Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT TEORI JEAN PIAGET PADA

MASA ANAK-ANAK AKHIR (6-12 TAHUN)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Psikologi Perkembangan ”

Dosen Pengampu: Fadhilah Rahmawati, S.S., M.Si.

Disusun oleh: PAI. E/ Kel.VI

Agus Rifa’I (210316146)

Fifin Nur Alifah (21036170)

Ferika Siti Amintama (210316175)

Tatri Nur Munnawarah (210316177)

Yuliana Puspitasaari (210316169)

Munalisa Lestari (210316174)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PONOROGO

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kanak – kanak akhir adalah berkisar antara umur 6 tahun


sampai tiba saatnya individu itu matang secara seksual. Terlebih lagi
perkembangan kognitifnya. Masa akhir kanak – kanak adalah awal mereka
duduk di bangku sekolah. Pada masa itu, anak berusaha untuk bisa
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru. Mereka mulai
menyesuaikan diri, mulai berpikir akan hal – hal yang menjadi tanggung
jawabnya, dan berusaha menyelesaikan persoalan – persoalan yang mulai
muncul dalam kehidupannya. Di situlah aspek kognitif pada anak mulai
berkembang. Ketika mereka mendapat PR dari sekolah dan lain hal.
Selama satu sampai dua tahun terakhir masa kanak – kanak terjadi
pula perubahan fisik yang juga berhubungan dengan perkembangan nilai
kognitif dalam dirinya. Secara alami, tak hanya perubahan kognitif dan
fisik yang berubah akan tetapi juga meliputi perubahan sikap, nilai, dan
perilaku. Setelah masa kanak – kanak akhir ini selesai, mereka bersiap
untuk memasuki masa remaja. Sesuai dengan usia dan kebutuhannya,
kognitif mereka pun akan semakin berkembang. Mengalami
ketidakseimbangan hidup yang dirasakan pada awal periodenya kemudian
berusaha bertahan dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perkembanagn kogniitif?


2. Bagaiman perkembangan kognitif pada masa anak-anak akhir menurut
teori Jean Piaget?
3. Apa saja proses-proses yang terjadi pada tahap perkembangna kognitif
masa anak-anak akhir?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kognitif


1. Pengertian kognitif
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah
pengertian, mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang
berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Pengertian yang luasnya
cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan (Neisser, 1976). Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis,
tingkah laku seseorang/anak itu senantiasa didasarkan pada kognisi,
yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku
itu terjadi.
Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini
menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu
konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang
meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah
pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,
kesengajaan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan
keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga
berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang
bertalian dengan rasa.1

1
www.academia.edu/10045441/Perkembangan_kognitif_pada_masa_anak-anak di akses
24 Mei 2008

3
2. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang
menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan
mengiterprestasikan obyek dan kejadian-kejadian di sekitarnya.
Bagaimana anak mempelajari ciri – ciri dan fungsi dari objek – objek,
seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti
diri, orang tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan
objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam
objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan
tentang objek dan peristiwa tersebut.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam
menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif
menerima informasi walaupun proses berfikir dan konsepsi anak
mengenai realitas telah dimodifikasikan oleh pengalamannya dengan
dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam
menginterprestasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman,
serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi
mengenai dunia yang telah ia punya (Hetherington & Parke, 1975).
3. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif
Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut
tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks.
Piaget juga menyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang
melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa
dewasa. Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut bersumber
dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
(melalui asimilasi dan akomodasi) serta adanya pengorganisasian
strukur berfikir. Tahap-tahap pemikiran ini secara kualitatif berbeda
pada setiap individu. Demikian juga, corak pemikiran seorang anak
pada satu tahap berbeda dari corak pemikirannya pada tahap lain.
Tahap-tahap perkembangan pemikiran ini dibedakan piaget atas 4
4
tahap, yaitu tahap pemikiran sensoris-motorik , praoperasioanal,
operasional kongkret, dan operasional formal. Akan tetapi, piaget
tidak menetapkan secara tegas batasan-batasan umur pada masing –
masing tahap. Batasan umur pada masing – masing tahap diberikan
oleh Ginsburg dan Opper ( Mussen, et all, 1969
Tahap-tahap perkembangan menurut piaget ini diringkas dalam
tabel berikut:

Tahap Usia/Tahun Gambaran


Sensorimotor 0–2 Bayi bergerak dari tindakan refleks
instinktif pada saat lahir sampai
permulaan pemikiran simbolis.
Bayi membangun suatu pemahaman
tentang dunia melalui
pengkoordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan tindakan
fisik
Preoperational 2–7 Anak mulai mempresentasikan
dunia dengan kata-kata dan
gambar-gambar ini menunjukan
adanya peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan
informasi sensor dan tindak fisik.
Concrete 7 – 11 Pada saat ini anak dapat berfikir
operational secara logis mengenai peristiwa-
peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda
kedalam bentuk-bentuk yang
berbeda.
Formal 11 – 15 Anak remaja berfikir dengan cara
operational yang lebih abstrak dan logis.
5
Pemikiran lebih idealistik.

Menurut Piaget, perkembangan masing-masing tahap tersebut


merupakan hasil perbaikan dari perkembangan tahap sebelumnya. Hal ini
berarti bahwa menurut teori tahapan piaget, setiap individu akan melewati
serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invarian, selalu tetap, tidak
melompat atau mundur. Perubahan-perubahan kualitatif ini terjadi karena
tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya
pengorganisasian struktur berfikir. Dari sudut biologis, piaget melihat
adanya sistem yang mengatur dari dalam, sehingga organisme mempunyai
sistem pencernaan, peredaran darah, sistem pernafasan, dan lain-lain. Hal
yang sama juga terjadi pada sistem kognisi, dimana adanya sistem yang
mengatur dari dalam yang kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktornya.
Untuk menentukan struktur kognitif yang mendasari pola-pola
tingkahlaku yang teroeganisir, piaget menggunakan istilah skema dan
adaptasi. Dengan kedua komponen ini berarti bahwah kognisi merupakan
sistem yang selalu diorganisir dan diadaptasi, sehingga memunginkan
individu beradaptasi dengan lingkungannya.
Skema ( struktur kognitif ) adalah proses atau cara mengorganisir
dan merespons berbagai pengalaman. Dengan kata lain, skema adalah suatu
pola sitematis dari tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi pemecahan
masalah yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi
berbagai tantangan dan jenis situasi. Dalam diri bayi terlihat beberapa pola
tingkah laku refleks yang terorganisir sehubungan dengan “pengetahuan”
mengenai lingkungan. Misalnya gerakan refleks menghisap pada bayi, ada
gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menghisap
gerakan ini menunjukkan ada pola-pola tertentu. Gerakan ini tidak
terpengaruh oleh apa yang masuk kemulut, apakah ibu jari, puting susu
ibunya, ataukah dot botol susu. Pola gerakan yang diperoleh sejak lahir
inilah yang disebut dengan skema.

6
Adaptasi (sturuktur fungsional) adalah sebuah istilah yang
digunakan piaget untuk menunjukan pentingnya pola individu dengan
lingkungannya dengan proses perkembangan kognitif piaget yakin bahawa
bayi manusia ketika dilahirkan telah dilengkapi dengan kebutuhan-
kebutuhan dan juga kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Adaptasi ini muncul dengan sendirinya ketika bayi tersebut
mengadakan interaksi dengan dunia disekitarnya. Mereka akan belajar
menyesuaikan diri dan mengatasinya, sehingga kemampuan mentalnya
akan berkembang dengan sendirinya. Menurut piaget, adaptasi ini terdiri
dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu : asimilasi dan akomodasi.
a. Asimilasi
Asimilasi dari sudut biologi, adalah inetegrasi antara elemen
eksternal ( dari luar ) terhadap struktur yang sudah lengkap pada
organisme. Asimilasi kognitif mencakup perubahan objek eksternal
menjadi struktur pengetahuan internal (lerner & Hultsch 1983). Proses
asimilasi ini didasarkan atas kenyataan bahwa setiap saat manusia
selalu mengasimilasikan informasi-informasi yang sampai kepadanya,
kemudian informasi-informasi tersebut dikelompokan kedalam istilah-
istilah yang sebelumnya sudah mereka ketahui. Misalnya, seorang bayi
yang menghisap puting susu ibunya atau dot botol susu, akan
melakukan tindakan yang sama (menghisap) terhadap semua objek
baru yang mereka temukan seperti bola karet atau jempolnya. Perilaku
bayi menghisap semua objek ini memperlihatkan proses asimilasi.
Gerakan menghisap ibu jari sama artinya dengan gerakan menghisap
puting susu ibunya, sebab bayi menginterprestasikan ibu jari dengan
struktur kognitif yang sudah ada, yaitu puting susu ibunya.
b. Akomodasi
Akomodasi adalah menciptakan langkah baru atau memperbaharui
atau menggabung-gabungkan istilah lama utuk menghadapi tantangan
baru.akomodasi kogitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah
dimiliki sebelumnya ntuk disesuaikan dengan stimulus eksternal. Jadi,
7
kalau pada asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, maka pada
akomodasi perubahan terjadi pada subjeknya, sehingga ia dapat
menyesuaikan diri dengan objek yang ada diluar dirinya. Struktur
kognitif yang sudah ada dalam diri seorang mengalami perubahan
supaya sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya. Misalnya,
bayi melakukan tindakan yang sama terhadap ibu jarinya, yaitu
menghisap. Ini berarti bahwa bayi telah mengubah puting susu ibu jari.
Tidakan demikian disebut akomodasi.
Piaget mengemukakan bahwa setiap organisme yang ingin
penyesuain (adaptasi) dengan lingkungannya harus mencapai
keseimbangan (ekuilibrium), yaitu antara aktifitas individu terhadap
lingkungan (asimilasi) dan aktifitas lingkungan terhadap individu
(akomodasi). Ini berarti, ketika individu bereaksi terhadap lingkungan, dia
menggabungkan stimulus dunia luar dengan struktur yang sudah ada dan
iilah asimilasi. Pada saat yang sama ketika lingkungan bereaksi terhadap
individu, dan individu mengubah supaya sesuai dengan stimulus dunia
luar, maka inilah yang disebut akomodasi (lerner & Hultsch 1983). Agar
terjadi ekuilibrasi antara diri individu dengan lingkungan, maka peristiwa-
peristiwa ini disebut asimilasi.2
B. Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget Pada Masa Anak-Anak
Akhir
Menurut piaget, pemikiran anak-anak usia sekoalaagh dasar disebut
pemikiran operasional konkrit. Menurut piaget operasi adalah hubungan-
hubungan logis diantara konsep-konsep atau skema-skema. Sedangkan
operasi konkrit adalah aktifitas mental yan difokuskan pada objek-objek
dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkrit yang dapat diukur.

2
Siti Rahayu Haditono, Psikolog Perkembangan, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2006)

8
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap
operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang
pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan
tidak jelas. Anak menggunakan operasi mental untuk memecahkan
masalah-masalah yang aktual, anak mampu menggunakan kemampuan
mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kini anak
mampu berfikir logis meski masih terbatas pada situasi sekarang.
Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget tergolong pada masa
operasi konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret.
Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan
pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat permainannya.
Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan dan menerima
pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada
lingkungan sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian
tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat
yang lebih tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa
sebelunya. Pemahamannya tentang konsep ruangan, kausalitas,
kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebh baik. Anak usia 6 atau 7
tahun dapat dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah. Mereka
mempunyai ide yang lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat
lain, lama waktu tempuhnya, dan dapat mengingat rute dan tanda-tanda
jalan.
Keputusan tentang sebab akibat akan meningkat. Anak berinisiatif
menggunakan strategi untuk penambahan, dengan menggunakan jari-jari
atau dengan benda lainnya. Mereka juga dapat memecahkan soal cerita
yang bersifat sederhana. Kemampuan mengkategorisasi membantu anak
untuk berfikir logis. Menurut Piaget, anak-anak dalam tahapan operasi
konkret berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala
atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek,
atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Misalnya anjing tono
9
mengonggong, anjing susi menggonggong, anjing budi menggonggong,
jadi semua anjing menggonggong.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan
berfikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan berfikir anak
berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ketingkat yang lebih
rumit dan abstrak. Pada masa ini anak juga dapat memecahkan masalah-
masalah yang bersifat konkret. Anak mengetahui volume suatu benda
padat atau cair meskipun ditempatkan pada tempat yang berbeda
bentuknya. Berkurang rasa egonya dan mulai besifat sosial. Terjdi
peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai memelihara alat
permainannya.
Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian
yang lebih komplek serta saling hubungannya. Mereka memiliki
pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat,
kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak
dari satu tempat ketempat lain, memahami hubungan antara sebab dan
akibat yang ditimbulkan, mengkelompokan benda berdasarkan kriteria
tertentu, dan menghitung. Guru diharapkan membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan berfikirnya.
Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas
mental seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah.
Pengalaman hidupnya memberikan andil dalam mempertajam konsep.
Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomuniksi,
karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Anak
mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri
– ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam
dua atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan buku
berdasarkan warna maupun ukuran buku.3
C. Proses-proses perkembangan kognitif yang terjadi masa anak- anak
akhir
3
Ibid., 159
10
Pada masa anak-anak akhir ini muncul antara usia enam sampai
duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang
memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
1. Pengurutan
Pengurutan kemampuan untuk mengurutkan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda
ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke
yang paling kecil.
2. Klasifikasi
Klasifikasi kemampuan untuk memberi nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya,
atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-
benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme
(anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
3. Decentering
Decentering adalah anak mulai mempertimbangkan beberapa
aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai
contoh, anak tidak akan lagi menganggap bahwa cangkir yang pendek
tapi lebar memiliki isi lebih sedikit dibanding cangkir yang tinggi tapi
ramping.
4. Reversibility
Reversibility adalah anak mulai memahami bahwa jumlah atau
benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk
itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8,
8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
5. Konservasi
Konservasi memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau
tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila
anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka
11
akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda,
air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
6. Penghilangan sifat Egosentrisme
Penghilangan sifat Egosentrisme adalah kemampuan untuk
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang
tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan
komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak,
lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu
ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam
tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa
boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.4

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian kognitif ialah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya
adalah pengertian, mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara
internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir

4
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif di akses 15 juli 2008
12
(Gagne dalam Jamaris, 2006). Pengertian yang luasnya cognition (kognisi)
adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976).
2. Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget tergolong pada masa operasi
konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret.
Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan
pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat permainannya.
Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan dan menerima
pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada
lingkungan sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian
tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
3. proses-proses yang terjadi pada tahap perkembangna kognitif masa anak-
anak akhir
a. Pengurutan
b. Klasifikasi
c. Decentering
d. Reversibility
e. Konservasi
f. Penghilangan sifat Egosentrisme

DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja rosda karya, 2015)

Haditono, siti rahayu, Psikolog Perkembangan, (Yogyakarta: Gajah Mada


University Press, 2006)

13
www.academia.edu/10045441/Perkembangan_kognitif_pada_masa_anak-anak di
akses 24 Mei 2008

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif di akses 15 juli 2008

14

Anda mungkin juga menyukai