PENDIDIKAN SENI DI SD
KELOMPOK 6
Rangkuman Ini Disusun Guna Melengkapi Tugas Tutorial III Pendidikan Seni Di SD
Disusun oleh:
UPBJJ UT-YOGYAKARTA
TAHUN 2021
MODUL 11
KONSEP PENDIDIKAN SENI
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR
Ketika seorang siswa menyanyi dan menari, seluruh ingatan dan memori gerak dan nada maupun
irama berkonsentrasi dalam satu penampilan. Disamping itu, proses menari melatih kerja otak ketika
seorang anak sedang mengunkap kembali cerita tarian tadi yang dikemas dalam bentuk-bentuk gerak,
iringan lagu yang mengandung syair. Proses menari merupakan kesatuan kerja antara fungsi rasa dan
pikir menyatu untuk menyatu untu menggerakkan dorongan berkarya.
Proses kerja rasa digerakkan untuk menciptakan suasana keindahan. Semakin anak diberikan rasa
estetik (keindahan) semakin mampu mengutarakan pendapatnya kepada orang lain, namun sebaliknya
semakin anak mempelajari seni secara mendalam maka kepekaan rasa pun akan tinggi dan dalam.
Pelatihan dalam menciptakan atau memproduksi karya akan memberikan pemindahan kecakapan
(transfer of training) dalam berpikir (kognisi), erasaan (afeksi) dan karsa (psikomotor).
Seni mempunyai peranan pengembangan jiwa secara komprehensif, oleh karenanya pelatihan seni
juga secara tidak langsung membantu kedewasaan berpikir, merasakan serta memotivasi karsa.
Secara umun belajar pasti menemui kesulitan, dan dari belajar ini seseorang akan mencari jalan
keluar. Proses ini disebut dengan belajar. Ada kalanya belajar untuk mencari jalan keluar.
Belum tentu mudah bahkan sebagian diantara siswa akan mengalami kesulitan. Kondisi belajar
ini dapat dibantu oleh guru untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan, yaitu dengan cara
kreatif memahami Kesulitan siswa satu
persatu atau pada umumnya. Cara guru kreatif ini menggunakan cara yang bermacam- macam,
misalnya membuat permainan, gambar atau gerakan memancing ide dan akal siswa muncul.
Seni sebagai bagian dari alat pendidikan memiliki fungsi yang berarti bagi perkembangan anak
didik, diantaranya pendidikan seni sebagai media :
Pendidikan seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata-
kata. Seni memberikan kesempatan ide dan pikiran diungkapkan melalui gerakan sehingga berujud
tarian, demikian pula seni memberi kesempatan mengungkapkan yang dirasakan, gagasan, dan pikiran
anak melalui rangkaian nada dan suara atau mewujudkannya dalam bentuk gambar Pelatihan seni
sebagai media ekspresi diwujudkan dalam bentuk pelatihan komposisi, nada, suara, ritme, bentuk
yang dapat dimengerti orang lain serta gerakan yang membuat orang dewasa terkagum melihatnya.
Pendidikan seni sebenarnya adalah pelatihan berkomunikasi lewat karya seni. Melalui seni anak
dilatih menyusun keindahan kata-kata dengan halus budinya, dilatih berperilaku sopan ketika akan
menjawab pertanyaan, demikian pula akan memberikan kesan yang senang, damai, indah dan
menarik. Karena, pendidikan seni melatih ungkapan komunikasi dikemas dalam tampilan menarik,
indah dan menyenangkan orang lain.
Manfaat yang besar dengan belajar seni adalah seni mengajarkan pemahaman tentang komunikasi
visual sangat penting untuk memmahamkan murid periha
keterkaitan anatara materi pelajaran, susunan objek, maupun arti dari karya yang telah diciptakan
sendiri.
Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk memberikan
kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi sehari-hari secara mandiri.
1. Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap rupa, bunyi, gerak, dan
perpaduannya serta karya kerajinan dan teknologi
3. Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa, estetika, kesesuaian fungsi bentuk, artistik serta memiliki
sikap menghargai dan menghayati
Bakat kesenian adalah kepekaan rasa sesorang terhadap sentuhan seni dan mudah dipahami bentuk,
warna, serta cara mengungkapkannya. Anak berbakat seni adalah anak yang mamu menanggapi karya
seni orang lain serta mampu mensistematikakan sesuai dengan rangsangan tersebut dapat berupa
suara, gerakan dan bentuk-bentuk.
KEGIATAN BELAJAR 3
1. Pengetahuan Seni
Pengetahuan seni dalam mata pelajaran kesenian atau kertakes bebalut erat dengan praktek berkarya
seni. Artinya, ketika seorang guru mengajar praktek berkarya sebenarnya di dalamnya tergambarkan
pengetahuan berkarya sekaligus arti berkarya seni.
2. Apresiasi
Apresiasi diambil dari bahasa asing (aprecciation) yang artinya menilai dengan melalui proses
menghargai dan bertujuan untuk menghargai dan mengerti maupun memahami karya orang lain.
Menurut Primadi (dalam Suprinatun, 2004:33) apresiasi seni sebagai aktivitas mental terdiri dari
beberapa tahapan, antara lain :
1. Kejutan (surprise), yakni respon emosional terhadap sensasi inderawi yang menarik, aneh,
unik dan sebagainya
2. Empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa-indah-estetik dalam wilayah ambang
sadar-tidak sadar.
3. Rasa-betul-estetik, yakni kondisi apresiator menangkap dimensi artistik aspek formal karya seni
sesuai prinsip estetik.
4. Reaksi psikologis terhadap kontent etis karya seni, yakni etika, pesan, dan fungsi karya.
5. Rasa-benar-etis, yakni kemampuan menangkpa dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu
pengetahuan apresiator.
6. Peona haru, yakni efek dari penghayatan dan pencerapan ciri kreasi yang seringkali
melampaui batas-batas formal karya seni.
3. Pengalaman Kreatif
Pengalaman seni atau sering juga dsebut pengalaman kreatif sebenarnya pengetahuan yang aplikatif
yang diperoleh dari berperilaku seni. Pengetahuan dari pengalaman seni tidak teratur maka sudah
saatnya guru memberikan gambaran dan menata ulang menjadi pengetahuan sistematis.
KEGIATAN BELAJAR 4
Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran seni, antara lain :a. Pendekatan Deskriptif, yaitu guru
menjelaskan bermacam-macam binatang dan karakteristik gerakan dengan menggunakan conto-
contoh gerakan binatang tersebut di dalam kelas.
b. Pendekatan Partisipasif, yaitu guru melakukan kegiatan membuat syair puisi terlebih dahulu dan
kemudian syair tersebut diisi dengan nada dan irama sehingga menjadi sebuah nyanyian.
c. Pendekatan Eksploratif, yaitu guru meminta siswanya mencari referensi tentang binatang dan
karakteristik dari berbagai disiplin ilmu maupun pengetahuan lain seperti kamus ataupun ensiklopedia
dan kemungkinan bertanya kepada penjaga kebun binatang secara mandiri.
Model pembelajaran di sekolah dasar untuk beberapa jenis mata pelajaran hampir sama langkah dan
strateginya, karena mereka mendasarkan langkah mengajarnya dari sifat dan karakter siswanya.
Secara keseluruhan model pembelajaan tersebut adalah :
1. Model Bermain
Merupakan kebiasaan anak sejak kecil sampai dewasa pun seseorang suka bermain. Namun,
permainan yang dilakukan oleh anak berbeda dengan permainan yang dilakukan orang dewasa.
Salah satu syarat belajar seni adalah adanya kreatifitas; karena tuntutan dalam berkarya seni adalah
kreatif. Kreati yang dimaksud adalah mempunyai pandangan dan ide yang lain dari yang lain
merupakan gagasana seorang pencipta.
Pendidikan integratif dapat dikemas dalam bentuk permainan kreatif dimana siswa diminta bermain
aktif baik pikiran, perasaan maupun bentuk fisik yang membuat siswa tidak kekurangan akal
mengembangkan ide dan gagasannya. Guru kreatif sebenarnya dapat menciptakan media ataupun
peraga menjadi pengetahuan yang satu atau utuh
MODUL 12: PEMBELAJARAN SENI TERPADU
KEGIATAN BELAJAR 1
Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang guru untuk
menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk informasi yang utuh. Karakteristik
pembelajaran terpadu yang paling menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran
berdasarkan sifat dan fungsinya. Pembelajaran terpadu pada prinsipnya adalah pembelajaran lintas
bidang studi dengan tema dan ikatan arah yang sama sehingga menjadi pengetahuan yang utuh.
Belajar adalah usaha untuk mencari tau sesuatu lewat kinerja tersistem. Misalnya seperti di sekolah,
kursus, maupun penataran. Belajar adalah usaha seseorang mencari tahu, mialnya masalah yang ada
pada suatu objek. Pembelajaran terpadu merupakan usaha mengemas peristiwa belajar yang semula
terpisah dalam paket-paket kecil informasi tersebut menjadi sebuah informasi yang utuh dan memiliki
makna. Agar dapat diimplementasikan dikehidupan nyata. Suatu pengetahuan yang diajarkan ke siswa
dapat dikemas dengan dua cara, sebagai berikut.
a. Materi belajar dikemas dalam sebuah penampilan yang utuh yang memuat beberapa penggalan
pengetahuan (integrated subject metter).
b. Matri pelajaran diberikan secara terpisah dengan disiplin ilmu tersendiri seperti pelajaran
matematika, bahasa, sains, kesenian dan IPS (single subject metter).
Pengembangan materi pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat vertikal dan horizontal.
Pengembangan materi secara vertikal pada pembelajaran terpisah mempunyai arah materi yang
dikemas secara mendalam tanpa melihat keterkaitan dengan materi pelajaran lain.
Pengembangan materi secara horizontal dilakukan oleh furu dengan cara menggabungkan beberapa
mata pelajaran. Contohnya, perbedaan materi dalam lintas bidang sesuai dengan akselerasi belajar
siswa.
4) Terpadu Prinsip, dilaksanakan terpisah dalam mata pelajaran. Model ini dapat
dilaksanakan secara Fragmented, Connected, dan Nested.
5) Terpadu materi, yang disinggungkan (across several disciplines) yang termasuk
didalamnya adalah: sequanced, shared, webbed, threaded, integrated.
6) Terpadu Pengelolaan Kelas, yang cenderung pada pengaturan kelompok belajar siswa dan
struktur kelas.
KEGIATAN BELAJAR 2
a. Memberi pengalaman estetik sesuai dengan tingkat dan kemampuan kejiwaan. Hal ini dicapai
melalui praktek berkarya seni/ berproduksi seni sesuai dengan medium seni.
b. Materi pembelajara seni mengangkat bahasan dari cabag-cabang seni, diantaranya: seni rupa,
seni tari, drama, sastra. Masing-masing cabang seni tersebut merupakan medium pembelajaran seni
disekolah umum.
c. Dala praktek seni, siswa didekatkan dengan lingkungan sekitar sebagai obyek berkarya.
Secara garis besarjiwa kurikulum seni memiliki cakupan, sebagai berikut.
b. Kurikulum praktis, memberi bekal pengetahuan praktis melalui keterampiln hidup dan
mengembangkan potensi alami siswa.
Suharjo (1974) menyarankan agar guru terampil menciptakan strategi belajar, seperti melalui:
a. Pendekatan Partisipatif atau produksi karya seni untuk menemukan hakikat seni.
Dilihat dari substansi kependidikan, kesenian merupakan hasil tumpuan dua disiplin keilmuan, yaitu
pendidikan dan berkesenian. Dalam konteks pendidikan, pendidikan kesenian mengembangkan ranah
jiwa manusia, yaitu: cipta (cognitive), rasa (affective), karsa (psychomotor). Ketiga ranah tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pembelajran praktek atau berkarya seni mempunyai tujuan ideal sebagai media pembinaan
kepribadian manusia kreatif. Pendidikan seni dapat mengembangkan sikap apresiatif dengan
menghargai nilai budaya luhur melalui pembelajaran seni tradisional. Dasar pendidikan seni adalah
memahami prinsip keindahan melalui pengamatan, menumbuhkan rasa percaya diri, serta membina
sikap kreatif.
Secara teknis pembelajaran praktek bertolak dari prinsip-prinip penciptaan karya seni, yaitu:
komposisi, kesatuan, kombinasi, nada dan irama, harmoni, dan ekspresi.
Tema merupakan hal yang pokok serta menjadi dasar berfikir dan bertindak sebagai motivasi
penciptaan seni. Motivasi itu sendiri terdapat 3 bentuk dasar. Sebagai berikut.
a. Artistic motivation, dorongan berkarya seni saat pencipta sedang berkarya seni seberti
menggambar.
b. Intellectual motivation, dorongan berkarya seni akibat anak memandang objek yang dianggap
menarik sehingga ia berkeinginan menggambar.
c. majinative motivation, dorongan batiniah.
Secara teoritis tidak ada perbedaan cara pengungkapan karya seni berdasarkan mediumnya; Rupa,
gerak, dan suara. Pada tampilan medium ini, dirinya diapresepsikan sebagai unsur atau komponen
fisik dan non fisik sekaligus. Komponen fisik, bagian anggota tubuh sebagai perangkat keras dan
penjiwaan gerakan sebagai pembentuk watak gerakan yang khas sebagai perangkat halus.
KEGIATAN BELAJAR 3
Dalam merancang pembelajaran terpadu, terdapat teknik menyusun satuan acara pelajaran
pembelajaran terpadu seni. Rancangan ini bisa dibuat sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Guru dapat merancang pembelajaran terpadu dengan menentukan satu topik terlebih dahulu pada hari
itu. Topik bisa dikaitkan dengan mata pelajaran paling pagi, misalnya: dalam
pelajaran seni tari nanti akan dilanjutkan dengan guru bahasa Inggris yang menceritakan
perkembangan tarian balet dalam operet di Yunani dengan menggunakan Bahaa Inggris.
c. Keterpaduan Konsep
Keterpaduan konsep yang akan dilakukan dalam pembelajaran seni untuk anak sebenarnya lebih dekat
dengan pengertian kelas rangkap dengan satu materi pelajaran kesenian.
Seorang guru mengajarkan kesenian lebih dari satu kelas sehingga dapat menyatukan beberapa
kelas dalam jam yang sama. Guru dapat mengajarkan materi seni rupa yang dihadiri oleh beberapa
kelas. guru memberikan tugas kepada semua siswa dalam satu kelas besar.
Setiap mata pelajaran harus berkaitan antara mata pelajaran yang mempunyai nuansa, ciri, teknik
belajar yang sama. Contoh: pelajaran sejarah mengenai keraton membutuhkan imajinasi. Pada
kesempatan yang sama pelajaran seni tari memperagakan pakaian adat keraton yang akan
digunakan untuk pentas tari. Keduanya dijadikan bahasan yang sama sehingga penghayatan terhadap
perkembangan kerajaan keraton lebih mudah diingat.