BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kecerdasan atau intelejensi seseorang dibawa dari pertama kali ia dilahirkan. Akan tetapi
perkembangan kecerdasan atau intelegensi itu didapatkan seseorang seiring perkembangannya
dalam kehidupan. Kecerdasan terbagi-bagi menjadi tiga bagian, yaitu kecerdasan intelektual atau
IQ, kecerdasan spiritual atau SQ, dan kecerdasan emosional atau EQ. ketiga bentuk kecerdasan
ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Agar terjadi keseimbangan maka
ketiganya harus diasah dengan baik melalui suatu proses pembelajaran dan pengalamanpengalaman tersendiri.
Menurut Piaget perkembangan intelegensi atau kecerdasan anak itu terbagi menjadi empat tahap,
yaitu tahap sensori motorik antara umur 0-2 tahun, tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap
operasional konkret (7-12 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun-seterusnya). Tahapantahapan ini pasti dilalui oleh anak dalam perkembangannya dari lahir sampai ia dewasa. Menurut
piaget apabila satu tahap saja tidak dilalui oleh seorang anak, maka itu akan berakibat pada
kecerdasan anak itu sendiri.
Intelegensi sangat penting bagi kehidupan seseorang, karena tanpa intelegensi tersebut,
seseorang tidak akan mampu untuk membedakan sesuatu, baik itu hal yang nyata ataupun hal
yang tidak nyata. Jika kita membicarakan intelegensi maka tidak terlepas dari proses
pembelajaran. Karena intelejensi itu berkembang dan didapatkan melalui proses pembelajaran.
Jika intelegensi itu tidak diasah maka intelegensi itu tidak akan berkembang dan tidak akan ada
perubahan. Daya pikir seseorang yang telah mendapat didikan dari sekolah (pembelajaran),
menunjukkan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah.
Intelegensi atau kecerdasan tidak hanya terpaut pada kecerdasan individual, tetapi ada pula
kecerdasan majemuk. Melalui teori kecerdasan majemuk akan menghindari adanya penghakiman
terhadap manusia dari sudut pandang intelejensi. Pendidikan atau pembelajaran kecerdasan
ganda berorientasi pada pengembangan potensi anak bukan berorientasi pada idealisme guru atau
orang tua.
Dengan paparan di atas maka kami akan mencoba untuk membahas tentang kecerdasan majemuk
atau multiple intelligences. Agar kecerdasan majemuk itu dapat dikembangkan dengan baik
dalam proses pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.
1.3.2
1.3.3
1.3.4
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi yang
bersangkutan. Umpamanya ada soal: Mengapa api jika ditutup dengan sehelai karung
bisa padam? Ditanyakan kepada anak yang baru bersekolah dapat menjawab dengan
betul maka jawaban itu intelegensi. Tetapi jika pertanyaan itu dijawab oleh anak yang
baru saja mendapat pelajaran Ilmu Alam tentang api, hal itu tidak dapat dikatakan
intelegensi.
Perbuatan intelejen sifatnya serasi tujuan dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan yang
hendak diselesaikannya., dicari jalan yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Saudara
kehilangan pulpen di suatu lapangan. Bagaimana cara mencarinya? Bagaimana menebang
pohon-pohon di rimba raya, agar dalam waktu singkat dapat merobohkan banyak pohon?
Cara mengambil kelapa di Lampung dengan memakai galah yang panjang, sedangkan di
daerah Jawa pada umumnya dengan memanjat batangnya satu-satu. Mengapa?
Masalah yang dihadapi, harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang
bersangkutan. Ada suatu masalah yang bagi orang dewasa mudah
memecahkan/menjawabnya, hampir tiada berpikir , sedang bagi anak-anak harus
dijawabnya dengan otak, tetapi dapat. Jawaban anak itu intelejen.
Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat. Apa yang harus anda
perbuat jika anda lapar? Kalau jawabannya: saya harus mencuri makanan. Tentu saja
jawaban itu tidak intelejen.
Pembentukan; Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelejensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di
sekolah-sekolah)dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
Minat dan pembawaan yang khas; Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
Kebebasan; Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahakan masalah-masalah
Semua faktor tersebut di atas bersangkut paut satu sama lain. Untuk menentukan intelejen atau
tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah sati factor tersebut di
atas. Intelejensi adalah factor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan
intelejensi seseorang.
Kecerdasan selain dapat berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain
Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Artinya dalam
memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja
bersama-sama, kompak dan terpadu.
Merupakan kecakapan berpikir melelui kata- kata, menggunakan bahasauntuk menyatakan dan
memmaknai arti yang kompleks.
Contoh: Para Penulis, Ahli Bahasa, Sastrawan, Jurnalis, Orator.
2)
3)
Merupakan kecakapan untuk melakukan gerakan dan ketrampilan , kecakapan fisik seperti olah
raga.
Contoh: Penari, Olahragawan, Pengrajin Profesional,
5)
Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitive
terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada.
Contoh: Komponis, Dirigen, Musisi, Kritikus penyanyi, Kritikus musik, Pembuat instrument
musik,
6)
Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain dengan tepat, watak,
tempramen, motivasi dan kecenderungan terhadap orang lain
Contoh: Guru, Konselor, Aktor,Politikus
7)
Kecerdasan Naturalis
9)
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual banyak dimiliki oleh para rohaniawan. Kecerdasan ini berkaitan dengan
bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhannya. Kecerdasan ini dapat dikembangkan pada
setiap orang melalui pendidikan agama, kontemplasi kepercayaan, dan refleksi teologis.
10) Kecerdasan Eksistensial ( exsistensialist intelligence)
Kecerdasan eksistensial
banyak dijumpai pada para filsuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar
keberadaan dirinya di dunia ini dan apa tujuan hidupnya. Melalui kontemplasi dan refleksi diri
kecerdasan ini dapat berkembang.
Pada dasarnya semua orang memiliki semua macam kecerdasan di atas, namun tentu saja tidak
semuanya berkembang atau dikembangkan pada tingkatan yang sama, sehingga tidak dapat
digunakan secara efektif. Pada umumnya satu kecerdasan lebih menonjol/ kuat dari pada yang
lain. Tetapi tidak berarti bahwa hal itu permanen/ tetap. Di dalam diri manusia tersedia
kemampuan untuk mengaktifkan semua kecerdasan tersebut. Teori Garnerd ini memang masih
memerlukan penelitian lebih lanjut khususnya tentang strategi pengukuran untuk masing-masing
jenis kecerdasan, serta apakah macam-macam kecerdasan yang ada adalah sejumlah yang telah
diuraiakan di atas atau masih bisa bertambah lagi.
Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara member latihan dan memperkuat kemampuan
membangunkan kecerdasan.
Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan
di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.
Di dalam bukunya yang berjudul Seven ways of knowing: Teaching for multiple intelligences
Lazear secara lengkap menjelaskan cara pengelolaan masing-masing kecerdasan dengan urutan
seperti pada strategi dasar di atas, lengkap dengan tujuan dan proses, teori dan penjelasan bagian
otak yang berkaitan dengan kerja kecerdasan masing-masing.
Mengembangkan Kecerdasan Ganda dalam Kegiatan Pembelajaran
Kecerdasan ganda sebenarnya merupakan teori yang bersifat filosofis. Hal ini tampak pada
sikapnya terhadap belajar dan pandangannya terhadapa pendidikan atau pembelajaran.
Pendidikan/pembelajaran ditinjau dari sudut pandang kecerdasan ganda lebih mengarah kepada
hakekat dari pendidikan itu sendiri, yaitu yang secara langsung berhubungan dengan eksistensi,
kebenaran , dan pengetahuan. Gambarannya tentang pendidikan diwarnai oleh semangat Dewey
yang mendasarkan diri pada pendidikan yang bersifat progresif.
Kategori-kategori yang banyak digunakan orang selama ini adalah kategori music, pengamatan
ruang, dan body-kinestetik (Amstrong, 1994). Adalah hal yang baru ketika Garnerd memasukkan
kategori-kategori itu semua ke dalam pengertian kecerdasan dan bukannya talenta atau bakat.
Garnerd menyadari bahwa banyak orang telah terbiasa mengatakan atau mendengarkan
ungkapan seperti Ia tidak begitu cerdas, tetapi ia memiliki bakat music yang sangat hebat.
Sebagaimana orang-orang mengatakan bahwa sesuatu adalah bakat, oleh Garnerd bakat-bakat
atau kategoro-kategori tersebut dikatakan sebagai kecerdasan.
Untuk memberi dasar terhadap teori yang dikemukakannya, Gardner merancang dasar-dasar
tes tertentu, dimana setiap kecerdasan harus dipertimbangkan sebagai inteligensi yang terlatih
dan memiliki banyak pengalaman, yang tidak disebut sebagai talenta atau bakat. Hal-hal penting
yang perlu diperhatikan dalam teori kecerdasan ganda, yaitu:
v Setiap orang memiliki semua kecerdasan-kecerdasan itu
v Banyak orang dapat mengembangkan masing-masing kecerdasannya sampai ke tingkat
optimal
v Kecerdasan biasanya bekerja bersama-sama dengan cara yang unik
v Ada banyak cara untuk menjadi cerdas
Para pakar terdahulu mengatakan bahwa pikiran dipertimbangkan sebagai sesuatu yang ada pada
jantung, hati dan batu ginjal. Pakar berikutnya beranggapan bahwa kecerdasan atau inteligensi
terdiri dari beberapa factor. Teori kecerdasan ganda merupakan model kognitif yang menjelaskan
bagaimana individu-individu menggunakan kecerdasannya untuk memecakan masalah dan
bagaimana hasilnya. Tidak seperti model-model lain yang berorientasi proses, pendekatan
Gardner lebih berorientasi pada bagaimana pikiran manusia mengoprasi atau mengolah,
menggunakan, menguasai lingkungan.
Pengalaman-pengalaman menyenangkan ketika belajar akan menjadi activator bagi
perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan berikutnya. Sedangkan pengalamanpengalaman yang menakutkan, memalukan, menyebabkan marah, dan pengalaman emosi
negative lainnya akan menghambat perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan
berikutnya.
Apabila ingin mengetahui arah kecerdasan siswa di kelas, dapat diketahui melalui indicatorindikator tertentu. Misalnya, apa yang dikerjakan siswa ketika mereka mempunyai waktu luang.
Setiap guru dapat menggunakan catatan-catatan kecil praktis yang dapat digunakan untuk
memantau kecenderungan perkembangan kecerdasan siswa di kelas. Guru juga dapat menyusun
checklist yang berisi tentang kecerdasan-kecerdasan tersebut. Cheklist dapat digunakan untuk
memantau kecerdasan siswa. Selain checklist ada cara lain yang dapat digunakan yaitu
mengumpulkan dokumen berupa photo, rekaman-rekaman lain yang berhubungan dengan
aktifitas siswa, dan catatan-catatan di sekolah yang berhubungan dengan peringkat nilai semua
mata pelajaran.
Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda antara lain,
dengan menyediakan hari-hari karir, studi tour,biografi, pembelajaran terprogram, kegiatankegiatan eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku yang bertujuan untuk
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa kecerdasan majemuk adalah suatu
kemampuan ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Adapun manfaat dari kecerdasan majemuk dalam proses pembelajaran yaitu sebagai masukan
berupa teori, metode dan praktek tentang pembelajaran itu sendiri
3.2. Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu agar teori tentang kecerdasan majemuk itu dapat digunakan
dalam proses pembelajaran, tanpa membedakan antara kecerdasan siswa yang satu dengan yang
lain. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA