MAKALAH KELOMPOK
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan Islam Semester 2 Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2019/2020
Oleh:
SYAHRUNI
Nim. 80200219033
IKA FITRIANI
Nim. 80200219041
Dosen Pemandu:
Itelegensi”. Makalah ini merupakan tugas yang terstruktur dari mata kuliah
kepada beliau yang bersedia mengarahkan jalannya mata kuliah ini sampai
akhir nantinya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah terbesar dari Allah SWT kepada
melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus. Selain manusia,
kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi
intelegensi terkait dengan cara individu berbuat, apakah berbuat dengan cara yang
cerdas atau kurang cerdas atau tidak cerdas sama sekali. Suatu perbuatan cerdas
lebih diterima dan dilayani.Konsep ini“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Rosda
Karya, 2005), 93.
konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru. Kecerdasan intelektual
tidak hanya mencakup dua para meter tersebut di atas, tetapi juga harus dilihat
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi multiple intelegensi?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi multiple intelegensi.
PEMBAHASAN
Multiple Intelligences adalah istilah atau teori dalam kajian tentang ilmu
MI adalah sebuah teori kecerdasan yang dimunculkan oleh Dr. Howard Garner,
seorang psikolog dari Project Zero Harvard University pada 1983. Hal yang
menarik pada teori kecerdasan ini adalah terdapat usaha untuk melakukan
psikologis, kemudian hasil tes diubah menjadi angka standar kecrdasan. Daniel
Muijs dan David Reynoalds dalam bukunya yang bejudul Effective Teaching
mengatakan bahwa gardner berhasil mendobrak dominasi teori dan tes IQ yang
2
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2013), 132.
Multiple intelligences merupakan sebuah penilaian yang melihat secara
masalah dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan alat untuk melihat
ability to find and solve problems and create products of value in one’s own
culture”. Menurut gardner; kecerdasan seseorang tiba-tiba tidak diukur dari hasil
tes psikologis standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang terhadap dua
budaya (creatvity).
kecerdasan verbal atau kecerdasan logika. Gardner dengan cerdas memberi label
”multiple” (jamak atau majemuk) pada luasnya makna kecerdasan. Gardner selalu
memaparkan tiga hal yang berkaitan dengan MI seseorang, yaitu komponen inti,
kompetensi dan kondisi akhir terbaik. Ternyata tiga hal tersebut sangat berkaitan
dengan dunia pendidikan. Setiap area otak yang disebut lobus of brain ternyata
punya komponen inti berupa potensi kepekaan yang akan muncul dari area otak
apabila diberi stimulus yang tepat. Akibat adanya stimulus yang tepat, kepekaan
diasah terus menerus dalam jenjang silabus yang tepat, dari kompetensi akan
muncul kondisi akhir terbaik seseorang. Kondisi akhir terbaik inilah yag disebut
kebanyakan orang ”profesi”. Namun, jika stimulus yang diberikan tidak tepat,
kompeteni tersebut tidak akan muncul menonjol atau hanya biasa-biasa saja.3
seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang
tinggi bila ia dapat menyelesaikan persoalan hidup yang nyata, bukan hanya
inteligensinya.4
yang bermacam-macam dalam kehidupan ini Kecerdasan telah ada dan mengakar
dalam saraf manusia, terutama dalam otak yang merupakan pusat seluruh aktivitas
manusia. Pada anak usia 0-3 tahun terjadi proses pertumbuhan sel-sel saraf serta
pembentukan koneksi (hubungan antara sel-sel saraf). Setelah berumur 4-5 tahun,
dalam SSP (sistem saraf pusat) akan meningkatkan kemampuan daya pikir yang
3
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2013), 76
4
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2007), 145.
lebih kompleks. Penyerapan informasi dari luar diri semakin banyak. Selanjutnya
ketika anak usia anak mencapai 6 tahun lebih terjadi perluasan ruang gerak serta
hubungan sosial yang lebih rumit. Kondisi ruang gerak dan peluasan lingkungan
ideal untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari struktur otak yang telah
terbentuk.5
banyak, hal ini berbeda dengan konsep lama yang menyatakan bahwa inteligensi
seseorang tetap mulai sejak lahir sampai kelak dewasa, dan tidak dapat diubah
masalah dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.Hal ini memicu upaya
keras dari Howard Gardner untuk melakukan penelitian dengan melibatkan para
ahli dari berbagai disiplin ilmu yang pada akhirnya melahirkan teori multiple
individual ini untuk tujuan-tujuan praktis seperti pengajaran dan penilaian, tetapi
5
Sutan Surya, Melejitkan Multiple Intelligence Sejak Dini, (Yogyakarta : Andi, 2007), 1.
6
Susan Baum, dkk., Multiple Intelligences in the Elementary Classroom, (New York:
Teachers College Press, 2005 ), 10.
juga menganggap serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar, bahkan
menarik dan sangat berharga. Teori ini merupakan langkah raksasa menuju suatu
sebagai berikut :
proses berpikirnya.8
5. Kecerdesan musikal
10
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, Kritik MI, EI, SQ, AQ, dan Succesful
Intelligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), 145-146.
11
Takdirotun Musyfiroh, Cerdas Melalui Bermain: Cara Mengasah Multiple Intelligences
Anak Sejak Usia Dini, (Jakarta: Grasindo, 2008), 51-52.
12
Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius, 2007)h 36
musik, kepekaan terhadap ritme, melodi, dan timbre dari musik yang
morse.13
6. Kecerdasan intrapersonal
7. Kecerdasan interpersonal
13
Thomas Amstrong, Setiap Anak Cerdas : Panduan Membantu Anak Belajar dengan
Memanfaatkan Multiple Inteligence-nya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005) h 11
14
Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h 41
fasilitator, dan penggerak massa. Kecerdasan ini biasanya dimiliki
8. Kecerdasan naturalis
9. Inteligensi eksistensial(existentialintelligence)
sama sekali berbeda dengan teori kecerdasan tunggal (IQ). Melalui teori yang
adalah unsur biologis dan haruslah memenuhi delapan kriteria. Teori kecerdasan
berbagai kecerdasan dan orang-orang dengan tipe kecerdasan lain yang tidak
masalah dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan suatu alat yang
inteligensi eksistensial.19
18
Howard Gardner, Kecerdasan Majemuk: Teori dalam Praktek, (Batam: Interaksara,
2003), 123.
19
Paul Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius, 2007),
19.
yang memungkinkan materi pelajaran dapat disampaikan dalam proses belajar
sebagai berikut:
hanyalah kreativitas dan kepekaan guru. Artinya setiap guru harus bisa berpikir
secara terbuka yaitu keluar dari paradigma pengajaran tradisional, mau menerima
perubahan, serta harus memiliki kepekaan untuk melihat setiap hal yang bisa
Keluar dari pola kebiasaan mengajar yang lama yaitu pengajaran yang hanya
tidak mau keluar dari zona nyaman sebagaimana yang diungkapkan Manusia
risiko, karena untuk berubah berarti mereka dihadapkan pada resiko dari
harus menunggu perintah dari atasan. Guru yang mencoba menerapkan Multiple
Intelligences, berinisiatif untuk mencoba keluar dari zona nyaman agar pengajaran
dapat dilakukan seefektif mungkin dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini
didasari oleh pemikiran bahwa guru adalah orang yang langsung terlibat di
lapangan yang mengetahui secara jelas kebutuhan dan keunikan dari setiap siswa.
Kenyataan, saat ini adalah kurangnya guru-guru yang memiliki inisiatif untuk
mencoba keluar dari pola pengajaran tradisional, meskipun dari pihak atasan
mungkin.
dan kepala sekolah saja, tetapi pihak orang tua pun perlu dilibatkan. Kita harus
bersinergi dengan pihak orang tua. Orang tua pun memiliki andil dalam
menentukan cara belajar anaknya. Masih banyak orang tua yang memiliki pola
pikir tradisional dalam memandang kemampuan yang harus dicapai oleh anaknya.
Mereka masih memandang anaknya bodoh, jika anaknya tidak pandai dalam
matematika atau bahasa. Pola pikir orang tua seperti itu harus diubah. Pihak
sekolah hendaknya mengadakan seminar bagi orang tua. Seminar itu menjelaskan
bahwa kecerdasan anak bukan hanya dipandang dari kemampuan matematika dan
sesuai dengan keunikan anak. Jika pandangan baru ini diberikan kepada orang tua,
mengembangkan Multiple Intelligences. Salah satu bentuk peran serta orang tua
anak untuk hanya menguasai kemampuan matematika dan bahasa, tetapi mereka
masing-masing.
Selain mengadakan seminar, kerja sama pihak sekolah dengan orang tua
dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peran Wali Kelas dan guru Bimbingan
Konseling dengan cara melakukan pertemuan berkala dengan pihak orang tua.
Kerja sama ini dilaksanakan dalam upaya untuk memantau setiap perkembangan
anak dan mengamati keunikan setiap anak, sehingga pendidikan bisa diberikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Multiple intelligence adalah Multiple intelligences merupakan sebuah
yang absrtak.
awal masa anak-anak karena pada masa ini anak-anak belajar untuk
kelemahan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi.Agus.2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21, Kritik MI, EI, SQ, AQ, dan Succesful
Intelligence Atas IQ, Bandung