) sehingga cenderung imaginaif dan kreatif.
Contohnya seorang anak harus menyusun serangkaian balok dan
mewarnai agar sama dengan rancangan yang ditunjukan penguji.
Koordinasi visual-motorik, organisasi persepsi, dan kemampuan
untuk memvisualisasi dinilai secara terpisah. Cenderung menjadi
profesi arsitek, seniman, pelaut.
Inteligensi kemampuan musical
3
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Yaitu kepekaan terhadap pola tangga nada, lagu, ritme, dan
mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentransformasikan kata-kata
menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka
pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka
pandai menggunakan kosa kata musical, dan peka terhadap ritme,
ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi music.
Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh
Yaitu kemampuan untuk memanipulasi objek dan mahir sebagai
tenaga fisik. Senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki
control pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan
dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-
ototnya. Cenderung berprofesi menjadi ahli bedah, seniman yang
ahli, penari.
Inteligensi Keterampilan intrapersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dengan efektif
mengarahkan hidup seseorang. Memiliki kepekaan perasaan dalam
situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan
mampu mengendalikan diri dalam konflik. Ia juga mengetahui apa
yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam
lingkungan social. Mereka mengetahui kepada siapa harus
meminta bantuan saat memerlukan. Cenderung berprofesi menjadi
teolog, psikolog.
Inteligensi keterampilan interpersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami dan secara efektif berinteraksi
dengan orang lain. Pintar menjalin hubungan social, serta mampu
mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi.
Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan
harapan orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang lain.
Inteligensi keterampilan naturalis
Yaitu kemampuan untuk mengamati pola di alam serta memahami
system buatan manusia dan alam. Menonjol ketertarikan yang
sangat besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang, diusia
yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang
berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan, dan
hujan, asal-usul binatang, peumbuhan tanaman, dan tata surya.
Inteligensi emosional
Yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan emosi
secara akurat dan adaftif (seperti memahami persfektif orang lain).4
D. Faktor yang mempengaruhi Inteligensi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat
intelegensi yang berbeda. Perbedaan intelegensi itu, dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
a. Pengaruh faktor bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang
berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ
mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ) orang yang kembar ( + 0,90 ) yang
tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan
orang tua angkatnya ( + 0,10 – +0,20 ).
b. Pengaruh faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi.
Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi
dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini
merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain
guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti
pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya
pada masa-masa peka). Ada beberapa lingkungan yang berpengaruh
terhadap intelegensi, antara lain :
· Lingkungan keluarga.
· Pengalaman pendidikan.
c. Stabilitas inteIigensi dan IQ
4
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum
tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes
intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari
intelegensi). Stabilitas intelegensi tergantung perkembangan organik
otak.
d. Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
(berkaitan erat dengaan umur).
e. Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan
pembentukan sengaja (seperti disekolah) dan pembentukan tidak
sengaja (pengaruh alam sekitar).
f. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya
untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
g. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode
yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia
mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih
masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan
intelegensi atau tidaknya seseorang, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada
salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan
pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.5
5
Fauziah Nasution, Psikologi Umum, Fakultas Tarbiyah: IAIN SU, 2011.
PENUTUP
Dalam pembahasan Inelegensi memang harus benar-benar dipahami secara
teliti biar kita semua bisa tau apa Intelegensi itu sendiri. Yang lebih penting lagi
yang harus dipahami secara detail dalam pembagian kecerdasan/tingkat
kecerdasan, dengan memahami tingkat kecerdasan itu kita bisa tahu bahwa dalam
diri kita ini ada kecerdasan yang tidak pernah kita sadari meski dalam sekolah-
sekolah kita tidak pernah mendapatkan rangking, orang selalu menganggap bahwa
orang yang cerdas adalah orang yang dapat rangking kelas dan yang bisa jawab
soal ujian, namun orang yang mampu dalam menghias, main musik tidak
dianggap kecerdasan. Dari itu, sangat perlulah kita memahami intelegensi dan
tingkat intelegensi biar tidak ada kesalah pahaman dalam mengartikan intelegensi
itu sendiri.
Intelegensi juga mempunyai hubungan dan perbedaan dengan bakat
maupun kreativitas, tapi yang perlu kita ketahui, bakat dan kreativitas adalah hasil
yang didapat dari intelegensi itu sendiri.
SARAN
Dari hasil jurnal kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi kita semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari
Allah, dan yang buruk datangnya dari diri saya. Penyusun sedar bahwa makalah
kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi
kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan
karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Sri Haryati, “Pengembangan Intelegensi Majemuk dalam Proses Pembelajaran”
dalam jurnal Pengembangan Humaniora, Vol. 14, No 2 Agustus 2020.
Purwati. “Intelegensi dan Kreativitas”. Makalah dalam Seminar Kopri SubUnit
Kopertis Wilayah VI di UTM-UMM.
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama.
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
1991.
Fauziah Nasution, Psikologi Umum, Fakultas Tarbiyah: IAIN SU, 2011