A. Latar Belakang
Pendidikan adalah yang teramat penting bagi suatu bangsa, terlebih lagi
untuk bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan di
Indonesia adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses belajar yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Karna
kepentingan itulah, negara Indonesia berupaya untuk menjalankan program
pendidikan wajib 12 tahun yang dapat dinikmati oleh rakyat Indonesia.
Penerapan program pendidikan wajib 12 tahun berfungsi untuk
mengembangkan kecerdasan atau intelektual anak di Indonesia. Perkembangan
intelek sering juga dikenal di dunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah
perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif manusia merupakan proses
psikologis yang didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan
mengunakan pengetahuan serta kegiatan mental seperti berfikir, menimbang,
mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan
persolan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Setiap anak dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang sama, hanya saja
perkembangan intelek anak berbeda beda setiap individunya. Anak usia dini adalah
individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, karena itu dimasa usia ini disebut sebagai golden age (masa emas) yaitu
masa yang berharga
Dibanding usia selanjutnya. Perkembangan intelektual, spriritual dan
sosial emosional seorang manusia merupakan hasil dari perkembangan di usia-
usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah atau sekarang
lebih dikenal dengan anak usia dini yang berada pada rentang usia 0-6 tahun
oleh para ahli dianggap sebagai usia emas dalam tahap perkembangan manusia.
Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dan menyenangkan dengan
karateristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial, dan moral.
Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengembangkan pikiran
formalnya, mereka juga mulai mampu mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan
abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat mereka mengerti. Melibatkan mereka dalam suatu
kegiatan akan lebih memberi akibat yang positif bagi perkembangan kognitifnya. Misalnya,
menulis puisi, lomba karya ilmiah, lomba menulis cerpen dan sejenisnya.