Disusun oleh :
1. Wildan Muttaqien
2. Ridwan Aji Prasetio
Teknik Informatika
STMIK Duta Bangsa Surakarta
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sudah menjadi agama mayoritas di Indonesia. Proses masuknya Islam ke
Indonesia juga memakan waktu yang lama juga melewati berbagai cara. Pada jaman dahulu
pun banyak kerajaan kerajaan yang menganut agama Islam.
Islam menyebar dengan berbagai cara dengan dukungan berbagai aspek. Islam dapat
diterima karena sifat agama Islam yang tidak memaksa. Hingga saat ini, Islam sudah menjadi
agama mayoritas di Indonesia.
B. Tujuan
f. Sunan Klijaga
Selain dikenal dengan wali juga dikenal sebagai budayawan dan seniman
karena wawasannya yang luas dan pemirannya yang tajam. Ia tidak hanya disukai
oleh rakyat, tetapi juga oleh cendikiawan dan penguasa. Sunan Klijaga melakukan
dakwah dengan cara berkelana sarana dakwah yang digunakan berupa pertunjukan
wayang kulit. Alur cerita dan tokoh wayang memuat nilai – nilai islam diantara lagu
yang diciptakannya adalah Dandang Gula.
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan
sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa sejarahwan memulai menelusuri
keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai dan ini dikaitkan
dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan
tertera nama rajanya.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh,
sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlahila l-
Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368),
musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya
runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.
Pembentukan Awal
Selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik az-Zahir putra Sultan
Mahmud Malik az-Zahir, datang serangan dariMajapahit antara tahun 1345 dan 1350, dan
menyebabkan Sultan Pasai terpaksa melarikan diri dari ibukota kerajaan.
"Maka titah Sang Nata akan segala tawanan orang Pasai itu, suruhlah ia duduk di
tanah Jawa ini, mana kesukaan hatinya. Itulah sebabnya maka banyak keramat di tanah
Jawa tatkala Pasai kalah oleh Majapahit itu".
2. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri diMalaka,
Malaysia. Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara, kemudian mencapai puncak kejayaan
di abad ke 15 dengan menguasai jalur pelayaran Selat Malaka, sebelum
ditaklukan oleh Portugal tahun 1511. Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya
kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara.
Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat
digunakan sebagai bahan kajian sejarah, namun keberadaan kerajaan ini dapat diketahui
melalui Sulalatus Salatin dan kronik Cina masa Dinasti Ming. Dari perbandingan dua
sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama
hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari
pemerintahan masing-masing raja Malaka. Pada awalnyaIslam belum menjadi agama
bagi masyarakat Malaka, namun perkembangan berikutnya Islam telah menjadi bagian
dari kerajaan ini yang ditunjukkan oleh gelarsultan yang disandang oleh penguasa Malaka
berikutnya.
Pendirian
3. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri
di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulauSumatera dengan ibu
kota Bandar Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat
Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8
September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh
mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang
imperialisme bangsa Eropa, memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik,
mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan
diplomatik dengan negara lain.
Awal Mula
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada
awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan
menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir,Lidie, Nakur.
Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan
Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang
bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa hingga tahun 1537. Kemudian Salahuddin
digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.
4. Kerajaan Demak
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan
terbesar di pantai utara Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya
merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru
]
mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa
danIndonesia pada umumnya. Walau tidak berumur panjang dan segera mengalami
kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun
1568, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan olehJaka Tingkir.
Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang
menurut tradisi didirikan oleh Walisongo.
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung
Bintara (dibaca "Bintoro" dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi kota Demakdi Jawa
Tengah. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di sana dikenal sebagai Demak
Bintara. Pada masa raja ke-4 ibukota dipindahkan ke Prawata (dibaca "Prawoto") dan
untuk periode ini kerajaan disebut Demak Prawata.
Masa Awal
Menjelang akhir abad ke-15, seiring dengan kemuduran Majapahit, secara praktis
beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Bahkan wilayah-wilayah yang
tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris tahta
Majapahit.
Sementara Demak yang berada di wilayah utara pantai Jawa muncul sebagai
kawasan yang mandiri. Dalam tradisi Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan
penganti langsung dari Majapahit, sementara Raja Demak (Raden Patah) dianggap
sebagai putra Majapahit terakhir. Kerajaan Demak didirikan oleh kemungkinan besar
seorang Tionghoa Muslim bernama Cek Ko-po. Kemungkinan besar puteranya adalah
orang yang olehTomé Pires dalam Suma Oriental-nya dijuluki "Pate Rodim", mungkin
dimaksudkan "Badruddin" atau "Kamaruddin" dan meninggal sekitar tahun 1504. Putera
atau adik Rodim, yang bernamaTrenggana bertahta dari tahun 1505 sampai 1518,
kemudian dari tahun 1521 sampai 1546. Di antara kedua masa ini yang bertahta adalah
iparnya, Raja Yunus (Pati Unus) dari Jepara. Sementara pada masa Trenggana sekitar
tahun 1527 ekspansi militer Kerajaan Demak berhasil menundukan Majapahit.
5. Kerajaan Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada
abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan
dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan
perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan
"jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang
khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasikebudayaan Jawa maupun
kebudayaan Sunda.
Sejarah
Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman,
Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan menjadi salah satu pelabuhan penting
di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan
Nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya. Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi
cikal bakal pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat.
Pendirian
Fatahillah (1568-1570)
Sepeninggal Fatahillah, oleh karena tidak ada calon lain yang layak menjadi raja,
takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas, putra tertua
Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar
Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun.
Panembahan Ratu II (1649-1677)
6. Kerajaan Banten
Kerajaan Banten meliputi wilayah sebelah barat pantai Jawa sampai ke Lampung.
Daerah ini sebenarnya merupakan daerah tetangga kerajaan Pajajaran, yang dalam cerita
Parahyangan dikenal dengan nama Wahanten Girang. Peletak dasar kerajaan Banten
adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Tahun 1526 H, Syarif Hidayatullah
menguasai bagian barat pantai utara jawa untuk mendudukan kerajaan Pajajaran.
Kerajaan Banten dijadikan sebagai basis penyerangan ke kerajaan pajajaran menolak
usaha penyebaran agama islam.
Akhirnya, pelabuhan sunda kelapa berhasil dikuasai pada tahun 1527, tetapi
kerajaan banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan demak, ketika sultan hadiwijaya
berkuasa di Demak. Raja yang pertama adalah Putra Syarif Hidayatullah, Maulana
Hasanuddin. Peguasa kerajaan Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf (1570-1580).
Selama sembilan tahun dibawah pimpinan Maulana Yusuf kerajaan Banten berusaha
mendudukan pakuan, ibukota kerajaan Pajajaran, namun pada tahun 1579 Banten berhasil
menaklukan pakuan.
Setelah Maulana Yusuf meninggal dunia tahun 1580, tahta kerajaan banten jatuh
ke tangan Maulana Muhammad yang masih berusia 9 tahun. Oleh karena masih sangat
muda, kekuasaan pemerintah dijalankan oleh sebuah badan perwalian yang terdiri dari
kali (jaksa agung) dan empat mentri. Badan perwalian ini berkuasa sampai Maulana
Muhammad cukup umur untuk memerintah.
Pada tahun 1757, berdasarkan perjanjian Salatiga, Kerajaan Mataram dipecah lagi
menjadi tiga daerah, yaituKesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, dan
Mangkunegara. Daerah Mangkunegara diperintah oleh Mas Said yang bergelar Pangeran
Adipati Arya Mangkunegara.Pada tahun 1813, Kesultanan Yoogyakarta dibagi menjadi
dua kerajaan , yaitu kesultanan Yogyakarta dan kerajaan Pakualaman. Kerajaan
Pakualaman diperintah oleh Paku Alam yang semula adalah Adipati Kesultanan
YogyakartaKasuhunan Surakarta kerajaan Mangkunegara dan kerajaan Pakualaman.
8. Kerajaan Makassar
Di Indonesia bagian timur terdapat sebuah kerajaan Islam yang memiliki perna
yang sangat besar bagi penyebaran agama Islam, yaitu kerajaan Gowa-Tallo. Kerajaan
Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling
berhubungan baik. Banyak orang mengetahuinya sebagai Kerajaan Makassar. Makassar
sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang juga disebut sebagai Ujung Pandang. Sebelum
abad ke-16, raja-raja Makassar belum memeluk agama islam. Baru setelah datangnya
Dato Ri Bandang, seorang penyiar Islam dari Sumatra, Makassar berkembang menjadi
Kerajaan Islam.
Sultan Alaudin Raja Makassar pertama yang memeluk agama Islam. Ia memimpin
Makassar dari tahun 1591-1638. Sebelumnya, Sultan Alaudin bernama asli Karaeng Ma
‘tuwaya Tumamenanga Ri Agamanna. Setelah Sultan Alaudin wafat, Kerajaan Makassar
dipimpin oleh Muhammad Said 1639-1653. Setelah Muhammad Said wafat, Beliau
digantikan oleh Sultan Hasannuddin. Beliau berkuasa sejak tahun 1653. Masa
pemerintahannya merupakan masa gemilang Kerajaan Makassar
Di bawah pemerintahan Sultan Hasannuddin, Kerajaan Makassar berhasil
menguasai kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, yaitu Rubu,Wajo,Soppeng,dan
Bone. Sultan Hasannuddin juga berniat menjadikan Kerajaan Makassar sebagai penguasa
tunggal di jalur perdagangan Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, Sultan
Hasannuddin harus menghadapi kekuatan armada VOC Belanda sebelum dapat
menguasai Maluku.
Setelah Sultan Hasannuddin turun tahta pada tahun 1669, Mapasomba putranya
berusaha menggantikan kepemimpinan ayahnya dan meneruskan perjuangan-perjuangan
ayahnya melawan Belanda. Pasukan Kerajaan Makassar akhirnya di pukul mundur oleh
Belanda dan jalur perdagangan di kuasai Belanda
BAB III
PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia tidak mudah, melalui
waktu dan proses yang panjang. Awal mula secara pasti kapan masuknya Islam ke Indonesia
tidak diketahui, namun bukti bukti telah menyatakan Islam telah ada sejak dahulu kala di
Indonesia.
Namun di era modern ini, Islam telah menjadi agama mayoritas di Indonesia. Ini
terjadi karena berkat jasa jasa para penyebar Islam di Indonesia terdahulu.