Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PSIKOLOGI

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN


===========================================================================================
VOL 6 NO (1) 2019 || Email :jurnalpsikologi@uhn.ac.id || Web : http://jurnal.uhn.ac.id/index.php/psikologi

========================================================================================

KECERCADASAN MAJEMUK DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN


1
Dia Nita
2
Wisnu Bayu Murti
3
Zakiyah Isnawati, M.Pd.

Institut Agama Islam Negeri Kudus

nitad961@gmail.com, wisnubayu705@gmail.com, zakiyahisnawati79@gmail.com

ABSTRACT

Multiple Intelligence and Its Implications in Education. Dr. Howard Gardner developed the Multiple
Intelligence theory which is able to provide a new theory with several types of intelligence that can
reflect the way of interacting in the world. Gardner rejects the notion that human knowledge is one
unit and that individuals only have a single intelligence. There are nine types of multiple intelligences
put forward by Gardner, including: linguistic intelligence, logical-mathematical intelligence, visual
intelligence, musical intelligence, kinesthetic intelligence, interpersonal intelligence, intrapersonal
intelligence, and naturalist intelligence, existential intelligence. The theory of multiple intelligences is
able to have a positive influence in learning, such as making teachers develop learning methods,
providing optimal learning outcomes and being able to make children not feel bored while learning.

Key words: multiple intelligence, teacher, learning

PENDAHULUAN macam situasi dan juga mampu mengatasi


Manusia merupakan saalah satu permasalahan dengan menggunakan
makhluk ciptaan Allah SWT yang paling pemikirannya (Suarca Kadek, Soetjiningsih
sempurna diantara yang lainnya, karena 2005).
dianugrahi kecerdasan. Setiap individu pasti Seseorang dapat dikatakan cerdas atau
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan tidak biasannya melakukan tes standar
tidak dapat disamaratakan. Kecerdasan pada pengukuran kecerdasan dari seorang psikolog
awalnya dimaknai dengan sebuah kemampuan atau pendidik. Persyaratannya dilihat dari IQ,
untuk menyelesaikan persoalan, adapun yang kecerdasan umum, kemampuan kognitif,
berpendapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan mental. Beberapa persyaratan
kemampuan kognitif yang dimiliki setiap tersebut merujuk ke pengukuran kognitif.
individu. dalam pandangan lama terdapat Sedangkan beberapa orang jenius dalam
beberapa pengertian mengenai kecerdasan. bidang seni ternilai buruk dalam mengerjakan
Menurut David Wechsler, kecerdasan adalah tes tersebut, ada juga seorang ahli bahasa
suatu kemampuan mental yang melibatkan tetapi memiliki masalah dalam perhitungan.
proses berfikir secara rasional. Berdasarkan Sehingga kecerdasan setiap orang pasti
hal tersebut dapat dinyatakan bahwa berbeda dan belum tentu dapat diukur dengan
kecerdasan tidak dapat disimpulkan hanya tes standar yang biasa dilakukan (Hanafi
dengan satu tindakan saja. Dengan kata lain 2016).
kecerdasan adalah kemampuan untuk mengerti Bersumber dari gambaran
ide yang bersifat kompleks, mampu keterampilan yang yang relatif sempit dan
melakukan adaptasi berdasarkan pengalaman, dianggap membatasi dalam kegiatan berfikir,
mampu melaksanakan tugas dalam berbagai maka Hadirnya Dr. Howard Gardner

40
mengembangkan teori Multiple Intelegence Dalam bukunya Jasmine, Gardner
yang mampu memberikan teori baru dengan mengenalkan teori kecerdasan majemuk yang
beberapa jenis kecerdasan yang bisa menyatakan bahwa kecerdasan meliputi
mencerminkan cara berinteraksi dalam dunia. delapan kecerdasan, antara lain: kecerdasan
Howard Gardner yang menolak pernyataan linguistik, kecerdasan matematis, kecerdasan
bahwa manusia memiliki kecerdasan tunggal visual, kecerdasan musikal, kecerdasan
dan merupakan satu kesatuan. Setiap individu kinestetik, kecerdasan interpersonal,
memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
Individu memiliki beberapa kecerdasan, dan naturalis. Teori tersebut didasarkan pada
kecerdasan-kecerdasan itu bergabung menjadi pemikiran bahwa kemampuan intelektual yang
satu kesatuan dan membentuk kemampuan diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas,
pribadi yang cukup tinggi. Teori Gardner karena tes IQ hanya menekan pada
tersebut menghilangkan anggapan yang ada kemampuan logika (matematika) dan bahasa.
selama ini tentang kecerdasan manusia. Setiap Padahal setiap orang mempunyai cara yang
orang memiliki kecerdasan uniknya sendiri unik untuk menyelesaikan persoalan yang
(Noor Rochmad Ali 2015). Berdasarkan dihadapinya. Kecerdasan bukan hanya dilihat
paparan singkat dari uraian diatas penulisan dari nilai yang diperoleh seseorang (Julia
artikel ini bertujuan untuk mengetahui Jasmine, 2007).
perkembangan teori multiple intelegence atau Teori tentang Multiple Intelligences
sering disebut kecerdasan majemuk serta atau kecerdasan majemuk, sebenarnya
mengetahui implikasinya dalam pendidikan. merupakan fungsi dari dua belahan otak
manusia, yakni otak kanan dan otak kiri. Otak
PEMBAHASAN kanan memiliki kemampuan untuk merespons
Kecerdasan Majemuk hal-hal yang bersifat kualitatif, artistic dan
Pengertian kecerdasan majemuk abstrak, tetapi tetap harus diingat bahwa ini
Teori kecerdasan majemuk pertama semua masih dalam kerangka kemampuan
kali dikemukakan oleh Howard Gardner. terhadap dunia luar, sedangkan pengetahuan
Howard Gardner adalah salah satu tokoh tentang diri, belum dijangkau. Sedangkan,
psikolog perkembangan dan professor Otak kiri memiliki kemampuan dan potensi
pendidikan dari Graduate School of untuk memecahkan masalah problem
Education, Harvard University Amerika matematik, logis dan fenomenal (Lina
Serikat pada tahun 1983. Multiple Mayasari Siregar, 2013).
Intelligences atau kecerdasan majemuk adalah
istilah yang digunakan oleh Gardner untuk Jenis-jenis kecerdasan majemuk
menunjukkan bahwa manusia memiliki Teori Multiple Intelligences (MI)
banyak kecerdasan. Gardner juga dikembangkan oleh Howard Gardner, ahli
mendefinisikan intelligence adalah psikologi perkembangan dan guru besar
kemampuan untuk memecahkan permasalah pendidikan pada Graduate School of
dengan kondisi yang bermacam-macam dan Education, Harvard University, Amerika
dalam keadaan atau situasi nyata. Intelligence Serikat. Teorinya tentang MI dipublikasikan
bukan hanya kemampuan seseorang untuk pada tahun 1993. Gardner mendefinisikan
menjawab soal-soal tes IQ dalam ruangan inteligensi sebagai kemampuan untuk
yang terlepas dari lingkungannya (Munif memecahkan persoalan dan menghasilkan
Chatib, 2010). Kecerdasan, menurut produk dalam suatu setting yang
parndangan multiple intelligences Gardner bermacammacam dan dalam situasi yang
dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang nyata. Gardner menemukan setidaknya
mempunyai tiga komponen utama, yakni: sembilan inteligensi yang dimiliki peserta
kemampuan untuk menyelesaikan masalah didik, yaitu :
yang terjadi dalam kehidupan nyata seharihari,
kemampuan untuk menghasilkan persoalan- Inteligensi linguistik (linguistic intelligence)
persoalan baru yang dihadapi untuk Kecerdasan Inteligensi linguistik adalah
diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan kemampuan untuk menggunakan dan
sesuatu atau menawarkan jasa yang akan mengolah kata-kata secara efektif baik secara
menimbulkan penghargaan dalam budaya lisan maupun tertulis. Anak yang memiliki
seseorang (Musfiroh 2010). intelegensi linguistik tinggi akan berbahasa

41
lancar, baik, dan lengkap, mudah gambar daripada kata-kata ketika sedang
mengembangkan pengetahuan dan membaca.
kemampuan berbahasa, dan mudah belajar
beberapa bahasa. Kecerdasan linguistik juga Inteligensi kinestetik-badani (bodily-
berkaitan dengan kemampuan berbicara. kinesthetik intelligence)
Dalam hal ini, kecerdasan linguistik nampak Kecerdasan Inteligensi kinestetik-badani
pada para orator, pelawak, selebriti radio, atau adalah kemampuan menggunakan tubuh atau
politisi yang sering menggunakan kata-kata gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan
untuk memanipulasi dan mempengaruhi. dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet,
Kegiatan yang cocok bagi orang yang penari, pemahat, dan ahli bedah. Menurut
memiliki intelegensi linguistik antara lain; Thomas Armstrong, anak yang memiliki
pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, kecerdasan kinestetik-badani ini biasanya
sastrawan, pemain sandiwara, dan orator. berprestasi dalam olahraga kompetitif di
sekolah atau di lingkungan pemukiman,
Inteligensi matematis-logis (logical- bergerak-gerak ketika sedang duduk, terlibat
mathematical intelligence) dalam kegiatan fisik seperti berenang,
Kecerdasan Inteligensi matematis-logis adalah bersepeda, hiking, atau bermain skateboard,
kemampuan yang berkaitan dengan perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari,
penggunaan bilangan dan logika secara efektif. menikmati melompat, lari, gulat, atau kegiatan
menurut Howard Gardner, ada dua fakta lain yang serupa, memperlihatkan
penting mengenai kecerdasan logika- keterampilan dalam bidang kerajina1 n, pandai
matematika. Pertama, dalam diri orang menirukan gerakan, kebiasaan, atau perilaku
berbakat, proses dari penyelesaian masalah orang lain, atau sangat suka membongkar
sering berlangsung amat cepat. Kedua, berbagai benda dan kemudian menyusunnya
penyelesaian masalah dapat disusun sebelum lagi.
penyelesaian itu diutarakan. Anak yang
memiliki intelegensi matematis-logis Inteligensi musikal (musical intelligence)
menonjol, dapat dengan mudah melakukan Kecerdasan Inteligensi musikal adalah
tugas memikirkan sistem-sistem yang abstrak, kemampuan untuk mengembangkan,
seperti matematika dan filsafat, mudah belajar mengekspresikan, dan menikmati bentu-
berhitung, kalkulus, dan bermain dengan bentuk musik dan suara. Termasuk kepekaan
angka. Bahkan ia dengan senang menggeluti akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan
simbol angka dalam buku matematika memainkan alat musik, kemampuan
daripada kalimat yang panjang-panjang. menyanyi, mencipta lagu, dan kemampuan
menikmati lagu, musik, dan nyanyian.
Inteligensi ruang-visual (spatial intelligence) Kecerdasan musik juga meliputi kemampuan
Kecerdasan Inteligensi ruang-visual adalah untuk mengamati, membedakan, mengarang,
kemampuan untuk menangkap dunia ruang- dan membentuk bentuk-bentuk musik,
visual secara tepat, seperti dimiliki para kepekaan terhadap ritme, melodi, dan timbre
pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. dari musik yang didengar.
Juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi,
warna, garis, bentuk, dan ruang. Menurut Inteligensi interpersonal (interpersonal
Thomas Armstrong anak yang memiliki intelligence)
kecerdasan spasial, juga memiliki ciri-ciri Kecerdasan Inteligensi interpersonal adalah
antara lain: mampu memberikan gambaran kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka
visual yang jelas ketika sedang memikirkan terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak,
sesuatu, mudah membaca peta, grafik, dan temperamen orang lain. Kemampuan untuk
diagram, menggambar sosok orang atau benda menjalin relasi dan komunikasi dengan
yang persis aslinya, senang melihat film, slide, berbagai orang. Seperti dipunyai oleh para
atau foto, menikmati ketika melakukan teka- komunikator, fasilitator, dan penggerak massa.
teki jigsaw, maze, atau kegiatan visual lain,
sering melamun, membangun konstruksi tiga Inteligensi intrapersonal (intrapersonal
dimensi yang menarik, mencoret-coret di atas intelligence) Kecerdasan Inteligensi
secarik kertas atau di buku tugas sekolah, dan intrapersonal adalah kemampuan yang
lebih banyak memahami sesuatu melalui berkaitan dengan pengetahuan akan diri

42
sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara kecerdasan ini mulai muncul pada awal masa
adaptatif berdasar pengenalan diri. Mereka kanak-kanak. Karena anak- anak belum
dengan mudah mengenali dan membedakan mempunyai penyaring kebudayaan seperti
perasaan serta apa yang dialami teman dan orang dewasa, mereka selalu dapat menerima
orang lain, bahkan mereka juga mudah rahasia kehidupan dan secara terus menerus
menunjukkan sikap empati terhadap orang lain mengajukan pertanyaan besar yang sulit
yang mengalami masalah. dijawab oleh orang dewasa di sekitarnya.
(Syarifah 2019)
Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal
Intelligence) Prinsip umum kecerdasan majemuk
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan Haggerty dalam bukunya Paul
yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri Suparno mengungkapkan beberapa prinsip
sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara umum untuk membantu mengembangkan
adaptif berdasar pengenalan diri itu. kecerdasan majemuk pada siswa, yaitu:
kecerdasan ini adalah kemampuan berefleksi Pendidikan harus memperhatikan semua
dan keseimbangan diri, memiliki kesadaran kemampuan intelektual. Maka, mengajar tidak
tinggi akan gagasannya, mempunyai hanya terfokus pada kemampuan dari
kemampuan untuk mengambil keputusan intelligence yang lain. Kemampuan yang
pribadi, sadar akan tujuan hidupnya, bisa hanya logika dan bahasa tidak cukup untuk
mengatur perasaan serta emosi dirinya sendiri. menjawab persoalan manusia secara
Orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi menyeluruh. Perlu dikenalkan pula
dalam bidang ini adalah orang yang mampu intelligence yang lain.
menjadi dirinya sendiri yang sejati. Pendidikan seharusnya individual,
Kecerdasan intrapersonal ini, biasanya dimiliki pendidikan harusnya lebih personal, dengan
oleh orang-orang introvert. Kecerdasan memperhatikan intelligence setiap siswa,
interpersonal dan intrapersonal merupakan mengajar dengan cara, materi dan waktu yang
bagian yang tak terpisahkan dari teori sama, jelas tidak menguntungkan bagi siswa
kecerdasan emosional. yang berbeda intelligence-nya, jadi, guru perlu
banyak cara untuk membantu siswa.
Inteligensi lingkungan/naturalis (naturalist Pendidikan harus menyemangati siswa untuk
intelligence) dapat menentukan tujuan dan program belajar
Kecerdasan Inteligensi lingkungan/naturalis mereka. Siswa perlu diberi kebebasan untuk
adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora menggunakan cara belajar dan cara kerja
dan fauna dengan baik. Kemampuan untuk sesuai dengan minat mereka.
memahami dan menikmati alam, dan Sekolah harus menyediakan sarana
menggunakan kemampuan itu secara produktif dan fasilitas yang dapat dipergunakan siswa
dalam berburu, bertani, dan mengembangkan untuk melatih kemampuan intelektual mereka
pengetahuan akan alam. Orang yang memiliki berdasarkan intelligence majemuk.
kecerdasan naturalis yang tinggi, mampu Evaluasi belajar harus lebih konstektual dan
hidup di luar rumah, dapat berteman dan bukan tes tertulis saja. Evaluasi lebih harus
berhubungan baik dengan alam, mudah berupa pengalaman lapangan langsung dan
membuat identifikasi dan klasifikasi tanaman dapat diamati bagaimana performa siswa,
dan binatang. Orang ini mempunyai apakah langsung maju atau tidak.
kemampuan untuk mengenal sifat dan tingkah Pendidikan sebaiknya tidak dibatasi di dalam
laku binatang, mencintai lingkungan, dan tidak gedung sekolah, intelligence majemuk
suka merusak lingkungan hidup. memungkinkan juga dilaksanakan di luar
sekolah, lewat masyarakat, kegiatan ekstra,
Inteligensi eksistensial (existencial serta kontak dengan orang luar dan para ahli.
intelligence).
Kecerdasan Inteligensi eksistensial adalah Langkah penerapan kecerdasan majemuk
kemampuan menyangkut kepekaan dan Penerapkan pendekatan kecerdasan
kemampuan seseorang untuk menjawab majemuk dalam pembelajaran, harus
persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau memerhatikan beberapa langkah, meliputi:
keberadaan manusia Sama seperti kecerdasan Mengidentifikasi elemen-elemen kecerdasan
lainnya, menurut Thomas Armstrong majemuk dalam program kurikuler dan

43
ekstrakurikuler. Misalnya memasukkan pembelajaran itu untuk kecerdasan atau
program seni ke dalam kurikulum. penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan
Meninjau kembali sistem teknologi dan minat dan bakat siswa.
program piranti lunak untuk melihat Diperlukan pendekatan baru terhadap proses
kecerdasan-kecerdasan apa yang terabaikan. penilaian. Ada beberapa hal yang perlu
Para guru merenungkan kemampuan peserta diperhatikan dalam aktivitas penilaian, yaitu:
didik, kemudian memutuskan untuk secara Bagaimana menilai kecerdasan siswa
sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan Bagaimana meningkatkan penilaian secara
yang lain. Sebagai upaya untuk memadukan umum dalam hal kognitif, afektip, dan
pendekatan kecerdasan majemuk dalam psikomotorik
pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal- Bagaimana melibatkan siswa dalam proses
hal berikut: penilaian.
Persepsi tentang siswa harus diubah Praktik profesional menuju ke arah
selama ini semua orang selalu memiliki perkembangan. Tingkat profesionalime para
persepsi terhadap siswa, bahwa siswa itu pendidik perlu dimiliki setiap guru, sehingga
cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain. Persepsi tantangan yang dihadapi terutama dalam
inilah yang harus diubah. Sebaiknya para menentukan model program yang akan
pendidik memberikan perhatian kepada dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan
berbagai macam cara yang dilakukan siswa kompetensi siswa
untuk memecahkan masalah-masalah mereka
dan mengaplikasikan apa yang telah mereka Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi
pelajari. Guru harus menerima bahwa siswa Kecerdasan Majemuk
memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat Ada 3 faktor penting yang berkaitan dengan
kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus apakah kecerdasan dapat berkembang atau
menyediakan kesempatan-kesempatan belajar tidak, yaitu:
yang kaya, mempertajam kemampuan- Faktor biologis
kemampuan observasi mereka, mengumpulkan Faktor-faktor yang termasuk di dalamnya
informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, adalah faktor keturunan atau genetis dan luka
serta mempelajari kecerdasan-kecerdasan yang atau cedera otak sebelum, selama, dan setelah
tidak biasa. kelahiran.
Guru membutuhkan dukungan dan Sejarah hidup pribadi
waktu untuk memperluas daftar pengajaran Termasuk didalamnya pengalaman-
mereka. Jika proses pembelajaran ingin pengalaman dengan orang tua, guru, teman
mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki sebaya, kawan-kawan, dan orang lain, baik
pengetahuan, nilai dan sikap, serta yang membangkitkan maupun yang
keterampilan yang seimbang, maka jam menghambat perkembangan kecerdasan.
belajar yang selama ini hanya cukup untuk Latar belakang kultural dan historis
menguasai pengetahuan saja harus diubah Termasuk waktu dan tempat individu
dengan memperluas jam belajar. Hal ini perlu dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan
dilakukan tidak lain untuk: kondisi perkembangan historis atau kultural
Memberi dukungan dan melakukan praktik. ditempat-tempat lain. Selain itu ada juga faktor
Meminta guru tertentu yang memiliki pendorong dan penghambat kecerdasan.
kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan Sejumlah pengaruh lingkungan juga berperan
untuk memberikan pelatihan. mendorong atau menghambat perkembangan
Mengintegrasikan para spesialis yang kecerdasan. Pengaruh tersebut antara lain:
memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Akses ke sumber daya atau mentor
Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan Apabila orang tua tidak mampu membelikan
perbandingan proses pembelajaran. anaknya gitar, drum atau alat musik lain,
Pendekatan kecerdasan majemuk dan mungkin kecerdasan musik anak tidak akan
pembelajaran. Kurikulum pada dasarnya berkembang.
berfokus pada pengetahuan yang mendalam Faktor historis-kultural
dan pengembangan kemampuan. Dalam hal Apabila individu adalah seorang siswa yang
ini, pembelajaran tidak harus menekankan memiliki kecenderungan pada matematika
pengajaran melalui kecerdasan, tetapi yang pada saat program-program matematika dan
harus mendapat penekanan adalah bahwa ilmu pengetahuan banyak mendapat subsidi,

44
besar kemungkinan kecerdasan matematis- Implikasi Kecerdasan Majemuk Dalam
logis individu tersebut berkurang. Pendidikan
Menurut Howard Gardner, kesembilan
Faktor geografis jenis kecerdasan majemuk yang telah
Apabila individu dibesarkan di lingkungan dipaparkan diatas terdapat dalam diri setiap
perkebunan, individu tersebut memiliki individu, hanya kadar dari masing-masing
kesempatan yang lebih besar untuk kecerdasan tidak sama. Seperti halnya, Jika
mengembangkan kecerdasan naturalisnya seseorang memiliki kecerdasan linguistik lebih
dibanding jika dibesarkan di keramaian kota menonjol daripada kecerdasan matematis-
dengan gedung-gedungnya yang menjulang logis. Kecerdasan merupakan kemampuan
tinggi. yang dapat berubah dalam sepanjang hayat.
Kecerdasan dapat dikembangkan dan
Faktor keluarga ditingkatkan melalui proses belajar yang tepat
Apabila individu ingin menjadi pemusik, sehingga dapat berfungsi bagi pemiliknya.
tetapi orang tua menginginkan individu Peran pendidik memiliki andil yang cukup
tersebut menjadi pengacara, mungkin besar untuk membantu perkembangan
pengaruh mereka akan mendorong kecerdasan peserta didik. Oleh Karena itu,
perkembangan kecerdasan linguistik, tetapi seorang guru perlu memahami teori
menghambat kemajuan kecerdasan musikal kecerdasan majemuk agar setiap pelaksanaan
anda. pembelajaran di kelas berlangsung secara
optimal.
Faktor situasional Menurut teori kecerdasan majemuk,
Apabila individu harus membantu merawat setiap siswa memiliki kecerdasan yang
keluarga besarnya saat beranjak dewasa berbeda-beda. Siswa akan lebih mudah
padahal ia memiliki keluarga sendiri maka ia menangkap dan memahami suatu pelajaran
tidak akan punya waktu untuk jika penyampaian materi sesuai dengan jenis
mengembangkan aspek-aspek kecerdasan yang kecerdasan yang menonjol dalam diri siswa.
dimilikinya, kecuali kecerdasan itu bersifat Contohnya, jika siswa memiliki jenis
interpersonal. kecerdasan yang menonjol dalam inteligensi
Teori kecerdasan majemuk memiliki musikal, maka dia akan lebih mudah
kelemahan yaitu, kedelapan kecerdasan memahami mata pelajaran tertentu, seperti:
tersebut belum memiliki standar tes dan biologi, jika dijelaskan dengan memasukkan
norma, artinya sampai saat ini belum unsur musik ke dalamnya. Misalnya, siswa
ditemukan alat ukur untuk mengukur memiliki jenis kecerdasan yang menonjol
kecerdasan majemuk. Alat ukur yang telah ada dalam inteligensi visual, maka ia akan lebih
hanya memetakan kedelapan kecerdasan mudah menangkap pelajaran jika dijelaskan
dalam kecerdasan majemuk namun tidak untuk menggunakan bermacam-macam bentuk yang
dipakai sebagai alat pengukuran. Gardner dapat diamati. Oleh karena itu kecerdasan
mengungkapkan bahwa kecerdasan dalam siswa di kelas sangat beragam dan tugas guru
kecerdasan majemuk dapat didukung dengan dalam bidang studi apapun perlu memasukkan
menggunakan tes-tes standart, seperti Skala dan mengolah materi yang akan diajarkan
Kecerdasan Weschler yang berisi subtes yang sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki siswa-
melibatkan kecerdasan logic mathemathic, siswa tersebut. Guru perlu mengajar dengan
verbal linguistic, visual spatial, bodily model bervariasi sehingga setiap siswa merasa
kinesthathic (dalam kandungan yang lebih dibantu secara tepat dan juga tidak akan
sedikit). Tes kecerdasan lainnya yang merasa bosan dalam melakukan pembelajaran
menyentuh kecerdasan interpersonal dan di kelas. Alangkah lebih baik jika sebelum
intrapersonal seperti Skala Kedewasaan mengajar guru melakukan pendekatan untuk
Masyarakat Vineland dan Daftar Penilaian mengetahui kecerdasan apa saja yang dimiliki
Diri Coopersmith. Namun beberapa alat tes setiap siswanya.
yang telah disebutkan di atas adalah untuk Kecerdasan majemuk ini bukan hanya
menilai setiap kecerdasan, sedangkan dimiliki oleh murid, tetapi seorang guru dan
penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk individu lain juga memilikinya. Biasanya guru,
menggambarkan (Dalyono, 2007). karena memiliki kecerdasan tertentu yang
menonjol, cenderung menggunakan

45
pendekatan yang sesuai dengan kecerdasan soal esai, siswa tersebut selalu gagal. Gurunya
tersebut secara terus menerus. Guru yang tidak mengerti penyebabnya. Ternyata siswa
menonjol dalam inteligensi linguistik akan tersebut menonjol dalam inteligensi linguistik
lebih suka mengajar dengan menggunakan dan natural, sehingga ia membutuhkan cara
model inteligensi itu, seperti: berceramah, evaluasi lain, mungkin dengan lisan atau
bercerita panjang lebar, dengan puisi, diminta mengekspresikan dengan cara lain.
membaca, dan sebagainya. Guru yang (Hamzah 2009).
inteligensi matematis-logisnya menonjol akan
lebih senang mengajar dengan menekankan Pentingnya Teori Multiple Intelligences
cara pendekatan matematis-logis; secara dalam Pendidikan
sistematis, dengan skema, bagan, rumus, dan Sejak Gardner mengemukakan teori
sebagainya. Guru tersebut jarang mengajar Multiple Intelligences dalam bukunya Frames
dengan menggunakan inteligensi kinestetik- of Mind pada tahun 1983, sebagian besar
badani, interpersonal, ruang-visual, natural, pendidik telah menerapkannya dalam
atau lainnya, yang mungkin lebih cocok untuk pendidikan. Mereka telah mempertimbangkan
siswa. Akibatnya, siswa yang tidak memiliki gagasan beberapa kecerdasan sebagai solusi
inteligensi sama dengan yang digunakan guru, untuk kekurangan yang ada dalam sistem
siswa juga kurang merasa terbantu secara baik pendidikan. Apakah mereka menggunakannya
dalam belajarnya. Bahkan bisa jadi siswa sebagai pengajaran pendekatan, metode atau
tersebut merasa tidak diajar apapun, karena strategi atau sebagai alat penilaian, mereka
guru mengajar dengan pendekatan yang cocok sepakat bahwa instruksi harus disesuaikan
untuk dirinya sendiri. dengan Multiple Intelligences siswa. Mereka
Guru tidak boleh merasa tidak dapat menyarankan untuk mempertimbangkan
berkembang lagi, tetapi seorang guru harus kekuatan dari siswa yang mungkin ada di
lebih yakin bahwa selalu dapat daerah lain selain logika-matematika dan
mengembangkan cara mengajar mereka. Jika verbal-linguistic daerah. Disisi lain pentingnya
anak didik dapat dibantu mengembangkan “non-akademis” kecerdasan seperti kegiatan
kecerdasan mereka, guru pun juga dapat musik, kemampuan spasial kesadaran diri, atau
dikembangkan. Tentu butuh semangat dan visual
upaya kuat. Strategi pembelajaran, teori Pada bagian berikut, ada sebuah
kecerdasan majemuk juga berdampak pada ilustrasi yang memberikan nilai dan
rangkaian kegiatan pembelajaran lainnya, pentingnya penerapan teori Multiple
seperti peralatan, pengaturan kelas, dan Intelligences di pengaturan pendidikan.
evaluasi. Karena harus menggunakan strategi Keuntungan dari teori Multiple Intelligences di
beragam sesuai kecerdasan siswa, tentu perlu bidang pendidikan dan mendorong semua guru
dilengkapi peralatan memadai sesuai strategi di seluruh dunia untuk menggunakannya
yang dipakai. dalam pengajaran mereka dengan cara yang
Demikian pula dengan pengaturan sesuai dengan materi pelajaran yang mereka
kelas, tidak bisa hanya diatur dalam satu ajarkan dan kondisi pendidikan yang sedang
kedudukan yang tetap, berbaris dari depan ke dihadapi.
belakang. Terkadang kelas perlu diatur
melingkar, berkelompok-kelompok kecil, atau Teori Multiple Intelligences sebagai alat
bisa jadi kelas perlu dikosongkan dari kursi untuk mencapai kesuksesan
atau bahkan belajar diluar ruangan. Missalnya Dengan adanya teori kecerdasan
untuk mengembangkan inteligensi natural, majemuk guru semakin termotivasi untuk
perlu diajak keluar ruangan melihat taman, meningkatkan hasil belajar siswa. Teori
hutan, gunung, dan alam raya. Hal evaluasi kecerdasan majemuk dapat dijadikan alat
yang digunakan juga perlu beragam sesuai untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
inteligensi para siswa. Sistem evaluasi yang Pada bagian ini guru sadar bahwa semua siswa
hanya menggunakan tes tertulis tidaklah cukup itu memiliki kecerdasan hanya saja mereka
karena tidak mengungkapkan inteligensi siswa memiliki cara yang berbeda. Dengan
yang beragam. Gardner mencontohkan, ada demikian, semua anak memiliki potensi dan
seorang siswa yang cerdas dalam menganalisis menggunakan kecerdasan majemuknya untuk
flora-fauna, dan sangat kreatif menjelaskan meningkatkan kesempatan bagi siswa belajar
kepada siswa lain. Namun dalam ujian, dengan dan berhasil.

46
Multiple Intelligences membuat belajar kecerdasan matematis-logis, kecerdasan
lebih menyenangkan visual, kecerdasan musikal, kecerdasan
Menggunakan teori Multiple Intelligences di kinestetik, kecerdasan interpersonal,
kelas dapat membantu pendidik untuk kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
menciptakan suasana menggembirakan. naturalis, kecerdasan eksistensial.
Adanya teori kecerdasan majemuk ini guru Kecerdasan majemuk yang menonjol
dapat mengembangkan metode, strategi, dan dan yang tidak untuk setiap individu pasti
evaluasi pembelajaran yang lebih menarik berbeda-beda. Oleh karena itu sebagai seorang
sehingga siswa tidak merasa bosan saat pendidik perlunya memperhatikan kecerdasan
mengikuti pembelajaran dikelas. Oleh karena majemuk tiap individu agar pembelajaran
itu, lebih baik untuk membuat suasana kelas berjalan dengan baik dan siswa juga dapat
yang menyenangkan dimana siswa seperti apa menyerap materi yang disampaikan secara
yang mereka pelajari dan menikmatinya. optimal. ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berkembang atau tidaknya
Multiple Intelligences peduli perbedaan kecerdasan majemuk antara lain: faktor
individu dalam pembelajaran biologis, sejarah hidup, dan latar belakang
Howard Gardner menciptakan istilah Multiple kultural.
Intelligences sebagai hasil penelitiannya Peran kecerdasan majemuk di dalam
mempelajari potensi manusia. dalam kegiatan pendidikan sangatlah penting. Seorang
pembelajaran contohnya, tidak selamanya pendidik harus mampu menyesuaikan
siswa yang selalu menjawab quis atau kecerdasan majemuk siswa dengan metode
pertanyaan adalah siswa yang paling cerdas, dan strategi pembelajaran agar tidak tercipta
pasti siwa yang lain juga cerdas hanya saja dia suasana yang membosankan. Beberapa
kurang memiliki kemampuan dalam pengaruh dari teori kecerdasan majemuk
berbahasa. Berdasarkan hal tersebut bahwa adalah: 1) Teori Multiple Intelligences
guru tau bahwa setiap siswa itu butuh cara sebagai alat untuk mencapai kesuksesan, 2)
masing-masing dalam kegiatan pembelajaran. Multiple Intelligences membuat belajar lebih
menyenangkan, 3) Multiple Intelligences
Multiple Intelligences berbasis instruksi peduli perbedaan individu dalam
Banyak pendidik mulai menggunakan pembelajaran, 4) Multiple Intelligences
instruksi kecerdasan majemuk sebagai cara berbasis instruksi. Dengan adanya teori
untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi kecerdasan majemuk mampu meningkatkan
dengan siswa sebagai hasil dari masing- kualitas hasil belajar siswa.
masing perbedaan dan gaya belajar mereka.
Kesulitan-kesulitan ini mungkin diwakili DAFTAR PUSTAKA
dalam ketidakmampuan mereka untuk
mencapai sebagian besar siswanya (Sri Weni Ali, Noor Rochmad. 2015. “Analisis Konsep
Utami 2019). Howard Gardner Tentang Kecerdasan
Majemuk (Multiple Intelligences) Dan
KESIMPULAN Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Berdasarkan uaraian penjelasan yang Yang Sesuai Dengan Perkembangan
telah dipaparkan di bagian pembahasan dapat Anak Di Tk Alam Alfa Kids Pati Tahun
disimpulkan bahwa: Ajaran 2014/2015.”
Teori kecerdasan pertama kali dikemukakan Chatib, Munif. 2010. "Sekolahnya Manusia,
oleh Howard Gardner salah satu tokoh Sekolah Berbasis Multiple Intelligence di
psikolog dan professor pendidikan dari Indonesia". cet ke-1. Bandung: Kaifa. h.
Graduate School of Education, Harvard 89.
University Amerika Serikat pada tahun 1983. Dalyono. 2007. "Psikologi Pendidikan". Cet
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan ke-1. Jakarta: Rineka Cipta. h. 188
majemuk adalah kemampuan yang dimiliki Hamzah, Amir. 2009. “Dan Implikasinya
oleh setiap individu untuk memecahlkan Terhadap Pengelolaan.” Tadris 4(2):251-
permaslahan dalam berbagai situasi dan 61.
kondisi di dunia nyata. Ada Sembilan jenis Hanafi. 2016. “Pemilihan Profesi Berdasarkan
kecerdasan majemuk yang di kemukakan oleh Kecerdasan Majemuk (Multiple
Gardner antara lain: kecerdasan linguistik, Intelligence).” Jurnal Kajian Keislaman

47
3(1):1–20.
Jasmine, Julia. "Panduan Praktis Mengajar
Berbasis Kecerdasan Majemuk" Cet ke-1
(Bandung: Nuansa, 2007), h. 13.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2010. “Hakikat
Kecerdasan Majemuk ( Multiple
Intelligences ).” 1-60.
Kadek,Suarca Soetjiningsih, Iga.Endah
Ardjana. 2005. “Kecerdasan Majemuk
Pada Anak.” Sari Pediatri 7(2):85–92.
Siregar, Lina Mayasari. 2013. "Penerapan
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
Majemuk Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Bunayya Padangsidimpuan".
Program Pascasarjana IAIN Sumatera
Utara Medan.
Syarifah. 2019. “Konsep Kecerdasan
Majemuk Howard Gardner Syarifah.”
Jurnal Ilmiah Sustainable 2(2):176–97.
Utami, Sri Weni. 2019. “Multiple
Intelligences : Platform Global Paling
Efektif Untuk Pendidikan Abad Ke-21
Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran.”
Pp. 251–57 In Prosiding Seminar
Nasional & Call Paper Psikologi
Pendidikan 2019 Fakultas Pendidikan
Psikologi. Malang.

48
49

Anda mungkin juga menyukai