A. Definisi
Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan
yang dilalui oleh anak usia dini. Terdapat dua tujuan diadakan pendidikan anak usia dini, yaitu
tujuan utamanya adalah untuk membentuk anak - anak Indonesia menjadi pribadi yang
berkualitas yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya
sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar selanjutnya
serta bertujuan untuk membantu menyiapkan kesiapan belajar (akademik) disekolah.
1. Abad 18
Pada abad 18, taman kanak – kanak dikenal dengan istilah Kindegarten yang baru dipakai
Froebel tahun 1837 pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak. Awalnya, para
ahli saat itu memandang bahwa hanya anak laki – laki yang harus diberikan pendidikan yang
cukup dengan alasan anak laki – laki merupakan tulang punggung keluarga.
2. Abad 19
Salah satu tokoh pendiri taman kanak-kanak yang tenar pada abad ini adalah Friedrich
Wilheim Froebel (1782-1852). Yang menarik dari sekolah Froebel ini adalah adanya gift dan
occupation. Gift adalah adanya benda-benda riil untuk sarana belajar anak. Benda tersebut
memiliki bangun geometris yang beragam seperti kubus, prima, bola dan kerucut
sedangkan occupation adalah serentetan aktivitas yang urut. Contoh lain adalah menata
balok menjadi suatu bentuk bangunan. Oleh karena itu, Froebel disebut sebagai Bapak
Taman Kanak-Kanak.
3. Abad 20
Pada abad ini muncul pula tokoh pendidikan yang pemikirannya sangat berpengaruh
terhadap perkembangan TK. Erikson, B.F Skinner dan Jean Piaget, Bloom mengembangkan
tujuan pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertahap.
Skinner seorang behaviorist yang menelorkan behavioral adjective atau perilaku yang dapat
diamati untuk mengukur peroleh hasil belajar. Piaget mengembangakn teori perkembangan
anak baik aspek intelektual maupun aspek moral.
A. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan tata cara pengajaran yang terstruktur dan sesuai
dengan anak usia dini yang bertujuan agar pembelajaran dikelas menjadi kreatif, seru dan
beruntut sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik. Metode
pembelajaran pada PAUD tidak hanya mementingkan kreativitas anak, tetapi juga menekankan
pada kecerdasan dan pendidikan karakter anak usia dini. Metode – metode pengajaran
tersebeut antara lain ialah :
Ada isu di internet, yang menyatakan bahwa Kondisi lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di Indonesia memprihatinkan. Selain minim fasilitas,
juga minim ide pengembangan metode belajar mengajar. Dikatakan bahwa metode
pembelajaran paud di Indonesia dari generasi ke generasi tidak mengalami perubahan. Metode
– metode yang digunakan adalah metode – metode lawas.
Anak usia dini dimulai ketika anak mulai memiliki kesadaran individu yakni sekitar 2-6
tahun. Perkembangan pada masa anak usia dini merupakan hal yang menarik untuk
dipelajari. Pada masa ini, anak mengalami berbagai macam perkembangan yang meliputi
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosional, perkembangan
bahasa, dan perkembangan sosial.
A. Perkembangan fisik
- Motorik Kasar
o Usia 2,5 – 3,5 tahun : berjalan dengan baik, berlari lurus kedepan, dan melompat
1
o Usia 3,5 – 4,5 tahun : berjalan dengan 80% langkah orang dewasa, berlari
3
keceatan orang dewasa, melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan
masih kaku.
o Usia 4,5 – 5,5 tahun : menyeimbangkan badan diatas satu kaki, berlari jauh tanpa
jatuh, dan dapat berenang diair yang dangkal
- Motorik Halus
o Usia 2,5 – 3,5 tahun : meniru sebuah lingkaran, tulisan cakar ayam, dapat makan
menggunakan sendok, menyusun beberapa kotak
o Usia 3,5 – 4,5 tahun : mengancingkan baju, meniru bentuk sederhana, membuat
gambaran sederhana
o Usia 4,5 – 5,5 tahun : menggunting, menggambar orang, meniru angka dan huruf
sederhana, membuat susunan yang kompleks dengan kotak - kotak
Selain itu, salah satu perkembangan fisik yang paling penting selama masa
perkembangan awal anak-anak atau masa anak usia dini ialah perkembangan otak.
Pertumbuhan otak pada masa anak – anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran
urat saraf yang berujung didalam dan diantara daerah daerah otak.
B. Perkembangan kognitif
- Tahap sensorimotorik
Tahap ini terjadi pada anak usia 0-2 tahun yang mana merupakan tahapan
dimana anak belum mempunyai pemahaman mengenai suatu objek secara tetap. Ia
hanya mengetahui hal-hal yang ditangkap melalui indranya. Misalnya ketika seorang
anak melihat buah Tomat yang berwarna merah, maka ia hanya mengetahui bahwa
yang berwarna merah itu ialah tomat dan tidak tahu bahwa tomat juga tidak hanya
berwarna merah.
- Tahap Praoperasional
Tahap Praoperasional ini merupakan tahap dimana anak perkembangan
kognitifnya sudah mulai timbul. Tahap ini ditandai dengan berkembangnya
kemampuan symbolic function yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk
mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan symbol. Melalui kemampuan
tersebut, anak mampu berimajinasi tentang berbagai hal. Dia dapat menggunakan
kata - kata, peristiwa dan benda untuk melambangkan yang lainnya. Misalnya, anak
bermain dengn menggunakan kursi, sebagai benda yang melambangkan mobil atau
kuda. Dia membayangkan bahwa kursi sebagai mobil atau kuda sungguhan. Ada juga
yang berimajinasi yang tampak dalam permainannya bermain peras, seperti perang-
perangan, masak-masakan, dan sebagainya.
Meskipun berpikir melalui symbol ini dipandang lebih maju daripada berpikir
pada tahap sensorimotorik, namun kemampuan ini masih mengalami keterbatasan.
Keterbatasan tersebut ialah (1) egosentrisme, yaitu kecenderungan anak untuk
menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut pandangnnya sendiri ; (2) kaku dalam
berpikir ; (3) semilogical reasoning, yaitu anak – anak mencoba untuk menjelaskan
peristiwa – peristiwa alam yang misterius, yang dialaminya dalm kehidupan setiap
hari. Seperti matahari dan bulan dipandang seperti manusia, mereka hidup dan suka
lelah.
C. Perkembangan Emosional
Pada usia paud terlebih usia 4-6/7 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya. Dalam
artian, bahwa akunya atau dirinya berbeda. Bersamaan dengan itu, berkembang pula
perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya terutama orang tua. Jika
orang tua tidak mengakui harga diri anak seperti memperlakukan anak secara keras atau
kurang menyayanginya, maka pada diri anak akan berkembang sikap – sikap keras kepala
atau penentang.
Emosi merupakan ungkapan atau ekspresi dari suasana hai atau apa yang dirasakan.
Ada beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai berikut :
- Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan.
Rasa takut terhadap sesuatu berlangsung melalui tahapan : (1) mula-mula tidak
takut, karena anak belum sanggup melihat kemungkinan bahaya yang terdapat
dalam objek tersebut, (2) timbul rasa takut seteah mengenal adanya bahaya, dan (3)
rasa takut bisa hilang kembali setelah mengetahui cara – cara menghindar dari
bahaya.
- Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan. Kecemasan ini muncul mungkin
dari situasi – situasi yang dipikirkan atau dikhayalkan seperti akibat dari membaca
komik atau menonton film ataupun berdasarkan pengalaman – pengalaman yang
diperoleh. Contohnya perasaan cemas ketika anak takut berada dalam kamar yang
gelap.
- Marah, merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain yang diwujudkan dalam bentuk verbal seperti kata-kata makian
atau nonverbal seperti mencubit, memukul, merusak, dan sebagainya.
- Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah
merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang
kepadanya. Perasaan cemburu ini di ikuti dengan ketegangan yang biasanya dapat
diredakan dengan tingkah laku : (1) permusuhan terhadap yang dianggap saingan ;
(2) regresif, yaitu perilaku kekanak-kanakan seperti mengompol atau menghisap
jempol ; (3) sikap tidak peduli ; (4) menjauhkan diri dari saingan
- Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena
terpenuhi keinginannya.
- Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau
perlindungan terhadap orang lain.
- Phobia, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut ditakuti. Seperti takut
ulat, cicak, dan sebagainya.
- Ingin tahu, yaitu perasaan ingi mengenal. Perasaan ini ditandai dengan pertanyaan-
pertanyaan yang selalu diajukan anak.
D. Perkembangan Bahasa
Selain itu, ada dua tipe perkembangan bahasa anak yaitu : (1) Egocentric Speech, yaitu anak
berbicara kepada dirinya sendiri (monolog) yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, dan (2) Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara
anak dengan temannya atau lingkungannya.
E. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, baik orang tua,
sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya. Apabila lingkungan sosial tersebut
memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka
anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Namun, apabila lingkungan
sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang keras, sering memarahi, acuh tak
acuh, akan cenderung menampilkan perilaku maladjustment seperti egois, senang menyendiri,
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA