Aqbar Martino
Kelas : 6KC
NIM : 061730400977
MK : Etika Profesi
Dosen : Ir. Sofiah, M.T
Ringkasan
1. Kecerdasan/Intelegensi
Kecerdasan/inteligensi berasal dari bahasa Latin “intelligence” yang
berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind
together). Pengertian inteligensi memberikan bermacammacam arti bagi para ahli yang
meneliti. Menurut mereka, kecerdasan merupakan sebuah konsep yang bisa diamati
tetapi menjadi hal yang paling sulit untuk didefinisikan. Hal ini terjadi karena
inteligensi tergantung pada konteks atau lingkungannya.
Faktor bawaan, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang di bawa sejak
lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam pemecahan
masalah antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Disamping kebebasan memilih metode
juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Bercirikan kecepatan.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang
rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan
Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
Tabel Interpretasi atau penafsiran dari IQ
TINGKAT KECERDASAN IQ
Sangat cerdas Di atas 140
Cerdas 120 – 140
Pandai 110 – 120
Normal 90 – 110
Bodoh 70 – 80
Debil 50 – 70
Embisil 30 – 50
Idiot Dibawah 50
Kualitas Gagasan
Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar
pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk
memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Akan tetapi, bila masalahnya besar
dimana kita ingin mendapatkan pemecahan baru dan orisinil maka kita
membutuhkan banyak gagasan untuk dipilih.
Teknik Brainstorming
Sinektik
Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk
menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan, maka
proses sinektik mencoba membuat yang asing menjadi akrab dan juga sebaliknya.
Memfokuskan tujuan
Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi
saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat. Apabila prose itu dilakukan
secara berulang-ulang, maka pikiran anda akan terpusat ke arah tujuan yang
dimaksud dan terjadilah proses auto sugesti ke dalam diri maupun keluar.
Kabar baik kita semua adalah bawah AQ ternyata bukan sekadar anugerah
yang bersifat given. AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu,
setiap orang bisa diberi pelatihan untuk meningkatkan level AQ-nya. Di banyak
perusahaan yang dilatihnya, Stoltz berhasil melihat peningkatan kinerja – dalam
berbagai ukuran – para karyawannya. Di sebuah perusahaan farmasi multinasional,
Stoltz mendapatkan fakta bahwa peningkatan AQ para karyawan, membuat
perusahaan lebih mudah melakukan perubahan strategis. Padahal kita semua mafhum,
banyak perubahan strategis yang mahal biayanya karena resistensi para karyawannya.