Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadimanusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yangdemokratis dan bertanggung jawab. Hal ini tertuang pada Undang-undang
RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal3. Dalam pasal
tersebut jelas disebutkan, bahwa tujuan pendidikan adalah menciptakan siswa yang cakap dan mandiri.
Kecakapan dan kemandirian ini tidakmuncul begitu saja, ada proses yang harus dilalui. Salah satu proses
yang harusdilalui adalah proses pendidikan. Pendidikan akan membantu seseorang
dalammengembangkan kecakapan dan kemandiriannya
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
3.BAB II
PEMBAHASAN
A.Konsep Teori
Multiple Intelligences
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau
kecerdasan ganda dikembangkan oleh Howard Gardner,ahli psikologi perkembangan dan guru besar
pendidikan pada Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Teorinya tentang
Multiple Intelligences
Sebelum muncul teori multiple intelligence, teori kecerdasan lebih cenderungdiartikan secara
sempit. Kecerdasan seseorang lebih banyak ditentukan olehkemampuannya dalam menyelesaikan
serangkaian tes IQ, kemudian tes itu diubahmenjadi angka standar kecerdasan. Gardner berhasil
mendobrak dominasi teori dantes IQ yang sejak 1905 banyak digunakan oleh para pakar psikolog di
dunia.2
1 Paul Suparno,
Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah katakata secara efektif baik secara oral maupun
tertulis. Anak yang memiliki intelegensi linguistiktinggi akan berbahasa lancar, baik, dan lengkap, mudah
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan mudah belajar beberapa
bahasa.Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensi linguistik antara lain; pencipta puisi,
editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, danorator.
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logikasecara efektif. Anak yang
memiliki intelegensi matematis-logis menonjol, dapatdengan mudah melakukan tugas memikirkan
sistem-sistem yang abstrak, sepertimatematika dan filsafat, mudah belajar berhitung, kalkulus, dan
bermain denganangka. Bahkan ia dengan senang menggeluti simbol angka dalam bukumatematika
daripada kalimat yang panjang-panjang.
Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, sepertidimiliki para pemburu,
arsitek, navigator, dan dekorator. Juga kepekaan terhadapkeseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan
ruang.
Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untukmengekspresikan gagasan dan
perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah.
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan
suara. Termasuk kepekaan akan ritme, melodi, danintonasi, kemampuan memainkan alat musik,
kemampuan menyanyi, menciptalagu, dan kemampuan menikmati lagu, musik, dan nyanyian
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dankemampuan untuk
bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri.
Adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik.Kemampuan untuk memahami
dan menikmati alam, dan menggunakankemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan
mengembangkan pengetahuan akan alam.
Menurut Gardner, kesembilan jenis inteligensi di atas terdapat dalam dirisetiap orang, hanya
kadarnya tidak selalu sama. Untuk orang tertentu suatuinteligensi lebih menonjol daripada inteligensi
lain. Inteligensi bukanlahkemampuan yang tetap tak berubah sepanjang hayat. Inteligensi
dapatdikembangkan dan ditingkatkan secara memadai sehingga dapat berfungsi bagi pemiliknya. Di
sinilah pendidik memiliki andil besar untuk membantu perkembangan inteligensi peserta didik. Karena
itu, guru perlu memahami teori Multiple Intelligences agar pembelajaran di kelas berlangsung optimal.
Setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan berbeda dalam memahamisebuah mata
pelajaran. Seorang pendidik tidaklah boleh memaksakan siswanyauntuk memahami setiap pelajaran
dengan pemahaman yang sama dan sempurnadengan satu takaran kecerdasan,sebab keadaan anak
dalam satu kelas berbeda-beda.Dengan segala macam keadaan siswa, kewajiban seorang pendidik
adalah
3 Ibid ., hlm. 19
mengakui keberdaannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Seorang pendidik harus mengakui
dan harus menghargai bakat dan hasil karya siswa-siswanya.5 Siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran jika materinya disajikansesuai dengan inteligensi yang menonjol dalam diri siswa. Misalnya,
bila siswamenonjol dalam inteligensi musikal, ia akan mudah memahami mata pelajarantertentu,
misalnya biologi, jika dijelaskan dengan memasukkan unsur musik kedalamnya. Jika siswa menonjol
dalam inteligensi visual, ia akan lebih mudahmenangkap pelajaran jika dijelaskan menggunakan
bermacam-macam bentuk yangdapat diamati. Oleh karena inteligensi siswa di kelas beragam, maka guru
bidangstudi apapun perlu memasukkan dan mengolah materi yang akan diajarkan sesuaidengan
inteligensi siswa-siswa tersebut. Mereka perlu mengajar dengan model bervariasi sehingga setiap siswa
merasa dibantu secara tepat. Karena itu, akansangat baik jika sebelum mengajar, setiap guru mencoba
mengenali inteligensi apasaja yang dimiliki anak didiknya.
Muncul pertanyaan, apakah guru yang kurang menonjol pada inteligensitertentu dapat
mengembangkan strategi mengajar dengan inteligensi tersebut?.Misalnya, guru yang menonjol dalam
inteligensi linguistik, yang senang mengajar
Dengan demikian, guru tidak boleh merasa tidak dapat berkembang lagi,tetapi harus lebih yakin
bahwa selalu dapat mengembangkan cara mengajar mereka.Jika anak didik dapat dibantu
mengembangkan inteligensi mereka, guru pun jugadapat dikembangkan. Tentu butuh semangat dan
upaya kuat.
Dalam penilaian multiple intelegence haruslah jujur dan adil sehingga suatu jenis kecerdasan
dapat dinilai dan dipertimbangkan langsung tidak melewati kecerdasan lainnya. Gardner menyarankan
agar guru memberi siswa obyek-obyekkongret untuk dimanipulasi bagi semua ranah kecerdasan.
Perangkat yangdigunakan adalah, diagnosis, pengamatan, check list, catatan singkat, portofolio,refleksi.
6 Ellison dalam Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelegences
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan, teori Multiple Intelligences mulai diterima karenadianggap lebih
melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep Multiple Intelligences menjadikan pendidik lebih
arif melihat perbedaan, dan menjadikananak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini
“menghapus” mitos anakcerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak hakikatnya
cerdas.Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru.
8 Nurul Hidayati Rofiah, Menerapkan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jurnal
Dinamika Pendidikan Dasar Volume 8, No 1, Maret 2016: 68 - 79
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. Bandung: Kaifa Ellison dalam Julia Jasmine, 2007, Panduan Praktis Mengajar Berbasis
Nurul Hidayati Rofiah, 2016 Menerapkan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran di Sekolah
Dasar,Jurnal Dinamika Pendidikan DasarVolume 8, No 1, Maret 2016: 68 – 79
Suparno, Paul. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.Yogyakarta : Kanisius, 2004.