KECERDASAN MAJEMUK
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kecerdasan majemuk, mahasiswa mampu:
1. menjelaskan pengertian kecerdasan majemuk;
2. menjelaskan prinsip-prinsip kecerdasan majemuk;
3. menjelaskan kecerdasan majemuk dan kesulitan belajar;
4. mengembangkan
keterampilan
aplikasi
kecerdasan
majemuk
pada
pembelajaran
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan Majemuk
Banyak orang yang bergerak dalam program pembelajaran bahasa asing di
sekolah berpikir kembali ke cara belajar bahasa lisan native anak-anak waktu kecil
sebelum sekolah. Tanpa bantuan buku grammer atau instruktur bahasa terlatih,
tanpa sangsi tidak naik kelas, semua anak yang normal akan memperoleh bahasa
lisan di sekitar mereka. Mengapa? Demikianpun anak yang mulai masuk sekolah
tetapi tumbuh pada lingkungan yang bebas dapat menguasai sejumlah bahasa;
mereka tahu dari bahasa lisan. Hal ini merupakan hal sangat dipikirkan pada saatsaat ini dimana ahli bahasa tidak mampu untuk mendeskripsikan grammer dari
setiap bahasa dalam cara yang benar-benar memuaskan. Orang dapat menekankan
pentingnya bahasa dalam semua kehidupan manusia, barangkali disini dalam
kaitannya dengan solusi terhadap pertanyaan mengapa semua anak berhasil
menguasai bahasa dalam beberapa tahun setelah kelahirannya.
Pada awal tahun kehidupan semua orang menguasai sejumlah kompetensi
secara mudah. Mereka begitu mahir menyanyikan lagu, mengayuh sepeda,
86
melakukan gerak tarian, dan sejumlah keterampilan lainnya. Kita dihadapkan pada
teka-teki lainnya. Anak-anak usia muda cepat menguasai sistem simbol seperti
bahasa dan bentuk seni seperti musik, anak yang sama mengembangkan teori yang
kompleks mengenai teori berpikir, namun seringkali mengalami kesulitan besar
ketika masuk ke sekolah. Bahasa percakapan dan pemahaman bukan merupakan
masalah, tetapi setelah masuk pada bahasa membaca dan menulis semuanya
merupakan tantangan; permainan angka merupakan hal yang menyenangkan, tetapi
operasi-operasi matematika hal yang sulit. Barangkali memang belajar natural,
universal, dan intuitif yang dipergunakan di rumah dan di sekitarnya pada tahuntahun pertama hidup merupakan hal yang berbeda dari belajar d sekolah.
Terkait dengan persoalan di atas, tampaknya krisis pendidikan merujuk pada
kesulitan siswa menguasai agenda sekolah. Penjelasan berikutnya tentang contohcontoh di berbagai mata pelajaran, antara lain pada fisika, matematika yang sering
mengalami miskonsepsi; sedangkan pada pelajaran IPS dan humanistik anak-anak
sering mengalami masalah dalam bentuk stereotype. Persoalan-persoalan di sekolah
seringkali muncul karena pendidik tidak faham mengenai potensi anak saat itu.
Terjadi jarak antara setiap karakter anak, misalnya secara intuitif anak memahami
sesuatu, namun sulit menguasai pelajaran di sekolah. Dimana di sekolah sering
disebut problem belajar atau hambatan belajar. Hal lainnya terjadi misalnya siswa
tidak mampu mentransfer pengetahuan mereka ke dalam seting baru dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, Gardner mencoba menjawab mengapa seringkali terjadi
persoalan-persoalan dalam pendidikan anak di sekolah. Keyakinan Gardner
terhadap kemampuan
bagaimana agar kesenjangan belajar anak menjadi teratasi. Bagaimana agar anak
belajar dengan hasil diperolehnya pemahaman yang mendalam dimana mereka
mampu mengaplikasikan apa yang dipahami dalam kehidupan sehari-hari.
87
88
89
Tabel 5.1
Aspek-Aspek Kecerdasan Menurut Gardner
KECERDASAN
1. Linguistic
2. Logical Mathematical
3. Musical
4. Spatial
5. Bodily Kinesthetic
6. Interpersonal
7.Intrapersonal
8. Naturalis
KEMAMPUAN INTI
Kepekaan terhadap suara, ritme, makna
kata-kata, dan keragaman fungsi bahasa.
Kepekaan
dan
kemampuan
untuk
mengamati pola-pola logis dan numerik
(bilangan) serta kemampuan untuk berpikir
rasional/logis.
Kemampuan untuk menghasilkan dan
mengapresiasikan ritme.
Nada (warna
nada), dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
Kemampuan mempersepsi dunia ruang
visual secara akurat dan melakukan
transformasi persepsi tersebut.
Kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan
menangani objek secara terampil.
Kemampuan
untuk
mengamati
dan
merespon suasana hati, temperamen, dan
motivasi orang lain.
Kemampuan untuk memahami perasaan,
kekuatan dan kelemahan serta intelegensi
sendiri.
Kemampuan
menggolongkan
benda,
tumbuhan
1) Kecerdasan verbal-linguistik
Kecerdasan verbal linguistik mungkin merupakan kecerdasan yang paling
universal di antara ketujuh kecerdasan majemuk.
Kecerdasan verbal-linguistik
adalah kemampuan berfikir dalam bentuk kata-kata secara efektif baik secara lisan
maupun
tulisan
dan
menggunakan
bahasa
untuk
mengekspresikan
dan
90
sintaksis bahasa. Pemikir yang amat verbal pun merupakan ahli tata bahasa yang
terunggul ia terus-menerus mencari kesalahan lisan atau tulisan yang kadang terjadi
dalam kehidupannya sendiri atau dalam kehidupan orang lain. Janius linguistik juga
memperlihatkan pula kepekaan terhadap bahasa melalui semantik (pemahaman
mendalam tentang makna). Mungkin komponen kecerdasan linguistik yang paling
penting adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis
(pragmatika). Para pakar berikut kecerdasan yang dimiliki Herbert W. Amstrong
(untuk menarik pengikut baru), Joan Rivers (untuk menghibur), Isaac Asimov
(untuk mengajar), Winston Churchill (untuk membangkitkan inspirasi), atau
Clarence Darrow (untuk meyakinkan).
Karakteristik:
Senang mendengarkan cerita; senang bercerita; bermain peran; permainan kata,
seperti tebak kata (teka teki); peka terhadap suara dan arti kata-kata; mampu dan
gemar baca-tulis; kaya perbendaharaan kata; dan menyelesaikan tugas verbal lebih
cepat.
Tanda-tanda kesulitan:
Sulit dalam ekspresi verbal; sulit dalam menangkap informasi verbal; sulit dalam
percakapan; tidak tanggapi pemikiran dengan lengkap (kehilangan kata-kata &
ekspresi); tidak efisien menggunakan kalimat perintah; menanggapi dengan
pertanyaan yang tidak biasa diajukan; lebih suka tugas yang tidak mengandalkan
pendengaran; tidak dapat membedakan ide pokok saat bicara; sulit membedakan
bunyi kata yang mirip; tidak dapat cerita ulang atas cerita yang baru didengar; sulit
identifikasi & menghasilkan ritme pada kata-kata; mengabaikan awalan & akhiran
91
tertentu; tidak dapat mengulang serangkaian kata atau angka yang disebut secara
verbal.
Upaya menstimulasi:
Ajak anak berbicara; bacakan cerita; main huruf dan angka; latih rangkaian cerita;
diskusi; bermain peran; perdengarkan lagu anak-anak.
Ungkapan Verbal
Bacalah setiap butir berikut, dan mulailah mendengarkan telinga pikiran Anda
berdasarkan suara percakapan yang diminta:
Suara batin Anda sendiri ketika melukiskan apa yang ingin Anda kerjakan
selama seharian
92
Dengarkan rekaman ahli pidato, penyair, pendongeng, dan pembicara lain yang
sudah terkenal (bisa didapat di perpustakaan).
Buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada
dalam pikiran Anda setiap harinya sebanyak 250 kata.
Perhatikan berbagai gaya verbal (dialek, bahasa gaul, intonasi, kosa kata, dan
sebagainya) dari berbagai orang yang Anda jumpai setiap hari.
Sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.
Sewa, pinjam, atau belilah kaset sastrawan besar dan dengarkan sewaktu Anda
pergi atau pulang kerja, atau dalam waktu lain.
93
Lingkari kata asing yang Anda jumpai selama Anda membaca dan carilah
artinya di dalam kamus.
Belilah thesaurus, kamus sanjak, buku asal-usul kata, dan pedoman gaya
penulisan, kemudian gunakan buku itu secara teratur ketika Anda menulis.
2) Kecerdasan logis-matematis
Kemampuan menggunakan angka secara efektif dan penalaran secara baik.
Kecerdasan logis-matematis mencakup: perhitungan matematis; berfikir logis;
pemecahan masalah; pertimbangan deduktif dan induktif; ketajaman akan pola-pola
dan hubungan.
Karakteristik:
Gemar bereksperimen; pandai mengkategorikan sesuatu; melakukan pengukuranpengukuran; menganalisa; kuantifikasi; menuntut bukti konkrit dan empiris;
memberikan penjelasan logis (terkait linguistik); dapat mengkonstruksikan solusi
sebelum diartikulasikan;
Tanda-tanda kesulitan:
Sulit menguasai konsep yang bersifat kuantitatif dan hubungan sebab-akibat; sulit
menangkap simbol dan konsep abstrak; kurang terampil memecahkan masalah
secara logis; sulit memahami pola-pola dan hubungan; tidak mampu mengajukan
dan menguji hipotesis; tidak tertarik pada bahan informasi angka dan grafik; kurang
tertarik pada operasi kompleks yang melibatkan angka dan komputer; tidak tertarik
pada bidang-bidang yang akrab dengan operasi angka dan pengembangan wawasan
baru.
Upaya menstimulasi:
94
Siapkan kalkulator untuk menghitung soal matematika yang Anda hadapi dalam
hidup sehari-hari.
Belilah peralatan kimia atau perangkat sains lainnya dan lakukan beberapa
percobaan.
Adakan diskusi keluarga tentang konsep matematika atau sains di dalam berita.
Ambil kursus tentang sains atau matematika dasar diperguruan tinggi setempat
atau belilah buku yang harus dipelajari secara mandiri.
Bacalah bagian bisnis di surat kabar dan carilah konsep ekonomi atau keuangan
yang belum Anda kenal.
95
Lingkari konser sains atau ungkapan matematika yang belum Anda kenal dalam
bacaan yang sedang Anda geluti dan carilah penjelasannya di dalam buku atau
dari orang yang mengetahuinya.
Buatlah rekaman suara Anda yang sedang berbicara keras-keras tentang cara
memecahkan soal matematika yang sulit.
Identifikasikan prinsip ilmiah yang ada di sekitar rumah dan pemukiman Anda.
Kunjungilah laboratorium sains atau tempat lain di mana konsep sains dan/atau
matematika digunakan.
Gunakan balok, butir kacang, atau benda konkret lain dalam mempelajari
konsep matematika yang masih baru.
Buatlah kelompok pendukung orang yang takut matematika bagi mereka yang
merasa cemas bila dipaksa berurusan dengan angka.
3) Kecerdasan visual-spasial
Kemampuan berpikir secara visual, imajinatif dan kreatif, khususnya
terhadap objek tiga dimensi.
96
97
Anda dapat membandingkan pemikiran visual Anda dengan melihat peta kota, peta
dunia, denah rumah, buku anatomi, buku Visual Thingking yang memuat sketsa
tentang demokrasi, dan/atau buku seperti The Way Things Work yang
menerangkan bagian dalam mesin. Bagaimana sketsa yang Anda gambar
melambangkan pengetahuan Anda tentang dunia? Apakah sketsa tersebut memberi
gambaran tentang cara kerja pikiran Anda? Mintalah teman yang lain untuk
melakukan latihan ini dan bandingkan sketsanya.
Karakteristik:
Peka dan cermat dalam mengamati suatu objek; mampu berpikir dalam gambar;
menemukan
pemecahan
masalah
tanpa
menuliskan
sesuatu;
mudah
98
Mainkan puzzle, kubus Rubik, rumah sesat, atau teka-teki visual lainnya.
Belilah program peranti lunak untuk desain grafis dan ciptakan rancangan
lukisan dan gambar dengan komputer.
Pelajari fotografi dan gunakan kamera untuk merekam kesan visual Anda.
Gunakan model tiga dimensi dari ide yang Anda miliki untuk penemuan atau
proyek lain.
Belilah kamus visual dan pelajari cara kerja mesin sederhana dan benda-benda
lain.
Jelajahi ruang sekitar dengan menutup kedua mata Anda dan membiarkan
seorang teman menuntun Anda melalui rumah atau halaman.
Berlatihlah mencari bentukan gambar dan lukisan pada awan, retakan dinding,
atau gejala alam lain maupun gejala buatan manusia.
99
Kunjungi seorang insinyur mesin, arsitek, seniman, atau desainer untuk melihat
bagaimana ia menggunakan kemampuan spasialnya dalam bekerja.
Pelajarilah peta negara dan kota Anda, denah rumah, dan sistem perlambangan
visual yang lain.
Buatlah struktur benda dengan logo, D-stix, hesafleksagon, balok mainan, atau
bahan mainan tiga dimensi untuk membentuk bangunan.
Sewa, pinjam, atau belilah videotape how to dalam bidang khusus yang Anda
minati.
Gunakan lukisan, foto, dan diagram dalam surat, proyek, dan presentasi.
4) Kecerdasan kinestetik
Kemampuan menggunakan badan untuk mengekspresikan gagasan dan
perasaan dan menyelesaikan problem (Amstrong, 1994; Gardner, 1993; Lazear,
1991). Kemampuan untuk menggerakkan objek dan mengembangkan keterampilan
motorik yang halus. Kecerdasan ini mencakup: keseimbangan; kelenturan;
kegesitan; ketangkasan; kontrol; keanggunan; dan ketahanan dalam gerak tubuh.
Karakteristik:
Kecenderungan bertubuh atletis; menguasai banyak keterampilan fisik; memiliki
keterampilan motorik halus dan kasar yang baik; merasakan dan mampu melakukan
bagaimana seharusnya tubuh membentuk; menggunakan tubuh untuk ekspresikan
100
ide & perasaan; terampil menghasilkan dan memindahkan sesuatu dengan tangan &
gerak kinestetik lain.
Kecenderungan lain
Senang bergerak; sulit diminta duduk diam; senang menyentuh sesuatu; koordinasi
gerak tubuh yang baik; tangkas dan cepat; senang dengan kerajinan tangan;
merespon dengan baik komunikasi nonverbal; memecahkan masalah dengan
tubuhnya.
Upaya menstimulasi:
Menari; bermain peran; senam otak; melatih gesture fisik; derama, pantomim;
latihan fisik dan berbagai bentuk olahraga.
Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Bergabunglah dengan regu olahraga yang berkaitan dengan pekerjaan atau regu
olahraga di lingkungan perumahan (sofbol, basket, sepakbola, atau olahraga
beregu lainnya).
Belajarlah berenang, main ski, golf, tenis, atau senam yang kesemuanya
merupakan olahraga perorangan.
Berlatihlah secara teratur dan catatlah ide yang muncul selama berolahraga.
Ikuti pelajaran menari (tarian modern, dansa, balet, atau yang lain) atau
luangkan waktu untuk melibatkan diri dalam kegiatan kreatif bebas kreasi Anda
sendiri.
101
Lakukan hobi yang mudah dilakukan di sekitar rumah anda seperti berkebun,
memasak, atau membuat maket.
Kenakan penutup mata dan mintalah seorang teman untuk membimbing Anda
untuk menjelajahi alam sekitar dengan kedua tangan.
Latihlah regu basket anak-anak atau kelompok lain atau olahraga perorangan
tertentu.
Susunlah sebuah program latihan beban dan/atau program aerobik untuk Anda
sendiri di bawah pengawasan dokter atau klub kesehatan.
Balajarlah pada seorang ahli terapi yang menguasai disiplin ilmu psikofisik
seperti teknik Rolfing, teknik Alexander, bioenergetika,atau Firldenkrais.
Pelajari cara memijat orang lain atau diri sendiri dengan menggunakan
akupresur, do-in (pijat leher), atau sistem pijat lainnya.
Jangan lewatkan bayangan kinestetik yang muncul dalam mimpi dan lamunan
di siang hari.
102
5) Kecerdasan musik
Kemampuan memahami dan menyusun pola titi nada, irama, dan melodi.
Tingkat sensitivitas dan kemampuan mengenali, mengikuti, dan menghasilkan
berbagai pola titi nada. Stimulasi kecerdasan ini berpengaruh besar terhadap aspek
kecerdasan lainnya, terutama logis, linguistik dan spasial (khusus dari musik
klasik).
Karakteristik:
Mudah mengenali dan mengingat nada-nada; cakap mentransformasikan kata-kata
menjadi lagu; pintar melantunkan beat lagu dengan bagus; suka menggunakan kosa
kata musikal; peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara pada sebuah
potongan komposisi musik.
Kecenderungan lain
Suka menyanyi dan memutar lagu-lagu; suka melakukan gerak berirama; suka
melakukan kegiatan diiringi musik; menggambar dengan musik; suka memanipulasi
komposisi musik; mencoba-coba membuat alat musik.
Upaya menstimulasi:
Menyanyikan atau memutarkan lagu-lagu; latihan mengenal ritme; belajar
bersenandung; melakukan gerak berirama; latihan lagu dan aksi
(operet);
103
Luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya
musik yang tidak Anda kenal (jazz, country western, klasik, musik tradisional,
musik internasional, atau jenis musik lain).
Belilah alat musik perkusi di sebuah toko mainan, dan mainkan alat itu menurut
irama musik yang sedang diputar.
Ikutilah kursus apresiasi musik atau teori musik di perguruan tinggi setempat.
Jadilah relawan untuk bernyanyi di rumah jompo, rumah sakit, atau tempat
penitipan anak.
Biasakan untuk belajar, bekerja, atau makan, dengan diiringi musik, pada waktu
yang biasanya tenang.
Dengarkan melodi atau ritme yang secara alami muncul seperti langkah kaki,
kicau burung, dan bunyi mesin cuci.
104
Buatlah daftar semua musik yang Anda dengar dalam perjalanan, mulai dari
Muzak di supermarket hingga musik radio dan televisi.
Lakukan semua komunikasi dangan keluarga atau teman selama satu dua jam
dengan bernyanyi.
Pelajarilah program pelatihan musik khusus, seperti sister Suzuki, kodaly, OrffSchulwerk, dan Dalcroze.
6) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain secara efektif.
Karakteristik:
Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain; pandai menjalin hubungan sosial;
mampu mengetahui dan menggunakan berbagai cara saat berinteraksi; mampu
merasakan perasaan, pikiran dan tingkah laku serta harapan orang lain; mampu
bekerjasama dengan orang lain; pandai mempengaruhi orang lain; mau menerima
dan memanfaatkan balikan orang lain.
Kecenderungan lain
Biasanya lebih menonjol dan terpilih menjadi pemimpin kelompok; menikmati
suasana kebersamaan; tertarik pada perbedaan budaya dan kegiatan sosial; gemar
humor saat berkomunikasi.
Upaya menstimulasi:
105
Tersenyumlah
106
Belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman,
kenalan, kerabat, dan orang lain, dan tetaplah menjalin hubungan dengan
mereka
Kuasai seni perilaku sosial yang wajar dengan membaca buku tentang sopan
santun
107
Luangkan waktu 15 menit setiap hari selama satu atau dua minggu untuk
mengamati cara orang lain berinteraksi di tempat umum
7) Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat
tentang diri sendiri dan menggunakannya dalam mengarahkan kehidupan sendiri.
Karakteristik:
Memiliki kepekaan perasaan dan situasi yang tengah berlangsung; memahami diri
dan memiliki citra diri yang positif; mampu berinstrospeksi; mampu mengendalikan
diri dalam situasi konflik; mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dalam lingkungan sosial; tahu kepada siapa harus minta bantuan saat memerlukan.
108
Ciri-ciri lain
Umumnya memiliki etika yang baik; terkadang tampak pemalu dan pendiam di
lingkungan sosial; mampu menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan dan
pemikirannya secara tepat; mampu mengungkapkan diri dengan baik; memiliki
motivasi untuk mencapai yang diinginkan; kerap penasaran akan makna hidup,
relevansi dan tujuan sesuatu; sering membuat catatan dan gambar mengenai
perasaannya; mencari dan berusaha memahami pengalaman batinnya; memiliki
tanggung jawab kemanusiaan; kadang lebih suka bekerja sendiri (bukan berarti
antisosial); merasa bebas untuk berkreasi.
Upaya menstimulasi
Mengembangkan program 4A atau P3K dalam pembimbingan (attention/perhatian;
acceptance/penerimaan;
appreciation/penghargaan;
affection/kasih
sayang);
menciptaan citra diri yang positif; pengembangan suasana lingkungan belajar yang
mendukung; penuangan isi hati dalam buku harian; mengajak berbincang tentang
kelebihan, kelemahan, dan minat anak; mendorong anak untuk menggambar diri
menurut sudut pandangnya; mengajak membayangkan diri di masa depan;
berimajinasi akan satu tokoh dalam suatu cerita; memberi kesempatan anak ajukan
pertanyaan; membuat puisi dan lagu; menulis surat pada kawan, nenek, dll.
Cara-Cara Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal
Belajarlah bermeditasi
109
Kembangkan hobi antau minat yang membuat Anda berbeda dari orang
banyak
Ikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan kelemahan
khusus Anda dalam berbagai bidang
Buatlah buku atau catatan harian untuk merekam gagasan, perasaan, saran,
dan kenangan Anda
Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri Anda sekurangnya satu kali sehari
Sediakan cermin untuk mengamati ekspresi Anda dalam keadaan batin atau
pikiran yang berbeda-beda
110
Luangkan waktu dengan orang yang mempunyai kepercayaan diri yang kuat
dan wajar
8) Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan
tanaman, batu-batuan,
111
pengetahuan tentang alam, seperti: pengenalan jenis, penjelasan asal mula makhluk,
mengantisipasi bahaya alam; rancangan bahan belajar mengenai kehidupan alam;
pemberian kesempatan mengeksplorasi isi alam.
Di samping kedelapan inteligensi di atas, masih terdapat dua kandidat
inteligensi yaitu inteligensi eksistensial dan inteligensi spiritual. Namun, Gardner
belum begitu yakin bahwa keduanya merupakan inteligensi, sebab masih belum
ditemukan bukti-bukti kuat bahwa keduanya memenuhi syarat-syarat sebagai
inteligensi.
Cara-cara Untuk Mengembangkan kecerdasan Naturalis, sebagaimana yang
disarankan oleh Amstrong (1999)
Kenali benda alam yang ada di halaman belakang rumah Anda (seperti :
serangga, burung, tanaman, dan sebagainya).
Selidiki situs internet yang berkaitan dengan dunia alam (gunakan mesin
pencari seperti Yahoo!, Lycos, atau Alta Vista, dan carilah kata ekologi, alam,
botani, burung, dan sebagainya).
Lihatlah daftar acara televisi minggu ini dan catatlah tayangan yang berkaitan
dengan segi alam yang ingin Anda pelajari lebih lanjut (misalnya gunung
berapi, simpanse, angin puting beliung).
Libatkanlah diri Anda dalam kehidupan politik atau sosial yang berhubungan
dengan pelestarian alam (Anda dapat menyurati anggota DPR untuk
menyelamatkan hutan di wilayah Anda, bergabunglah dengan Sierra Club atau
LSM lingkungan hidup, mulailah sebuah petisi untuk menyelamatkan pohon
bersejarah yang akan ditebang di kampung Anda).
112
Carilah suatu tempat di perkampungan Anda di mana dunia alami dijaga dan
dipelajari (misalnya di museum alam, kebun binatang taman), dan pergilah
kesana secara teratur untuk menghadiri ceramah dan mempelajari pamerannya.
Jadikan kegiatan berkebun sebagai hobi, atau kalau Anda sudah berkebun,
selidikilah sejumlah segi baru yang berhubungan dengannya (misalnya seni
membentuk pohon, membuat tanaman bonsai).
Bacalah biografi atau otobiografi ahli alam terkenal (misalnya E.O. Wilson yang
menulis otobiografi berjudul Naturalists, atau Jane Goodall dengan bukunya
My Life with the Chimpanzee, atau biografi George Washington Carver
karangan Linda McMurray).
Buatlah daftar segala binatang (termasuk jenis burung) yang hidup di wilayah
Anda.
Belilah teropong binokuler dan kaca pembesar, dan pergilah keluar sekali
seminggu ke wilayah alam bebas; di permukiman Anda (misalnya pekarangan
kosong, taman) untuk menjelajahi dunia alam tersebut.
113
antara satu kecerdasan dengan kecerdasan yang lain dalam kehidupan individu.
4. Ada berbagai macam cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori kecerdasan
Tidak ada satu standar karakteristik yang harus digunakan sebagai kriteria
untuk menentukan kecerdasan dalam satu bidang tertentu. Bisa saja seseorang
tidak bisa membaca, namun sangat cerdas dari segi kemampuan kebahasaan
karena ia mampu menceritakan suatu kisah yang menakjubkan atau karena ia
memiliki kosa kata yang sangat banyak.
C. Kecerdasan Majemuk dan Kesulitan Belajar
Di jaman global sekarang tidak mustahil kita temukan seseorang mengalami
kelemahan pada kecerdasan majemuk utamanya ditemukan di dunia persekolahan.
Kelemahan itu berhubungan dengan masalah belajar, sering ditemukan sekelompok
114
bilamana
individu
memiliki
kelemahan
belajar
justru
ia
115
116
akademis,
kinestetik-jasmani,
dan
spasial,
bahkan
117
___ Kadang-kadang saya tidak mengenali wajah orang yang seharusnya akrab
dengan saya.
___ Saya menghadapi kesulitan menemukan jalan di kota atau gedung yang kurang
saya kenal.
___ Kadang-kadang saya menghadapi masalah untuk mengutarakan mana kiri atau
kanan.
___ Saya masih menggambar bentuk orang dengan bentuk batang korek api.
___ Saya merasa kesulitan dalam pelajaran ilmu ukur sewaktu menjadi murid
sekolah menengah atas.
___ Saya buta warna atau mempunyai kesulitan lain dalam membedakan gradasi
warna.
___ Saya mempunyai kesulitan meniru bentuk dan desain sederhana pada sehelai
kertas.
Kesulitan spasial yang lain:
Linguistik:
___ Seringkali saya mengalami kesulitan dalam memahami apa yang saya baca.
___ Saya menghadapi kesulitan menerjemahkan gagasan saya ke dalam kata-kata
tertulis.
___ Seringkali saya tidak mengucapkan kata-kata baru sebagaimana seharusnya.
___ Saya sering merasa kesulitan mengeluarkan kata yang pas untuk
menggambarkan sebuah benda, situasi, atau gagasan.
___ Cara membacanya seperti anak tingkat sekolah dasar karena saya kesulitan
memecahkan kode kata-kata yang tercetak.
___ Saya mempunyai kesulitan membedakan bunyi halus dalam bahasa (b
dengan p,th dengan sh, dan sebagainya).
___ Seringkali saya dikoreksi orang lain (atau takut dikoreksi) karena ungkapan
yang menyalahi tata bahasa dalam tulisan atau pembicaraan saya.
Kesulitan linguistik yang lain:
118
Musikal:
___ Saya menghadapi kesulitan menyanyikan sebuah lagu.
___ Saya menghadapi kesulitan mengikuti irama musik.
___ Saya mempunyai kesulitan mengenali bagian musik yang tampaknya akrab
bagi keluarga dan teman saya.
___ Saya merasa sulit menikmati musik.
___ Hanya sedikit lagu (atau tak ada satu pun) yang betul-betul saya ingat.
___ Saya akan menghadapi kesulitan besar menyebut nama alat musik yang sedang
dimainkan dalam sebuah lagu ( misalnya cello atau biola).
___ Saya akan menghadapi kesulitan mencocokkan suara saya dengan suara nada
piano.
Kesulitan musikal yang lain:
Kinestetik-Jasmani:
___ Jari jempol saya semua jika menyangkut melakukan sesuatu yang
membutuhkan koordinasi motor yang amat halus (misalnya jahit-menjahit,
pekerjaan tangan, dan sebagainya).
___ Saya tidak mampu melakukan koordinasi di lapangan atletik.
___ Saya mempunyai kesulitan besar mempelajari langkah tarian baru.
___ Saya enggan menyentuh benda di sekeliling saya.
___ Saya mempunyai kesulitan besar dalam mengungkapkan gagasan saya lewat
gerak tubuh (dalam tebak kata, berakting, berpantonim, dan sebagainya).
___ Saya relatif tidak menyadari tubuh saya.
___ Saya canggung bila melakukan gerakan jasmani sederhana seperti berjalan,
membereskan tempat tidur, atau mengatur meja.
Kesulitan kinestetik-jasmani yang lain:
Antarpribadi:
119
120
Nyanyikan, senandungkan, cari musik ilustrasi baginya, atau putar musik latar
belakang ketika anda mempelajarinya (pendekatan musikal)
Gagaskan,
kuantifikasikan,
atau
renungkanlah
secara
kritis
(pendekatan logis-matematis)
tertentu, cobalah teknik berikut: ejalah kata itu keras-keras; bayangkanlah kata itu
di mata pikiran Anda; buatlah huruf kata dari mata pikiran Anda; buatlah huruf kata
dari tanah liat; nyanyikan huruf kata secara berirama sesuai dengan gubahan musik;
ejalah kata itu dengan perasaan; renungkan kaidah ejaan yang mungkin diikuti oleh
kata itu; dan mintalah seorang teman menguji Anda dalam mengeja kata tersebut.
Mungkin Anda tidak bisa selalu menemukan tujuh cara yang berbeda untuk
mempelajari sesuatu yang baru, namun semakin banyak kecerdasan yang Anda
aktifkan, semakin banyak pula mata rantai yang akan Anda bangun secara kognitif
maupun neurologis dari sektor lemah otak menuju wilayah otak yang kuat.
Rencana Permainan Untuk Melatih Mata Rantai Terlemah Anda
Pada ujung atas sehelai kertas, tuliskan sebuah wilayah kesulitan belajar
yang merisaukan Anda yang ingin Anda atasi dengan cara nyata/realistis (gunakan
daftar periksa pada bagian depan ini untuk membantu Anda memusatkan perhatian
121
Spesialis macam apakah yang dapat menolong saya mengatasi masalah ini?
Buku khusus, program piranti lunak, permainan, atau alat peralatan belajar
lain manakah yang dapat saya pinjam, sewa, atau beli untuk menolong saya
mengatasi masalah ini?
Hal lain manakah yang dapat saya lakukan untuk mengatasi kesulitan ini?
122
Dari banyak gagasan yang muncul, pilih lima syarat yang tampaknya paling
bermanfaat, dan mulailah mengambil langkah untuk melaksanakannya.
Jika kesulitan Anda kebetulan menyangkut wilayah tulis-menulis, maka
pertimbangkan untuk melakukan latihan ini dengan cara lain: gunakan tape
recorder, buatlah diagram sebuah buku coret-coretan, berbicara dengan orang lain,
atau melalui satu atau lebih kecerdasan lain.
Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala
kesulitan belajar ialah:
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang
dicapai
123
Siswa dikatakan gagal, bila dalam batas waktu tertentu dia tidak mencapai
ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (mastery level), misal
minimal setiap mata pelajaran telah ditetapkan guru (criterion referenced).
Siswa-siswa ini dapat digolongkan ke dalam kategori lower group.
b. Siswa dikatakan gagal, jika ia tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi
yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya, intelegensi,
bakat) dia diramalkan akan dapat mengerjakannya atau mencapai prestasi
tersebut. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under-achiever.
c. Siswa dikatakan gagal, bila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugastugas perkembangan termasuk penyesuaian sosial, sesuai dengan pola
organismiknya pada fase perkembangan tertentu seperti yang berlaku bagi
kelompok sosial dan usia siswa. Siswa ini dikategorikan dalam kelompok slowlearner.
d. Siswa dikatakan gagal, jika dia tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang
diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya,
siswa ini dapat digolongkan kepada slow-learner atau belum matang (immature)
sehingga harus menjadi pengulang (repeater).
Dari keempat pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa siswa
dapat diduga mengalami kesulitan belajar bila siswa tersebut tidak berhasil
mencapai taraf kualifikasi belajar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan
seperti yang dinyatakan dalam SKM (Standard Ketuntasan Minimum) atau ukuran
tingkat kapasitas atau kemampuan belajarnya dalam batas-batas waktu tertentu
(seperti yang ditetapkan dalam silabus dan Satuan Acara Pembelajaran).
Patokan Gejala Kesulitan Belajar
124
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang
mengalaminya, maka diperlukan adanya kriteria sebagai batas atau patokan untuk
menetapkannya (SKM). Dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas di mana seorang
siswa dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Kemajuan belajar seseorang
dapat dilihat dari segi pengalaman belajar yang harus dicapai setiap kompetensi
dasar dan/atau materi pokok pembelajaran, kedudukannya dalam kelompok yang
memiliki potensi yang sama, tingkat pencapaian hasil belajar dibandingkan dengan
potensi (kemampuannya) dan dari segi kepribadiannya. Berdasarkan hal ini kriteria
kesulitan belajar dapat ditetapkan berdasar empat hal, yaitu: (1) tujuan pendidikan,
(2) kedudukan dalam kelompok, (3) perbandingan antara potensi dengan prestasi,
dan (4) kepribadian.
a. Tujuan Pendidikan
Dalam keseluruhan program pendidikan, tujuan pendidikan merupakan
komponen yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan.
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (2002), tujuan pendidikan lebih dituangkan
dalam perolehan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan aktivitas
belajar yang harus dilakukan oleh siswa dalam rangka mencapai penguasaan
standar kompetensi, kemampuan dasar, dan materi pembelajaran. Adapun standar
perolehan belajar bilamana siswa menunjukkan mastery learning (ketuntasan
belajar, yang ditetapkan dalam SKM)
125
di atas 7. Dengan demikian nilai yang dicapai seseorang baru dapat memberikan arti
yang lebih jelas setelah dibandingkan dengan prestasi orang lain dalam
kelompoknya. Dengan norma ini kita dapat menandai siswa yang akan diperkirakan
mendapat kesulitan belajar, yaitu mereka yang memperoleh prestasi di bawah
prestasi kelompok secara keseluruhan.
c. Perbandingan Antara Potensi dan Prestasi
Prestasi belajar yang dicapai siswa bergantung pada potensi yang
dimilikinya. Siswa yang memiliki potensi yang tinggi cenderung untuk memperoleh
prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya siswa yang memiliki potensi rendah akan
cenderung mendapat prestasi belajar yang rendah pula. Dengan membandingkan
antara potensi dan prestasi yang dicapai oleh siswa, guru dapat memperkirakan
sampai sejauhmana siswa dapat merealisasikan potensinya. Jika terdapat perbedaan
antara potensi dengan prestasi yang dimilikinya, berarti bahwa mereka mendapat
kesulitan belajar. Misalnya seorang siswa yang diperkirakan mempunyai potensi
untuk dapat meloncat setinggi 1,20 meter, tetapi ia hanya dapat meloncat setinggi
1,00 meter, atau seseorang siswa memiliki IQ 130 tetapi ternyata ia memperoleh
nilai rendah untuk semua matapelajaran, maka diperkirakan siswa tersebut
mengalami kesulitan belajar.
d. Kepribadian
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa akan nampak dalam keseluruhan
kepribadian siswa. Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam
aspek-aspek kepribadian. Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan
pola-pola kepribadian tertentu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Sebaliknya
yang mangalami kesulitan belajar akan menunjukkan pola-pola tingkah laku atau
kepribadian yang menyimpang dari yang seharunya, misalnya menunjukkan sikap
acuh tak acuh, menentang, melalaikan tugas, sering membolos, berdusta, dsb.
126
2. Kurang mampu menyesuaikan diri dan kurang kepercayaan pada diri sendiri.
3. Kurang mampu mengikuti otoritas
127
128
kecerdasan
majemuk
memiliki
implikasi
bagi
guru
dalam
129
mengkaji
topik
dari berbagai
jenis
kecerdasan
siswa
serta
130
131
Untuk itu diperlukan cara menilai kemajuan belajar yang cocok dengan cara
belajar setiap siswa. Karena itu teknik penilaian otentik adalah teknik yang tepat
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa dalam konteks ini. Teknik ini lebih
menekankan pada penilaian yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Dalam hal ini
teknik tersebut memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan performansi
belajar mereka sesuai dengan cara mereka sendiri dengan menggunakan kecerdasan
yang berbeda-beda. Beberapa teknik penilaian otentik tersebut antara lain
portofolio, proyek mandiri, jurnal siswa, penyelesaian tugas kreatif, catatan
anekdot, observasi, dan wawancara (Gardner, 1993; Amstrong, 1994).
RANGKUMAN
Kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu produk
yang bermanfaat bagi kehidupan (Amstrong, 1994; McGrath & Noble, 1996).
Kebanyakan orang mengenalnya sebagai prediksi kesuksesan di sekolahbakat
bersekolah. Sementara kecerdasan sejati mencakup berbagai keterampilan yang
lebih luas pada semua segi kehidupankecerdasan majemuk/ganda. Kecerdasan
majemuk adalah teori kecerdasan yang dikembangkan Howard Gardner 18 tahun
silam yang mengemukakan bahwa paling tidak ada delapan jenis kecerdasan, yaitu
kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, musik,
intrapribadi, antarpribadi, dan naturalis. Sementara kecerdasan sejati mencakup
berbagai keterampilan yang lebih luas pada semua segi kehidupankecerdasan
majemuk.
Howard Gardner 18 tahun silam yang mengemukakan bahwa paling tidak ada
delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis,
visual-spasial, kinestetik, musik, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalis.
Prinsip-prinsip kecerdasan mejemuk sebagaimana dikemukakan oleh
Amstrong (1994) adalah sebagai berikut:
1. Setiap individu memiliki semua jenis kecerdasan
132
Penyebab
seringkali memiliki masalah belajar yang terbatas hanya beberapa tugas atau
keterampilan tertentu.
mampu menulis. Yang lain mampu menulis dengan baik tetapi menghadapi
kesulitan berhitung. Yang lain lagi mungkin mahir dalam sebagian besar mata
133
kecerdasan
majemuk
memiliki
implikasi
bagi
guru
dalam
134
135
136
137
PENDALAMAN
Selesaikan tugas berikut dan laporkan hasilnya!
1. Identifikasi karakteristik kecerdasan majemuk anda!
2. Temukan jenis kecerdasan majemuk yang paling kuat pada diri anda!
3. Temukan jenis kecerdasan majemuk yang anda pandang paling lemah!
4. Cara-cara apa yang anda tempuh untuk menstimulasi pengembangan
kecerdasan yang lemah?
DAFTAR RUJUKAN
Amstrong, T. 1994. Multiple intelligences in the classroom. Alexandria, Virginia:
ASCD.
Amstrong, T, 1999. Seven Kinds of Smart: Alih bahasa T. Hermaya (2002). Jakarta:
Gramedia
Brualdi, A.C. 1996. Mutiple intelligences: Gardners theory. Washington DC: ERIC
Clearinghouse and Evaluation.
Christison, M.A. dan Kennedy, D. 1999. Multiple intelligences: Theory in adult
ESL. Washington DC: National Clearinghouse for ESL Literacy Education.
Gage, N. L. & Berliner, D. C. 1991. Educational Psychology. Boston;
Hougton Mifflin.
138
Gardner, H. 1983. Frames of mind: The theory of multiple intelligences. New York:
Basic Books.
Gardner, H. 1993. Multiple intelligences: The theory in practice. New York: Basic
Books.
Gardner, H. 1999. Intelligence reframed: Multiple intelligences for the 21th century.
New York: Basic Books.
Hidayah.N dan M. Ramli. 2002. Kecerdasan Ganda dan Implikasinya Pada
Pembelajaran. Materi Diklat Instruktur IPS dan PMP Nasional. Malang:
PPPG IPS dan PMP Malang.
Lazear, D. G. 1991. Seven knowing: Teaching for multiple intelligences. Australia:
Hawker Brownlow Education.
McGrath, H. & Noble, T. 1996. Seven ways at once. Melbourne: Addison Wesley
Longman.
https://mashariyanto.files.wordpress.com/.../ppd-051.d..
139