Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HAKIKAT PENGEMBANGAN KOGNISI AUD

Disusun oleh :

Sri Widiyanti (19010105002)

Dosen pengampuh : Dr. Muh. Shaleh M. Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI ANAK USIA DINI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
     Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat taufiq dan
hidayah-nya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Hakikat Perkembangan Kognisi AUD”.. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, makalah ini
diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia
akademisi.

Didalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada


berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak
kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dan mudah-mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam
proses menimba ilmu dengan sebaik-baiknya. Amin Ya Rabbal Alamin.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Hakikat Pengembangan Kognisi AUD..................................................................3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Koginisi AUD..................6
C. Tahapan Perkembangan Kognisi AUD.................................................................8
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan.............................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Hakikat pendidikan anak usia dini, secara alamiah, perkembangan
anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematang
emosi, kepribadian, kemandirian, jasmani dan sosialnya. Setiap anak unik,
berbeda dan memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity
to learn ) yang telah ada dalam dirinya untuk dapat berpikir kreatif dan
produktif, mandiri. Oleh karena itu, anak memerlukan program pendidikan
yang mampu membuka kapasitas tersembunyi tersebut melalui pembelajaran
yang bermakna sedini mungkin. Jika potensi pada diri anak tidak pernah
direalisasikan, berarti anak kehilangan kesempatan dan momentum penting
dalam hidupnya.
Usia 4-6 tahun (TK) merupakan masa peka bagi anak, dimana anak
mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi
anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan
psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Dimana
pada masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam
mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional,
konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama
(Depdiknas, 2004).
Salah satu aspek yang dikembangkan pada anak usia dini adalah
kemampuan mengelola emosional anak, karena mengelola emosi berarti
menangani perasaan agar perasaan dapat diungkapkan dengan tepat yang
merupakan kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang yang
mampu 1 2 mengelola emosi akan memiliki kemampuan untuk menghibur
diri sendiri, lepaskan kecemasan, melepaskan kemurungan, dan melepaskan
ketersinggungan. Karena itu mengelola emosi sebaikya diperhatikan setiap
individu apalagi mengelola emosional anak usia dini, dengan mengelola

1
emosional anak maka dapat diketahui apakah anak bisa mengungkapkan
emosionalnya dengan baik atau tidaknya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi anak adalah dengan
melatih pengendalian diri, mengajarkan pengenalan emosi pada anak,
penerapan disiplin dengan konsep empati, mengungkapkan emosi dengan
kata-kata, melakukan permainan yang dapat melatih emosional anak,
menanggapi perasaan anak, menjadi contoh yang baik, dan melatih
ketrampilan emosi. Selain itu terdapat lima cara guru yang dapat dilakukan
untuk membantu proses pengembangan emosi anak, yaitu kemampuan untuk
mengenali emosi diri, kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan
emosi secara tepat, kemampuan untuk memotivasi diri, kemampuan untuk
memahami perasaan orang lain, dan kemampuan untuk membina hubungan
dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat perkembangan kognisi anak usia dini ?
2. Apa factor-faktor yang mempengaruhi perkembagan kognisi AUD?
3. Apa aspek-aspek perkembangan kognisi AUD?
C. Tujuan
1. Agar dapat megetahui perkembangan kognisi AUD
2. Agar dapat megetahui factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognisi AUD
3. Agar dapat megetahui aspek-aspek perkembangan kognisi AUD

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat Pengembangan Kognisi AUD
Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran
adalah bagian dari otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman,
penalaran, pengetahuan dan pengertian. Kognitif adalah suatu proses berpikir,
yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan
dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan
berbagai minat terutama ditujukan kepada ide-ide dan belajar (Ahmad Susanto
2011:47).
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak
berkembang dan berfungsi untuk dapat berpikir. Perkembangan kognitif adalah
gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi dengan
lingkungan. Semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama
melalui empat tahapan Piaget (Slamet Suyanto, 2005:53), yaitu:
a. Sensorimotor (0-2 tahun), pada tahap ini anak lebih banyak
menggunakan gerak refleks dan inderanya untuk berinteraksi dengan
lingkungan disekitarnya. Anak pada tahap ini peka dan suka terhadap
sentuhan yang diberikan dari lingkungannya. Pada akhir tahap
sensorimotor anak sudah dapat menunjukan tingkah laku intelegensinya
dalam aktivitas motorik sebagai reaksi dari stimulus sensoris. 12
b. Praoperasional (2-7 tahun), pada tahap ini anak mulai menunjukan
proses berpikir yang lebih jelas di bandingkan tahap sebelumnya, anak
mulai mengenali simbol termasuk bahasa dan gambar
c. Konkret operasional (7-11 tahun), pada tahapan ini anak sudah mampu
memecahkan persoalan sederhana yang bersifat konkrit, anak sudah
mampu berpikir berkebalikan atau berpikir dua arah, misal 3 + 4 = 7

3
anak telah mampu berfikir jika 7 – 4 = 3 atau 7 – 3 = 4, hal ini
menunjukan bahwa anak sudah mampu berpikir berkebalikan.
d. Formal operasional (11 tahun ke atas), pada tahap ini anak sudah
mampu berpikir secara abstrak, mampu membuat analogi, dan mampu
mengevaluasi cara berpikirnya. Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa
perkembangan anak bersifat kontinyu dari tahap ke tahap dan tidak
terputus. Pada tiap anak berbeda-beda dalam mencapai suatu tahapan,
terkadang batas antara tahap satu dengan tahap lainnya tidak begitu
terlihat. Anak usia TK berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun).
Istilah praoperasional menunjukan pada pengertian belum matangnya
cara kerja pikiran.
Pemikiran pada tahap ini masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik
(Santrock, 2002:251). Pada tahap usia ini sifat egosentris pada anak semakin
nyata. Adapun ciri-ciri berpikir pada tahap praoperasional Rita Eka Izzaty, dkk,
(2008:88), diantaranya:
a. Anak mulai menguasai fungsi simbolis, anak telah mampu bermain
purapura dan kemampuan berbahasanya semakin sistematis.
b. Anak suka melakukan peniruan (imitasi) dengan apa yang dilihatnya.
Peniruan ini dilakukan secara langsung maupun tertunda, yang
dimaksud peniruan yang tertunda adalah anak tidak langsung meniru
tingkah laku orang yang dilihatnya melainkan ada rentang waktu
beberapa saat baru menirukan.
c. Cara berpikir anak yang egosentris, dimana anak belum mampu untuk
membedakan sudut pandang seseorang dengan sudut pandang orang
lain. Anak masih menonjolkan “aku” dalam setiap keadaan.
d. Cara berpikir anak yang centralized, yaitu cara berpikir anak masih
terpusat pada satu dimensi saja. Contoh, seorang anak dihadapkan pada
dua gelas yang diisi air berbeda, yang satu air putih dan yang satu air
teh dengan volume yang sama antara air putih dan air teh sehingga
terlihat sejajar atau sama banyak, jika anak ditanya apakah air putih dan
air teh sama banyak? Anak akan menjawab “ya”, kemudian anak

4
diminta menuang air putih tersebut ke dalam gelas yang lain yang
ukurannya lebih lebar sehingga jika dituang air putih terlihat lebih
sedikit. Anak ditanya lebih banyak yang mana antara air putih dan air
teh? anak akan menjawab lebih banyak air teh daripada air putih karena
air teh lebih tinggi dari air putih. Dalam hal ini anak tidak memikirkan
lebar gelas yang digunakan tetapi hanya memperhatikan tinggi air jika
disejajarkan. Cara berfikir yang seperti ini dikatakan belum menguasai
gejala konservasi.
e. Berpikir tidak dapat dibalik, operasi logis anak belum dapat dibalik.
Pada tahap ini anak belum dapat berpikir berkebalikan (reversibel) atau
berpikir dua arah, contoh anak memahami jika 4 + 2 = 6, namun anak
belum dapat memahami jika 6 – 2 = 4 atau 6 – 4 = 2 (Slamet Suyanto,
2005:65) f. Berpikir terarah statis, anak belum dapat berpikir tentang
proses terjadinya sesuatu
Dalam menggambarkan dinamika perkembangan kognitif Piaget, Rita Eka Izzaty
(2008:34) menggunakan lima istilah, yaitu:
a. Skema (pemahaman) Hal ini menunjukan struktur mental, pola berpikir
yang digunakan seseorang untuk berpikir mengatasi suatu situasi
tertentu di lingkungannya.
b. Adaptasi Proses penyesuaian pemikiran dengan memasukan informasi
baru ke dalam pemikiran individu. Piaget mengatakan anak-anak
menyesuaikan diri dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi.
c. Asimilasi Keadaan dimana seorang anak menyatukan informasi baru ke
struktur kognitif yang sudah ada dalam benak anak. Sebagai contoh
anak TK yang sudah mengetahui konsep bilangan, ketika diajarkan
konsep penjumlahan anak akan melakukan integrasi antara konsep
bilangan yang sudah dipahaminya dengan penjumlahan. 15
d. Akomodasi Meliputi penyesuaian struktur kognitif untuk menyusun
skema baru karena skema yang dimilikinya tidak dapat lagi
menggolongkan pengalaman baru yang dimilikinya. Seorang anak
melihat kucing dan menghitung jumlah kakinya kemudian anak melihat

5
ayam yang kakinya dua, melihat cacing tidak berkaki, terjadi
kebingungan, lalu anak berfikir yang menghasilkan skema baru bahwa
binatang ada yang berkaki dan ada yang tidak.
e. Equlibrium Proses belajar melewati tahap disequlibrium menuju tahap
equlibrium. Equilibrium adalah kemampuan seseorang untuk
menyeimbangkan antara asimilasi dan akomodasi. Disequilibrium
(misal: kok ada binatang tidak berkaki?), kemudian menuju tahap
equilibrasi (mencari jawaban) dan akhirnya menjadi equilibrium
(ditemukan solusi). (Amir Syamsudin, 2008:50).
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Koginisi AUD
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif pada anak usia dini yang perlu dipahami dengan baik agar sebagai
orang tua dan guru dapat mengantisipasi jika nampak hambatan dalam
perkembangan kognitifnya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif memiliki peran yang besar bagi anak serta orang tua maupun guru
untuk mengetahui apakah faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami
perkembangan kognitif yang sesuai dengan harapan, perkembangan kognitif
yang berjalan sangat cepat, maupun perkembangan kognitif yang yang
berjalan lambat pada anak.
Menurut Sujiono (2006 : 25) Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:
1. Faktor hereditas atau keturunan
Diungkapkan bahwa taraf intelegensi seorang anak sudah ditentukan sejak
anak tersebut dilahirkan.
2. Faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor lingkungan dimana tempat
ia berada.
3. Kematangan
Tiap organ tubuh manusia, baik fisik maupun psikis dapat dikatangan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-
masing.

6
4. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri anak yang mempengaruhi
perkembangan intelegensinya.
5. Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan. Sedangkan bakat diartikan
sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
6. Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai kebebasan manusia
dalam berpikir. Perkembangan kognitif yang terjadi pada manusia sepanjang
hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung antara lain
faktor keturunan, faktor lingkungan, kematangan, pembentukan, minat dan
bakat, serta faktor kebebasan. Masing-masing orang memiliki faktor
tersendiri yang mempengaruhi perkembangan kognitifnya yang dapat berjalan
dengan cepat ataupun lambat.
Sedangkan menurut Piaget dalam Yanuarita (2014 : 70) Pertumbuhan
mental mengandung dua macam proses yaitu perkembangan dan belajar.
Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan belajar adalah perubahan
isi. Proses perkembangan kognitif dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
1. Hereditas
Hereditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru lahir
untuk menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu, hereditas akan
mengatur waktu jalannya perkembangan pada tahuntahun mendatang.
2. Pengalaman
Pengalaman dengan hereditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur
kognitif .dalam hal ini sering kali disebut sebagai pengalaman fisis dan logika
matematis.
3. Transmisi Sosial
Transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan pengaruh budaya
terhadap ola berpikir anak.
4. Ekuilibrasi

7
Ekuilibrasi m erupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu
akan terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi,
yaitu hereditas, pengalaman, dan transmisi sosial.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
pada anak. Hal tersebut tidak dapat diabaikan oleh orang tua serta
guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat
menjadi dasar untuk mengetahui sebab dimana terdapat anak yang
memiliki perkembangan yang cepat ataupun lambat.
C. Tahapan Perkembangan Kognisi AUD
Perkembangan kognitif anak melibatkan proses belajar yang progresif seperti
perhatian, memori/ingatan, dan logika berpikir. Perkembangan keterampilan tersebut
penting agar si Kecil bisa memproses informasi, belajar mengevaluasi, menganalisis,
mengingat, membandingkan dan memahami hubungan sebab akibat. Perkembangan
keterampilan kognitif seringkali dikaitkan dengan faktor genetik, namun sebagian besar
sebetulnya bisa dipelajari. Kemampuan berpikir dan belajar dapat ditingkatkan dengan
mempraktikkannya atau memberikan stimulasi yang tepat.
a. Perkembangan kognisi anak usia 1 Tahun
Setiap mainan, permainan dan aktivitas merupakan pengalaman baginya. Pada usia
ini, si Kecil dapat mulai menarik kesimpulan dan membuat asosiasi untuk
menemukan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi. Perilaku meniru biasanya
mendominasi proses belajar pada usia ini. Ia tidak lagi memegang barang-barang di
sekitarnya secara acak, seperti yang dilakukannya di tahun pertama, kini Ia akan mulai
menggunakannya dalam konteks yang tepat. Misalnya menggunakan sisir untuk
rambutnya, mengoceh lewat telepon dan memutar kemudi mobil mainan.

Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan kognitif si Kecil yang


berumur 1 tahun:

 Tepuk ketukan pada drum mainan atau permukaan sambil menghitung


setiap ketukan. Si Kecil seharusnya mulai meniru ritmenya seiring
dengan waktu.

8
 Bicara tentang segala sesuatu di sekitar Ibu sambil menunjuk dan memberi
nama benda atau bagian tubuhnya yang berbeda. Pegang jari dan bantu Ia
menunjuk hidungnya seperti yang Ibu katakan "Ini hidung adik"
 Mainkan teka-teki yang sesuai usia, permainan mencocokkan, permainan
mengurutkan, dan menyusun balok dapat melibatkan anak balita dan
anak-anak prasekolah dalam aktivitas yang mengharuskan mereka
memikirkan suatu masalah dan menemukan solusinya.
 Ajari si Kecil untuk bertepuk tangan sambil mengikuti ritme sebuah lagu
saat diminta untuk melakukannya. Misalnya, nyanyikanlah “Jika Kau
Suka Hati, Tepuk Tangan.”

b. Perkembangan kognisi anak usia 2 Tahun

Pada usia ini, si Kecil mampu mengenali bayangannya sendiri di cermin, mengatakan
nama sendiri atau nama panggilan lain yang sering disebut. Ia akan mulai menyortir
objek dan membedakannya menjadi beberapa kelompok, misalnya mobil dan hewan.
Si Kecil dapat mengomunikasikan apa yang mereka lakukan dengan menggunakan
kata-kata dasar dan suka meniru tindakan orang dewasa. Ibu akan melihat adanya
perubahan dalam pola berpikir si Kecil saat Ia mulai memahami kondisi sebab dan
akibat (kombinasi tindakan-reaksi).

Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan Kognitif si Kecil yang


berumur 2 tahun:

 Nyanyikan lagu anak-anak yang familiar yang mencakup nama benda atau
hewan yang berbeda, seperti “Old MacDonald had a Farm”. Si Kecil
dapat membantu Ibu memberi nama hewan yang akan membantu
memperbaiki ingatan dan rentang perhatian jangka pendeknya.
 Lakukan permainan "Apa yang ada dalam kotak?" Dengan menunjukkan
benda yang berbeda sebelum menempatkannya dalam kotak. Kemudian
mintalah Ia untuk mengingat dan memberi tahu barang apa saja yang ada
di dalamnya.

9
 Berlatih menyanyikan lagu alfabet. Bantu si Kecil mengingat abjad dan
tunjukkan juga melalui buku bergambar.
 Beri pertanyaan pada si kecil yang akan melatihnya mencari jawaban dan
solusi sendiri.

 Minta si Kecil untuk mencocokkan wadah berbagai ukuran dengan


tutupnya yang sesuai

c. Perkembangan kognisi anak usia 3 Tahun

Si Kecil yang berumur 3 tahun mulai memahami konsep waktu dan mampu
membedakan antara "sekarang", "segera" dan "nanti". Ia mulai mengurutkan objek
berdasarkan satu ciri seperti bentuk, ukuran atau warna. Perlahan Si Kecil akan lebih
memahami konsep ukuran, misalnya objek mana yang lebih besar dibandingkan
dengan yang lain. Ia bisa menunjukkan dengan jari-jari saat ditanya mengenai
umurnya. Kini Ia sudah memiliki konsentrasi yang lebih baik, meski terkadang masih
dapat mudah terganggu. Pertanyaan "Mengapa" & "Bagaimana" akan menjadi bagian
dari diskusi harian Ibu karena Ia menjadi lebih ingin tahu dengan dunia di sekitarnya.

Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan kognitif si Kecil yang


berumur 3 tahun:

 Bantu si Kecil memiliki pemahaman terkait kata dan benda. Sebagai


contoh, tunjukkan kepadanya kata "kucing" dan kemudian bantu dia
mengenali objek kucing sebenarnya dalam kehidupan nyata.
 Kegiatan memilah benda akan mengembangkan kemampuannya untuk
menyortir, menyusun dan mengklasifikasikan objek sesuai warna, bentuk
dan ukuran.

d. Perkembangan anak usia 4 Tahun

10
Pada usia ini, keterampilan memecahkan masalah menjadi lebih efektif.
Misalnya mulai dapat melakukan hipotesis, menguji, menganalisis dan mengevaluasi
setiap tugas yang ada. Ia akan mulai merencanakan dan berpikir ke depan, juga
melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu. Keterampilan komunikasinya juga
meningkat, karena sekarang Ia dapat mengingat lebih banyak kata yang
memampukannya untuk mengkomunikasikan perasaan dan emosi. Ia sekarang bisa
megikuti aktivitas dengan peraturan, misalnya permainan kartu dan permainan
sederhana lain yang memerlukan giliran, kesabaran dan kerja sama.

Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan kognitif si Kecil yang


berusia 4 tahun:

 Bermainlah petak umpet dengan si Kecil, hal ini memberinya kesempatan


untuk mengeksplorasi sambil mencari lokasi yang mungkin merupakan
tempat Ibu bersembunyi di dalam rumah
 Mintalah si Kecil untuk membantu Ibu memilah pakaian yang berbeda
berdasarkan pemiliknya. Misalnya, campurkan pakaian dari setiap
anggota keluarga dan minta Ia menebak siapa pemilik dari masing-
masing pakaian tersebut.
 Mulailah permainan di mana si kecil harus mengikuti berbagai instruksi
yang Ibu berikan kepadanya. Misalnya, "duduk", "letakkan satu tangan di
kepala" Atau "berdiri dengan satu kaki"
 Permainan "Ya atau Tidak": ajukan pertanyaan kepada si Kecil yang
jawabannya bisa benar atau salah, kemudian minta Ia untuk menjawab
dengan “ya atau tidak”. Misalnya "Langit berwarna merah.“

d. Perkembangan kognisi anak usia 5 Tahun

Masa pra-sekolah adalah dimana Ia mengalami pertumbuhan dan


perkembangan yang cepat, terutama pada kemampuan berpikirnya. Si Kecil yang
penasaran dan ingin tahu lebih mampu melakukan percakapan. Kosa katanya
berkembang seiring dengan proses berpikirnya. Si Kecil tidak hanya bisa menjawab

11
pertanyaan sederhana dengan mudah dan logis, tapi Ia juga bisa mengekspresikan
perasaan dengan lebih baik. Sebagian besar anak di usia ini menikmati bernyanyi,
berirama, dan menyusun kata-kata. Biasanya si Kecil juga bisa menghitung 10 atau
lebih objek, mengenali setidaknya 4 warna dan 3 bentuk, mengenali huruf dan akan
mencoba menuliskan namanya sendiri jika diajarkan. Kegiatan yang dapat membantu
perkembangan keterampilan kognitif si Kecil berumur 5 tahun:

 Mulailah permainan "tebak-tebakan", misalnya memberikan huruf pertama


dari sebuah benda di sekitar. Si Kecil kemudian harus berpikir dan
menebak berbagai pilihannya.
 Mintalah si Kecil untuk memejamkan mata dan merasakan benda dengan
berbagai bentuk dan tekstur untuk mengenali benda apa itu.
 Mainkan permainan "Yang mana yang tidak termasuk?". Ibu bisa
menamai barang-barang seperti buku, majalah, komputer dan kartu ulang
tahun dan mengajaknya untuk mengidentifikasi mana yang paling
menarik perhatian dan mengapa.
 Tawarkan si Kecil puzzle yang menantang yang mengharuskannya untuk
berpikir secara mandiri untuk

e. Perkembangan kognisi anak usia 6 Tahun

Si Kecil berusia enam tahun akan senang menjalani peran dan tanggung jawab
baru. Mereka dapat memberi perhatian yang lebih lama namun tetap lebih memilih
aktivitas yang terstruktur dan pasti daripada aktivitas yang memiliki hasil akhir
berbeda-beda. Pada usia ini, si Kecil masih memerlukan banyak arahan dari Ibu dan
sering mengajukan pertanyaan untuk memastikan bahwa Ia menyelesaikan tugas
dengan cara yang benar. Berkembangnya kemampuan perencanaan dan penyelesaian
masalah akan membuat Ia bersemangat untuk pergi ke sekolah, belajar membaca,
serta mengeksplorasi konsep baru. Kegiatan yang dapat membantu perkembangan
keterampilan kognitif si Kecil yang berumur 6 tahun:

12
 Beri si Kecil kesempatan untuk membuat pilihan sederhana, seperti apa
yang harus dipakai atau apa yang harus dimakan untuk camilan.
 Dorong si Kecil untuk menjawab pertanyaan dengan pola sederhana yang
terkait seperti "apa kata selanjutnya: matahari, bulan, matahari, matahari,
bulan,?“
 Beri nama beberapa benda dari satu kategori dan minta si Kecil untuk
mengidentifikasi kategori dengan benar. Misalnya: kaus kaki, kemeja,
baju dan celana masuk dalam kategori pakaian.
 Mulai permainan baru yang mendorong pengembangan keterampilan
memori dan pemecahan masalah, contohnya seperti Connect 4 atau
Domino.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat saya tarik bahwa Perkembangan kognitif


adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian dari otak, bagian yang
digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan dan pengertian.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan
berfungsi untuk dapat berpikir. Perkembangan kognitif adalah gabungan dari
kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi dengan lingkungan. Maka dari
itu di sarankan bagi orang tua untuk menstimulus anaknya seusia dini mungkin
demi membantu perkembangannya.

B. Saran

Untuk para pembaca dan pemateri agar lebih mendalami materi-materi


diatas secara tekstual dan kontekstual, agar dapat diterapkan dengan baik dan
tepat dalam pembelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, 2001. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Jakarta. Gramedia

http://www.jejakpendidikan.com/2017/04/faktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan.html
https://www.nutriclub.co.id/article-balita/stimulasi/tumbuh-kembang-anak/
tahap-perkembangan-kognitif-pada-anak

15

Anda mungkin juga menyukai