PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Gutama kecerdasan anak manusia terjadi saat anak memasuki usai
dan mencapai titik kulminasi ketika anak berusia 18 tahun. (Rifda El Fiah,2020:2)
Anak sejak lahir memiliki potensi kuat dalam aspek pertumbuhan dan
perkembangan otak anaknya lebih kecil 20-30% dari ukuran normal anak
seusianya. Anak dimasa ini merupakan fase kritis bagi perkembangan otak anak,
sebuah terobosan baru sebagai sebuah solusi untuk mengatasi kualitas pendidikan
kemerdekaan bagi siswa dan lembaga pendidikan mulai dari Pendidikan Anak
normal saat ini setelah pandemic covid melanda Indonesia, memiliki dampak
1
daring yang akhirnya konstribusi besar pembelajaran yang diterima anak berpusat
Dini yaitu memberikan kebebasan kepada anak bermain. Merdeka belajar yakni
Pendidikan Anak Usia Dini atau lebih populer dengan singkatan PAUD
dianggap penting oleh Masyarakat luas (termasuk Masyarakat Desa). berikut ini
masa pergerakan Nasional ketika penjajahan Belanda (1908 – 1941) dan pada
baiknya kita sedikit membahas orang yang pertama kali mendirikan lembaga
B. Rumusan Masalah
Belajar?
2
2. Bagaimanakah Implementasi Multiple Intelligences Anak Usia Dini Dalam
Belajar ?
C. Tujuan
Tujuan dan harapan penulisan makalah kami yang bertema “Pengalaman Batin
3
B. PEMBAHASAN
Gardner, beliau seorang psikolog dari project Zero Harvard University pada tahun
1983. Teori ini merupakan teori yang mengungkap masalah kecerdasan manusia,
dimaknai secara sempit, hanya sekadar diukur dengan menggunakan tes IQ.
yang bersifat tunggal akan tetapi bersifat lebih dari satu kecerdasan. menyebutnya
4
dengan Multiple Intelligences atau kecerdasan jamak. (Martini Jamaris,2017:2).
Multiple Intelligences yang teori yang digagas oleh Gardner, membantu peneliti
memahami kecerdasan tidak hanya dalam angka akan tetapi bagaimana anak
orangtua maupun guru masih ada yang tidak memahami potensi-potensi yang luar
berbagai informasi yang dimiliki guru dan orangtua menjadi penyebab potensi
5
b. Howard Gardner membagi kecerdasan menjadi 10 kecerdasan. Ada beberapa
yang bodoh atau pintar, yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah
6
mengasah IQ (Iintelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ
untuk menggunakan dan mengolah kata – kata secara efektif baik secara
7
dalam komunikasi verbal, mampu menulis dan berbicara secara efektif
dan memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan
mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut dan pandai
mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi
8
imajinasi dan kreatif, menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual
pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan
sehat, suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang
kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat. Profesi: ahli terapi fisik, ahli
musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta
9
kemampuan memainkan alat musik. Pengembangan intelegensi musikal
menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan
alat musik, mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara,
mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu, senang
mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu, mampu menciptakan
piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen
outbound, makan bersama, kerja bakti, drama dan sebagainya. Anak yang
dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan dan
10
7. Inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence) Yaitu
orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun
lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu berempati dan
mau mengerti orang lain. Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi,
kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam,
11
mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam,
menceritakan tujuan manusia hidup, apa saja yang harus dilakukan dan
Upaya yang perlu dilakukan pendidik dan orang tua antara lain:
12
dengan kelebihan yang perlu digali dan diasah dengan pendampingan
orang tua.
hanya akan melukai harga dirinya. Lebih baik berikan dorongan daripada
membandingkan.
kemampuan dasar anak yang datangnya di luar individu anak agar anak
13
6. Memberikan dukungan emosional dan motivasi yang bermakna.
yang telah dicapai. Dorongan dan motivasi meyakinkan diri anak bahwa
anak yang bodoh atau pintar, yang ada adalah anak yang menonjol dalam
kemampuannya sendiri.
14
Kecerdasan di bidang bahasa baik lisan maupun tertulis. Kecerdasan di
15
C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Membangun Multiple Intelligences kepada anak usia dini dalam konsep
kecerdasan anak. sesuai dengan Konsep merdeka belajar bagi anak maka sering
B. Saran
Dengan makalah yang kami buat, kami berharap dapat menambah wawasan dan
16
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius http://www.gepembri.org/cgi-bin/show.cgi?file=dm/070217a.id&page=1
17