Anda di halaman 1dari 49

Telaah Kurikulum

Matematika
KURIKULUM
Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam
suatu penyelenggaraan pendidikan
Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti
sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran
yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit
dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar
di kurun waktu tertentu.
Kurikulum merupakan cara untuk mencapai
tujuan pendidikan yang dinamis.
Kurikulum harus selalu dikembangkan dan
disempurnakan agar sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta masyarakat yang sedang membangun.
Kurikulum harus mampu mengakomodasi
kebutuhan peserta didik yang berbeda secara
individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun
kemampuan belajar
Jenis Kurikulum
Separate-subject curriculum
Kurikulum ini dengan tegas memisahkan antara satu
mata pelajaran dengan yang lainnya. Kurikulum
banyak sekali terpakai secara luas di seluruh Negara
dari perguruan tinggi sampai sekolah dasar.
Correlated Curriculum
Pada kurikulum ini mata pelajaran itu dihubungkan
antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya,
sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri seperti pada
seperete-subject curriculum
Jenis ini dibuat sebagai reaksi terhadap model
separate-subject curriculum yang dianggap masih
kurang sempurna.
Untuk menghubung-hubungkan mata
pelajaran itu digunakan dengan jalan
antara lain membuat kelompok bidang
mata pelajaran seperti berikut ini:
Language Art : Meliputi membaca,
bercakap-cakap, mengarang, ejaan, tata
bahasa dan menulis
Social Studies : meliputi sejarah, civics,
tatanegara, dan lain-lain
Mathematic Science : Meliputi berhitung,
ilmu pasti, ilmu alam, ilmu hayat, dan ilmu
kesehatan
Aesthetics : Meliputi seni suara, seni tari,
dramatics, seni lukis, seni pahat dan
pendidikan jasmani
Intergrated Curriculum
Kurikulum yang terpadu dalam arti
menyeluruh dalam kebulatan.
Tetapi bukan saja penyajian bahan
secara terpadu, malahan tujuannya
lebih dipentingkan lagi yang
diharapkan dapat membentuk
manusia yang utuh, atau sering
disebut dengan manusia seutuhnya.
Tim Perancang Kurikulum
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan
Nasional. sebagai satu-satunya lembaga resmi
bermandat menelurkan kurikulum bagi sekolah
penyelenggara pendidikan nasional Indonesia.
Tercatat sudah ada 7 kurikulum:
kurikulum pertama tahun 1964,
kurikulum 1976,
kurikulum 1984,
kurikulum 1994,
Kurikulum edisi revisi 1999
kurikulum 2004, yang dilanjut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Kurikulum 2013
Perubahaan Kurikulum
Kurikulum di Indonesia sudah beberapa kali
mengalami perubahan. Semua kurikulum nasional
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan kurikulum meliputi 2 hal:
Pembinaan kurikulum : kurikulum yang ada masih
dipertahankan namun perlu ditingkatkan kualitasnya
Pembaharuan kurikulum : menunjukkan perubahan yang
mendasar-mengganti kurikulum yang ada
Namun dalam penggantian/pembaharuan, dipertimbangkan
unsur kurikulum yang lampau sehingga tetap ada
kesinambungan
Landasan kurnas : Pancasila dan UUD 1945
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan
tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab
perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk
terus memperbaiki, mengembangkan, dan
meningkatkan kualitas sistem pendidikan
nasional
sekolahan sebagai ujung tombak dalam
implementasi kurikulum dituntut untuk
memahami dan mengaplikasikannya secara
optimal dan penuh kesungguhan, sebab mutu
penyelenggaraan proses pendidikan salah
satunya dilihat dari hal tersebut.
Kurikulum setelah diimplementasikan di
lapangan, maka akan dilakukan evaluasi oleh
para pakar untuk mengetahui apakah kurikulum
yang sudah disusun tersebut mempunyai
kelemahan-kelemahan dan masih sesuai dengan
kebutuhan pada jamannya.
Perkembangan Kurikulum
Indonesia
Kurikulum 1947

Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama


Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum
pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana
Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan
berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism lebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia Indonesia yang merdeka dan
berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi
ini.
Kurikulum 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun
1952 kurikulum di Indonesia mengalami
penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi
nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu
sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum
1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964,
pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran
kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum
ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,
sehingga pembelajaran dipusatkan pada
program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu
pengembangan moral,
kecerdasan,
emosional/artistik,
keprigelan, dan
jasmani.
Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari
Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan
struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968
merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum
1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada
upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan
dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968
menggunakan pendekatan-pendekatan di antaranya :
Berorientasi pada tujuan
Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa
setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang
menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang
lebih integratif.
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal
daya dan waktu.
Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada
tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan
kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan
(drill).
Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun
1983 dianggap sudah tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan masyarakat dan
tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bahkan sidang umum MPR
1983 yang produknya tertuang dalam
GBHN 1983 menyiratkan keputusan
politik yang menghendaki perubahan
kurikulum dari kurikulum 1975 ke
kurikulum 1984. Karena itulah pada
tahun 1984 pemerintah menetapkan
pergantian kurikulum 1975 oleh
kurikulum 1984.
Kurikulum 1984
Dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984
adalah:
Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang
belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah
Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum
berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik
Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan
pelaksanaannya di sekolah
Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan
hampir di setiap jenjang.
Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri
mulai dari TK sampai SMA termasuk Pendidikan Luar
Sekolah.
Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Ciri-Ciri Kurikulum 1984
Pembelajaran dilaksanakan dalam sistem semester
Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh
pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar
kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat
terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan
efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau
menentukan bahan ajar, yang pertama harus
dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai
siswa.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik
melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah
pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental,
intelektual, dan emosional dengan harapan siswa
memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik
dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Ciri-Ciri Kurikulum 1984
Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan
pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang
digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin
tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan
luas materi pelajaran yang diberikan.

Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum


diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa
harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian
diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang
pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya
Ciri-Ciri Kurikulum 1984
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau
kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran
berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan
penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui
pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan
abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari
contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah
menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke
kompleks.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Keterampilan proses adalah pendekatan belajar
mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan
dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan
keterampilan proses diupayakan dilakukan secara
efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah istilah
yang komprehensif, didalamnya
mencakup: perencanaan, perancangan,
penerapan dan evaluasi.
Perencanaan kurikulum adalah langkah
awal membangun kurikulum ketika
pekerja kurikulum membuat keputusan
dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik.
Perancangan kurikulum adalah langkah
untuk mendesain kurikulum. Hasil yang
diperoleh adalah dokumen kurikulum yang
siap untuk di implementasikan
Penerapan Kurikulum (implementasi
kurikulum) berusaha mentransfer
perencanaan kurikulum ke dalam
tindakan operasional.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap
akhir dari pengembangan kurikulum
untuk menentukan seberapa besar
hasil-hasil pembelajaran, tingkat
ketercapaian program-program yang
telah direncanakan, dan hasil-hasil
kurikulum itu sendiri
Pengembangan kurikulum harus
didasarkan pada prinsip-prinsip
pengembangan yang berlaku. Hal ini
dimaksudkan agar hasil
pengembangan kurikulum tersebut
sesuai dengan minat, bakat,
kebutuhan peserta didik, lingkungan
kebutuhan daerah sehingga dapat
memperlancar pelaksanaan proses
pendidikan dalam rangka
perwujudan atau pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam
kegiatan pengembangan kurikulum pada
dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum
yang akan menjiwai suatu kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum, dapat
menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau
justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di
suatu lembaga pendidikan sangat mungkin
terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda
dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan
banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Terdapat 2 prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip Umum
relevansi
fleksibilitas
kontinuitas
efisiensi
efektivitas;
Prinsip Khusus
Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan
kegiatan penilaian.
(Nana Syaodih Sukmadinata, 1997)
PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Relevansi
Pendidikan dapat dipandang sebagai invested of man
power resources. Oleh karena itu lulusan dari pendidikan
harus memiliki relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat dan dunia kerja.
Fleksibilitas
dalam penyelenggaraan proses dan program pendidikan
harus diperhatikan kondisi perbedaan yang ada dalam
diri peserta didik. Oleh karena itu peserta didik harus
diberi kebebasan dalam memilih program pendidikan
yang sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan dan
lingkungannya.
kontinuitas
Kurikulum sebagai wahana belajar yang dinamis perlu
dikembangkan terus menerus dan berkesinambungan.
Kesinambungan dalm pengembangan kurikulum
menyangkut keterhubungan antara berbagai tingkat dan
jenis program pendidikan atau bidang studi.
Efisiensi

mengusahakan agar dalam


pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan
sumber-sumber lain yang ada secara
optimal, cermat dan tepat sehingga
hasilnya memadai.
Efektivitas

mengusahakan agar kegiatan


pengembangan kurikulum mencapai
tujuan tanpa kegiatan yang mubazir,
baik secara kualitas maupun kuantitas
Telaah Kurikulum
Penelaahan kurikulum dapat dipandang
dari 3 sudut pandang
intended curriculum
Pandangan yang berhubungan dengan aspek teori
dan telukis dalam kurikulum berdasarkan apa yang
tercantum dlam dokumen tertulis.
intended curriculum memuat tiga hal,

dokumen yang memuat garis-garis besar pokok


bahasan,
dokumen yang memuat panduan pelaksanaan
pembelajaran, dan
dokumen baku yang memuat panduan penilaian hasil
belajar siswa.
implemented curriculum
Pandangan yang tercemin dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas
Kurikulum dalam pandangan kedua ini pada
hakekatnya adalah pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar termasuk pelaksanaan penilaian hasil
belajar siswa oleh guru.
attained curriculum
Pandangan yang tercemin dalam belajar yang
dicapai siswa baik yang bersifat kognitif, afektif,
maupun psikomotor pada akhir satuan waktu
pembelajaran, mulai dari satuan terkecil yaitu
program satuan pelajaran (dalam kurikulum 2006
disebut RPP) sampai dengan satuan terbesar yaitu
satu jenjang pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan
berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi,
penugasan peseorangan atau kelompok, dan bentuk
lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik.
(Sumber: Sumarmo)
Telaah Kurikulum 1994
(Intended Curriculum)
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan
kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan
Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan berdasarkan keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993.
Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar dipatok
menjadi sembilan tahun (SD dan SMP).
Berdasarkan struktur kurikulum, kurikulum 1994
berusaha menyatukan kurikulum sebelumnya,
yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan
dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan
proses.
Tujuan Kurikulum 1994
Berdasarkan UU no.2 tahun 1989 pasal 37, kurikulum disusun
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan
IPTEK serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-
masing satuan pendidikan.
Di dalam kurikulum 1994 termuat tujuan umum dan
tujuan khusus yang diharapkan dicapai oleh anak didik.
Secara garis besar, tujuan umum pada tiap jenjang
pendidikan formal adalah sama, yakni meningkatkan
mutu pendidikan dan kemampuan siswa untuk
mengikuti proses pendidikan di jenjang
selanjutnya,sedangkan tujuan khususnya tergantung
dari masing-masing jenjang.
Tujuan pada jenjang SD
Memberikan bekal kemampuan dasar Baca-Tulis-Hitung,
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi
murid sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP
Tujuan Pada jenjang SMP
Memberikan kemampuan dasar yang merupakan perluasan
serta peningkatan pengetahuan dan kettrampilan yang
diperoleh di sekolah dasar yang bermanfaat bagi siswa untuk
mengembangkan kehidupannya secara pribadi , anggota
masyarakat, dan warga negara sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
menengah
Tujuan Pada Jenjang SMA
Meningkatkan pengetahuan siswa untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan IPTEK dan kesenian.
Meningkatkan kemampuan siswa sebagai
anggota masyarakat sebagai hubungan timbal
balik dengan lingkungan sosial budaya dan
alam sekitarnya
BAHAN PELAJARAN
Bahan ajar yang digunakan pada kurikulum 1994
harus berdasarkan
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum) : sesuai GBPP

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) : dirumuskan


dalam bentuk kemampuan siswa yang spesifik dan
operasional atau dapat terukur.
Mata Pelajaran SD pada Kurikulum 1994
mencakup :
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Kerajinan Tangan dan Kesenian
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
9. Muatan Lokal
MataPelajaran SLTP pada Kurikulum
1994 mencakup :
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Agama
Bahasa Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kerajinan Tangan dan Kesenian
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Muatan Lokal
Bahasa Inggris
Mata Pelajaran SMU pada Kurikulum
1994 mencakup :
1. Program Pengajaran Umum
kelas I dan II
2. Program Pengajaran Khusus

kelas III sesuai dengan kemampuan dan


minat (penjurusan).
Mapel Program Pengajaran Khusus dibagi
menjadi :
Mapel Umum
Mapel Khusus Program Bahasa
Mapel Khusus Program IPA
Mapel Khusus Program IPS
Program Pengajaran Umum
PPKn
Pendidikan Agama
Bahasa dan Sastra Indonesia
Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
Bahasa Inggris
Penjaskes
Matematika
IPA ( Fisika , Biologi , Kimia )
IPS ( Ekonomi , Sosiologi , Geografi )
Pendidikan Seni
Mapel Khusus Program IPA
Fisika
Kimia
Biologi
Matematika

Mapel Khusus Program IPS


Ekonomi
Sosiologi
TataNegara
Antropologi

Pada jenjang pendidikan SMU, jumlah hari belajar


efektif dalam 1 tahun minimal 204 hari dan 1 jam
pelajaran 45menit.
Telaah Kurikulum 1994
(Impelemented Curriculum)
PROSES PEMBELAJAJARAN
Dalam kurikulum 1994, terdapat ciri-ciri dalam
proses pembelajarannya, antara lain:
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada
materi pelajaran/isi).
Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan
agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru
dapat memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
mental, fisik, dan sosial
Dalam proses pembelajaran dilakukan pengulangan-
pengulangan materi yang dianggap sulit untuk
pemantapan pemahaman.
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran disesuaikan dengan
kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir
siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan
pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal
dan pemecahan masalah.
Proses pengajaran disampaikan dari hal yang konkrit ke hal
yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari
hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk
soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan
penyelidikan
Proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan system
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga
tahap, sehingga diharapkan dapat memberi kesempatan bagi
siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Hal yang Harus Dilakukan Guru sebelum
Pelaksanaan KBM
Perencanaan Tahunan
Perencanaan Catur Wulan
Perencanaan yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Pelajaran

Perencanaan Tahunan
Pada Program Tahunan, terdapat lima komponen,
yaitu Catur Wulan, Nomor PSP (Program Satuan
Pelajaran), Pokok Bahasan, Alokasi Waktu,dan
Keterangan
Program tahunan disajikan dalam bentuk tabel
Adapun komponen yang harus ada pada Program
Satuan Pelajaran (PSP)adalah :
Tujuan pembelajaran pokok bahasan
Materi pelajaran, sumber/alat,dan alokasi waktu
Rencana pelajaran
biasanya rencana pelajaran ini dibuat secara terpisah,
dalam PSP ini hanya dicantumkan terlampir
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Penilaian, terdiri dari 2 bagian :
prosedur penilaian
alat penilaian.

Alat penilaian juga biasanya dibuat secara tersendiri.


Perencanaan Catur Wulan
Komponen yang harus ada dalam Program Cawu
adalah : pokok bahasan, perhitungan alokasi waktu,
distribusi alokasi waktu, dan rincian waktu.
Perencanaan yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Pelajaran meliputi hal-hal berikut :
1. Identitas satuan pelajaran
2. Isi satuan pelajaran

Identitas satuan pelajaran


Mata pelajaran
Satuan bahasan / pokok bahasan ( GBPP )
Kelas / program
Catur wulan
Waktu
Isi satuan pelajaran
TIU ( Tujuan Institusional Umum ) : sesuai GBPP
TIK ( Tujuan Institusional Khusus ) : dirumuskan
dalam bentuk kemampuan siswa yang spesifik dan
operasional atau dapat terukur.
Materi ajar
KBM
Pendekatan
Metode

Langkah pembelajaran

Alat dan Sumber Belajar


Penilaian
Prosedur Penilaian
Alat Penilaian
Merumuskan TIK dapat dilakukan dengan
menggunakan metode ABCD
A ( Audience ) :

Siswa dengan spesifik yang jelas yaitu misalnya


tingkatan siswa, identitas siswa
B ( Behaviour ) :
Perilaku atau sikap yang spesifik dan dapat diukur.
C ( Condition ) :
kondisi yang dikenakan pada siswa pada saat ujian
atau test.
D ( Degree ) :
Tingkat Keberhasilan berupa batas minimum dari
kondisi yang ada.
Telaah Kurikulum 1994
(Attained Curriculum)

SISTEM PENILAIAN PEMBELAJAJARAN


Menekankan pada kemampuan kognitif,

berupa paper and pencil test


Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas

dasar perolehan nilai yang dapat


diperbandingkan dengan nilai siswa lain.
Ada dua macam penilaian:

a. Penilaian kemajuan belajar


b. Penilaian hasil belajar
Penilaian Kemajuan Belajar
Bertujuan untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa. Penilaian ini dilaksanakan di
tengah-tengah proses pembelajaran sehingga
dapat memperbaiki dan meningkatkan KBM
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian ini dilakukan pada setiap akhir
caturwulan sehingga dapat mengetahui
seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan
yang telah dicapai siswa.

Anda mungkin juga menyukai