Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF OLEH JEAN PIAGET

A. Karakteristik aspek perkembangan kognitif

Kognitif adalah kemampuan berfikir pada manusia. Menurut terman kemampuan


kognitif adalah kemampuan berfikir abstrak. Sedangkan colvin menyatakan kemampuan
kognitif adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sementara hunt
menyatakan kemampuan kognitif merupakan kemampuan memproses informasi yang
diperoleh melalui indera. Sedangkan Gardner menyatakan kemampuan kognitif adalah
kemampuan menciptakan karya.

Selain dari pada itu para ahli psikologi juga berpendapat bahwa perkembangan
kemampuan berfikir manusia tumbuh bersama dengan pertambahan usia manusia.
Sebagai ahli psikologi lainnya berpandangan bahwa perkembangan berfikir manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana manusia hidup. Kemampuan berfikir manusia
juga turut mempengaruhi kemampuan bahasa manusia sebab bahasa merupakan alat
berfikir manusia.

Teori perkembangan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif


merupakan sesuatu yang fundamental dalam membimbing tingkah laku anak.
Kemampuan kognitif menjadikan anak sebagai individu yang secara aktif membangun
sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.

Perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kemampuan mental dan fisik


untuk mengetahui objek tertentu, memasukkan informasi kedalam pikiran,mengubah
pengetahuan yang tewlah ada dengan informasi yang baru diperoleh, dan perubahan
tahapan-tahapan berfikir. Diantara ahli psikologi yang banyak membicarakan
perkembangan kognitif adalah Piaget, Ausubel, Brunner, dan Vigotsky. Dibawah ini akan
dibicarakan secara singkat tentang pandangan Piaget.
Pandangan Piaget Tentang Perkembangan Kognitif

Jean Piaget lahir pada 9 agustus 1986 di Neuchatel, Swiss. Ayahnya adalah
seorang ahli sejarah yang mengkhususkan diri dibidang sejarah literatur abad
pertengahan. Piaget pada awalnya tertarik pada biologi, dan ketika ia berusia 11 tahun,
dia memublikasikan artikel satu halaman tentang burung pipit albino yang dilihatnya
ditaman. Antara usia 15 dan 18 tahun, dia memublikasikan sejumlah artikel tentang
kerang. Piaget mencatat bahwa karena publikasinya banyak, ditawari posisi kurator
koleksi kerang di museum Genewa saat dia masih duduk dibangku sekolah menengah.
Hal ini menunjukkan Piaget adalah orang yang cukup diperhitungkan sebagai calon
ilmuwan masa depan. Adapun nalurinya terhadap biologi sebetulnya tetap hidup sampai
hayatnya dan tampak jelas bahwa dalam setiap tulisannya banyak membicarakan biologi.
Sementara Piaget mendapat Ph. D di bidang biologi saat masih berumur 21 tahun, dan
sampai usia 30 tahun dia telah mempublikasikan lebih dari 20 paper, terutama tentang
kerang-kerang dan beberapa topik lainnya.

Piaget tertarik dan berbicara tentang inteligensi anak diawali ketika dapat
tawaran di Binet Testing Laboratory di Paris, dimana dia ikut membantu menyusun
standar tes kecerdasan. Pada akhirnya setelah beberapa tahun bekerja di Laboratorium ini
dia menyadari bahwa intelegensi (kecerdasan) tidak dapat disamakan dengan sejumlah
soal tes yang dijawab dengan benar. Menurut Piaget, pertanyaan mendasarnya adalah
mengapa beberapa anak mampu menjawab beberapa pertanyaan secara benar dan lainnya
tidak, atau mengapa seorang anak dapat menjawab sebagian soal dengan benardan salah
untuk sebagian soal lainnya. Sehinggat Piaget mulai mencari-cari variabel-variabel yang
mempengaruhi kinerja tes anak. Pencariannya menghasilkan pendapat tentang intelegensi
yang tidak kalah pentingnya dengan pandangan Freud.

Adapun puncak pemikirannya dimulai semenjak meninggalkan laboratorium


Binet dan menjadi direktur riset di Jean Jacquess Tousseau Institute di Genewa Swiss,
dimana dia bisa melakukan penellitian tersendiri dengan menggunakan metode sendiri.
Konsep Piaget Tentang Teori Kognitif

Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dengan dan meninterprestasikan objek dan kejadian-kejadian
disekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek, seperti
mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orant=gtua dan teman.
Pada pandangan Piaget, kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari
hubungan perkembangan otak dan system nervous dan pengalaman-pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Piaget berpendapat, karena manusia secara genetik sama dan mempunyai


pengalaman yang hampir sama , mereka dapat diharapkan untuk sungguh-sungguh
memperlihatkan keseragaman dalam perkembangan kognitif mereka. Oleh karena itu, dia
mengembangkan empat tahap tingkatan perkembangan kognitif yang akan terjadi selama
masa kanak-kanak sampai remaja yaitu sensori motor (0-2 tahun) dan praoperasional (2-7
tahun). Yang akan kita bicarakan untuk masa kanak-kanak adalah dua tahap ini lebih
dahulu, sedangkan dua tahap yang lain, yaitu operasional konkret (7-11 tahun) dan
operasional formal (11-dewasa), akan kita bicarakan pada masa awal pubertas dan masa
remaja.

Struktur Yang Mendasari Pola-Pola Tingkah Laku Yang Terorganisir.

1. Skema ( struktur kognitif )


Adalah proses atau cara mengorganisir dan merespons berbagai pengalaman. Atau
suatu pola sistematis dari tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi pemecahan
masalah yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai
tantangan dan jenis situasi.
Contoh : Gerakan reflex menghisap pada bayi, ada gerakan otot pada pipi dan
bibir yang menimbulkan gerakan menghisap.
2. Adaptasi ( struktur fungsional )
Piaget merupakan istilah ini untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan
individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif. Piaget
yakin bahwa bayi manusia ketika dilahirkan telah dilengkapi dengan kebutuhan-
kebutuhan dan juga kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Menurut Piaget ada 3 proses adaptasi, yaitu :


a. Asimilasi
Integrasi antara elemen-elemen eksternal ( dari luar ) terhadap struktur
yang sudah lengkap pada organisme. Asimilasi terjadi ketika individu
menggunakan informasi baru ke dalam pengetahuan mendalam yang
sudah ada.
Contoh : Seorang bayi yang menghisap putting susu ibunya atau dot botol
susu, akan melakukan tindakan yang sama (menghisap) terhadap semua
objek baru.
b. Akomodasi
Menciptakan langkah baru atau memperbarui atau menggabung-
gabungkan istilah lama untuk menghadapi tantangan baru. Akomodasi
kognitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki
sebelumnya untuk disesuaikan dengan objek stimulus eksternal.
Contoh : bayi melakukan tindakan yang sama terhadap ibu jarinya, yaitu
menghisap. Ini berarti bahwa bayi telah mengubah puting susu ibu
menjadi ibu jari.
c. Equilibrasi
Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.
Untuk mencontohkan lebih lanjut ketiga proses ini maka kita katakanlah
seorang siswa yang sudah mengetahui prinsip penjumlahan. Jika gurunya
memperkenalkan prinsip-prinsip perkalian maka proses pengintegrasian
antara prinsip penjumlahan yang sudah ada dibenak siswa dengan prinsip
perkalian sebagai informasi baru, inilah yang disebut asimilasi. Jika siswa
ini diberi sebuah soal perkalian, maka situasi ini disebut akomodasi, yang
dalam hal ini berarti pemakaian prinsip perkalian tersebut dalam situasi
yang baru spesifik. Agar siswa tersebut dapat terus mengembangkan dan
menambah ilmu tapi sekaligus menjaga stabilitas mental dalam dirinya,
diperlukan proses penyeimbangan. Proses inilah yang disebut equilibrasi,
proses penyeimbangan antara dunia luar dan dunia dalam.

Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif


1) Tahap sensorik motorik (0-2 tahun)
Berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira 2 tahun.
Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan
pesat dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-
tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir bukan saja
menerima secara pasif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat
inderanya, melainkan juga aktif memberikan respon terhadap
rangsangan tersebut, yakini melalui gerak-gerak reflex.
Pada usia 2 tahun, anak secara mental telah dapat mengenai
objek dan kegiatan, dan dapat menerima solusi masalah sensorok-
motorik. Berdasarkan schemata, pada usia 2 tahun secara kualitatif
dan kuantitatif telah dianggap superior untuk berkembang menjadi
anak muda. Pada usia 2 tahun perkembangan afektif sudah mulai
dapat dilihat, anak sudah mulai dapat dilihat, anak sudah mulai
dapat membedakan suka dan tidak suka. Hal tersebut akan
berpengaruh terhadap diri anak.
2) Subtahap prakonseptual ( 2-7 tahun )
Selama tahap praoperasional ( 2-7 tahun ), perilaku intelektual
bergerak dari tingkat sensorik motorik menuju ketingkat
konseptual. Pada tahap ini terjadi perkembangan yang cepat dari
keterampilan representasional termasuk didalamnya kemampuan
berbahasa, yang menyertai perkembangan konseptual secara cepat
dari proses ini. Perkembangan bahasa lisan tidak berguna untuk
mengembangkan proses berpikir. Pikiran yang dimiliki anak masih
egosentris, dan belum mampu mengembangkan untuk hal lain.
Mereka yakin bahwa apa yang mereka pikirkan adalah benar.
3) Subtahap intuitif ( 7-11 tahun )
Tahap operasional konkret anak berkembang dengan menggunakan
berfikir logis. Anak-anak dapat memecahkan masalah konversi dan
masalah yang konkret. Dua reversibilitas, inverse dan reciprocity,
digunakan secara independent dalam berfikir. Selama tahun
tersebut, operasi secara logis dan klasifikasi berkembang. Anak-
anak dapat berfikir secara logis, tetapi belum mampu menerapkan
secara logis masalah hipotetik dan abstrak. Perkembangan efektif
utama selama tahap operasional konkret adalah konversi perasaan.
Perkembangan tersebut merupakan instrumental dalam
meningkatkan regulasi dan stabilitas berfikir efektif. Dengan kata
lain dapat dinyatakan konstruksi konsep muncul dari intensional
dan mengizinkan anak-anak untuk meyakini bahwa motif akan
mampu membuat keputusan moral.
4) Subtahap operasional formal ( 11-15 tahun )
Selama tahap operasional formal, struktur kognitif menjadi matang
secara kualitas, anak mulai dapat menerapkan operasi secara
konkret untuk semua masalah yang dihadapi didalam kelas. Anak
dapat menerapkan berpikir logis dalam masalah hipotesis yang
berkaitan dengan masa yang akan datang. Anak-anak dengan
operasi formal dapat beroperasi dengan logika dari kebebasan
argument dari isinya. Secara logis benar-benar disediakan kepada
anak sebagai alat berfikir. Selam puber, berfikir formal secara
esensial ditandai oleh egosentris. Pada masa puber, individu
mencoba mengembalikan semua perilaku pemikiran adalah logis
dan dia mengalami kesulitan koordinasi dengan dunia yang
dihadapi. Emergensi perasaan idealistic formasi personal berlanjut
sebagai permulaan masa puber untuk beradaptasi terhadap dirinya
untuk dunia dewasa.

Anda mungkin juga menyukai