Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR


MODUL 4

OLEH :

REPA SURANTI
NIM. 855768029

PRODI S1 PGSD/BI – 119


POKJAR MUARADUA
UNIT PROGRAM PELAJAR JARAK JAUH
(UPBJJ-UT) PALEMBANG
2021/2022.1
MODUL 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Perkembangan Fisik, Motorik, Emosi, dan Sosial


anak.
A. Karakteristik Perkembangan Fisik
1. Pengaruh Keluarga/Keturunan Yang dimaksud adalah faktor keturunan. Anak akan
mewarisi gen dari orang tuanya.
2. Gizi Anak yang dalam pertumbuhannya dibesarkan dengan gizi maupun perawatan
yang serba berkecukupan, akan terlihat lebih besar, lebih tinggi dan sehat untuk
seumurnya.
3. Tingkat Sosial Ekonomi Anak yang dibesarkan oleh keluarga dengan tigkat sosial
ekonomi sosial yang lebih tingg biasanya akan lebih terpenuhi semua kebutuhan
hidupnya, terutama kebutuhan fisik.
4. Faktor Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan
menyebabkan berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan.
5. Jenis Kelamin Sekitar umur 11-12 tahun, anak perempuan lebih cepat tinggi dan
berat daripada anak laki-laki.
6. Kesehatan Anak yang sehat dan jarang sakit, akan terlihat sehat dan segar
penampilannya, aktif bergerak seakan tidak mengenal lelah
7. Suku Bangsa/Ras Keadaan anak dapat juga dipengaruhi oleh suku bangsa/ras yang
diwarisi dari nenek moyangnya.
B. Karakteristik Perkembangan Motorik
 Motorik merupakan gerakan-gerakan tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerja
sama antara otot, otak dan saraf.
 Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila dipelajari dan adanya
bimbingan. Keterampilan anak menggunakan jari-jarinya, seperti menulis, atau
memegang sendok disebut sebagai keterampilan motorik halus. Sedangkan
keterampilan anak berjalan, melompat, melempar, menangkap, berlari serta
menjaga keseimbangan badannya disebut sebagai keterampilan motorik kasar.
 Semakin bertambah usia anak, maka semakin sempurna gerakan motoriknya,
seperti gerakan-gerakan berikut.
1. Cara memegang Anak-anak yang masih kecil, cara memegang sesuatu masih
asal-asalan saja, setelah lebih dewasa, cara memegang sesuatu sudah sempurna
dan siap untuk melakukan segala aktivitas tanganya dengan baik.
2. Cara berjalan Anak kecil yang berjalan, seolah-olah seluruh tubuhnya ikut
bergerak. Namun, pada anak yang lebih dewasa, mereka hanya
mempergunakan otot yang perlu saja, karena mereka sudah dapat
mengoordinasi anggota badanya.
3. Cara memegang Anak kecil yang menendang bola, kedua belah tangannya
mengayun ke depan dengan berlebihan, seakan seluruh anggota badannya ikut
bergerak. Namun, pada anak yang lebih dewasaakan menendang bola dengan
menggunakan kakinnya dengan menempatkan pada objek sasaran dengan
tepat.
C. Karakteristik Perkembangan Emosi
 Anak usia Sekolah Dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama emosi
yang kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya atau orang lain,
sehingga anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan emosinya tersebut.
 Cara mendidik anak yang bersifat demokratis dan permisif akan meninjang ekspresi
emosi yang menyenangkan. Anak akan lebih terbuka, santai, dan mudah bergaul. Usia
Sekolah Dasar merupakan masa peralihan antara masa anak dan menjelang remaja,
sehingga emosi anak kadang-kadang kurang stabil.
 Dengan menanamkan pengertian perlunya menahan luapan emosi yang sangat
berlebihan. Hal tersebut akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain.
Melalui bimbingan tersebut, emosi anak bisa terkendali.
D. Karakteristik Perkembangan Sosial
 Perkembangan sosial berarti suatu gambaran tentang perilaku anak dalam kehidupan
sosialnya. Pada usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai
usia berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat anak terhadap aktivitas
bersama teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan
bahagia apabila dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut.
 Agar anak dapat bersosialisasi dengan baik, perlu belajar mengenal, menafsirkan dan
melakukan reaksi secara tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi.
 Motivasi berteman pada anak Sekolah Dasar dapat dibedakan dalam tiap tahap, yaitu:
tahap pemenuhan kebutuhan, tahap balas jasa, dan tahap teman akrab.
1. Tahap Pemenuhan Kebutuhan Pada tahap ini anak menghargai teman sebagai individu
bukan karena status sosial ekonomi atau yang lainnya, tetapi mereka lebih tertarik
kepada anak lain yang mau bermain bersama, sehingga terjalin persahabatan. Sebab,
anak mengaggap bahwa berteman dan bersahabat merupakan salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhannya.
2. Tahap Balas Jasa Pada tahap ini, anak mendapatkan teman karena adanya suatu
kepentingan rasa keadilan.
3. Teman Akrab Pada tahap ini, anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul
akrab. Mereka saling berbagi perasaan, masalah maupun konflik, bercanda, tertawa,
bercerita, dan kadang-kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian bercanda
lagi, sehingga akan terbentuk ikatan emosional yang mendalam. Perkembangan sosial
anak usia SD merupakan suatu tahapan yang dapat menentukan kkualitas sosial
mereka setelah dewasa. Guru memegang peran untuk membangun kehidupan sosial
siswanya.
 Untuk mengetahui hubungan antar siswa dalam satu kelas, guru dapat
mempergunakan teknik sosiometri. Dalam hal ini, guru dapat mempergunakan teknik
sosiometri untuk mengetahui hubungan sosial mereka. Sosiometri adalah suatu teknik
untuk menggambarkan struktur hubungan yang ada dalam bentuk sosiogram. Adapun
kegunaan sosiometri bagi guru atau konselor adalah dengan sosiometri tersebut dapat
diidentifikasi siswa mana yang memerlukan bantuan dalam menyesuaikan dirinya
teerhadap kelompok.
Kegiatan Belajar 2 : Karakteristik Perkembangan Intelektual, Bahasa, Moral, dan
Spiritual Anak
A. Karakteristik Perkembangan Intelektual
1. Desentrasi dan konservasi Anak punya konsep bahwa perubahan pada satu
dimensi, dapat dikompensasikan dengan perubahan dari dimensi lain.
2. Seriasi Karakteristik lain dari tahap operasional konkret adalah kemampuan utuk
mengatur benda sesuai dengan beberapa dimensi kuantitatif, seperti berat atau
ukuran.
3. Pemikiran rasional Anak dapat membandingkan dua benda atau lebih atau suatu
kejadian. Dalam hal ini anak dapat berpikir secara rasional sesuai dengan yang
mereka lihat.
4. Inklusi kelas Anak pada tahap operasi konkret dapat berpikir secara bersamaan
tentang bagian dan keseluruhan.Selain itu, anak dalam tahap operasi konkret
dapat mengerti bahwa sifat khusus dari benda dapat termasuk lebih dari satu
golongan yang mempunyai hubungan pada satu saat yang disebut dengan prinsip
penggandaan kelas atau relasi.
B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
1. Perkembangan Bahasa Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa.
Bahasa yang digunakan dapat dalam bentuk percakapan, tulis, isyarat tangan, gerak
tubuh, ekspresi wajah, ungkapan musik, dan sebagainya. Tiap individu dituntut
memiliki kemampuan untuk menyatakan/mengekspresikan pikirannya dan
menanngkap pemikiran orang lain melalui bahasa, sehingga komunikasi dapat
berlangsung secara efektif. Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan
proses berbicara, anak akan semakin jelas mengutarakan kemauan, pikiran maupun
perasaannya melalui ucapan atau bahasanya. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan, orang tua atau orang yang selalu dekat dengan anak yangn mampu
memberikan rangsangan dengan cara mengajak berbicara. Dengan sering mengajak
berbicara, maka anak akan cepat berbicara dan mengenal bahasa. Keluarga sebagai
salah satu model yang dapat dicontoh anak dalam belajar bicara, dapat mempengaruhi
kelancaran anak dalam berbahasa.
2. Fungsi Bahasa a Untuk mengekspresikan perasaan b Untuk memengaruhi orang lain c
Untuk menyampaikan informasi
3. Tahap-tahap Berbicara a Menangis Menangis merupakan cara bayi untuk
berkomunikasi dan juga melakukan hubungan sosial dengan sekelilingnya. Melalui
irama, intensitas maupun gerakan badan yanng mengiringinnya tersebut akan
diketahui arti tagisan bayi. b Berceloteh Dengan bertambahnya umur dan semakin
berkembangnya mekanisme suara, bayi dapat mengeluarkan sejumlah bunyi eksplosif.
Suara-suara yang dikeluarkan kalau didengar tidak menimbulkan arti, hanya beberapa
huruf hidup atau mati yang digabungkan sehingga menimbulkan bunyi. c Holofrase
Selain sebagai sarana berkomunikasi, berbicara juga berfungsi sebagai sarana
bersosialisasi. Disamping sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi, berbicara
dapat berfungsi untuk memperoleh kemandirian. d Mengobrol Mengobrol merupakan
bentuk berbicara yang mempunyai makna sosial, bertujuan agar pembicaraannya
didengar dan dimengerti oleh orang lain. Inti dari berkomunikasi adalah mengerti apa
yang dikatakan orang lain.
4. Faktor-faktor yang Memacu Anak Cepat Berbicara a Keluarga Peran orang tua
sebagai pembimbing bicara dan bahasa anak, sehingga akan memacu anak berani
mengutarakan pendapatnya. b Media elektronik Media elektronik dapat membantu
anak untuk belajar bicara dan menambah kosakata. c Sekolah Melalui buku pelajaran,
komunikasi dengan guru dan teman-teman di sekolah, anak-anak dapat meningkatkan
penguasaan kosakata. Mereka juga mampu mennngkatkan pemahaman terhadap
kalimat-kalimat yang dibaca, dan didengar di sekolah.
C. Perkembangan Moral
Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar kata moral yang dihubungkan
dengan tingkah laku orang. Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai
dengan nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat.
1. Perkembangan Moral
Menurut Pakar
a. Menurut Piaget Anak usia 5 tahun mempunyai konsep bahwa benar salah masih
dipahami dengan kaku. Tetapi pada anak usia 11 tahun, proses berpikirnya sudah
mulai berkembang, banyak bergaul dengan teman sebayanya dan adanya pengaruh
dari lingkungan, kadang-kadang mengangggap bahwa berbohong tidak selalu
buruk.
b. Menurut Kohlberg Kohlberg menamakan moralitas anak baik untuk tinngkat
pertama pekembangan moral anak-anak. Pada tahap ini anak mengikuti semua
peratutan yang telah diberikan, dengan tujuan untuk mengambil hati orang lain dan
berharap dapat diterima dalam kelompok. Sedangkan pada tingkat kedua tingkat
perkembangan anak, ia sebut dengan morallitas konvensional atau moralitas dari
aturan-aturan. Pada tahap ini anak menyesuaikan diri pada aturan-aturan yang ada
dalam kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok tersebut.
2. Fakto-faktor yang mempengaruhi moral
a Lingkungan Rumah ; b Lingkungan Sekolah; c Teman Sebaya dan Aktivitasnya ; d
Intelegensi dan Jenis Kelamin
D. Perkembangan Agama
Dalam ajaran agama terkandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dipakai sebagai
pedoman hidup yang universal dan abadi sifatnya. Selain itu, agama mengajarkan untuk
bertingkah laku dan berakhlak yang baik, seperti kejujuran maupun keadilan.
Metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama, antara lain.
1. Metode Bercerita
2. Metode Bermain
3. Metode Karyawisata
4. Metode Demonstrasi
5. Metode Pemberian Tugas
6 Metode Diskusi dan Tanya Jawab

Anda mungkin juga menyukai