Anda di halaman 1dari 4

Setelah Menymak artikael karya Hijriati mahasiswa pasca sarjana UIN

Sunan Kalijaga Jogjakarta dengan judul “Tahapan Perkembangan Kognitif pada


Masa Early Childhood” dapat ditemukan bahwa perkembangan kognitif sangat
penting untuk mengembangkan kemampuan anak dalam mengeksplorasi
lingkungan, karena berkaitan dengan pikiran sadar seorang anak. Semakin
bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia kognitif
anak berkembang pesat, makin kreatif, bebas dan imajinatif. Perkembangan
kognitif pada Tahap Praoperasional (early childhood) yang membentang selama
usia 2 hingga 7 tahun, perubahan paling jelas yang terjadi adalah peningkatan
luar biasa dalam aktivitas representasi atau simbolis. Pada masa early childhood
merupakan tahap awal pembentukan konsepsecara stabil.
Penalaran mental mulai muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian
lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk. Anak sudah mulai
memahami pengetahuan umum dan sains serta mengenal konsep ukuran, bentuk,
warna dan pola. Melalui perkembangan kognitif, fungsi pikir anak dapat
digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi dalam
memecahkan suatu masalah. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitifpada masa early childhood diantaranya faktor hereditas/keturunan faktor
lingkungan, faktor kematangan, faktor pembentukan, faktor kebebasan, dan
faktor minat dan bakat. Adapun tujuan perkembangan kognitif diarahkan pada
pengembangan auditory, visual, taktik, kinestetik, aritmetika, geometri, dan
sains permulaan.
A. Lima Konsep dari artikel
1. Perkembangan kognitif anak usia dini yaitu tahapan kemampuan anak
untuk terus belajar serta berkembang sesuai usianya. merujuk pada
kemampuan yang dimiliki Si Kecil untuk memahami sesuatu. Secara
harfiah, Kata kognitif berasal dari kata kognisi yang merupakan serapan
dari kata cognitive/cognition. Kata cognition memiliki kesamaan arti
dengan knowing. terdapat 4 tahapan perkembangan anak usia dini.
Berdasarkan tahap perkembangan anak menurut Piaget.
a. Perkembangan Sensorimotor di Usia 0 - 2 Tahun : Level pertama
adalah berkaitan dengan aksi dan persepsi. Di mana terjadi respons
sosial pertama kali terjadi. Level ini terjadi di usia 2 sampai 4 bulan.
Kemudian, level kedua terjadi di usia 7–8 bulan. Pada level ini si buah
hati akan melakukan pembedaan dan koordinasi makna dan suatu
aksi.
b. Tahapan Praoperasional Di Usia 2 Hingga 7 Tahun: Daya tangkap
anak jauh lebih baik. Gerak sensorimotor dan kemampuan berhitung
bisa diasah di lingkungan sekolah.
c. Tahapan Konkret Operasional Di Usia 7 Hingga 11 Tahun: anak
akan mulai berpikir secara abstrak, logika, mencari solusi akan sebuah
tugas, dan memberi ide -ide yang mereka pikirkan.
d. Tahapan Formal Operasional Di Usia 12 Hingga Ke Atas: pemikiran
abstrak mulai terkoordinasi dengan solusi dan konsep personalitas
yang lebih dinamis. Memasuki usia remaja, mereka mulai membawa
pemikiran sebab-akibat dari berbagai sisi kehidupan seperti moral,
sosial, politis, dll.
2. Beberapa langkah untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak
usia dini.
Williams mengatakan kognitif adalah bagaimana cara individu
bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya individu di
dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Logis, karena kemampuan ini dapat mendidik
kedisiplinan yang sangat kuat. Logika berperan besar dalam menjadikan
anak-anak semakin dewasa dengan keputusan-keputusan matangnya.
Menemukan Hubungan Sebab-Akibat. Dari dua hubungan tersebut, dapat
diketahui bahwa akibat dari satu peristiwa ada sebabnya. Misalnya,
penyebab kematian adalah sakit, penyebab rumah terbakar adalah
hubungan arus pendek dan lain sebagainya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif


Faktor hereditas/keturunan, teori hereditas atau nativisme yang
dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa
manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat
dipengaruhi oleh lingkungan.
a. Faktor lingkungan, teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh
John Locke. Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam
keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan
atau noda sedikitpun.
b. Faktor kematangan, tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan
matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
c. Faktor pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan di luar diri
seseorang yang memengaruhi perkembangan intelegensi
d. Faktor minat dan bakat, minat mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih
baik lagi.
e. Faktor kebebasan, kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk
berpikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat
memilih metodemetode terntentu dalam memecahkan masalah-
masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
4. Tujuan pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan
kemampuan auditory, visual, taktik, kinestetik, aritmetika, geometri, dan
sains permulaan.
a. Pengembangan Auditory Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi
atau indra pendengaran anak,
b. Pengembangan Visual Kemampuan ini berhubungan dengan
penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan, dan persepsi anak
terhadap lingkungan sekitarnya.
c. Pengembangan Taktik Kemampuan ini berhubungan dengan
pengembanagan tekstur (indra peraba)
d. Perkembangan Kinestetik Kemampuan yang berhubungan dengan
kelancaran gerak tangan/keterampilan tau motorik halus yang
mempengaruhi perkembangan kognitif.
e. Pengembangan Aritmetika Kemampuan yang diarahkan untuk
penguasaan berhitung atau konsep berhitung permulaan.
f. Pengembangan Geometri Kemampuan ini berhubungan dengan
pengembangan konsep bentuk dan ukuran.

5. Cara Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Anak


Perkembangan otak anak bisa diperbaiki dengan menerapkan disiplin
sejak usia dini dan akan terbawa hingga dewasa. Beberapa contoh untuk
mengembangkan skill psikomotorik dan kognitif anak usia dini.
a. Bermain petak umpet akan mengajarkan cara mengenal lokasi dan
menunjang perkembangan motoric
b. Bermain lego akan membantu mengembangkan kreativitas anak,
begitu pula dengan arsitektur dan bidang bangunan.
c. Melukis dapat melatih kemampuan kognitif, anak juga belajar warna,
kreativitas, dan imajinasi.
d. Bermain congklak melatih perkembangan kognitif anak dalam bidang
strategi dan penggunaan otak sebelah kiri.
Dengan didasari pedoman teori Piaget ini, Realfoodfam jadi bisa
lebih mudah mengidentifikasi tahapan tumbuh kembang anak. Untuk
itulah dibutuhkan stimulus untuk merangsang keingintahuan mereka.
Dukung juga si kecil dengan Program Realfood Stay Fit yang merupakan
formula semi concentrated Realfood yang dirancang untuk si kecil.
Kandungan Asam Amino Fenilalanin yang terkandung di dalam Realfood
Stay Fit baik untuk membantu meningkatkan daya ingat anak.

B. Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar


Perkembangan kognitif anak berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Tetapi, ada hal-hal tertentu yang dapat menjadi gambaran umum yang
menandai perkembangan kognitif anak pada tiap usia. Maka dari itu,
penting bagi para pendidik mengenali apa saja tahapan perkembangan
kognitif anak mereka. Perkembangan kognitif sangat penting untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam mengeksplorasi lingkungan,
karena berkaitan dengan pikiran sadar seorang anak. Semakin bertambah
besarnya koordinasi dan pengendalian motorik, maka dunia kognitif anak
berkembang pesat, makin kreatif, bebas dan imajinatif.

C. Kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan


Ajar.
Kelabihan: Bahan ajar yang berupa artikel materinya lengkap,
menggunakan Bahasa yang sederhana, sehingga mudah dipahami
Kekurangan: bahan ajar yang berupa video menggunakan Bahasa inggris,
sehingga kami agak kesulitan dalam memahami materi.

D. Kaitkan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama


Perkembangan kognitif lebih berkaitan dengan pikiran sada seorang
anak. Piaget percaya bahwa kita beradaptasi dalam dua cara, yakni asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi terjadi saat anak menggabungkan informasi ke
dalam pengatahuan yang telah mereka miliki. Akomodasi terjadi bila anak
menyesuaikan pengetahuan mereka agar cocok dengan informasi dan
pengalaman baru.
Dari keterangan ini jelas membuktikan bahwa usia anaka merupaan
usia emas untuk tahab belajar, dan sesuaidengan pepatah jawa mengatakan
belajar di usia tua ibarat mengukir diatas air sedangkan belajar diusia
anak/kecil ibarat mengukir diatas batu.terlebih hadis nabi menyampaikan
kita diwajikan mencari ilmu dari buaian sampai ke liang lahat, dari sinilah
kita garis bawahi gunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar. terlebih
waktu kecil.
Teori kognitif yang bisa diartikan sebagai memperoleh pemngetahuan
atau pengertian ini melalui pengalamnya sendiri atau hasil menggali dari
pengetahuan/ilmu. tentunya lebih fres dan lebih efektif ketika usia muda.
serta memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak,
tidak sekedar kepada hasilnya.
Selain itu pendidik sebagai pentransfer ilmu bagi eserta didik/anak
harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil
tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan
dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif, Mengutamakan peran siswa
dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar, anak
didorong menentukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi spontan
dengan lingkungan, Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam
hal kemajuan perkembangan, Mengutamakan peran siswa untuk saling
berinteraksi, bertukar ide/gagasan – gagasan untuk perkembangan
penalaran.

Anda mungkin juga menyukai