PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang unik. Artinya, tidak ada satu individu pun
yang persis sama denga individu yang lain. Salah satu perbedaan yang sering
kita jumpai adalah kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan
suatu masalah atau persoalan yang di hadapi. Untuk memecahkan masalah
atau persoalan yang sama, ada individu yang mampu dengan cepat
memecahkannya, namun ada juga individu yang lambat bahkan tidak mampu
memecahkannya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan, yang menjadi tujuan dalam
pembuatan makalah ini, yaitu :
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
5
tersebut, tetapi karena tidak dibentuk oleh lingkunga, akhirnya
tidak dapat mengerjakan soal.
A. Retardasi Mental
Merupakan istilah yang ering kita engar dalam kehidupan sehari –
hari. Maramis (1999) mengungkapkan bahwa retardasi mental ialah
keadaan inteligensi yang kurang (abnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak – kanak) atau
keadaan kekurangan inteligensi sehingga daya guna sosial dan
pekerjaan seseorang menjadi terganggu. Retardasi mental dapat terjadi
karena adanya retardasi mental primer dan sekunder.
Retardasi mental primer merupakan faktor keturunan atau
retardasi mental genetik. Umumnya kejadian retardai ini tidak
diketahui atau biasa disebut retardasi mental simplek. Sementara itu,
retardasi mental sekunder merupakan faktor dari luar yang diketahui
dan memengaruhi otak (pada periode prenatal, perinatal, an postnatal).
Misalnya, infeksi/intoksikasi, rudapaksa (trauma), gangguan
metabolisme/gizi, penyakit otak, kelainan kromosom, prematuritas,
dan gangguan jiwa berat.
6
Selanjutnya, retardasi mental memiliki beberapa tingkatan.
Menurut kesepakatan American Association of Mental Retardation
dalam Sarwono (2000), tingkat retardasi mental meliputi :
a. Retardasi mental lambat belajar (slow learner). IQ = 85 –
90.
b. Retardasi mental taraf perbatasan (borderline). IQ = 70 –
84.
c. Retardasi mental ringan (mild). IQ = 55 – 69
d. Retardasi mental sedang (moderate). IQ = 36 – 54
e. Retardasi mental berat (severe) IQ = 20 – 35
f. Retardasi mental sangat berat (profound) IQ = 0 – 19
B. Demensia.
Adalah kemunduran inteligensi karena kerusakanotak yang sudah
tidak dapat diperbaiki lagi (irreversible). Sementara itu, Maramis
(1999) mengungkapkan bahwa demensia adalah kemunduran fungsi
mental umum, terutama inteligensi, yang disebabkan oleh kerusakan
jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irreversible). Ada dua
macam demensia, yaitu demensia senelis, dan demensia presenelis.
Pertama, demensia senelis. Demensia senelis adalah demensia yang
gejalanya muncul pada usia tua, yaitu setelah usia 60 tahun.
Penyebabnya adalah usia lanjut. Gejala fisik yang terjadi adalah atropi
pada kulit dan otot, kulit tipis dan keriput, berjalan tidak stabil, bicara
7
pelan, suara kasar, serta tremor pada tangan dan kepala. Sementara itu,
gejala psikologik nyang ditampilkan adalah kemunduran mental
umum atau sering disebut demensia simplek, delirium, bingung,
depresi, agitasi, paranoid, dan bisa terjadi gangguan ingatan.
Kedua, demensia presenilis. Demensia presenilis adalah demensia
yang gejalanya muncul sebelum masa senil (usia tua). Penyebabnya
belum diketahui dengan pasti. Demensia presenilis ada dua macam,
yaitu penyakit Alzheimer dan Morbus pic. Penyakit Alzheimer adalah
jenis penyakit demensia senilis yang terjadi antara umur 50 tahun
sampai 60 tahun. Penyebabnya adalah atrofi otak pada lapis luar,
terutama bagian frontal dan temporal. Gejalanya timbul secara
perlahan, tidak ada ciri khas gangguan inteligensi dan perilaku,
diantaranya disorientasi, gangguan ingatan, emosi labil, kekeliruan
mengenai hitungan dan pembicaraan sehari – hari, afasia, perseverasi,
logoklonia, gelisah dan hiperaktif.
Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan perawat sebagai
pemberi asuhan kepada penderita demensia adalah pengajaran kepada
keluarga agar memperhatikan dan memuaskan kebutuhan rasa kasih
sayang, harga diri, rasa masuk hitungan, rasa tercapainya sesuatu,
pertahanan perasaan aman, dan harga diri. Upayakan kamar penderita
dalam keadaan terang, taruh barang – barang yang sudah dikenal sejak
dahulu.
A. Definisi Bakat
8
Sukardi (1997) juga mengungkapkan hal senada terkait definisi bakat,
yaitu suatu kondisi atau suatu kualitas yang dimiliki individu yang
memungkinkan individu tersebut untuk berkembang pada masa
mendatang. Terakhir, Woordworth & Marquis (1957) dalam Notoatmodjo
(1993) mengungkapkan bahwa bakat adalah salah satu kemampuan
manusia yang meliputi achievement/actual ability (diukur dengan tes
tertentu), capacity/ability (diukur secara langsung), dan aptitude (kualitas
psikis yang hanya dapat diungkapkan dengan tes).
Sementara itu, SAT adalah test bakat yang telah dipolakan dan
dibakukan untuk mengetahui bakat individu pada mata kuliah/mata
9
pelajaran tertentu di sekolah atau akademis. Terakhir, GATB adalah tes
bakat secara umumyang di desain secara batere untuk mengetahui bakat
individu, meliputi tes ketangkasan verbal, kecerdasan numerik (angka),
kecerdasan spasial mengenai ruang dan tempat, persepsi bentuk, persepsi
administrasi, koordinasi motorik, dan ketangkasan kerajinan tangan.
GATB dikembangkan oleh United States Employment Service.
Ciri suatu perilaku yang kreatif adalah adanya suatu hasil yang baru
sebagai akibat tingkah laku tersebut. Kreativitas seseorang berhubungan
dengan motivasi dan pengalaman serta di pengaruhi oleh inteligensi, cara
berfikir, ingatan, minat dan emosi, bakat, sikap, persepsi, perasaan, dan
10