Anda di halaman 1dari 8

MIND MAPPING

“ PERTUMBUHAN AKTIVITAS TUBUH ”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu :

Rina suryani, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :
Febyana Marcelina Ginting
4212411015

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INTELEKTUAL

Istilah intelektual berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981)
diartikan sebagai:

1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan


kemampuan mempertimbangkan;
2. Kemampuan mental atau intelegensi.

Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa "intelek" adalah akal budi
atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses
berfikir.

Menurut William Stern, salah seorang pelopor dalam penelitian inteligensi,


menyatakan inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat alat-alat
bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak


berbeda dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan
abstraksi serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru.

Teori intelegensi yang meninjau dari perkembangan dikemukakakan oleh Jean


Pigeat (1896-1980). Pigeat berpendapat bahwa setiap orang mempunyai sistem
pengaturan dari dalam pada sistem kognisinya. Sistem pengaturan ini terdapat
sepanjang hidup seseorang dan berkembang sesuai dengan perkembangan aspek-aspek
kognitif, yaitu:

1. Kematangan, yang merupakan perkembangan susunan syaraf, sehingga fungsi-


fungsi indra menjadi lebih sempurna.
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal-balik dengan lingkungannya.
3. Transmisi sosial, yaitu hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial antara
lain melalui pengasuhan dan pendidikan dari orang lain.
4. Ekuilibrasi, yaitu sistem pengaturan dalam diri anak itu sendiri yang mampu
mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya
(Gunarsa,1982).
B. TAHAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Menurut Jean Piaget, manusia secara genetik sama dan mempunyai pengalaman
yang hampir sama dan saat proses perkembangannya dipengaruhi lingkungannya.
perkembangan anak sampai mampu berfikir dilalui melalui empat tahap perkembangan,
dan tiap tahap mengalami proses perubahan yang unik, dan memiliki keterkaitan dalam
proses perubahannya. Berikut penjelasan dari tahapan perkembangan menurut Jean
Piaget :

1. Tahap Sensorimotorik (0 - 2 tahun), Kegiatan intelektual yang hamper


seluruhnya kecakapan mencakup gejala yang diterima melalui indra secara
langsung. Mulai memperoleh ketrampilan bahasa, dan mulai
mengaplikasikannya dengan menerapkan pada objek-objek nyata.
2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun), pada tahap ini anak mulai menggunakan
simbol-simbol. Simbol-simbol yang dimaksud berupa kata-kata, bilangan yang
dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan dari berbagai tingkah laku
yang dinampakkan dalam perilakunya.
3. Tahap Operasional Kongkrit (7 – 11 tahun), di usia ini dikemukakan bahwa
kemampuan simbolik memungkinkan telah mampu menggunakan simbol, anak
melakukan tindakan –tindakan yang berkaitan dengan hal yang telah lewat.
4. Tahap operasional formal (11 – 15 tahun). Pada tahap ini individu telah mampu
berfikir dengan terstruktur, mampu berfikir abstrak, mampu melakukan
hipotesis, misalnya bisa memilah data, dapat menentukan kelompok kendaraan,
yang mahal, murah. Tahap ini mampu berfikir secara abstrak.
Setiap tahap perkembangan yang dimaksud mungkin saja mengalami
kendala/hambatan yang tidak diharapkan, namun seiring dengan kematangan dan
kesempatan akan semakin optimal kemampuan kognitif masing-masing anak akan
semakin optimal.

C. JENIS JENIS INTELEKTUAL

Teori intelegensi sejenis yang dikemukakan oleh Thurstone, yang sedang populer
akhir-akhir ini adalah teori tentang Multiple Intellegence (Kecerdasan Ganda). Dalam
teori yang diajukan oleh Howard Gardner (1993, 1999) ini dinyatakan bahwa
intelegensi itu bukan satu melainkan 8 macam. Jenis-jenis intelegensi yang dimaksud
adalah sebagai berikut:

1. Bodily-kinesthetic : Kecerdasan yang terkait dengan gerakan anggota


tubuh.
2. Interpersonal : Kecerdasan yang terkait dengan hubungan dengan
orang lain.
3. Verbal-linguistic : Kemampuan yang terkait dengan kata-kata lisan
maupun tertulis.
4. Logical-mathematical : Kemampuan yang terkait menyangkut logika,
penggunaan akal, kemampuan abstraksi dan angka.
5. Intrapersonal : Kemampuan utama adalah intropeksi dan refleksi
diri.
6. Visual-spatical : Kemampuan yang tinggi dalam mengambil
keputusan dalam bidang penglihatan dan ruang (space).
7. Musical : Kecerdasan musikal terkait dengan irama, musik,
nada, dan pendengaran.
8. Naturalistic : Kaitan intelegensi ini adalah deran alam. baik
pengenalan maupun pemeliharaan alam.

D. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena tidak mudah terlihat
perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya umur tiga
sampai empat tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat,
selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan
untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kia pada
umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut masa operasi formal (berpikir
abstrak). Pada masa ini remaja telah berpikir dengan mempertimbangkan hal yang
"mungkin" di samping hal yang "nyata" (Gleitman, 1986).Berpikir operasional-formal
memiliki dua sifat yang penting, yaitu:

1. Sifat Deduktif Hipotesis


Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya
dengan berpikir teoritik. Ia menganalisis masalah dan mengajukan cara
penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan
cara berpikir indekal di samping deduktif. Oleh sebab itu, sifat berpikir ini
sebenaraya mencakup deduktif induktif hipotesis.
2. Berpikir Operasional Juga dan Berpikir Kombinatoris.
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan
cara bagaimana melakukan analisis. Anak berpikir operasional formal terlebih
dahulu secara teoritik membuat matrik mengenai macam-macam kombinasi
yang mungkin, kemudian secara sistematik mencoba mengisi sel matriks
tersebut secara empirik.

E. HUBUNGAN INTELEKTUAL DAN TINGKAH LAKU

Inteligensi menurut Piaget merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif yang
terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran (Bybee
and Sund, 1982). Piaget memposisikan subjek sebagai pihak yang aktif dalam interaksi
adaptif antara organisme tau fermadi hubungan dialektis antara organisme dengan
lingkungannya
Piaget memiliki pandangan dasar bahwa setiap organisio memiliki kecenderungan
inheren untuk menyesuaikan dari dengan lingkungan. Inteligensi sebagai bentuk khusus
dan penyesuaian organisme baru dapat diketahui berkat ilu proses yang saling mengisi,
yaitu yang dis but dengan istilahi asimilasi dan akomodasi.

Organisme sebagai suatu sistem dapat menyesuaikan diridengan lingkungannya


karena kemampuan mengakomodasi struktur kognitifnya sedemikian rupa sehingga
objek yang baru itu dapat ditangkap dan dipahami secara memadai. Asimilasi adalah
suatu proses individu memasukkan dan menggabungkan pengalaman-pengalaman
dengan struktur psikologis yang telah ada pada individu. Strukutr psikologis dalam diri
individu disebut dengan istilah skema yang berarti kerangka mental individu yang
digunakan untuk menafsirakan segala sesuatu yang dilihat atau didengarnya

Proses penyesuaian skema dengan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengalaman-


pengalaman baru ini dikenal dengan istilah akomodasi. Dengan demikian, proses
asimilasi dan akomodasi merupakan dua proses yang berlawanan, artinya dalam proses
asimilasi yang terjadi adalah menyesuaikan pengalaman baru yang diperolehnya dengan
struktur skema yang ada dalam diri individu, sedangkan akomodasi merupakan proses
penyesuaian skema dalam diri individu dengan fakta-fakta baru yang diperoleh melalui
pengalaman dari lingkungannya.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


INTELEKTUAL

Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu hereditas dan
lingkungan Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri
sendiri melainkan seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya.

1. Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan
daya kerja intelektualnya. Secara potensial ank telah membawa kemungkinan
apakah akan menjadi kemampuan berfikir setara normal, di atas normal atau di
bawah normal. Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secra
optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk Berkembang. Oleh
karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual
anak.
2. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.
a. Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan
sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi
anak untuk berpikir.
b. Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk
meningkatkan perkembangan anak dan cara berpikir anak. Meningkatkan
perkembangan anak dapat dilakukan dengan cara menciptakan interaksi atau
hubungan akrab dengan peserta didik atau memberi kesempatan kepada para
peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan pengalaman
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

G. PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek, antara lain dalam
bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial, dan juga intelegensi.
Perbedaaan itu kan tampak jika diamati dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
Ada peserta didik yang cepat, ada yang lambat, dan ada pula yang sedang dalam
penguasaan materi pelajaran. Ada siswa yang tingkah lakunya baik dan adapula siswa
yang tingkah lakunya kurang baik.

Perbedaan individu dalam perkembangan intelek menunjuk pada perbedaan dalam


kemampuan dan kecepatan belajar. Perbedaan individual peserta didik akan tercermin
pada sifat-sifat atau ciri-ciri mereka dalam kemampuan, keterampilan, sikap dan
kebiasaan belajar, serta kualitas proses dan hasil belajar baik dari segi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.

H. TINGKATAN INTELEGENSI

Tingkatan Intelegensi dengan berbagai variasi, antara lain :

1. Jenius
Merupakan suatu kemampuan yang sangat luar biasa, dalam ukuran atau
tingkatan di atas 140. kemampuan ini bisa dimiliki oleh siapa saja yang mau
berusaha untuk meningkatkan kecerdasan dan memanfaatkan potensi dasarnya
dengan baik.
2. Normal
Merupakan sutau kemampuan yang biasa saja, tetapi kecerdasan ini mampu
untuk melakukan semua aktivitas yang dibutuhkan dan diinginkan dirinya.
Mempunyai tingkat ukuran yang rata-rata 100 sampai dengan 110. Kecerdasan
disebut kecerdasan yang rata-rata.
3. Rendah
Kemampuan ini dibawah rata-rata, pada kemampuan ini anak mengalami
keterhambatan dalam melaksanakan tugas tugas untuk dirinya maupun orang
lain, tingkat ukuran diantara 70 sampai 90. Pada umumnya ia mampu
melaksanakan berbagai tugas hanya lambat dan cepat lelah serta jenuh.
4. Keterbelakangan
Anak yang mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan sangat sulit untuk
melakukan tugas atas dirinya, setiap tugas memerlukan bantuan orang lain,
dengan bantuan akan memberikan kemampuan meningkat. Di antara
keterbelakanagan ada yang disebut Idiot IQ dan Imbecile IQ
a. Idiot IQ (tingkat kecerdasannya 0-29)
Merupakan keterbelakangan yang sangat rendah sekali. Tidak dapat
berbicara hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja, tidak dapat
mengurus dirinya seperti; mandi, makan dan rata rata kemampuan ini berada
di tempat tidur, kemapuannya seperti anak bayi. Kemapuan ini tidak tahan
terhadap penyakit.
b. Imbecile IQ (tingkat kecerdasannya 30-40)
Imbecile IQ lebih meningkat dari idiot, jika dilatih dalam berbahasa ia
mampu, tetapi sangat sukar sekali, dalam berbahasa kadang dapat dimengerti
dan kadang idak dapat. Dapat mengurus dirinya dengan latihan dan
pengawasan yang benar. Biasanya anak yang umur 7 tahun kemampuan
kecerdasannya sama dengan anak yang berumur 3 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Zulfiah.2020. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual Dan Emosional Terhadap Kedisiplinan


Peserta Didik”. Parepare : Institute Agama Islam Negeri (Lain) Parepare

Cahyawati, Dia. 2013. “Perkembangan Intelektual”,


https://www.slideshare.net/DiaCahyawati/perkembangan-intelektual, diakses pada 10
September 2021

Anda mungkin juga menyukai