Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STUDI KASUS DETEKSI DINI MASALAH ANAK SD

“PERMASALAHAN TUMBUH KEMBANG KOGNITIF”

Dosen Pengampu : Dr. Minsih, S.Ag,. M.Pd.

Disusun oleh :
Winisuda Putri Barokah (A510190161)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DANA ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
A. Pengertian Kepala Sekolah.............................................................................................4
B. Kepala Sekolah sebagai Penanggungjawab Pendidikan.................................................4
C. Kepala Sekolah sebagai Pimpinan Sekolah....................................................................5
D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor................................................................................7
E. Kepemimpinan Kepala Sekolah......................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah


Manusia adalah individu yang unik. Manusia terdiri dari 2 aspek, yaitu
jasmani dan rohani. Untuk jasmani meliputi tinggi, besar badan, panca indera,
anggota tubuh, kondisi dan peredaran darah, aktivitas hormon, dan lain-lain. Aspek
rohani meliputi kecerdasan, bakat, watak, kemamouan sosial, kecakapan hasil belajar,
sikap, minat, motivasi, emosi dan perasaan, kemampuan komunikasi dan berbahasa,
dan lain-lain. Setiap individu memiliki sejumlah ciri, dan ciri-ciri tersebut membentuk
satu kesatuan karakteristik yang khas yang memiliki keunikan sendiri.

Setiap individu memiliki integritas sifat-sifat atau karakteristik yang berbeda,


beragam dan unik. Perkembangan individual sangat penting dalam memahami
perkembangan manusia, setiap orang memiliki perbedaan dalam hal jenis kelamin,
tinggi dan berat tubuh, faktor kondisi tubuh, kecerdasan, kepribadian dan emosional.
Seseorang menjadi berbeda dengan yang lain karena perkembangan adalah hal yang
rumit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya tidak selalu dapat diukur secara tepat.

Darimana kemampuan umum berasal? Secara historis, kecerdasan adalah


kemampuan yang diwariskan, namun dalam beberapa tahun terakhir mengalami
pergeseran kecerdasan bisa berubah. Flynn menyatakan terjadi perubahan pemikiran
ilmiah yang lebih menuntut masyarakat saat ini dengan penekanan lebih besar pada
visual layar, respon cepat dan ledakan aktivitas mental (Long.2011).

Kecerdasan ataupun kognitif bawaan bukan satu-satunya faktor keberhasilan


akademis. Ada attentional skill yang berkontribusi secara signifikan terhadap
pencapaian akademis. Katerampilan akademis itu sendiri mungkin memiliki efek pada
IQ, atau antara tes keceradasan pengukuran akademis mungkin dipengaruhi oleh
proses umum lainnyan seperti motivasi, konsentrasi atau kemampuan yang dirasakan
sendiri (Long,2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif pada
anak SD?
2. Apa saja ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan kognitif pada anak SD?

3
3. Bagaimana mengidentifikasi penyebab munculnya masalah kognitif pada anak
SD?
4. Apa solusi yang tepat untuk memajukan tumbuh kembang kognitif anak SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak SD
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak SD
3. Untuk mengidentifikasi penyebab munculnya permasalahan kognitif pada
anak SD
4. Untuk mengetahui solusi guna memajukan tumbuh kembang kognitif anak SD

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF


ANAK SD
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif
Istilah “cognitive” berasal dari cognision artinya pengertian, mengerti. Pengertian
yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan (Neisser,1976). Pengertian kognitif adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir
(Gagne,1976: 71).
Dalam perkembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi
populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep umum yang
mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang
berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimba ngan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang
berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan)
yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku
seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Selain itu juga prngrtian dari kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan
oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan
persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencakan masa depan, atau
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan
memikirkan lingkungannya. Kognitif sering disebut juga intelek. (Desmita, 2006:
103).
Perkembangan kognitif berlangsung sejak masa bayi walaupun potensi-potensi
terutama secara biologis sudah mulai semenjak masa prenatal. Piaget (Desmita, 2006:
104) meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang malalui serangkaian tahap
pemikiran dari masa bayi hingga dewasaa.

5
Pengertian kognitif menurut Chaplin dalam Mohammad Asrori (2002: 47)
diartikan sebagai:
 Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan
menilai, dan kemampuan mempertimbangkan
 Kemampuan mental atau integensi

Istilah intelegensi semula berasal dari bahasa Latin “intelligene” yang berarti
menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut William Sternl, salah
seorang pelopor dalam penilitian intelegensi, mengatakan bahwa intelegensi adalah
kemampuan untuk menggunakan secara tepat segenap alat-alat bantu dan pikiran guna
menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru.

Intelegensi menurut Jean Piaget dalam Mohammad Asrori (2007: 48) diartikan
sama dengan “kecerdasan” yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara
adaptif termasuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan
persoalan-persoalan.

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa kemampuan kognitif atau
intelegnsi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memecahkan suatu
persoalan melalui proses berpikir, menghubungkan, menilai, serta mempertimbangkan
dalam menyesuaikan diri atas tuntutan baru dengan sarana ataupun alat bantu dalam
mencapai tujuan. Adapaun tujuan pengembangan kognitif adalah mengembangkan
kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat
menemukan bemacam-macam alternatif pemecahan masalah. Membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan
waktu, serta mempunyai kemampuan memilah-milah, mengelompokkan serta
mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir teliti (Zainal Aqib,2009: 18)
2. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara
berangsur-angsur. Jika periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif
dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang kearah yang
lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak
benar-benar berada pada stadium belajar.
Piaget mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi transisi tahap
perkembangan anak, yaitu:

6
1) Kematangan
Kematangan memiliki peranan penting dalam perkembangan
intelektual, akan tetapi faktor ini saja tidak mampu menjelaskan
segala sesuatu tentang perkembangan intekektual. Penelitian-
penelitian yang dilakukan di beberapa negara membuktikan
adanya perbedaan rata-rata umur pada tahap perkembangan
yang sama.
2) Pengalaman fisik/lingkungan
Pengalaman dengan realitas fisik merupakan dasar
perkembangan struktur kognitif, Piaget membagi dua bentuk
pengalaman yaitu pengalaman fisis dan pengalaman logika
matematis. Kedua bentuk pengalaman ini secara psikologi
berbeda. Pengalaman fisis melibatkan obyek kemudian
membuat abstraksi dari obyek tersebut. Sedangkan pengalaman
logika matematis adalah pengalaman dimana diabstrasikan
bukan dari obyek melainkan dari akibat tindakan terhadap
obyek (abstraksi reflektif)
3) Transmisi sosial
Ungkapan transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan
pengaruh budaya terhadap pola berfikir anak. Penjelasan orang
tua, informasi dari buku-buku, pelajaran yang diberikan guru,
diskusi anak dengan temannya, meniru sebuah contoh.
Merupakan bentuk-bentuk dari transmisi sosial. Kebudayaan
memberikan alat-alat yang penting bagi perkembangan
kognitif, seperti berhitung, atau bahasa. Anak dapat menerima
transmisi sosial apabila anak berada dalam keadaan mampu
menrima informasi itu. Untuk dapat menerima informasi,
terlebih dahulu anak harus memiliki struktur kognitif yang
memungkinkan anak dapat mengasimilasikan dan
mengakomodasikan informasi tersebut.
4) Equilibrium
Piaget mengemukakan bahwa dalam diri individu terdapat
proses equilibrasi yang mengintegrasikan faktor-faktor yang
dikemukakan diatas yaitu heriditas, kematangan internal,

7
pengalaman dan transmisi sosial. Alasan yang memperkuat
adanya equilibrium apabila seseorang secara aktif berinteraksi
dengan lingkungan. Sebagai akibat dari interaksi itu anak
berhadapan dengan gangguan atau kontradiksi; yaitu apabila
situasi pada pola penalaran yang lama tidak dapat menanggapi
stimulus. Kontradiksi ini menyebabkan keadaan menjadi tidak
seimbang. Dalam keadaan ini individu secara aktif mengubah
pola penalarannya agar dapat mengasimilasikan dan
mengakomodasikan stimulus baru. Proses dimana anak secara
aktif mencari keseimbangan baru yang disebut pengaturan diri
atau equilibrium tadi.

B. CIRI-CIRI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SD


Selanjutnya Piaget mengemukakan tentang perkembangan kognitif yang
dialami setiap individu secara lebih rinci, mulai bayi hingga dewasa. Teori ini disusun
berdasarkan studi klinis terhadap anak-anak dari berbagai usia golongan menengah di
Swiss.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Piaget mengemukakan ada empat tahap


perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronoligis :

a) Tahap sensorimotor : 0-2 tahun


b) Tahap pra operasi : 2-7 tahun
c) Tahap operasi konkrit : 7-11 tahun
d) Tahap operasi formal: 11 keatas

Sekolah Dasar di Indonesia dilalui selama 6 tahun dengan usia awal pada kelas
1 mungkin berusia 5-6 tahun. Perkembangan kognitif anak SD dapat dibagi menajdi
tiga bagian berdasarkan range umur. Sebagai orang tua atau guru SD, tentu sangat
penting untuk mengetahui ciri-ciri kognitif anak SD. Berikut ini ciri-ciri
perkembangan kognitif peserta didik usia Sekolah Dasar:

Anak SD umur 5-6 tahun

 Kosakata meningkat menjadi sekitar 2000 kata


 Dapat menulis kalimat dengan lima kata atau lebih
 Dapat menghitung sampai 10 benda pada satu waktu

8
 Mengetahui mana yang kiri dan kanan
 Mulai mampu berpikir dan berdebat, mereka mulai menggunakan kata-
kata seperti mengapa dan karena
 Dapat mengkatagorikan benda
 Memahami konsep waktu
 Mandiri melakukan tugas sederhana di kelas

Anak SD umur 7-8 tahun

 Mulai mengembangkan rentang perhatian yang lebih lama


 Bersedia untuk mengambil tanggung jawab lebih
 Memahami pecahan dan konsep ruang
 Memahami uang
 Dapat memberitahu waktu
 Dapat menyebutkan nama bulan dan hari

Anak SD umur 8-12 tahun

 Mampu mengambil, memahami, dan mempertimbangkan perspektif


lain
 Mereka mulai berpikir hipotesis, mempertimbangkan sejumlah
kemungkinan, dan mampu berpikir logis
 Mereka dapat menikmati membaca buku
 Mereka menghargai humor dan permainan kata
 Mereka dapat menafsirkan konteks paragraf dan menulis cerita

C. PENYEBAB MUNCULNYA MASALAH KOGNITIF PADA ANAK SD


1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan timbulnya permasalahan perkembangan perilaku
kognitif anak SD

a) Faktor Biologis

2. Akle;fjaw

3. Awemfkowijlef

4. Alekfjpawief

5. A;lseifuih

9
10
D. SOLUSI

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

12
DAFTAR PUSTAKA

Isnacutez. Fungsi dan Tangungjawab Kepala Sekolah.


http://isnacutez.blogspot.com/2014/04/fungsi-dan-tanggungjawab-kepala-sekolah.html
diakses pada Senin 28 September 2020, pukul 06.10 WIB
Mulyasa, H. E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya (ed.)).
Syafii24. Makalah Tugas dan Peran Kepala Sekolah.
http://syafii24.blogspot.com/2018/01/makalah-tugas-dan-peran-kepala-sekolah.html
diakses pada 23 September 2020, pukul 20.45 WIB
Halopsikolog.com. Ciri-ciri perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah dasar
https://www.halopsikolog.com/ciri-ciri-perkembangan-kognitif-peserta-didik-usia-
sekolah-dasar/
diakses pada hari Kamis 21 Januari 2021, pukul 19:34 WIB
www.docdoc.com. Gangguan berpikir kognitif
https://www.docdoc.com/id/info/condition/gangguan-berpikir-kognitif
diakses pada hari Kamis, 21 Januari 2021, pukul 19:00 WIB

13
LAMPIRAN
A. DATA SISWA

B. FOTO WAWANCARA

14

Anda mungkin juga menyukai