Anda di halaman 1dari 8

1.

Peranan Intelegensi dalam Belajar


Peranan Intelegensi dalam Belajar

1.      Konsep Inteligensi / Kecerdasan

Dalam dunia pendidikan kata inteligensi / kecerdasaan sangatlah akrab di telinga kita   karena
anak-anak dihadapkan dengan berbagai kemampuan intelegensi. Namun, masih banyak
pemahaman yang terkait dengan konsep inteligensi ini. Banyak ahli yang masih belum
sependapat mengenai berbagai hal tentang inteligensi dalam dunia pembelajaran dan
pendidikan. Dilaporkan dalam Journal of Educational Psychology dalam simposium yang
diadakan tahun 1921 bahwa sebanyak 12 orang psikolog yang diminta pandangannya tentang
inteligensi memberikan 12 pandangan yang berbeda-beda. (Woolfolk dan Nicholich).

Inteligensi berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti mengorganisasikan,


menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain (to organize, to relate, to bind
together).

Inteligensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yaitu sebuah daya reaksi
atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap
pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siap dipakai untuk
dihadapkan pada fakta atau kondisi baru.

Berikut definisi inteligensi menurut para ahli :

1)      Thornburg (1984 : 179), inteligensi adalah ukuran bagaimana individu berperilaku.


Inteligensi diukur dengan perilaku individu.

2)      Terman (Walgito, 2010:211), inteligensi merupakan ability yang berkaitan dengan hal-hal


yang kongkrit dan ability yang berkaitan dengan hal-hal yang abstrak. Individu itu inteligen
apabila dapat berpikir secara abstrak secara baik. Dan apabila individu kurang mampu berpikir
abstrak, individu bersangkutan inteligensinya kurang baik.

3)      C.P. Chaplin (Yusuf, 2006:106), inteligensi adalah kemampuan kemampuan dalam


menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.

4)      Clarrade dan Stern (Arisandy, 2006:1), inteligensi merupakan kemampuan


menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa Inteligensi merupakan suatu kemampuan individu dalam
mendayagunakan potensi yang ada pada dirinya sebagai upaya memecahkan suatu
permasalahan untuk beradaptasi pada lingkungannya.

2.      Klasifikasi IQ

IQ (Intelligence Quotient) atau nilai kecerdasan seseorang merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk menjelaskan kemampuan otak kiri seseorang. IQ sering dijadikan tolak ukur
untuk mengukur kemampuan berpikir, berkomunikasi, mengetahui, memahami, menganalisis,
menentukan, dan menjelaskan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang.

Klasifikasi IQ menurut para ahli :

1)      Tingkatan IQ Idiot ( 0-29 )

Seseorang yang memiliki IQ tingkat ini sangat sulit untuk mengurus kebutuhannya sediri, ia
sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam hidupnya. Pemilik IQ ini memiliki kemampuan
yang sangat lemah, bahkan tidak bisa berbicara, serta sangat sulit bertahan hidup.

2)      Tingkatan IQ Imbecile ( 30-40 )

Tingkatan imbecile ini sedikit lebih daripada idiot, walaupun masih membutukan orang lain
dalam kehidupan sehari-harinya.

3)      Tingkatan IQ Debil / Moron / Mentally Retarted ( 50-69 )

Anak-anak yang memiliki IQ debil ini sudah lebih baik daripada tingkatan sebelumya karena
anak-anak yang memniliki IQ ini telah mengikuti pendidikan formal, mesipun di Sekolah Luar
Biasa (SLB). SLB sangat penting bagi anak-anak yang memiliki IQ debil ini.

4)      Tingkatan IQ Dull / Bordeline ( 70-79 )

Anak-anak yang memiliki IQ dull ini tidak lagi tergolong yang terbelakang namun masih belum
dapat digolongkan kepada anak-anak normal.

5)      Tingkatan IQ Below Average / Normal Rendah ( 80-89 )

Anak-anak yang memiliki IQ ini telah digolongkan menjadi anak normal, namun masih berada
diposisi terbawah. Anak-anak yang memiliki IQ ini biasanya lambat dalam memahami pelajaran
di sekolah.

6)      Tingkatan IQ Normal Sedang ( 90-109 )

IQ normal sedang inilah yang banyak dimiliki oleh populasi manusia di bumi, tidak terlalu
rendah dan tidak terlalu tinggi serta kecerdasannya juga normal.

7)      Tingkatan IQ Above Average / Normal Tinggi ( 110-119 )

Anak  yang memiliki IQ ini masih termasuk normal, tapi lebih cerdass dalam mengikuti pelajaran
di sekolah.

8)      Tingkatan IQ Superior / Cerdas ( 120-129 )

Kategori individu yang sangat berpotensi berhasil dalam pendidikan formalnya. Mereka sering
kali berada di kelas-kelas umum dan memiliki nilai-nilai yang tinggi.
9)      Tingkatan IQ Gifted / Very Superior / Sangat Cerdas ( 130-139 )

Kategori very superior ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal menulis, membaca,
mudah memahami ilmu-ilmu eksak dengan mudah, bijak mengatur keuangan, dan cepat
memahami sesuatu. Rata-rata, anak yang berada di kategori very superior ini umumnya
menonjol dalam faktor kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan.

10)   Tingkatan IQ Genius ( >140 )

Individu yang memiliki IQ genius ini telah mampu menyelesaikan masalah dan mampu
menemukan penemuan baaru tanpa mengikuti pendidikan formal. Contoh tokoh yang memiliki
IQ Genius ini adalah Albert Einstein, B.J Habibie, Thomas Alva Edison, dll.

3.      Konsep Multiple Intelligence (kemajemukan inteligensi)

Multiple Intelligences dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk


atau kecerdasan ganda, hal ini merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh
banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari
Harvard. Awalnya ia menemukan 7 jenis kecerdasan yang kemudian ia kembangkan menjadi 8.

Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap lebih
melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih arif
melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini
“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak
pada dasarnya cerdas.

Howard Gardner menunjukkan bahwa tiap-tiap kecerdasan memiliki ciri-ciri yang dapat
dikategorikan ke dalam satu jenis kecerdasan tertentu. Apabila dikaitkan dengan komponen inti
adalah sebagai berikut.

1. Verbal/Linguistic Intelligence

Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi
kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan
efektif dalam hal :

a. berkomunikasi lisan & tulis

b. mengarang cerita

c. diskusi & mengikuti debat suatu masalah

d. belajar bahasa asing

e. bermain “game” bahasa

f. membaca dengan pemahaman tinggi


g. mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat

h. tidak mudah salah tulis atau salah eja

i. pandai membuat lelucon

j. pandai membuat puisi

k. tepat dalam tata bahasa

l. kaya kosa kata

m. menulis secara jelas

2. Logical/mathematical Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan
mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran
yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam
hal :

a. menghitung, menganalisis hitungan

b. menemukan fungsi-fungsi dan hubungan

c. memperkirakan

d. memprediksi 

e. bereksperimen

f. mencari jalan keluar yang logis 

g. menemukan adanya pola

h. induksi dan deduksi

i. mengorganisasikan/membuat garis besar 

j. membuat langkah-langkah

k. bermain permainan yang perlu strategi

l. berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak

m. menggunakan algoritme

3. Visual/Spatial Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan
mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai
dan efektif dalam hal :

a. arsitektur, bangunan 

b. dekorasi

c. apresiasi seni, desain, denah

d. membuat dan membaca chart, peta 

e. koordinasi warna

f. membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya 

g. menciptakan dan interpretasi grafik 

h. desain interior

i. dapat membayangkan secara detil benda-benda 

j. pandai navigasi, arah

k. melukis, membuat sketsa 

l. bermain game ruang

m. berpikir dalam image atau bentuk

n. memindahkan bentuk dalam angan-angan

4. Bodily/kinesthetic Intelligences

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola
objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a. mengekspresikan dalam mimik atau gaya 

b. atletik

c. menari dan menata tari

d. kuat dan terampil dalam motorik halus

e. koordinasi tangan dan mata

f. motorik kasar dan daya tahan


g. mudah belajar dengan melakukan

h. mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)

i. membuat gerak-gerik yang anggun

j. pandai menggunakan bahasa tubuh

5. Musical/Rhythmic Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola
titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang cerdas
dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a. menyusun/mengarang melodi dan lirik

b. bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul 

c. mudah mengenal ritme

d. belajar dan mengingat dengan irama, lirik

e. menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik 

f. memainkan instrumen musik 

g. mengenali bunyi instrumen

h. mampu membaca musik (not balok, dll) 

i. mengetukkan tangan, kaki

j. memahami struktur musik

6. Interpersonal Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespon secara tepat suasana
hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a. mengasuh dan mendidik orang lain 

b. berkomunikasi 

c. berinteraksi

d. beremphati dan bersimpati


e. memimpin dan mengorganisasikan kelompok 

f. berteman

g. menyelesaikan dan menjadi mediator konflik 

h. menghormati pendapat dan hak orang lain

i. melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang

j. sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain 

k. kerjasama dalam tim

7. Intrapersonal Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan
membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Seseorang yang
cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :

a. berfantasi, “bermimpi”

b. menjelaskan tata nilai dan kepercayaan

c. mengontrol perasaan

d. mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda

e. menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung 

f. introspeksi

g. mengetahui dan mengelola minat dan perasaan 

h. mengetahui kekuatan dan kelemahan diri 

i. memotivai diri

j. mematok tujuan diri yang realistis

k. memahami konflik dan motivasi diri

8. Naturalist Intelligence

Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies,


mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik
secara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai
dan efektif dalam hal :
a. menganalisis persamaan dan perbedaan

b. menyukai tumbuhan dan hewan 

c. mengklasifikasi flora dan fauna 

d. mengoleksi flora dan fauna

e. menemukan pola dalam alam

f. mengidentifikasi pola dalam alam

g. melihat sesuatu dalam alam secara detil 

h. meramal cuaca

i. menjaga lingkungan

j. mengenali berbagai spesies

k. memahami ketergantungan lingkungan

l. melatih dan menjinakkan hewan

4.      Usaha Guru Membantu Siswa dalam Belajar Sesuai dengan Potensinya

Guru bisa menjadi inspirator bagi siswa dengan berbagai langkah seperti memberikan contoh
sikap teladaan dan menunjukkan keahliannya untuk dapat menginspirasi siswa. Guru sebagai
observer/pengamat dengan melakukan pengamatan kebiasaan dan kegemaran siswa, lalu
mengkaji dam mempelajari serta berkonsutasi dengan wali kelas daan orang tua siswa yang
bersangkutan. Guru yang memiliki pengalaman lebih harus memberikan semangat kepada
siswa untuk belajar dengan baik serta memotivasi siswa sesuai dengan potensi yang ada,
karena massing-masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai