MAKALAH KELOMPOK
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan Islam Semester 2 Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2019/2020
Oleh:
Dosen Pemandu:
“bimbingan dan konseling”. Makalah ini merupakan tugas yang terstruktur dari
kasih kepada beliau yang bersedia mengarahkan jalannya mata kuliah ini
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menolong antara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri
diharapkan bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru,
pengurus sekolah dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor tidak
dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk mengadakan
pelajar.
pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui bimbingan dan konseling.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bimbingan
pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan
kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu
lebih baik.1 Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti,
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
1
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 1.
2
Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rieka Cipta,
2004), h. 99.
individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.3 Chiskolm dalam
diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai
moril. Kemudian bantuan itu harus dilakukan secara sistematis oleh pembimbing
agar individu atau kelompok tersebut dapat menjadi pribadi yang mandiri.
2. Pengertian Konseling
baik dimata masyarakat, terkhusus pada siswa sekolah yang masih mencari jati
diri dan ingin mencoba berbagai hal baru yang tanpa mereka sadari bisa
antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini
3
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Andi, 2004), h. 4-5.
4
Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, h. 94.
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat mempelajari bagaimana
datang.5
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini
lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
adalah proses pemberian bantuan dengan cara tatap muka yang dilakukan oleh
seorang ahli yaitu konselor terhadap kliennya yang memiliki masalah dalam
hidupnya.
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga
individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk
5
Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Konseling, h. 101.
6
Insano, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Press, 2004), h. 11.
Dengan latar belakang keadaan manusia sebagaimana tersebut, maka
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa manusia bahagia atau sengsara di dunia
dan di akhirat nanti. Karena mengingat sifat seperti inilah, diperlukan adanya
upaya untuk menjaga agar manusia tetap menuju ke arah kebahagiaan, menuju
citranya yang lebih baik. Salah satu cara dan jalan yang dapat dilakukan adalah
masyarakat akan lebih banyak membantu siswa dalam mengenal diri dan
keberadaannya sebagai makhluk Allah swt. Allah berlirman dalam surt Al-Hujarat
ayat 10 berbunyi :
untuk saling menasehati antara sesamanya sedang mengalami masalah dan telah
jauh dari kebenaran Ilahi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan konseling, maka
pada prinsipnya bimbingan dan penyuluhan ini dilakukan tidak boleh sembarang
orang, melainkan oleh orang tertentu yang memiliki keahlian. Keahlian ini
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah al-Kaffah (Bekasi: PT.
7
bimbingan penyuluhan.
secara mandiri.8
mencapai tujuan yang ditentukan sendiri. Menurut George dan Cristiani tujuan
8
Tohirin, Bimbingan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009), h. 35.
pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna
yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan
dan masyarakat.
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang
permasalahannya.
keputusan.
anggota kelompok.9
Sebagai pihak yang paling memahami dasar teknik konseling secara luas, konselor
dalam menjalankan perannya bertindak sebagai fasilitator bagi klien. Selain itu
klien sampai klien dapat menemukan dan mengatasi masalah yang dihadapinya.10
ada anak didik yang tidak hadir disekolah, guru pembimbing menanyakan kepada
adalah seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan Negara. Tinggi atau
dan konseling kepada siswa. Guru pembimbing adalah seorang guru yang
disamping mengajar disalah satu bidang studi, terlihat juga dalam rangkaian
pelayanan bimbingan dan konseling. Jadi tenaga ini adalah part-time teacher dan
part-time counselor.12
diatas dapat disimpulakn bahwa guru pembimbing adalah seorang tenaga pendidik
serta mengasuh siswa sebanyak 150 orang. ”Sesuai dengan ketentuan surat
12
Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta : Grasindo, 1997), h.
188.
13
Neviyarti, S.M.S, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berorientasi Khalifah Fil,
(Bandung : Alfabeta, 2009), h. 75.
14
Abu Bakar M Luddin, Kinerja Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Konseling, (Bandung :
Cita Pustaka Media Perintis, 2009), h. 52.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan dengan
dan konseling pola 17 plus yang terdiri dari enam bidang bimbingan yaitu bidang
himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus dan tampilan
pustaka.15
Lebih lanjut dijelaskan dalam buku Abu Bakar M Luddin yang sama.
Bahwa layanan adalah suatu tindakan yang sifat dan arahnya menuju kondisi yang
lebih baik dan membahagiakan bagi orang yang dilayani. Berikut ini diuraikan
dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
15
Abu Bakar M Luddin, Kinerja Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Konseling, (Bandung :
Cita Pustaka Media Perintis, 2009), h. 150-158.
pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai sesuatu
dijalaninya.
itu.
pembimbing.
konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan
permasalahan tersebut.
lebih ahli.
Prinsip yang berasal dari asal kata ” Prinsipra” yang artinya permulan
dengan sautu cara tertentu melhirkan hal-hal lain, yang keberadaanya tergantung
dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan
teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
merupaka hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebgai
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prisip yang digunakan bersumber dari
kajian filosofis hasil dari penelit ian dan pengalama praktis tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayany.
dihadapinya.
dibimbing.
karakteristik tersendiri.
menyelesaikannya.
dan masyarakat.
penanganan masalah.
2. Asas-asas bimbingan dan konseling
Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “ Dasar”. Tetapi asas
dalam pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”. Jadi asas bimbingan
dan konseling berarti rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang
bimbingan dan konseling. Setiap kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadikan
kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan pegangan dalam
menjalankan kegiatan itu. Menurut Prayitno ada dua belas asas yang harus
kenormatifan, asas keahlian, asas ahli tenaga, asas tut wuri handayani.16
1. Asas kerahasiann
berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data yang diperoleh
bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data atau
dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam
16
Hallen A, Bimbingan & Konseling: (Jakarta; Ciputat Press 2005), h. 62-69).
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas
2. Asas Kesukarelaan
merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena
Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan
3. Asas keterbukaan
hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan pertemuan batin
dirinya dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri. Asas ini
4. Asas Kekinian
masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang, namun pada dasarnya
yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa
akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya
pada saat ini. Sesuai dari apa yang dikemukakan di atas, maka diharapkan
dihadapinya sekarang
5. Asas Kemandirian
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar
konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli. Ciri-ciri
6. Asas Kegiatan
ditetapkan. Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif
konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini adalah selalu
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
dengan cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.
8. Asas kenormatifan
berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja
masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua dan
siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai
menjalani kerja sama yang saling mengerti dan saling membantu demi
9. Asas Kenormatifan
baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat bahwa konselor
tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu kepada
konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah
berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini
dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah profesional.
konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu masalah belum dapat
diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu
mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang lebih
ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.
Pengalihan tanganan seperti ini adalah wajib, artinya masalah klien tidak
secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu
tujuan. Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak
bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan
aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan yang telah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensinya, oleh karena itu
kelomok.
Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan sendirinya,
hal ini terjadi karena adanya asas yang mendukung layanan bimbingan konseling
tersebut sehingga layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak yang
kenormatifan, asas keahlian, asas ahli tenaga, asas tut wuri handayani.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 1.
Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rieka
1997), h. 188.
.