Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya
secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna
mata, keadaan rambut lurus atau keriting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian
pula ahli biopsikologi melihat bawasanya sifat dan tingkah laku manusia juga
mengalami pewarisan dari pada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive,
dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak di pelajari melalui
pengalaman.
konsep perkembangan biopsikologi secara khusus diartikan sebagai perubahan-
perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental
psikologis manusia. Seperti misalnya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


a) Membahas tahap-tahap perkembangan biopsikologis manusia
b) Membahas pengertian proses sensorik-motorik
c) Membahas macam-macam persepsi
d) Membahas faktor-faktor yang mempengaruhi proses sensorik
e) Membahas hubungan sensorik dengan tingkah laku
1.3 Tujuan
a) Mengetahui tahap-tahap dalam perkembangan biopsikologis manusia
b) Mengetahui pengertian dari proses sensorik dan motorik
c) Mengetahui macam-macam persepi
d) Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi prosessensorik
e) Mengetahui hubungan sensorik dengan tingkah laku

[1]
BAB II
TINJAUAN TEORI

BIOPSIKOLOGI DAN PROSES SENSORIK-MOTORIK

2.1 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN BIOPSIKOLOGIS MANUSIA


Kehidupan manusia belangsung melalui masa-masa atau fase-fase.
Setiap masa kehidupan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang memberikan
keunikan pada masa tersebut. Dan setiap masa kehidupan mempunyai
masalah-masalah adjusment masing-masing.
Elizabeth hurlock, masa kehidupan manusia dibagi kedalam beberapa fase:
a) Masa prenatal (konsepsi sampai lahir)
Merupakan masa yang pendek dalam kehidupan manusia, tapi dilihat dari
beberapa segi merupakan masa yang terpenting. Masa ini yang dimulai pada
saat konsepsi dan berakhir pada saat lahir, berlangsung selama 280 hari atau
9 bulan.
Disebut penting disebabkan oleh berapa hal:
1. Bakat/ pembawaan yang akan menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya ditentukan pada masa ini.
2. Kondisi yang baik dari tubuh ibu selama masa ini dapat membantu
perkembangan bakat dan potensi, sedangkan kondisi yang buruk
menghambat bahkan merusak perkembangan selanjutnya.
3. Pada masa ini terjadi perkembangan yang lebih cepat di bandingkan
pada masa kehidupan lainnya.
4. Pada saat ini calon orang tua menentukan sikapnya terhadap anak
yang akan lahir. Sikap ini akan sangat berpengaruh terhadap cara
mendidik anaknya terutama pada masa-masa pemulaan
kehidupannya.
Masa ini dibagi menjadi 3 periode:
1. Periode ovum
2. Periode embrio
3. Periode fetus

[2]
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masa ini:
1. Usia ibu
2. Makanan
3. Pengalaman emosional ibu
4. Sinar rontgen
5. Obat-obatan
6. Penyakit-penyakit

b) Masa infancy lahir hingga minggu ke-2)


Masa ini merupakan masa terpendek dalam kehidupan manusia, tetapi
merupakan masa yang berat bagi bayi yang baru di lahirkan. Bayi harus
menyesuaikan diri dari keadaan dalam kandungan pada keadaan diluar
kandungan; dari keadaan parasit menjadi makhluk yang terpisah dan hidup
sendiri.
Penyesuaian diri yang harus dilakukan ada beberapa macam:
Penyesuaian terhadap perubahan suhu, penyesuaian dalam cara
bernapas,penyesuaian terhadap cara menghisap dan menelan dan
penyesuaian dalam cara pembuangan (elimination).
c) Masa babyhood (2 minggu hingga 2 tahun)
Masa ini merupakan masa yang kaya dalam perkembangan, dimulai dari
bayi yang tidak berdaya sama sekali menjadi seorang anak yang mampu
berjalan, dapat berkomunikasi dan sangat aktif menyelidiki dunianya.
Perkembangan yang penting:
1. Perkembangan motorik: mulai tengkurap duduk merangkak, berdiri dan
Berjalan.
2. Perkembangan mental
3. Perkembangan bahasa
4. Perkembangan perasaan
5. Perkembangan social
d) Masa pra sekolah
Masa ini anak sudah mulai aktif, kontrol motoriknya sudah baik, koordinasi
motoriknya halus bertambah baik. Perbendaharaan kata bertambah kaya
anak dapat menggunakan dengan efektif dan fleksible. Sebelum menginjak
usia 3 tahun anak mengalami masa sulit terutama bagi orang tuanya, masa
ini penuh dengan negativisme dan pemberontakan dari anak sehingga
[3]
menimbulkan konflik dan ketegangan dengan orang tua. Anak sedang
mengalami krisis identitas yang pertama.
Kesadaran akunya anak mulai timbul. Anak pada masa ini biasanya nakal
sekali, sulit diajak kerja sama selalu menentang, masa ini tidak berlangsung
lama dan akan menjadi sikap yang positif. Masa ini terjadi juga proses
identitas yang menghasilan sex typing dan super ego.
e) Masa sekolah
Beberapa kejadian penting masa ini adalah:
1. Masuk sekolah
2. Kegiatan intelektual meningkat
3. Minat yang besar pada teman sebaya
4. Independent dari orang tua semakin besar
5. Identifikasi diri semakin jelas.
Memasuki masa ini di tandai dengan ketidak seimbangan fisik yang
disebabkan dengan lepasnya gigi susu dan tumbuhnya gigi geraham
tetap; dan kepekaan yeng lebih besar terhadap sakit pilek dan penyakit
anak menular lainnya.Sikap positif,malas,menarik diri dan impulsif,
perasaan mudah tersinggung dan tidak stabil muncul pada usia 6 tahun,
pada usia 7 tahun terjadi perubahan, anak menjadi lebih sosial dan lebih
mudah diasuh masuk sekolah merupakan kejadian penting bagi anak,
melalui pengalaman-pengalaman disekolah anak belajar menyesuaikan
diri pada kelompok.
f) Masa pubertas (pre adoloscence) 10/11-12/13 th
Masa pubertas biasanya dianggap masa peralihan dari masa anak dan masa
adolesen. Pubertas permulaan dari masa adolesen dimana proses
pertumbuhan dan kematangan berlangsung lebih insentif. Di samping
terjadinya kematangan sexual dan pertumbuhan phisik dalam masa ini juga
terjadi perkembangan sosial emosional kognitif dan kepribadian, yang
berlangsung terus sampai masa late adelescence.
Ciri-cirinya:
a. Ciri primer: yaitu yang berhubungan dengan kebutuhan alat-
alat reproduksi dimana terjadi kematan gan kelenjar-kelenjar
kelamin

[4]
b. Ciri secunder: mulai tumbuh rambut di ketiak dan pada alat
kelamin. Tumbuhnya janggut pada anak laki-laki. Bagian
tubuh menjadi besar, buah dada pada wanita dan bahu pada
anak laki-laki
c. Ciri tertier: perubahan suara pada anak laki-laki gerak
motorik yang tidak terkendali, disertai tingkah laku yang
labil, bersuara keras tanpa alasan berjalan tidak teratur,
mengangkat benda dengan kasar sering menjatuhkan benda-
benda.Pertumbuhan yang cepat dan perubahan yang dialami
sering kali disertai dengan kegelisahan lelah, lesu dan
keresahan emosional. Pubertas merupakan masa dimana
kehidupan emosianalnya meninggi suasana hati sering
berganti. Ia menjadi lebih peka kepada kejadian-kejadian di
sekitarnya. Perasaannya mudah tersinggung. Charletto buhler
menyebutkan masa ini sebagai fase negatif karena individu
mengambil sikap anti terhadap hidup dan ia memindak
sifat-sifat positif yang dimilikinya.
g) Masa early adolescence (13/14 th-17 th)
Masa adolesen sering dianggap sebagai masa masa strom and stress, masa
yang penuh dengan frustasi dan konflik, masa dimana harus dilakukan
banyak penyesuaian diri, masa percintaan dan ramons dan masa pemisahan
diri dari masyarakat dan kebudayaan orang dewasa. Para ahli jiwa
sependapat pada masa ini memang sering menimbulkan banyak masalah
dalam masyarakat. Ada yang menekankan pada faktor phisiologis sebagai
sebab dari timbulnya problem-problem itu. Yaitu karena meningkatnya
hormon-hormon sex dan perubahan dalam stuktur dan fungsi tubuh.
h) Juvenile delinquency
Merupakan istilah yang digunakan pada anak yang melakukan pelanggaran
terhadap norma-norma aturan yang beraku dan mereka masih berusia
dibawah 16-17 tahun.
Tingkah laku anak nakal dapat dikelompokkan dalam 4 kategori:
a. Tingkah laku menyakiti diri sendiri atau orang lain
b. Merusak atau menyalah gunakan benda-benda

[5]
c. Menolak untuk taat pada aturan-aturan
d. Melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri atau
orang lain. Biasanya anak nakal lebih sulit menyesuaikan
diri, kurang percaya diri, lebih impulsif, agresif, tidak
bahagia, pemarah kurang disenangi dan kurang diterima
teman-temannya.
i) Late adolescence
Merupakan akhir dari masa remaja dan awal masa dewasa. Sebelumnya
mereka sudah dewasa tapi secara tradisional mereka belum, hal ini karena
mereka belum memasuki dunia perkawinan, kekeluargaan pekerjaan yang
merupakan ciri masyarakat dewasa yang normal.
Beberapa faktor yang mengakibatkan panjangnya masa ini :
a. Makin majunya sistem pendidikan.
b. Perubahan sosial yang cepat, dimana menyebabkan hubungan individu
dengan tradisi sudah tidak erat lagi . nilai /idiologi yang dimuat orang
tua tidak dipakai lagi.
Prof DR.Rumke menyebutkan masa ini sebagai masa persiapan dan
sementara. Mereka pada masa ini mulai terjadi peningkata stabilitas,
sehingga lebih berhasil dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Mereka mulai mampu mengendalikan diri , sehingga kehidupan
perasaan menjadi lebih tenang. Cara berpikirnya sudah realistis.
j) Adulthood ( Berarti metang/ dewasa )
a. Early adulthood : 21th-35th
Tugas utama masa ini yaitu mencapai interdependent secara sosial dan
ekonomi. Maksudnya adalah suatu keseimbangan antara dependent dan
interdependentdan antara memberi dan menerima ( taking and giving).
Perkawinan merupakan masalah yang penting pada masa ini, meraka
memandang,dengan realistis dan mempertimbangkan masalah yang
akan timbul dalam perkawinan.
b. Midle adulthood ; 35 th- 45 th
Pada masa midle ditandai dengan kemajuan dalam bidang pekerjaan,
stabilitas emosi dan sosial ekonomi dan keluarga.

[6]
c. Late adulthood ; 45th-60 th
Late adulthoot merupakan masa penyesuaian terhadap kemunduran-
kemunduran secara fisik, mulai menata kembali kegiatan yang biasa
dilakukan. Pada masa ini terjadi menapouse pada wanita, keseimbangan
fisiologis biasanya menjadi terganggu yang berakibat pada gangguan
emosional.
k) Masa tua
Telah terjadi kemunduran fisik yang terlihat jelas. Terutama pada indera.
Daya tahan dan kekuatan tubuh berkurang dan kecepatan reaksi menjadi
lambat dan mulai timbulnya macam-macam penyakit dengan munculnya
gangguan ini konsep dirinya juga mengalami perubahan.
Senescence adalah merupakan masa tua dimana kemunduran fisik, kognitif
dan mecakapan berlangsung perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit dimana
orang masih dapat melakukan kompesasi berkisar usia 50-70 tahun.

2.2 PROSES SENSORIK-MOTORIK


2.2.1 Pengertian proses Sensorik-Motorik
Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikan
input sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi secara otomatis, misalnya
ketika mendengar suara kicauan burung, otak langsung menterjemahkan sebagai
bahasa atau suara binatang. Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai
proses masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali
melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda
disekitar dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau
respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan
mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses
terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus tidak ada.
Proses motorik Istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan
tidak banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya
adalah keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan sesuatu yang
kompleks dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang, evaluasi dan pengambilan
keputusan serta respon nyata yang berwujud gerakan.

[7]
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh,
baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu
gerakan.
2.2.2 Macam-macam persepsi
2.2.2.1 Persepsi Eksterna
Persepsi eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya
Rangsangan. yang datang dari luar individu. Persepsi merupakan hasil
Rekaman terhadap obyek. permukaan, dan kejadian kejadian disekitarnya (Krebs
& Blackman, 1988). Pertentangan atau kontras dari rangsangan-rangsangan dengan
sekitarnya akan lebih menarik perhatian. Hal ini dikarenakan rangsangan tersebut
berbeda dari yang biasa dilihat dan akan cepat menarik perhatian (Walgito, 2003).
Persepsi manusia dipengaruhi secara budaya. Segal, Campbell, dan Herskovit (1968)
melaporkan hasil penelitiannya bahwa terkuak adanya perbedaan bermakna antar
budaya terkait geometis, atau optikal, dan ilusi. Proses dasar terbentuknya persepsi
adalah sama; hanya isi atau maknanya yang berbeda.Perbedaan ini dikarenakan
informan merefleksi pada kebiasaan yang berbeda.
2.2.2.2.Persepsi Internal
Persepsi internal atau self perception merupakan persepsi yang terjadi karena
ada rangsangan yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi
obyek adalah dirinya sendiri. Ada individu yang suka memperhatikan sesuatu
sekalipun kecil atau tidak berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang acuh tak
acuh terhadap sekitarnya (Walgito, 2003)
2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi proses sensorik

Proses sensorik akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor faktor
sebagai berikut:
1. Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan
proses sensorik.
2. Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila
perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensorik tidak
sempurna.
3. Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses
sensorik.
4. Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

[8]
2.2.4 Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensorik Terhadap Perilaku
Proses sensorik yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan semestinya
dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam perilaku sebagai berikut :
1. Osilasi (ayunan), osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah
beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.
2. Ilusi, terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam
ilusi terjadi kesalahan pengamatan. Penyebab terjadinya ilusi adalah Keadaan
fisik,adapun penyebab rangsangan yang keliru dan kebiasaan mempercayai suatu
objek yang serupa, harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai
prasangka, tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan
secara keseluruhan.
2.2.5 Hubungan proses sensorik dan tingkah laku
Sejak lahir seorang bayi memiliki kapasitas untuk menjadi seorang penerima,
berpartsipasi dan berinteraksi dengan orang dan menyukai suatu hubungan timbal
balik yang memuaskan dengan lingkungan dekatnya dan bahkan merupakan
keterlibatan pemenuhan dengan dunia yang dikembangkannya. Sistem saraf pusat dari
organisme manusia, seperti rasa lapar yang terus menerus mrupakan rangsangan
melalui organ-organ indera agar hubungan antara tubuh dengan lingkungan di luar
(eksternal)tubuh tetap. Energi secara fisik dalam diri manusia atau rangsang yang
datang dari luar membangkitkan saraf-saraf penerima dan mengganggu keseimbangan
tubuh sehingga tubuh butuh suatu pemuasan masukan supaya organisme kembali
tenang.
Indera-indera dirangsang dengan sesuatu yang dilihat, didengar, diraba, dirasa dan
dibaui yang ada di sekitar anak. Saraf-saraf sensori mengirim pesan pada sistem saraf
pusat dan khususnya otak, pesan ini berangsur-angsur memberi makna sebagai
persepsi awal. Persepsi awal tentang dunia sekelilingnya mulai dikelompokkan dalam
pola-pola yang dapat diingat, dan belajar untuk tiap anak yang diduga merupakan
suatu gaya pemunculan.
Banyak sistem sensori yang terdiri dari organ-organ sensori, sel-sel reseptor yang ada
di dalam atau dekat organ itu sendiri dan neuron-neuron atau saraf-saraf transmisi
yang bergiliran menghubungkan sel tubuh dengan korteks otak. Rangsangan visual
dan auditori khusus langsung
diterima dalam area otak dan dikenal mewakili lingkungan sebagai sumber stimulus.
Indera tactil atau haptic kurang memberikan ciri-ciri yang spesifik karena rabaan,
suhu, dan tekstur serta pergerakan otot yang ada di dalam tubuh semua terlibat melalui
sistem rabaan dan haptic diterima bersama-sama gustatory. Dengan cara yang sama
sistem sensori pembauan dan gustatory menerima rangsangan dari banyak sumber dan
ini sebenarnya bukan saraf sensori yang terpisah dan menetapkan salah satu dari
mereka (Mc Burney & Collings, 1977).
Pembicaraan sistem sensori dan motor, bahasa dan pembentukan pola-pola belajar
mengarah pada satu kesimpulan. Organisme manusia menggunakan semua
kapasitasnya bersama-sama dengan mempersatukan informasi yang masuk dan keluar
yang bermakna dan berguna untuk maksud pengembangan, belajar, dan
[9]
memfungsikannya bersama-sama dengan lingkungan sekitarnya. Proses ini sama
untuk semua anak, tetapi keunikan dan individualitas menjadi jelas seperti setiap
sistem sensori dibicarakan lebih mendalam dalam hubungannya dengan orang lain
dandengan sistem motor dan sistem kognitif yang berhubungan dengan persepsi.

[10]
BAB III
KESIMPULAN

Kehidupan manusia belangsung melalui masa-masa atau fase-fase. Setiap


masa kehidupan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang memberikan keunikan pada masa
tersebut. Dan setiap masa kehidupan mempunyai masalah-masalah adjusmentmasin-
masing.Salah satunya fase pada Masa adolesen sering dianggap sebagai masa masa strom
and stress, masa yang penuh dengan frustasi dan konflik, masa dimana harus dilakukan
banyak penyesuaian diri, masa percintaan dan ramons dan masa pemisahan diri dari
masyarakat dan kebudayaan orang dewasa. Para ahli jiwa sependapat pada masa ini
memang sering menimbulkan banyak masalah dalam masyarakat. Ada yang menekankan
pada faktor phisiologis sebagai sebab dari timbulnya problem-problem itu. Yaitu karena
meningkatnya hormon-hormon sex dan perubahan dalam stuktur dan fungsi tubuh.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar
dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau respon memiliki
perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan
menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran
setelah stimulus tidak ada.
Proses motorik Istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak
banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya adalah
keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan sesuatu yang kompleks
dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang, evaluasi dan pengambilan keputusan serta
respon nyata yang berwujud gerakan.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi proses sensorik yaitu keadaan indera yang
sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan proses sensorik dan Perhatian yang
tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila perhatian kurang akan
mengganggu konsentrasi sehingga proses sensorik tidak sempurna.

[11]
DAFTAR PUSAKA

http://dokumen.tips/documents/makalahb-tahap-tahap-an- biopsikologis.html
http://faiqqq.wordpress.com/2015/03/17/makalah-bio-psikolog-dan-proses-sesnsorik/
Kusumaningsih,Indriati.Persepsi masyarakat.FIK UI.2009
Sumber :https://faiqqq.wordpress.com/2015/03/17/makalah-bio-psikologi-dan-proses-
sensorik/
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196101051983032-
OOM_SITI_HOMDIJAH/PERKEM._SENS._PERCEPTUAL.pdf

[12]

Anda mungkin juga menyukai