BAB V, VI IX
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PSIKOLOGI
DOSEN PENGAMPU: Drs. ABD. Khalik Woretma, M.pd.
SEMESTER : II (DUA)
PROGRAM STUDI :PGSD
JENJANG : STRATA SATU
BAB V
INTELIJENSI
1. Apakah Intelijensi Itu?
Intelijensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.
William Stern berpendapat bahwa intelijensi Sebagian besar tergantung dengan dasar
dan turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak berpengaruh kepada intelijensi
seseorang.
William stern juga mengemukakan Batasan sebagai berikut: Intelijensi ialah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan mengunakan
alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya. Juga Prof. Waterink seorang
Mahaguru di Amsterdam, menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum dapat
dibuktikan bahwa intelijensi dapat diperbaiki atau dilatih.
Dari Batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa;
a) Intelijensi ialah factor total seperti: ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat
dan sebagainya.
b) Kita hanya mampu mengetahui intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatannya
yang tampak.
c) Bagi suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak
lahir saja yang penting. Faktor-faktor lingkungan dan Pendidikan pun
memegang peranan.
d) Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan
baru, dapat memikirkan dan mengunakan cara-cara untuk mewujudkan dan
mecapai tujuan itu.
2. Percobaan-percobaan kohler tentang intelijensi
Hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan kohler kita dapat menarik beberapa
kesimpulan yaitu:
Pada kera, telah terdapat permulaan “alat”. Hanya bedanya dengan manusia,
alat itu tidak di sempurnakan, tidak disimpan dan tidak pula kera itu mencari
alat itu.
Manusia dapat “menemukan” alat. Bagi manusia tiap-tiap benda diubah-ubah
fungsinya sesuai dengan kebutuhan atau maksudnya.
Dapatkah beberapa hewan menanggapi sesuatu? Beberapa eksperimen antara
lain dengan simpanse membuktikan bahwa beberapa jenis hewan dapat
menangkap sesuatu.
Antara intelijensi manusia dan Binatang terdapat perbedaan yang besar.
3. Apakah ciri-ciri perbuatan intelijensi?
a. Masalah yang di hadapi Banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi
yang bersangkutan.
b. Perbuatan intelijen sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
c. Masalah yang di hadapi, harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang
bersangkutan.
d. Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat.
e. Dalam berbuat intelijen seringkali mengunakan daya mengabstraksi
f. Perbuatan intelijen bercirikan kecepatan.
g. Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang
menganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi.
4. Faktor-faktor Apakah Yang Memepengaruhi Intelijensi Seseorang?
a. Pembawaan: Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak
lahir.
b. Kematangan: Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.
c. Pembentukan: Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seorang yang
mempengaruhi perkembangan intelijensi. Dapat dobedakan pembentukan sengaja
(seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja(pengaruh
alam sekitar).
d. Minat dan pembawaan yang khas: Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan
dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
e. Kebebasan: Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan maslah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan
memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan
kebutuhannya.Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya
menjadi syarat dalam perbuatan intelijensi.
5. Tes Intelijensi
BAB IX
KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
1. Sikap,Sifat,Temperamen dan Watak
Para ahli psikologi pada umunya berpendapat bahwa yang di maksut dengan
Kepribadian/personality itu bkan hanya mengenai tngkah laku yang dapat diAmati saja,tetapi
juga termasuk di dalamnya apakah sebenarnya individu itu. Jadi selain tingkah laku yang
tampak,ingi di ketahui pula motfnya,minatnya, Sikapnya,dan sebagainya yang mendasari
pernyataan tingkah laku tersebut.
a) Sikap
Di dalam pergaulan sehari-sehari”sikap” sering kali di gunakan dalam arti
Yang salah atau kurang tempat.sikap, atau yang dalam bahasa inggris attitude adalah suatu
cara bereaksi trhadap suatu perangsang. Suatu kecendurungan untuk bereaksi dengan cara
tertentu trhadap suatu perangsang atau situasi yang di hadapi. Bagaimana reaksi seseorang ka
ia terkena sesuatu ransangan baik mengenai org ,benda-benda,ataupun situasi-situasi yang
mengenai dirinyaSebgai contoh dapat di perhatikan kalmat-kalimat berikut.pak Amin
bersikap acuh-tak acuh terhadap persoalan yang menyangkut keluaganya.
Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu perngsang. Ini disebabkan
oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti adanya
perbedaandalambakat,minat,pengalaman,pengetahuan,intensitas perasaan,dan juga situasi
lingkungan.
b) Sifat
Kata sifat (trais) dalam istilah pskologi berarti ciri-ciri tngkh laku yang tetap
(hampir tetap) pada seseorang .
Alport seorang ahli psikologi yang sangat terkenal dalam uraiannya tentang
Kepribadian personality,mengemukakan pendapat tentang sifat
a) Temperamen
Temperamen adalah kombinasi sifat-sifat yang diwarisi dari orang tua kepada anak. Tidak
ada seorangpun yang tahu di mana letak temperamen, tetapi tampaknya ia ada di suatu tempat
dalam pikiran atau pusat emosi (sering dirujuk sebagai hati). Dari sana, bersama-sama dengan
ciri-ciri manusia lainnya, dihasilkan penampakan dasar. Sebagaian besar dari kita lebih
menyadari ekspresinya dari pada fungsinnya..
b) Watak
Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi perilaku, watak sendiri adalah bawaan
dari lahir. Watak sendiri bisa didik dan ubah, watak dan kepribadian adalah sama dari segi
pengertian tapi dipandang beda jika kita hendak menilai seseorang, jika akan dinilai dari norma
maka yang dipakai adalah watak namun jika ingin menggambarkan keadaan seseorang maka
lihatlah kepribadian sehari harinya.
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng atau
kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya
untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. yang biasa digunakan para
pemain sandiwara di Zaman Romawi. Bagi bangsa Roma, “persona” berarti bagaimana
seseorang tampak pada orang lain. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana
individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya
definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang
dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah
tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang
bersifat evaluatif (menilai).
b. aspek pengetahuan
Aspek kepribadian yang terakhir adalah pengetahuan. Pengetahuan mengacu pada kumpulan
wawasan yang dimiliki oleh seorang individu, wawasan biasanya didapatkan melalui sekolah
formal dan pengalaman pribadi individu tersebut. Individu dengan wawasan yang luas
cenderung memiliki pemikiran yang terbuka dan akan membentuk kepribadian yang khas.
c. Nilai-nilai values
Berarti nilai (dalam bahasa Indonesia), value secara umum adalah sebuah nilai atau penilaian
dari sesuatu apa pun itu berdasarkan konteks atau penggunaannya.
d. faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Syamsul Kifli dalam bukunya yang berjudul Gambaran Hasil Belajar Fisika
Berdasarkan Kepribadian mengungkapkan bahwa kepribadian adalah karakteristik seseorang
yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku.
Kepribadian adalah salah satu faktor khas dan unik yang mendasari perilaku seseorang.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik adalah perilaku itu khas sehingga menjadi pembeda
antara individu satu dengan individu lain
1. Faktor Biologis
Perawakan fisik, daya tarik wajah, jenis kelamin, temperamen, komposisi otot dan refleks,
tingkat energi, dan otak juga menjadi faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang.
Fakta bahwa keperawakan seseorang seperti tinggi atau pendek, gemuk atau kurus, hitam
atau putih akan mempengaruhi efek seorang individu pada individu lain, dan akan
mempengaruhi konsep diri.
2. Faktor Budaya
Budaya juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang.
Tempat di mana kita dibesarkan, kondisi awal, norma-norma yang berlaku dalam keluarga,
teman dan kelompok sosial dan pengalaman akan berdampak pada kita.
4. Faktor Sosial
Sosialisasi melibatkan proses di mana seseorang memperoleh berbagai potensi perilaku
yang pada akhirnya diserap. Sosialisasi dimulai dengan kontak awal antara seorang ibu dan
bayinya yang baru lahir.
c) Adat dan Tradisi
Adat adalah penggunaan atau praktik umum untuk banyak atau tempat tertentu atau
sekelompok orang. Ini adalah cara yang lazim diterima untuk berperilaku atau melakukan
sesuatu dalam masyarakat, tempat, atau waktu tertentu. Setiap budaya, masyarakat dan agama
memiliki adat istiadat mereka. Misalnya, di beberapa negara membungkuk adalah cara
menunjukkan rasa hormat dan bersyukur.Sama seperti tradisi, kebiasaan dapat dimulai dalam
keluarga; suatu sikap, perilaku, atau tindakan tertentu menjadi kebiasaan ketika ia terus
dipraktekkan. Ketika adat dilakukan selama bertahun-tahun dan diwariskan ke generasi yang
lebih muda, itu menjadi tradisi. Tradisi adalah cara berperilaku, berpikir atau melakukan
sesuatu yang telah diikuti oleh orang-orang di komunitas tertentu, masyarakat, keluarga, dll.
Untuk waktu yang lama. Tradisi bisa menjadi ide, keyakinan yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi lain. Itu bisa sama dengan agama, budaya atau bahkan keluarga tertentu.
Misalnya, anggota keluarga tertentu dapat mengadakan pesta pada hari tertentu dalam
setahun. Jika praktik ini diikuti selama bertahun-tahun oleh beberapa generasi, ini dapat
berubah menjadi tradisi keluarga.
BAB VI
MOTIVASI
1. Apakah Motivasi itu?
Yang dimaksud motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan oleh Sartain dalam
bukunya psychology understanding of human behavior: motif adalah suatu pernyataan
yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan
ke suatu tujuan atau perangsang.
Sartain juga mengunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yang sama. Ia
mengatakan pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan
yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap
suatu tujuan atau perangsang.
Pengertian motif juga tidak dapat dipisahkan daripada kebutuhan (need). Seseorang
atau suatu organisme yang berbuat/melakukan sesuatu, sedikit-banyaknya ada
kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya. Dalam
pelajaran tentang motivasi, kadang-kadang kata "kebutuhan" itu diberi arti yang
khusus. Sartain menggunakan istilah "kebutuh an" (need) itu hanyalah sebagai suatu
istilah yang berarti suatu dung yang berkeliaran mencari mangsanya, berarti bahwa
kekurangan tertentu di dalam sesuatu organisme. Contoh: Seekor binatang itu lapar:
ada kekurangan (makanan) di dalam tubuhnya.
2. Klasifikasi motif motif
a) Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut:
Physiological drive.
Physiological drive ialah dorongan yang bersifat
fisiologis/jasmaniah,seperti lapar,haus,dsb.
Social motives.
Social motives ialah dorongan yang ada hubungannya dengan manusia
yang lain dalam masyarakat seperti; dorongan estetis, dorongan
etika,dsb.
b) Woodworth mengadakan klasifikasi motif-motif sebagai berikut:
Unlearned motives
Motif motif yang timbul di sebabkan oleh kekurangan/kebutuhan
dalam tubuh. Seperti; lapar, haus, sakit,dsb. Yang semunya meminta
untuk dipenuhi, atau menjauhkan diri dari padanya
Dengan melalui Latihan dan kehidupan sehai-hari, unlearned motives pada
seseorang makin berkembang dan mengalami perubahan-peubahan seperti
berikut:
Tujuan-tujuan dan motif-motif menjadi lebih kompleks.
Motif-motif itu makin berkombinasi menjadi motif yang lebih
kompleks
Tujuan perantara dapat berubah menjadi tujuan sebenarnya
Motif motif itu dapat timbul karna adanya perangsang perangsang baru
(perangsang buatan).
Sehubungan dengan hal ini maka Woodworth kemudian membahi motif-motif
tersebut menjadi 3 golongan;
1) Kebutuhn-kebutuhan organis: yakni motif yang berhubungan dengan
kebutuhn bagian dari tubuh.
2) Motif yang timbul sekonyong-konyong: motif yang muncul jika situasi
menuntut timbulnya Tindakan kegiatan yang cepat dan kuat.
3) Motif obyektif: motif yang diarahkan ke suatu objek atau tujuan
tertentu di sekitar kita.
c) Motif-motif itu dapat pula dibedakan sebagai berikut:
Motif intrinsik
Contoh; amat tekun belajar psikologi karena ia tertarik dan ingin sekali
menguasai pelajaran tersebut.
Motif ekstrinsik
Contoh: seorang anak belajar bukan karena didorong oleh keinginan untuk
benar benar mengetahui apa yang di pelajarinya,melainkan supaya lulus
ujian.
3. Bagaimana hubungan motif-motif dengan minat (interest)
The will to live seringkali dikatakan motif pokok dari semua mahluk, bagi manusia
tidak semata-mata merupakan keinginan untuk tetap hidup, tetapi merupakan juga
keinginan untuk hidup dalam hubungannya yang aktif dengan lingkungannya.
Motif-motif objektif memiliki kecenderungan untuk menyelidiki dan mempergunakan
lingkungan. Motif menyelidiki ialah tampak jelas pada hewan dan manusia.
Dalam kenyataan sehari-hari motif mempergunakan lingkungan dan motif
menyelidiki itu menjadi satu. Dari eksplorasi dan manipulasi yang dilakukan manusia
itu lama-lama timbullah minat terhadap sesuatu.
4. Pertentangan antara motif-motif
Seringkali terjadi interaksi antara motif-motif satu sama lain, kadang kadang suatu
motif mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu,sedangkan motif yang lain
menolaknya.
Sartai membedakan 3 macam konflik antara motif
Approach—avoidance conflict
Merupakan pertetntangan yang saling berlawanan maksud dan tujuannya.
Approach—approach conflict
Pertetntangan/konflik ini dapat dibagi menjadi 2;
I. Convergent approach-approach conflict.
Konflik ini dapat terjadi bila dua motif yang bertentangan saling
mendorong seseorang kepada obyek tujuan yang sama.
II. Divergent approach-approach conflict.
Konflik ini dapat terjadi dengan adanya 2 motif dan 2 tujuan yang
bersaingan satu sama lain dalam satu saat yang sama.
Avoidance—avoidance conflict
Dalam konflik ini terdapat dua obyek yang tujuan kedua-duanya tidak
diinginkan, tetapi salah satu diantaranya harus dipilih.
5. Motif-motif yang disadari dan tidak disadari
Freud menunjukan bahwa kompleks-kompleks terdesak, yang ada dalam
ketidaksadaran manusia merupakan motif-motif tidak sadar, yang dapat menimbulkan
keliru perbuatan,keliru tulis, keliru bicara, dan impian-impian.motif-motif tidak sadar
yang timbul dari kompleks-kompleks terdesak itu, dapat merupakan dorongan-
dorongan fisiologis ataupun motif-motif sosial.
Adler dan kunkel menyatakan bahwa di dalam tingkah-laku atau perbuatan-perbuatan
manusia dapat dibedakan adanta dua tujuan, yaitu “tujuan semu” dan “tujuan
sebenarnya”.
6. Apakah fungsi/gunanya motif-motif itu?
Guna/fungsi dari motif-motif itu ialah
a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak.
b. Motif itu menentukan arah perbuatan.
c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita
7. Motif dan motivasi
Motif menunjukan sesuatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut mau betindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi
adalah “pendorongan”. Suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu
mengerakkan, mengarahkan, dan menopang.
Sejalan dengan apa yang diuraikan di atas, hoy dan miskel dalam buku educational
administration (1982:137) mengemukakan bahwa “motivasi dapat didefinisikan
sebagai kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan,
pernyataan-pernyataan ketegangan, atau mekanisme lainnya yang memulai dan
menjaga kegiatan yang diinginkan kea rah pencapaian tujuan-tujuan personal.”
8. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motuvasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemaunnya untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.Bagi seorang
menajer,tujuan motivasi ialah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha
meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang
dipimpinnya.Bagi seorang guru,tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya sehingga tercapai tujuan Pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan
ditetapkan didalam kurikulum sekolah.
9. Teori motivasi
a. Teori hedonisme
Hedonism adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang
bersifat duniawi, menurut pandangan hedonism, manusia pada hakikatnya adalah
mahluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan.
Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau mengandung resiko berat,
dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
b. Teori naluri
Manusia memiliki 3 dorongan nafsu pokok yang di dalam hal ini juga disebut
naluri yaitu:
Mempertahankan diri
Mengembangkan diri
Mengembangkan atau mempertahankan jenis.