Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI

Biopsikologi

Oleh :

Tingkat 2A S.Tr Keperawatan

1. Ni Putu Shinta Ayu Dhiana (P07120219021)


2. Ellen Erdiana Paput (P07120219040)
3. Ni Komang Meta Arianti (P07120219041)
4. Ni Wayan Cening Setiari Gayatri (P07120219049)

Kementerian Kesehatan RI
Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan
Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Psikologi dengan judul
“Biopsikologi”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Denpasar, 7 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

2.1 Pengertian Biopsikologi …………………………………………………..3


2.2 Sel-Sel Tubuh ……………………………………………………………..3
2.3 Sistem Saraf ………………………………………………………………3
2.4 Neurotransmiter dan Perilaku Manusia …………………………………..5
2.5 Sistem Endokrin …………………………………………………………..6
2.6 Genetika dalam Psikologi ……………………………………………… 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 9


3.2 Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisisifat-sifat fisik
dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknyasecaragenetik. Ciri-ciriini
nampak melalui aspek tinggi badan, warnakulit warna mata, keadaan rambut
lurus atau kerinting, ketebalan bibir dansebagainya. Demikian pula ahli
biopsikologi melihat bahwa sifat dantingkah laku manusia juga mengalami
pewarisan daripada induk asal.Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive,
dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari
melaluipengalaman,danReseptor sensoris motorik berupa sel-sel khusus atau
proses sel yangmemberikan informasi tentang kondisi di dalam dan
Biopsikologimerupakan pendekatan di luar tubuh kepada susunan saraf pusat.
Inderaperaba pada kulit adalah indera yang digunakan untuk
merasakansensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan
propriosepsi.Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh
tubuh danterdiri dari struktur yang sederhana.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian dari biopsikologi ?
2. Apasajakah sel-sel dalam tubuh ?
3. Apasajakah sistem saraf manusia ?
4. Bagaimanakah neurotransmitter dan perilaku manusia ?
5. Bagaimanakah sistem endokrin dalam tubuh manusia ?
6. Bagaimakah genetika dalam psikologi ?

1. 3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka terdapat tujuan penulisan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari biopsikologi.

1
2. Untuk mengetahui sel-sel dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui system saraf manusia.
4. Untuk mengetahui neurotransmitter dan perilaku manusia.
5. Untuk mengetahui system endokrin dalam tubuh manusia.
6. Untuk mengetahui bagaimana genetika dalam psikologi.
1. 4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, maka terdapat manfaatnya sebagai
berikut :
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari biopsikologi.
2. Agar dapat mengetahui sel-sel dalam tubuh.
3. Agar dapat mengetahui system saraf manusia.
4. Agar dapat mengetahui neurotransmitter dan perilaku manusia.
5. Agar dapat mengetahui system endokrin dalam tubuh manusia.
6. Agar dapat mengetahui bagaimana genetika dalam psikologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dalam praktik sehari-hari, perilaku manusia dapat ditinjau secara social
yang berarti ada pengaruh atau hubungan antara organisme dengan
lingkungannya. Terhadap perilaku intrapsikis adalah proses-proses dinamika
mental yang mendasari perilaku serta biologis adalah proses dan dinamika
saraf-faali yang ada dibalik suatu perilaku individu. Hubungan proses biologis
dengan psikologis atau dengan perilaku yang terjadi pada manusia.
Biopsikologi merupakan kajian psikologi yang dikaitkan dengan aspek
biologis yang terdapat dalam diri manusia.

B. Sel-sel tubuh
Didalam tubuh terdapat berbagai jenis sel dan memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Ada sel-sel yang berfungsi penerima rangsang (reseptor),
penerus rangsang (adjustor), dan sel-sel penanggap rangsang (affector). Sel-sel
penerima rangsang seperti penerima rangsang termal (suhu), mekanis, kimiawi,
photic (sinar dan warna). Sel-sel yang meneruskan rangsang adalah sel-sel
saraf (neuron) dan sel-sel penanggap rangsang adalah otot-otot dan kelenjar
(Atkinson dkk., 2012)
C. Sistem Saraf
Secara mendasar, susunan saraf manusia dibagi menjadi dua yaitu system
saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf
tepi (parifer) yang terdapat dalam seluruh organ manusia. Atkinson dkk.
(2012) mengemukakan fungsi dari system saraf pusat adalah
mengoordinasikan suatu perilaku, yang dalam hal ini perilaku yang kompleks
oleh otak dan perilaku sederhana seperti refleks oleh sumsum tulang belakang.
Sistem saraf tepi tidak memiliki suatu fungsi koordinasi seperti otak. Sel-sel
saraf yang menghantar impuls-impuls dari sistem saraf tepi ke sistem saraf
pusat disebut afferens, sedangkan yang menghantar impuls-impuls dari sistem
saraf pusat ke sistem saraf tepi disebut efferens.
1. Otak manusia

3
Atkinson dkk. (2012) mengemukakan otak manusia terdiri dari lebih 10
miliar sel saraf yang mana lapisan teratas tebalnya kurang lebih ½ inci dan
merupakan kumpulan berjuta-juta saraf yang disebut cortex. Cortex inilah
pusat pengelolaan pikiran, perasaan, dan hal yang kita lakukan. Penerimaan
rangsang dihantar ke cortex malalui jalur sensoris dan perintah dari cortex
ke organ-organ tubuh disalurkan melalui jalur motorik. Dalam cortex
terdapat pusat bicara pada daerah broca, pusat penglihatan, penciuman, dan
pengecapan. Kesadaran manusia diatur dalam Dienchepalon (otak tengah)
yang mana disinilah terdapat kumpulan sel saraf yang berbentuk bulat telur
yang disebut dengan Thalamus. Thalamus mengintegrasikan rangsang
sensorik. Bagian lain dari otak tengah berupa bulatan kecil dibawah
Thalamus yang disebut dengan Hypothalamus sebagai pusat integrasi
tertinggi dari susunan saraf otonom yang mengatur denyut jantung,
pencernaan, pernapasan, dan berbagai kelenjar lainnya. Diencephalon ada
satu bangun saraf yang disebut system limbic, yang berfungsi erat
hubungannya dengan hypothalamus, terutama memengaruhi Tindakan
yang akan diambil untuk memenuhi kebutuhan motivasional dan
emosional. Sistem limbik erat hubungannya dengan perilaku untuk
mempertahankan diri seperti berkelahi; makan dan minum; dan
mempertahankan spesies seperti bersenggama, prokreasi, merawat, dan
mengurus keturunan.
2. Sumsung tulang belakang dan sistem saraf otonom
Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis merupakan penghubung
antara otak dengan semua bagian tubuh. Di sinilah disalurkan impuls-
impuls ke otak dan dari otak melalui jalur sensoris dan motoris. Medulla
spinalis juga berfungsi mengoordinasikan refleks. Perilaku refleks adalah
suatu perilaku untuk mempertahankan diri yang terjadi jauh lebih cepat dari
gerak sadar. Berkenaan dengan tugas ini, ia dibekali dengan organ sensorik
yaitu indera dan serabut saraf sensorik yang menghambat impuls-impuls ke
bagian yang menerima di medulla spinalis.
Sistem saraf otonom memiliki dua divisi, yaitu: saraf simpatik dan
parasimpatik yang sering kali memiliki aksi antagonistik (Atkinson dkk.

4
2012). Fungsi utama saraf simpatik adalah merangsang aktivasi organ
visceral dalam situasi-situasi emosional, sedangkan saraf para simpatik
adalah saraf yang mengatur kerja normal organ tersebut terutama dalam
keadaan santai. Banyak gangguan psikosomatik disebabkan karena kurang
seimbangnya koordinasi antara tugas kedua susunan saraf tersebut.

D. Neurotransmiter dan Perilaku Manusia


Atkinson dkk. (2012) mengemukakan bahwa lebih dari 50 jenis
neurotransmitter telah ditemukan. Selain itu, Sebagian neurotransmitter
berkaitan dengan lebih dari satu jenis molekul reseptor, yang meny ebabkan
efek berbeda satu sama lain. Terdapat neurotransmitter yang bersifat
eksitatorik pada tempat tertentu di system saraf dan bersifat inhibitorik pada
tempat lainnya karena perbedaan tipe molekul reseptor yang terlibat. Jenis
neurotransmitter yang ada diantaranya:
1. Acetylcholine (Ach)
Merupakan neurotransmitter yang ditemukan pada banyak sinaps di
seluruh tubuh. Pada umumnya merupakan transmitter eksitatorik, tetapi
dapat bersifat inhibitorik tergantung pada jenis molekul reseptor di
membrane neuron penerima. Ach banyak ditemukan didaerah hipokampus,
yang memiliki peranan penting dalam pembentukan memori baru (Squire,
1987). Penyakit Alzheimer merupakan suatu gangguan yang menyerang
orang lanjut usia dimana melibatkan gangguan memori dan fungsi kognitif
lainnya. Telah terbukti bahwa sel otak menghasilkan Ach cenderung
mengalami degenerasi pada penyakit tersebut, sehingga produksi Ach otak
menurun. Makin sedikit Ach yang dihasilkan oleh otak, maka makin serius
gangguan daya ingat yang terjadi.
2. Norepinephrine (NE)
Merupakan neurotransmitter yang dihasilkan terutama oleh neuron
dibatang otak. Ada dua obat yang terkenal, yaitu cocaine dan amphetamine
untuk memperpanjang kerja NE dengan memperlambat proses ambilan
kembalinya. Keterlambatan dalam proses ambilan kembali itu, neuron
penerima menjadi teraktivasi untuk periode waktu yang lebih Panjang, jadi

5
menyebabkan stimulasi efek psikologis. Sebaliknya, lithium adalah obat
yang mempercepat pengambilan Kembali NE yang menyebabkan tingkat
mood seseorang terdepresi.
3. Gamma-aminobutyric acid (GABA)
Substansi ini adalah merupakan transmitter inhibitorik utama pada system
saraf. Sebagian contoh adalah picrotoxin menghambat reseptor GABA dan
menghasilkan kejang karena tanpa pengaruh inhibisi GABA tidak ada
control penggerak otot. Sifat transkuilisasi (penenang) obat tertentu yang
digunakan untuk mengatasi pasien cemas berkenaan dengan aktivitas
inhibitorik GABA.
4. Dopamin
Berperanan membangkitkan dan terlibat dalam Gerakan, perhatian dan
belajar. Seseorang yang menderita penyakit Parkinson disinyalir memiliki
sedikit dopamin atau mengalami kerusakan dopamin yang menyebabkan
gemetar, dan hilangnya keseimbangan (Benson dan Grove, 1998). Ada juga
orang yang memiliki terlalu banyak dopamin didalam tubuhnya seperti
pasien skizofrenia, maka diberi obat klorpromazine untuk menghambat
kelebihan domapin tersebut.

E. Sistem Endokrin
Tubuh kita memiliki sistem lain yang berfungsi membantu sistem saraf
pusat sekaligus dapat memengaruhi perilaku, yaitu sistem endokrin yang terdiri
dari rangkaian kelenjar yang mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung
ke dalam darah yang disebut dengan hormon. Hormon ini sangat menentukan
fungsi tubuh manusia yang akhirnya memengaruhi perilaku manusia
(Atkonson dkk., 2012 dalam (Candra, I Wayan., I G. A. Harini., dan I Nengah
Sumirta, 2017). Kelenjar tersebut diantaranya.
1. Kelenjar gondok (thyroid)
Mengeluarkan hormon tiroksin yang membantu mengatur metabolisme
tubuh manusia.
2. Kelenjar pituitary

6
Mengeluarkan hormon pituitary yang bekerja sama dengan
hipotalamus ikut mengatur berbagai reaksi emosional individu.
3. Kelenjar adrenal
Menghasilkan hormon adrenalin yang dikeluarkan atas pengaruh
hormon pituitay pada saat seseorang stres.
4. Kelenjar kelamin (gonad)
Kelenjar yang menghasilkan hormon yang memengaruhi perilaku seks
seseorang.
5. Kelenjar pankreas
Kelenjar ini sangat berperan dalam metabolisme dengan menghasilkan
insulin yang memengaruhi kadar gula darah.

F. Genetika dalam Psikologi


Bidang genetika perilaku mengombinasi metode genetika dan psikologi
untuk mempelajari karakteristik perilaku turunan (Plomin, 1991). Ada
beberapa karakteristik fisik seperti tinggi badan, struktur tulang, warna rambut
serta warna mata. Para ahli genetika perilaku tertarik pada derajat mana
karakteristik psikologi seperti kemampuan mental, temperamen, dan stabilitas
emosional yang ditransmisikan dari orang tua kepada keturunannya.
Menurut Atkinson dkk. (2012) bahwa unit herediter yang diterima dari
orang tua dan selanjutnya diberikan kepada keturunannya akan dibawa oleh
suatu struktur yang dikenal sebagai kromosom yang ditemukan pada inti sel
dari setiap sel tubuh. Sebagian besar sel tubuh mengandung 46 kromosom. Saat
konsepsi, manusia menerima 23 kromosom dari sperma ayah dan 23 kromosom
dari sel telur ibu. Ke-46 kromosom ini menjadi 23 pasang yang mengalami
duplikat tiap kali sel membelah diri. Tiap kromosom terdiri dari banyak unit
herediter individual yang dinamakan gen. sebuah gen adalah segmen asam
deoksiribonukleat (DNA) sebagai pembawa sesungguhnya informasi genetik.
Semua DNA memiliki komposisi kimiawi yang sama yang terdiri dari gula
sederhana (deoxyribose) fosfat dan empat basa: adenine, guanine, timin, dan
sitosin (A, G, T, C). Kedua untai molekul DNA terdiri dari fosfat dan gula, dan
kedua untai ini disatukan oleh pasangan basa. A selalu berpasangan dengan T

7
dan G selalu berpasangan dengan C. Basa-basa tersebut dapat ditemukan dalam
sembarang urutan di sepanjang untai dan urutan tersebut merupakan kode
genetik.
Beberapa trait (sifat) ditentukan ole gen tunggal, tetapi Sebagian besar
karakteristik manusia yang ditentukan oleh banyak gen adalah poligenik. Trait
seperti inteligensia, tinggi badan, dan emosional, tidak masuk ke kategori
tersendiri, tetapi menunjukkan variasi yang terus-menerus. Pada Sebagian
kasus potensi intelektual, seseorang ditentukan oleh banyak gen yang
memengaruhi faktor-faktor yang mendasari berbagai kemampuan, sudah
barang tentu potensi genetick ini tergantung pada kondisi lingkungan
(Atkinson dkk.,2012). Sampai saat ini, belum ada hasil penelitian yang
meyakinkan yang menemukan bahwa perilaku khusus tertentu individu
ditentukan oleh genetiknya.

8
BAB III

PRNUTUP

3.1 Simpulan
Biopsikologi merupakan kajian psikologi yang dikaitkan dengan aspek
biologis yang terdapat dalam diri manusia. Didalam tubuh terdapat berbagai
jenis sel dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada sel-sel yang berfungsi
penerima rangsang (reseptor), penerus rangsang (adjustor), dan sel-sel
penanggap rangsang (affector). Secara mendasar, susunan saraf manusia dibagi
menjadi dua yaitu system saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang dan sistem saraf tepi (parifer) yang terdapat dalam seluruh organ
manusia. Atkinson dkk. (2012) mengemukakan bahwa lebih dari 50 jenis
neurotransmitter telah ditemukan. Selain itu, Sebagian neurotransmitter
berkaitan dengan lebih dari satu jenis molekul reseptor, yang menyebabkan
efek berbeda satu sama lain. sistem endokrin yang terdiri dari rangkaian
kelenjar yang mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung ke dalam darah
yang disebut dengan hormon. Bidang genetika perilaku mengombinasi metode
genetika dan psikologi untuk mempelajari karakteristik perilaku turunan
(Plomin, 1991).

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami menyarankan kepada pembaca untuk mencari refrensi
lebih banyak lagi untuk menyempurnakan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Candra, I Wayan., I G. A. Harini., dan I Nengah Sumirta (2017). Psikologi


Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan Jiwa (I. W. Mustika (ed.)).
Yogyakarta : Penerbit Andi (Anggota IKAPI).

10

Anda mungkin juga menyukai