PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan diteliti. 1 Melalui kajian pustaka,
yang akan dilakukan belum memperoleh hasil yang memuaskan dari penelitian-
adalah biasanya dari teori atau metode yang digunakan atau data serta sumber data
adalah daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers,
dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian
pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf
1Muljono Damopolii, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis,
Disertasi, dan Laporan Penelitian (Cet. II; Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2016), h. 13.
2Mahsun, Metode Penelitian Bahasa (Cet V; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.
32.
3
4
awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru
Kajian pustaka dalam suatu penelitian ilmiah adalah salah satu bagian
sebelumnya.3
Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk menentukan apa yang telah
dilakukan orang yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan.
Selain itu dengan kajian pustaka tidak hanya mencegah duplikasi penelitian orang
lain, tetapi juga memberikan pemahaman dan wawasan yang dibutuhkan untuk
menempatkan topik penelitian yang kita lakukan dalam kerangka logis. Dengan
bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah
kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai
literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan
konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang
gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan
pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau
pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi
oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang
berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar
lebih mudah dibaca. Bagian yang kurang penting biasanya dibahas secara singkat.
Bila ada beberapa hasil penelitian yang mirip dengan masalah penelitian, maka
dapat dituliskan.
kesimpulan bahwa tinjauan pustaka adalah bagian awal yang sangat penting untuk
atau tinjauan pustaka akan sangat menolong peneliti dalam menentukan hipotesis
dari apa yang akan diteliti berikut juga agar meyakinkan pembaca bahwa
tidak langsung tinjauan pustaka dapat menjadi sebuah acuan agar tidak ada
pustaka yang dihasilkan. Kajian pustaka ini dapat berupa buku-buku teks, laporan
6
hasil penelitian, makalah, risalah, dan karya-karya ilmiah seperti skripsi, tesis dan
tentang hasil penelitian sebelumnya, yang sejalan dengan topik penelitian yang
peneliti lain.
(b) menegaskan karangka teoritis yang dijadikan landasan atau karangka berfikir
Sehingga terdapat dua manfaat penting dari tinjauan pustaka yaitu manfaat
pengetahuan, penajaman teori, dan konsep yang terkait dengan fokus penelitian.
dilaksanakan.
oleh peneliti.
berdasarkan teri-teri atau konsep-konsep umum yang ada dan penalaran induktif
Secara garis besar sumber bacaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:7
misalnya dari artikel tertentu, karangan ilmiah, buku, dan dokumen lainnya
diterbitkan bulanan, tiga kali dalam setahun, dan artikel yang dimuat
karya orang lain. Sumber sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia
menggambarkan secara detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti
tinjauan pustaka, kajian teori atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian
8 Donald Ary, dkk, terj. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (Cet. III;
Yogyakarta: Pelajar Offset, 2007), h. 91.
9
c. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature
map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara
lengkap.
variabel penelitian.
ruang lingkup penelitian yang diajukan sehingga rumusan masalah dan langkah
B. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah alur pikir yang logis dan dibuat dalam bentuk
diagram bertujuan menjelaskan secara garis besar pola subtansi penelitian yang
hipotesis penelitiannya.10
teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didedifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian
hanya membahas dua variabel atau lebih secara mandiri maka yang dilakukan
perumusan hipotesis, selain itu kerangka teoritis juga berguna untuk mempertegas
junis hubungan yang terjadi atar variable serta untuk menggambarkan bagaimana
berkaitan dengan:14
masalah yang ditemukan, seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada
dengan penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang, membantah
(ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada.
yang diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah
Apa yang akan diperoleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran
tidak semuanya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan
sebelumnya
kalangan masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak
turun temurun.
terlebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang akan diteliti,
dan apakah sama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori
buku-buku dan yang hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat
berbentuk buku teknis, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat
dibaca adalah, laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi.
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dikemukakan teori-teori
variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel dan
kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian.
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori
dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan
mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-
betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori
yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan
6. Sintesa kesimpulan
penelitian yang relevan dengan semua variable yang diteliti, selanjutnya peneliti
13
variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat
7. Kerangka berfikir
kalimat: jika begini maka akan begitu, jika komitmenkerja tinggi, maka
produktivitas lembaga akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan
C. Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan
tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan
dari sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan baru akan menjadi
diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap
sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi V (Cet. 12; Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2002), h. 64
14
pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab
rumusan masalah dalam hipotesis haruslah berdasar pada teori dan empiris.17
merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya,
permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah
kesimpulan dari teori-teori yang ada dalam kajian pustaka maupun dari hasil
masalah.
Peneliti harus memahami terlebih dahulu pola hubungan yang terdapat dan
mungkin terjadi atau tipe hubungan di antara variabel yang diteliti untuk dapat
konseptual teoretis hubungan dua variabel perlu dikaji secara lebih jelas, sebelum
Contoh:
X Y
dapat mempengaruhi X.
Contoh:
Panen Panen
jagung kedelai
variabel II, sebab variabel I setara dengan variabel II dan tidak mungkin
21 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan (Cet.
V; Jakarta: Kencana, 2019), h. 131.
16
memberikan sumbangan terhadap variabel II.22 Mana yang lebih menentukan tidak
dapat dinyatakan dengan pasti, karena banyak variabel lain yang tersembunyi
Salah satu tujuan penelitian adalah menguji hipotesis dan jika berdasarkan
telah tertuang dalam kumpulkan dan dianalisis yang kemudian diproses melalui
penelitian.
b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang
2. Jenis-jenis Hipotesis
a. Hipotesis Penelitian
mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positif atau secara negatif antara
23 Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi (Cet. II; Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2004), h. 169.
dua variable atau lebih sesuai dengan teori. Jenis hipotesis ini juga sering disebut
sebagai hipotesis yang dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu (1) hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis
tentang perbedaan.
yaitu:
3) hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang
dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu (1) hipotesis nihil (null
hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ho, dan (2) hipotesis alternative
hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
adanya hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya,
18
Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SD.
oleh peneliti, di mana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan
variabel dependent. Misalnya: siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih
diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel
menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan
c. Jenis hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji
mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup
kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. Sedangkan hipotesis minor
adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor
Ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi (KSE) orang tua dengan
1) Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA.
2) Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMA,
3) Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMA. 25
nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur sebelum dilakukan pengujian
empiris. Namun demikian, bukan berarti dalam merumuskan hipotesis yang akan
diuji dapat dilakukan “semau peneliti”. Ada beberapa kriteria tertentu yang
diterangkan.
atau lebih.
c. Hipotesis harus dapat diuji, hipotesis yang diajukan peneliti harus bersifat
25 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 163-165
26 Yatim Rianto, Metode Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC, 2010), h. 16.
27 Donald Ary, dkk, terj. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan (Cet.
III; Yogyakarta: Pelajar Offset, 2007), h. 122-126.
20
Sedangkan menurut John W. best (1977) dalam Yatim Riyanto (1996: 16)
Adapun menurut Borg dan Gall dalam Yatim Riyanto (1996: 16) dan
jawaban atau dugaan yang harus diuji kebenarannya, dan dari pengujiannya itu
ada kemungkinan terbukti atau tidak, namun peneliti tidak boleh sembarang
c. Hipotesis harus dapat diuji. Berdasarkan criteria ini peneliti dituntut agar
hipotesis tidak boleh menggunakan kiasan kata yang tidak atau kurang
tersebut dapat dengan cepat dan mudah dipahami maka sudah selayaknya
4. Perumusan Hipotesis
tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan teoritis dan
telaah pustaka.29
hipotesis itu berfungsi sebagai penuntun dalam proses penelitian khususnya dalam
a. Hipotesis itu hendaknya menyatakan pertautan antara dua atau lebih variabel.
Hal ini dikarenakan penelitian ilmiah itu sendiri sebagai suatu proses untuk
pernyataan. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai jawaban sementara atau
terkumpul dan tidak diganggu oleh hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan
pengujian tersebut.
c. Hipotesis sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat yang jelas dan padat.
28 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 165-166.
29 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 68.
30 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Cet. III; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015),
h. 197.
22
5. Pengujian Hipotesis
1982: 133) dan Yatim Riyanto (1996: 16-17) bahwa untuk menguji hipotesis,
peneliti perlu:31
memerlukan akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti adalah
data sampel yang merupakan bagian dari populasi. Pengujian hipotesis ini adalah
Suatu uji hipotesis dikatakan ditolak, jika dari uji statistika yang
dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan
peneliti ditolak karena perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan
oleh suatu kebetulan namun didukung dengan data yang ada di lapangan. Dan
dapat pula karena hipotesis pendamping, hasil statistiknya didukung atau diterima
sebagai hal yang benar. Maksudnya dalam suatu hipotesis statistik, antara
hipotesis nol (H0) dan alternatif (Ha), jika salah satu ditolak, maka yang lainnya
pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan secara tegas yaitu H0 = ditolak,
dan Ha = diterima.
Dan suatu hipotesis dikatakan diterima, jika hipotesis yang diturunkan dari
hasil kesimpulan kajian teoristis tidak ditolak. Jika tes statistika menerima
hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses
mengambil data di lapangan. Atau hipotesis riset yang telah diajukan peneliti
sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang
ada.32
32Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta: Raja
Grafindo, 2006), h. 57.