Anda di halaman 1dari 33

Intelegensi-bakat dan

kreatifitas
Intelegensi
Intelegensi
 Menurut DAVID WECHSLER, inteligensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir
secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berpikir secara rasional.
 Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara
langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses
berpikir rasional itu.
 Wangmuba, materi psikologi, psikologi
umum, inteligensi merupakan suatu konsep mengenai
kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
 Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat
kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini
memberikan pada individu suatu kondisi yang
memungkinkan tercapainya pengetahuan,
kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah
melalui suatu latihan. Inilah yang disebut bakat atau
aptitude.
 Intelegensi menurut “claparde dan stern” adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental
terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes
telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui
tingkat intelegensi seseorang dan banyak faktor yang
dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang.
 K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah
perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau
pengertian.
Ciri-ciri Intelegensi

1. Rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).


2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada
penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan
masalah yang timbul daripadanya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
intelegensi

1. Pembawaan
2. Kematangan
3. Pembentukan
4. Minat dan pembawaan yang khas
5. Kebebasan
1. Pembawaan
Pembawaan di tentukan oleh sifat – sifat dan ciri – ciri
yang di bawa sejak lahir. “Batas kesanggupan kita”,
yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama –
tama di tentukan oleh pembawaan kita.
Meskipun setiap individu menerima latihan dan
pelajaran yang sama, perbedaan – perbedaan itu masih
tetap ada.
2. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik
maupun psikis) dapat di katakan telah matang jika ia
telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing – masing. Kematangan berhubungan erat
dengan umur.
3. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang
yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang
dilakukan di sekolah - sekolah) dan pembentukan tidak
sengaja (pengaruh alam sekitar).
4. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan


merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapat dorongan – dorongan (motif - motif)
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan
dunia luar (manipulate and exploring motives).
Dari manipulasi dengan eksplorasi yang dilakukan
terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat
terhadap sesuatu. Yang akan menarik seseorang untuk
melakukan kegaitan itu.
5. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih
metode – metode yang tertentu dalam memecahkan
masalah – masalah.
Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai dengan
kebutuhannya.
Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu
tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan
inteligensi.
Tes intelegensi
Tes binet simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang telah
dikelompokan menurut umur (anak-anak umur 3-15 tahun).
Pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang
tidak berhubungan dengan pelajran di sekolah. Seperti :
1.Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
2.Mengulang deretan angka
3.Memperbandingkan berat timbangan
4.Mencertakan isi gambar-gambar
5.Menyebutkan bermacam-macam warna
6.Menyebutkan harga mata uang, dan sebagainya.
 Dengan tes semacam inilah usia kecerdasan
diukur/ditentukan. Dari hasil tes itu ternyata tidak tentu
bahwa usia kecerdasan sama dengan usia sebenarnya
(usia kalender). Sehingga dengan demikian kita dapat
melhat perbedaan IQ (intellegenci quintient) pada tiap-
tiap orang atau anak.
 Ini adalah tes yang pertama kali diciptakan oleh alferd
binet dan theodore simon tahun 1908 di perancis. Tes
ini mulanya sangat sederhana dan hanya untuk anak-
anak saja. Akhirnya mendapat sambutan baik dari para
ahli, sehingga banyak yang menyempurnakannya.
1. 140 – ke atas = luar biasa cerdas (genius)
2. 120 – 139 = sangat cerdas (superior)
3. 110 – 119 = pandai (di atas normal)
4. 90 – 109 = normal
5. 80 – 89 = dull (di bawah normal)
6. 70 – 79 = borderline (garis batas potensi)
7. 50 – 69 = debile
8. 26 – 49 = embicile
9. 0 -25 = idiot
Keterangan
1. Idiot: tingkatan ini termasukkelompok individu
terbelakang. Hanya mampu mengcapkan bebrapa kata
saja. Juga tidak mampu mengurus diri sendiri, makan,
minum, berpakaian, dan kegiatan lainnya. Mereka tidak
dapat ditugasi sekalipun sangat sederhana. Pada
umumnya harus berbaring selama hidup. Badan lemah,
rentan terhadap penyakit, tidak mengetahui bahaya.
Tidak bisa dididik dan kebanyakan berumur pendek.
2. Embisil: masih dapat belajar bahasa, bisa mengurus diri
sendiri, ditugasi ringan seperti mencuci piring, mengepel
lantai. Iqnya rata-rata anak normal usia 3-7 tahun (MA :
3-7), tidak bisa sekolah bersama anak-anak normal.
3. Debil : dapat membaca, menulis, berhitung dalam hitung-
hitungan sederhana.Banyak di sekolah anak-anak normal,
di sekolah masyarakat kurang atau belum maju.
4. Dull (bodoh) : di bawah kelompok normal dan di atas
kelompok terbelakang. Agak lambat dalam belajar, ada
yang sulit menuntaskan SLTP, ada yang bisa
menyelesaikan SLTP, tetapi sulit tuntas SLTA.
5. Normal : kelompok terbesar presentasenya di masyarakat.
6. Pandai : termasuk kategori high average (di atas normal)
7. Sangat cerdas : pada tingkatan ini, mereka mampu
menyelesaikan pendidikan akademi dan biasanya
menjadi leader.
8. Genius : over genius, memecahkan masalah-masalah yang
rumit dan sulit.
 Dengan adanya klasifikasi di atas maka sekaligus
telah dapat diketahui, bahwa yang menjadi ketentuan
bagi intelegensi normal adalah skor IQ antara 90-
109. Dengan pertambahan usia anak, maka anak
mengalami peningkatan intelegensi.
 Peningkatan skor intelegensi pada manusia terutama
terjadi secara pesat ketika manusia masih anak-anak
sampai umur 13 dan 15 tahun, setelah itu intelegensi
peningkatan secara lambat.
Bakat
 Bakat merupakan kemampuan dasar yang pasti
dimiliki oleh individu, kemampuannya ini dapat
digunakan untuk belajar dalam jangka waktu yang
cukup pendek jika dibandingkan dengan orang
lainnya namun hasilnya lebih baik daripada orang-
orang pada umumnya, dapat dikatakan jika bakat ini
merupakan potensi seseorang yang dimilikinya dari
awal ketika sejak dilahirkan.
 Bakat tersebut terbagi menjadi dua jenis yaitu bakat
umum dan bakat khusus. Bakat umum adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang berupa potensi
dasar yang sifatnya memang umum, dalam artian
hampir semua orang memilikinya. Sedangkan bakat
khusus, kemampuan yang dimiliki seseorang berupa
potensi yang khusus berarti tidak semua orang dapat
memilikinya.
Bakat khusus sendiri ada beberapa, antara lain adalah :
1.Bakat verbal yaitu Bakat tentang konsep – konsep yang
diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
2.Bakat numerikal. Bakat tentang konsep – konsep dalam
bentuk angka.
3.Bakat skolastik. Kombinasi kata – kata (logika) dan angka
– angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis,
mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan
hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan
kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram
komputer.
4. Bakat abstrak. Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi
berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk –
bentuk dan posisi-posisinya.
5. Bakat mekanik. Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA,
tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
6. Bakat relasi ruang. Bakat untuk mengamati, menceritakan
pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai
kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau
membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini
merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan
insinyur mesin.
7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal. Bakat tentang
tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium,
kantor dan lain – lainnya.
8. Bakat bahasa. Bakat tentang penalaran analistis
bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik,
stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan
lain – lainnya.
37 Macam-macam Bakat Dalam Diri
Manusia
1. Achiever (berprestasi) : kemampuan yang dimiliki
seseorang yang selalu mendorongnya agar bisa terus
berprestasi.
2. Activator (senang mengaktifkan) : sukai memulai hal-hal
yang sifatnya konkrit.
3. Adaptability (menyesuaikan diri) : orang yang dapat
beradapatasi atau menyesuaikan diri dengan mudah dalam
suatu keadaan.
4. Analytical (senang menganlisa) : terbiasa berbicara dengan
menggunakan ataupun dalam bahasa data.
5. Arranger (senang mengorganisir) :memiliki kemampuan
dalam menyelaraskan keberagaman yang ada. Pandai dalam
mengorganisir sesuatu bahkan sekaligus memiliki
kelenturan yang digunakan untuk membantu pengaturannya.
6. Belief (teguh dalam keyakinan) : memiliki keyaknan dan nilai
yang sama sekali tidak pernah berubah. Paling utama bagi dirinya
adalah menjadi sesuatu hal yang bisa bermanfaat bagi dunia.
7. Command (naluri untuk mengomando): selalu ingin
melakukan pertanggung jawaban. Namun kebanyakan orang
melihat tipikal individu ini seperti orang yang senang
memaksakan sesuatu.
8. Communication (komunikasi): orang yang senang sekali
berkomunikasi, senang berbicara didepan umum baik dengan
lisan maupun tulisan.
9. Competition (kompetisi) : selalu berusaha untuk menjadi lebih
baik dari orang lain. Mereka senang membandingkan
kemajuannya dengan orang lainnya. Mereka sangat menyukai
perlombaan dan persaingan.
10. Connectedness (sambung batin) : memiliki keyakinan yang
kuat saat menjelaskan sebuah gejala secara batin. Selalu merasa
jika dirinya menjadi bagian dari sebuah hal yang besar dan saling
berkaitan.
11. Consistensy / fainess : bakat untuk melihat sebuah kesamaan di
dalam diri setiap orang yang ada. Tidak memberatkan satu pihak
saja menjadi hal penting yang ada di pikirannya.
12. Context (menghubungkan masa lalu dengan masa depan
yang datang) : sejarah adalah hal yang sangat penting bagi
dirinya. Hal apapun yang telah terjadi menjadi pegangan untuk
dirinya agar mengerti apa yang terjadi saat ini.
13. Deliberative (penuh perhitungan) : selalu bertindak dengan
sadar, selalu bertindak dengan berpikir terlebih dahulu dengan
hati hati. “What if?” Menjadi pertanyaan yang selalu muncul di
benaknya dikarenakan kewaspadaan yang dimilikinya.
14. Developer (senang membantu orang yang sedang
berkembang) : memiliki kemampuan dalam melihat potensi di
dalam diri orang lainnya. Saat berinteraksi dengan orang, mereka
bersedia untuk menolongnya agar mencari jalan demi tujuan
yang diinginkan.
15. Dicipline (disiplin) : individu yang memiliki kepiwaian
dalam menciptakan sebuah sistem, jadwal, dan prosedur.
Beresonansi dengan dunia yang lebih teratur.
16. Emphaty (bisa merasakan perasaan orang lain) :
seseorang yang bisa merasakan emosi yang dirasakan orang
lainnya. Memiliki kemampuan saat harus membayangkan
berada di posisi orang tersebut.
17. Focus (fokus) : memiliki tujuan dan arah serta dapat
mengoreksi diri sendiri ketika terjadi penyimpangan.
Namun terkadang cepat merasa bosan jika tidak memiliki
tujuan dari apa yang sedang dilakukannya.
18. Futuristic (memandang ke masa depan) : orang-orang
seperti ini selalu melihat jauh ke masa yang akan datang.
Dapat memberikan inspirasi bagi orang-orang lain yang ada
di sekitarnya terkait dengan visi masa depan yang
dimilikinya.
19. Harmony (keselarasan) : dapat bekerja sama dengan segala jenis orang.
Selalu berusaha agar bisa berdamai dengan orang-orang lainnya, hal ini
karena dirinya menganggap jika pertentangan dan permusuhan tidak
menghasilkan sama sekali.
20. Ideation (penggagas) : selalu penuh dengan gagasan dan ide-ide yang
kreatif. Bahkan dapat dikatakan jika dirinya sangat tergila-gila dengan
ide.
21. Includer (merangkul semua potensi) : senang bahkan cenderung
menerima segala jenis orang. Selalu berusaha agar semua orang memiliki
rasa kekelompokan. Bagi dirinya, semua orang adalah sama dan itu
penting.
22. Individuatization (menyukai orang per orang) : mampu mengenali
hal-hal unik yang dimiliki
23. Setiap orang secara individu.
24. Input (masukan) : memiliki keinginan untuk mengetahui sebuah hal
lebih jauh dan berusaha untuk terus memperbaikinya.
25. Intellection (pemikir) : senang berpikir dan introspeksi diri, senang
sekali melakukan observasi apalagi yang berhubungan dengan filosofi.
26. Learner (pembelajar) : selalu merasa tertantang untuk belajar.
27. Maximizer (senang menjadi yang ter..) : Bagi mereka,
kesempurnaan tak hanya sekedar baik saja namun sudah menjadi
standar dari tipikal orang-orang ini. Apapun yang dikerjakannya,
mereka menuntut hasil yang sempurna.
28. Positivity (melihat dari sisi positifnya) : spontan untuk bisa
mencari hal-hal baik dari seseorang ataupun dari situasi tertentu.
29. Relator (berhubungan baik) : senang untuk mengenal orang lain
lebih dalam lagi. Menikmati hubungan yang dekat dengan orang
lainnya secara pribadi dan nyaman berada di dalamnya.
30. Responbility (bertanggung jawab) : berusaha untuk tetap
memegang janji.
31. Restorative (memperbaiki) : senang untuk memecahkan masalah
dan menemukan penyebabnya serta berusaha untuk
memperbaikinya.
34. Self assurance (keyakinan diri) : memiliki
panduan yang berasal dari dalam dirinya agar dapat
mengatur dirinya sendiri.
35. Significance (senang menonjol) : memiliki
kebutuhan untuk didengar, dilihat dan dihargai.
36. Strategic (ahli dalam siasat) : memiliki
kemampuan dalam melihat pola meskipun kondisi
yang dihadapi rumit sekalipun.
37. 34. Winning other over (menang dari orang
lainnya) : memiliki keinginan yang kuat agar bisa
mendapat pengakuan dari orang-orang di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai