Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Pertumuhan dan perkembangan manusia dimulai sejak terjadinya pertemuan antara


ovum dan sperma. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung terus menerus dalam
kandungan kemudian lahir sampai usia tua dan akhirnya berhenti pada kematian.

Dari lahir sampai usia tua perkembangan dibagi dalam empat periode yaitu periode anak,
periode remaja, periode dewasa dan periode tua. Masing-masing periode tidak berdiri sendiri
secara terpisah melainkan saling berkaitan. Periode yang mendahului merupakan dasar bagi
periode berikutnya dan masing-masing periode memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

A. Pada Usia Taman Kanak-Kanak


Usia taman kanak-kanak disebut juga usia prasekolah. Anak usia prasekolah
merupakan fase perkembangan indiviu ketika berusia sekitar 4-6 tahun. Pada usia ini anak
akan mulai memiliki kesadaran tentang dirinya dan mengerti beberapa hal yang dianggap
berbahaya.
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya.
Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan pada anak untuk lebih dapat
meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap tubuhnya. Pada usia lima tahun
pertumbuhan otak anak akan mencapai 75% dari ukuran orang dewasa dan 90% pada
usia enam tahun. Pada usia ini anak juga akan mengalami myelinization secara
sempurna. Hal ini akan memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan motorik
lebih seksama dan efisien.
Untuk membantu perkembangan fisik, maka guru taman kanak-kanak sudah
seharusnya memberikan bimbingan kepada mereka. Bimbingan itu berkaitan dengan
perkembangan aspek-aspek berikut ini :
a) Pengenalan / pengetahuan akan nama dan bagian-bagian tubuhnya,
b) Kemampuan mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh,
c) Pemahaman bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam
penampilannya,
d) Menerima bahwa setiap orang memiliki keterbatasan dalam kemampuannya,
e) Mengetahui kesadaran sensori ( merasa, melihat, mendengar, dll),
f) Memahami keterbatasan fisik (lelah, sakit, melemah, dll).
2. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode
Preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental
secara logis. Perkembangan intelektual anak pada masa prasekolah ditandai dengan :
a. Mampu berpikir dengan menggunakan simbol (simbolic function, seperti
kata-kata, gesture, dan benda ),
b. Berfikir masih dibatasi oleh persepsinya. Mereka meyakini apa yang
dilihatnya, dan hanya terfokus pada satu dimensi terhadap satu objek dalam
waktu yang sama. Cara berfikir mereka bersifat memusat,
c. Berfikir masih kaku tidak fleksibel,
d. Anak sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu atau dasar
satu dimensi, seperti kesamaan warna, bentuk, ukuran.
3. Perkembangan Emosional
Pada masa ini anak akan mulai menyadari bahwa setiap keinginannya tidak akan
selalu terpenuhi. Bersamaan dengan itu, berkembang pula perasaan harga diri yang
menuntut pengakuan dari lingkungannya. Perkembangan emosi yang sehat sangat
memebantu bagi keberhasilan anak dalam proses belajar. Guru sudah seharusnya
memberikan bimbingan kepada mereka, agar mereka dapat mengembangkan hal-hal
berikut :
a. Kemampua untuk mengenal, menerima dan berbicara tentang perasaannya,
b. Menyadari bahwa ada hubungan antara emosi dan tingkah laku sosial,
c. Kemampuan untuk menyalurkan kegiatannya tanpa mengganggu perasaan
orang lain,
d. Kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
4. Perkembangan Bahasa
Untuk membantu perkembangan bahasa anak, maka orang tua dan guru Taman
Kanak-Kanak sebaiknya memfasilitasi, memberi kemudahan, atau peluang kepada anak
dengan sebaik-baiknya. Berbwgai peluang itu diantaranya :
a. Bertutur kata yang baik dengan anak,
b. Mau mendengarkan pembicaaraan anak,
c. Menjawab pertanyaan anak (jangan meremehkannya),
d. Mengajak berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti masalah kebersihan,
e. Di sekolah anak dibiasakan untuk bertanya, bernyanyi, membaca puisi, dll.
5. Perkembangan Bermain
Pada usia prasekolah dapat juga dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap
waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud disini adalah kegiatan yang
dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Beberapa masam
permainan anak menurut Abu Ahmadi, yaitu sebagai berikut :
a. Permainan fungsi/gerak, seperti melonat, berlari, bermain bola, dll,
b. Permainan fiksi, seperti menjadikan kursi sebagai kuda, dagang-dagangan,
sekolah-sekolahan dll,
c. Permainan reseptif/apresiatif, seperti mendengarkan cerita, melihat gambar,
melihat orang melukis, dll,
d. Permaianan membentuk, seperti membuat kue dari tanah liat, membuat kapal
dari kertas, dll,
e. Permainan prestasi, seperti sepak bola, voli, tenis meja, bulu tangkis, basket,
dll.

Secara prikologis dan pedagogis, bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat


berharga bagi anak, diantaranya :
a. Anak memperoleh perasaan senang, puas, dan bangga,
b. Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, mau bekerja
sama, dll,
c. Anak dapat mengembangkan daya fantasi atau kreatifitas (terutama
permainan fisik dan konstruksi)
d. Anak dapat mengenal aturan, atau norma yang beraku dalam kelompok serta
belajar untuk menaatinya,
e. Anak dapat memahami bahwa baik dirinya maupun orang lain sama-sama
mempunyai kelebihan dan kekurangan,
f. Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, atau toleran
terhadap orang lain.
B. Pada Usia Sekolah Dasar
1. Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual
atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan menghitung).
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya
berbagai kecakapan yag dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Untuk
mengembangkan kemampuan anak, dalam hal ini guru bisa memberikan kesempatan
kepada anak untuk bertanya, mengemukakan pendapat pada saat proses belajar.
2. Perkembangan Bahasa
Usia Sekolah Dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal
dan meguasai perbendaharaan kata. Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi
perkembangan bahasa pada anak, yaitu sebagai berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ suara
sudah berfungsi) untuk berkata-kata,
b. Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan/
kata-kata yang didengarnya. Kedua faktor ini terjadi pada masa bayi dan kanak-
kanak.

Dengan dibekali pelajaran bahasa, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan
mempergunakannya sebagai alat untuk :

a. Berkomunikasi dengan orang lain,


b. Menyatakan isi hatinya,
c. Memahami keterampilan mengolah infomasi yang diterimanya,
d. Berfikir (menyatakan pendapatnya),
e. Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan keyakinananya.
3. Perkembangan Sosial
Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada
sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan
orang lain). Dikarenkan perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat. Dalam proses belajar
disekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai
dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik
ataupun pikiran. Dengan melaksanakan tugas kelompok, peserta didik dapat belajar
tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati, tenggang rasa dan
tanggung jawab.
4. Perkembangan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan
(kebiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan
emosinya sangatlah berpengaruh. Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif
akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajr,
seperti memperhatikan penjelasan guru, aktiv dalam diskusi, dan disiplin dalam belajar.
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi beelajar yang
menyenangkan dan kondusif agar tercapainya proses belajar mengajar yang efektif antara
lain :
a. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan,
b. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri,
c. Memberikan nilai secara objektif,
d. Menghargai hasil karya peserta didik.
5. Perkembangan Emosional
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari
orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami
alasan yang mendasari suatu peraturan. Disamping itu, anak sudah dapat
mengelompokkan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau baik-buruk.
6. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Perkembangan ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian,
b. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehya secara rasional berdasarkan
kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada alam semesta sebagai manifestasi
dari keagungan-Nya,
c. Penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual
diterima sebagai keharusan moral (Abin Yamsuddin M., 1996)
7. Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka perkembangan
motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. setiap gerakannya sudah selaras
dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau
aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk
belajar keterampilan, seperti menggambar, melukis, berenang, dll.
Sesuai dengan perkembangan fisik (motorik) maka dikelas-kelas permulaan sangat
tepat diajarkan :
a. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar,
b. Keterampilan dalam menggunakan alat-alat olah raga,
c. Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari dll,
d. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan
kedisipinan.
C. Pada Usia Remaja
Usia remaja sering disebut dengan istilah puberteit dan adolescentia. Puberteit atau
pubertas berarti tumbuh rambut didaerah kemaluan. Adolescentia berarti masa muda.
1. Pengertian Remaja
a. Remaja menurut hukum
Dalam ilmu-ilmu sosial usia antara 16 sampai 22 tahun disejajarkan dengan
pengertian remaja.
b. Remaja ditinjau dari pertumbuhan fisik
Remaja dikenal sebagai suatu tahap dimana alat kelamin manusia mencapai
kematangan. Pematangan fisik biasanya ditandai dengan haid pada wanita dan
mimpi basah (polusio) pada anak laki-laki.
c. Remaja menurut WHO
Remaja adalah masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu
mengalami :
1) Menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder sampai saat mereka mencapai
kematangan seksual,
2) Mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak
mmenjadi dewasa,
3) Peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif mandiri.
d. Remaja ditinjau dari faktor sosial psikologis
Masa remaja adalah suatu masa perkembangan yang ditandai adanya proses
perubahan dan kondisi entropy ke kondisi negentropy. Entropy adalah
keadaan dimana kesadaran manusia belum tersusun rapi sehingga belum
berfungsi secara maksimal. Negentropy adalah suatu keadaan dimana kesadaran
tersusun secara urut.
2. Karakteristik Remaja
a. Perkembangan Fisik
Masa remaja merupakan salah satu masa diantara dua masa. Masa pertama
yang terjadi pada fase pranatal dan bayi. Pada masa remaja akhir, proporsi tubuh
individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagian. Dalam
perkembangan seksualitas remaj, ditandai dengan dua ciri, yaitu ciri-ciri seks
primer dan ciri-ciri seks sekunder.
b. Perkembangan Kognitif (intelektual)
Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Piaget, masa remaja sudah
mencapai tahap operasi formal. Remaja secara mental sudah dapat berfikir logis
tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir operasi formal
lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam
memecahkan masalah daripada berpikir konkrit. Implikasi pendidikan atau
bimbingan dari periode berpikir operasi formal ini, adalah perlunya disiapkan
program pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembangan
kemampuan berpikir siswa. Upaya yang dapat dilakukan seperti :
1) Menggunakan metode mengajar yang endorong siswa untuk aktf
bertanya.
2) Melakukan dialog atau diskusi.
c. Perkembangan Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi
yang tinggi.pertumbuhan fisik terutama pertumbuhan organ-organ seksual
mempengaruhi perkembangan emosinya. Pada usia remaja awal, perkembangan
emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap
berbagai peristiwa atau situasi sosial, sedangkan remaja akhir sudah mampu
mengendalikan emosinya. Proses pencapaian kematangan emosional sangat
dipengaruhi oelh kondisi sosioemosional lingkungannya, terutama lingkungan
keluarga dan kelompok teman sebaya. Dalam menghadapi ketidaknyamanan
emosional tersebut, banyak remaja yang mereaksinya dengan secara depensif,
sebagai upaya untuk melindungi dirinya. Reaksi itu diperlihatkan dalam tingkah
laku manusia, seperti agresif, bertengkar, keras kepala, sering menganggu,
melarikan diri dari kenyataan ( melamun, pendiam, senang menyendiri, minum-
minuman keras atu obat-obat terlarang.
d. Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik,
baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaan.
Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab, baik berupa persahabatan ataupun percintaan. Selain itu juga berkembang
sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti pendapat
atau keinginan orang lain.
e. Perkembangan Moral
Melalui pengalaman atau interaksi dengan orang lain, tingkat moralitas
remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah
lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas, seperti
kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan. Pada masa ini muncul dorongan
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain.
Keragaman tingkat moral remaja disebabkan oleh faktor penentunya yang
beragam pula. Salah satunya adalah orang tua. Melalui beberapa penelitian,
menurut Adam dan Gullata bahwa orang tua mempengaruhi moral remaja, yaitu
sebagai berikut :
1) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dan
tingkat moral orang tua (Haan, Langer & Kohlberg, 1976)
2) Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral
anak atau remaja yaitu orang tua yang mendorong anak untuk
berdiskusi secara demokratis dan terbuka mengenal berbagai isu serta
orang tua yang menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik
berpikir induktif (Parikh, 1980)
f. Perkembanga Kepribadian
Kepribadian merupakan sistem yang dinamis dari sifat, sikap dan kebiasaan
yang menghasilakan tingkat konsistensi respons individu yang beragam. Sifat-
sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial,
kognitif, dan nilai-nilai. Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity
atau jati diri. Perkembangan identity merupakan isu sentral pada masa remaja
yang memberikan dasar bagi masa dewasa. Pekembangan identify pada masa
remaja dikaitkan erat dengan komitmenya terhadap okupasi masa depan, peran-
peran masa dewasa dan sistem keyakinan pribadi.
D. PadaUsia Dewasa
Usia 21 tahun dipandang sebagai batas dewasa awal sehingga mereka telah dianggap
mempunyai tanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Mereka sudah dapat dikenai
sangsi pidana apabila melanggar peraturan hukum. Secara psikologis, mereka yag dewasa
akan menunjukkan semua kemampuan yang dimilikinya dalam rangka mandiri, bisa mencari
nafkah sendiri, dapat menentukan hidup sendiri, ingin merdeka. Pada umumnya psikolog
menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sekitar
usia 40-45 tahun., dan pertengahan masa dewasa berlangsung dari sekitar usia 40-45 tahun
sampai sekitar65 tahun, serta masa dewasa lanjut atau masa tua berlangsung sekitar usia 65
tahun sampai meninggal.
1. Perkembangan Fisik
Pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus
mengalami penurunan selama periode ini.
2. Kesehatan Badan
Mulai dari usia 18 hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-
gerak reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu, kemampuan produktif mereka berada di
tingkat paling tinggi. Akan tetapi, selama periode ini penurunan keadaan fisikpun terjadi.
Sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-
perubahan ini sebagian besar lebih bersifat kuantitatif dari pada kualitatif.
3. Perkembangan Sensori
Pada masa dewasa tengah akan terjadi penurunan fungi pendengaran dan penglihatan.
Karena itu anyak orang pada usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat
objek-objek yang dekat.
4. Perkembangan Otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsung-angsur berkurang. Tetapi,
perkembangbiakan koneksi neural, khususnya bagi orang-orang yang aktif, membantu
mengganti sel-sel yang hilang.
5. Perkembangan Kognitif
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan tentang menurunnya proses
kognitif bersamaan dengan enurunan kemampuan fisik hanyalah salah satu stereotip
yang meresap pada diri seseorang. Kemampuan kognitif pada usia ini akan terus
berkembang. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut
mengarah pada peningkatan potenisi. Kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif
mengalami kpenurunan seiring dengan bertambahnya usia. Meskipun demikian,
beberapa ahli percaya keterampilan kognitif dapat ditingkatkan kembali melalui
serangkaian pelatihan.
6. Perkembangan Memori
Menurunnya memori episodik, sering menimbulkan perubahan-perubahan dalam
kehidupan orang tua. Latihan menggunakan bermacam-macam strategi seperti strategi
penghafalan dapat meningkatkan kekuatan memori orang tua (Ratner
et.al.,1987).penurunan fungsi kognitif pada masa tua disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti penyakit alzheimer, atau karena kecemasan dan depresi. Kunci untuk memelihara
keterampilan kognitif terletak pada tingkat pemberian beberapa rangsangan intelektual.
7. Perkembangan Intelegensi
Penurunan kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme
secara umum. Setelah mencapai puncaknya pada usia 18 dan 25 tahun, kebanyakan
keampuan manusia mengalami kemunduran.
8. Perkembangan Psikososialisasi
Pada masa dewasa ini individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan
tingkah laku orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda.
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan
kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa
kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini orang
melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan, dan hidup berkeluarga. Menurut
Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai dengan tiga
gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.

Anda mungkin juga menyukai