PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik. Artinya, tidak ada satu individu pun yang
persis sama denga individu yang lain. Salah satu perbedaan yang sering kita
jumpai adalah kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan suatu
masalah atau persoalan yang di hadapi. Untuk memecahkan masalah atau
persoalan yang sama, ada individu yang mampu dengan cepat memecahkannya,
namun ada juga individu yang lambat bahkan tidak mampu memecahkannya.
Hal itulah yang memperkuat pendapat bahwa taraf kecerdasan atau inteligensi
itu memang ada, dan berbeda beda antara satu individu dengan individu yang
lain. Individu yang taraf inteligensinya tinggi akan mudah memecahkan suatu
persoalan, sedangkan individu yang taraf inteligensinya rendah hanya mampu
memecahkan masalah yang mudah. Misalnya, pada beberapa mahasiswa yang
menghadapi soal ujian yang sama, ada yang mampu dengan cepat dan benar
menyelesaikan soal tersebut dan ada juga yang sebaliknya.
Inteligensi disebut sebagai kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan dasar
yang bersifat umum. Sementara itu, kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan
dasar yang bersifat khusus disebut dengan bakat (aptitude). Dalam proses belajar
mengajar, prestasi belajar mahasiswa salah satunya di tentukan oleh inteligensi.
Oleh sebab itu, kami akan membahas tentang intelegensi, bakat dan kreativitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Intelegensi
perkembangan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Dalam penerapannya, tes bakat memiliki beberapa jenis. Jenis tes bakat
tersebut terdiri dari Differential Aptitude Test (DAT), Scholastic Aptitude Test
(SAT), dan General Aptitude Test Battery (GATB). DAT adalah test bakat yang
telah di polakan dan dibakukan untuk mengukur perbedaan bakat individu. Test
ini terdiri dari delapan tes, yaitu penalaran verbal, kemampuan angka, penalaran
abstrak, penalaran mekanik, relasi ruang, kecepatan dalam pengurusan
administrasi, ketelitian dan kecermatan serta penguasaan bahasa.
Sementara itu, SAT adalah test bakat yang telah dipolakan dan dibakukan
untuk mengetahui bakat individu pada mata kuliah/mata pelajaran tertentu di
sekolah atau akademis. Terakhir, GATB adalah tes bakat secara umumyang di
desain secara batere untuk mengetahui bakat individu, meliputi tes ketangkasan
verbal, kecerdasan numerik (angka), kecerdasan spasial mengenai ruang dan
tempat, persepsi bentuk, persepsi administrasi, koordinasi motorik, dan
ketangkasan kerajinan tangan. GATB dikembangkan oleh United States
Employment Service.
D. Hubungan Bakat dan Intelegensi
Bakat adalah taraf kecerdasan individu yang bersifat khusus dalam bidang
atau pekerjaan tertentu, sedangkan inteligensi adalah taraf kecerdasan yang
bersifat umum. Bakat dan inteligensi memiliki sifat yang mirip, dapat dipelajari,
dan dilatih. Inteligensi merupakan kemampuan mental sebagai fungsi dasar,
sedangkan bakat merupakan kemampuan mental yang sudah dipengaruhi
pengalaman. Dengan kata lain, bakat dan inteligensi mempunyai hubuingan erat
dan saling mengisi.
A. Definisi Kreativitas
Banyak dikemukakan oleh para ahli. Kreativitas adalah suatu kemampuan
untuk memecahkan masalah, yang memungkinkan individu menciptakan ide-ide
asla/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang ( Widayatun,
1999). Sementara itu, Solso (1991) mengungkapkan bahwa kreativitas adalah
aktivitas kognitif yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah
atau situasi. Selanjutnya, Kuhn (1970) sebagaimana dikutip oleh Fernald (1989)
menyatakan bahwa yang disebut kreativitas adalah kemampuan untuk
menemukan konsep baru, gagasan baru, metode baru, hubungan baru dan gaya
operasi yang baru.
Terakhir, Munandar (1995) mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi baru dan asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi,
data atau elemen yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan
bermanfaat. Dari keempat definisi diatas, penulis merumuskan kreativitas sebagai
kemampuan individu untuk menemukan dan mengembangkan ide dan karya baru
dalam upaya memecahkan masalah yang tidak banyak dilakukan.
B. Ciri Kreativitas
Ciri kreativitas individu dapat ditinjau dari dua aspek , yaitu aspek afektif dan
aspek kognitif. Gufron & Risnawati (2010) merumuskan pendapat Munandar
(1995) terkait ciri0ciri afektif dan kognitif kreativitas, yaitu :
1. Ciri afektif kreativitas
a. Perasaan ingin tahu. Individu yang kreatif selalu merasa masih kurang
mengetahui berbagai hal sehingga terdorong untuk lebih banyak tahu
melalui banyak pertanyaan, kepekaan dalam pengamatan, serta
perhatian terhadap objek dan situasi.
b. Bersifat mengkhayalkan. Individu yang kreatif pada umumnya
memiliki daya khayal atau fantasi tinggi terhadap hal-hal yang belum
ada.
c. Tantangan kemajemukan. Individu yang kreatif merasa tertantang
untuk menghadapi dan memecahkan masalah dan situasi yang sulit,
serta tertantang untuk melakukan hal sulit.
d. Keberanian mengambil resiko. Individu yang kreatif terpanggil untuk
berani mengambil resiko untuk menghadapi dan memecahkan masalah
yang dihadapi.
e. Bersifat menghargai. Individu yang kreatif memiliki sikap mental yang
dapat menghargai pemberian bimbingan dan pengarahan untuk
pengembangan kemampuan dan bakat yang ada pada dirinya.
2. Ciri Kognitif Kreativitas
a. Kelancaran berpikir. Individu yang kreatif pada umumnya memiliki
banyak gagasan, cara, jawaban, saran, pertanyaan dan pemecahan
dalam menghadapi suatu masalah.
b. Keluwesan berpikir. Individu yang kreatif memiliki kemampuan luwes
untuk memberikan bermacam-macam alternatif guna memecahkan
masalah.
c. Keaslian berpikir. Individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk
menghasilkan gagasan baru yang belum ada sebelumnya.
d. Elaborasi. Individu yang kreatif memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dan memperkaya gagasan.
10
Wallas & Solso (1998) dalam Gufron & Risnawati (2010) menyebutkan empat
tahap berpikir kreatif, yaitu :
a. Tahap persiapan. Tahap ini merupakan tahap awal untuk mencari dan
mengumpulkan informasi yang diperlukan guna memecahkan suatu
masalah.
b. Tahap inkubasi. Merupakan tahap diterimanya proses pemecahan masalah
pada alam prasadat.
c. Tahap iluminasi (pencerahan). Tahap timbulnya inspirasi atau gagasan
untuk memecahkan suatu masalah.
d. Tahap verifikasi. Tahap untuk menguji ide atau kreasi dengan suatu
kenyataan.
Gufron & Risnawati (2010) merumuskan pendapat McKinon, et al. (1974)
tentang ciri-ciri pribadi yang memiliki kreativitas, yaitu :
a. Cerdas. Individu yang kreatif umumnya memiliki kecerdasan yang tinggi.
b. Mandiri. Yaitu mampu berpikir dan bertindak mandiri.
c. Terbuka. Yaitu terbuka terhadap dunia luar dan mudah menerima masukan
baik dari dalam maupun luar dirinya.
d. Intuitif. Tidak hanya terpaku pada sesuatu yang tampak, tetapi juga selalu
berusaha untuk menangkap isi yang terkandung dan kemungkinan apa
yang terjadi.
e. Menjunjung tinggi teori dan estetika. Dengan ingin mengetahui kebenaran
dibalik apa yang tampak serta menjunjung tinggi nilai estetika untuk
menyelesaikan masalah sehingga penyelesaiannya menjadi luwes dan
indah.
f. Berani dan teguh hati. Memiliki sikap yang menonjol, yaitu keberanian
melawan anggapan umum dengan mengkhayalkan hal yang mustahil,
berani menantang dengan pandangan masyarakat, memiliki keteguhan hati
dalam berprinsip serta berani menjadi dirinya sendiri.
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Ambalie (1983) sebagaimana dikutip oleh Gufron & Risnawati (2010)
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah :
a. Kemampuan kognitif. Adalah kemampuan yang terkait dengan pendidikan
formal dan informal individu, yang mempengaruhi keterampilan sesuai
dengan masalah dan bidang yang dihadapi.
11
Saat ini, perkembangan ilmu teknologi dan informasi terlihat begitu pesat
sehingga memiliki implikasi yang sangat besar terhadap kehidupan individu.
Masalah yang dihadapi individu semakin kompleks dan menuntut pemecahan
masalah serta pengambilan keputusan yang tepat. Demikian pula, perkembangan
ilmu dan teknologi di bidang kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada
khusunya, juga sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan
keperawatan. Disamping itu, hubungan perawat dengan pasien, keluarga dan
masyarakat; perawat dengan dokter, perawat dengan tenaga kesehatan lainnya
tidak jarang menimbulkan permasalahan bagi seorang perawat.
Sehubungan dengan itu, seorang perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan sering berhadapan dengan berbagai masalah yang harus dipecahkan
sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang tepat guna memberikan
pelayanan yang memberi kepuasan kepada pasien, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Oleh sebab itu, dengan memahami teori inteligensi dan kreativitas,
seorang perawat dapat melakukan introspeksi diri mengenai tingkat inteligensi
dan kreativitas yang dimiliki dirinya. Perawat yang tingkat inteligensi dan
kreativitasnya tinggi, akan dengan mudah memecahkan masalah dan mengambil
keputusan yang tepat. Sebaliknya, perawat yang taraf inteligensi dan
15
BAB III
PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
Inteligensi disebut sebagai kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan
dasar yang bersifat umum. Sementara itu, kecerdasan atau kecakapan atau
kemampuan dasar yang bersifat khusus disebut dengan bakat (aptitude). Dalam
proses belajar mengajar, prestasi belajar mahasiswa salah satunya di tentukan
oleh inteligensi.
3.2 Saran
1. Sebaiknya kita harus mengasah kemampuan intelegensi, bakat dan
kreativitas kita agar menjadi lebih berkembang.
2. Sebagai seorang perawat, sebaiknya kita harus menciptakan kreativitas
untuk menghadapi berbagai jenis pasien.
DAFTAR PUSTAKA
17
18